makalah transfusi darah

23
MAKALAH ISLAM DAN PERSOALAN KONTEMPORER HUKUM TRANSFUSI DARAH DALAM PERSPEKTIF ISLAM Oleh : Eny Rahayu (1110016100052) Pendidikan Biologi / 5B PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1

Upload: enyrah

Post on 24-Oct-2015

92 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Hukum Transfusi darah dalam islam

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah transfusi darah

MAKALAH ISLAM DAN PERSOALAN KONTEMPORER

HUKUM TRANSFUSI DARAH DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Oleh :

Eny Rahayu (1110016100052)

Pendidikan Biologi / 5B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2012

1

Page 2: Makalah transfusi darah

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, yang karena rahmat dan

anugerah-Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas kelompok mata kuliah Islam dan Persoalan

Kontemporer ini dengan tepat waktu. Salawat serta salam semoga tak lupa terhaturkan kepada

nabi Muhammad SAW, yang padanyalah banyak terdapat suri tauladan yang baik untuk diikuti.

Makalah yang berjudul “Transfusi Darah Menurut Perspektif Islam ” ini kami buat

dalam rangka menyelesaikan tugas mata kuliah Islam dan persoalan kontemporer. Tugas ini

adalah tugas individu yang diberikan kepada kami untuk kemudian ditelaah lebih dalam lagi

demi tujuan menuntut ilmu dan agar dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan secara benar.

        Kami mengucapkan banyak  terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu

menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada dosen mata kuliah selaku pembimbing kami,

teman-teman yang telah memberi kami inspirasi, dan semua orang yang tidak bisa kami sebutkan

satu persatu.

            Seperti kata pepatah, tak ada gading yang tak retak, begitu pula dengan makalah ini.

Kami sadar makalah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik

dan saran dari para pembaca supaya kedepannya makalah ini dapat lebih baik lagi.

Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kami khususnya dan bagi para

pembaca umumnya.

Jakarta, Desember 2012

Penulis

2

Page 3: Makalah transfusi darah

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………...

BAB I

A. Latar belakang……………………………………………………………………….

B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………...

C. Tujuan………………………………………………………………………………..

BAB II

A. Pengertian Transfusi Darah…………………………………………………………

B. Hukun Transfusi Darah dalam Islam……………………………………………….

C. Hukum Menjualbelikan Darah Donor………………………………………………

D. Syarat Donor dan Transfusi Darah………………………………………………….

E. Hubungan Donor Dengan Resipien…………………………………………………

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan…………………………………………………………………………

B. Saran……………………………………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………

ii

iii

4

5

5

6

9

11

12

13

16

16

17

3

Page 4: Makalah transfusi darah

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada 50 tahun terakhir ini, pelayanan transfusi darah di dunia barat sangat

berkembang. Misalnya, United Kingdom National Blood Transfusion Service baru saja

memulai kegiatannya pada saat perang dunia kedua. Beberapa kemajuan dramatis pada

bidang bedah dan kedokteran telah dimungkinkan akibat tersedianya komponen darah secara

luas.

Transfusi darah membantu cara-cara pengobatan yang sudah ada, namun perlu

diperhatikan bahwa transfusi darah itu bukanlah pekerjaan yang tanpa resiko. Transfusi /

pemindahan darah telah dilakukan kira-kira 100 tahun yang lalu. ( abad ke 18 ), dimana pada

masa itu pengetahuan tentang pisiologi dan sirkulasi darah yang dirintis oleh William Harvey

masih sangat sempit sekali. Dalam kondisi itu umumnya transfusi banyak mengalami

kegagalan. Dr. Karl Laindsteiner pada tahun 1900 mengumumkan penemuannya tentang

golongan darah manusia, setelah ditemukan golongan darah manusia ini kecelakaan akibat

transfusi tidak lagi membahayakan, tetapi sebaliknya banyak menolong jiwa manusia dari

ancaman kematian karena kehilangan darah.

