makalah sistem integumen

24
1 SISTEM INTEGUMEN Oleh : Adhi Nurcholis K4309003 Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta 2012

Upload: adhi-nurcholis

Post on 07-Aug-2015

1.428 views

Category:

Documents


259 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Sistem Integumen

1

SISTEM INTEGUMEN

Oleh :

Adhi Nurcholis

K4309003

Pendidikan Biologi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

2012

Page 2: Makalah Sistem Integumen

2

SISTEM INTEGUMEN

Kata integumen ini berasal dari bahasa Latin "integumentum", yang berarti

"penutup". Sistem integumen atau biasa disebut kulit adalah sistem organ yang

membedakan, memisahkan, melindungi, dan menginformasikan manusia terhadap

lingkungan sekitarnya dan merupakan organ yang paling luas, dimana orang dewasa

luasnya mencapai lebih dari 19.000 cm2.

Sistem integumen meliputi kulit dan derivatnya. Kulit yang sebenarnya adalah

lapisan penutup yang umumnya terdiri atas dua lapisan utama yang letaknya di

sebelah luar jaringan ikat, kendur. Sedangkan derivat integumen meliputi struktur

struktur tertentu yang secara ontogeni berasal dari salah satu dari kedua lapisan utama

pada kulit yang sesungguhnya yaitu epidermis dan dermis. Stuktur-struktur tersebut

mencakup kulit, rambut, bulu, sisik, kuku, kelenjar keringat dan produknya (keringat

atau lendir).

Page 3: Makalah Sistem Integumen

3

A. Fungsi Integumen

Integumen dan derivatnya mempunyai fungsi yang sangat luas di dalam tubuh

meliputi :

1. Pelindung atau proteksi terhadap mikroorganisme, penarikan, atau kehilangan

cairan dan zat iritan kimia maupun mekanik.

2. Eksterosepsi atau penerimaan stimuli dari lingkungan luar, misalnya rasa sakit,

gatal, panas, dingin.

3. Ekskresi atau pembuangan sisa metabolisme melalui kelenjar, misalnya kelenjar

keringat pada mamalia.

4. Thermoregulasi atau mengatur panas tubuh pada hewan hewan endoterm dan

homoiterm ( mamalia dan aves) dibantu oleh adanya rambut dan bulu.

5. Homeostatis atau mengatur kadar garam dan cairan tubuh (osmoregulasi).

6. Tempat menyimpan cadangan makanan seperti lemak di bawah kulit.

7. Tempat sintesis vitamin D.

B. Komponen Integumen

Secara rinci, integumen dapat dibedakan atas:

1. Kulit

Pada phylum chordata dikenal dua tipe dasar dari integumen, yaitu tipe

invertebrata dan tipe vertebrata. Tipe vertebrata ada sekalian hewan vertebrata terdiri

dari beberapa lapisan, dengan dua lapisan utama, yaitu lapisan luar yang disebut

epidermis dan lapisan dalam yang disebut dermis (Gambar 1) Lapisan epidermis

pada ikan selalu basah karena adanya lendir yang dihasilkan oleh sel-sel yang

berbentuk piala yang terdapat di seluruh permukaan tubuhnya. Epidermis

merupakan bagian tubuh yang berhubungan langsung dengan lingkungan.

Page 4: Makalah Sistem Integumen

4

Gambar 1. Struktur kulit ikan (Walker and Liem, 1994)

Integumen pada hewan merupakan lapisan protektif yang menjaga lalu lintas

air dan zat-zat yang terlarut di dalamnya secara bebas. Epidermis bagian dalam

terdapat lapisan sel yang disebut stratum germinativum (lapisan malphigi).

Lapisan ini sangat giat dalam melakukan pembelahan untuk menggantikan sel-sel

bagian luar yang lepas dan untuk persediaan pengembangan tubuh. Dermis yang

di dalamnya terkandung pembuluh darah, syaraf dan jaringan pengikat memiliki

struktur yang lebih tebal dan sel-sel yang susunannya lebih kompak dari pada

epidermis. Derivat-derivat kulit juga dibentuk dalam lapisan ini. Lapisan dermis

berperan dalam pembentukan sisik pada ikan yang bersisik, dan derivat-derivat

kulit lainnya.

Kulit adalah bagian terluar tubuh. Beratnya ± 4,5 kg menutupi area seluas 18

kaki persegi dengan BB 75 kg. Dilihat dari strukturnya, kulit terdiri dari dua lapis,

paling luar disebut epidermis tersusun atas epithelium, skuamosa bergaris, dan

lapisan di bawahnya disebut dermis tersusun dari jaringan ikat tidak beraturan. Kedua

lapisan tersebut berlekatan dengan erat. Tepat di bawah dermis terdapat lapisan

hipodermis atau fasia superficial yang terutama tersusun dari jaringan adiposa yang

bukan bagian dari kulit. Lapisan ini banyak mengandung lemak. Lemak berfungsi

sebagai cadangan makanan, pelindung tubuh terhadap benturan, dan menahan panas

tubuh, mengikat kulit secara longgar dengan organ yang terdapat di bawahnya.

Lapisan ini mengandung jumlah sel lemak yang beragam.

