makalah standar asuhan keperawatan (sak)

17
MAKALAH STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN DOSEN : ELISABETH, S.Kp, MARS OLEH : AHMAD FAISAL IDRIS S13.040 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN LAKIPADADA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN TANA TORAJA 2017

Upload: ahmad-faisal

Post on 14-Apr-2017

171 views

Category:

Health & Medicine


23 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Standar Asuhan Keperawatan (SAK)

MAKALAH STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN

DOSEN : ELISABETH, S.Kp, MARS

OLEH : AHMAD FAISAL IDRIS

S13.040

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN LAKIPADADA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

TANA TORAJA 2017

Page 2: Makalah Standar Asuhan Keperawatan (SAK)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa karena atas berkat,

rahmat dan hidayah Nya saya bisa menyelesaikan makalah ini. Makalah ini saya

buat guna memenuhi tugas dari dosen.

Makalah ini membahas tentang “Standar Asuhan Keperawatan (SAK)”, semoga

dengan makalah yang kami susun ini kita sebagai mahasiswa Stikes Lakipadada

dapat menambah dan memperluas pengetahuan kita.

Kami mengetahui makalah yang kami susun ini masih sangat jauh dari

sempurna, maka dari itu saya masih mengharapkan kritik dan saran dari bapak/ibu

selaku dosen-dosen pembimbing saya serta temen-temen sekalian, karena kritik dan

saran itu dapat membangun sayai dari yang salah menjadi benar.

Semoga makalah yang saya susun ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita,

akhir kata saya mengucapkan terima kasih.

Makale, 22 Maret 2017

Penyusun

Page 3: Makalah Standar Asuhan Keperawatan (SAK)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………..............…........................

DAFTAR ISI ……………………………………………....…………..........................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ………………………………………….....................................

1.2 Tujuan......................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Standar Asuhan Keperawatan..................................................

2.2 Tujuan dan Standar Asuhan Keperawatan..................................................

2.3 Proses Terwujudnya Standar Asuhan Keperawatan....................................

2.4 Pelaksanaan Standar Asuhan Keperawatan...............................................

2.5 Langkah-Langkah Pelaksanaan Standar Asuhan Keperawatan....................

2.6 Cakupan Standar Asuhan Keperawatan....................................................

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ……………………………………….....……...............................

3.2 Saran.....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................

Page 4: Makalah Standar Asuhan Keperawatan (SAK)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keperawatan salah satu bentuk pelayanan profesional merupakan

bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari upaya pelayanan kesehatan

secara keseluruhan. Selain itu pelayanan keperawatan merupakan salah satu

faktor penentu baik buruknya mutu dan citra rumah sakit, oleh karenanya

kualitas pelayanaan keperawatan perlu dipertahankan dan ditingggalkan

seoptimal mungkin.

Ciri - ciri mutu keperawatan yang baik antara lain :

1. Memenuhi standar profesi yang ditetapkan

2. Sumber daya untuk pelayanan asuhan keperawatan dimanfaatkan

secara wajar, efisiensi dan efektif

3. Aman bagi pasien dan tenaga keperawatan sebagai pemberi jasa

pelayanan

4. Memuaskan bagi pasien dan tenaga keperawatan serta

5. Aspek sosial,ekonomi, budaya, agama, etika dan tata nilai

masyarakat diperhatikan dan dihormati

Disamping itu pesyaratan untuk peningkatan mutu asuhan keperawatan

antara lain :

1. Pimpinan yang peduli dan mendukung

2. Ada kesadaran bahwa mutu harus ditingkatkan ( standar mutu )

3. Tenaga keperewatan disiapkan melalui upaya peningkatkan

pengetahuan, dan ketrampilan dengan cara diadakan program diklat

4. Sarana, dan pelaksanaan dan lingkungan yang mendukung serta

5. Tersedia dan diterapkannya standar asuhan keperawatan

Berdasrkan kerangka berfikir seperti tersebut diatas, Direktorat jendral

pelayanan medik, Depkes RI bersama dengan organisai profesi

keperawatan,telah menyusun standar asuhan keperawatan dan telah resmi

standar asuhan keperawatan diberlakukan untuk diterapkan di seluruh rumah

sakit, melalui “SK Direktur Jendral Pelayanan Medik, NO. YM.00.03.2.6.7637

tahun 1993 tentang berlakunya standarasuhan keperawatan dirumah sakit“ .