Kemajuan yang dicapai dalam bidang transfusi ini ditunjang oleh tiga hal, yaitu ;

1. Penemuan golongan darah oleh Dr. Karl Landsteiner (ABO). Penemuan ini

menjelaskan mengapa transfusi yang terdahulu sering mengalami kegagalan bila

penderita memiliki golongan darah yang tidak sama dengan pendonornya.

2. Penemuan suatu zat kimia (asam citrate) sebagai zat anti pembeku darah

(antikoagulan) yang tidak berbahaya bila seseorang penderita diberi darah yang telah

dicapur dengan asam sitrat itu.

3. Ditemukannya pula bahwa penambahan glukosa kedalam darah dapat memperpanjang

hidup sel darah merah diluar tubuh manusia, selama dalam penyimpanan. Dengan

demikian penyimpanan darah beberapa hari diluar tubuh merupakan cara-cara yang

praktis untuk transfusi darah.

4

Page 5: Makalah transfusi darah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka kami bermaksud untuk menulis tentang

transfusi darah dalam pandangan Islam. Serta bagaimana penggunaan transfusi darah di

Indonesia, tentang siapa yang mendukung maupun menolak, sehingga terjadi silang

pendapat tentang transfusi darah.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan transfusi darah?

2. Bagaimana hukun transfusi darah dalam Islam?

3. Bagaimana hukum menjualbelikan darah donor?

4. Apa sajakah syarat donor dan transfusi darah?

5. Bagaimana hubungan donor dengan resipien?

C. Tujuan

1. Mengatahui maksud dengan transfusi darah

2. Untuk menegetahui hukun transfusi darah dalam islam

3. Untuk mengetahui hukum menjualbelikan darah donor

4. Untuk mengetahui syarat donor dan transfusi darah

5. Bagaimana hubungan donor dengan resipien?

5

Page 6: Makalah transfusi darah

BAB IIPEMBAHASAN

A. Pengertian Transfusi Darah

Transfusi darah adalah penginjeksian darah dari seseorang (yang disebut donor)

ke dalam system peredaran darah seseorang yang lain (yang disebut resepien). Transfuse

darah tidak pernah terjadi kecuali setelah ditemukannya sirkulasi darah yang tidak pernah

berhenti dalam tubuh.1

Tranfusi darah dimaksudkan adalah untuk menolong manusia yang sedang

membutuhkan dalam menyelamatkan jiwanya. ajaran islam bahkan menganjurkan orang

untuk menyumbangkan darahnya demi kemanusiaan, bukan untuk komersialisasi. Tujuan

mulia tersebut tentu saja harus dibarengi dengan niat yang ikhlas untuk menolong orang

lain.

Darah yang dibutuhkan untuk keperluan transfusi bisa didapat langsung dari

Palang Merah Indonesia (PMI) atau bisa dari bank darah. Darah adalah jaringan cair yang

terdiri dari dua bagian, yaitu cairan yang disebut dengan plasma dan sel darah. Secara

keseluruhan darah manusia kira-kira seperdua belas dari badan atau ditaksir sekitar lima

liter. Dengan rincian 55 persen berbentuk cairan atau plasma dan 45 persen sisanya

adalahs sel darah yang terbagi menjadi sel darah merah, sel darah putih dan butir

pembeku (trombosit). Yang dimaksud dengan plasma darah adalah cairan yang berwarna

kuning dan mengandung 91,0 persen atau 8,5 persen mineral dan 0,11 persen sejumlah

bahan organic seperti lemak, urea, asam urat, kolesterol dan asam amino.2

Unsur kedua dari darah manusia adalah sel darah merah. Setiap milimiter kubik

darah terdapat 5.000.000 sel darah merah. Sel darah merah memerlukan protein dan zat

besi diperlukan. Dalam hal ini wanita lebih membutuhkan zat besi dalam kadar yang

tinggi karena sebagiannya terbuang ketika menstruasi dan perkembangan janin dan

pembuatan air susu. Jika terjadi pendarahan, maka sel darah merah dengan

hemoglobinnya (protein yang mengandung zat besi) sebagai pembawa oksigen hilang.

