makalah scabies impetigenisata

19
MAKALAH SCABIES IMPETIGENISATA KELOMPOK 1 I Made Andi Pramarta 011.06.0004 Ni Putu Utari Dalem Sukawati 011.06.0012 Nurlaili Fitria 011.06.0020 Erlian Anggini 011.06.0023 Fazlurrahman 011.06.0023 Sri Hastuti 011.06.0033 Hanis Amelia M 011.06.0034 Si Gde Teguh Surya Negara 011.06.0043 Syahroni S 011.06.0052 Arif Hidayatulah 011.06.0053 Hisnul ma’ani 009.06.0002 Putu Bagus Ananta 010.06.0003

Upload: zainul-anwar

Post on 26-Dec-2015

68 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

kajkjsda

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Scabies Impetigenisata

 

MAKALAH SCABIES IMPETIGENISATA

KELOMPOK 1

I Made Andi Pramarta 011.06.0004

Ni Putu Utari Dalem Sukawati 011.06.0012

Nurlaili Fitria 011.06.0020

Erlian Anggini 011.06.0023

Fazlurrahman 011.06.0023

Sri Hastuti 011.06.0033

Hanis Amelia M 011.06.0034

Si Gde Teguh Surya Negara 011.06.0043

Syahroni S 011.06.0052

Arif Hidayatulah 011.06.0053

Hisnul ma’ani 009.06.0002

Putu Bagus Ananta 010.06.0003

UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR

TAHUN AJARAN 2012-2013

Page 2: Makalah Scabies Impetigenisata

KATA PENGANTAR

     Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia,

serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah Scabies Impetigenisata ini

sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki.

      Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta

pengetahuan kita mengenai Scabies Impetigenisata . Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di

dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk

itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang,

mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun

.

      Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya

laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang

membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang

berkenan.

Penyusun

Mataram, 19 Desember 2013

Page 3: Makalah Scabies Impetigenisata

BAB I

PENDAHULUAN

Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap

Sarcoptes scabiei var, hominis dan produknya. Ada dugaan bahwa setiap siklus 30 tahun

terjadi epidemi skabies. Banyak faktor yang menunjang perkembangan penyakit ini, antara

lain: sosial ekonomi yang rendah, higiene yang buruk, hubungan seksual yang sifatnya

promiskuitas, kesalahan dengan diagnosis, dan perkembangan dermagrofik serta ekologik.

Cara penularan penyakit ini bisa dengan kontak langsung dan langsung. Gambaran klinisnya

terdapat empat tanda kardinal yaitu pruritus nokturna, penyakit ini menyerang manusia

secara kelompok, adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang

berwarna putih atau keabu-abuan, dan menemukan tungau, dimana diagnosis dapat dibuat

dengan menemukan 2 dari 4 tanda kardinal tersebut Kelainan kulit ditemukan papul atau

vesikel. Jika timbul infeksi sekunder ruam kulitnya menjadi polimorf (pustul, ekskoriasi, dan

lain-lain). Tempat predileksinya biasanya merupakan tempat dengan stratum korneum yang

tipis, yaitu sela-sela jari, pergelangan bagian volar, siku bagian luar, lipat ketiak bagian

depan, areola mammae (wanita), umbilikus, bokong, genitalia eksterna (pria), dan perut

bagian bawah. Pada bayi dapat menyerang telapak tangan dan telapak kaki.

Page 4: Makalah Scabies Impetigenisata

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Sinonim

Kudis, The Itch, Gudig, Budukan, Gatal Agogo

1.2. Definisi

Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap

Sarcoptes scabiei varian hominis dan produknya.

1 .3. Epidemiologi

Skabies ditemukan disemua negara dengan prevalensi yang bervariasi. Dibeberapa

negara yang sedang berkembang prevalensi skabies sekitar 6 % - 27 % populasi umum dan

cenderung tinggi pada anak-anak serta remaja. Ada dugaan bahwa setiap siklus 30 tahun

terjadi epidemi skabies. Banyak faktor yang menunjang perkembangan penyakit ini, antara

lain: sosial ekonomi yang rendah, higiene yang buruk, hubungan seksual yang sifatnya

promiskuitas, kesalahan diagnosis, dan perkembangan dermografik serta ekologik. Penyakit

ini dapat dimasukkan dalam P.H.S. (Penyakit akibat Hubungan Seksual).

