makalah tugas metododlogi penelitian 1

Upload: putra-saputra

Post on 09-Oct-2015

128 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

tugas penelitian

TRANSCRIPT

  • Tugas Kelompok Metodologi Penelitian

    MAKALAH TUGAS KELOMPOK PRA-PROPOSAL METODOLOGI PENENLITIAN

    ANALISA KERJA MESIN TURBOCHARGER PADA PT.X

    Indra Saputra[1],Harsono[2],Imam Hidayat[3]

    Jurusan Teknik Mesin,Fakultas Teknik Industri, Institut Sains dan Teknologi Al-Kamal

    Jln.Al-kamal Raya No.3 Kedoya Jakarta Barat

    Abstrak

    Turbocharger adalah suatu komponen yang dipasang pada kendaraan bermotor yang bertujuan untuk meningkatkan daya motor dengan melakukan penambahan rapat massa udara yang lebih banyak dibandingkan dengan cara pengisian biasa. Turbocharger terdiri dari sebuah turbin dan sebuah kompresor.

    Banyak yang mengharapkan daya dari kendaraannya dapat meningkat dengan memasang parangkat. Diharapkan dengan memasang perangkat tersebut, daya dari motor akan meningkat dan juga akselerasinya. Perangkat yang dipakai dalam hal ini adalah Turbocharger.

    Dengan penambahan turbocharger, akan membuat campuran udara dengan bahan bakar semakin sempurna atau semakin homogen sehingga pembakaran akan semakin sempurna. Perangkat turbocharger ini mempunyai kelebihan daripada perangkat lainya yang bertujuan unntuk meningkatkan daya. Turbocharger ini digerakkan oleh tekanan gas buang, yang pada umumnya tekanan gas buang dan panas dari gas buang ini tidak dimanfaatkan atau langsung dibuang begitu saja.

    Kata-kunci : Turbocharger, efisiensi termal, konsumsi spesifik bahan bakar.

  • Tugas Kelompok Metodologi Penelitian

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. LATAR BELAKANG

    Dalam perkembangan ilmu pengetahuan dibidang teknologi

    automotif yang semakin maju saat ini khususnya motor penggerak yang

    mengunakan mesin diesel telah banyak diciptakan alat-alat tambahan

    pada mesin yang tujuannya adalah supaya penampilan serta efisiensi

    mesin secara keseluruhan bertambah. Hal ini sangat penting karena

    motor penggerak dengan menggunakan mesin diesel merupakan salah

    satu sarana yang sangat penting untuk pembangkit tenaga listrik, salah

    satu tujuan pemakaian alat tambahan ini adalah untuk memperbaiki

    efesiensi mesin secara keseluruhan. Semua ini adalah merupakan salah

    satu cara untuk mengembangkan teknologi dalam mendukung proses

    pembangunan saat ini.

    Adapun tenaga yang digunakan suatu alat tersebut selalu

    membutuhkan energi, Energi ini diperoleh dalam berbagai bentuk dan

    proses, salah satu penimbulan energi tersebut ada yang menggunakan

    motor bakar atau motor penggerak dimana untuk menghasilkan energi

    tersebut dilakukan dengan membakar sejumlah bahan bakar. Semakin

    banyak energi yang dibutuhkan makin banyak pula jumlah bahan bakar

    yang dibakar sehingga daya yang akan dihasilkan menjadi bertambah

    proses ini dapat terjadi apabila tersedia cukup udara untuk pembakaran

    bahan bakar tersebut didalam silinder.

    Pada mesin diesel pembakaran bahan bakarnya berbeda dengan

    motor bakar lain. Dalam mesin diesel ini bahan bakar diinjeksikan

    kedalam silinder yang berisi udara bertekanan tinggi atau terkompresi.

    Pada kondisi tertentu, daya mesin diesel dapat menurun seperti

    disebabkan oleh ketinggian tempat atau daerah dimana udara atmosfir

    sangat kurang, juga oleh faktor berat beban atau mesin. Hal ini

    memerlukan tambahan sejumlah udara yang lebih banyak sehingga

  • Tugas Kelompok Metodologi Penelitian

    dengan penambahan bahan bakar dapat menimbulkan pembakaran yang

    akhirnya menimbulkan kenaikan daya, inilah yang disebut dengan

    supercharging,

    Untuk menciptakan kondisi supercharge ( kondisi yang

    ditimbulkan supercharge ) telah digunakan orang suatu tambahan yaitu

    turbocharger.

    Banyak hal-hal yang dapat mempengaruhi kemampuan dari motor

    bakar turbin gas (turbocharger) sehingga tidak beroperasi sebagai mana

    mestinya bagi perusahaan yang memakai supercharger (turbocharger)

    hal tersebut merupakan suatu kerugian yang besar bagi perusahaan itu.

    Cara pencegahan yang terbaik adalah melakukan perawatan dan

    perbaikan sesuai dengan prosedur serta ketentuan-ketentuan standar

    yang berlaku.

    Pada kesempatan ini penulis menggunakan motor turbin gas

    (turbocharger) yang dipakai pada mesin diesel Deutz.

    Untuk menentukan kemampuan dari motor turbin gas yang perlu

    diperhatikan antara lain:

    a. Mengetahui besarnya temperatur pada gas buang.

    b. Mengetahui besarnya tekanan yang terjadi.

    c. Mengetahi kerja dari turbin dan kompresor.

    d. Mengetahui dayanya.

    Dari parameter-parameter tersebut penulis ingin mencoba mengetahui

    kemampuan dari turbocharger itu sendiri.

    1.2. RUMUSAN MASALAH

    Berdasarkan latar belakang yang ada serta hubungan dengan

    kemampuan dari turbocharger maka penulis merumuskan masalah dalam

    analisa ini yaitu meninjau parameter-parameter yang terdapat dalam

    kemampuan motor turbocharger.

    1.3. IDENTIFIKASI MASALAH

    Kesempurnaan kerja turbocharger adalah penting bagi mesin dan

    dengan digunakannya turbocharger berarti kerja mesin akan tergantung

  • Tugas Kelompok Metodologi Penelitian

    kepadanya. Apalagi penggunaan turbocharger pada mesin diesel ini

    bukan sekedar untuk mengatasi kekurangan udara akibat ketinggian letak

    dari batas laut atau penambahan daya saja tetapi juga sebagai pensuplai

    udara ke dalam silinder. Sehingga hubungan turbocharger dan mesin

    telah menjadi satu kesatuan yang tak terpisahkan. Dan itu berarti kita pun

    menjadi tergantung kepada kesempurnaan kerja turbocharger, dan

    apabila turbocharger mengalami kerusakan maka kerja mesin akan turut

    pula terganggu dan menyebabkan keseluruhan kerja menjadi terhambat.

    Untuk mengetahui kerusakan yang terjadi didalam turbocharger

    analisa adalah langkah yang paling tepat dilakukan dengan melalui

    urutan-urutan seperti diuraikan pada identifikasi masalah kedalam

    beberapa pertanyaan sebagai berikut: Berapakah temperatur yang keluar

    dari kompresor ? apa sajakah yang menyebabkan timbulnya masalah-

    masalah kerusakan itu ? adakah pengaruh dari kerusakan-kerusakan itu

    bagi effesiensi turbocharger ? dan berapakah tekanan yang terjadi

    didalam siklus ?

    1.4. PEMBATASAN MASALAH

    Pada mesin diesel pemasangan turbocharger harus disesuaikan

    dengan jenis dan tipe mesin yang digunakan. Karena ada bermacam-

    macam tipe mesin, maka turbocharger yang digunakan ada bermacam-

    macam pula, untuk itu maka masalahnya dibatasi hanya pada

    turbocharger jenis Duetz yang digunakan pada mesin diesel pembangkit

    listrik.

    Agar penulis lebih terarah sesuai yang diharapkan penulis maka

    dilakukan penyederhanaan masalah dengan batasan-batasan masalah

    sebagai berikut:

    1. Menghitung tekanan yang terjadi didalam siklus

    2. Menghitung effisiensi cycle

    3. Menghitung temperatur yang terjadi dalam siklus

    4. Daya yang dihasilkan turbin (turbocharger)

    1.5. MAKSUD DAN TUJUAN

    Maksud dan tujuan dari analisa ini adalah untuk mengetahui

    bentuk kemampuan yang baik bagi turbocharger jenis Duetz dan

  • Tugas Kelompok Metodologi Penelitian

    menambah wawasan dalam memahami karakteristik turbin gas

    (turbocharger) sebagai sumber penghasil tenaga listrik.

    1.6. METODE PENELITIAN

    Data merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan

    suatu analisa dalam penulisan dan penyusunan tugas akhir, penulis

    memperoleh data dengan cara sebagai berikut :

    1. Studi pustaka

    Pada metode ini penulis memperoleh data-data dengan

    mempelajari buku-buku serta dokumen-dokumen yang menunjang

    dan dapat digunakan sebagai landasan masalah pokok dari tugas

    akhir ini.

    2. Studi lapangan

    Dalam riset ini penulis mendapat data-data dengan mengikuti

    langsung pengujian motor turbin gas (turbocharger) pada saat

    mesin memasuki start awal pada saat belum memiliki beban

    sampai memiliki beban.

    1.7. SISTEMATIKA PENULISAN

    Untuk mempermudah dalam memahami serta membahas tugas

    akhir ini sistematikanya sebagai berikut :

    BAB I :Merupakan berisikan pendahuluan berisikan latar belakang

    masalah, rumusan masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah,

    maksud dan tujuan, metode penelitian serta sistematika penyusunan.

    BAB II :Uraian mengenai turbocharger, berisikan tentang prinsip kerja

    dari turbocharger, pengertian turbocharger, pengertian supercharging,

    tipe-tipe supercharger, turbocharger.

    BAB III :Menguraikan konsep pengujian turbocharger pada saat start

    dengan load ( perpaduan pengeluaran gas dan udara ) dengan kapasitas

    35% pada saat belum melakukan kerja, 60% melekukan kerja dan

    80%pada saat kerja setabil, power output, effesiensi dari turbocharger,

    pemakaian bahan bakar.

  • Tugas Kelompok Metodologi Penelitian

    BAB IV :Kesimpulan dan saran, menyajikan kesimpulan dari hasil

    analisa dan saran-saran yang perlu disampaikan berdasarkan hasil

    analisa dan kesimpulan.

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    Sebuah motor 4 langkah yang bekerja dengan supercharger

    tekanan isapnya lebih tinggi dari pada tekanan udara atmosfir sekitarnya.

    Hal ini diperoleh dengan jalan memaksa udara atmosfir masuk kedalam

    silinder selama langkah isap, dengan pompa udara yang biasa dinamai

    supercharger.