Page 5: Makalah Sistem Integumen

5

a. Epidermis

Epidermis merupakan permukaan kulit paling luar dengan tebal ± 0,07 – 0,12

mm. Epidermis tersusun dari lapisan epitelium bergaris, mengandung sel-sel pigmen

yang memberi warna pada kulit dan berfungsi melindungi kulit dari kerusakan oleh

sinar matahari. Epidermis terdiri dari beberapa lapis sel. Lapis paling luar disebut

stratum korneum, yang disebut juga lapisan bertanduk, karena lapisan ini tersusun

dari sel-sel pipih berkeratin yang merupakan sel-sel mati. Keratin adalah suatu

protein yang bersifat tahan air, jadi lapisan ini merupakan “mantel” tubuh alami yang

melindungi jaringan-jaringan yang lebih dalam dari kehilangan air. Lapisan ini secara

terus menerus mengalami gesekan dan mengelupas, namun secara terus menerus pula

selalu diganti oleh sel-sel yang lebih dalam.

Persis di bawah stratum korneum adalah stratum lusidium, yang nampak lebih

terang disebabkan akumulasi dari molekul keratin.

Di bawah stratum lusidium adalah stratum granulosum, merupakan daerah

dimana sel-sel mulai mati karena terakumulasinya molekul bakal keratin yang

memisahkan sel-sel ini dari daerah dermal.

Lapisan epidermis yang berbatasan langsung dengan dermis adalah stratum

germinativum, yang tersusun dari stratum spinosum dan stratum basal. Stratum

Page 6: Makalah Sistem Integumen

6

germinativum tersusun dari sel-sel epidermal yang menerima nutrisi cukup dari

dermis. Sel-sel tersebut mengalami pembelahan dan menghasilkan berjuta-juta sel

baru setiap hari. Sel-sel yang lebih tua akan terdesak keluar menjauhi sumber nutrisi,

sehingga lambat laun akan mati dan mengalami keratinisasi.

Sel utama kedua epidermis (setelah keratinosit) adalah melanosit, ditemukan

dalam lapisan basal. Perbandingan sel-sel basalterhadap melanosit adalah 10 : 1. Di

dalam melanosit disintesis granula-granula pigmen yang disebut melanosom.

Melanosom mengandung biokroma coklat yang disebut melanin. Melanosom

dihidrolisis oleh enzim dengan kecepatan yang berbeda-beda. Jumlah melanin dalam

keratinosit menentukan warna dari kulit. Melanin melindungi kulit dari pengaruh-

pengaruh matahari yang merugikan. Sebaliknya, sinar matahari meningkatkan

pembentukan melanosom dan melanin. Orang Afrika-Amerika maupun keturunan

Kaukasia mempunyai jumlah melanosit yang sama. Orang Afrika-Amerika

mempunyai melanosom-melanosom besar yang tahan terhadap destruksi oleh enzim-

enzim hidrolisis, sedangkan keturunan Kaukasia mempunyai melanosom yang kecil

dan lebih mudah dihancurkan.

Selain produksi melanin, warna kulit juga dipengaruhi oleh oksigenasi darah,

darah dermal memasok warna merah melalui sel-sel lapisan lebih atas yang agak

transparan, sehingga kulit berwarna merah. Bila darah dermal kekurangan oksigen

atau tidak bersirkulasi dengan baik, kulit akan menjadi kebiruan atau disebut sianotik.

Page 7: Makalah Sistem Integumen

7

b. Dermis

Dermis tersusun atas jaringan ikat, terdiri dari dua daerah utama, yaitu daerah

papilar dan daerah retikular. Seperti pada epidermis, ketebalannya tidak merata,

misalnya dermis pada telapak tangan dan telapak kaki lebih tebal daripada di bagian

kulit yang lain.

1. Lapisan papilar

Merupakan lapisan dermal paling atas, sangat tidak rata, bagian bawah

papila ini nampak bergelombang. Proyeksi seperti kerucut yang menjorok ke arah

epidermis yang disebut papila dermal. Proyeksi tersebut diproyeksikan pada cap

jari yang merupakan pola unik yang tidak berubah selama hidup. Jaringan kapiler

yang banyak pada lapisan papilar menyediakan nutrien untuk lapisan epidermal

dan memungkinkan panas merambat ke permukaan kulit. Reseptor sentuhan juga

terdapat dalam lapisan dermal.

Page 8: Makalah Sistem Integumen

8

2. Lapisan retikular

Merupakan lapisan kulit paling dalam, mengandung banyak arteri dan vena,

kelenjar keringat dan sebaseus, serta reseptor tekanan. Baik lapisan papilar

maupun lapisan retikuler banyak mengandung serabut kolagen dan serabut

elastin. Adanya serabut elastis tersebut menyebabkan kuilt orang muda lebih

elastis, sedangkan kulit orang tua menjadi keriput karena serabut elastis dan

lapisan lemak subkutan menjadi sangat berkurang.

Pada seluruh dermis juga mengandung fibroblas, sel-sel adiposa, berbagai

jenis makrofag yang sangat penting bagi pertahanan tubuh dan berbagai jenis sel

yang lain. Dermis juga memiliki banyak pembuluh darah, yang memungkinkan

berperan melakukan regulasi suhu tubuh. Bila suhu tubuh meningkat, arteriol

dilatasi, dan kapiler-kapiler dermis menjadi terisi dengan darah yang panas.