Ini berati bahwa seluruh tenaga keperawatan dirumah sakit dalam

memberikan asuhan keperawatan harus berpedoman kepada asuhan

keperawatan yang dimaksud.

Page 5: Makalah Standar Asuhan Keperawatan (SAK)

UU RI No.36 2014 tentang tenaga kesehatan dalam penjelasan tentang Pasal

53 ayat2 Pendayagunaan Tenaga Kesehatan warga negara asing

sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) dilakukan dengan mempertimbangkan:

a. alih teknologi dan ilmu pengetahuan; dan

b. ketersediaan Tenaga Kesehatan setempat.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang anda ketahui tentang standar asuhan keperawatan ?

2. Apakah tujuan dari standar asuhan keperawatan?

3. Bagaimanakah proses terwujutnya standar asuhan keperawatan ?

4. Bagaimanakah pelaksanaan standar asuhan keperawatan ?

5. Bagaimanakah langkah – langkah standar asuhan keperawatan di

rumah sakit ?

6. Apa sajakah cangkupan standar asuhan keperawatan ?\\

1.3 Tujuan Masalah

1. Tujuan umum Untuk mengetahui gambaran tentangstandar asuhan

keperawatan.

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui pengertian standar asuhan keperawatan.

b. Untuk mengetahui tujuan standar asuhan keperawatan.

c. Untuk mengetahui proses terwujutnya standar asuhan

keperawatan.

d. Untuk mengetahui pelaksanaan standar asuhan keperawatan.

e. Untuk mengetahui langkah – langkah standar asuhan keperawatan

di rumah sakit ?

f. Untuk mengetahui cangkupan standar asuhan keperawatan

1.4 Manfaat Penulis

1. Diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi pembaca dan menjadi

salah satu referensi bagi penulisan makalah selanjutnya tentang standar

asuhan keperawatan.

2. Menjadi pengalaman berharga bagi penulis dan menambah

pengetahuan penulis tentang standar asuhan keperawatan.

Page 6: Makalah Standar Asuhan Keperawatan (SAK)

BAB II

PEMBAHASAN

STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN

2.1 Pengertian Standar Asuhan Keperawatan

Standar adalah suatu pernyataan diskriptif yang menguraikan

penampilan kerja yang dapat diukur melalui kualitas struktur, proses dan hasil

(Gillies, 1989,h.121). Standar merupakan pernyataan yang mencakup

kegiatan-kegiatan asuhan yang mengarah kepada praktek keperawatan

profesional (ANA,1992,h.1)

Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang

merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu

dan kiat, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif ,

ditujukan kepada individu, keluarga, dan masyarakat baik sakit maupun sehat

yang mencakup kehidupan manusia (lokakarya Nasional 1983)

Standar praktek keperawatan adalah suatu pernyataan yang

menguraikan suatu kualitas yang diinginkan terhadap pelyanan keperawatan

yang diberikan untuk klien ( Gillies, 1989h. 121). Fokus utama standar praktek

keperawatan adalah klien. Digunakan untuk mengetahui proses dan hasil

pelayanan keperawatan yang diberikan dalam upaya mencapai pelayanan

keperawatan. Melalui standar praktek dapat diketahui apakah intervensi atan

tindakan keperawatan itu yang telah diberi sesuai dengan yang direncanakan

dan apakah klien dapat mencapai tujuan yang diharapkan.

Tipe standar praktek keperawatan

Beberapa tipe standar telah digunakan untuk mengarahakan dan

mengontrol praktek keperawatan. Standar dapat berbentuk ‘normatif’ yaitu

menguraikan praktek keperawatan yang ideal yang menggambarkan

penampilan perawat yang bermutu tinggi, standar juga berbentuk ‘empiris’

yaitu menggambarkan praktek keperawatan berdasarkan hasil observasi

pada sebagaian besar sarana pelayanan keperawatan (Gillies 1989,h.125).

Standar Asuhan Keperawatan adalah uraian pernyataan tingkat kinerja

yang diinginkan, sehingga kualitas struktur, proses dan hasil dapat dinilai.

Standar asuhan keperawatan berarti pernyataan kualitas yang didinginkan

dan dapat dinilai pemberian asuhan keperawatan terhadap pasien/klien.

Hubungan antara kualitas dan standar menjadi dua hal yang saling terkait

erat, karena melalui standar dapat dikuantifikasi sebagai bukti pelayanan

meningkat dan memburuk (Wilkinson, 2006).

