makalah sumber daya alam
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud sumber daya ?
2. Apa saja jenis-jenis sumber daya ?
3. Apa pengertian konservasi sumber daya ?
4. Apa saja macam-macam konservasi sumber daya ?
B. Tujuan
1. Mengetahui pengertian sumber daya
2. Mengidentifikasi jenis-jenis sumber daya
3. Mengetahui pengertian konservasi sumber daya
4. Mengidentifikasi macam-macam konservasi sumber daya
BAB II
KONSERVASI SUMBER DAYA
1. Pengertian Sumber Daya
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, sumber daya adalah bahan atau keadaan
yang di gunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.
Sumber daya Menurut UU No 4 tahun 1982,sumber daya merupakan unsur
lingkungan hidup yang terdiri dari sumber daya hayati, sumber daya non hayati, dan
sumber daya buatan.
Sumber daya adalah bahan yang di gunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup
manusia yang berupa sumber daya hayati, sumber daya non hayati dan sumber daya
buatan.
a. Sumber Daya Alam (sumber daya hayati)
Berdasarkan UU no 32 tahun 2009 pasal 6 tentang lingkungan hidup menjelaskan,
“inventarisasi lingkungan hidup dilaksanakan untuk memperoleh data dan informasi
mengenai sumber daya alam yang meliputi beberapa hal, yaitu potensial dan
ketersediaan, jenis yang di manfaatkan, bentuk penguasaan, pengetahuan pengelolaan,
bentuk kerusakan, konflikdan penyebab konflik yang timbul akibat pengelolaan”.
Sumber daya alam yang ada di Indonesia sangat melimpah. Keadaan tersebut akan
sangat baik jika dalam penggunaanya dilakukan secara rasional. Penggunaan sumber
daya alam secara tepat akan memberikan dampak yang positif bagi kelangsungan hidup
manusia baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Para ahli telah melakukan pembagian terhadap sumber daya alam, beberapa bagian
tersebut adalah: perpetual, reneweble resources, non reneweble resources dan potensial
resources.
Perpetual merupakan sumber daya yang keberadaannya selalu konstan. Contohnya sinar
matahari, angin, gelombang. Meskipun penggunaannya kita eksploitasi secara besar-
besaran, sumber daya tersebut tidak akan habis.
Reneweble resources merupakan sumber daya alam yang dapat dipulihkan, baik secara
alamiah maupun buatan. Klasifikasi sumber daya alam yang termasuk renweble
resources, anatara lain:
1. Hutan
Hutan merupakan kawasan yang ditumbuhi oleh pepohonan. Fungsi hutan sangat
kompleks seperti fungsi hidro-orologis, pengendalian iklim, kesuburan tanah,
keanekaragaman hayati, kekayaan sumber daya alam, sumber inspirasi dan tempat
rekreasi atau pariwisata (Indriyanto,2006 ; Team SOS, 2011)
Mengingat sangat pentingnya fungsi hutan bagi kelangsungan hidup manusia,
maka hutan harus di pelihara kelestariaannya.
2. Perikanan
Perikanan adalah kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan, pemanfaatan
sumber daya ikan dan lingkungannya. Umumnya perikanan bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan pangan, namun dengan berkembangannya zaman, perikanan
mempunyai tujuan lain seperti olahraga, pemancingan dan rekreasi.
Non Reneweble Resources merupakan sumber daya alam yang tidak dapat di
produksi karena terbentuknya membutuhkan waktu jutaan tahun, contohnya minyak
bumi dan batu bara. Karena jumlahnya terbatas, perlu dilakukan kebijakan dalam
penggunaannya, sehingga manusia harus mencari alternatif sebagai pengganti.
Potensial Resources merupakan sumber daya karena pengetahuan dari manusia.
Saat ini belum menjadi sumber daya dan belum dimanfaatkan.
b. Sumber Daya Buatan
Merupakan sumber daya yang sengaja di buat manusia untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Berikut beberapa sumber daya buatan :
1. Sawah
Sawah merupakan kawasan yang di dominasi padi sebagai tanaman utamanya.
Macam – macam sawah:
Sawah irigasi, yaitu pertanian dengan perairan teratur yang diperoleh dari sungai /
waduk.
Sawah tadah hujan, yaitu sawah yang mendapatkan air hanya pada saat musim
hujan.
Sawah pasang surut, yaitu sawah yang tergantung pada pasang surutnya air
sungai.
2. Waduk
Waduk adalah kolam besar tempat menyimpan persediaan air untuk berbagai
kebutuhan. Tujuan di bentuknya waduk sebagai tempat penampung air saat curah
hujan tinggi,dan dimanfaatkan saat musim kemarau. Waduk terbagi menjadi 2
waduk ekoguna (untuk memenuhi satu kebutuhan) dan waduk multi guna (untuk
memenuhi berbagai macam kebutuhan).