    Supercharger digerakkan dengan daya yang dihasilkan oleh mesin

    itu sendiri; atau dengan jalan memanfaatkan energi gas buang untuk

    menggerakkan turbin gas dan menggerakkan supercharger. Supercharger

    yang digerakkan oleh turbin gas buang dinamai turbocharger.

    Sebenarnya turbocharger termasuk ke dalam sistem pemasukan

    dan pembuangan gas ( air inlet dan exhaust system ). Dan kesatuan dari

    komponen: seperti saluran buang, saluran masuk, ruang bakar, dan bagian

    lainnya yang berhubungan dengan turbocharger hingga membentuk suatu

    instalasi turbocharger.

    Turbocharger ini terletak di tengah bagian dari saluran buang,

    dimana bagian turbocharger yang berhubungan langsung dengan saluran

    gas masuk ( exhaust gas inlet ) dan saluran keluar ( turbine exhaust gas

    outlet ) yang selanjutnya berhubungan dengan cerobong untuk

    memanaskan boiler. Sedangkan bagian lainya dari turbocharger yang

    berhubungan dengan salutan masuk silinder ( inlet manifold ) adalah

    bagian kompresor sebelum memasuki turbocharger, udara akan melewati

    saluran pemasukan turbocharger ( air inlet to turbocharger). Saluran yang

    berhubungan dengan keluaran kompresor yaitu inlet manifold yang

    biasanya di pasang juga pendingin udara untuk manjaga temperatur udara

    agar tidak terlalu tinggi.

  • Tugas Kelompok Metodologi Penelitian

    2.1. PENGERTIAN SUPERCHARGER

    Untuk mencapai kondisi supercharger ( kondisi yang ditimbulkan

    supercharging ) dewasa ini telah digunakan suatu alat yang disebut dengan

    turbocharger.

    Supercharger ini menurut mekanisme kerjanya ada yang digerakkan

    oleh energi gas buang, sedangkan menurut jenis penghembus yang

    digunakan ada yang menggunakan penghembus jenis sentrifugal. Karena

    supercharger memerlukan kenaikan yang besar kepada udara yang diisap,

    maka istilah penghembus ini sering disebut dengan istilah kompresor.

    Supercharger yang menggunakan kompresor sentrifugal biasanya

    menggunakan energi gas buang, pada akhirnya langkah ekspansi gas

    buang didalam silinder masih bertekanan cukup tinggi yaitu sekitar 30

    sampai 50 psi. Kalau tiba tiba dilepaskan ke dalam saluran buang maka

    akan menimbulkan kenaikan tekanan dan kecepatan. Tekanan dan

    kecepatan yang terkandungdi dalam energi gas buang inilah yang

    dipergunakan untuk menggerakkan kompresor.8

    Energi gas buang ini tidak begitu saja dapat menggerakkan

    kompresor secara langsung tetapi harus ada bagian lain sebagai

    perantaranyaakan menyebabkan kompresor ikut bergerak dalam waktu

    yang bersamaan. Karena alat ini harus mempunyai effesiensi yang tinggi

    hingga menimbulkan effesiensi yang tinggi pula pada kompresor maka

    digunakan turbin yang mempunyai susunan dan bentuk aerodinamis.

    Kata turbin ini sendiri berasal dari bahasa latin yang berarti sesuatu

    yang berputar, dan karena turbin ini digunakan untuk menggerakkan

    kompresor maka alat supercarging ini disebut dengan turbocharger.

    Pengertian lain tentang turbocharger seperti dikatakan kates; bahwa

  • Tugas Kelompok Metodologi Penelitian

    turbocharger adalah kompresor sentrifugal yang digerakkan oleh turbin

    gabuang.7

    Turbin dan kompresor ini dihubungkan oleh satu poros yang sama

    dan keduanya diselubungi oleh selubung atau rumah yang juga penting

    dalam menambah kecepatan masuk udara yang diisap

    2.2. JENIS SUPERCHARGER

    Supercharger telah banyak digunakan orang untuk meningkatkan

    daya mesin dan menurut jenisnya dapat di tinjau dari :

    1. Mekanisme kerjanya.

    2. Tipe penghembus yang digunakan.

    1. Supercharger menurut mekanisme kerjanya.

    Jika ditinjau dari mekanisme kerjanya maka supercharger terdiri

    dari 3 macam yaitu :

    a. Superchager yang digerakkan oleh mesin itu sendiri.

    Pada Supercharger jenis ini tenaga yang di perlukan untuk

    mengoperasikannya diperoleh dari daya mesin itu sendiri dengan perantara

    roda gigi atau sabuk penghantar dengan cara ini memang diperoleh

    kenaikan daya. Tetapi karena tenaga yang digunakan untuk menggerakkan

    supercharger diambil dari daya mesin hingga daya keseluruhan dikurangi

    daya supercharger tersebut, dan peningkatan daya yang dihasilkan menjadi

    kecil sekali.

    b. Supercharger yang digerakkan oleh motor listrik.

    Pada Supercharger jenis ini tenaga yang dipergunakan untuk

    menggerakkan diperoleh dari motor listrik yang di pasang terpisah dari

    mesin dan dihubungkan dengan perantaraan sabuk atau rantai yang

    sesuai.

    c. Supercharger yang digerakkan oleh energi gas buang.

  • Tugas Kelompok Metodologi Penelitian

    Pada Supercharger jenis ini daya yang diperlukan untuk

    menggerakkan supercharger diperoleh dengan memanfaatkan energi gas

    buang dari dalam silinder dan karena daya yang dipakai tersebut diperoleh

    dari gas buang maka daya keseluruhan yang diperoleh menjadi lebih besar.

    2. Supercharger menurut tipe penghembus

    Untuk menaikan tekanan udara mesin empat langkah pengisian

    udar tidak diisap kedalam silinder atau tidak dimasukkan dengan pengisian

    alamiah oleh torak mundur.

    Tetapi didorong masuk dengan tekanan tinggi yang dihasilkan oleh

    pompa atau penghembus terpisah.

    a. Penghembus jenis roots.

    silinder dan gerakannya berputar saling berlawanan arah dalam

    satu rumah roots tersebut. Silinder silinder ini digerakkan oleh daya mesin

    itu sendiri yang dihubungkan dengan roda gigi atau sabuk penghambus

    jenis ini terdiri dari 2 atau 3 keping rotor yang berlobang bentuk dan dari

    poros mesin ke poros penggerak yang disebut dengan impeller. Proses

    kerja jenis penghembus roots ini yaitu udara luar masuk kedalam ruang

    antar lobang rotor, melalui lobang masuk dan oleh putaran rotor, udara

    tersebut terdesak kelubang pengosongan dan mengakibatkan kenaikan

    tekanan.

    Sekarang ini banyak digunakan jenis penghembus roots dengan 3

    lobang pembentuk piringan atau spiral, sehingga suara dan getaran yang

    ditimbulkan juga lebih kecil, pada jenis ini kebocoran menjadi lebih kecil

    sehingga tekanan udara yang dihasilkan oleh penghembus dapat mencapai

    2 psi untuk mesin kecil, dan 2 sampai 6 psi untuk mesin kecepatan tinggi

    dan untuk tugas yang berat.

    b. Penghembus jenis sudu.

    Pada penghembus jenis ini bahwa poros rotornya adalah eksentrik

    dari lobang silinder bergerak kesudu sudu yang bebas didalam alur pada

  • Tugas Kelompok Metodologi Penelitian

    rotor dan juga tepat bersentuhan dengan dinding silinder oleh pengaruh

    gaya sentrifugal, kadang kadang diperoleh lagi dengan pegas dan

    minyak. Lobang lobang masuk dan buang yang kadang kadang

    merupakan deretan alur , tidak mencakup seluruh lebar rotor atau sudu

    sehingga ujung terluar sudu selalu bersentuahan denga permukaan. Dapat

    dilihat bahwa begitu rotor berputar volume gas atau udara terperangkap

    diantara dua sudu dan dipaksa volumenya agar mengecil sebelum dibuang.

    Kesulitan utama pada jenis ini adalah pencegahan kebocoran yang kembali

    dari sisi tekanan tinggi ke tekanan rendah, ini menyulitkan pada kedua

    ujung rotor dimana toleransi yang sempit sulit dipertahankan, khususnya

    karena temperatur bervariasi karena gaya gaya yang tak seimbang tak

    begitu besar

    c. Penghembus jenis sentrifugal

    Pada penghembus jenis ini bahwa udara yang terisap masuk

    menuju poros dari impeller penghembus dan dibelokkan oleh perputaran

    baling baling yang berbentuk sudu berputar dengan aksi gaya sentrifugal

    kecepatan udara menjadi lebih tinggi dan melaui diffuser tekanan udar

    dinaikan dan di suplai kedalam ruang bakar.

    2.3. TURBOCHARGER

    Turbocharger adalah type centrifugal, kompresor yang digerakkan

    oleh turbin, dimana untuk menggerakkan turbin ini diambil dari panas gas

    buang hasil pembakaran. Cara kerja dari turbocharger dimulai dari panas

    yang dihasilkan oleh gas buang hasil pembakaran dan dengan panas

    tersebut menghasilkan tekanan yang akan menekan sudu-sudu turbin yang

    diletakkan di atas diatas saluran buang dari mesin. Turbin dihubungkan

    dengan kompresor melalui poros, sehingga gerakan putar turbin diteruskan

    ke kompresor.

    Kompresor ini berfungsi untuk menghisap udara luar masuk

    kedalam silinder, sehingga kerapatan udara di dalam silender lebih tinggi

    dan metode ini disebut supercharging. Namun karena penggerak

    kompresornya adalah turbin, maka disebut dengan turbocharging.

  • Tugas Kelompok Metodologi Penelitian

    Gambar (1)

    diatas memperlihatkan sebuah turbocharger terpasang.

    Dewasa ini, untuk supercharging pada motor diesel untuk langkah

    lebih banyak menggunakan turbocharger. Hal ini adalah karena daya untuk

    menggerakan tidak membutuhkan daya dari poros mesin itu sendiri,

    disamping dapat memanfaatkan kerugian panas dari gas buang. Namun

    turbocharger tidak dapat menghasilkan daya diatas daya mesin itu sendiri.

    Temperatur udara yang dikompresikan kompresor pada

    turbocharger adalah tinggi hal ini disebabkan hantaran panas dari rumah

    turbin yang disatukan dengan rumah kompresor, sehingga panas dari gas

    buang yang masuk kedalam kompresor menjalar sampai kerumah

    kompresor. Oleh karena itu udara yang masuk kerumah kompresor juga

    mendapatkan panas selain panas yang terjadi oleh gerakan udara itu

    sendiri.