1 www.wikipedia.com 2 Shaifudin Shidik, Hukum Islam tentang Berbagai Persoalan Kontemporer. (Jakarta : Inti Media), Hal. 171

6

Page 7: Makalah transfusi darah

Sel-sel itu bisa diganti dalam beberapa minggu berikutnya. Tapi jika kadar

hemoglobinnya turun sampai 40 persen atau di bawahnya, maka diperlukan transfuse

darah.

Unsure ketiga dari darah manusia adalah sel darah putih . warnanya bening dan

tidak berwarna, bentuknya lebih besar dari sel darah merah tapi jumlahnya kecil, yaitu

setiap satu millimeter kubik terdapat 6.000 sampai 10.000 sel darah putih. Dan yang

terakhir adalah butir pembeku atau trombosit. Bentuknya lebih kecil dari sel darah merah

kira-kira sepertiganya. Jumlahnya sekitar 300.000 trombosit dalam setiap millimeter

kubik darah.

Dalam pelaksanaan transfuse darah, hal yang penting dan harus untuk dicermati

oleh pihak medis adalah golongan darah donor (yang menyumbangkan darah) dan

golongan darah resepien (penerima darah). Golongan darah manusia terdiri dari golongan

AB, A, B, dan O. Hal ini dimaksudkan agar ada kecocokan antara donor dengan resepien

karena antara golongan darah donor dan resepien tidak semua bisa saling member dan

menerima. Berikut ini komposisi golongan darah manusia secara medis :

1. Dilihat dari donor

Gol. AB dapat member darah pada AB

Gol A dapat member kepada A, dan AB.

Gol B dapat member kepada B, dan AB.

Gol. O dapat member semua golongan darah.

2. Dilihat dari resepien

Gol. AB dapat menerima semua golongan.

Gol. A dapat menerima gol.A dan O.

Gol.B dapat menerima golongan B dan O.

Gol. O hanya dapat menerima golongan darah O.3

Fungsinya

Masing-masing unsur darah dalam tubuh kita memiliki peran dan fungsinya masing-

masing. Plasma darah berfungsi untuk perantara penyaluran makanan, lemak dan asam

amino ke jaringan tubuh. Selain itu juga berfungsi untuk mengangkut bahan buangan

3 Ibid, Hal 175

7

Page 8: Makalah transfusi darah

seperti urea, asam urat dan sebagian karbon dioksida, menyegarkan cairan jaringan tubuh

dimana melalui cairan ini semua del tubuh dapat menerima makanan.

Sel darah merah bekerja sebagai system transport dari tubuh, mengantar semua bahan

kimia, oksigen dan zat makanan yang diperlukan oleh tubuh menyingkirkan karbon

dioksida dan hasil buangan lainnya serta mengatur panas ke seluruh tubuh.

Sel darah putih mengepung daerah yang terkena infeksi atau cidera, menangkap

organism hidup dan menghancurkannya, menyingkirkan kotoran, menyediakan bahan

pelindung tubuh dan serangan bakteri. Dengan cara ini jaringan yang sakit atau terluka

dapat dibuang dan mempercepat penyembuhannya. Fungsi ini berhubungan dengan

fungsi sel pembeku (trombosit), yaitu membekukan darah yang keluar dari anggota tubuh

yang terluka atau cidera, sehingga darah tersebut dapat tertahan. Seandainya tidak ada

butir pembeku maka darah yang keluar dari anggota tubuh tidak dapat tertahan sehingga

seseorang bisa mati kehabisan darah.4

Setelah memahami fungsi darah bagi tubuh manusia, maka manusia tidak dapat

hidup tanpa darah. Karena semua jaringan tubuh memerlukan darah. Otak manusia

membutuhkan darah yang mencukupi dan teratur. Jika tidak menerima darah dalam

tempo lebih dari empat menit, maka sel otak akan mati. Oleh karena itu, orang yang

kekurangan darah karena terlalu banyak mengeluarkan darah ketika kecelakaan, terkena

benda tajam atau karena muntah darah dan lain sebagainya perlu diberikan tambahan

darah dengan cara transfuse darah.

