makalah praktikum tf sediaan solid

Upload: anonymous-ezn8vwxsd

Post on 07-Aug-2018

322 views

Category:

Documents


14 download

TRANSCRIPT

  • 8/20/2019 Makalah Praktikum TF Sediaan Solid

    1/19

    MAKALAH TEKNOLOGI FORMULASI SEDIAAN

    SOLID

    Disusunoleh:

    Kelompok  1 

     Nama NPM

    Mega Hijriawati 260110130121

    Kurnia Megawati 260110130122

    Imas Laili Lestari 260110130123

     Nadhira Mahda D 260110130124

     Nadya Nur Kusumo 260110130126

    Arni Praditasari 260110130127

    Muhammad Ismail

    Yonahar Mas‟ula 

    Annisa Rosdiana

    260110130132

    260110130134

    260110130003

    FAKULTAS FARMASI

    UNIVERSITAS PADJADJARAN

    JATINANGOR

    2016

  • 8/20/2019 Makalah Praktikum TF Sediaan Solid

    2/19

     

    Alat-Alat Dalam Praktikum TF Solid

    1.  Corong Alir

    2. 

    Disolusi

    3.  Tap Density Meter

    4.  Moisture Analyzer

    5. 

    Hardness Tester

    6.  Alat Uji Friabilitas dan

    Abrasi

  • 8/20/2019 Makalah Praktikum TF Sediaan Solid

    3/19

     

    7.  Disintegrator

    8.  Jangka Sorong

    9.  Shieve Tester

    10.  Neraca Analitis

    11. Mesin Cetak Tablet

    12. Mesin Penyalut Tablet

    13. Oven

    http://3.bp.blogspot.com/-k9k6AX1gQfY/UbijQAQHM9I/AAAAAAAAAQY/7JUjWle5N2I/s1600/jangka-sorong-digital.jpg

  • 8/20/2019 Makalah Praktikum TF Sediaan Solid

    4/19

    Penjelasan Alat-Alat Dalam Praktikum TF Solid

    1.  Corong alir

    A.  Fungsi

    Corong alir berfungsi untuk evaluasi granul berupa menghitung

    Fluiditas / sifat alir serbuk. Fluiditas / sifat alir serbuk merupakan

    faktor kritik dalam produksi obat sediaan padat. Hal ini karena sifat

    alir serbuk berpengaruh pada peningkatan reprodusibilitas pengisian

    ruang kompresi pada pembuatan tablet dan kapsul , sehingga

    menyebabkan keseragaman bobot sediaan lebih baik, demikian pula

    efek farmakologinya. Waktu alir adalah waktu yang diperlukan untuk

    mengalir dari sejumlah granul melalui lubang corong yang diukur

    adalah sejumlah zat yang mengalir dalam suatu waktu tertentu

    (Lachman dkk, 2008).

    B.  Cara Kerja

    1.  Timbang seksama 25 gram granul tempatkan pada corong alat 

    2.  Uji waktu alir dalam keadaan tertutup 

    3.  Buka penutupnya biarkan granul mengalir

    4.  Catat waktu (gunakan stopwatch) 

    5.  lakukan sebanyak 3 kali 

    6.  Kemudian untuk mengukur sudut isirahat dengan menghitung jari-

     jari dan tinggi dari tumpukan granul setelah metode corong 

    7. 

    Kemudian masukan dalam rumus, dan didapat α yang menentukankecepatan alir dari suatu granul tersebut (Lachman dkk, 2008). 

    C.  Kriteria atau parameter pengukuran

    Syarat: 100 gram granul waktu alirnya tidak lebih dari 10 detik (>

    10 gram/detik. Metode sudut istrahat ini mempunyai nilai α < arc tag

    h/r, dimana:

    α 25-35o = sangat mudah mengalir

    α 30-38 = mudah mengalir

    α > 38 = kurang mengalir (Lachman dkk, 2008).

    2.  Disolusi

    A.  Fungsi

    Untuk melepaskan dan melarutkan zat aktif dari sediaannya. Pada

    dasarnya alat ini berfungsi mengekstraksi zat aktif dari sediaannya

    dalam satuan waktu di bawah antar permukaan cairan solid, suhu, dan

    komposisi media yang dibakukan (Maharani, 2007).

  • 8/20/2019 Makalah Praktikum TF Sediaan Solid

    5/19

    B.  Cara kerja

    Pada tiap pengujian, dimasukkan sejumlah volume media disolusi

    (seperti yang tertera dalam masing-masing monografi) ke dalam

    wadah, pasang alat dan dibiarkan media disolusi mencapai temperatur

    37oC. Satu tablet dicelupkan dalam keranjang atau dibiarkan

    tenggelam ke bagian dasar wadah, kemudian pengaduk diputar dengan

    kecepatan seperti yang ditetapkan dalam monografi. Pada interval

    waktu yang ditetapkan dari media diambil cuplikan pada daerah

     pertengahan antara permukaan media disolusi dan bagian atas dari

    keranjang berputar atau daun dari alat dayung tidak kurang 1 cm dari

    dinding wadah untuk analisis penetapan kadar dari bagian obat yang

    terlarut. Tablet harus memenuhi syarat seperti yang terdapat dalam

    monografi untuk kecepatan disolusi (Maharani, 2007).