3. Perkebunan
Berdasarkan UU No 18 tahun 2014 mengenai perkebunan dan Buku konsep dan
definisi statistik pertanian (BPS), perkebunan merupakan kegiatan yang
mengusahakan tanaman tertentu pada tanah atau media tumbuh lainya guna
mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
4. Tegalan
Suatu lahan kering yang di tanami tanaman musiman, biasanya berupa kayu,
kapulaga, cengkeh dan tanaman musiman lainnya. Tegalan hanya memperoleh air
saat musim hujan hal ini dikarenakan bentuk permukaannya tidak rata yang
menyebabkan tegalan tidak bisa di buat irigasi. Tanah tegalan jika tidak di
manfaatkan dengan baik akan timbul kerusakan lingkungan, oleh karena itu perlu
adanya pola tanam dengan memperhatikan kondisi lingkungan tanah agar tidak
terjadi kerusakan lingkungan.
c. Sumber Daya Manusia (SDM)
Hasibuan (2003) sumber daya manusia adalah kemampuan terpadu dari sumber
daya fikir dan sumber daya fisik. Sumber daya manusia yang berkualitas tidak lepas
dari pertumbuhan penduduk di negaranya. Dari hasil pendataan penduduk oleh
Kementrian Dalam Negeri pada 31 Desember 2010 terhitung jumlah penduduk
Indonesia sebanyak 259.940.857. Dengan jumlah yang besar, tidak menutup
kemungkinan menjadikan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang mampu bersaing di
kancah internasional jika dibina secara maksimal. Namun pada kenyataannya besarnya
penduduk bangsa Indonesia justru menjadi masalah yang rumit. Hal ini terjadi
dikarenakan : jumlah penduduk yang tidak merata, rendahnya tingkat pendidikan,
indeks Kesehatan yang masih rendah, kegiatan ekonomi yang belum merata,
peningkatan tenaga kerja namun tidak diimbangi dengan peningkatan lapangan kerja
yang menyebabkan banyaknya pengangguran.
Sumber daya manusia yang berkualitas akan tercipta jika adanya hubungan yang selaras
anatara pemerintah dan warga negaranya.
2. Konservasi Sumber Daya Non-Hayati
a. Pengertian
Sumber daya alam nonhayati atau Reneweble Resourshes adalah bahan-bahan
tambang yang ada di dalam bumi. Sumber daya alam ini jumlahnya terbatas karena
proses pembentukannya memerlukan waktu ratusan bahkan jutaan tahun agar dapat
terbentuk kembali. Jadi kita harus bisa memanfaatkan SDA ini dengan seefisien
mungkin agar SDA tersebut dapat di rasakan oleh generasi mendatang.
b. Ruang lingkup
1. Minyak dan Gas Bumi
Minyak dan gas bumi tersusun atas senyawa hidrokarbon seperti karbon,
hidrogen, belerang, nitrogen dan unsu-unsur lainnya. Minyak dan gas bumi secara
tidak langsung berasal dari sisa-sisa organisme hidup yang telah tertimbun jutaan
tahun yang lalu didalam pasir dan lumpur di bawah laut. Adanya tekanan yang besar
dan kerja bakteri yang ada membantu proses pembentukan endapan minyak bumi
dan gas alam dari sisa-sisa organisme tersebut.
2. Batu bara
Batu bara adalah bahan bakar fosil yang dapat terbakar. Terbentuk dari
endapan, batuan organik yang tersusun atas karbon, hidrogen dan oksigen serta
tumbuhan yang telah terkonsolidasi antara strata batuan lainnya.
3. Mineral
Mineral adalah senyawa anorganik yang tersusun oleh atom-atom atau ion-ion
secara alami.
a) Mineral – mineral dengan kilapan nonlogam dan berwarna muda, diantaranya :
Gibsum : menghasilkan dempul kering, dinding kering pada kontruksi.
Kaolinit : untuk pembuatan keramik.
Muskovit : isolator peralatan listrik.
Belerang : produksi alam belerang, vulkanisasi karet, obat-obatan.
Kalsit : peralatan optis.
Fluorit : peralatan optis.
Dolomi : beton, semen dan kapur.
Kuarsa : peralatan optis, kerajinan kaca, peralatan elektronik.
b) Mineral-mineral dengan kilapan logam berwarna muda, diantaranya:
Grafit : bahan pembuat isi pensil dan minyak pelumas.
Galena : bijih timbal yang paling penting.
Calkopirit : bijih tembaga yang paling penting.
Pirit : bijih besar yang paling penting.
