makalah teknik tenaga listrik part 1
TRANSCRIPT
i
MATERI PERKULIAHAN TEKNIK TENAGA LISTRIK
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Teknik Tenaga Listrik
yang dibina oleh Drs. H. Wakidi
Oleh:
Dewanda Dwi Pranaseta 130511616246
Dewi Izzatus Tsamroh 130511616269
Hanif Zakki 130511616260
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK MESIN
PRODI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
Februari 2015
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga dapat berhasil menyelesaikan
makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Materi
Perkuliahan Teknik Tenaga Listrik”.
Makalah ini berisikan materi perkuliahan matakuliah Teknik Tenaga
Listrik (TTL) yang meliputi sistem pembangkit tenaga listrik, generator DC dan
motor DC. Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada pembaca
khususnya mahasiswa mengenai materi perkuliahan ini. Ketika penyusunan
makalah ini, banyak pihak yang turut membantu serta memberikan dorongan
pemikiran dan materi. Oleh karena itu, penyusun menyampaikan ucapan terima
kasih kepada berbagai pihak yang telah memberi sumbangan dalam penyelesaian
makalah ini. Ucapan terima kasih penyusun sampaikan kepada Bapak Wakidi atas
bimbingan, tuntunan, dan bantuan selama proses penyusunan makalah ini.
Akhir kata penyusun menyadari bahwa makalah masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun
selalu diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Malang, Februari 2015
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................. ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................................2
1.3 Tujuan Penyusunan ........................................................................................2
BAB II SISTEM PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK ..........................................3
2.1 Energi Listrik ..................................................................................................3
2.2 Teknik Tenaga Listrik ....................................................................................4
2.3 Sistem Tenaga Listrik .....................................................................................5
2.4 Sistem PLTU ..................................................................................................7
2.5 Sistem PLTA ................................................................................................10
BAB III GENERATOR DC (ARUS SEARAH)....................................................11
3.1 Generator DC................................................................................................11
3.2 Generator DC dengan Penguat Tersendiri....................................................13
3.3 Generator DC dengan Penguat Sendiri.........................................................15
3.3.1 Generator DC Seri..................................................................................15
3.3.2 Generator DC Shunt...............................................................................16
3.3.3 Diagram DC Kompon ............................................................................17
3.4 Diagram Daya dan Efisiensi .........................................................................19
3.5 Torsi Jangkar dan Torsi Poros ......................................................................20
BAB IV MOTOR DC (ARUS SEARAH) .............................................................24
4.1 Motor DC......................................................................................................24
4.2 Motor DC dengan Penguat Bebas ................................................................25
4.3 Motor DC dengan Penguat Sendiri...............................................................26
4.3.1 Motor DC Seri........................................................................................26
4.3.2 Motor DC Shunt.....................................................................................27
4.3.3 Motor DC Kompon ................................................................................28
4.4 Diagram Daya dan Efisiensi .........................................................................30
iv
4.5 Torsi Jangkar dan Torsi Poros ......................................................................30
BAB V PENUTUP.................................................................................................33
5.1 Simpulan .......................................................................................................33
DAFTAR RUJUKAN ............................................................................................34
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara berkembang yang ditandai dengan banyaknya
teknologi yang dikembangkan di negara ini. Teknologi yang dikembangkan pun
beragam. Baru-baru ini tengah dikembangkan mobil listrik yang mana tenaga
penggeraknya menggunakan tenaga listrik. Sebelumnya banyak teknologi baru
yang mana tenaga penggeraknya merupakan tenaga listrik, misalnya kipas angin,
mesin cuci, televisi, kulkas, dll. Oleh karena itu banyak dikembangkan sistem
pembangkit tenaga listrik yang menggunakan berbagai macam sumber tenaga.
Pada awal sejarah, manusia menggunakan potensi tenaga air yang
dimanfaatkan untuk memenuhi keperluan pertukangan dan penggilingan (Kadir,
1978: 1). Selanjutnya pada awal abad ke-13 manusia mulai memanfaatkan batu
bara untuk keperluan pemasanan dan memasak. Minyak bumi dimanfaatkan oleh
manusia pada awal abad ke-19 untuk pemanasan dan penerangan, selanjutnya
minyak bumi ini diolah dan dijadikan bahan bakar minyak yang mana banyak
dimanfaatkan sebagai bahan bakar kendaraan. Akan tetapi, batu bara dan minyak
bumi lama kelamaan akan habis, oleh karena itu manusia berupaya untuk
membuat energi terbarukan yang mana energi tersebut bukan dari batu bara
maupun minyak bumi (bahan bakar fosil).
Beberapa contoh energi terbarukan tersebut adalah energi yang berasal
dari tenaga surya, tenaga air, tenaga angin, yang mana tenaga-tenaga tersebut
diubah menjadi energi listrik yang banyak digunakan untuk memenuhi kebutuhna
manusia.
Terdapat beberapa macam sistem pembangkit tenaga listrik yang telah
dikembangkan di Indonesia. Contohnya adalah pembangkit listrik tenaga air
(PLTA), pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), dll. Pada dasarnya, prinsip
pembangkit tenaga ini adalah mengubah energi mekanik (energi yang bergerak)
menjadi energi listrik dengan menggunakan generator atau motor sebagai
penggerak turbin.
2
Konsep dasar serta pengetahuan mengenai kelistrikan sangatlah memiliki
peran penting bagi mahasiswa dikarenakan seiring dengan berkembangnya zaman
listrik digunakan/dimanfaatkan dalam berbagai hal. Oleh karena itu mahasiswa
khususnya mahasiswa teknik seharusnya mengerti mengenai teknik tenaga listrik.