Dengan demikan memungkinkan panas dipancarkan dari permukaan kulit ke

udara. Bila suhu lingkungan dingin, maka panas tubuh harus disimpan, untuk itu

kapiler dermal berkontriksi sehingga darah tidak banyak menuju permukaan kulit,

dengan demikian sedikit panas tubuh dipancarkan keluar tubuh.

Dermis juga kaya akan pembuluh limfa dan serabut-serabut saraf. Banyak

ujung saraf berakhir pada dermis berubah menjadi reseptor khusus, sehingga

mampu mendeteksi perubahan perubahan yang terjadi di lingkungan yang

kemudian disampakan ke otak.

2. Derivat Kulit

Rambut, kuku, dan kelenjar kulit merupakan derivat dari epidermis meskipun

bearda dalam dermis, mereka berasal dari stratum germinativum yang tumbuh ke arah

bawah ke bagian yang lebih dalam dari kulit.

Page 9: Makalah Sistem Integumen

9

a. Kelenjar kulit

Kelenjar kulit dibedakan menjadi dua macam yaitu kelenjar sebasea (kelenjar

minyak) dan kelenjar keringat.

1) Kelenjar minyak

Terdapat hampir di semua permukaan kulit kecuali di daerah-daerah yang

tidak berambut seperti telapak tangan dan telapak kaki. Saluran kelenjar minyak

biasanya bermuara pada bagian atas folikel rambut, tetapi pada beberapa terbuka

langsung ke permukaan kulit, seperti pada glans penis, glans klitoris, dan bibir.

Sekresi kelenjar minyak disebut sebum, merupakan campuran dari zat-zat

berminyak dan pecahan-pecahan sel. Sebum berfungsi sebagai pelumas yang

memelihara kulit tetap halus, serta rambut tetap kuat. Kelenjar minyak menjadi

sangat aktif selama pubertas sehingga kulit cenderung berminyak selama periode

ini. Sering sebum mengumpul pada suatu tempat, mengering, dan kadang

mengandung bakteri, membentuk gangguan kulit yang disebut “blackheads”.

Kadang-kadang kelenjar minyak mengalami infeksi aktif membentuk “jerawat”.

2) Kelenjar keringat

Merupakan kelenjar eksokrin yang ekskresinya dikeluarkan melalui pori-

pori yang tersebar luas di seluruh permukaan kulit. Kelenjar keringat dibedakan

menjadi dua macam berdasarkan sekresinya, yaitu: kelenjar ekrin dan kelenjar

apokrin, kelenjar ekrin tersebar di seluruh permukaan tubuh memproduksi

keringat jernih yang terutama mengandung air, NaCl, dan urea, sedangkan

Page 10: Makalah Sistem Integumen

10

kelenjar apokrin dijumpai pada ketiak dan daerah genital. Di samping

mensekresikan air, NaCl, dan urea, kelenjar ini juga mensekresikan zat dari bahan

dasar protein bersusu yang merupakan medium ideal untuk mikroorganisme yang

berada dalam kulit.

Kelenjar keringat berada di bawah pengendalian sistem saraf, merupakan bagian

penting dari alat regulasi suhu tubuh. Bila suhu lingkungan cukup panas, maka

kelenjar keringat akan mensekresikan keringat ke permukaan tubuh untuk

kemudian diuapkan airnya. Penguapan ini menggunakan panas tubuh, sehingga

penguapan keringat berlaku sebagai sistem keadaan darurat untuk membebaskan

panas apabila sistem pendingin kapiler tidak bekerja dengan baik untuk

memelihara homeostatis.

Kedua jenis kelenjar ini tersusun atas sel mioepitel (dari bahasa Latin: myo =

otot), sel epitel khusus yang terletak antara sel kelenjar dan lamina basalis di

bawahnya. Kontraksi sel mioepitel memeras kelenjar dan melepaskan sekret yang

sudah menumpuk. Aktivitas sekretorik sel kelenjar dan kontraksi sel mioepitel

dikendalikan oleh sistem saraf otonom dan hormon yang beredar dalam tubuh.

Page 11: Makalah Sistem Integumen

11

b. Rambut

Rambut dijumpai di seluruh permukaan tubuh kecuali pada permukaan tangan,

permukaan kaki, dan bibir. Rambut dibungkus oleh folikel rambut, yaitu suatu

invaginasi epidermis yang terjadi selama periode pertumbuhan dengan suatu

pelebaran ujung yang dinamakan bulbus rambut. Bagian rambut yang berada di

dalam folikel rambut disebut akar rambut. Rambut dibentuk oleh mitosis sel-sel

epithelial germinal yang mengalami deferensiasi menjadi sel-sel yang membentuk

medula rambut, korteks rambut, dan kutikula rambut. Sel-sel yang lebih tua didesak

menjauh dari daerah pertumbuhan ini, mereka mati dan mengalami keratinisasi,

membentuk bagian membesar dari pangkal rambut.

Suatu rambut terdiri dari tiga lapis, bagian pusat disebut medula, yang

dikelilingi pertama-tama oleh korteks pelindung dan kemudian oleh kutikula. Luka

pada kutikula menyebabkan ujung rambut terbelah. Folikel rambut dipisahkan dari

dermis oleh membran hialin non seluler yang disebut membran glasi, yang

merupakan penebalan dari membran basalis. Warna rambut ditentukan oleh jumlah

pigmen dalam korteks rambut.