Ada empat golongan darah yang utama, yaitu A, B, AB dan O. Perbedaan di

antara golongan-golongan ini ditenrukan oleh ada tidaknya dua zat utama (yaitu A dan B)

dalam sel darah merah, serta oleh ada tidaknya dua unsur (yaitu unsur anti-A dan unsur

anti-B) dalam serum darah tersebut. Perlu dicatat bahwa ;walaupun serum dan plasma itu

mirip, tetapi perbedaan antara keduanya adalah bahwa dalam serum, fibrinogen dan

kebanyakan factor-faktor penggumpalan lainnya tidak ada. Jadi, serum ini sendiri tidak

dapat menggumpal karena ia tidak memiliki factor-faktor penggumpal tersebut, yang

adanya adalah di dalam plasma.5

4 Ibid, hal 1765 Ahsin W Al-Hafidz. Fikih Kesehatan. (Jakarta : AMZAH, 2007), Hal. 139

8

Page 9: Makalah transfusi darah

Seseorang yang bergolongan darah O di kenal sebagai donor universal, Karena sel

darah merah orang ini tidak mengandung zat kimia A maupun B. tetapi, orang ini tidak

dapat menerima darah orang lain kecuali yang bergolongan O, karena serum darahnya

berisi unsure anti-A dan anti-B sekaligus. Disisi lain, seseorang yang bergolangan darah

AB dapat menerima transfuse darah dari donor kelompok manapun, sehingga ia disebut

sebagai resepien universal, tetapi ia hanya dapat menyumbangkan darahnya pada orang

lain yang segolongan darah AB.

B. Hukum Transfusi Darah

Dalam lembaran Qur’an dan Hadist tidak ditemukan satu nash yang menjelaskan hokum

donor darah. Jika demikian halnya, maka cara yang harus ditempuh untuk mendapatkan

kejelasan hukumnya harus dilakukan ijtihad yang dilakukan secara jama’I (kolektif).

Karena masalah donor berhubungan dengan kesehatan, maka tidak cukup ulama saja tapi

juga dibutuhkan bidang ilmu kedokteran, sehingga tidak terjadi hal yang dapat

mengancam kesehatan si donor dan resipien.6

Donor darah kepada seseorang yang membutuhkan adalah pekerjaan mulia.

Karena dengan mendonorkan sebagian darahnya berarti seseorang telah memberikan

pertolongan kepada orang lain, sehingga seseorang selamat dari ancaman yang membawa

kepada kematian. Karena ini masalah kemanusiaan, maka tidaklah menjadi syarat yang

ketat adanya kesamaan antara donor dan resipien dari segi agama dan kepercayaan, suku

bangsa dan sebagainya. Maka tidaklah salah jika orang Islam menyumbangkan darahnya

kepada orang bergaman non-Islam yang sangat membutuhkan darahnya. Karena

menyumbnagkan darah dengna ikhlas kepada siapa saja termasuk amala kemanusiaan

yang amat dianjurkan oleh Islam. Seperti halnya orang member makan kepada orang

lapar yang terancam akan mati. Hal ini sejalan dengan firman Allah swt :

�اَس� �اَس� َج�ِم�يًعا الَّن �ا الَّن ي �ْح� �ِم�ا َأ َّن� �َأ �اَه�ا َف�َك ي �ْح� َو�َم�ْن� َأ

Artinya : “Dan barang siapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-

olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya” (QS Al-Maidah : 32)

6 Shaifudin , Op.cit hal178

9

Page 10: Makalah transfusi darah

Ayat lain yang dapat mengandung isyarat diperbolehkannya donor darah kepada

siapa saja tanpa adanya sekat-sekat agama. Karena manusia secara umum adalah anak

Adam yang mendapat keistimewaan dari Allah SWT maka sesame anak manusia wajib

menjaga martabat dan kemuliaannya, saling menolon dan menghormati (mutual respect).