Page 7: Makalah Standar Asuhan Keperawatan (SAK)

2.2 Tujuan Standar Asuhan Keperawatan

1. Memberi bantuan yang efektif kepada semua orang yang memerlukan

pelayanan kesehatan sesuai dengan Sistem Kesehatan Nasional

2. Menjamin bahwa bantuan diarahkan untuk memenuhi kebutuhan

pasien dan mengurangi/menghilangkan kesenjangan

3. Mengembangkan standar asuhan keperawatan yang ada

4. Memberi kesempatan kepada semua tenaga keperawatan untuk

mengembangkan tingkat kemampuan profesional

5. Memelihara hubungan kerja yang efektif dengan semua kalangan

kesehatan

6. Melibatkan pasien dalam perencanaan dan pelaksanaan pelayanan

kesehatan

Tujuan dan manfaat standar asuhan keperawatan penting lainnya

mencakup pada dasarnya mengukur kualitas asuhan kinerja perawat dan

efektifitas manajemen organisasi. Dalam pengembangan standar

menggunakan pendekatan dan kerangka kerja yang lazim sehingga dapat

ditata siapa yang bertanggung jawab mengembangkan standar bagaimana

proses pengembangan tersebut. Standar asuhan berfokus pada hasil pasien,

standar praktik berorientasi pada kinerja perawat professional untuk

memberdayakan proses keperawatan. Standar finansial juga harus

dikembangkan dalam pengelolaan keperawatan sehingga dapat bermanfaat

bagi pasien, profesi perawat dan organisasi pelayanan (Kawonal, 2000).

Setiap hari perawat bekerja sesuai standar – standar yang ada seperti

merancang kebutuhan dan jumlah tenaga berdasarkan volume kerja, standar

pemerataan dan distribusi pasien dalam unit khusus, standar pendidikan bagi

perawat professional sebagai persyaratan agar dapat masuk dan praktek

dalam tatanan pelayanan keperawatan professional (Suparti, 2005)

Terjadi kesepakatan antara praktisi terhadap tingkat kinerja dan

menawarkan ukuran penilaian agar praktek keperawatan terbaru dapat

dibandingkan. Penilaian essensial asuhan keperawatan melalui penataan

standar sebagai dasar kesepakatan untuk mencapai asuhan keperawatan

optimal. Standar keperawatan dalam prakteknya harus dapat diterima. Setiap

klien berhak mendapatkan asuhan berkualitas, tanpa membedakan usia dan

diagnosa. Dengan demikian standar dapat diharapkan memberikan fondasi

dasar dalam mengukur kualitas asuhan keperawatan (Kawonal, 2000).

Standar Asuhan Keperawatan yang kami buat, bukan mengacu pada

10 atau 20 besar penyakit, tapi pada 30 Diagnosa Keperawatan terbanyak. 30

Diagnosa Keperawatan terbanyak ini didapatkan dari informasi yang dianalisa

oleh Sistem Informasi Keperawatan berbasis IT selama kurun waktu 2 tahun.

Walaupun SAK ini tidak sesuai dengan acuan Assesent Akreditasi

Rumah Sakit yang dikeluarkan oleh KARS, tapi SAK ini yang kami yakini lebih

Page 8: Makalah Standar Asuhan Keperawatan (SAK)

ideal. Dan dalam diskusi degan surveyor Akreditasi di akhir 2009 saat kami

akreditasi RS 16 Pokja yang ketiga, surveyor akreditasi bisa menerima

argumen kami bahkan mendukung SAK kami.

Secara umum standar praktek keperawatan ditetapkan untuk

meningkatkan asuhan atau pelayanan keperawatan dengan cara

memfokuskan kegiatan atau proses pada usaha pelayanan untuk memenuhi

kriteria pelayanan yang diharapkan. Penyusunan standar praktek

keperawatan berguna bagi perawat, rumah sakit/institusi, klien, profesi

keperawatan dan tenaga kesehatan lain.

1. Perawat

Standar praktek keperawatan digunakan sebagi pedoman untuk

membimbing perawat dalam penentuan tindakan keperawatan yang

akan dilakukan teradap kien dan perlindungan dari kelalaian dalam

melakukan tindakan keperawatan dengan membimbing perawat dalam

melakukan tindakan keperawatan yang tepat dan benar.