Page 12: Makalah Sistem Integumen

12

Bila struktur rambut diamati dengan cermat, akan nampak umumnya tertanam

miring pada kulit. Di bagian dalam dermis terdapat pita kecil dari otot polos yang

disebut pili arektor, menghubungkan salah satu sisi folikel rambut ke lapisan papila

dermis. Bila otot ini berkontraksi pada saat dingin atau takut, maka batang rambut

akan ditarik ke atas ke posisi yang lebih vertikal. Fenomena ini pada manusia sering

disebut “tegak bulu roma”. Aktivitas otot pili arektor juga memberikan tekanan

kepada kelenjar minyak di sekitar folikel, menyebabkan sejumlah kecil sebum

dibebaskan.

Data tentang rambut:

1. Kecepatan pertumbuhan sehelai rambut: rata-rata 0,3 mm/ hari.

2. Kedalaman rambut di bawah kulit kepala: 4mm.

3. Diameter sehelai rambut: 45 mikron.

4. Dalam keadaan normal, sehelai rambut yang kering dapat diperpanjang 30%,

sedang rambut basah dapat diperpanjang 50%.

5. Jumlah rambut yang gugur setiap hari yakni 50- 100 helai.

6. Daya tahan rata-rat sehelai rambut: 100 gram.

7. Di atas 1 cm² kulit kepala kira-kira terdapat 200 helai rambut.

Page 13: Makalah Sistem Integumen

13

c. Kuku

Kuku merupakan derivat epidermis yang berupa lempeng-lempeng zat tanduk

terdapat pada permukaan dorsal ujung jari tangan dan jari kaki. Kuku terdiri dari

bagian akar dan bagian badan. Dilihat dari atas, pada bagian proksimal badan kuku

terdapat bagian putih berbentuk bulan sabit yang disebut lunula. Warna putih lunula

disebabkan epitel yang lebih tebal dari epitel kasar kuku dan kurang melekatnya

epitel dibawahnya sehingga transmisi warna pembuluh darah kurang dipancarkan.

Seperti halnya rambut, kuku tersusun atas zat-zat mati, yaitu lapisan kompak

dari epitel yang mengalami pertandukan. Kuku tumbuh ke arah distal, meluncur di

atas kulit dasar kuku yang dikenal sebagai hiponikium, yang melanjutkan diri ke

epidermis yang meliputi permukaan ventral jari-jari. Perluasan epidermis berzat

tanduk pada ujung proksimal lipatan kuku adalah eponikium atau kutikula.

Kuku hampir tidak berwarna tetapi nampak kemerahan karena warna darah

yang berada di dalam kapiler di bawah kuku. Bila seseorang mengalami sianotik

karena kekurangan oksigen dalam darah menyebabkan kuku berwarna biru.

Bagian-bagian kuku adalah:

1. Matriks kuku: merupakan pembentuk jaringan kuku yang baru.

2. Dinding kuku (nail wall) : merupakan lipatan-lipatan kulit yang menutupi bagian

pinggir dan atas.

3. Dasar kuku (nail bed): merupakan bagian kulit yang ditutupi kuku.

4. Alur kuku (nail groove) : merupakan celah antara dinding dan dasar kuku.

5. Akar kuku (nail root): merupakan bagian tengah kuku yang dikelilingi dinding

kuku.

6. Lempeng kuku (nail plate) : merupakan bagian tengah kuku yang dikelilingi

dinding kuku.

7. Lunula : merupakan bagian lempeng kuku berwarna putih dekat akar kuku

berbentuk bulan sabit, sering tertutup oleh kulit.

Page 14: Makalah Sistem Integumen

14

8. Eponikium : merupakan dinding kuku bagian proksimal, kulit arinya menutupi

bagian permukaan lempeng kuku.

9. Hiponikium : merupakan dasar kuku, kulit ari di bawah kuku yang bebas (free

edge) menebal.

d. SISIK

Bentuk, ukuran dan jumlah sisik ikan dapat memberikan gambaran

bagaimana kehidupan ikan tersebut. Sisik ikan mempunyai bentuk dan ukuran yang

beraneka macam, yaitu sisik ganoid merupakan sisik besar dan kasar, sisik cycloid

dan ctenoid merupakan sisik yang kecil, tipis atau ringan hingga sisik placoid

merupakan sisik yang lembut.

Umumnya tipe ikan perenang cepat atau secara terus menerus bergerak pada

perairan berarus deras mempunyai tipe sisik yang lembut, sedangkan ikan-ikan

yang hidup di perairan yang tenang dan tidak berenang secara terus menerus pada

kecepatan tinggi umumnya mempunyai tipe sisik yang kasar.

Sisik scycloid berbentuk bulat, pinggiran sisik halus dan rata sementara sisik

ctenoid mempunyai bentuk seperti sikloid tetapi mempunyai pinggiran yang kasar.