    C.  Kriteria atau Parameter Pengukuran

    Menurut Farmakope Indonesia Ed. IV (FI. Ed. IV), suatu sediaan

    tablet diuji disolusinya jika dinyatakan dalam monografinya. Hal ini

     berarti prosedur dan persyaratan uji disolusi hanya berlaku untuk

    sediaan tablet yang tertera dalam monografi tersebut. Sediaan tablet

    yang tidak tertera dalam FI. Ed. IV tentu saja dapat diuji disolusinya

    dengan prosedur dan persyaratan yang ditetapkan sendiri oleh

     pabriknya atau laboratorium pengendalian mutu pabrik tersebut. Tablet

    kunyah tidak diuji disolusinya sebab harus dikunyah sebelum ditelan.Untuk tablet salut enterik, digunakan cara pengujian untuk sediaan

    lepas lambat, kecuali dinyatakan lain (Maharani, 2007).

    3.  Tap Density Meter

    A.  Fungsi

    Alat yang digunakan untuk mengukur kepadatan bubuk dengan

    cara diketuk, berupa material digranulasi atau diserbukkan dengan

     prosedur standar dan berulang (Djaali,2007). 

    B. 

    Cara Kerja

    1.  Serbuk dengan masa tertentu dimasukkan ke dalam gelas ukur

    untuk mengetahui velumenya, didapatkan kerapatan serbuk nyata.

    2.  Taruh gelas ukur diatas alat Tap Density Meter.

    3.  Tap density meter akan melakukan gerakan pengetukkan secara

     berulang dan konstan, sehingga serbuk akan semakin rapat.

    4.  Dari volume sediaan yang dimampatkan dapat diketahui kerapatan

    serbuk mampat (Djaali,2007). 

  • 8/20/2019 Makalah Praktikum TF Sediaan Solid

    6/19

    C.  Kriteria atau Parameter Pengukuran

    Penentuan kompresibilitas digunakan untuk menghasilkan tablet

    yang baik. Kompresibilitas dapat dilihat dari harga indeks Carr yang

    sangat bergantung pada kerapatan nyata maupun kerapatan mampat

    dari serbuk yaitu dengan cara kerapatan mampat dikurangi kerapatan

    nyata, lalu dibagi dengan kerapatan mampat (Djaali,2007). 

    Hubungan antara indeks Carr dengan jenis aliran serbuk.

    Kompresibilitas (%) Sifat Aliran

    5 –  12 Sangat baik

    12 –  18 Baik

    18 –  23 Cukup

    23 –  33 Kurang

    33 –  38 Sangat kurang

    > 38 Sangat buruk

    (Djaali,2007). 

    4.  Moisture Analyzer

    A.  Fungsi

    Alat ini mengukur kandungan lembab yang terkandung dalam zat

    uji yang kemudian menguap akibat panas yang dikeluarkan oleh alat

    ini. Kandungan lembab bisa meliputi air atau pelarut organik yang

    digunakan. Kalau memang pembasah yang digunakan adalah pelarut

    organik, maka yang perlu diukur/ terukur adalah kadar pelarut organik(Ansel, 1999).

    B.  Cara Kerja

    Alat ini bekerja secara thermogravitmetri, dilakukan tara (tare)

     pada permukaan aluminium pan, kemudian meletakkan sampel pada

     permukaan aluminium pan lalu menekan tombol „Start ‟ yang tertera

     pada instrumen ini, kemudian proses pengukuran akan berlangsung

    secara otomatis. Untuk mendapatkan hasil analisa lebih cepat lagi,

    terdapat fitur pilihan „ Fast drying ‟ yang dapat dioperasikan hanya

    dengan menekan satu tombol saja (Ansel, 1999).

    C.  Kriteria atau Parameter Pengukuran

    Parameter alat ini menggunakan metode LOD (Loss on Drying) 

    yaitu suatu pernyataan kadar kelembaban berdasarkan bobot basah.

    Timbangan ini akan mengeluarkan panas yang membuat air dari

    sampel keluar sehingga kadar airnya dapat dihitung (Lachman dkk,

    2008).

  • 8/20/2019 Makalah Praktikum TF Sediaan Solid

    7/19

    5.  Hardness Tester

    A.  Fungsi

    Untuk menentukan kekerasan tablet (Susiawanti, 2013).

    B. 

    Cara Kerja

    Dengan meletakkan vertikal sebuah tablet diantara ujung dari

     penekanan, alat ditekan (dengan cara diputar) sehingga tablet tertekan

    dan pecah. Skala kekerasan mula-mula pada angka nol akan berubah

    dan kekerasan tablet dibaca pada skala tersebut dengan satuan kg

    (Maharani, 2007).

    C.  Kriteria atau Parameter Pengukuran

    Pada umumnya tablet harus cukup keras untuk tahan pecah pada

    waktu pengemasan dan distribusi, serta tablet akan cukup lunak untukmelarut atau menghancur sempurna begitu digunakan atau dapat

    dipatahkan diantara jari-jari supaya mudah dibagi untuk pemakaiannya

    (Susiawanti, 2013). Tablet yang cukup ideal mempunyai kekerasan

    normal yang berkisar antara : 4 sampai 8 kg (Parrott, 1971).

    6.  Alat Uji Friabilitas dan Abrasi

    A.  Fungsi

    Untuk mengukur ketahanan permukaan tablet terhadap gesekan

    atau bantingan yang dialaminya sewaktu pengemasan dan pengiriman(Susiawanti, 2013).