Berdasarkan pemaparan di atas, maka penyusun menyusun materi
perkuliahan matakuliah Teknik Tenaga Listrik (TTL) yang meliputi sistem
pembangkit tenaga listrik, generatot DC serta motor DC dalam judul “MAteri
Perkuliahan Teknik Tenaga Listrik.”
1.2 Rumusan Masalah
Bedasarkan latar belakang di atas, maka penyusun merumuskan beberapa
masalah sebagai berikut.
1. Bagaimana teori mengenai sistem pembangkit listrik?
2. Bagaimana teori mengenai generator DC?
3. Bagaimana teori mengenai motor DC?
1.3 Tujuan Penyusunan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penyusunan
makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui bagaimana teori mengenai sistem pembangkit listrik
2. Mengetahui teori generator DC
3. Mengetahui teori motor DC.
3
BAB II
SISTEM PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
2.1 Energi Listrik
Listrik adalah suatu penemuan yang luar biasa yang ditemukn oleh
Thomas Alva Edison, dimana sebagai orang pertama kali yang menemukan listrik
pada tahun 1879, sekitar 120 tahun yang lalu. Listrik suatu penemua yang
femomenal yang dapat merubah semua kehidupan dari zaman ke zaman, listrik
semakin berkembang dari segi penggunaan dan pencitaannya.
Beraneka macam cara untuk dapat mendapatkan listrik di zaman moderen
seperti ini dan banyak bermunculan versi-versi pembangkit listrik yang ramah
lingkungan dan praktis yang bisa digunakan di dalam ruang lingkup yang kecil.
Listrik juga salah satu cara yang paling ekonomis, mudah dan aman untuk
mengirimkan energi. Pembangkit listrik juga diantaranya seperti bahan bakar fosil
(minyak, gas alam, dan batubara), hidro, panas bumi, dan nuklir diubah menjadi
energi listrik.Listrik juga memiliki elemen-elemen, di antaranya:
1. Elemen Listrik Pasif :
Elemen listrik yang mempunyai sifat menerima atau membutuhkan
tegangan listrik.
Contohnya:
a. Resistor
b. Kapasitor
c. Induktor
2. Elemen Listrik Aktif :
Elemen listrik yang mempunyai sifat membangkitkan atau memberikan
tenaga listrik.
Contohnya:
a. Sumber Arus
b. Sumber tegangan
4
Energi Listrik adalah energi yang mudah dikonversikan, dibangkitkan,
didistribusikan dengan proses yang efisien, efektif, dan ekonomis dibanding
dengan energi yang lain.
Energi listrik yang dibangkitkan pada pembangkit tenaga listrik, dapat
berupa pusat listrik tenaga uap, air, gas, diesel, nuklir, panas bumi. Pembangkit
listrik biasanya membangkitkan listrik pada tegangan menengah (6-20 KV).
Pada sistem tenaga listrik yang besar pembangkit tenaga listrik biasanya
jauh dari pemakai oleh karena itu energi listrik harus diangkut / disalurkan dengan
saluran transmisi, dimana tegangan listriknya dinaikkan dari tegangan menengah
menjadi tegangan tinggi atau tegangan ekstra tinggi (TET).
Untuk menaikkan tegangan dilakukan didalam gardu induk dengan
peralatan transformator penaik tegangan (step up transformator).
Sistem tegangan listrik di Indonesia adalah sebagai berikut:
Tegangan ekstra tinggi (TET) ≥ 500 KV
Tegangan tinggi (TT) → 30 KV, 70 KV, 275 KV, 380 KV
Tegangan menengah (TM) →6 – 20 KV
Tegangan rendah (TR) → 220 V/ 380 V, 110 V/127 V.
2.2 Teknik Tenaga Listrik
Teknik Tenaga Listrik adalah ilmu yang mempelajari teknik-teknik yang
berhubungan dengan tenaga listrik dan permasalahannya sehingga tenaga listrik
dapat disalurkan dengan baik
Bahasan TTL meliputi
1. Mesin Listrik
a. Mesin listrik DC (Direct Curent)
1. Generator DC (kalau diberi arus listrik berubah menjadi
motor)
a) Generator DC Seri (arus besar)
b) Generator DC Shunt (parallel)
c) Generator DC Kompon (kombinasi)
Generator DC kompon panjang
Generator DC kompon pendek
5
2. Motor listrik DC (Motor listrik kalau diputar berubah
menjadi generator listrik).
a) Motor listrik DC Seri (arus besar)
b) Motor listrik DC Shunt (parallel)
c) Motor listrik DC Kompon (kombinasi).
3. Motor listrik DC kompon panjang
4. Motor listrik DC kompon pendek
b. Mesin listrik AC (Alternating Curent )
1. Generator AC 1 fasa / 3 fasa
2. Motor AC
a) Motor induksi
b) Motor sinkron
2. Transformator
3. Saluran sistem TTL
2.3 Sistem Tenaga Listrik
Sistem tenaga listrik merupakan sekumpulan pusat listrik dan gardu induk
(pusat beban) yang satu sama lain dihubungkan oleh Jaringan Transmisi sehingga
merupakan sebuah kesatuan interkoneksi. Prinsip kerja dalam sistem tenaga listrik
dimulai dari bagian pembangkitan kemudian disalurkan melalui sistem jaringan
transmisi kepada gardu induk dan dari gardu induk ini disalurkan serta dibagi-bagi
kepada pelanggan melalui saluran distribusi.
6
Sistem Tenaga listrik terbagi :
1) Sistem Pembangkitan
Sistem pembangkitan tenaga listrik berfungsi membangkitkan energi listrik
yang bersumber dari alam melalui berbagai macam pembangkit tenaga listrik,
yaitu penggerak mula menjadi energi mekanis yang berupa kecepatan atau
putaran, selanjutnya energi mekanis tersebut di rubah menjadi energi listrik
oleh generator.