1.4. Etiologi

Sarcoptes scabiei termasuk filum Arthopoda , kelas Arachnida, ordo Ackarina,

superfamili Sarcoptes. Pada manusia disebut Sarcoptes scabiei var. hominis. Kecuali itu

terdapat S. scabiei yang lainnya pada kambing dan babi.

Secara morfologik merupakan tungau kecil, berbentuk oval, punggungnya cembung dan

bagian perutnya rata. Tungau ini transient, berwarna putih kotor, dan tidak bermata.

Ukurannya yang betina berkisar antara 330 – 450 mikron x 250 – 350 mikron, sedangkan

yang jantan lebih kecil, yakni 200 – 240 mikron x 150 – 200 mikron. Bentuk dewasa

mempunyai 4 pasang kaki, 2 pasang kaki di depan sebagai alat alat untuk melekat dan 2

Page 5: Makalah Scabies Impetigenisata

pasang kaki kedua pada betina berakhir dengan rambut, sedangkan pada yang jantan

pasangan kaki ketiga berakhir dengan rambut dan keempat berakhir dengan alat perekat.

Siklus hidup tungau ini sebagai berikut. Setelah kopulasi (perkawinan) yang terjadi di

atas kulit, yang jantan akan mati, kadang-kadang masih dapat hidup dalam terowongan yang

digali oleh yang betina. Tungau betina yang telah dibuahi menggali terowongan dalam

stratum korneum, dengan kecepatan 2 -3 milimeter sehari dan sambil meletakkan telurnya 2

atau 4 butir sehari sampai mencapai jumlah 40 atau 50 . Bentuk betina yang telah dibuahi ini

dapat hidup sebulan lamanya. Telurnya akan menetas, biasanya dalam waktu 3-5 hari, dan

menjadi larva yang mempunyai 3 pasang kaki. Larva ini dapat tinggal dalam terowongan,

tetapi dapat juga keluar. Setelah 2 -3 hari larva akan menjadi nimfa yang mempunyai 2

bentuk, jantan dan betina, dengan 4 pasang kaki. Seluruh siklus hidupnya mulai dari telur

sampai bentuk dewasa memerlukan waktu antara 8 – 12 hari.

Telur menetas menjadi larva dalam waktu 3 – 4 hari, kemudian larva meninggalkan

terowongan dan masuk ke dalam folikel rambut. Selanjutnya larva berubah menjadi nimfa

yang akan menjadi parasit dewasa. Tungau betina akan mati setelah meninggalkan telur,

sedangkan tungau jantan mati setelah kopulasi.

Sarcoptes scabiei betina dapat hidup diluar pada suhu kamar selama lebih kurang 7 –

14 hari. Yang diserang adalah bagian kulit yang tipis dan lembab, contohnya lipatan kulit

pada orang dewasa. Pada bayi, karena seluruh kulitnya masih tipis, maka seluruh badan

dapat terserang.

1. 5. Patogenesis

Kelainan kulit dapat disebabkan tidak hanya oleh tungau skabies, tetapi juga oleh

penderita sendiri akibat garukan. Dan karena bersalaman atau bergandengan sehingga terjadi

kontak kulit yang kuat, menyebabkan kulit timbul pada pergelangan tangan. Gatal yang

terjadi disebabkan oleh sensitisasi terhadap sekret dan ekskret tungau yang memerlukan

waktu kira-kira sebulan setelah infestasi. Pada saat itu kelainan kulit menyerupai dermatitis

dengan ditemukannya papul, vesikel, urtika dan lain-lain. Dengan garukan dapat timbul

erosi, ekskoriasi, krusta dan infeksi sekunder. Kelainan kulit dan gatal yang terjadi dapat

lebih luas dari lokasi tungau.

Page 6: Makalah Scabies Impetigenisata

1.6. Cara Penularan

Penyakit scabies dapat ditularkan melalui kontak langsung maupun kontak tak

langsung. Yang paling sering adalah kontak langsung dan erat atau dapat pula melalui alat-

alat seperti tempat tidur, handuk, dan pakaian. Bahkan penyakit ini dapat pula ditularkan

melalui hubungan seksual antara penderita dengan orang yang sehat. Di Amerika Serikat

dilaporkan, bahwa scabies dapat ditularkan melalui hubungan seksual meskipun bukan

merupakan akibat utama.