    B.  Cara Kerja

    1.  Ambil 20 tablet

    2.  Bersihkan dari serbuk halus lalu timbang

    3.  Masukkan ke dalam alat uji friabilator

    4.  Atur alat pada 25 putaran/menit selama 4 menit (100 putaran)

    5.  Keluarkan tablet lalu bersihkan dari serbuk yang terlepas

    6.  Timbang kembali tablet

    7. 

    Hitung % friabilitas (Susiawanti, 2013).

    Jika ada tablet yang pecah atau terbelah, maka tablet tersebut tidak

    dimasukkan dalam perhitungan. Jika hasil pengukuran meragukan

    (bobot yang hilang terlalu besar), maka pengujian harus diulang

    sebanyak dua kali (Susiawanti, 2013).

  • 8/20/2019 Makalah Praktikum TF Sediaan Solid

    8/19

    C.  Kriteria atau Parameter Pengukuran

    Perhitungan:

    Dimana: F = Persen firabilitas

    W0  = Bobot awal

    W1  = Bobot setelah pengujian

     Nilai F dinyatakan baik jika < 1%. Jika F > 1% maka tablet dapat

    diperbaiki dengan cara meningkatkan/menbambahkan kekerasan tablet

    (Susiawanti, 2013).

    7.  Disentegrator

    A.  Fungsi

    Untuk mengatur waktu hancur tablet (Putri, 2012).

    B.  Cara Kerja

    Air dipanaskan di dalam beaker lebih kurang 1000 ml sehingga

    mencapai suhu 37 derajat celcius. Sebanyak 6 tablet dimasukkan pada

    masing-masing tabung dari keranjang, masukkan cakram dari tiap

    tabung dan alat dijalankan, kemudian air digunakan sebagai medium

    dengan suhu 37 derajat celcius ± 2 derajat celcius. Saat alat dijalankan,

     perhitungan stopwatch dimulai. Stopwatch dihentikan setelah semua

    tablet hancur (Putri, 2012).

    C.  Kriteria dan Parameter Pengukuran

    Uji waktu hancur menggunakan alat disintegrator tester

    menggunakan 6 tablet. Persyaratan dalam Farmakope Indonesia jilid 3,

    hal 7 : kecuali dinyatakan lain semua tablet harus hancur tidak lebih

    dari 15 menit (untuk tablet tidak bersalut) dan tidak lebih dari dari 60

    menit untuk tablet salut gula atau tablet salut selaput (Putri, 2012).

    8.  Jangka Sorong

    A. 

    FungsiJangka sorong adalah instrumen presisi yang dapat digunakan

    untuk mengukur dimensi benda bagian dalam dan luar. Ditinjau dari

    cara pembacaannya, jangka sorong dapat dibagi dua yaitu jangka

    sorong manual dan digital. Fungsi jangka sorong adalah untuk

    mengukur diameter luar, diameter dalam, kedalaman lubang benda,

    dan panjang benda sampai nilai 10 cm. Dengan ketelitian yang dimiliki

    (0,005 cm), dalam pembutan tablet jangka sorong sering difungsikan

    dalam pengukuran tebal tablet juga berfungsi untuk mengukur

    diameter dalam dan diameter luar tablet (Koesdijanto,2012).

  • 8/20/2019 Makalah Praktikum TF Sediaan Solid

    9/19

    Jangka sorong terdiri dari dua bagian kaki pengukur, yaitu bagian

    yang cembung untuk mengukur panjang benda dan bagian yang

    cekung ke dalam untuk mengukur diameter dalam sebuah benda,

    misalnya diameter cincin. Bagian-bagian ini sering juga disebut

    sebagai bagian rahang jangka sorong (rahang tetap dan rahang sorong).

    Rahang tetap memiliki skala yang disebut skala utama. Satu bagian

    skala utama, besar panjangnya 1 mm. Sedangkan, bagian rahang

    sorong memiliki 10 bagian skala yang disebut dengan skala nonius

    (Koesdijanto,2012).

    B.  Cara Kerja

    Mengukur diameter dalam :

      Geser rahang jangka sorong sedikit kekanan.

     

    Letakkan benda/gelas yang akan diukur sehingga kedua rahang

     jangka sorong dapat masuk ke dalam benda/gelas tersebut.

      Geser rahang kekanan hingga kedua rahang jangka

    sorong menyentuh kedua dinding dalam benda/gelas yang diukur

    (Koesdijanto,2012).

    Mengukur diameter luar :

      Geser rahang jangka sorong kekanan sehingga benda yang diukur

    dapat masuk diantara kedua rahang (antara rahang geser dan

    rahang tetap).  Taruh benda yang akan diukur diantara kedua rahang.

      Geser rahang kekiri sedemikian sehingga benda yang diukur

    terjepit oleh kedua rahang (Koesdijanto,2012).

    Mengukur kedalaman :

      Taruh benda yang akan diukur dalam posisi berdiri tegak. Contoh

    gelas.

      Putar jangka (posisi tegak) kemudian letakkan ujung jangka sorong

    ke permukaan tabung yang akan diukur dalamnya.  Geser rahang jangka kebawah sehingga ujung batang pada jangka

    sorong menyentuh dasar gelas.

      Catat hasil pengukuran (Djaali,2007). 