2. Rumah sakit

Dengan menggunakan standar praktek keperawatan akan

meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelayanan keperawatan dapat

menurun dengan singkat waktu perwatan di rumah sakit.

3. Klien

Dengan perawatan yang tidak lama maka biaya yang

ditanggung klien dan keluarga menjadi ringan.

4. Profesi

Sebagai alat perencanaan untuk mencapai target dan sebagai

ukuran untuk mengevaluasi penampilan, dimana standar sebagai alat

pengontrolnya.

5. Tenaga kesehatan lain

Untuk mengetahui batas kewenangan dengan profesi lain

sehingga dapat saling menghormati dan bekerja sama secara baik.

2.3 Proses Terwujutnya Standar Asuhan Keperawatan

1. Pemimpin yang peduli dan mendukung

2. Ada kesadaran bahwa mutu harus ditingkatkan (Standar mutu )

3. Tenaga keperawatan disiapakn melalui upaya peningkatan

pengetahuan, sikap, ketrampilan dengan cara diadakan program diklat

dan seminar

2.4 Pelaksanaan Standar Asuhan Keperawatan

Page 9: Makalah Standar Asuhan Keperawatan (SAK)

Upaya peningkatan mutu asuhan keperawatan, tidak cukup hanya

dengan tersedianya Standar Asuhan Keperawatan tetapi perlu didukung

sistem pemantauan dan penilaian penerapan standar tersebut, yang

dilaksanakan secara sistematis, objektif dan berkelanjutan

Standar I: Pengkajian Keperawatan

Perawat mengumpulkan data tentangstatus kesehatan klien

secara sistematis, menyeluruh, akurat, singkatdanberkesinambungan.

Kriteria Proses:

1. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara,

observasi, pemeriksaan fisik, dan mempelajari data penunjang (

pengumpulan data diperoleh dari hasil wawancara, pemeriksaan

fisik, pemeriksaan lab, dan mempelajari catatan klien lainnya ).

2. Sumber data adalah klien, keluarga, atau orang terkait, tim kesehatan,

rekam medis dan catatan lain.

3. Data yang dikumpulkan, difokuskan untuk mengidentifikasi :

a) Status kesehatan klien saat ini

b) Status kesehatan klien masa lalu

c) Status fisiologis, psikologis, sosial, dan spiritual

d) Respon terhadap alergi

e) Harapan terhadap tingkat kesehatan yang optimal

f) Resiko – resiko tinggi masalah

Standar II: Diagnosis Keperawatan

Perawat menganalisa data pengkajian untuk merumuskan diagnosis keperawatan

Kriteria Proses:

1. Proses diagnosis terdiri dari analisis, interpretasi data, identifikasi masalah

klien dan perumusan diagnosis keperawatan.

2. Komponen diagnosis keperawatan terdiri dari: Masalah (P), Penyebab (E),

dan tanda atau gejala (S) atau terdiri dari masalah dan penyebab (PE).

3. Bekerja sama dengan klien, dekat dengan klien, petugas

kesehatan lain untuk memvalidasi diagnosis keperawatan.

4. Melakukan pengkajian ulang dan merevisi diagnosis berdasarkan

data terbaru.

Standar III: Perencanaan

Perawat membuat rencana tindakan keperawatan untuk

mengatasi masalah dan meningkatkan kesehatan klien.

Kriteria Proses :

Page 10: Makalah Standar Asuhan Keperawatan (SAK)

1. Perencanaan terdiri dari penetapan prioritas masalah, tujuan dan

rencana tindakan keperawatan.

2. Bekerjasama dengan klien dalam menyusun rencana tindakan

keperawatan.

3. Perencanaan bersifat individual sesuai dengan kondisi atau

kebutuhan klien.

4. Mendokumentasikan rencana keperawatan.

Standar IV: Implementasi

Perawat mengimplementasikan tindakan yang telah di

identifikasi dalam rencana asuhan keperawatan.

Kriteria Proses :

1. Bekerjasama dengan klien dalam pelaksanaan tindakan

keperawatan

2. Kolaborasi dengan profesi kesehatan lain untuk meningkatkan

status kesehatan klien

3. Melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah

kesehatan klien.

4. Melakukan supervisi terhadap tenaga pelaksana keperawatan

dibawah tanggung jawabnya.

5. Menjadi koordinator pelayanan dan advokasi terhadap klien

untuk mencapai tujuan kesehatan.