    Dalam hal ini dibutuhkan pendinginan udara yang disebut diffuser

    dan diletakkan diantara kompresor dan saluran masuk dari silinder. Hal ini

    perlu dibuat karena pada motor diesel 4 langkah udara yang masuk tidak

    diinginkan mempunyai temperatur yang terlalu tinggi karena melibatkan

    panas yang berlebihan pada waktu pembakaran ( ekspansi ) dan panas

    yang berlebihan ini dapat merusak komponen-komponen mesin lainnya

  • Tugas Kelompok Metodologi Penelitian

    seperti katup-katup, dudukan katup kepala torak, kepala selinder dan yang

    lainnya.

    Komponen-komponen dari sebuah turbocharger kita lihat dari

    gambar. (2) dari komponen-komponen tersebut yang perlu sekali

    diperhitungkan dalam pembuatanya ( ukuran dan bahan ) adalah

    kompresor, turbin, bantalan dan poros.

    Gambar (2)

    Komponen-komponen turbocharger

    2.4. CARA KERJA TURBOCHARGER

    Gas buang yang masih tinggi ( yang masih memiliki energi ), yaitu

    tekanan dan temperatur tinggi masuk kedalam turbocharger di bagian sisi

    turbin. Aliran gas ini masuk ke dalam impeller dan mengenai sudu-sudu

    dengan gaya yang bekerja pada sudu-sudu tersebut, roda-roda turbin dapat

    bergerak dan berputar sedangkan oleh gaya sentripetal yang bekerja pada

    turbin, gas tersebut dibuang keluar menuju saluran buang dari turbocharger

    ( exhaust gas from turbine ). Berputarnya roda turbin dan roda impeller

    kompresor dihubungkan pada satu poros yang sama.

  • Tugas Kelompok Metodologi Penelitian

    Roda kompresor memiliki susunan dan bentuk yang hampir sama

    dengan roda turbin, dan dengan sudu-sudu serta pengaruh faktor gelincir

    menyebabkan udara terisap masuk. Gaya-gaya yang bekerja pada

    kompresor ini menimbulkan kenaikan tekanan udara yang selanjutnya di

    keluarkan menuju saluran masuk ruang bakar (inlet manifold) tekanan yang

    terlalu tinggi serta pengaruh suhu awal pemasukan udara dan akibat

    terjadinya gesekan akan menimbulkan kenaikan temperature udara. Dan

    untuk mencegah kenaikan temperatur yang berlebihan pada saluran masuk

    ( inlet manifold ) biasanya di pasang pendingin udara,penekanan udara

    oleh kompresor ini menimbulkan kenaikan daya poros pada saat

    pembakaran,dan selanjutya sisa gas buang hasil pembakaran tersebut

    keluar menuju turbin dan proses ini berlangsung terus menerus.

    Gambar 3 Mechanical Tubocharger

    Pada gambar (3) digambarkan al iran -al iran gas buang dan

    udara turbocharger dan instalasinya.

    Intake Manifold

    Exhaust Manifold

    Compressor

    Udara

    Udara

    Exhaust gas Pe

    Pi,Ti

    Pf = Pa

    Pa

    Gas Turbin

  • Tugas Kelompok Metodologi Penelitian

    Gambar 4 Mechanical Tubocharger

    Pada gambar (4) digambarkan aliran-aliran gas buang dan udara

    turbocharger dan instalasinya.

    2.5. PRINSIP KERJA TURBOCHARGER

    Proses langkah pembuangan didalam silinder mesin dilakukan oleh

    piston (3), menyebabkan gas asap hasil pembakaran terdorong keluar dari

    katup buang melalui manifold buang (1) menekan kesuatu roda turbin (6)

    sehingga menghasilkan putaran dan sebagian sisa pembakaran keluar

    atmosfir melalui cerobong (7).

    Blower (5) yang dipasang seporos dengan roda turbin ikut berputar

    sehingga menghasilkan tekanan hembusan,yang menyebabkan terjadinya

    pemadatan udara masuk (4) dengan tekanan diatas satu atmosfir.

    Selanjutnya udara yang bertekanan disalurkan ke manifold masuk

    (2), kemudian masuk kedalam silinder melalui katup masuk.

    Untuk itu mesin diesel dilengkapi dengan turbocharger bertujuan

    untuk memperbesar tenaga mesin tanpa menambah terlampau banyaknya

    berat ukuran mesin.

  • Tugas Kelompok Metodologi Penelitian

    Gambar (5)

    Prinsip kerja turbocharger

    Keterangan:

    1. manifold buang

    2. manifold hisap

    3. piston

    4. udara masuk dari saringan udara

    5. kompresor atau blower

    6. roda turbin

    7. cerobong pembuangan (exhaust).

    2.6. konstruksi dari turbocharger intercooler

    Unit bagian dari turbocharger terdiri dari :

    1. Rumah kompresor (compressor housing).

    2. Pusat inti (centre core).

    3. Rumah turbin (turbine housing).

    1. Rumah Kompresor (blower)

    Rumah kompresor terbuat dari bahan almunium bersambungan

    dengan bagian pusat inti (centre core) ditopang oleh jaminan baut dan

    cincin pelat.

    2. Pusat Inti (centre core)

  • Tugas Kelompok Metodologi Penelitian

    Pada bagian pusat inti terdapat poros turbin dan turbin serta roda

    kompresor (blower), bantalan, ring, cincin pelat, oil, deflector.

    Bagian-bagian yang berputar termasuk turbine shaft, compressor

    whell, shaft bearing, thrust whaser dan oil seal ring. Komponen-

    komponen ini ditunjang oleh bagian center housing. Bagian-bagian yang

    berputar pada turbocharger dioperasikan pada kecepatan dan temperatur

    yang tinggi, sehingga materialnya dibuat sangat selektif dengan

    kepresisian yang tinggi.

    Gambar 6

    Konstruksi bagian dari turbocharger tanpa intercooler

    3. Rumah turbin (turbin housing)

    Terbuat dari bahan Cast Steel dan bersambungan dengan bagian

    rumah pusat inti (center core) dengan memakai cincin baja penjamin.

    Diantara sambunngan rumah turbin dan manifold buang dipasang

    gasket yang terbuat dari bahan stainless steel untuk menjamin

    sambungan tersebut.

  • Tugas Kelompok Metodologi Penelitian

    Gambar 7

    Konstruksi bagian pusat inti (center core) keadaan terlepas

    Keterangan:

    1. Compressor Whell

    2. Piston Ring

    3. O Ring

    4. Bearing

    5. Thrust Whaser

    6. Piston Rings

    7. Insert

    8. Spacer steeve

    9. Thrust Plate

    10. Thrust Ring

    11. Oil Deflecter

    12. Bearing Housing

    13. Shaft and turbin whell

  • Tugas Kelompok Metodologi Penelitian

    2.7. KELENGKAPAN MESIN TURBOCHARGER DENGAN INTERCOOLER

    a. Intercooler (pendinginan Udara)

    Pada Mesin Diesel dengan turbocharger terdapat kelengkapan yang

    disebut Intercooler. Intercooler berfunngsi untuk mendinginkan udara masuk dari

    blower yang panas karena melewati Turbocharger.

    Dengan mendinginkan udara masuk dari Blower ke dalam silinder mesin

    diperoleh berat jenis yang lebih besar,sehingga beratnya bertambah (padat).

    Hal ini dapat menambah jumlah pembakaran bahan bakar dan

    mengakibatkan daya mesin bertambah pula.

    Prinsip kerja dari Intercooler ini udara dari blower bersinggungan dengan

    pipa-pipa air pendinginan sehingga panas udara akan terserap oleh air pendingin

    (raw-water)

    Bentuk Intercooler adalah sesuatau yang bulat khusus atau bentuk

    tabung yang rata dengan bahan anti karat, dilengkapi dengan sirip-sirip

    campuran aluminium. Ada perbedaan-perbedaan dalam hal ini, sehubungan

    dengan jumlah aliran udara dan air pendingin yang dipergunakan, tetapi

    umumnya udara yang lewat keluar cooler dapat didinginkan sebesar 5oC sampai

    10oC.

    Untuk memperoleh tekanan efektif rata-rata sekitar 10Kg/Cm2,maka

    diperlukan menaikkan tekanan udara masuk sedikitkan 0,5 Kg/Cm2.

    Sebagaimana pula suhu dan tekanan berhubungan langsung, maka udara panas

    keluar dari blower yang dapat mencapai suhu 8000C yang akan menaikkan suhu

    lagi, maka perlu kiranya didinginkan. Sesudah pendinginan ini, udara yang padat

    ini ditekan masuk ke dalam silinder yang menaikkan effisiensi proses pengisapan

    udara masuk.

    Bila udara didinginkan 20oC, maka daya mesin dapat dinaikkan 6 sampai

    7% .

  • Tugas Kelompok Metodologi Penelitian

    Gambar 8

    Kontruksi sistem pendinginan udara mesin diesel MTU turbocharger pada

    lokomotif

    Keterangan :

    1. Exhaust gas manifold elbow

    2. Exhaust gas turbocharg

    3. Charge air cooler

    4. Charge air manifold

    5. Condensation water

    2.8. SISTEM TURBOCHARGING

    Apabila suatu alat supercharger di pasangkan pada sebuah mesin diesel,maka

    harus diberlakukan beberapa perubahan pada mesin itu sendiri.7

    Karena Supercharger yang digunakan adalah jenis Turbocharger maka sistem

    yang diberlakukan tersebut di namakan turbocharging.

    2.9. KOMPRESOR

  • Tugas Kelompok Metodologi Penelitian

    Kompresor ini berfungsi untuk menghisap udara luar masuk ke dalam silinder

    melalui saluran masuk. Impeller kompresor biasanya dibuat dari panduan alumunium (

    LM 16 - WP ) atau ( - 355 T 61 ) dan dituangkan jadi satu dengan rumah impeller

    yang terbuat dari almunium ( LM 27 M ).

    Bentuk dari impeller ini dibuat harus sesuai dengan keperluan aerodinamik,

    kekuatan mekanik dan kecakapan menuang.untuk mencapai efesiensi yang

    tinggi/bagus dibentukkan impeller yang berbentuk tipis dan baling baling impeller

    untuk itu biasanya digunakan yang berbentuk sudu. Untuk mendisain pada tekanan 2

    2.5 : 1 kita membutuhkan impeller yang berbentuk miring pada kecepatan 300

    350 m/det .

    Pada gambar 3 memperlihatkan impeller kompresor unit terkecil dari tipe ini

    pada bagian yang miringnya adalah 0,08 m berputar pada 720.000 83.000 rpm.

    2.10.TURBIN

    Turbin yang banyak digunakan pada turbocharger adalah turbin type aliran

    radial yang dilaskan ke poros. Fungsi dari turbin ini adalah menggerakkan kompresor

    dengan perantaraan sebuah poros, roda turbin harus dapat menopang kecepatan

    putar yang tinggi dari kompresor dan tahan pada temperatur gas buang sampai 900k.