Penyakit ini sangat erat kaitannya dengan kebersihan perseorangan dan lingkungan,

atau apabila banyak orang yang tinggal secara bersama-sama disatu tempat yang relative

sempit. Apabila tingkat kesadaran yang dimiliki oleh banyak kalangan masyarakat masih

cukup rendah, derajat keterlibatan penduduk dalam melayani kebutuhan akan kesehatan

yang masih kurang, kurangnya pemantauan kesehatan oleh pemerintah, faktor lingkungan

terutama masalah penyediaan air bersih, serta kegagalan pelaksanaan program kesehatan

yang masih sering kita jumpai, akan menambah panjang permasalahan kesehatan lingkungan

yang telah ada.

Penularan scabies terjadi ketika orang-orang tidur bersama di satu tempat tidur yang

sama di lingkungan rumah tangga, sekolah-sekolah yang menyediakan fasilitas asrama dan

pemondokan, serta fasiltas-fasilitas kesehatan yang dipakai oleh masyarakat luas. Di Jerman

terjadi peningkatan insidensi, sebagai akibat kontak langsung maupun tak langsung seperti

tidur bersama. Faktor lainnya fasilitas umum yang dipakai secara bersama-sama di

lingkungan padat penduduk. Dibeberapa sekolah didapatkan kasus pruritus selama beberapa

bulan yang sebagian dari mereka telah mendapatkan pengobatan skabisid.

1.7. Gejala Klinis.

Ada 4 tanda cardinal

1. Pruritus nokturna, artinya gatal pada malam hari yang disebabkan karena aktivitas

tungau ini lebih tinggi pada suhu yang lebih lembab dan panas.

Page 7: Makalah Scabies Impetigenisata

2. Penyakit ini menyerang manusia secara berkelompok, misalnya dalam sebuah keluarga

biasanya seluruh anggota keluarga terkena infeksi. Begitu pula dalam sebuah

perkampungan yang padat penduduknya, sebagian besar tetangga yang berdekatan akan

diserang oleh tungau tersebut. Dikenal keadaan hiposensitisasi, yang seluruh anggota

keluarganya terkena, walaupun mengalami infestasi tungau, tetapi tidak memberikan

gejala. Penderita ini bersifat sebagai pembawa (carrier).

3. Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang berwarna putih

atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok, rata-rata panjang 1 cm, pada

ujung terowongan ini ditemukan papul atau vesikel. Jika timbul infeksi sekunder ruam

kulitnya menjadi polimarf (pustule, ekskoriasi dan lain-lain). Tempat predileksinya

biasanya merupakan tempat dengan stratum korneum yang tipis, yaitu sela-sela jari

tangan, pergelangan tangan bagian volar, siku bagian luar, lipat ketiak bagian depan,

areola mammae (wanita), umbilicus, bokong, genitalia eksterna (pria) dan perut bagian

bawah. Pada bayi dapat menyerang telapak tangan dan telapak kaki.

4. Menemukan tungau, merupakan hal yang paling diagnostic. Dapat ditemukan satu atau

lebih stadium hidup tungau ini.

Diagnosis dapat dibuat dengan menemukan 2 dari 4 tanda cardinal tersebut.

1.8. Klasifikasi.

Terdapat beberapa bentuk skabies atipik yang jarang ditemukan dan sulit dikenal,

sehingga dapat menimbulkan kesalahan diagnosis. Beberapa bentuk tersebut antara lain :

1. Skabies pada orang bersih (scabies of cultivated).

Bentuk ini ditandai dengan lesi berupa papul dan terowongan yang sedikit jumlahnya

sehingga sangat sukar ditemukan.

2. Skabies incognito.

Bentuk ini timbul pada scabies yang diobati dengan kortikosteroid sehingga gejala dan

tanda klinis membaik, tetapi tungau tetap ada dan penularan masih bisa terjadi. Skabies

Page 8: Makalah Scabies Impetigenisata

incognito sering juga menunjukkan gejala klinis yang tidak biasa, distribusi atipik, lesi luas

dan mirip penyakit lain.