6. Menginformasikan kepada klien tentang status kesehatan dan

fasilitas-fasilitas pelayanan kesehatan yang ada.

7. Memberikan pendidikan pada klien dan keluarga mengenai

konsep, ketrampilan asuhan diri serta membantu klien

memodifikasi lingkungan yang digunakannya.

8. Mengkaji ulang dan merevisi pelaksanaan tindakan keperawatan

berdasarkan respon klien.

Standar V: Evaluasi

Perawat mengevaluasi kemajuan klien terhadap tindakan dalam

pencapaian tujuan dan merevisi data dasar serta perencanaan.

Kriteria Proses:

1. Menyusun perencanaan evaluasi hasil dari intervensi secara

kompeherensif, tepat waktu dan terus menerus.

2. Menyusun perencanaan evaluasi hasil dari intervensi secara

komprehensif, tepat waktu dan terus menerus.

3. Menggunakan data dasar dan respon klien dalam mengukur

perkembangan kearah pencapaian tujuan.

Page 11: Makalah Standar Asuhan Keperawatan (SAK)

4. Memvalidasi dan menganalisis data baru dengan sejawat dan

klien.

5. Bekerja sama dengan klien, keluarga untuk memodifikasi

rencana asuhan keperawatan.

6. Mendokumentasikan hasil evaluasi dan memodifikasi

perencanaan.

2.5 Langkah – langkah Pelaksanaan Standar Asuhan Keperawatan di Rumah

Sakit

Dalam mewujudkan asuhan keperawatan bermutu diperlukan

beberapa komponen yang harus dilaksanakan oleh tim keperwatan yaitu (1)

terlihat sikap caring ketika harus memberikan asuhan keperawatan kepada

klien, (2) adanya hubungan perawat - klien yang terapeutik, (3) kolaborasi

dengan anggota tim kesehatan lain, dan (4) kemampun dalam memenuhi

kebutuhan klien, serta (5) kegiatan jaminan mutu (quality assurance). Dengan

demikian, upaya pimpinan rumah sakit dan manajerial keperawatan

seyogyanya difokuskan pada kelima komponen kegiatan tersebut yang akan

diuraikan berikut ini.

a. Sikap “caring” perawat

Asuhan keperawatan bermutu yang diberikan oleh perawat dapat

dicapai apabila perawat dapat memperlihatkan sikap “caring” kepada

klien. Dalam memberikan asuhan, perawat menggunakan keahlian,

kata-kata yang lemah lembut, sentuhan, memberikan harapan, selalu

berada disamping klien, dan bersikap “caring” sebagai media pemberi

asuhan (Curruth, Steele, Moffet, Rehmeyer, Cooper, & Burroughs,

1999). Para perawat dapat diminta untuk merawat, namun meraka

tidak dapat diperintah untuk memberikan asuhan dengan

menggunakan spirit “caring”.

Spirit “caring” seyogyanya harus tumbuh dari dalam diri perawat

dan berasal dari hati perawat yang terdalam. Spritit “caring” bukan

hanya memperlihatkan apa yang dikerjakan perawata yang bersifat

tindakan fisik, tetapi juga mencerminkan siapa dia. Oleh karenanya,

setiap perawat dapat memperlihatkan cara yang berada ketika

memberikan asuhan kepada klien.

“Caring” merupakan pengetahuan kemanusiaan, inti dari praktik

keperawatan yang bersifat etik dan filosofikal. “Caring” bukan semata-

mata perilaku. “Caring” adalah cara yang memiliki makna dan

memotivasi tindakan (Marriner-Tomey, 1994). “Caring”juga

didefinisikan sebagai tindakan yang bertujuan memberikan asuhan fisik

dan perhatikan emosi sambil meningkatkan rasa aman dan

keselamatan klien (Carruth et all, 1999).

Sikap ini diberikan memalui kejujuran, kepercayaan, dan niat baik.

Prilaku “caring” menolong klien meningkatkan perubahan positif dalam

Page 12: Makalah Standar Asuhan Keperawatan (SAK)

aspek fisik, psikologis, spiritual, dan sosial. Diyakini, bersikap “caring”

untuk klien dan bekerja bersama dengan klien dari berbagai

lingkungan merupakan esensi keperawatan.