    C.  Kriteria dan Parameter Pengukuran

    Menurut FI III, Kecuali dinyatakan lain 

    diameter tablet tidak boleh

    lebih dari 3 kali tebal tablet dan tidak boleh kurang dari 1 1/3 tebal

    tablet. Minimal dilakukan untuk 20 buah tablet Masing-masing tablet

    diukur diameter dan ketebalannya dengan menggunakan jangkasorong

  • 8/20/2019 Makalah Praktikum TF Sediaan Solid

    10/19

    hasil pengukuran dicatat lalu dihitung rata-ratanya untuk keseragaman

    ukuran (Depkes RI, 1979).

    9.  Shieve Tester

    A. 

    Fungsi

    Fungsi Shieva tester adalah evaluasi granul berupa analisis granulometri,

    yaitu analisis ukuran dan repartisi granul (penyebaran ukuran-ukuran granul)

    (Ansel, 1999). 

    B.  Cara Kerja

    Dalam melakukan analisis granulometri digunakan susunan pengayak

    dengan berbagai ukuran. Mesh terbesar diletakkan paling atas dan

    dibawahnya disusun pengayak dengan mesh yang makin kecil. Prosedur yang

    dapat dilakukan adalah sebagai berikut: 

    1.  Timbang 100 gram granul

    2.  Letakkan granul pada pengayak paling atas

    3.  Getarkan mesin 5-30 menit, tergantung dari ketahanan granul pada

    getaran

    4.  Timbang granul yang tertahan pada tiap-tiap pengayak

    5.  Hitung presentase granul pada tiap-tiap pengayak (Ansel, 1999).

    C.  Kriteria dan Parameter Pengukuran

    Tujuan granulometri adalah untuk melihat keseragaman dari ukuran

    granul. Diharapkan ukuran granul tidak terlalu berbeda. Granulometri

     berhubungan dengan sifat aliran granul. Jika ukuran granul berdekatan, aliran

    akan lebih baik. Diharapkan ukuran granul mengikuti kurva distribusi normal

    (Ansel, 1999).

    10.  Neraca Analitis

    A.  Fungsi

    Untuk menimbang bahan yang akan digunakan untuk membuat

    media untuk bakteri, jamur atau media tanam kultur jaringan dan

    mikrobiologi dalam praktikum dengan tingkat ketelitian yang tinggi.

    Jumlah media yang tidak tepat akan berpengaruh terhadap konsentrasizat dalam media sehingga dapat menyebabkan terjadinya kekeliruan

    dalam hasil praktikum (Hadi, 2014).

    B.  Cara Kerja

    1.  Disiapkan timbangan analitik dalam kondisi seimbang atau water

     pass (dengan mengatur sekrup pada kaki neracasehingga

    gelembung air di water pass tepat berada di tengah).

  • 8/20/2019 Makalah Praktikum TF Sediaan Solid

    11/19

    2.  Dibersihkan ruang dalam neraca analitik dengan menggunakan

    kuas. Piringan neraca dapat diangkat dan seluruh timbangan dapat

    dibersihkan dengan menggunakan etanol/alkohol.

    3.  Ditancapkan stop kontak pada stavolt.

    4. 

    Ditekan tombol On kemudian tunggu hingga muncul angka 0.

    5.  Dimasukkan alas bahan (gelas arloji, kertas atau benda tipis)

    dengan membuka kaca tidak begitu lebar supaya

    tidakmempengaruhi perhitungan karena neraca analitik ini sangat

     peka.

    6.  Ditutup kaca neraca analitik.

    7.  Ditekan tombol zero supaya perhitungan lebih akurat.

    8.  Dimasukkan bahan yang akan ditimbang dengan membuka kaca

    tidak begitu lebar, begitu pun ketika akan menambahkanatau

    mengurangi bahan untuk menyesuaikan massa yang diinginkan.9.  Ditutup kaca.

    10. Ditunggu hingga angka di layar monitor neraca analitik tidak

     berubah-ubah dan sesuai dengan massa yang diinginkan.

    11. Diambil bahan yang telah ditimbang.

    12. Ditekan tombol Off hingga tidak ada angka di layar monitor

    neraca analitik.

    13. Dilepas stop kontak dari stavolt.

    14. Dibersihkan ruang dalam neraca analitik dengan menggunakan

    kuas. Piringan neraca dapat diangkat dan seluruhtimbangan dapatdibersihkan dengan menggunakan etanol/alcohol (Hadi, 2014).

    C.  Kriteria dan Parameter Pengukuran

    Timbangan dikontrol dengan menggunakan anak timbangan yang

    sudah terpasang atau dengan dua anak timbangan eksternal, misal 10

    gr dan 100 gr. Penyimpangan berat dicatat pada lembar/kartu kontrol,

    dimana pada lembar tersebut tercantum pula berapa kali timbangan

    harus dicek. Jika timbangan tidak dapat digunakan sama sekali maka

    timbangan harus diperbaiki oleh suatu agen (supplier) (Hadi, 2014).

    Kedudukan timbangan harus diatur dengan sekrup dan harus tepat

    horizontal dengan “Spirit level (waterpass) sewaktu-waktu timbangan

     bergerak, oleh karena itu, harus dicek lagi. Jika menggunakan

    timbangan elektronik, harus menunggu 30 menit untuk mengatur

    temperatur. Jika menggunakan timbangan yang sangat sensitif, hanya

    dapat bekerja pada batas temperatur yang ditetapkan (Hadi, 2014).

    Timbangan harus terhindar dari gerakan (angin) sebelum

    menimbang angka “nol” harus dicek dan jika perlu lakukan koreksi.