Ikan yang bersisik keras biasanya ditemukan pada golongan ikan primitive,

sedangkan pada ikan modern, kekerasan sisiknya sudah fleksibel. Hal tersebut sangat

dipengaruhi oleh jenis bahan yang dikandungnya. Sisik dibuat di dalam dermis

sehingga sering diistilahkan sebagai rangka dermis. Ada beberapa jenis ikan yang

Page 15: Makalah Sistem Integumen

15

hanya ditemukan sisik pada bagian tubuh tertentu saja. Seperti “paddle fish”, ikan

yang hanya ditemukan sisik pada bagian operculum dan ekor. Dan adapula yang

hanya ditemukan sepanjang linea lateralis. Ikan sidat (Anguilla) yang terlihat

seperti tidak bersisik, sebenarnya bersisik tetapi sisiknya kecil dan dilapisi lendir

yang tebal.

Berdasarkan bentuk dan bahan yang terkandung di dalamnya, sisik ikan dapat

dibedakan menjadi lima jenis, yaitu Placoid, Cosmoid, Ganoid, Cycloid dan

Ctenoid.

Sisik Placoid

Jenis sisik ini karakteristik bagi golongan ikan bertulang rawan

(Chondrichthyes). Bentuk sisik tersebut menyerupai bunga mawar dengan dasar

yang bulat atau bujur sangkar. Sisik macam ini terdiri dari keping basal yang

letaknya terbenam di bagian dermis kulit, dan suatu bagian yang menonjol berupa

duri keluar dari permukaan epidermis. Sisik tersebut merupakan struktur

exoskeleton yang primitive yang mempunyai titik perkembangan menuju ke

lembaran sisik yang biasa terdapat pada osteichthyes yang terdiri atas lempeng

dasar, tangkai sentral dan duri. Bagian yang lunak dari sisik ini (pulp) berisikan

pembuluh darah dan saraf yang berasal dari dermis.

Sisik placoid dibangunkan oleh dentine sehingga sering disebut dermal

dentine yang di dalamnya terdapat rongga pulpa. Pertumbuhan dari sisik placoid

menyerupai pertumbuhan gigi, yaitu dimulai dengan adanya pengelompokan dari

sel sel dermis yang seterusnya akan tumbuh menjadi lebih nyata membentuk

papila dermis yang mendesak epidermis yang ada di sebelah permukaan.

Page 16: Makalah Sistem Integumen

16

Gambar 2 Type sisik placoid dan pada ikan hiu

Sisik Cosmoid

Sisik ini hanya ditemukan pada ikan fosil dan ikan primitive yang sudah

punah dari kelompok Crossopterygii dan Dipnoi. Sisik ikan ini terdiri dari

beberapa lapisan, yang berturut-turut dari luar adalah vitrodentine, yang dilapisi

semacam enamel, kemudian cosmine yang merupakan lapisan terkuat dan

noncellular, terakhir isopedine yang materialnya terdiri dari substansi tulang.

Pertumbuhan sisik ini hanya pada bagian bawah, sedangkan pada bagian atas

tidak terdapat sel-sel hidup yang menutup permukaan. Tipe sisik ini ditemukan pada

jenis ikan Latimeria chalumnae .

Gambar 3 Type sisik ganoid pada family Latimeriidae (lobefins)

Sisik Ganoid

Jenis sisik ini dimiliki oleh ikan-ikan Lepidosteus (Holostei) dan

Scaphyrynchus (Chondrostei). Sisik ini terdiri dari beberapa lapisan yakni

lapisan terluar disebut ganoine yang materialnya berupa garam-garam an-organik,

kemudian lapisan berikutnya dalah cosmine, dan lapisan yang paling dalam

adalah isopedine. Pertumbuhan sisik ini dari bagian bawah dan bagian atas. Ikan

bersisik type ini adalah antara lain, Polypterus, Lepisostidae, Acipenceridae dan

Polyodontidae.

Page 17: Makalah Sistem Integumen

17

Gambar 4 Type sisik ganoid pada family Acipenseridae (sturgeons)

Sisik Cycloid dan Ctenoid

Sisik ini ditemukan pada golongan ikan teleostei, yang masing-masing

terdapat pada golongan ikan berjari-jari lemah (Malacoptrerygii) dan golongan

ikan berjari-jari keras (Acanthopterygii). Perbedaan antara sisik cycloid dengan

ctenoid hanya meliputi adanya sejumlah duri-duri halus yang disebut ctenii

beberapa baris di bagian posteriornya. Pertumbuhan pada tipe sisik ini adalah

bagian atas dan bawah, tidak mengandung dentine atau enamel dan kepipihannya

sudah tereduksi menjadi lebih tipis, fleksibel dan transparan. Penempelannya

secara tertanam ke dalam sebuah kantung kecil di dalam dermis dengan susunan

seperti genting yang dapat mengurangi gesekan dengan air sehingga dapat

berenang lebih cepat. Sisik yang terlihat adalah bagian belakang (posterior) yang

berwarna lebih gelap daripada bagian depan (anterior) karena bagian posteriornya

mengandung butir-butir pigmen (chromatophore).

Bagian anterior (terutama pada bagian tubuh) transparan dan tidak

berwarna. Perbedaan antara tipe sisik cycloid dengan ctenoid adalah pada bagian

posterior sisik ctenoid dilengkapi

dengan ctenii (gerigi kecil). Focus merupakan titik awal perkembangan sisik

dan biasanya berkedudukan di tengah-tengah sisik.