Magnetit : membuat magnet.
c) Mineral-mineral dengan kilapan nonlogam dan berwarna tua, diantaranya :
Hematit : sumber besi.
Kholit : mineral sekunder.
Bauksit : sumber aluminium.
Augit : pembentuk batuan beku.
Olivin : sebagai permata.
Korundum : sebagai batu delima.
Untuk mengoptimalkan pemanfaatan bahan tambang perlu adanya penerapan
konservasi bahan galian yaitu perumusan kebijakan konservasi, pemantauan
cadangan, recovery penambangan dan pengolahan serta pengawasan konservasi
sehingga tidak akan terjadi pemborosan bahan galian. Selain itu perlu ada konservasi
bahan galian yang digunakan untuk kepentingan penelitian, cagar alam geologi,
laboraturium alam dan cadangan untuk generasi selanjutnya.
Menurut Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, konservasi
bahan galian adalah upaya mengolah bahan galian golongan (kecuali minyak dan gas
bumi) agar mendapatkan manfaat yang optimal untuk kepentingan masyarakat.
Pemantauan konservasi juga perlu dilakukan untuk menilai tentang keberadaan logam
mulia (emas dan perak) dan logam dasar serta mineral yang terdapat di bekas tambang
agar bisa diketahui apakah masih ada sisa bahan galian yang masih bisa dimanfaatkan
atau tidak.
Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah dan menanggulangi dampak pada
wilayah pertambangan, antara lain :
Pendekatan lingkungan : penataan lingkungan pertambangan sehingga dapat
terhindar dari kerugian akibat terjadinya kerusakan lingkungan.
Pendekatan administratif : mengikat semua pihak yang terlibat dalam perusahaan
pertambangan agar mau mentaati segala aturan dan ketentuan yang berlaku (law
enforcement).
Pendekatan edukatif : mengadakan penyuluhan dan memotivasi untuk
membangkitkan kesadaran dalam memelihara kelestarian lingkungan.
3. Konservasi Sumber Daya Alam Hayati
Keanekaragaman hayati di Indonesia perlu dilestarikan melalui perlindungan dan
pemanfaatan secara berkelanjutan, seperti pada UU Nomor 5 Tahun 1994 Tentang
Keanekaragaman Hayati, yang meliputi konservasi, pemanfaatan berkelanjutan atas
komponen keanekaragaman hayat, serta akses dan pembagian keuntungan yang adil.
a. Jenis Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman hayati atau biodiversity, adalah kehidupan yang ada di bumi
baik tumbuhan, hewan, jamur dan mikroorganisme, serta berbagai materi genetik yang
dikandungnya dan keanekaragaman sistem ekologi dimana mereka hidup.
1) Keanekaragaman Hayati Tingkat Gen
Perbedaan warna pada bunga, bentuk dan rasa pada buah, warna bulu dan
bentuk pial pada ayam, merupakan salah satu contoh keanekaragaman yang
disebabkan oleh pengaruh perangkat pembawa sifat yang disebut gen. Gen merupakan
bagian kromosom yang mengendalikan ciri atau sifat suatu organisme yang
diturunkan dari induk pada keturunannya. Susunan perangkat gen menentukan ciri
atau sifat suatu individu dalam satu spesies. Perkawinan antara dua individu sejenis
merupakan salah satu penyebab terjadinya keanekaragaman gen.
2) Keanekaragaman Hayati Tingkat Jenis
Contoh kanekaragaman hayati tingkat jenis pada tanaman, dalam suku kacang-
kacangan yaitu kacang tanah, kacang buncis, kacang kapri, kacang panjang, dan
kacang hijau. Sedangkan contoh keanekaragaman hayati tingkat jenis pada hewan,
misal dalam suku felidae yaitu kucing, singa, harimau, dan citah.
3) Keanekaragaman Hayati Tingkat Ekosistem
Lingkungan hidup meliputi komponen biotik dan komponen abiotik. Komponen
biotik meliputi berbagai jenis makhluk hidup mulai dari yang bersel satu (uniseluler)
sampai makhluk hidup bersel banyak (multiseluler). Sedangkan komponen abiotik
meliputi iklim cahaya, batuan, air, tanah, dan kelembaban.
Didalam ekosistem seluruh makhluk hidup yang terdapat didalamnya selalu
melakukan hubungan timbal balik , baik antar makhluk hidup maupun makhluk hidup
dengan lingkungannya atau komponen abiotiknya.
