makalah stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang anak
DESCRIPTION
masalah anakTRANSCRIPT
TUGAS KELOMPOK
STIMULASI DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK
Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak
Dosen : A. Malik, S.Ag.,M.Hum
Disusun Oleh :
Ena Tati RohanahErni Yuliawati
Enjum Setiawati
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANSEBELAS APRIL
2012
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
berkenan memberi petunjuk dan kekuatan kepada penulis sehingga makalah,
“Stimulasi Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak ” ini dapat diselesaikan.
Makalah ini disusun dan dibuat berdasarkan data-data yang ada, dan bertujuan
agar dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita dalam belajar mendeteksi
pertumbuhan dan perkembangan anak secara dini.
Mudah-mudahan dengan mempelajari makalah ini kita akan mampu menghadapi
masalah-masalah atau kesulitan-kesulitan yang timbul dalam belajar mendeteksi
pertumbuhan dan perkembangan anak secara dini. Dan dengan harapan semoga kita
mampu mengimplementasikan pendeteksian pemyimpangan tumbuh kembang anak.
Ciamis, Mei 2012
Penulis
DAFTAR ISI
i
KATA PENGANTAR....................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................ 1
A. Latar Belakang............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah....................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan......................................................................................... 2
D. Metode......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................. 3
A. Stimulasi Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak.......................................... 3
B. Definisi......................................................................................................... 6
C. Faktor Genetik Tumbuh Kembang Anak..................................................... 6
D. Langkah-langkah Deteksi Dini..................................................................... 7
BAB III PENUTUP.......................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ii
Pertumbuhan dan perkembangan anak secara fisik, mental, sosial, emosional
dipengaruhi oleh gizi, kesehatan dan pendidikan. Ini telah banyak dibuktikan dalam
berbagai penelitian, diantaranya penelitian longitudinal oleh Bloom mengenai
kecerdasan yang menunjukkan bahwa kurun waktu 4 tahun pertama usia anak,
perkembangan kognitifnya mencapai sekitar 50%, kurun waktu 8 tahun mencapai
80%, dan mencapai 100% setelah anak berusia 18 tahun.
Penelitian lain mengenai kecerdasan otak menunjukkan fakta bahwa untuk
memaksimalkan kepandaian seorang anak, stimulasi harus dilakukan sejak 3 tahun
pertama dalam kehidupannya mengingat pada usia tersebut jumlah sel otak yang
dipunyai dua kali lebih banyak dari sel-sel otak orang dewasa.
Program Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK)
merupakan revisi dari program Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK) yang telah
dilakukan sejak tahun 1988 dan termasuk salah satu program pokok Puskesmas.
Kegiatan ini dilakukan menyeluruh dan terkoordinasi diselenggarakan dalam bentuk
kemitraan antara keluarga (orang tua, pengasuh anak dan anggota keluarga lainnya),
masyarakat (kader, organisasi profesi, lembaga swadaya masyarakat) dengan tenaga
professional. Melalui kegiatan SDIDTK kondisi terparah dari penyimpangan
pertumbuhan anak seperti gizi buruk dapat dicegah, karena sebelum anak jatuh dalam
kondisi gizi buruk, penyimpangan pertumbuhan yang terjadi pada anak dapat
terdeteksi melalui kegiatan SDIDTK. Selain mencegah terjadinya penyimpangan
pertumbuhan, kegiatan SDIDTK juga mencegah terjadinya penyimpangan
perkembangan dan penyimpangan mental emosional.
Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak umur 0-6
tahun agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal. Setiap anak perlu mendapat
stimulasi rutin sedini mungkin dan terus menerus pada setiap kesempatan. Stimulasi
tumbuh kembang anak dilakukan oleh ibu dan ayah yang merupakan orang terdekat
dengan anak, pengganti ibu/pengasuh anak, anggota keluarga lain dan kelompok
masyarakat di lingkungan rumah tangga masing-masing dan dalam kehidupan sehari-
hari. Kurangnya stimulasi dapat menyebabkan penyimpangan tumbuh kembang anak
bahkan gangguan yang menetap.
Intervensi dini penyimpangan perkembangan adalah tindakan tertentu pada
anak yang perkembangan kemampuannya menyimpang karena tidak sesuai dengan
umurnya. Penyimpangan perkembangan bisa terjadi pada salah satu atau lebih
iii
kemampuan anak yaitu kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa,
serta sosialisasi dan kemandirian anak.
B. Rumusan Masalah
1. Mengapa tumbuh kembang anak harus distimulasi ?
2. Bagaimana cara mendeteksi penyimpangan perkembangan dan pertumbuhan
anak ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui cara mendeteksi pemyimpangan tumbuh kembang anak.