Watson menekankan dalam sikap”caring” ini harus tercermin sepuluh

faktor kuratif yaitu:

Pembentukan sistem nilai humanistic dan altruistik. Perawat

menumbuhkan rasa puas karena mampu memberikan sesuatu

kepada klien. Selain itu, perawat juga memperlihatkan kemapuan

diri dengan memberikan pendidikan kesehatan pada klien.

Memberikan kepercayaan - harapan dengan cara memfasilitasi

dan meningkatkan asuhan keperawatan yang holistik. Di samping

itu, perawat meningkatkan prilaku klien dalam mencari pertolngan

kesehatan.

Menumbuhkan sensitifan terhadap diri dan orang lain. Perawat

belajar menghargai kesensitifan dan perasaan kepada klien,

sehingga ia sendiri dapat menjadi lebih sensitif, murni, dan

bersikap wajar pada orang lain.

Mengembangan hubungan saling percaya. Perawat memberikan

informasi dengan jujur, dan memperlihatkan sikap empati yaitu

turut merasakan apa yang dialami klien.

Meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan

negatif klien. Perawat memberikan waktunya dengan

mendengarkan semua keluhan dan perasaan klien.

Penggunaan sistematis metoda penyalesaian masalah untuk

pengambilan keputusan. Perawat menggunakan metoda proses

keperawatan sebagai pola pikir dan pendekatan asuhan kepada

klien.

Peningkatan pembelajaran dan pengajaran interpersonal,

memberikan asuhan mandiri, menetapkan kebutuhan personal,

dan memberikan kesempatan untuk pertumbuhan personal klien.

Menciptakan lingkungan fisik, mental, sosiokultural, dan spritual

yang mendukung. Perawat perlu mengenali pengaruhi lingkungan

internal dan eksternal klien terhadap kesehatan kondisi penyakit

klien.

Memberi bimbingan dalam memuaskan kebutuhan manisiawi.

Perawat perlu mengenali kebutuhan komperhensif diri dan klien.

Pemenuhan kebutuhan paling dasar perlu dicapai sebelum

beralih ke tingkat selanjutnya.

Mengijinkan terjadinya tekanan yang bersifat fenomologis agar

pertumbuhan diri dan kematangan jiwa klien dapat dicapai.

Kadang-kadang seseorang klien perlu dihadapkan pada

pengalaman/pemikiran yang bersifat profokatif. Tujuannya adalah

Page 13: Makalah Standar Asuhan Keperawatan (SAK)

agar dapat meningkatkan pemahaman lebih mendalam tentang

diri sendiri.

Kesepuluh faktor karatif ini perlu selalui dilakukan oleh perawat

agar semua aspek dalam diri klien dapat tertangani sehingga asuhan

keperawatan profesional dan bermutu dapat diwujudkan. Selain itu,

melalui penerapan faktor karatif ini perawat juga dapat belajar untuk

lebih memahami diri sebelum mamahami orang lain.

Keperawatan merupakan suatu proses interpersonal yang

terapeutik dan signifikan. Inti dari asuhan keperawatan yang diberikan

kepada klien adlah hubungan perawat-klien yang bersifat profesional

dengan penekanan pada bentuknya tinteraksi aktif antara perawat dan

klien. Hubungan ini diharapkan dapat memfasilitasi partisipasi klien

dengan memotivasi keinginan klien untuk bertanggung jawab terhadap

kondisi kesehatannya.

b. Hubungan perawat-klien

Hubungan perawat dan klien adalah suatu bentuk hubungan

terapeutik/profesional dan timbal balik yang bertujuan untuk

meningkatkan efektifitas hasil intervensi keperawatan melalui suatu

proses pembinaan pemahaman tentang dua pihak yang sedang

berhubungan. Hubungan profesional ini diprakasai oleh perawat melaui

sikap empati dan keinginan berrespon (“sense of responsiveness”)

serta keinginan menolong klien (“sense of caring”).

Menurut Peplau, dalam membina hubungan profesional ini,

kedua pihak seyogyanya harus melewati beberapa tahapan (Marriner-

Tomey, 1994) yaitu :

1. tahap orientasi

2. tahap identifikasi

3. tahap eksploitasi

4. tahap resolusi.