Sumber-sumber energi alam dapat berupa bahan bakar yang berasal dari
fossil (batubara, minyak bumi, gas alam), bahan galian (uranium, thorium),
tenaga air yang penting adalah tinggi jatuh air dan debitnya, tenaga angin,
daerah pantai dan pegunungan, dan tenaga matahari.
2) Sistem Transmisi
Sistem Transmisi berfungsi menyalurkan tenaga listrik dari pusat
pembangkit ke pusat beban melalui saluran transmisi. Saluran transmisi akan
mengalami rugi-rugi tenaga, maka untuk mengatasi hal tersebut tenaga yang
akan dikirim dari pusat pembangkit ke pusat beban harus ditransmisikan
dengan tegangan tinggi maupun tegangan ekstra tinggi.
3) Sistem Distribusi
Sistem Distribusi berfungsi mendistribusikan tenaga listrik ke konsumen
yang berupa pabrik, industri, perumahan dan sebagainya. Transmisi tenaga
dengan tegangan tinggi maupun ekstra tinggi pada saluran transmisi di rubah
7
pada gardu induk menjadi tegangan menengah atau tegangan distribusi primer,
yang selanjutnya diturunkan lagi menjadi tegangan untuk konsumen.
2.4 Sistem PLTU
PLTU merupakan mesin konversi energi yang mengubah energi kimia
dalam bahan bakar menjadi energi listrik.
Proses konversi energi pada PLTU berlangsung melalui 3 tahapan, yaitu
pertama, energi kimia dalam bahan bakar diubah menjadi energi panas dalam
bentuk uap bertekanan dan temperatur tinggi. Kedua, energi panas (uap) diubah
menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran. Ketiga, energi mekanik diubah
menjadi energi listrik.
Siklus PLTU
1) Pertama-tama air demin ini berada di sebuah tempat bernama Hotwell.
2) Dari Hotwell, air mengalir menuju Condensate Pump untuk kemudian
dipompakan menuju LP Heater (Low Pressure Heater) yang
pungsinya untuk menghangatkan tahap pertama. Lokasi hotwell dan
condensate pump terletak di lantai paling dasar dari pembangkit atau
biasa disebut Ground Floor. Selanjutnya air mengalir masuk ke
Deaerator.
3) Di dearator air akan mengalami proses pelepasan ion-ion mineral yang
masih tersisa di air dan tidak diperlukan seperti Oksigen dan lainnya.
Bisa pula dikatakan deaerator memiliki pungsi untuk menghilangkan
buble/balon yang biasa terdapat pada permukaan air. Agar proses
8
pelepasan ini berlangsung sempurna, suhu air harus memenuhi suhu
yang disyaratkan. Oleh karena itulah selama perjalanan menuju
Dearator, air mengalamai beberapa proses pemanasan oleh peralatan
yang disebut LP Heater. Letak dearator berada di lantai atas (tetapi
bukan yang paling atas). Sebagai ilustrasi di PLTU Muara Karang unit
4, dearator terletak di lantai 5 dari 7 lantai yang ada.
4) Dari dearator, air turun kembali ke Ground Floor. Sesampainya di
Ground Floor, air langsung dipompakan oleh Boiler Feed Pump/BFP
(Pompa air pengisi) menuju Boiler atau tempat “memasak” air. Bisa
dibayangkan Boiler ini seperti drum, tetapi drum berukuran raksasa.
Air yang dipompakan ini adalah air yang bertekanan tinggi, karena itu
syarat agar uap yang dihasilkan juga bertekanan tinggi. Karena itulah
konstruksi PLTU membuat dearator berada di lantai atas dan BFP
berada di lantai dasar. Karena dengan meluncurnya air dari ketinggian
membuat air menjadi bertekanan tinggi.
5) Sebelum masuk ke Boiler untuk “direbus”, lagi-lagi air mengalami
beberapa proses pemanasan di HP Heater (High Pressure Heater).
Setelah itu barulah air masuk boiler yang letaknya berada dilantai atas.
6) Didalam Boiler inilah terjadi proses memasak air untuk menghasilkan
uap. Proses ini memerlukan api yang pada umumnya menggunakan
batubara sebagai bahan dasar pembakaran dengan dibantu oleh udara
dari FD Fan (Force Draft Fan) dan pelumas yang berasal dari Fuel Oil
tank.
7) Bahan bakar dipompakan kedalam boiler melalui Fuel oil Pump.
Bahan bakar PLTU bermacam-macam. Ada yang menggunakan
minyak, minyak dan gas atau istilahnya dual firing dan batubara.
8) Sedangkan udara diproduksi oleh Force Draft Fan (FD Fan). FD Fan
mengambil udara luar untuk membantu proses pembakaran di boiler.
Dalam perjalananya menuju boiler, udara tersebut dinaikkan suhunya
oleh air heater (pemanas udara) agar proses pembakaran bisa terjadi di
boiler.
9
9) Kembali ke siklus air. Setelah terjadi pembakaran, air mulai berubah
wujud menjadi uap. Namun uap hasil pembakaran ini belum layak
untuk memutar turbin, karena masih berupa uap jenuh atau uap yang
masih mengandung kadar air. Kadar air ini berbahaya bagi turbin,
karena dengan putaran hingga 3000 rpm, setitik air sanggup untuk
membuat sudu-sudu turbin menjadi terkikis.
10) Untuk menghilangkan kadar air itu, uap jenuh tersebut di keringkan di
super heater sehingga uap yang dihasilkan menjadi uap kering. Uap
kering ini yang digunakan untuk memutar turbin.