    Peraturan umum dalam menggunakan neraca analitik adalah neraca

    harus dalam keadaan bersih, bersihkan piringan atau piringan-piringan

  • 8/20/2019 Makalah Praktikum TF Sediaan Solid

    12/19

    dan lantai neraca dari debu dengan menggunakan kuas sebelum

    dilakukan penimbangan sampel. Perhatikan kapasitas neraca, jangan

    sekali-kali menimbang suatu benda yang lebih berat dari kapasitas

    neraca. Benda yang ditimbang harus memiliki suhu yang sama dengan

    neraca, sebaiknya jangan memegang benda dengan jari-jari dan benda-

     benda gelas tidak boleh digosok dengan kain kering sebelum

    menimbang. Dan bahan-bahan kimia tidak boleh ditaruh langsung di

    atas piringan logam, tapi harus ditimbang dalam botol timbang (Hadi,

    2014).

    11. Mesin Cetak Tablet

    A.  Fungsi

    Mesin pencetak tablet untuk membantu pembuatan obat yang

     berbentuk tablet dengan mekanisme yang mudah dan handal dan berdaya guna (Ben, 2007).

    B.  Cara Kerja

    Secara umum komponen dasar mesin pencetak tablet adalah sebagai

     berikut :

    1.  Hopper, tempat untuk menyimpan granul dan yang mengalirkan

    granul untuk di kempa

    2.  Die, tempat granul akan di cetak, menentukan ukuran dan bentuk

    tablet3.  Punch atas, alat untuk mengempa granul yang telah berada di die

    4.  Punch bawah, alat untuk mengeluarkan tablet yang tlah di cetak

    (Ben, 2007).

    Tahap-tahap proses pencetakan:

    1.  Pengisian die dengan granul

    Serbuk atau granul2 dialirkan dri hopper masuk kedalam DIE

    (aliran sesuai grafitasi). Volume granul ditentukan oleh posisi

     punch bawah dan lempeng die.

    2. 

    Pencetakan GranulPada tahap ini, Hopper akan kembali pada tempatnya dan punch

    atas akan turun mengempa granul menjadi tablet. Selama tahapan

    ini ada beberapa tahapan yang terjadi sehingga granul menjadi

    tablet.

      Penyusunan ulang dari struktur granul.

    Ketika Punch atas mengempa granul maka distribusi granul

    akan tersusun ulang diantara punch atas dan punch bawah.

      Perubahan Bentuk granul dan pembentukan ikatan

    Pada tahap ini akan terjadi perubahan bentuk granul krena

  • 8/20/2019 Makalah Praktikum TF Sediaan Solid

    13/19

     penekanan, pada awalnya terjadi deformasi elastis kemudian

     plastik.

      Pembentukan ikatan intergranul.

    Hasil dari penekanan, granul termampatkan dan terjadi ikatan

    antar granul sehingga menjadi tablet.

    3.  Pengeluaran Tablet

    Setelah Tablet dikempa, punch atas akan kembali ket4 aslinya

    kemudian punch bawah akan bergerak keatas membawa tablet

    sejajar dengan die. Setelah itu hopper akan bergerak untuk mengisi

    granul kedalam die sehingga tablet akan tergeser oleh hopper..

    lihat gambar berikut (Ben, 2007).

    C.  Kriteria dan Parameter Pengukuran

    a. 

    Uji KeseragamanKeseragaman sediaan dapat ditetapkan dengan salah satu

    dari beberapa metode, yaitu keseragaman bobot atau keseragaman

    kandungan, keseragaman ukuran tablet. Persyaratan ini digunakan

    untuk sediaan mengandung satu zat aktif dan sediaan mengandung

    dua atau lebih zat aktif (Ben, 2007).

    Keseragaman ukuran tablet, syaratnya adalah diameter

    tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 1/3 tebal

    tablet. Tablet tidak bersalut harus memenuhi syarat keseragaman

     bobot yang ditetapkan sebagai berikut: Timbang 20 tablet, hitung bobot rata  –   rata tiap tablet. Jika ditimbang satu persatu, tidak

     boleh lebih dari 2 tablet yang masing  –   masing bobotnya

    menyimpang dari bobot rata –  ratanya lebih besar dari harga yang

    ditetapkan kolom A, dan tidak satu tablet pun yang bobotnya

    menyimpang dari bobot rata  –   ratanya lebih dari harga yang

    ditetapkan kolom B. Jika tidak mencukupi 20 tablet, dapat

    digunakan 10 tablet; tidak satu tabletpun yang bobotnya

    menyimpang lebih besar dari bobot rata  –   rata yang ditetapkan

    kolom A dan tidak satu tabletpun yang bobotnya menyimpang

    lebih besar dari bobot rata  –   rata yang ditetapkan kolom B (Ben,

    2007).

    Bobot rata –  rata

    Penyimpanan bobot rata

     –  rata dalam %

    A B

    ≤ 25 mg 15% 30%

    26 mg - 150 mg 10% 20%

    151 mg - 300 mg 7,5% 15%

    300 mg 5% 10%

  • 8/20/2019 Makalah Praktikum TF Sediaan Solid

    14/19

     b.  Waktu Hancur

    Suatu sediaan tablet yang diberikan peroral, agar dapat

    diabsorbsi maka tablet tersebut harus terlarut (terdisolusi) atau

    terdispersi dalam bentuk molekular. Tahap pertama untuk tablet

    agar dapat terdisolusi segera adalah tablet harus hancur (Ben,

    2007).