Salah satu realisasinya adalah dengan memberikan pertolongan melalui donor darah, jika

orang lain membutuhkan.

Artinya : “Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka

di daratan dan di lautan. Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan

mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah kami

ciptakan” (QS Al-Isra : 70)

Setelah diteliti ternyata dalam Al-Qur’an tidak ada ayat dan Hadist yang secara jelas

melarang memberikan donor darah kepada orang yang mebutuhkan. Maka kebolehan donor

darah sejalan dengan kaidah ushul yang artinya “Pada asalnya hokum sesuatu itu boleh

sebelum ada dalil yang mengharamkannya”

Namun jika harus memilih apakah resipien yang Muslim atau yang non_Muslim

dalam keadaan mendesak, maka pilihan utma yang harus ditujukan kepada yang satu

aqidah (resipien Muslim). Karena sesama orang yang seiman adalah bersaudara dan

umpama satu bangunan yang saling mengokohkan antara yang satu dengan yang lainnya.

Rasulullah bersabda :

“Siapa yang tidak memperhatikan urusan orang Muslim, maka bukan kelompok kami yang

sempurna“7

Dilihat dari urgensinya, donor darah dalam hukum Islam tidak lepas dari unsur

kemaslahatan yang bersifat darury, yaitu menyelamatkan jiwa manusia dalam keadaan

7 Marcela Contreras., Petunjuk Penting Transfusi.(Jakarta: EGC. 1995), Hal. 186

10

Page 11: Makalah transfusi darah

darurat. Dikatakan darurat sebab tidak menggunakan sesuatu yang diharamkan, yaitu darah

(benda najis), maka seseorang akan mati atau mendekatinya. Misalnya orang yang sedang

pendarahan atau kecelakaan atau yang lainnya. Ia akan mati jika tidak mendapatkan donor

darah secepatnya dari orang lain. Maka kaidah-kaidah yang berhubungan dengan

kedaruratan dapat digunakan.

“bahaya itu harus dicegah atau dihilangkan”

Dalam hal ini, orang sakit kekurangan darah harus dibantu dengan donor darah.

Kaidah ini memberikan ketentuan hokum, bahwa donor darah diperbolehkan jika dengan

mendonorkan darahnya itu tidak membahayakan pihak pendonor. Tapi jika membawa

bahaya atau mengancam keselamatan pihak donor, maka haram bagi seseorang untuk

mendonorkan darahnya .

C. Hukum Menjualbelikan Darah Donor

Jika dilihat dari pengertian donor darah maka orang yang menyumbangkan darahnya

semata untuk menolong orang lain yang memerlukan.berarti si pendonor hanya untuk

kerja kemanusiaan, ia tidak mengharapkan imbalan berupa materi. Ia tidak meminta

sejumlah uang karena ia telah memberikan darahnya. Ini mungkin bisa terjadi jika

resipien mendapatkan darah dari donor yang bersifat langsung diberikan oleh donor tanpa

melalui pihak ketiga. Namun permasalahan yang kita temukan di lapangan si resipien

yang membutuhkan darah seperti di rumah sakit ia tidak mendapatkannya secara Cuma-

Cuma. Tapi ia harus membeli darah dengan harga yang cukup mahal. Permasalahan

bukan lagi donor atau resipien tapi bagaimana hokum menjual-belikan darah yang

menurut hukum Islam tergolong benda najis berdasarkan Hadist riwayat Bukhari dan

Muslim “semua darah itu najis termasuk darah manusia”