11) Ketika Turbin berhasil berputar berputar maka secara otomastis
generator akan berputar, karena antara turbin dan generator berada
pada satu poros. Generator inilah yang menghasilkan energi listrik.
12) Pada generator terdapat medan magnet raksasa. Perputaran generator
menghasilkan beda potensial pada magnet tersebut. Beda potensial
inilah cikal bakal energi listrik.
13) Energi listrik itu dikirimkan ke trafo untuk dirubah tegangannya dan
kemudian disalurkan melalui saluran transmisi PLN
14) Uap kering yang digunakan untuk memutar turbin akan turun kembali
ke lantai dasar. Uap tersebut mengalami proses kondensasi didalam
kondensor sehingga pada akhirnya berubah wujud kembali menjadi air
dan masuk kedalam hotwell
10
2.5 Sistem PLTA
Pembangkit tinggi tenaga air (PLTA) bekerja dengan cara merubah energi
potensial (dari dam atau air terjun) menjadi energi mekanik (dengan bantuan
turbin air) dan dari energi mekanik menjadi energi listrik(dengan bantuan
generator).
Komponen – komponen dasar PLTA berupa dam, turbin, generator dan
transmisi. Dam berfungsi untuk menampung air dalam jumlah besar karena turbin
memerlukan pasokan air yang cukup dan stabil. Selain itu dam juga berfungsi
untuk pengendalian banjir. Turbin berfungsi untuk mengubah energi potensial
menjadi energi mekanik. Gaya jatuh air yang mendorong baling-baling
menyebabkan turbin berputar. Perputaran turbin ini di hubungkan ke generator.
Generator dihubungkan ke turbin dengan bantuan poros dan gearbox.
Memanfaatkan perputaran turbin untuk memutar kumparan magnet di dalam
generator sehingga terjadi pergerakan elektron yang membangkitkan arus AC.
Travo digunakan untuk menaikan tegangan arus bolak balik (AC) agar listrik tidak
banyak terbuang saat dialirkan melalui transmisi. Travo yang digunakan adalah
travo step up. Transmisi berguna untuk mengalirkan listrik dari PLTA ke rumah –
rumah atau industri. Sebelum listrik kita pakai tegangannya di turunkan lagi
dengan travo step down.
11
BAB III
GENERATOR DC (ARUS SEARAH)
3.1 Generator DC
Generator DC merupakan sebuah perangkat mesin listrik dinamis yang
mengubah energi mekanis, yaitu memutar kumparan kawat penghantar dalam
medan magnet atau sebaliknya memutar magnet diantara kumparan kawat
kumparannya menjadi energi listrik sehingga menghasilkan arus DC / arus searah.
Pada umumnya generator DC dibuat dengan menggunakan magnet
permanen dengan 4-kutub rotor, regulator tegangan digital, proteksi terhadap
beban lebih, starter eksitasi, penyearah, bearing dan rumah generator atau casis,
serta bagian rotor.
Generator DC terdiri dua bagian, yaitu stator bagian mesin DC yang diam,
dan bagian rotor, yaitu bagian mesin DC yang berputar. Bagian stator terdiri dari:
rangka motor, belitan stator, sikat arang, bearing dan terminal box. Sedangkan
bagian rotor terdiri dari: komutator, belitan rotor, kipas rotor dan poros rotor.
Pembangkitan tegangan induksi oleh sebuah generator diperoleh melalui
dua cara, yaitu dengan menggunakan cincin-seret yang menghasilkan tegangan
induksi bolak-balik. Dan dengan menggunakan komutator, menghasilkan
tegangan DC.
12
Jika rotor diputar dalam pengaruh medan magnet, maka akan terjadi
perpotongan medan magnet oleh lilitan kawat pada rotor. Hal ini akan
menimbulkan tegangan induksi. Tegangan induksi terbesar terjadi saat rotor
menempati posisi seperti Gambar 2 (a) dan (c). Pada posisi ini terjadi perpotongan
medan magnet secara maksimum oleh penghantar. Sedangkan posisi jangkar pada
Gambar 2.(b), akan menghasilkan tegangan induksi nol. Hal ini karena tidak
adanya perpotongan medan magnet dengan penghantar pada jangkar atau rotor.
Daerah medan ini disebut daerah netral.
Tegangan Rotor yang dihasilkan melalui cincin-seret dan komutator.
Jika ujung belitan rotor dihubungkan dengan slip-ring berupa dua cincin
(disebut juga dengan cincin seret), seperti ditunjukkan Gambar 3.(1), maka
dihasilkan listrik AC (arus bolak-balik) berbentuk sinusoidal. Bila ujung belitan
rotor dihubungkan dengan komutator satu cincin Gambar 3.(2) dengan dua
belahan, maka dihasilkan listrik DC dengan dua gelombang positif. Rotor dari
generator DC akan menghasilkan tegangan induksi bolak-balik. Sebuah komutator
berfungsi sebagai penyearah tegangan AC. Besarnya tegangan yang dihasilkan
oleh sebuah generator DC, sebanding dengan banyaknya putaran dan besarnya
arus eksitasi (arus penguat medan).
Jenis belitan jangkar generator DC dibedakan menjadi 2, yaitu belitan jerat
(gelung) → a = p dan belitan gelombang → a = 2, dengan a = jumlah parallel
jangkar dan p = jumlah kutub magnet
13
3.2 Generator DC dengan Penguat Tersendiri
Generator DC dengan penguatan kutub magnet tersendiri (terpisah), arus
listrik pada belitan penguat kutub magnet mengambil dari sumber listrik di luar
mesin generatos yang bersangkutan. Pada generator penguat terpisah, belitan
eksitasi (penguat eksitasi) tidak terhubung menjadi satu dengan rotor. Terdapat
dua jenis generator penguat terpisah, yaitu penguat elektromagnetik (Gambar a)
dan magnet permanent / magnet tetap (Gambar b).