Gambar 5 Type sisik ctenoid

Page 18: Makalah Sistem Integumen

18

Gambar 6 Type sisik cycloid

e. LENDIR

Umumnya ikan yang tidak bersisik memproduksi lendir yang lebih banyak

dan tebal dibanding dengan ikan yang bersisik. Ketebalan lendir yang meliputi

kulit ikan dipengaruhi oleh kegiatan sel kelenjar yang berbentuk piala yang terletak

di dalam epidermis. Kelenjar ini akan memproduksi lendir lebih banyak pada

saat tertentu, misalnya pada saat ikan berusaha melepaskan diri dari bahaya/

genting dibanding pada saat atau keadaan normal.

Lendir berguna untuk mengurangi gesekan dengan air supaya ia dapat

berenang dengan lebih cepat, mencegah infeksi dan menutup luka, berperan dalam

osmoregulasi sebagai lapisan semi-permiable yang mencegah keluar masuknya air

melalui kulit. Pada beberapa ikan tertentu menggunakan lendir sebagai alat

perlindungan pada saat terjadi kekeringan, misalnya ikan paru-paru (Protopterus)

yang menanamkan diri pada lumpur selama musim panas dengan membungkus

tubuhnya dengan lendir hingga musim penghujan tiba. Beberapa ikan yang

menggunakan lendirnya untuk melindungi telur dari gangguan luar, misalnya

anggota dari genus Trichogaster.

f. PEWARNAAN

Sel khusus yang memberikn warna pada ikan ada dua macam yaitu Iridocyte

(leucophore dan guanophore) dan Chromatophora. Iridocyte dinamakan juga sel

cermin karena mengandung bahan yang dapat memantulkan warna di luar tubuh

ikan.

Page 19: Makalah Sistem Integumen

19

Warna pada ikan sangat dipengaruhi oleh schemachrome (konfigurasi

fisik) dan biochrome (pigmen pembawa warna). Schemachrome warna putih

ditemukan pada rangka, gelembung renang, sisik dan testes; biru dan ungu pada iris

mata; warna pelangi pada sisik, mata dan membrane anus. Sedangkan tergolong

ke dalam biochrome adalah: Carotenoid (kuning, merah dan corak lainnya);

chromolipoid (kuning sampai coklat); indigoid (biru, merah dan hijau); melanin

(hitam dan coklat); flavin (fluoresensi kehijauhijauan); purin (putih atau

keperak-perakan); pterin (putih, kuning, merah dan jingga).

Ikan-ikan yang hidup di perairan bebas mempunyai warna tubuh yang

sederhana, bertingkat dari keputih-putihan pada bagian perut, keperak-perakan

pada sisi tubuh bagian bawah sampai warna kebiru-biruan atau kehijauhijauan pada

sisi atas dan kehitam-hitaman pada bagian punggungnya. Ikan yang hidup di daerah

dasar, bagian dasar perutnya berwarna pucat dan bagian punggungya berwarna

gelap. Misalnya pada kelompok ikan pari dan ikan sebelah. Ikan-ikan yang

hidupnya di sekitar karang memiliki warna yang cerah dan cemerlang misalnya

ikan-ikan family Chaetodontidae, Achanturidae, Apogonidae dan sebagainya.

Pemiripan warna secara umum antara ikan dan latar belakangnya baik secara

perlahan maupun cepat merupakan karakteristik dasar ikan untuk menyamai

lingkungan atau habitat mereka berada.

Ikan laut memiliki warna tubuh yang bertingkat, di bagian dorsal

berwarna biru, bagian sisi keperak-perakan, dan putih di bagian perut. Perubahan

warna sering terjadi berhubungan dengan kondisi lingkungan seperti siang dan

malam, musim dan keadaan habitat. Perubahan warna tersebut diatur oleh intraksi

saraf dan hormon. Pewarnaan terpecah merupakan suatu upaya ikan untuk

mengaburkan pandangan terhadap tubuh ikan. Bila tubuh permukaan ikan

mempunyai garis-garis warna atau corak kontras yang tidak teratur, maka garis-

garis tersebut akan cenderung mengaburkan pandangan hewan lain. Pada ikan

kupu-kupu (Forcipinger longirostris) yang hidup di daerah karang mampu

Page 20: Makalah Sistem Integumen

20

memcahkan warna tubuhnya menjadi bentuk organ tubuh, warna demikian

dipergunakan untuk memecah bentuk atau mengaburkan bentuk asli ikan. Selain

fungsinya sebagai penyamaran dan penyembunyian, pada beberapa ikan bentuk

pewarnaannya justru cenderung sebagai pemberitahuan. Sejumlah anggota famili

Percidae yang terdapat di air tawar dan sejumlah famili yang ditemukan di laut

memiliki corak warna yang terang dan cemerlang sebagai pengenalan seksual.

E. ORGAN CAHAYA

Cahaya yang dihasilkan ikan memiliki fungsi sebagai tanda pengenal

individu yang sejenis, untuk mengikat mangsa, menerangi lingkungan, dan penciri

ikan beracun. Umumnya ikan-ikan yang memiliki organ cahaya hidupnya pada

daerah laut dalam (antara 300 – 1000 m ) dengan warna biru atau biru kehijau-

hijauan yang biasa dikenal dengan bioluminescens . Namun telah ditemukan

pula ikan laut yang hidup di perairan dangkal memiliki organ cahaya seperti, ikan

leweri batu (Photoblepharon palpebratus) dan ikan leweri air (Anomalops

katopron).