3. Skabies nodular

Pada bentuk ini lesi berupa nodus coklat kemerahan yang gatal. Nodus biasanya

terdapat didaerah tertutup, terutama pada genitalia laki-laki, inguinal dan aksila. Nodus ini

timbul sebagai reaksi hipersensetivitas terhadap tungau scabies. Pada nodus yang berumur

lebih dari satu bulan tungau jarang ditemukan. Nodus mungkin dapat menetap selama

beberapa bulan sampai satu tahun meskipun telah diberi pengobatan anti scabies dan

kortikosteroid.

4. Skabies yang ditularkan melalui hewan.

Di Amerika, sumber utama skabies adalah anjing. Kelainan ini berbeda dengan skabies

manusia yaitu tidak terdapat terowongan, tidak menyerang sela jari dan genitalia eksterna.

Lesi biasanya terdapat pada daerah dimana orang sering kontak/memeluk binatang

kesayangannya yaitu paha, perut, dada dan lengan. Masa inkubasi lebih pendek dan

transmisi lebih mudah. Kelainan ini bersifat sementara (4 – 8 minggu) dan dapat sembuh

sendiri karena S. scabiei var. binatang tidak dapat melanjutkan siklus hidupnya pada

manusia.

5. Skabies Norwegia.

Skabies Norwegia atau skabies krustosa ditandai oleh lesi yang luas dengan krusta,

skuama generalisata dan hyperkeratosis yang tebal. Tempat predileksi biasanya kulit kepala

yang berambut, telinga bokong, siku, lutut, telapak tangan dan kaki yang dapat disertai

distrofi kuku. Berbeda dengan skabies biasa, rasa gatal pada penderita skabies Norwegia

tidak menonjol tetapi bentuk ini sangat menular karena jumlah tungau yang menginfestasi

sangat banyak (ribuan). Skabies Norwegia terjadi akibat defisiensi imunologik sehingga

sistem imun tubuh gagal membatasi proliferasi tungau dapat berkembangbiak dengan

mudah.

6. Skabies pada bayi dan anak.

Lesi skabies pada anak dapat mengenai seluruh tubuh, termasuk seluruh kepala, leher,

telapak tangan, telapak kaki, dan sering terjadi infeksi sekunder berupa impetigo, ektima

sehingga terowongan jarang ditemukan. Pada bayi, lesi di muka. (Harahap. M, 2000).

Page 9: Makalah Scabies Impetigenisata

7. Skabies terbaring ditempat tidur (bed ridden).

Penderita penyakit kronis dan orang tua yang terpaksa harus tinggal ditempat tidur

dapat menderita skabies yang lesinya terbatas.

1.9. Pembantu Diagnosis.

Cara menemukan tungau Carilah mula-mula terowongan, kemudian pada ujung yang

terlihat papul atau vesikel dicongkel dengan jarum dan diletakkan diatas sebuah kaca objek,

lalu ditutup dan dilihat dengan mikroskop cahaya.

1.Dengan cara menyikat dengan sikat dan ditampung diatas selembar kertas putih dan

dilihat dengan kaca pembesar.

2.Dengan membuat biopsi irisan. Caranya : lesi dijepit dengan 2 jari kemudian dibuat irisan

tipis dengan pisau dan diperiksa dengan mikroskop cahaya.

3.Dengan biopsi eksisional dan diperiksa dengan pewarnaan Hematoksilin Eosin.

1.10. Diagnosis.

Diagnosis scabies ditegakkan atas dasar :

1.Ada terowongan yang sedikit meninggi, berbentuk garis lurus atau berkelok-kelok,

panjangnya beberapa millimeter sampai 1 cm dan pada ujungnya tampak vesikula, papula

atau pustula.

2.Tempat predileksi yang khas adalah sela jari, pergelangan tangan bagian volar, siku, lipat

ketiak bagian depan, areola mammae, sekitar umbilicus, abdomen bagian bawah, genitalia

eksterna pria.Pada oaring dewasa jarang terdapat di muka dan kepala, kecuali pada

penderita imunosupresif, sedangkan pada bayi, lesi dapat terjadi di seluruh permukaan

kulit.

3.Penyembuhan cepat setelah pemberian obat anti skabies topical yang efektif.