    Waktu hancur adalah waktu yang dibutuhkan sejumlah

    tablet untuk hancur menjadi serbuk/partikel penyusunnya yang

    mampu melewati ayakan no.10 yang terdapat dibagian bawah alat

    uji. Alat yang digunakan adalah disintegration tester , yang

     berbentuk keranjang, mempunyai 6 tube plastik yang terbuka

    dibagian atas, sementara dibagian bawah dilapisi dengan

    ayakan/ screen no.10 mesh (Ben, 2007).

    Tablet yang akan diuji (sebanyak 6 tablet) dimasukkandalam tiap tube, ditutup dengan penutup dan dinaik-turunkan

    keranjang tersebut dalam medium air dengan suhu 37° C. Waktu

    hancur dihitung berdasarkan tablet yang paling terakhir hancur.

    Persyaratan waktu hancur untuk tablet tidak bersalut adalah

    kurang dari 15 menit, untuk tablet salut gula dan salut nonenterik

    kurang dari 30 menit, sementara untuk tablet salut enterik tidak

     boleh hancur dalam waktu 60 menit dalam medium asam, dan

    harus segera hancur dalam medium basa (Ben, 2007).

    c.  Uji Kerapuhan (Friabilitas) Tablet

    Data friabilitas digunakan untuk mengukur ketahanan

     permukaan tablet terhadap gesekan yang dialaminya sewaktu

     pengemasan dan pengiriman. Prinsipnya adalah menetapkan bobot

    yang hilang dari sejumlah tablet selama diputar dalam friabilator

    selama waktu tertentu. Pada proses pengukuran kerapuhan, alat

    diputar dengan kecepatan 25 putaran per menit dan waktu yang

    digunakan adalah 4 menit. Jadi ada 100 putaran. Kerapuhan dapat

    dievaluasi dengan menggunakan  friabilator (contoh nya  Rosche

     friabilator ) (Ben, 2007).

    Tablet yang akan diuji sebanyak 20 tablet, terlebih dahulu

    dibersihkan dari debunya dan ditimbang dengan seksama. Tablet

    tersebut selanjutnya dimasukkan ke dalam  friabilator , dan diputar

    sebanyak 100 putaran selama 4 menit, jadi kecepatan putarannya

    25 putaran per menit. Setelah selesai, keluarkan tablet dari alat,

     bersihkan dari debu dan timbang dengan seksama. Kemudian

    dihitung persentase kehilangan bobot sebelum dan sesudah

     perlakuan. Tablet dianggap baik bila kerapuhan tidak lebih dari

    1% (Ben, 2007).

  • 8/20/2019 Makalah Praktikum TF Sediaan Solid

    15/19

  • 8/20/2019 Makalah Praktikum TF Sediaan Solid

    16/19

    12. Mesin Penyalut Tablet

    A.  Fungsi

    Alat ini bekerja sebagai alat penyalutan tablet (Ben, 2007).

    B. 

    Cara KerjaTablet dimasukkan ke dalam pan. Kemudian pan berputar perlahan

    - lahan dengan aksis yang miring sehingga tablet akan menggelinding

    secara teratur diatas tablet yang lain. Cairan penyalut dalam bentuk

     spray akan disemprotkan ke tablet tersebut. Pada mesin ini dimasukan

    udara panas dan penyedotan di dalam pan agar tablet yang telah

    disemprot dengan cairan coating  dialiri udara yang telah diatur suhu,

    tekanan dan alirannya sehingga tablet yang telah disalut menjadi

    kering (Ben, 2007).

    C.  Kriteria dan Parameter Pengukuran

    Harus adanya kesetimbangan dari 4 parameter;

       Kecepatan coating pan, Paremeter ini berfungsi untuk

    mengatur kecepatan pan/chamber mesin, semakin cepat

     berputa maka core tablet akan semakin cepat bersentuhan

    dengan larutan coating 

       Flow rate spray gun/ flow rate dari larutan coating

       Airflow (CFM) dari udara input dan output  

      Suhu inlet-outlet-product . Parameter ini berfungsi untuk

    menentukan seberapa cepat larutan coating yang sudah

    menempel pada core tablet terkeringkan

    Keseimbangan empat parameter tersebut yang akan membuat tablet

    tersalut dengan sempurna tanpa bergelombang (Ben, 2007).

    13. Oven

    A.  Fungsi

    Untuk memanaskan memanggang dan mengeringkan. Oven dapat

    digunakan sebagai pengering apabila dengan kombinasi pemanas

    dengan humidity rendah dan sirkulasi udara yang cukup. Kecepatan

     pengeringan tergantung dari tebal bahan yang dikeringkan (Rahayu,

    2011). Pengeringan granul dalam penelitian menggunakan oven karena

    sering digunakan dalam produk komersial dengan waktu proses yang

    wajar serta kontrol pengeringan yang baik (Hadi, 2014).

    B.  Cara Kerja

    Granul basah yang didapat dikeringkan dalam oven pada suhu 50°

    C selama ± 18 jam (Parrot, 1971). Jika suatu zat padat basah mula-

    mula diletakkan pada oven pengering mulai menyerap panas dan

  • 8/20/2019 Makalah Praktikum TF Sediaan Solid

    17/19

    meningkat temperaturnya. Pada waktu yang sama, lembab mulai

    menguap sehingga cenderung mendinginkan zat padat yang

    mengering. Sesudah suatu periode penyesuaian awal lain pemanasan

    dan pendinginan menjadi sama dan temperature bahan yang mengering

    menjadi stabil. Perbedaan perubahan suhu pada proses pengeringan

    granul menyebabkan kandungan air dalam granul berbeda pula yang

    selanjutnya dapat mempengaruhi sifat fisis tablet (Putri, 2012).