Para ulama ahli Fiqh berbeda pendapat tentang hukum menjual-belikand darah

sebagai benda najis. Imam Abu Hanifah dan Zahiri membolehkan menjual-belikan benda

najis yang ada manfaatnya seperti kotoran hewan untuk serbuk. Secara analogi mazhab

ini memperbolehkan jual-beli darah, karena besar manfaatnya bagi manusia untuk

keperluan transfusi darah untuk keperluan operasi dan lain sebagainya. Namun Imam

Syafi’I mengharamkan menjual belikan najis termasuk darah. Ayat al-Qur’an

menyatakan secara tegas bahwa darah termasuk benda yang diharmakan.

11

Page 12: Makalah transfusi darah

Artinya : “Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan)

yang disembelih atas nama selain Allah” (QS Al-Maidah: 3)

Benda yang diharamkan tidak boleh untuk dijual belikan berdasarkan Hadist Rasulullah :

“Sesungguhnya Allah jika mengharamkan sesuatu, maka mengharamkan juga

harganya” (HR Ahmad dan Abu Daud)

Meskipun Imam Syafi’I mengharamkan menjual belikan darah. Namun supaya tidak

terkena ketentuan nash yang jelas mengharamkan jual beli darah. Maka ia memiliki cara,

yaitu “helah” dengan mengganti aqad dari dari jual beli kepada aqad yang lain seperti

memberikan upah pengambilan dan biaya perwatan darah.8

D. Syarat Donor dan Transfusi darah Menurut Islam

Syarat Donor dan Transfusi Darah adalah sebagai berikut :

a. Tidak menyebabkan kerusakan (kematian pada diri donor)

b. Memberikan manfaat (mencegah kerusakan/kematian) pada akseptor

c. Donor atau Tranfusi tidak boleh dilakukan bila menyebabkan kematian pada

diri donor (darah diambil terlalu banyak), meskipun memberikan manfaat

kepada resipien.

d. Donor darah dapat mencegah bahaya yang sudah pasti (mencegah

kerusakan/kematian resipien)

e. Bahaya yang timbul akibat donor atau transfusi dapat di perkirakan

f. Perbedaan kerugian yang terjadi dan manfaat yang diperoleh jelas (manfaat

lebih besar dari kerugian)

8 Ibid, Hal 185

12

Page 13: Makalah transfusi darah

g. Donor darah memberikan manfaat yang sangat besar dan termasuk

mendonorkan anggota badan yang dapat pulih kembali

h. Pendonor tidak akan mendapat kerugian/kerusakan yang berarti, bahkan

mendapat manfaat.

i. Tranfusi darah tidak sama dengan “memakan darah”

j. Kerusakan / kerugian akibat tranfusi dapat diperkirakan dan dicegah dengan

adanya kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan.

E. Hubungan donor dengan Resipien

Dampak hukum yang diakibatkan dari pendonor yang dampak hukum yang diakibatkan

dari pendonor yang telah menyumbangkan darahnya dan resipien yang telahmenerima

darah. Adakah hubungan kemahraman antara keduanya. Dalam hukum Islam factor-

faktor yang menyebabkan hubungan kemahraman seseorang dengan orang lain telah jelas

bagaimana terkandung dalam al-Qur’an surat an-Nisa: 23, sebagai berikut :

13

Page 14: Makalah transfusi darah

Artinya : “Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu; anak-anakmu yang

perempuan ; saudara-saudaramu yang perempuan, saudara-saudara bapakmu yang

perempuan; saudara-saudara ibumu yang perempuan; anak-anak perempuan dari saudara-

saudaramu yang laki-laki; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang

perempuan; ibu-ibumu yang menyusui kamu; saudara perempuan sepersusuan; ibu-ibu

isterimu (mertua); anak-anak isterimu yang dalam pemeliharaanmu dari isteri yang telah

kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur dengan isterimu itu (dan sudah kamu

ceraikan), maka tidak berdosa kamu mengawininya; (dan diharamkan bagimu) isteri-

isteri anak kandungmu (menantu); dan menghimpunkan (dalam perkawinan) dua

perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada masa lampau; sesungguhnya

Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Dari ayat diatas, maka sebab-sebab yang menyebabkan kemahraman seseorang dengan

orang lain adalah9

1. Mahram karena adanya hubungan nasab (keturunan), seperti hubungan anak dengan

ibunya atau saudaranya yangs sekandung (sebapak seibu dan sebagainya)

2. Mahram karena adanya hubungan pernikahan (musaharah). Seperti hubungan antara

mantu dengan mertuanya atau anak tiri dan isterinya yang telah disetubuhi dan

sebagainya.

3. Mahram karena ada hubungan persusuan (radaah). Misalnya hubungan antara

seseorang dengan wanita yang pernah menyusuinya atau dengan orang yang

persusuan dan sebagainya.

Dari keterangan tiga point di atas, maka hubungan seseorang dengan orang lain

akibat donor darah tidaklah berdampak kepada hubungan mahram. Sebab dalam

persusuan dilakukan ketika seseorang masih kecil (bayi) dan ada dampak signifikan

susu yang diberikan kepada seorang ibu terhadap pertumbuhan fisik anak. Sedangkan

donor darah biasanya terjadi pada orang yang telah dewasa dan darah yang

didonorkan kepada resepien tidak ada pengaruh terhadap pertumbuhan fisiknya.

9 Asmuni Abdurrahman. Transplatasi Dipandang dari Hukum Islam. (Persatuan TT : Yogyakarta), hal. 111

14

Page 15: Makalah transfusi darah

Karena tidak mengakibatkan hubungan mahram maka antara donor dan resipien

secara hukum adalah seperti hubungan semula sebelum terjadi donor darah.

Keduanya boleh menikah kecuali salah satu keduanya adalah terhitung salah satu dari

ketiga hubungan mahram sebagimana disebut diatas.

15

Page 16: Makalah transfusi darah

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari keterangan yang telah di tuliskan di atas maka dapat di simpulkan, transfusi darah

adalah proses mentransfer darah atau darah berbasis produk dari satu orang ke dalam sistem

peredaran darah orang lain. Transfusi darah dapat menyelamatkan jiwa dalam beberapa

situasi, seperti kehilangan darah besar karena trauma, atau dapat digunakan untuk

menggantikan darah yang hilang selama operasi.

B. Saran

Jangan sampai donor darah menyebabkan pelecehan terhadap kehormatan manusia,

karena jual beli anggota badan seperti donor anggota badan lain (ginjal, mata dll).

16

Page 17: Makalah transfusi darah

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Asmuni. Transplatasi Dipandang dari Hukum Islam. Persatuan TT : Yogyakarta

Al-Hafidz,Ahsin W. Fikih Kesehatan. Jakarta : AMZAH. 2007

Contreras,marcela.Petunjuk Penting Transfusi.Jakarta: EGC. 1995

Shidik, Saefudin. Hukum Islam tentang Berbagai Persoalan Kontemporer. Inti Media : Jakarta.

2004

Pearce, Evelyn C. Anatomi dan Fisiologi untuk Para Medis, Alih bahasa: Sri Yuliani Handoyo,

Jakarta: PT. Gramedia. 1989

http://ridwananalis.wordpress.com/2012/08/13/makalah-transfusi-darah/ diunduh pada tanggal

28 Desember 2012, pukul 19.00

http://makalah-kesehatan-online.blogspot.com/2009/01/transfusi-darah.html diunduh pada

tanggal 29 Desember 2012, pukul 21.00

http://merahputihevent.wordpress.com/2010/03/24/transfusi-darah/ diunduh pada tanggal 29

Desember 2012 pukul 22.00

17