4.Adanya gatal hebat pada malam hari. Bila lebih dari satu anggota keluarga menderita

gatal, harus dicurigai adanya skabies. Gatal pada malam hari disebabkan oleh temperature

tubuh menjadi lebih tinggi sehingga aktivitas kutu meningkat.

Page 10: Makalah Scabies Impetigenisata

1.11. Diferensial Diagnosis

Diagnosis bandingnya adalah :

1. Prurigo, biasanya berupa papel-papel yang gatal, predileksi pada bagian ekstensor

ekstremitas.

2. Gigitan serangga, biasanya jelas timbul sesudah ada gigitan, efloresensinya urtikaria

papuler.

3. Folikulitis, nyeri berupa pustule miliar dikelilingi daerah yang eritem.

1.12. Terapi

Semua keluarga yang berkontak dengan penderita harus diobati termasuk pasangan

seksnya. Beberapa macam obat yang dapat dipakai pada pengobatan scabies yaitu:

a. Permetrin.

Merupakan obat pilihan untuk saat ini , tingkat keamanannya cukup tinggi, mudah

pemakaiannya dan tidak mengiritasi kulit. Dapat digunakan di kepala dan leher anak usia

kurang dari 2 tahun. Penggunaannya dengan cara dioleskan ditempat lesi lebih kurang 8 jam

kemudian dicuci bersih

b. Malation.

Malation 0,5 % dengan daasar air digunakan selama 24 jam. Pemberian berikutnya

diberikan beberapa hari kemudian.(Harahap. M, 2000).

c. Emulsi Benzil-benzoas (20-25 %).

Efektif terhadap semua stadium, diberikan setiap malam selama tiga hari. Sering terjadi

iritasi dan kadang-kadang makin gatal setelah dipakai. (Handoko, R, 2001).

Page 11: Makalah Scabies Impetigenisata

d. Sulfur.

Dalam bentuk parafin lunak, sulfur 10 % secara umum aman dan efektif digunakan. Dalam

konsentrasi 2,5 % dapat digunakan pada bayi. Obat ini digunakan pada malam hari selama 3

malam.

1.13. Prognosis

Dengan memperhatikan pemilihan dan cara pemakaian obat serta syarat pengobatan dan

menghilangkan faktor predisposisi, penyakit ini dapat di berantas dan memberikan prognosis

yang baik.

Page 12: Makalah Scabies Impetigenisata

BAB III

KESIMPULAN

Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap

Sarcoptes scabiei varian hominis dan produknya. Skabies ditemukan disemua negara dengan

prevalensi yang bervariasi. Dibeberapa negara yang sedang berkembang prevalensi skabies

sekitar 6 % - 27 % populasi umum dan cenderung tinggi pada anak-anak serta remaja.

Sarcoptes scabiei termasuk filum Arthopoda , kelas Arachnida, ordo Ackarina, superfamili

Sarcoptes. Pada manusia disebut Sarcoptes scabiei var. hominis. Kecuali itu terdapat S.

scabiei yang lainnya pada kambing dan babi. Dengan memperhatikan pemilihan dan cara

pemakaian obat serta syarat pengobatan dan menghilangkan faktor predisposisi, penyakit ini

dapat di berantas dan memberikan prognosis yang baik.

Page 13: Makalah Scabies Impetigenisata

DAFTAR PUSTAKA

1. Diaz JH (2010).Scabies.In GL Mandell et al.,eds, Mandell, Douglas, and Bennett’s

Principles and Practice of Infectious Dissease,7 th ed, vol.2,pp.3633-3636. Philadelphia:

Churchill Livingstone Elsvier.

2. Chosidow O (2006).Scabies.New England Journal of medicine,354(16): 1718-1727.

3. Jhonston P, Strong M (2008). Scabies, search date November 2011. Online version of BMU

Clinical Evidence: http://www.clinicalevidence.com

4. Tucker WFG (2010).Scabies.In MG lebhwol et al.,eds,.Treatment of skin disease :

Comprehensive Therapeutics Strategies, 3rd ed.,pp. 682-684. Philadelphia: Mosby Elsevier.

5. Wollf K,Jhonson RA (2009). Scabies. In fitzpatrick’s color Atlas and Synopsis of Clinical

Dermatology, 6 th ed.,pp.868-876. New York: Mcgraw Hill.