Pada tahap orientasi, setelah saling memperkenalkan diri,

perawat berupaya menolong klien mengidentifikasi maslah yang

sedang dihadapi klien. Penjelasan, penekanan perlu dikemukakan oleh

perawat agar klien menyakini masalah atau beberapa masalah yang

perlu diatasi. Tahap identifikasi terjadi ketika klien mampu mampu

mengidentifikasi sesorang atau beberapa orang yang dapat

menolongnya. Pada tahap ini perawat memberi kesempatan klien

untuk mengkaji lebih jauh perasaan tentang diri, penyakit, dan

kemampuan yang dimilikinya.

Tujuannnya adalah agara perawat dapat membimbing klien

periode penyakitnya sebagai pengalaman yang memungkinkan klien

Page 14: Makalah Standar Asuhan Keperawatan (SAK)

mengenali kembali perasaan dan kekuatan internal yang pernah

dimiliki sehingga dapat memberikan kepuasan yang diperlukan klien.

Tahap eksploitasi terjadi ketika klien mampu menguraikan nilai

dan penghargaan yang dia peroleh dari hubungan profesional dari

hubungan profesional antara perawat dan dirinya. Beberapa tujuan

baru yang perlu dicapai melalui upaya diri klien dapat dikemukakan

oleh perawat, dan kekuatan akan dialihkan oleh perawata kepada klien

apabila klien mengalami hambatan akibat ia tidak mampu mencapai

tujuan baru tersebut.

Tahap akhir dari hubungan profesional perawat - klien adalah

tahap resolusi ditandai dengan tercapainya tujuan yang telah

ditetapkan dan tidak lagi menjadi prioritas kegiatan klien. Pada tahap

ini klien membebaskan diri dari keterkaitannya dengan perawat dan

menunjukkan kemampuannya untuk bertanggung jawab terhadap

kesehatan dirinya. Keempat tahapan dalam hubungaan profesional ini

dapat terjadi tumpang tindih antara satu tahapan dengan tahapan

berikutnya.

Dalam membina hubungan profesional, asuhan keperawatan

juga merupakan media edukatif dimana suatu kekuatan internal yang

kokoh dari seseorang perawat dapat mempengaruhi klein untuk

meningkatkan perilaku dan kepribadian klein selama sakit ke arah

kehidupan yang kreatif, konstruktif, dan produktif. Bberapa peran perlu

diemban opelh perawat ketika menjalankan dan membina hubungan

profesional yaitu :

1. peran sebagai orang asing (“starnger”),

2. narasumber (“resource person”),

3. pendidik (‘teacingrole”),

4. pemimpin (“leadersip role”),

5. peran pengganti (“surrogate role”)

(Marriner-Tomey, 1994).

Keberhasilahn hubungan profesional/terapeutik anatara perawat

dan klien sangat menentukan keberhasilan hasil tindakan yang

diharapkan. Disamping itu, hubungan profesional yang baik anatara

perawat-klien dapat menghindari, memprediksi, dan mengantisipasi

berbagai penyulit yang mungkin terjadi. Oleh karena itu, berbagai

peran diatas seyogyanya menjadi fokus perhatian perawat ketika

menolong klien melewati tahapan dlam hubungan profesionalnya

dengan perawat (Nurachah, 2000).

c. Kemampuan perawat dalam memenuhi kebutuhan klien

Asuhan keperawatan bermutu marupakan rangkaian kegiatan

keperawatan yang diorientasi pada klein. Asuhan keperawatan

bermutu yang diberikan kepada klien dipengaruhi oleh kemampuan

perawat dalam berrespon terhadap keluhan dan masalah klien serta

Page 15: Makalah Standar Asuhan Keperawatan (SAK)

upaya memenuhi kebuutuhan klien. Hendreson menetapkan 14

kebutuhan klien yang seyogyanya dapat dipenihi oleh perawat

(Marriner-Tomey, 1994). Namun, karena masalah klien sangat unik

dan kebutuhannya sangat individual maka perawat senatiasa harus

meningkatkan diri agar selalu memiliki kemapuan dan pengetahuan

yang diperlukan dalam membantu klien menyelesaikan masalahnya.