    Turbin ini di buat dari baja tahan temperatur tinggi dan rumah turbin dibuat dari besi

    SG ( SG iron ) dan harus tahan pada temperatur 900k.6

    Penyetop stator untuk yang diaplikasikan pada perbandingan tekanan rendah

    ini lebih murah dan menghindarkan sudut gas ( gas angle ) dari stator keluar dari

    perubahan aliran massa dan memberikan effesiensi tinggi diatas luasnya.

    Pada gambar 4 disebelah dapat kita lihat rangka saluran masuk dan stator

    baling-baling digunakan daerah melintang A-A adalah sudut tangensial ini di desain

    untuk dapat mencurahkan masa yang sama rata berkeliling sekeliling rotor, perobahan

    sudut aliran ini merobah kapasitas aliran efektif dari turbin.

    2.10.1 Bantalan dan Poros

    Bantalan diperlukan untuk poros turbin dan kompresor untuk menghemat

    biaya, simple dan murah dalam perawatannya sistem pelumasan dari bantalan ini

    hendaknya didisain supanya dapat menggunakan pelumasn dari mesin itu sendiri

    pada umumnya bantalan jurnal yang paling utama di perhatikan dalam mendisain

    bantalan adalah harus sesuai dengan sistem tersebut. Jarak antara poros dengan

  • Tugas Kelompok Metodologi Penelitian

    gelang 0,02 0,05 mm dan antara gelang dengan rumah bantalan 0,07 0,1 mm.

    Daya yang digunakan untuk mengatasi kerugian gesek pada bantalan sama sekali

    tidak berarti pada keadaan khusus 5 10 % dari daya turbin pada kecepatan penuh.

    2.10.2 Tupang tindih (over lapping)

    Perubahan utama yang dilakukan dalam mesin adalah pengaturan waktu katup

    pemasukan dan pembuangan, waktu pembukaan katup pemasukan di majukan dan

    waktu penutupan katup buang di perlambat, kedua katup dibuat untuk tetap terbuka

    secara serentak untuk sekitar 50 sampai 100 derajat, pemilihan tergantung kepada

    kecepatan normal mesin. Pembakaran yang secara serentak ini disebut dengan

    tumpang tindih atau berimpit sebagian ( overlapping ). Dalam mesin diesel maka

    tumpang tindih dibuat 80 sampai 100 derajat, karena kelebihan udara harus dialirkan

    dari pengisi lanjutan untuk mengimbangi udara yang lari melalui katup buang.

    Kelebihan ini bervariasi dari sekitar 40% sampai lebih menurut perpindahan torak,

    bentuk nok tekanan pengisian lanjut dan kecepatan mesin.

    2.10.3.Kelonggaran Volume

    Dengan cara menurunkan perbandingan kompresi secara teoritis suatu

    kenaikan perbandingan kompresi akan meningkatkan efisiensi panas dan menurunkan

    penggunaan bahan bakar. Tetapi kenaikan perbandingan kompresi akan menaikkan

    pula tekanan gas maksimum dan teperatur pembakaran terlebih lagi apabila

    digunakan turbocharger.

    Untuk mencegah timbulnya tegangan dan tekanan yang meningkat yang

    biasanya ditandai oleh bunyi ketukan dan perenggangan yang berlebihan dari bagian

    mesin maka perbandingan kompresi harus diturunkan sampai ke nilai sebelum suatu

    turbocharger digunakan.

    Dengan penurunan ini akan sedikit menurunkan efisiensi panas tetapi keluaran

    daya akan meningkat karena jumlah bahan bakar yang dibakar mnjadi sedikit lebih

    banyak, sebuah mesin diesel yang pada pengisisan alamiah perbandingan

    kompresinya sekitar 18:1 maka dengan digunakannya turbocharger pada mesin diesel

    itu perbandingan kompresinya disesuaikan menjadi sekitar 14:

    2.10.4.Menambah kecepatan injeksi bahan bakar

    Setelah dilakukan beberapa perubahan baik pada perbandingan kompresi dan

    pengaturan waktu berimpit pada bagian katup maka sesuai dengan pengertian

  • Tugas Kelompok Metodologi Penelitian

    supercharger bahwa selain menambah udara masuk dan oleh penambahab tersebut

    sehingga banyak pula bahan bakar yang akan dibakar persatuan waktu sesuai

    pengaturan waktu dari berimpit sebagian.

    Ini berarti kecepatan injeksi bahan bakar harus dipercepat, kecepatan injeksi bahan

    bakar berarti banyaknya bahan bakar yang diinjeksikan ke dalam ruang bahan bakar

    dalam satu persatuan waktu atau dalam derajat perjalanan engkol.8 Kalau kecepatan

    dari injeksi ini tinggi maka jumlah bahan bakar tertentu akan diinjesikan dalam waktu

    yang singkat, dan kalau di kehendaki suatu kenaikan kecepatan injeksi maka perlu

    dipergunakan ujung nozel dengan lobang yang lebih besar untuk mempercepat

    jangka waktu injeksi bahan bakar.

    2.11. PEMBONGKARAN ATAU PELEPASAN TURBOCHARGER

    1. Sebelum pembongkaran atau pelepasan, pelajari dulu buku petunjuk dan beri

    perhatian secara mendalam tentang cara urutan kerja yang benar dan alat-alat yang

    diperlukan.

    2. Siapkan tempat untuk suku cadang yang akan dibersihkan.Pergunakanlah peralatan

    yang sesuai dan dengan cara bertahap-tahap untuk bongkar pasang.

    3. Atur bagian-bagian yang telah dilepas sedemikian rupa hingga bagian-bagian dari

    blower dan turbin berada terpisah.

    4. Perhatiankan bagian-bagian mesin yang rusak, perhatikan khusus harus diberikan

    pada sudu turbin dan blower dan bagian-bagian labirin.

    5. Cucilah semua bagian-bagian tersebut tapi jangan menggunakan pembersih yang

    bersifat korosif jangan memakai sikat kawat atau sejenisnya, ini akan memudahkan

    tergoresnya bagian-bagian yang berpresisi tinggi.

    Gambar (9)

    a.dalam keadaan terlepas.

  • Tugas Kelompok Metodologi Penelitian

    b.keadaan utuh bulat.

    2.12. HAL HAL UNTUK DIJAGA SELAMA OPERASI DIESEL TURBOCHARGER

    Yakinkanlah bahwa minyak pelumasan tersebut ada didalam supercharger yang

    melumasi sendiri pada bagian turbo.

    Hindarilah keadaan-keadaan yang tiba-tiba pada putaran mesin.

    Dengarkanlah suara dari blower yang bekerja dan yakinlah bahwa tak ada suara-

    suara aneh terjadi.

    Bila ada suara aneh atau mesin dihentikan periksa akan sumber suara tersebut.

    Bila tiba-tiba terjadi penurunan putaran atau tiba-tiba mesin seakan-akan mau

    berhenti karena tak seimbang, hindarilah perubahan-perubahan tersebut kecuali

    untuk keadaan memaksa atau darurat.

    Setelah menjalankan mesin pada putaran tinggi atau beban penuh,jalankan mesin

    secara idle (pelan-pelan tanpa beban) untuk waktu 3 sampai 8 menit sebelum mesin

    dihentikan, bila ini tak dilaksanakan bantalan poros turbin akan rusak.

    2.13.ALIRAN PELUMASAN PADA TURBOCHARGER

    Tidak peduli bagaimanapun baiknya sebuah mesin di rancang dari segi

    efisiensi panas dan kekuatannya dan bagaimanapun baiknya pembuatan dari segi

    bahan dan pengerjaanya, kalau pelumasan dari semua bagian yang bergerak tidak

    diperhatikan dengan baik, maka mesin akan tidak berjalan sama sekali atau

    menunjukkan keausan berat dan umur pendek.5

    Tentang pelumasan barang kali merupakan yang paling penting dari seluruh

    perincian operasi turbocharger. Minyak pelumas yang buruk atau penggunaanya yang

    salah dari minyak baik, menyebabkan banyak gangguan yang dialami dalam operasi

    turbocharger.

    Turbocharger mendapat pelumasan pada saat engine mulai beroperasi. Pada

    saat engine atau mesin beroperasi, oli dari dalam panic oli ( oli pan ) mengalir melalui

    saluran isap ke pompa oli (oli pump ), dan dari pompa oli ditekan dan dialitkan menuju

    pendingin oli ( oli cooler ) dan sebelum memasuki turbocharger oli disaring oleh

    penyaring oli ( filter oli ). Oli masuk ke dalam turbocharger dalam keadaan bersih

    melalui suatu saluran ( oli supply line ), dan setelah melumasi bagian-bagian dalam

    turbocharger oli kembali di bagian bawah rumah pusat, dan melalui suatu saluran ( oli

    drain line ) oli kembali menuju ke panci oli.

  • Tugas Kelompok Metodologi Penelitian

    Gambar (10)

    saluran pensuplai dan pengeluaran oli dan penunjang turbocharger

    Setelah oli disalurkan melalui saluran pensuplai ( oli supply line ) oli menuju

    bagian atas rumah pusat ( center nousing ) dan masuk ke lobang saluran ( oli inlet port

    ) yang kemudian mmenuju saluran saluran lain untuk melumasi poros,bantalan poros

    ( bearing ), bantalan tekan ( trusht bearings ), gelang piston ( piston rings ). Dan untuk

    mencegah masuknya oli kebagian kompresor dan turbin,disekat oleh gelang penyekat

    ( seal ring ).

    Gambar (11)

    aliran oli dalam turbocharger

  • Tugas Kelompok Metodologi Penelitian

    Dan setelah melumasi dan mengeringkan,mendinginkan komponen

    komponen turbocharger, oli keluar melalui lobang pengeluaran akibat gaya gravitasi,

    menuju saluran balik oli ( oil drain line ) dan kembali ke panic oli ( oli pan ).

    Pemberian pelumasan paada turbocharger ini tidak boleh terhenti walupun

    hanya dalam sedetik saja.

    Pada turbocharger Caterpillar biasanya dilengkapi dengan sebuah katup (

    bypass value ), dimana apabila tekanan oli rendah dan filter tidak bekerja dengan baik

    atau mengalami kemampatan, maka katup setelah melewati pendinginan oli. Dan dari

    katup itu oli dari pompa oli bergerak menuju turbocharger hal ini biasanya berbahaya

    karena oli yang langsung masuk dari pompa oli menjadi tidak tersaring, dan dapat

    menimbulkan kerusakan pada turbocharger.