14
Generator DC dengan penguat terpisah hanya dipakai dalam keadaan
tertentu. Dengan terpisahnya sumber arus kemagnetan dari generator, berarti besar
kecilnya kemagnetan tidak terpengaruh oleh nilai-nilai arus ataupun tegangan
generator.
Ea = VL + Ia.Ra (Rugi tegangan tiap sikat diabaikan )
Ea = VL + Ia.Ra + 2.Vsi (Rugi tegangan setiap sikat diperhitungkan )
VL = IL .RL ( Volt )
VsiIaRaVEa l 2
Ea = ggl yang dibangkitkan generator DC
VL = tegangan pemakai/ beban/ luar
Ia = arus listrik pada belitan anker
If = arus listrik pada penguat kutup magnet
Ra = tahanan anker
RL = tahanan luar
Rf = tahanan penguat kutup magnet
IL = arus litrik pada pemakai
Ia.Ra = Rugi tegangan kumparan anker
Vsi = (rugi tegangan setiap sikat)
)()(.60
.webervolt
a
PznEa
dimana ᶲ dalam weber.
)(max)(10..60
. 8 wellvolta
PznEa
dimana ᶲ dalam Maxwell.
Apabila ka
Pz.
60 maka )(. voltnkEa
z = jumlah penghantar seluruh slot dalam jangkar
n = putaran jangkar permenit (rpm)
P = jumlah kutup magnet
ᶲ = Jumlah garis gaya magnit (fluks) tiap kutub magnit.
a = Jumlah kelompok kumparan armature yang tersambung parallel
(jumlah parallel cabang angker)
k = konstanta.
60 artinya 1 menit = 60 sekon.
15
Sedangkan pada generator DC dengan penguat sendiri, arus kemagnetan
bagi kutub-kutub magnet berasal dari generator DC itu sendiri. Pengaruh nilai-
nilai tegangan dan arus generator terhadap arus penguat tergantung cara
bagaimana hubungan lilitan penguat magnet dengan lilitan jangkar. Yang
termasuk dalam generator DC penguat sendiri adalah geberator DC seri, generator
DC shunt, dan generator DC kompon.
3.3 Generator DC dengan Penguat Sendiri
3.3.1 Generator DC Seri
Diagram Arus listrik.
Ea = k.ɸ.n → volt
Ea = (ɸ.z.n/60).(p/a) → volt
Ia = Is = IL
VL = IL . RL (tegangan beban)
VS = IS.RS ( Rugi tegangan pd belitan
penguatan kutub magnit seri ).
Diagram Tegangan Listrik
V = Tegangan terminal generator DC
V = VL + Vs
V = Ea - Ia.Ra
VL + Vs.= Ea - Ia.Ra
Ea = VL + Vs + Ia.Ra
Ea = VL + Is.Rs. + IaRa
Bila rugi tegangan setiap sikat (Vsi) diperhitungkan maka
Ea = VL + IsR s+ IaRa + 2Vsi
Ea = ggl yang dibangkitkan generator
IaRa = rugi tegangan dalam jangkar
IsRs = rugi tegangan dalam belitan penguat kutub magnet seri.
16
3.3.2 Generator DC Shunt
Pada generator shunt, penguat eksitasi E1-E2 terhubung paralel dengan
rotor (A1-A2). Tegangan awal generator diperoleh dari magnet sisa yang terdapat
pada medan magnet stator. Rotor berputar dalam medan magnet yang lemah,
dihasilkan tegangan yang akan memperkuat medan magnet stator, sampai dicapai
tegangan nominalnya. Pengaturan arus eksitasi yang melewati belitan shunt E1-E2
diatur oleh tahanan geser. Makin besar arus eksitasi shunt, makin besar medan
penguat shunt yang dihasilkan, dan tegangan terminal meningkat sampai
mencapai tegangan nominalnya.
Jika generator shunt tidak mendapatkan arus eksitasi, maka sisa
megnetisasi tidak akan ada, atau jika belitan eksitasi salah sambung atau jika arah
putaran terbalik, atau rotor terhubung-singkat, maka tidak akan ada tegangan
atauenergi listrik yang dihasilkan oleh generator tersebut.
Generator shunt mempunyai karakteristik tegangan output akan turun lebih
banyak untuk kenaikan arus beban yang sama, dibandingkan dengan tegangan
output pada generator penguat terpisah. Sebagai sumber tegangan, karakteristik
dari generator penguat terpisah dan generator shunt tentu kurang baik, karena
seharusnya sebuah generator mempunyai tegangan output yang konstan, namun
hal ini dapat diperbaiki pada generator kompon.
17
Ia= Il + If
Vl = Il.Rl
Vf = If.Rf
V = Ea-Ia.Ra
Vl = Vf = V
Ea = V+Ia.Ra
Ea = Vl+Ia.Ra
Ea = Vf+Ia.Ra
Bila Vsi diperhitungkan
Ea = Vl+Ia.Ra+ 2Vsi
Rf = Tahanan penguat kutub magnet shunt
Vf = Rugi tegangan dalam belitan penguat kutub magnet shunt
3.3.3 Diagram DC Kompon
Generator kompon mempunyai dua penguat eksitasi pada inti kutub utama
yang sama. Satu penguat eksitasi merupakan penguat shunt, dan lainnya
merupakan penguat seri. Diagram rangkaian generator kompon ditunjukkan pada
Gambar 12. Pengatur medan magnet (D1-D2) terletak di depan belitan shunt.