Cahaya yang dikeluarkan berkedap kedip secara teratur yang dikendalikan

oleh organ cahaya yang keluar masuk suatu kantong pigmen hitam di bawah mata.

Terdapat dua kelompok ikan berdasarkan sumber cahaya yang dikeluarkannya

yaitu, kelompok ikan yang cahaya dikeluarkan oleh sel pada kulit ikan itu sendiri

(photophore = potocyt) misalnya pada golongan elasmobranchii (Etmopterus,

Benthobatis dan Spinax) dan pada golongan ikan teleostei (Batrachoididae dan

Stomiatidae). Kelompok kedua adalah ikan yang mengeluarkan cahaya dari bakteri

yang bersimbiose dengannya, misalnya pada ikan-ikan family Monocentridae,

Gadidae, Leognathidae, Serranidae dan Macroridae. Bakteri yang dapat

mengeluarkan cahaya terdapat di dalam kantung kelenjar epidermis. Pemantulan

cahaya yang dikeluarkan bakteri tersebut diatur oleh jaringan yang berfungsi sebagai

lensa. Pada bagian yang berlawanan dengan lensa terdapat banyak pigmen yang

Page 21: Makalah Sistem Integumen

21

berfungsi sebagai pemantul. Pemancaran cahaya yang dikeluarkan oleh bakteri

diatur oleh kontraksi pigmen yang berfungsi sebagai iris mata. Pada ikan-ikan

yang hidup di laut dalam, pengeluaran cahayanya mempunyai peranan dalam

pemijahan. Pada musim pemijahan, ikan jantan berusaha membimbing betina

untuk mencari tempat yang baik untuk memijah. Cahaya yang dikeluarkan

memiliki kekuatan panjang gelombang 400-600 mµ yang dapat menerangi

sejauh 10 meter. Anglerfishes (Linophyrin brevibarbis) yang terdapat di laut

dalam mempunyai tentakel yang bercahaya. Diduga pada tentakelnya

mempunyai kultur bakteri yang terdapat pada kulitnya. Tentakel yang ujungnya

mempunyai jaringan jaringan yang membesar itu digosokkan di atas kultur

bakteri tersebut, sehingga bakteri yang bercahaya terbawa oleh tentakel untuk

menarik perhatian mangsanya.

E. KELENJAR BERACUN

Kelenjar beracun pada ikan merupakan derivate dari kulit yang merupakan

modifikasi kelenjar yang mengeluarkan lendir. Ikan-ikan yang kelenjar

integumennya mengandung racun umumnya dipergunakan ikan untuk

mempertahankan diri, menyerang dan mencari makanan. Pada ikan lepu

(Synanceia verrucosa dan Pterois volitans) memiliki alat beracun pada daerah jarijari

keras sirip punggung, sirip dubur dan sirip perut. Umumnya ikan lepu ini tinggal

di dasar perairan yang dangkal berpasir atau berkarang dan pada daerah terdapat

vegetasi lamun. Gerakannya lamban dengan warna permukaan tubuh yang mirip

dengan dasar perairan menyebabkan ikan ini sulit untuk dilihat. Beberapa jenis

dari ikan memiliki racun yang dapat mematikan manusia, misalnya jenis

Synanceia horrida. Pada ikan pari (Dasyatis) kelenjar racunnya terdapat pada duri

di ekornya. Duri ini tersusun dari bahan yang disebut vasodentine. Sepanjang

kedua sisi duri tersebut terdapat gerigi yang bengkok ke belakang. Duri tersebut

ditandai oleh adanya sejumlah alur dangkal yang sepanjang tepi alur terdiri celah

Page 22: Makalah Sistem Integumen

22

berupa jaringan kelabu “spongi”, lembut meluas sepanjang celah panjang yang

berfungsi sebagai jaringan tempat dihasilkannya racun. Ikan baronang (Siganus)

memiliki kelenjar beracun yang terdapat pada 13 jari-jari keras sirip punggung, 4 jari-

jari keras sirip perut da 7 jari-jari keras sirip dubur.

Ikan-ikan yang system integumennya mengandung kelenjar beracun antara

lain ikan lele dan sebangsanya (Siluroidea) dan golongan Elasmobranchii

(Chimaeridae, Myliobathidae dan Dasyatidae). Beberapa jenis ikan buntal

(Tetraodontidae) juga dikenal beracun, tetapi racunnya bukan berasal dari

system integumennya, melainkan dari kelenjar empedu. Studi tentang racun ikan

dikenal dengan ichthyotoxisme. Ilmu ini mempelajari tentang racun yang

dikeluarkan oleh ikan serta gejala keracunan dengan aspek- aspeknya.

Ichthyotoxisme meliputi Ichthyosarcotoxisme yang mempelajari berbagai macam

keracunan akibat makan ikan beracun dan Ichthyoacanthotoxisme yang

mempelajari sengatan ikan berbisa.