2.6 Cangkupan Standar Asuhan Keperawatan

Sepuluh Standar Asuhan keperawatan ( ANA, 1973 )

Perawat mempunyai tanggung jawab untuk :

a. Memberikan pelayanan dengan menghargai klien sebagai makluhk

hidup.

b. Melindungi hak ( privasi ) klien.

c. Mempertahankan kopetensi dalam Asuhan Keperawatan dan

mengenal klien serta menerima tanggung jawab pribadi terhadap

intervensinya.

d. Melindungi klien jika intervensi dan keselamatannya terancam yang

diakibatkan oleh orang lain yang tidak kompeten, tidak etis dan ilegal.

e. Menggunakan kemamopuan individu sebagai kriteria untuk menerima

tanggung jawab.

f. Partisipasi dalam kegiatan riset jika hak responden dilindungi.

g. Partisipasi dalam kegiatan profesi keperawatan untuk meningkatkan

standar peratik atau pelayanan dan pendidikan keperawatan.

h. Meningkatkan dan mempertahankan kualitas keperawatan ( tenaga

perawat ) dengan partisipasi dalam kegiatan profesi.

i. Mempromosikan kesehatan melalui kerja sama dengan masyarakat

dan profesi kesehatan lainnya.

j. Menolak memberikan persetujuan untuk promosi menjual produk

komersial, pelayanan atau hiburan lainnya.

Page 16: Makalah Standar Asuhan Keperawatan (SAK)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Praktek keperawatan profesional harus terwujud dalam tatanan praktek

yang nyata yaitu pemberian asuhan secara langsung kepada pasien,

keluarga,kelompok ataupun komonitas. Untuk menjamin mutu asuhan yang di

berikan diperlukan suatu ukuran untuk mengevaluasikannya. Uraian ini

adalah suatu standar. Standar keperawatan dapat dibedakan atas dua jenis

yaitu standar asuhan dan standar praktek.

Profesi keperawatan harus mulai menata diri dengan membuat standar untuk

berbagai keperluan seperti pelayanan, pendidikan, dan penelitian. Pelayanan

keperawatan akan diterima dan dipercaya oleh komsumen bila mutu

pelayananya terjamin melalui standar yang baku dan selalu ditinggkatkan dari

waktu-ke waktu.

3.2 Saran

1. Bagi Perawat. Bagi seorang perawat standar praktek keperawatan ini

akan digunakan sebagai pedoman dalam hal membimbing perawat

dalam penentuan tindakan keperawatan yang akan dilakukan teradap

pasien dan juga perlindungan dari kelalaian dalam melakukan tindakan

keperawatan dengan membimbing perawat dalam melakukan tindakan

keperawatan yang tepat dan juga benar.

2. Bagi Rumah Sakit. Dengan penggunaan standar praktek keperawatan

ini tentunya akan meningkatkan efisiensi serta juga efektifitas pelayanan

keperawatan dan ini akan berefek kepada penurunan lama rawat pasien

di rumah sakit.

3. Bagi Pasien. Dengan perawatan yang tidak memakan waktu yang lama

maka biaya perawatan serta pengobatan yang ditanggung pasien dan

keluarganya akan menjadi semakin ringan.

4. Bagi Profesi. Standar ini digunakan sebagai alat perencanaan untuk

mencapai target dan sebagai tolak ukur untuk mengevaluasi

penampilan, dimana standar ini digunakan sebagai alat pengontrolnya.

5. Bagi Tenaga Kesehatan Lainnya. dapat digunakan untuk mengetahui

batas kewenangan dengan profesi lain sehingga dapat saling

menghormati dan bekerja sama secara baik dalam menjalankan

pekerjaan sesuai profesinya dan meningkatkan pelayanan tentunya

Page 17: Makalah Standar Asuhan Keperawatan (SAK)

DAFTAR PUSTAKA

Allen, Carol Vestal. 1998. Memahami Proses Keperawatan Dengan Pendekatan

Latihan. EGC:Jakarta.

American Nursing Association. 1980. Nursing a Social Policy Statement.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2000. PERMENKES Nomor. 47.

Registrasi dan Peratik Keperawatan. Jakarta.

___. 1992. Undang – udang Kesehatan Nomor. 23 tentang Kesehatan. Jakarta.

Persatuan Perawat Nasional Indonesia. 2000. Rancangan Standar Keperawatan.

Jakarta.

http://www.scribd.com/doc/89804551/7/standar-I-Pengkajian-keperawatan

http://askep-askeb-kita.blogspot.com/2010/08/standar-asuhan keperawatan.html

http://ichal-apriantoblogspot.blogspot.com/2011/05/standar-asuhan-

keperawatan.html

http://bidaninfo.wordpress.com/tag/hukum-kesehatan/

http://www.scribd.com/doc/78390643/Buku-Standar-Asuhan-Keperawatan