    Gambar (12)

    katup bypass ( bypass valve ) saat terjadi gangguan pada filter atau

    tekanan oli rendah dan saat keadaan normal.

    2.14. MEMELIHARA MESIN DIESEL TURBOCHARGER

    Perawatan yan baik adalah kunci keawetan untuk semua jenis mesin

    diesel. Terlebih lagi bila mesin tersebut menggunakan turbocharger, karena

  • Tugas Kelompok Metodologi Penelitian

    beban kerja perangkat turbocharger itu sungguh luar biasa karena beroperasi

    pada suhu gas buang sekitar 9000c(derajat celcius).

    Sewaktu mesin ini dioperasikan pada beban penuh, kecepatan

    putarannya bias mencapai 115.000 rpm. Bagaimana paling kritis dari sebuah

    perangkat turbocharger yang perlu mendapatkan perhatian khusus adalah

    penyangga atau penopang porosnya.

    Kebanyakan turbocharger memakai bantalan pemikul model bebas

    (full floating bearing). Bantalan ini menyebabkan beban kerja berkurang

    lantaran poros dan rumahnya akan berputar bebas. Jadi beban kerja turbin

    maupun kompresor ditopang sepenuhnya oleh rumah poros, menyebabkan

    umur bantalan poros akan lebih awet.

    Sangat penting dan perlu diperlihatkan, setiap diesel yang menggunakan

    turbocharge, oli pelumasan mesinnya akan cepat menurun, karena minyak

    pelumasan disamping untuk pendinginan oli mesin juga bertugas untuk

    melumasi alat turbocharge itu sendiri.

    Dengan demikian, oli mesin berikut saringan udara perlu adanya

    perawatan yang teratur.2

    Bila perlu gunakan oli sintetik yang terbaik dengan memakai minyak

    pelumas Diesel Shell Rimula x (15W40 CH4), shella rimula D 40 CF, shel

    helix diesel super 15W 40. Menekan pedal gas atau accelerator terlampau

    dalam sesaat dapat menyebabkan rusaknya bantalan poros turbin dan

    kompresor. Bila terus dipaksakan maka bantalan itu akan mendapatkan

    pelumasan yang tak mencukupi.

    Bantalan akan lebih cepat aus dan rusak,untuk itu ada baiknya mesin

    dibiarkan dulu bekerja pada putaran langsam sekurangnya 30 detik. Hal ini

    mesti dipatuhi, terlebih setelah dilakukan penggantian oli pelumas atau

    saringan udara.

    Mematikan mesin diesel turbocharge

    Mematikan mesin yang dilengkapi turbocharge maupun supercharge

    tidak aman jika dilakukan begitu saja, apalagi sehabis mesin itu digunakan

    secara maksimal pada kecepata dan beban tinggi. Bila dilakukan sembarangan

    saja, mengakibatkan turbin, bantalan dan porosnya akan mendapatkan

    pendinginan dari oli pelumas dan air pendingin.

  • Tugas Kelompok Metodologi Penelitian

    Efek sampingnya, bantalan dan bagian yang ditopangnya dalam hal ini

    poros, turbin dan kompresor akan cepat rusak. Putaran mesin diesel sebaiknya

    dibiarkan langsam beberapa saat sebelum mesin dimatikan. Tujuannya agar

    sirkulasi oli pelumas dan air pendingin tak berhenti seketika sehingga tehangan

    temperature atau suhu yang terjadi pada poros, turbin dan bantalannya juga tak

    menurun seketika. Membiarkan mesin berputar langsam poros turbin dan

    komponen lain akan mendapat pendinginan yang efektif karena temperatur

    gas buang saat itu tidak terlampau tinggi yaitu sekitar 300-400oc.

    Penggunaan turbocharger

    Untuk penggunaan dengan turbocharger exhaut manifold mesin diesel

    dibagi sebagai berikut:

    Mesin 4,6 silinder : dilengkapi dengan 2 buah saluran gas buang

    (exhaust manifold).

    Mesin 5,9 silinder : dilengkapi dengan 3 buah saluran gas buang

    (exhaust manifold).

    Mesin 7,8 silinder : dilengkapi dengan 4 buah saluran gas buang

    (exhaust manifold).

    Gambar (13)

    Perlengkapan sistem turbocharger sebuah mesin diesel.

  • Tugas Kelompok Metodologi Penelitian

    Gambar (14)

    Kontruksi dari turbocharger

    Pada mesin diesel yang menggunakan turbocharger maka garis buang berada

    di bawah garis isap. Hal ini disebabkan pada langkah isap, udara dimasukkan ke

    dalam silinder oleh kompresor, sehingga memiliki tekanan yang lebih tinggi dibanding

    tekanan atmosfir.

    Gambar 15 : Siklus tekanan terbatas mesin diesel yang menggunakan turbocharger

    Proses (0 1), langkah isap, dalam proses ini udara dipaksa masuk ke dalam

    silinder oleh penghembus atau kompresor pada tekanan konstan, sehingga tekanan

    pengisian lebih tinggi dibandingkan tekanan pengeluaran dari tekanan atmosfir. Dalam

    hal ini udara seolah-olah melakukan kerja sebesar :

  • Tugas Kelompok Metodologi Penelitian

    Vo) - (Vi Po j

    1-Wo

    Positif berarti fluida kerja melakukan kerja.

    Proses (1 2) langkah kompresi. Pada proses ini udara dimampatkan secara

    isentropik (adiabatik dan reveriabel). Jadi kerja Q = 0 dan DS = 0 sehingga kerja yang

    dilakukan adalah :

    Ue- Ui DU j

    2-W1

    Negatif : Berarti fluida kerja dikenai kerja

    W1 2 = Kerja pada langkah kompresi m/kg

    J = Faktor pengubah satuan 4/7 mkg/kcal

    Ui = Ue = Energi dalam kcal

    Proses (2 3) pemasukan kalor pada volume konstan. Sesudah torak

    mencapai TMA (Titik Mati Atas) kalor (Q2 3a) segera dimasukkan pada volume

    konstan. Fluida kerja tidak melakukan atau dikenai kerja sehingga W/J = 0. Oleh sebab

    itu

    Q2 3a = U3a U2 = Gov (T3a T2) positif pemasukan kalor

    Q2 3a = Jumlah kalor yang masuk. Kcal

    Gov = Berat gas kalor spesifik. Kcal/oK

    T3a dan T2 = Temperatur mutlak. oK

    Proses (3a 3). Pemasukan kalor pada tekanan menurun. Jadi Q = 0 dan kerja

    yang dihasilkan :

    433 V - V DU- J

    4 -W

    Proses (4-5) proses pengeluaran kalor. Setelah torak mencapai TMB (Titik Mati

    Bawah) maka sejumlah kalor dikeluarkan dari dalam silinder, sehingga temperatur

    kerja dari fluida akan turun. Proses ini berlangsung pada volume konstan, maka kalor

    yang dikeluarkan adalah :

  • Tugas Kelompok Metodologi Penelitian

    Q4 5 = DU = Gov (T4 T5) Negatif. Menyatakan kalor dari dalam silinder, atau

    Q keluar = Gov (T4 T5)

    Proses (5 6) langkah buang. Pada proses ini fluida kerja didorong keluar dari

    dalam silinder pada tekanan konstan. Jadi fluida kerja sebesar :

    J

    U6)- (U5 P

    J

    6-W5

    Selanjutnya proses proses ini akan berulang kembali dan apabila siklus

    dijalani, siklus ini dinyatakan lengkap.

    2.15 TEKANAN EFEKTIF RATA - RATA

    Tekanan efektif rata-rata (Prata-rata) adalah kerja yang dihasilkan per siklus

    dalam satu silinder dibagi volume langkah isap torak. Untuk mengetahui efek super

    charging terhadap tekanan efektif rata-rata. Lebih dahulu ditinjau mesin diesel dengan

    tanpa supercharging.

    Prata-rata = V

    W

    VL

    W

    Dimana :

    W = Kerja yang dihasilkan / siklus

    V = Volume langkah

    Kerja yang dihasilkan / siklus adalah

    W = Qm mtu

    Dimana : Qm = Jumlah kalor yang dimasukkan pad awaktu torak berada

    pada titik mati atas (TMA)

    mtu = Efisiensi thermal dari siklus udara

    Sehingga dengan menggabungkan persamaan (1) dan (2) didapat :

  • Tugas Kelompok Metodologi Penelitian

    Prata-rata = 21 VV

    tuQm

    Dimana : V1 = Volume silinder

    V2 = Volume ruang bakar

    Dengan menggunakan supercharger atau turbocharger mesin menjadi

    supercharging atau turbocharging sehingga volume udara yang diisap bertambah.

    Dengan bertambahnya udara maka tekanan rata-rata (Pe) semakin besar untuk

    beberapa motor diesel 4 langkah putaran sedang yang menggunakan supercharger

    atau turbocharger. Pe bisa mencapai 20 kg/cm2. Bahkan pada motor diesel putaran

    tinggi bisa mencapai 17 kg/cm2. Dalam hal ini tekanan isap sekitar 3 kg/cm3. Dengan

    penggunaan supercharger atau turbocharger temperatur udara akan naik, sehingga

    menyebabkan turunnay volume udara (V). namun dengan dipergunakannya alat

    pendingin (intercooler) kerugian (turunnya harga Y) tersebut dapat diimbangi.

    Dengan bertambahnya Pe berarti kalor yang dihasilkan setiap langkah juga

    lebih besar, sehingga kepala silinder, katup-katup, dudukan katup dan kepala torak

    akan bertambah panas. Untuk itu diperlukan konstruksi mesin yang lebih bagus

    disamping memperpanjang komponen-komponen tersebut dengan udara segar yang

    dimasukkan sewaktu langkah isap.

    2.15.1 Power Output

    Dengan penggunaan supercharging pada motor diesel 4 langkah akan

    membuat tenaga yang dihasilkan (power output) dari mesin tersebut lebih kasar untuk

    setiap siklus kerja dibandingkan dengan mesin diesel 4 langkah tanpa supercharging

    atau turbocharging. Hal ini bisa dicapai, karena dengan penggunaan supercharging

    didapat keuntungan keuntungan lebih besar sehingga :

    1. Udara yang diinduksi setiap siklus kerja lebih besar, sehingga menambah volume

    isap

    2. Efisiensi mekaniknya akan lebih besar

    3. Selama proses pertukaran gas, sejumlah kerja yang dilakukan, dihasilkan kembali

    pada supercharger atau turbocharger.

    4. Dengan supercharging mengakibatkan temperatur gas lebih bersih dan berkurang

    dalam silinder. Berkurang gas sisa akan membantu dalam pembakaran dan

    memperbaiki efisiensi volumetrik.