Salah satu faktor yang menimbulkan berbagai bentuk ekosistem adalah
perbedaan letak geografis. Hal ini menyebabkan perbedaan iklim yang mempengaruhi
perbedaan temperature, curah hujan, intensitas cahaya, dan lama penyinaran. Keadaan
ini akan berpengaruh terhadap jenis flora dan fauna yang menempati suatu daerah.
b. Kekayaan Jenis Hayati Indonesia
Dunia mengakui bahwa Indonesia adalah negara yang memiliki keragaman hayati
terbesar di dunia untuk darat dan laut. Kekayaan hayati di Indonesia dimungkinkan oleh
beberapa hal, yaitu : letaknya diantara dua benua (Asia dan Australia) dan dua
samudera (pasifik dan Hindia), jumlah pulaunya amat banyak, serta sifat geografisnya
yang unik. Oleh karena itu, Indonesia tidak hanya merupakan negara mega biodiversity
tetapi juga mempunyai tingkat endemisme yang tinggi.
Penyebaran flora di Indonesia dibagi menjadi tiga zona. Flora zona barat
didominasi suku Dipterocarpaccae meliputi Pulau Sumatera dan sebagian Kalimantan
yang dipengaruhi vegetasi Asia. Flora zona timur di dominasi suku Araucariaceae dan
Myrtaceae meliputi pulau - pulau Maluku, Nusa Tenggara, dan Irian Jaya yang
dipengaruhi vegetasi Australia. Antara kedua zona tersebut adalah zona peralihan
meliputi Pulau Jawa dan Sulawesi yang didominasi suku Araucariaceae, Mrytaceae,
dan Verbenaceae.
c. Nilai Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman hayati memiliki nilai yang sangat tinggi untuk kelangsungan
hidup manusia. Dengan mengetahui potensi dari nilai dan pemanfaatannya, diharapkan
kita mampu melakukan kegiatan pemanfaatan secara lestari untuk mempertahankan
kekayaan sumber daya hayati.
d. Konservasi Keanekaragaman Hayati
Mengingat sifatnya yang tidak dapat diganti dan mempunyai kedudukan serta
perannya yang vital bagi kehidupan manusia, maka upaya konservasi sumber daya
alam hayati dan ekosistemnya merupakan kewajiban mutlak setiap pihak.
UU Nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan
Ekosistemnya ( KSDHA & E ) ( Pasal 1 : 2 ) menyebutkan bahwa konservasi sumber
daya alam hayati adalah pengelolaan sumber daya alam yang pemanfaatannya
dilakukan secara bijaksana untuk menjamin keseimbangan persediaannya dengan
tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya.
Pasal 26 UU Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam
Hayati dan Ekosistemnya menyebutkan bahwa pemanfaatan sumber daya alam hayati
dan ekosistemnya dilakukan melalui kegiatan pemanfaatan kondisi lingkungan
kawasan pelestarian alam dan pemanfaatan jenis tumbuhan serta satwa liar.
Pemanfaatan kondisi lingkungan kawasan pelestarian alam dapat dilakukan
dengan cara tidak melakukan degradasi dan fragmentasi habitat asli kawasan tersebut.
Sedangkan untuk pemanfaatan jenis tumbuhan dan satwa liar, dilakukan dengan
memperhatikan kelangsungan potensi, daya dukung, dan keanekaragamannya.
Beberapa ancaman utama yang akan dihadapi dalam pelestarian keanekaragaman
hayati, diantaranya :
Eksplorasi sumber daya alam yang berlebihan
Pencemaran lingkungan
Budidaya monokultur dan dampak negative rekayasa genetik
Masuknya jenis asing yang bersifat invasif
Upaya pemerintah Indonesia dalam pelestarian keanekaragaman hayati antara lain
melalui :
Taman nasional : kawasan konservasi alam dengan ciri khas tertentu
baik di darat maupun di perairan.
Cagar alam : kawasan suaka alam yang mempunyai ciri khas
tumbuhan, satwa, dan ekosistem, yang
pengembangannya diserahkan pada alam untuk
melindungi hewan dan tumbuhan langka.
Suakamarga satwa : tempat untuk melestarikan hewan langka.
Kebun raya : kumpulan tumbuhan berasal dari berbagai daerah yang
ditanam untuk tujuan ilmu pegetahuan, rekreasi, dan
konservasi exsitu (pelestarian di luar tempat asalnya).
Hutan wisata : kawasan hutan yang karena keadaan dan sifat
wilayahnya perlu dibina dan dipertahankan sebagai
hutan yang dapat dimanfaatkan bagi kepentingan
pendidikan, konservasi alam, dan rekreasi.
Taman laut : wilayah lautanan yang mempunyai ciri khas berupa
keindahan alam yang ditunjuk sebagai kawasan
konservasi alam yang diperuntukan melindungi plasma
nutfah lautan.
Hutan lindung : kawasan hutan alam yang biasanya terletak di daerah
pegunungan yang dikonservasikan untuk tujuan
melindungi lahan agar tidak tererosi dan untuk
mengatur tata air.