Karakteristik generator kompon, tegangan output generator terlihat
konstan dengan pertambahan arus beban, baik pada arus eksitasi penuh maupun
eksitasi 50%. Hal ini disebabkan oleh adanya penguatan lilitan seri, yang
18
cenderung naik tegangannya jika arus beban bertambah besar. Jadi ini merupakan
kompensasi dari generator shunt, yang cenderung tegangannya akan turun jika
arus bebannya naik.
Generator DC Kompon Panjang :
Ia = If + Il
Ia = Is
VL = IL.RL
Vf = If.Rf
VL = Vf
V = VL + Vs
V = Ea - Ia.Ra
VL + Vs = Ea - Ia.Ra
Ea = VL + Vs + Ia.Ra
Ea = VL + Is .Rs + Ia.Ra
Ea = Vf + Is .Rs + Ia.Ra
Bila rugi tegangan Vsi diperhitungkan
Maka
Generator DC Kompon Pendek
Ea = VL+Is .Rs +Ia.Ra+2Vsi
19
Ia = If + IL
IL = Is
Vf = If.Rf
Vf = VL.+ IsRs
V = Ea - Ia.Ra …….Ea = V + Ia.Ra
V = Vf = VL.+ IsRs
Ea = VL + Is .Rs + Ia.Ra
Ea = Vf + Ia.Ra
VL = IL.RL
VL = Ea - (Is .Rs + Ia.Ra )
Bila dilengkapi dengan Vsi
Maka
3.4 Diagram Daya dan Efisiensi
A = Rugi-rugi putaran tanpa beban
B = Rugi-rugi beban
C = Rugi-rugi daya kump. angker
(Ia2.Ra)
D = Rugi-rugi daya kontak sikat
(Ia.2Vsi)
E = Rugi-rugi daya kumparan seri
(Is2.Rs)
F = Rugi-rugi daya kumparan shunt
(If2.Rf)
Pin = Daya input ( Daya mekanik ).
Pem = Daya elektro magnet ((Ea.Ia)
Pb = Rugi besi dan gesekan ( A + B )
Pcu = Rugi tembaga ( C+D+E+F )
Ea = VL+IsRs +IaRa+2Vsi
20
Pn = Daya out put (VL.IL )
V.Ia = Pem – ( C + D ).
Pin = Pem+Pb
Pem = Pn+Pcu
Pb = Pin-Pem
Pcu = Pem-Pn
%100Pin
Pngen
%100Pem
Pnlistrik
%100Pin
Pembruto
3.5 Torsi Jangkar dan Torsi Poros
Penampang lintang jangkar generator DC dengan jari-jari = r, terdapat
gaya keliling F kerja (W) = F x jarak. Untuk 1x putaran jangkar = 2πr, sehingga
W = F x 2πr. Untuk 1 secon dengan 60
n(rps), sehingga W = Fx2πr
60
n.
W = F x 2r 60
n
F x r = Ta ( torsi anker )
mnn
3060
2(kecepatan putar mekanik) ( Rps )
𝑾 = 𝑻𝒂. 𝝎. 𝒎 → 𝑭 (𝒏𝒆𝒘𝒕𝒐𝒏)
21
𝑾 = 𝑻𝒂 𝒙 𝟐 𝝅 𝒏
𝟔𝟎→ 𝒓(𝒎)
𝑻𝒂 = 𝑭𝒙𝒓 → (𝑵𝒎)
Kerja yang dilakukan oleh putaran jangkar perdetik (W) sebanding
dengan daya armature (Pem )
𝑊 = 𝑃𝑒𝑚 = 𝐸𝑎. 𝐼𝑎
𝟐 𝝅 𝒏
𝟔𝟎= 𝑬𝒂. 𝑰𝒂
𝑇𝑎 =𝐸𝑎. 𝐼𝑎
𝑛 𝑋
60
2
)(.
55,9 Nmn
IaEaTa
)(55,9 Nmn
PemTa
Ea = volt
Ia = ampere
N = rpm
Konversi satuan
1 Nm = 0,737(lbft)-------- 1 Kg = 2,205 lb--------- 1 lb = 4,448 N
1N =0,102 (kg)------------- 1 Kg = 9,80784 N--------1 N = 0,102 Kg.
n
IaEaTa
.737,055,9
n
IaEaTa
.03835,7
)(.
04,7 lbftn
IaEaTa
)(04,7 lbftn
PemTa
)(.
102,055,9 kgmn
IaEaTa
)(.
9741,0 kgmn
IaEaTa
)(.
97,0 kgmn
IaEaTa
22
)(97,0 kgmn
PemTa
)(60
volta
PznEa
n
IaEaTa
.04,7
)(60
04,7 lbftn
Ia
a
PznTa
)(1
60
04,7lbftIa
na
znPTa
)(117,0 lbftIaa
zPTa
ca
zPBila 117,0
)(lbftIacTa
HUBUNGAN DAYA ARMATUR DENGAN TORSI JANGKAR.
n
IaEa
n
IaEaTa
.04,7
..60117,0
nTan
TaIaEa .33000
746.2
04,7.
nTanTa .33000
746.2.
04,7
1
)(74633000
.2.watt
nTaPem
Besaran 33000
.2. nTa disebut daya armatur generator dalam Horse Power
(HP)
HPnTa
Pem33000
2.
Ta (lb.ft)
n (rpm)
23
TORSI POROS
Akibat torsi jangkar (Ta), maka pada generator timbul daya out put (Pn).
Dari daya out put (Pn) akan timbul torsi poros atau torsi sumbu (Tsh) atau Ts. Ts
= Tsh = torsi poros.
Daya kuda yang dihasilkan torsi poros disebut Brake Horse Power (BHP)
atau daya kuda rem.