  • Tugas Kelompok Metodologi Penelitian

    Dengan bertambahnya volume udara yang diinduksi setiap siklus, akan

    menambah faktor kelebihan udara yang akan menyebabkan makin banyak bahan

    bakar yang dapat dibakar. Hal ini akan membuat bertambahnya daya yang dihasilkan.

    Faktor kelebihan udara ( ) ini dapat dicari dengan persamaan di bawah ini :

    = st

    bb

    ud

    R

    G

    G

    Dimana : Gud = Berat udara yang dimasukkan

    Gbb = Berat bahan bakar

    Rst = Perbandingan udara bahan bakar stoikonometri

    Harga Rst ini adalah

    Rst = bb

    ud

    G

    G

    Sehingga dengan bertambahnya Gud akan menambah perbandingan faktor kelebihan

    udara ( ).

    Pada gambar memperlihatkan pengaruh dari supercharging terhadap tenaga

    yang dihasilkan dan efisiensi kerja dari sebuah mesin. Dari gambar tersebut dapat

    dilihat bahwa daya yang dihasilkan maximum pada perbandingan supercharging

    sekitar 2 3.

  • Tugas Kelompok Metodologi Penelitian

    Diagram efek supercharging pada daya dan effisiensi

    2.15.2 Efisiensi Mekanik

    Pertambahan tekanan pada supercharging akan menambah muatan gas dan

    oleh sebab itu dibutuhkan komponen komponen dari mesin yang lebih kuat serta

    bertambahnya luas ukuran mesin. Untuk membuat komponen-komponen dari mesin

    yang lebih kuat, sudah tentu akan menambah berat dari komponen tersebut. Hal ini

    akan menambah tenaga gesek dari komponen mesin yang bersentuhan /

    bersinggungan. Tetapi dengan penggunaan supercharging akan menambah bmep jauh

    lebih besar jika dibandingkan dengan pertambahan tenaga gesek. Sebagai gambaran,

    pada motor diesel 4 langkah dengan penggunaan supercharging akan menambah

    tenaga gesek sebesar 7,5% namun untuk bmep-nya bertambah 40% untuk

    supercharging 60% sehingga efisiensi mekanik dari motor diesel 4 langkah yang

    menggunakan turbo charging lebih besar dibandingkan dengan yang tanpa

    supercharging.

    Pada gambar memperlihatkan efisiensi mekanik untuk motor diesel 4 langkah 6

    silinder dengan menggunakan supercharging.

  • Tugas Kelompok Metodologi Penelitian

    Diagram efisiensi mekanik dari mesin diesel supercharged

    2.15.3 Efisiensi Volumetrik

    Efisiensi volumetric adalah perbandingan berat udara yang diisap dengan

    volume langkah torak untuk setiap langkah isap. Pada mesin diesel 4 langkah, jika

    jumlah udara yang terisap pada kondisi isapnya sama dengan banyak volume langkah

    toraknya disebut suatu yang ideal. Efisiensi volumetric dapat didefinisikan dengan

    persamaan berikut :

    (P.T) padarak langkah to olumesebanyak vsegar udaraBerat

    (P.T) pada sapsegar teri udaraBerat V

    Besarnya efisiensi volumetrik tergantung pada kondisi isap (P.T) yang

    ditentukan. Namun efisiensi ideal (harga perbandingan di atas = 1) tidak akan tercapai

    pada kondisi tanpa supercharging. Hal ini disebabkan beberapa faktor diantaranya

    dengan pemakaian saringan udara pada saluran masuk yang menghambat sebagian

    udara yang diisap, sehingga (P.T) sesudah saringan menjadi lebih rendah dari pada

    (P.T). Pada motor diesel 4 langkah. Pada kondisi tanpa supercharging, besarnya

    efisiensi volumetrik berkisar 0,80.

  • Tugas Kelompok Metodologi Penelitian

    Dengan supercharging, jumlah udara yang dimasukkan akan lebih besar dari

    pada mesin yang tanpa supercharging. Efisiensi volumetrik pada kondisi supercharged

    dapat didefinisikan dengan persamaan di bawah ini :

    edsuperchargkeluar saluran kondisi padadiukur yang

    rak langkah to olumesebanyak v udaraJumlah

    siklusper terisapyangsegar udaraJumlah U

    Dengan bertambahnya jumlah udara yang diisap pada pemakaian

    supercharging akan menaikkan efisiensi volumetrik dan harganya di atas 0,8.

    2.16 . PEMAKAIAN BAHAN BAKAR

    Tenaga untuk men gerakkan supercharger besarnya berbeda untuk setiap

    supercharging. Jika supercharger digerakkan secara langsung oleh mesin. Sebagaian

    tenaga yang dihasilkan oleh mesin akan digunakan untuk menggerakkan

    supercharger. Namun sebagian tekanan muatan dari supercharger tidak digunakan

    sepenuhnya. Ini akan mengakibatkan kerugian. Dengan demikian pemakaian bahan

    bakar spesifik secara mekanik menggerakkan supercharger akan kelebihan pada

    sebagian muatannya. Pad amotor diesel 4 langkah dengan menggunakan

    supercharging pemakaian bahan bakar spesifik lebih rendah dibandingkan dengan

    mesin dalam kondisi tanpa supercharger. Ini disebabkan karena pembakarannya lbih

    baik dan bertambahnya efisiensi mekanik. Pada supercharger yang penggeraknya

    adalah gas buang dari mesin tidak membubuhkan usaha dari mesin, dan dengan

    menggunakan gas buang tersebut dapat dimanfaatkan kerugian panas sebesar 5%.

    Dengan demikian akan bertambah efisiensi mesin, sehingga mengakibatkan

    pemakaian bahan bakar dapat dikurangi. Hal di atas berlawanan dengan penggunaan

    supercharging pada mesin otto, dimana pemakaian bahan bakar lebih besar jika

    dibandingkan dengan mesin dalam kondisi tanpa supercharger. Hal ini disebabkan

    karena tekanan efektif di dalam silinder akan naik dan ini dapat menyebabkan knoking

    dan preigtation.

    Pada gambar memperlihatkan perbandingan pemakaian bahan bakar dari

    supercharger yang berbeda.

  • Tugas Kelompok Metodologi Penelitian

    Gambar

    Diagram perbandingan pemakaian bahan bakar dari mesin dengan supercharger yang

    berbeda

    2.17 BAHAN BAKAR

    Bahan bakar adalah bahan yang apabila dibakar dapat meneruskan proses

    pembakaran tersebut dengan sendirinya, disertai dengan pengeluaran panas.

    2.17. 1 Jenis jenis Bahan Bakar

    Bahan bakar yang biasa digunakan di Industri Kilang minyak adalah sebagai berikut

    :

    a. Gas

    Gas sebagai bahan bakar bisa diperoleh dari product Refinery (Refinery Off gas)

    dan dari gas alam (Natural gas).

    b. Naphtha

    Pada umumnya dipakai sebagai bahan bakar di Hydrogen Plant disamping

    Refinery Off gas dan Natural gas.

    c. LPG

    Dapat dipakai sebagai bahan bakar dengan cara diuapkan terlebih dahulu di

    Vaporizer dan biasanya digunakan sebagai back up / cadangan / alternative

    terakhir jika Refinery Off gas dan Natural gas tidak mencukupi atau pada saat

    start up Kilang.

    d. Diesel / Kerosene

  • Tugas Kelompok Metodologi Penelitian

    Pada umumnya dipakai untuk Boiler, pembangkit listrik, mesin turbin dan

    biasanya dipakai pada saat initial start up mesin gas turbin.

    e. Fuel Oil

    Biasanya terdiri dari fraksi berat (Residue, Slurry atau Decant Oil) baik secara

    individual maupun blendingan dengan fraksi yang lebih ringan (distillate),

    biasanya digunakan di furnace dan Boiler.

    2.17. 2 Komposisi Bahan Bakar

    Bahan bakar umumnya tersusun dari unsur-unsur :

    C (karbon),

    H (hidrogen),

    O (oksigen),

    N (nitrogen),

    S (belerang),

    Abu, dll

    combustible matter : unsur-unsur kimia yang penting adalah C, H dan S, yaitu

    unsur-unsur yang jika terbakar menghasilkan panas,

    non-combustible matter : Unsur-unsur lain yang terkandung dalam bahan bakar

    namun tidak dapat terbakar adalah O, N, bahan mineral atau abu dan air.

    Berikut komposisi beberapa komponen bahan bakar gas (fuel gas system) yang ada

    di Kilang UP-VI Balongan, sbb

  • Tugas Kelompok Metodologi Penelitian

    2.17. 3 Sifat sifat Bahan Bakar

    a. Nilai Bakar atau Heating Value

    Nilai bakar adalah panas yang dihasilkan oleh pembakaran sempurna 1

    kilogram atau satu satuan berat bahan bakar padat atau cair atau 1 meter kubik atau

    1 satuan volume bahan bakar gas, pada keadaan standard.

    Nilai bakar atas atau gross heating value GHV atau higher heating

    value (HHV) adalah panas yang dihasilkan oleh pembakaran sempurna satu

    satuan berat bahan bakar padat atau cair, atau satu satuan volume bahan bakar

    gas, pada tekanan tetap, suhu 25oC, apabila semua air yang mula-mula berwujud

    cair setelah pembakaran mengembun menjadi cair kembali.

    Nilai bakar bawah atau net heating value NHV atau lower heating value

    (LHV) adalah panas yang besarnya sama dengan nilai panas atas dikurangi

    panas yang diperlukan oleh air yang terkandung dalam bahan bakar dan air yang

    terbentuk dari pembakaran bahan bakar .

    NATURAL GAS UNTREATED OFF GAS UNSAT. OFF GAS FUEL GAS EXISTING FUEL GAS ex PLBB

    ex DOH JBB 14-C-201 16-V-107 62-V-101 31-V-601

    Hydrogen % Vol - 83.51 31.81 30.70 93.94

    Nitrogen % Vol 3.01 0.58 5.08 3.86

    Methane % Vol 82.95 5.43 30.30 41.04 1.36

    Carbon Monoxide % Vol - 1.02 0.56

    Carbon Dioxide % Vol 3.49 0.70 0.35 1.12

    Ethylene % Vol 14.88 9.12

    Ethane % Vol 3.80 1.72 10.85 7.61 1.38

    Propane % Vol 3.60 2.07 0.49 1.42 1.17

    Propylene % Vol 0.01 3.44 2.09

    i-Butane % Vol 0.73 0.97 0.16 0.46 0.49

    n-Butane % Vol 0.90 3.14 0.23 0.60 0.39

    1+ i Butene % Vol 0.19 0.18

    Trans-2-Butene % Vol 0.22 0.18

    Cis-2-Butene % Vol 0.19 0.15

    i-Pentane % Vol 0.32 0.26

    n-Pentane % Vol 0.60 0.91 0.36 0.11 0.1

    Hexane % Vol 0.94 0.52 0.39 0.47 0.91

    Hydrogen Sulfide % Vol 0.47

    Hydrogen Sulfide ppm Vol 7.82 25.00 33.60

    H2O ppm Vol 2.17

    100.0 100.0 100.0 100.0 100.0

    SG 0.7111 0.2801 0.6091 0.5828 0.1587

    NHV BTU/Cuft 1,011 880 399

    GHV BTU/Cuft 1,117 948 458

    Mole Weight 20.58 7.95 17.64 16.89 4.6

    KOMPOSISI UNIT

  • Tugas Kelompok Metodologi Penelitian

    Berikut table 3.2 HHV dan LHV komponen penyusus fuel gas system.