    C.  Kriteria dan Parameter Pengukuran

    Kriteria dan parameter yang dilihat ; Oven juga digunakan untuk

     pengeringan perhitungan kadar air tablet. Dikeringkan sampai tercapai

     berat konstan. Dapat dihitung dengan cara:

    (Putri, 2012).

    Dari pengeringan tersebut juga dapat diketahui kadar kelembapan

    tablet. Dimana parameter merujuk pada :

    (Hadi, 2014).

  • 8/20/2019 Makalah Praktikum TF Sediaan Solid

    18/19

     

    Daftar Pustaka

    Ansel, H.C., et.al. 1999. Pharmaceutical Dosage Form and Drug Delivery

    System. 7th edition. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins. 

    Ben, Elfi Sahlan. 2007. Teknologi Farmasi III (Teknologi Tablet/Solid). Padang:

    Universitas Andalas.  Tersedia online di

    http://foodreview.co.id/preview.php?view2&id=56428#.VtG2f_l97Mw 

    (27 Februari 2016).

    Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi

    III. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 

    Djaali & Muljono, P. 2007.  Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. Jakarta : PT

    Grasindo. Universitas Negeri Malang.

    Hadi, M. 2014. Optimasi Suhu dan Waktu Pengeringan Granul Tablet Kunyah

    Bee Pollen. Tersedia online di

    http://mf.farmasi.ugm.ac.id/files/371.bee_pollen._ARTIKEL.pdf   (diakses

    27 Februari 2016).

    Koesdijanto, D. 2012. Jangka Sorong (Vernier Caliper). Tersedia online di

    di:http://yuliarman.polinpdg.ac.id/index.php%3Foption%3Dcom_content

    %26view%3Darticle%26id%3D36:menggunakan-jangka-sorong-vernier-

    caliper-%26catid%3D13:alat-

    ukur%26Itemid%3D5&cd=1&hl=id&ct=clnk   (diakses pada 27 Februari

    2016). 

    Maharani, A. 2007. BAB I. Tersedia online di

    http://eprints.ums.ac.id/16851/2/BAB_I.pdf  (diakses 27 Februari 2016).

    Lachman dkk. 2008. Teori dan Praktek Farmasi Industri Edisi ke III . Jakarta. UI Press.

    Parrott, E.L. 1971.  Pharmaceutical Technology Fundamental Pharmaceutics. 

    Mineapolis: Burgess Publishing Company. Halaman 64-66, 73-83.