746746
60/2. nTshnTshBHP
HUBUNGAN BHP dengan DAYA INPUT ( Pin )
746
PinBHP ..........................Pin = BHP . 746 ( watt )
mTshn
TshPin
60
2
)(55,92
60Nm
n
Pin
n
PinTsh
Analogi dengan pada Torsi angker ( Ta ) diatas, maka diperoleh Tsh
sbb :
n
PinTsh 737,055,9
n
PinTsh 03835,7
)(04,7 lbftn
PinTsh
)(04,7 lbftn
PinTsh
)(102,055,9 kgmn
PinTsh
)(9741,0 kgmn
PinTsh
)(97,0 kgmn
PinTsh
)(97,0 kgmn
PinTsh
24
BAB IV
MOTOR DC (ARUS SEARAH)
4.1 Motor DC
Prinsip Kerja Motor DC
Jika arus lewat pada suatu konduktor, timbul medan magnet di sekitar
konduktor. Arah medan magnet ditentukan oleh arah aliran arus pada konduktor.
Berdasarkan Hukum Induksi Faraday, jika suatu penghantar yang
membawa arus listrik diletakan dalam suatu medan magnet, maka akan timbul
gaya mekanik yang besarnya : F = B I L (newton). Adanya garis2 gaya medan
magnet (fluks) antara kutub yang berada pada stator. Penghantar yang dialiri arus
ditemaptkan pada jangkar yang berada dalam medan magnet Pada penghantar
timbul gaya yang menghasilkan torsi. Gaya menimbulkan torsi dan akan
menghasilkan rotasi mekanik sehingga motor akan berputar. Jadi motor DC
menerima sumber arus DC dari jala-jala dirubah menjadi energi mekanik berupa
putaran yang nantinya akan dipakai oleh peralatan lain.
Tegangan V yang disupply ke jangkar motor berguna untuk mengatasi ggl
balik Eb menimbulkan jatuh tegangan jangkar IaRa , V = Eb + IaRa (1). Persamaan
ini dikenal sebagai persamaan tegangan dari motor.
Kecepatan Motor DC
Dengan mengalikan persaman (1) di atas
dengan Ia, diperoleh :
dimana : VIa = daya yang masuk ke jangkar
EbIa = ekivalen elektrik dari daya mekanik yang dibangkitkan dalam
jangkar
aaaba RIIEVI 2
25
Ia2Ra = rugi-rugi Cu dalam jangkar
Keuntungan utama motor DC adalah sebagai pengendali kecepatan, yang
tidak mempengaruhi kualitas pasokan daya. Motor ini dapat dikendalikan dengan
mengatur tegangan dinamo (meningkatkan tegangan dinamo akan meningkatkan
kecepatan) dan mengatur arus medan (menurunkan arus medan akan
meningkatkan kecepatan).
4.2 Motor DC dengan Penguat Bebas
Vl = tegangan luar
Ea = ggl lawan (back EMF) arah berlawanan dengan Vl
)(1060
8 voltn
za
PEa
)(maxwell
cz
a
p
60
)(voltncEa
Persamaan Tegangan
Tegangan (Vl) berlawanan arah dengan Ea
Didalam jangkar terjadi rugi tegangan (Ia.Ra)
Vl = Ea+Ia.Ra
Vl > Ea
26
Vl.Ia = Ea.Ia+Ia2.Ra
Vl.Il = daya input ( Pin )
Ea.Ia = daya listrik yang setara dengan daya mekanik yang timbul
didalam mjangkar ( Pm )
Ia2-Ra = Rugi daya dalam jangkar
Daya Pm mencapai harga maksimum
0.
..(0
2
Iada
RaIaIaVd
dIa
dPm l
ll VRaIaRaIaV .20.2
RaIaV
RaIaEaV
l
l
.2
.
2
ll
VEaV
22
lll
VVVEa
Jadi Pm maksimum jika 2
.2
ll VRaIa
VEa
4.3 Motor DC dengan Penguat Sendiri
4.3.1 Motor DC Seri
Dalam motor seri, gulungan medan (medan shunt) dihubungkan secara seri
dengan gulungan dinamo. Oleh karena itu, arus medan sama dengan arus dinamo.
Kecepatan dibatasi pada 5000 RPM serta harus dihindarkan menjalankan motor
seri tanpa ada beban sebab motor akan mempercepat tanpa terkendali. Motor-
motor seri cocok untuk penggunaan yang memerlukan torque penyalaan awal
yang tinggi, seperti derek dan alat pengangkat hoist.
27
Pin = VL.IL
Ea = VL-Is.Rs-Ia.Ra-2Vsi
Ea.Ia = VL.Ia - Is2Rs- Ia2.Ra - Ia.2Vsi
Pcu = Ia2.Ra+Is2.Rs+Ia.2Vsi
4.3.2 Motor DC Shunt
Pada motor shunt, gulungan medan (medan shunt) disambungkan secara
paralel dengan gulungan dinamo. Oleh karena itu total arus dalam jalur
merupakan penjumlahan arus medan dan arus dinamo. Kecepatan pada
prakteknya konstan tidak tergantung pada beban (hingga torque tertentu setelah
kecepatannya berkurang) dan oleh karena itu cocok untuk penggunaan komersial
dengan beban awal yang rendah, seperti peralatan mesin. Kecepatan dapat
dikendalikan dengan cara memasang tahanan dalam susunan seri dengan dinamo
(kecepatan berkurang) atau dengan memasang tahanan pada arus medan
(kecepatan bertambah).