2. Untuk mengetahui lebih jelas lagi tentang stimulant tumbuh kembang anak.
D. Metode Penelitian
Dalam menyusun makalah ini, penyusun menggunakan metode dalam
mengumpulkan data-data dengan cara mengumpulkan informasi dari media internet,
serta menggunakan study litetatur dengan membandingkan buku sumber yang
berhubungan dengan deteksi dini tumbuh kembang anak.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Stimulasi Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak
Setiap orang tua menginginkan mempunyai anak yang sehat, cerdas, sholeh,
berkualitas dan sukses di masa depan, demikian juga setiap bangsa menginginkan
mempunyai generasi penerus yang mampu bersaing dan unggul ditengah persaingan
global yang sangat kompetitif, hal ini harus dianggap sebagai suatu investasi untuk
masa depan dan hal ini juga merupakan Hak Anak, seperti yang tercantum dalam
iv
Undang-undang Dasar 1945, pasal 28 B ayat 2; “Setiap anak berhak atas
kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari
kekerasan dan diskriminasi”.
Salah satu upaya untuk mendapatkan anak yang seperti diinginkan tersebut
adalah dengan melakukan upaya pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita
atau yang dikenal dengan nama Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang
(SDIDTK).
Upaya pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita dan anak
prasekolah merupakan tindakan skrining atau deteksi secara dini (terutama sebelum
berumur 3 tahun) atas adanya penyimpangan termasuk tindak lanjut terhadap keluhan
orang tua terkait masalah pertumbuhan dan perkembangan bayi, anak balita dan anak
prasekolah, kemudian penemuan dini serta intervensi dini terhadap penyimpangan
kasus tumbuh kembang akan memberikan hasil yang lebih baik.
Upaya pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita dan anak
prasekolah dilakukan melalui kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh
kembang anak yang menyeluruh dan terkoordinasi antar sektor dan program.
Tindakan koreksi dilakukan untuk mencegah masalah agar tidak semakin berat dan
apabila anak perlu dirujuk, maka rujukannya harus dilakukan sedini mungkin sesuai
dengan pedoman yang berlaku.
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan,
berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan
sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat.
Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta
sosialisasi dan kemandirian.
Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak umur 0 – 6
tahun agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal. Setiap anak perlu mendapat
stimulasi rutin sedini mungkin dan terus menerus pada setiap kesempatan. Stimulasi
tumbuh kembang anak dapat dilakukan oleh ibu, ayah, pengganti orang tua/pengasuh
anak, anggota keluarga lain atau kelompok masyarakat di lingkungan rumah tangga
masing-masing dan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam melakukan stimulasi tumbuh kembang anak, ada beberapa prinsip
dasar yang perlu diperhatikan, yaitu:
v
1. Stimulasi dilakukan dengan dilandasi rasa cinta dan kasih sayang.
2. Selalu tunjukkan sikap dan perilaku yang baik karena akan meniru tingkah laku
orang-orang yang terdekat dengannya.
3. Berikan stimulasi sesuai dengan kelompok umur anak.
4. Lakukan stimulasi dengan cara mengajak anak bermain, bernyanyi, bervariasi,
menyenangkan, tanpa paksaan dan tidak ada hukuman.
5. Lakukan stimulasi secara bertahap dan berkelanjutan sesuai umur anak, terhadap
ke 4 aspek kemampuan dasar anak.
6. Gunakan alat bantu/permainan yang sederhana, aman dan ada di sekitar anak.
7. Berikan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan.
8. Anak selalu diberi pujian, bila perlu diberi hadiah atas keberhasilannya.
Ada 3 jenis deteksi dini tumbuh kembang yang dapat dikerjakan oleh tenaga
kesehatan di puskesmas dan jaringannya, berupa:
Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan, yaitu untuk mengetahui/menemukan
status gizi kurang/buruk dan mikrosefali/makrosefali.
Deteksi dini penyimpangan perkembangan yaitu untuk mengetahui gangguan
perkembangan anak (Keterlambatan), gangguan daya lihat, gangguan daya
dengar.
Deteksi dini penyimpangan mental emosional, yaitu untuk mengetahui adanya
masalah mental emosional, autisme dan gangguan pemusatan perhatian dan
hiperaktivitas.
Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan dilakukan dengan pengukuran Berat
Badan terhadap Tinggi Badan dengan tujuan untuk memnetukan status gizi anak,
normal, kurus, kurus sekali atau gemuk. Selain itu, juga dilakukan pengukuran
Lingkar Kepala Anak (LKA) dengan tujuan untuk mengetahui lingkar kepala anak
dalam batas normal atau diluar batas normal.
Deteksi dini penyimpangan perkembangan dilakukan dengan :
Skrining/Pemeriksaan perkembangan anak menggunakan Kuisioner Pra Skrining
Perkembangan (KPSP) dengan tujuan untuk mengetahui perkembangan anak
normal atau ada penyimpangan.