    Putri, W. 2012. Perbandingan Variasi Suhu Pengeringan Granul terhadap Kadar

    Air dan Sifat Fisis Tablet Parasetamol. Tersedia online di

    https://dglib.uns.ac.id/dokumen/download/27928/NTkwNTk=/Perbanding

    http://foodreview.co.id/preview.php?view2&id=56428#.VtG2f_l97Mwhttp://foodreview.co.id/preview.php?view2&id=56428#.VtG2f_l97Mwhttp://mf.farmasi.ugm.ac.id/files/371.bee_pollen._ARTIKEL.pdfhttp://mf.farmasi.ugm.ac.id/files/371.bee_pollen._ARTIKEL.pdfhttp://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:-zkVKZuppmYJ:dokumen.tips/documents/jangkasorong.html+di:http://yuliarman.polinpdg.ac.id/index.php%3Foption%3Dcom_content%26view%3Darticle%26id%3D36:menggunakan-jangka-sorong-vernier-caliper-%26catid%3D13:alat-ukur%26Itemid%3D5&cd=1&hl=id&ct=clnkhttp://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:-zkVKZuppmYJ:dokumen.tips/documents/jangkasorong.html+di:http://yuliarman.polinpdg.ac.id/index.php%3Foption%3Dcom_content%26view%3Darticle%26id%3D36:menggunakan-jangka-sorong-vernier-caliper-%26catid%3D13:alat-ukur%26Itemid%3D5&cd=1&hl=id&ct=clnkhttp://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:-zkVKZuppmYJ:dokumen.tips/documents/jangkasorong.html+di:http://yuliarman.polinpdg.ac.id/index.php%3Foption%3Dcom_content%26view%3Darticle%26id%3D36:menggunakan-jangka-sorong-vernier-caliper-%26catid%3D13:alat-ukur%26Itemid%3D5&cd=1&hl=id&ct=clnkhttp://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:-zkVKZuppmYJ:dokumen.tips/documents/jangkasorong.html+di:http://yuliarman.polinpdg.ac.id/index.php%3Foption%3Dcom_content%26view%3Darticle%26id%3D36:menggunakan-jangka-sorong-vernier-caliper-%26catid%3D13:alat-ukur%26Itemid%3D5&cd=1&hl=id&ct=clnkhttp://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:-zkVKZuppmYJ:dokumen.tips/documents/jangkasorong.html+di:http://yuliarman.polinpdg.ac.id/index.php%3Foption%3Dcom_content%26view%3Darticle%26id%3D36:menggunakan-jangka-sorong-vernier-caliper-%26catid%3D13:alat-ukur%26Itemid%3D5&cd=1&hl=id&ct=clnkhttp://eprints.ums.ac.id/16851/2/BAB_I.pdfhttp://eprints.ums.ac.id/16851/2/BAB_I.pdfhttps://dglib.uns.ac.id/dokumen/download/27928/NTkwNTk=/Perbandingan-Variasi-Suhu-Pengeringan-Granul-terhadap-Kadar-Air-dan-Sifat-Fisis-Tablet-Parasetamol-abstrak.pdfhttps://dglib.uns.ac.id/dokumen/download/27928/NTkwNTk=/Perbandingan-Variasi-Suhu-Pengeringan-Granul-terhadap-Kadar-Air-dan-Sifat-Fisis-Tablet-Parasetamol-abstrak.pdfhttp://eprints.ums.ac.id/16851/2/BAB_I.pdfhttp://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:-zkVKZuppmYJ:dokumen.tips/documents/jangkasorong.html+di:http://yuliarman.polinpdg.ac.id/index.php%3Foption%3Dcom_content%26view%3Darticle%26id%3D36:menggunakan-jangka-sorong-vernier-caliper-%26catid%3D13:alat-ukur%26Itemid%3D5&cd=1&hl=id&ct=clnkhttp://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:-zkVKZuppmYJ:dokumen.tips/documents/jangkasorong.html+di:http://yuliarman.polinpdg.ac.id/index.php%3Foption%3Dcom_content%26view%3Darticle%26id%3D36:menggunakan-jangka-sorong-vernier-caliper-%26catid%3D13:alat-ukur%26Itemid%3D5&cd=1&hl=id&ct=clnkhttp://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:-zkVKZuppmYJ:dokumen.tips/documents/jangkasorong.html+di:http://yuliarman.polinpdg.ac.id/index.php%3Foption%3Dcom_content%26view%3Darticle%26id%3D36:menggunakan-jangka-sorong-vernier-caliper-%26catid%3D13:alat-ukur%26Itemid%3D5&cd=1&hl=id&ct=clnkhttp://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:-zkVKZuppmYJ:dokumen.tips/documents/jangkasorong.html+di:http://yuliarman.polinpdg.ac.id/index.php%3Foption%3Dcom_content%26view%3Darticle%26id%3D36:menggunakan-jangka-sorong-vernier-caliper-%26catid%3D13:alat-ukur%26Itemid%3D5&cd=1&hl=id&ct=clnkhttp://mf.farmasi.ugm.ac.id/files/371.bee_pollen._ARTIKEL.pdfhttp://foodreview.co.id/preview.php?view2&id=56428#.VtG2f_l97Mw

  • 8/20/2019 Makalah Praktikum TF Sediaan Solid

    19/19

    an-Variasi-Suhu-Pengeringan-Granul-terhadap-Kadar-Air-dan-Sifat-Fisis-

    Tablet-Parasetamol-abstrak.pdf  (diakses 27 Februari 2016).

    Rahayu, M. 2011. BAB I. Tersedia online dihttp://eprints.ums.ac.id/14823/2/BAB_1.pdf  (diakses 27 Februari 2016).

    Susiawanti. 2013. BAB II. Tersedia online di

    http://adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/550/gdlhub-gdl-s1-2013-susiawanti-

    27492-9.bab-ii--.pdf   (diakses 27 Februari 2016).

    https://dglib.uns.ac.id/dokumen/download/27928/NTkwNTk=/Perbandingan-Variasi-Suhu-Pengeringan-Granul-terhadap-Kadar-Air-dan-Sifat-Fisis-Tablet-Parasetamol-abstrak.pdfhttps://dglib.uns.ac.id/dokumen/download/27928/NTkwNTk=/Perbandingan-Variasi-Suhu-Pengeringan-Granul-terhadap-Kadar-Air-dan-Sifat-Fisis-Tablet-Parasetamol-abstrak.pdfhttps://dglib.uns.ac.id/dokumen/download/27928/NTkwNTk=/Perbandingan-Variasi-Suhu-Pengeringan-Granul-terhadap-Kadar-Air-dan-Sifat-Fisis-Tablet-Parasetamol-abstrak.pdfhttp://eprints.ums.ac.id/14823/2/BAB_1.pdfhttp://eprints.ums.ac.id/14823/2/BAB_1.pdfhttp://adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/550/gdlhub-gdl-s1-2013-susiawanti-27492-9.bab-ii--.pdfhttp://adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/550/gdlhub-gdl-s1-2013-susiawanti-27492-9.bab-ii--.pdfhttp://adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/550/gdlhub-gdl-s1-2013-susiawanti-27492-9.bab-ii--.pdfhttp://adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/550/gdlhub-gdl-s1-2013-susiawanti-27492-9.bab-ii--.pdfhttp://adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/550/gdlhub-gdl-s1-2013-susiawanti-27492-9.bab-ii--.pdfhttp://eprints.ums.ac.id/14823/2/BAB_1.pdfhttps://dglib.uns.ac.id/dokumen/download/27928/NTkwNTk=/Perbandingan-Variasi-Suhu-Pengeringan-Granul-terhadap-Kadar-Air-dan-Sifat-Fisis-Tablet-Parasetamol-abstrak.pdfhttps://dglib.uns.ac.id/dokumen/download/27928/NTkwNTk=/Perbandingan-Variasi-Suhu-Pengeringan-Granul-terhadap-Kadar-Air-dan-Sifat-Fisis-Tablet-Parasetamol-abstrak.pdf