Ea.Ia =.VL.IL - If2.Rf - Ia2Ra - Ia.2Vsi
Pcu = If2.Rf + Ia2Ra + Ia.2Vsi
IL = Ia+If
28
Pin = VL.IL
Vf = If.Rf
Ea = VL.- Ia.Ra - 2Vsi
VL = Vf = Ea + Ia.Ra + 2Vsi
4.3.3 Motor DC Kompon
Motor Kompon DC merupakan gabungan motor seri dan shunt. Pada
motor kompon, gulungan medan (medan shunt) dihubungkan secara paralel dan
seri dengan gulungan dinamo. Sehingga, motor kompon memiliki torque
penyalaan awal yang bagus dan kecepatan yang stabil. Makin tinggi persentase
penggabungan (yakni persentase gulungan medan yang dihubungkan secara seri),
makin tinggi pula torque penyalaan awal yang dapat ditangani oleh motor ini.
Contoh, penggabungan 40-50% menjadikan motor ini cocok untuk alat
pengangkat hoist dan derek, sedangkan motor kompon yang standar (12%) tidak
cocok (myElectrical, 2005).
Motor DC Kompon Panjang
Il = Is+If
Is = Ia
Pin = VL..IL
Pm = Ea.Ia
Pm = Pin - Pcu
Ea.Ia =VL IL - Ia2.Ra - Is2.Rs - If2.Rf - 2Vsi.Ia
Pm = Pin - Pcu
29
Pcu = Ia2.Ra + Is2.Rs + If2.Rf + 2Vsi.Ia
VL = Ea+Ia.Ra+2Vsi+Is.Rs
Vf = If.Rf
Vf = VL
Ea = VL - Ia.Ra - Is.Rs - 2Vsi
Motor DC Kompon Pendek
Ea.Ia = Pm
VL.IL = Pin
Pcu = (Ia2Ra+2Vsi.Ia+Is2Rs+If2.Rf)
IL = Is = Ia+If
Ia = IL - If
Vf = If.Rf
VL = Vf+Vs = Vf+Is.Rs
Is.Rs = VL - Vf
VL =Ea+Ia.Ra+2Vsi+Is.Rs
Ea = VL - Ia.Ra - 2Vsi - Is.Rs
IaRsIfIsRsIsIaVsiRaIaIVIVIaEa
RsIsVsiRaIaVEa
flll
l
...2....
.2.222
30
4.4 Diagram Daya dan Efisiensi
A =rugi daya pada kumparan jangkar (Ia2.Ra)
B = Rugi daya pada kontak sikat ((2Vsi.Ia)
C = Rugi daya pada kumparan medan seri
(Is2.Rs)
D = Rugi daya pada kumparan medan shunt
(If2.Rf)
E = Rugi daya hysterisis
F = Rugi daya arus pusar
G = Rugi daya angin
H = Rugi daya sumbu motor
Pm = Pin – Pcu
Pn = Pm – Pb
Efisiensi :
4.5 Torsi Jangkar dan Torsi Poros
Torsi Jangkar Motor DC
Anologi dengan pada generator DC
%100Pin
Pnmotorekonomi
%100Pm
Pnmekanik
%100Pin
Pmlistrik
)(..
55,9 Nmn
IaEaTa
)(..
974,0 kgmn
IaEaTa
)(..
04,7 lbftn
IaEaTa
31
T = torsi jangkar motor DC
Ea = ggl lawan motor DC
Ia = arus jangkar motor DC
n = putaran motor DC
)(55,9 Nmn
PmTa
)(974,0 kgmn
PmTa
)(04,7 lbftn
PmTa
)(159,0 NmIaza
PTa
)(0162,0 kgmIaza
PTa
)(117,0 lbftIaza
PTa
Torsi Poros Motor DC
)(746
55,9 Nmn
BHPTsh
)(746
974,0 kgmn
BHPTsh
)(746
04,7 lbftn
BHPTsh
PnBHPMotorDC 746
Generator DC →BHP x 746 = Pin
Ta - Tsh = Torsi hilang
Torsi hilang = )(55,9 Nmn
Pb
Torsi hilang = )(974,0 kgmn
Pb
Torsi hilang = )(04,7 lbftn
Pb
32
5.
33
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Teknik tenaga listrik adalah salah satu mata kuliah yang wajid ditepmuh
oleh mahasiswa pendidikan teknik mesin. Mata kuliah teknik tenaga listrik
meliputi beberapa materi pokok antara mengenai sistem pembangkit tenaga listrik,
generator DC, dan motor DC yang mana telah dijabarkan pada bab II sampai bab
IV.
34
DAFTAR RUJUKAN
Alexandra, D. 2013. Materi Perkuliahan Teknik Tenaga Listrik . (Online).
(http://deboralexandra2.blogspot.com/2013/05/materi-perkuliahan-teknik-tenaga- listrik.html). Diakses 23 Januari 2014.
Gunawan, A, dkk. 2010. Makalah Teknik Tenaga Listrik DC Generator. Jakarta : Universitas Indonesia.
Guntoro, H. 2009. Generator DC. (Online). (http://dunia-
listrik.blogspot.com/2009/01/generator-dc.html). Diakses 23 Januari 2014.
Hasbullah. 2010. Motor Arus Searah. Jakarta : Universitas Pendidikan Indonesia.
Rakhman, A. 2013. Fungsi dan Prinsip Kerja PLTU. (Online).
(http://rakhman.net/2013/04/fungsi-dan-prinsip-kerja-pltu.html). Diakses 23 Januari 2014.
Wakidi. Tanpa tahun. Makalah TTL. Malang : Universitas Negeri Malang.
Wikarsa, M.T. 2010. Sistem Tenaga Listrik. Jakarta : Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
______. 2009. Motor DC. (Online). (http://rubingan.blogspot.com). Diakses 23 Januari 2014