Tes Daya Dengar (TDD) dengan tujuan untuk menemukan gangguan
pendengaran sejak dini, agar dapat segera ditindak lanjuti untuk meningkatkan
kemampuan daya dengar dan bicara anak.
vi
Tes daya Lihat (TDL) dengan tujuan untuk mendeteksi secara dini kelainan daya
dengar agar segera dapat dilakukan tindakan lanjutan sehingga kesempatan untuk
memperoleh ketajaman daya lihat menjadi lebih besar.
Ada beberapa jenis alat yang digunakan untuk mendeteksi secara dini adanya
penyimpangan mental emosional pada anak, yaitu;
Kuisioner Masalah Mental Emosional (KMME) bagi anak umur 36 bulan sampai 72
bulan.
Tujuan untuk mendeteksi secara dini adanya penyimpangan/masalah mental
emosional pada anak prasekolah.
Ceklist Autis anak praseolah (Checklist for Autism in Toddler/CATT) bagi anak
umur 18 bulan samapai 36 bulan.
Tujuan untuk mendeteksi secara dini adanya Autis pada anak umur 18 bulan – 36
bulan.
Formulir deteksi dini Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH)
menggunakan Abreviated Conner Rating Scale bagi anak umur 36 bulan ke atas.
Tujuan untuk mendeteksi secara dini adanya gangguan Pemusatan Perhatian
dan Hiperaktivitas pada anak umur 36 bulan ke atas.
B. Definisi Deteksi Dini
Deteksi dini ialah upaya penjaringan secara komprehensif untuk
menentukan penyimpangan tumbuh kembang dan mengetahui dan mengenal
faktor resiko ( Fisik, Biomedik, Psikososial ).
Kegunaan deteksi dini untuk mengetahui penyimpangan tumbuh kembang secara
dini, sehingga upaya pencegahan, upaya stimulasi dan upaya penyembuhan
dapat diberikan dengan indikasi yang jelas sedini mungkin pada masa-
masa kritis proses pertumbuhan.
Salah satu tingkat pencegahan dalam preventive phediatrics yang termasuk
dalam preventif sekunder. Yaitu upaya untuk mencegah gangguan tumbuh
kembang melalui pendekatan resiko, atau menghentikan proses
kelainan/penyimpangan dengan intervensi yang adekuat (Behrman, Forrest,
Jenkins sue).
vii
C. Faktor Genetik Tumbuh Kembang Anak
1. Faktor Lingkungan
Penyakit Generik yang dapat didiagnosa selama masa kehamilan antara
lain :
Sindroma down
Sindroma Turner
Thalasemia.
2. Faktor lingkungan
Dalam deteksi dini memerlukan data data konkrit dari macam-macam
perjalanan suatu penyakit yang berbeda-beda di masyarakat.
3. Tanda-tanda Tumbuh Kembang fisik diamati dengan :
Pertambahan besar ukuran-ukuran anthropometrik dan gejala / tanda lain
pada rambut, gigi geligi, otot, kulit, jaringan lemak, darah dll.
Ukuran Antrhropometrik.
D. Langkah-langkah Deteksi Dini
1. Riwayat Medis
Penilaian perkembangan
• 0 – 5 : KMS, lingkar lengan, DDST, imunisasi, gizi
• 5 – 12 : sekolah. Ortu
• 13-18 : sekolah, ortu
2. Penilaian lingkungan rumah
3. Evaluasi penglihatan, pendengaran
4. Berbicara, berbahasa
5. Pemeriksaan fisik, periodik
6. Neurologik
7. Intelegensi
viii
BAB III
PENUTUP
Intervensi dini penyimpangan perkembangan anak tujuan intervensi dan rujukan
dini perkembangan anak adalah untuk mengoreksi, memperbaiki dan mengatasi masalah
atau penyimpangan perkembangan sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang secara
optimal sesuai dengan potensinya. Waktu yang paling tepat untuk melakukan intervensi
dan rujukan dini penyimpangan perkembangan anak adalah sesegera mungkin ketika usia
anak masih di bawah lima tahun.
Tindakan intervensi dini tersebut berupa stimulasi perkembangan terarah yang
dilakukan secara intensif di rumah selama 2 minggu, yang diikuti dengan evaluasi hasil
intervensi stimulasi perkembangan.
ix
DAFTAR PUSTAKA
Siahaan, R. (2005). Pelaksanaan Program Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita di Posyandu.
Sri Astuti. (2005). Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak Ditingkat Pelayananan Kesehatan Dasar. Jakarta : Departemen kesehatan Republik Indonesia
Zulkifli. (2003). Posyandu dan Kader Kesehatan. Pelaksanaan Program Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita di Posyandu.
x