C. Gangguan pada Kulit dan Kuku

Kulit merupakan bagian dari tubuh yang berhubungan langsung dengan

lingkungan luar. Oleh karena itu sangat mungkin mengalami gangguan dan

mengalami kerusakan. Gangguan tersebut terutama berupa ganggauan mekanis, zat-

zat kimia, dan mikroorganisme. Beberapa gangguan pada kulit dan kuku antara lain:

jerawat, impetigo, dermatitis, dan onikomikosis.

1. Jerawat

Adalah suatu peradangan kelenjar minyak, terjadi biasanya mulai pada saat

pubertas. Jerawat yang umum disebut acne vulgari (jerawat vulgaris). Jerawat ini

umumnya terjadi pada individu berumur antara 14 – 25 tahun, diderita oleh hampir

80% anak muda. Namun tidak sedikit orang dewasa yang menderita jerawat tersebut.

Jenis jerawat yang lain adalah acne cosmetika (jerawat kosmetik) yang disebabkan

oleh pengguanaan make-up dan bahan kosmetik lain dalam jangka lama.

Page 23: Makalah Sistem Integumen

23

Pada masa pubertas kelenjar minyak pada kulit di bawah pengaruh hormon

androgen tumbuh membesar dan meningkatkan produksi sebum, yaitu berupa produk

lipid kompleks. Di samping hormon androgen, ovarium dapat menstimulus sekresi

minyak kulit sama baiknya dengan hormon androgen. Jerawat terjadi terutama pada

kelenjar minyak folikel, dimana kelenjar minyak membesar dan rambutnya

mengalami rudimenter. Folikel-folikel secara cepat ditempati koloni mikroorganisme

yang tumbuh dengan subur, karena lingkungan folikel kaya akan lipid. Bila ini

terjadi, maka kantung sel-sel jaringan ikat dapat rusak dan memindah sel-sel

epidermal sehingga terbentuk bekas luka yang tetap. Menghadapi jerawat harus hati-

hati, perlu menghindari memijat atau menggaruknya supaya tidak terjadi luka.

2. Impetigo

Adalah suatu infeksi permukaan atas kulit, disebabkan oleh stafilokoki atau

streptokoki, dan ditandai oleh binntil-bintil terisolasi yang mengeras kemudian pecah.

Terjadi biasanya di sekitar mulut, hidung, dan tangan. Peradangan terisolasi pada

lapisan papila kulit, melibatkan jaringan kapiler dan stratum korneum. Penyakit ini

umumnya menyerang anak-anak, dan dapat epidemik serius pad ataman kanak-kanak.

3. Dermatitis

Adalah suatu peradangan kulit, ada beberapa jenis dengan penyebab yang

berbeda-beda, antara lain:

a. Dermatitis kronik, sering terjadi pada tangan atau kaki, dan terjadi karena iritasi

yang terus menerus. Ditandai oleh penebalan kulit, peradangan, dan

pengelupasan. Kadang-kadang disebabkan oleh pencucian tangan yang berlebihan

atau oleh sisa sabun atau deterjen yang berada di bawah cincin. Kadang-kadang

disebabkan oleh infeksi jamur.

b. Dermatitis kontak, adalah jenis peradangan kulit yang disebabkan oleh zat kimia

yang bersinggungan dengan kulit. Misalnya zat kimia yang keras, deterjen, atau

sabun yang mengiritasi secara langsung. Dapat pula oleh suatu zat yang

Page 24: Makalah Sistem Integumen

24

menyebabkan reaksi alergi yang baru muncul setelah 5 – 6 hari setelah kontak.

Penyebab utama dermatitis kontak adalah racun sejenis tumbuhan menjalar,

bahan kimia pada sepatu dan baju, rantai arloji dari logam, salep antibiotik, dan

bahan kosmetik.

c. Eksem, merupakan peradangan yang ditandai oleh melepuhnya kulit, kemerah-

merahan, keluar cairan dari peradangan ini, kerak, keropeng, rasa gatal, dan

kadang-kadang mongering. Umumnya eksem terdapat pada tempat lekukan kulit,

misalnya bagian belakang lutut, dan ujung dari siku. Terdapat beberapa macam

eksem, salah satu jenis yang umum dermatitis atopik, yaitu peradangan kulit yang

disertai rasa gatal disebabkan oleh alergi.

d. Dermatitis eksfoliatif, merupakan jenis dermatitis yang ditandai dengan adanya

pengelupasan kulit di seluruh tubuh disertai dengan rontoknya rambut. Seluruh

permukaan kulit berwarna merah, berkerak, dan menebal. Pada banyak kasus

tidak diketahui penyebabnya, tetapi kadang-kadang terjadi mengikuti suatu efek

samping dari obat.

e. Dermatitis seboreik, merupakan jenis dermatitis yang ditandai oleh pengerakan

dan peradangan kulit kepala dan kadang-kadang kulit muka dan bagian tubuh

yang lain. Pada umumnya penyebabnya adalah ketombe.

4. Onikomikosis

Merupakan peradangan kuku yang disebabkan oleh infeksi jamur.

Onikomikosis umumnya terdapat pada orang yang memiliki daya tahan rendah

terhadap infeksi, misalnya penderita diabetes atau pasien yang menggunakan

kortikosteroid atau obat hormonal yang lain. Onikomikosis disebabkan oleh sejumlah

jamur dan sering dihubungkan dengan paronisia.