    Nilai bakar dari bahan bakar di kilang utamanya ditentukan oleh ratio carbon/hydrogen.

    Unsur hidrogen memiliki nilai bakar yang lebih tinggi dari unsur karbon. Maka, jika ratio

    C/H lebih rendah berarti nilai bakar yang lebih tinggi.

    Berikut curve hubungan antara H/C ratio dengan nilai kalor.

    b. Kandungan Air di dalam Bahan Bakar

    Air yang terkandung dalam bahan bakar padat terdiri dari :

    kandungan air internal atau air kristal, yaitu air yang terikat secara kimiawi.

    kandungan air eksternal, yaitu air yang menempel pada permukaan bahan dan

    terikat secara fisis.

    --0.621H2O

    --0.967N2

    --1.528CO2

    2,4302,4300.967CO

    10,70011,6002.63C3H12

    10,80011,7002.07C4H10

    10,70011,5002.03C4H8

    10,90011,9001.56C3H8

    10,80011,6001.50C3H6

    11,20012,3001.05C2H6

    11,10011,9000.975C2H4

    11,80013,1000.55CH4

    29,00034,4000.069H2

    LHV

    kcal/kg

    HHV

    kcal/kg

    Spesific Gravity

    (udara = 1.0)

    Bahan bakar

    --0.621H2O

    --0.967N2

    --1.528CO2

    2,4302,4300.967CO

    10,70011,6002.63C3H12

    10,80011,7002.07C4H10

    10,70011,5002.03C4H8

    10,90011,9001.56C3H8

    10,80011,6001.50C3H6

    11,20012,3001.05C2H6

    11,10011,9000.975C2H4

    11,80013,1000.55CH4

    29,00034,4000.069H2

    LHV

    kcal/kg

    HHV

    kcal/kg

    Spesific Gravity

    (udara = 1.0)

    Bahan bakar

  • Tugas Kelompok Metodologi Penelitian

    Air dalam bahan bakar cair merupakan air eksternal, berperan sebagai pengganggu.

    Air dalam bahan bakar gas merupakan uap air yang bercampur dengan bahan bakar

    tersebut.

    Air yang terkandung dalam bahan bakar menyebabkan penurunan mutu bahan bakar

    karena:

    Menurunkan nilai bakar dan memerlukan sejumlah panas untuk penguapan,

    Menurunkan titik nyala,

    Memperlambat proses pembakaran, dan menambah volume gas buang.

    Keadaan tersebut mengakibatkan:

    Pengurangan efisiensi heater / boiler

    Menambah biaya perawatan

    Menambah biaya transportasi, merusak saluran bahan bakar cair (fuel line) dan

    ruang bakar.

    c. Titik Nyala (flash point temperature)

    Titik nyala adalah temperatur terendah di mana uap-uap yang terbentuk dari suatu

    bahan bakar dapat terbakar tanpa bahan tersebut sendiri terbakar.

    d. Titik Bakar (fire point temperature)

    Titik bakar adalah temperatur di mana bahan bakar yang dinyalakan akan terbakar

    terus menerus (biasanya kira-kira 30 - 40C lebih tinggi dari titik nyala).

    e. Titik Sulut (Auto-igntion temperature)

    Apabila campuran bahan bakar dimasukkan kedalam ruang bakar dan secara

    bertahap dipanasi, maka akan terbakar dengan sendirinya pada suhu tertentu, suhu

    ini disebut self ignition temperature atau titik sulut

    Titik sulut adalah suhu terendah di mana bahan dapat terbakar dengan sendirinya.

    Biasanya "temperatur operasi" lebih rendah dari titik sulut suatu bahan yang mudah

    terbakar .

    Berikut tabel 3.3 flash point dan autoignition beberapa komponen fuel gas.

    Bahan bakar Flash point

    oC

    Autoignition

    oC

  • Tugas Kelompok Metodologi Penelitian

    Methan - 188 537

    Ethan -135 472

    Propan -104 470

    Butan -60 365

    n-Oktan

    I - Oktan

    10

    -12

    206

    418

    n-Cetan 135 205

    methanol 11 385

    Ethanol 12 365

    f. Viskositas atau Kekentalan

    Viskositas merupakan sifat bahan bakar (fuel oil) yang sangat penting yaitu

    memungkinkan bahan bakar tersebut dapat dipompakan atau tidak (pumpable) dan

    mudah dinyalakan atau tidak (flamable).

    Fuel oil di jaga viskositasnya sekitar 25 44 cSt.

    Untuk menjaga viskositas tersebut dengan cara mengkondisikan temperatur tanki

    fuel oil tetap terjaga dengan coil pemanas dan menjaga temperatur supply (100

    110oC) menggunakan heat exchanger dengan media pemanas steam.

    g. Kadar Belerang (sulfur content)

    Di dalam bahan bakar terdapat sulfur yang ikut bereaksi pada proses pembakaran

    dengan reaksi sbb :

    S + O2 SO2

    2 SO2 + O2 2 SO3

    Selanjutnya SO2 dan SO3 bereaksi dengan uap air (H2O) yang berasal dari udara

    pembakaran maupun dari bahan bakarnya sendiri .

    SO2 + H2O H2SO3

    2 SO3 + H2O H2 SO4

  • Tugas Kelompok Metodologi Penelitian

    Hasil reaksi tersebut di atas terikut dalam flue gas hasil pembakaran sehingga

    mempunyai sifat korosi asam. Namun tingkat korosi flue gas tersebut tergantung dari

    :

    - Konsentrasi SO3 dan H2O.

    - Temperatur flue gas to stack, selalu dijaga lebih tinggi dari dew point temperatur.

    Kemudian sifat sifat bahan bakar yang lainnya seperti :

    - Berat Jenis (Spesific Gravity)

    - Kandungan volatile matter (VM)

    - Kandungan Abu (Ash Content), dll.

    2.18. PROSES PEMBAKARAN

    2.18.1. Reaksi pembakaran / combustion

    Pembakaran adalah reaksi kimia antara bahan bakar dan oksigen yang

    menghasilkan berbagai produk pembakaran (salah satunya gas buang) dan

    menghasilkan panas

    Reaksi yang menghasilkan panas disebut eksotermik.

    Karena komposisi kimia bahan bakar pada umumnya merupakan ikatan

    hydrocarbon yang terdiri dari karbon (C) dan hydrogen (H), maka reaksi yang terjadi

    dalam proses pembakaran adalah sebagai berikut :

    C + O2 CO2 + 32840 kJ/kg karbon

    2 H2 + O2 H2O + 119440 kJ/kg hydrogen

    reaksi tersebut diatas adalah reaksi pembakaran sempurna, pada umumnya, oleh

    karena pengelolaan bahan bakar yang kurang baik, suplai udara pembakar yang

    tidak cukup atau hal-hal lainnya, maka dapat menyebabkan terjadinya pembakaran

    tidak sempurna, sehingga persamaan reaksinya menjadi sebagai berikut :

  • Tugas Kelompok Metodologi Penelitian

    C + O2 CO + 9290 kJ/kg Karbon

    2 H2 + O2 H2O + 119440 kJ/kg hydrogen

    Berdasarkan persamaan-persamaan reaksi tersebut diatas menunjukan

    adanya reaksi tidak sempurna akan menyebabkan nilai kalor yang dihasilkan

    menjadi lebih kecil, tidak effisien, beracun (CO) dan menghasilkan partikel-partikel

    karbon yang terikut di dalam flue gas dan dapat menyebabkan polusi udara.

    Pada operasi furnace indikasi lain sebagai parameter bahwa pembakaran

    tersebut tidak sempurna adalah warna flame kemerahan dan tampak berasap dari

    stack / cerobong.

    Untuk memperoleh reaksi pembakaran yang baik diperlukan:

    a) Perbandingan tertentu antara bahan bakar dengan udara.

    b) Pencampuran yang baik antara bahan bakar dengan udara.

    c) Permulaan dan kelangsungan penyalaan campuran.

    2.18.2. Syarat syarat Terjadinya Proses Pembakaran.

    Berada dalam explosion limit

    Bahan bakar dalam fase gas dan oksigen harus tercampur sempurna.

    Perbandingan bahan bakar dan oksigen harus berada dalam explosion limits

    Adanya Energi penyalaan (ignition energy)

    Campuran bahan bakar harus dapat dinyalakan.

    Memulai reaksi pembakaran diperlukan energi penyalaan.

    Jika panas yang dibutuhkan kecil, maka percikan api dari busi sudah cukup,

    sedangkan jika panas yang dibutuhkan besar karena bahan bakar harus diuapkan

    maka diperlukan nyala api yang cukup besar.

    Pada proses pembakaran, uap akan bereaksi dengan oksigen sedemikian rupa,

    sehingga pada bidang antar-muka udara-bahan tidak timbul gelombang tekanan

    melainkan api.

    Dalam hal ini bahan bakar yang panas dapat menyebar ke lingkungan di sekitamya.

    Agar Pembakaran dapat terus berlangsung, maka syarat-syarat berikut harus

    terpenuhi:

  • Tugas Kelompok Metodologi Penelitian

    Bahan bakar yang cukup

    Oksigen yang cukup

    Temperatur yang cukup tinggi

    Bila salah satu dari faktor-faktor tersebut tidak terpenuhi, maka proses pembakaran

    tidak mungkin terjadi.

    2.18.3. Kebutuhan Udara Pembakaran

    a. Kebutuhan Udara Teoritis

    adalah jumlah udara yang dibutuhkan per kilogram bahan bakar yang

    mengandung oksigen tepat habis membakar bahan bakar. Gas buang tidak lagi

    mengandung oksigen, disupply ke furnace melalui primary air register.

    Umumnya, tidak mungkin membakar bahan bakar dengan kebutuhan udara

    teoritis. Hal ini karena tidak mungkin memperoleh campuran ideal bahan bakar dan

    udara. Namun, jika pembakaran dilaksanakan dengan kebutuhan udara teoritis,

    maka :

    gas buang akan mengandung sebagian bahan bakar yang tidak terbakar dan

    karbon monoksida (CO).

    Kehilangan energi krn panas ikatan kimia tdk sepenuhnya digunakan.

    Gas buang akan mengandung bahan-bahan pencemar lingkungan /

    environmental pollution.

    Untuk setiap komponen dari bahan bakar dapat dihitung kebutuhan oksigen

    teoritis untuk pembakaran sempurna.

    Sebagai contoh akan dihitung nilai pembakaran metana (CH4). Reaksi

    pembakarannya sbb:

    CH4 + 2O2 CO2 + 2H2O + panas

  • Tugas Kelompok Metodologi Penelitian

    (16) + (64) (44) + (36)

    1 kmol methana bereaksi dengan 2 kmol oksigen menghasilkan 1 kmol carbon

    dioxida dan 2 kmol air (uap).

    Persamaan Reaksi menunjukkan :

    16 kg CH4 membutuhkan 2 * 32 = 64 kg O2.

    secara teoritis oksigen yang diperlukan adalah 4 kg oxygen /kg methana. kebutuhan

    udara teoritis adalah 1/0.21 * 4 kg = 19.05 kg udara per kg methana.

    spesifikasi Bahan Bakar Gas ( Natural Gas)

    Komposisi Unit Jumlah

    Nitrogen (N2) % Vol 3,01

    Metana (CH4) % Vol 82,95

    Butana (C4H10) % Vol 1,63

    Etana (C2H6) % Vol 3,6

    Propana (C3H8) % Vol 3,8

    Carbondioksida (CO2) % Vol 3,49

    Pentana (C5H12) % Vol 0.6

    Hexana (C6H14) % Vol 0,92

    Hidrogen Sulfida (H2S) Ppm 7,82

    H20 Ppm 2,17

    SG Kg/m3 0,711

    LHV Btu/cuft 1.001

    HHV

    Tabel 3.4. S Btu/cuft

    1.117

    Mole Weight 20,571

    Sumber : Pertamina

  • Tugas Kelompok Metodologi Penelitian

    2.19. BERAT MESIN

    Dengan supercharging, berat mesin akan bertambah,hal ini disebabkan oleh

    berat komponen komponen supercharger atau turbocharger itu sendiri ditambah

    berat mesin yang membutuhkan kontruksi yang lebih kuat. Selain itu mesin juga

    membutuhkan tempat yang lebih luas dibandingkan dengan mesin tanpa

    supercharging. Sebagai contoh mesin dengan menggunakan supercharger atau

    turbocharger berat komponen komponen di bawah 8% dari mesin itu sendiri. Namun

    jika di bandingkan pada pertambahan daya dengan penggunaan turbocharging yang

    bias mencapai 50% maka tambahan berat mesin tersebut dapat ditutupi. Untuk itu

    dalam mendisain turbocharger atau supercharger, diusahakan bentuknya simple

    supaya tidak terlalu berpengaruh terhadap berat mesin tersebut, karena dibidang

    otomitif berat mesin merupakan suatu pertimbangan yang sangat penting.

  • Tugas Kelompok Metodologi Penelitian

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    3.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENELITIAN

    Maksud dan tujuan dari analisa ini adalah untuk mengetahui bentuk kemampuan

    yang baik bagi turbocharger jenis Duetz dan menambah wawasan dalam memahami

    karakteristik turbin gas (turbocharger) sebagai sumber penghasil tenaga listrik.

    3.2 METODE PENELITIAN

    Data merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan suatu analisa

    dalam penulisan dan penyusunan tugas akhir, penulis memperoleh data dengan cara

    sebagai berikut :

    3. Studi pustaka

    Pada metode ini penulis memperoleh data-data dengan mempelajari buku-

    buku serta dokumen-dokumen yang menunjang dan dapat digunakan

    sebagai landasan masalah pokok dari tugas akhir ini.

    4. Studi lapangan

    Dalam riset ini penulis mendapat data-data dengan mengikuti langsung

    pengujian motor turbin gas (turbocharger) pada saat mesin memasuki start

    awal pada saat belum memiliki beban sampai memiliki beban.

    3.3 SIKLUS TERMODINAMIKA TURBOCHARGER

    Siklus termodinamika pada mesin diesel biasanya disebut dengan siklus diesel

    atau siklus tekanan konstan, yaitu siklus yang hampir mirip dengan siklus otto tetapi

    proses pembakaran kalornya berlangsung pada tekanan tetap atau konstan.

    Motor bakar penyalaan kompresi atau mesin diesel yang menggunakan

    turbocharger mempunyai perbandingan pemampatan yang lebih tinggi dari motor

    bakar lain yang menggunakan penyalaan cetus api seperti motor bensin tetapi

    perbandingan kompresinya itu akhirnya dibatasi oleh tekanan maksimum yang

    diizinkan karena alasan struktural dan getaran. Jadi untuk mendapatkan keluaran

    spesifik yang lebih tinggi dalam satuan daya kuda per liter perpindahan piston, motor

    bakar penyalaan pemampatan atau kompresi yang menggunakan turbocharger akan

    beroperasi pada siklus campuran.

  • Tugas Kelompok Metodologi Penelitian

    Siklus campuran disebut juga siklus terbatas, yaitu siklus gabungan antara

    siklus otto dengan siklus diesel, dengan pemasukkan kalor dari siklus terjadi pada

    volume dan tekanan konstan.

    Gambar 15 : Siklus tekanan terbatas mesin diesel yang menggunakan turbocharger

    3.4 PERHITUNGAN TURBOCHARGER

    Turbocharger memiliki dua komponen utama yaitu turbin dan kompresor digerakkan

    oleh gas buang dari motor bakar.

    Di bawah ini merupakan diagram idealisasi dari diesel engine tanpa menggunakan

    turbocharger dan dengan menggunakan turbocharger.

    Gas Air-Mixer

    Gas

    Mixture

    Colled

    C T

    Exhaust

    T1 = 34

    T4

    T3

    T2

    T2'

    Combution Chamber

    P3

    P2

    P1 = 0,98

    T2S

    q

    q

    1

    qmf

  • Tugas Kelompok Metodologi Penelitian

    c T

    CCT2'

    resever

    P-5

    P-6

    T2

    T3

    Perbandingan kompresi atau rasio tekannya

    rpc = 1

    2

    P

    P

    P2 = P1

    /K1K

    1

    1

    2

    T

    T

    Temperatur isentropis udara keluar kompresor

    C TT

    TT

    12

    1

    1

    2

    T2 T1 = (T21 T1) / C

    Temperatur udara keluar dari kompresor

    T2 = T1 x rpc (K-1)/K (K)

    K = Cp/Cv

    Kerja isentropis yang dibutuhkan kompresor

    WC = Cpa . pi (T2 T1)

    Cp = Panas jenis tekanan konstan kJ/kg.K

    Cv = Panas jenis pada volume konstan kJ/Kg.K

  • Tugas Kelompok Metodologi Penelitian

    Temperatur aktual yang terjadi

    T2 = T1 + C

    TT 12S

    T41 = T3

    2S

    1

    T

    T

    T4 = T3 t (T3 T41)

    Q1 = Cp (T3 T2)

    Q2 = Cp (T1 T4)

    1/

    1/

    1

    2

    1

    4

    3

    1

    1

    2 Tp P

    P

    T

    T

    T

    T

    Kerja spesifik

    Wnet = Q1 Q2

    = WT WC

    Tekanan (pressure)

    P3 = P2 1

    2

    T

    T

    P4 = P3 1

    2

    P

    P

    Daya yang dilakukan turbin

    WT = ma Cp (T3 T4)

    Wt = ma (h3 h4)

    Effisiensi kompresor

    C =

    12

    1

    1

    2

    TT

    TT

  • Tugas Kelompok Metodologi Penelitian

    Effisiensi lantropis turbin

    t =1

    43

    43

    TT

    TT

    Efisiensi cycle

    cycle = 1 1)/-(rp

    1

    = 1 1)/-(1

    4

    1 rp . T

    T

    Efisiensi dari (T.P) ratio tekanan

    Ratio kerja

    rw = WT

    Wnet

    = WT

    WC- WT

    = 1 - 1)/-(rp

    T3

    T1

    T

    P

  • Tugas Kelompok Metodologi Penelitian

    Efisiensi termis teoritis

    = 1

    K/1-K

    1

    2

    P

    P

    atau

    = 1 1

    43

    1

    1

    4

    TT

    TT

    Efisiensi kompresor dan turbin

    rpout = 1)m(

    1

    3 T

    TT . C

    rpmax = 1/2

    13

    1t1/1T3/T11

    TT

    Jumlah aliran udara = netW

    P

    W = (mf + ma) CP (T3 T4)

    Kecepatan dari arus keluar gas

    mex = ma + mf

    mf = ma mg

    Turbin power

    WT = mex + CPex x (T3 T4)

    Kompresor power

    Wc = ma cp (T2 T1)

  • Tugas Kelompok Metodologi Penelitian

    saran

    MULAI

    TINJAUAN

    PUSTAKA

    PENGUMPULAN DATA

    PENGOLAHAN DATA

    PERHITUNGAN BEBAN

    PENDINGIN

    HASIL DAN ANALISIS

    KESIMPULAN DAN

    SARAN

    SELESAI

  • Tugas Kelompok Metodologi Penelitian

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Arismunandar,Wiranto dan Koichi Tsuda ; Motor Diesel Putaran Tinggi.

    Jakarta : Penerbit pradnya paramita, 1983.

    2. Arismunandar,Wiranto ; Penggerak Mula Motor Bakar Torak Bandung : ITB

    1988.

    3. Karyanto vol 1. Perlengkapan mesin diesel.

    4. Pelatihan, Pemeliharaan dan Perbaikan Perangkat Industri pada Motor Diesel

    ( Power Generator ) M & R ITB Bandung.

    5. Jurnal teknik mesin. Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra

    Surabaya. Vol.3. No.1 april 2001.

    6. Tata Mc Graw Hill. Publishing Company limited Power Plant engineering.

    7. Bambang prambodo. (tans). V.L.Maleev, operasi dan pemeliharaan mesin

    diesel. Jakarta. Erlangga. 1986.

    8. Kates, edgar j.Diesel and High compression Gas engine fundamental.

    Bombay, india D.B. Tarapotevale sons and co private limited 1986.

    9. DR. Ir. FILINO HARAHAP, M.Sc. Termodinamika teknik, PENERBIT

    ERLANGGA. Jl.Kramat IV no.11 jakarta 10430 (anggota IKAPI).

    10. Sutanto. (Trans). S.C.Dikon.Mekanika Fluida Ternodinamika Mesin Turbo.

  • Tugas Kelompok Metodologi Penelitian