makalah ppk 4 ep 1 topik 1

4
TOPIK 1 PPK 4 EP 1 OBAT Proses absorpsi terjadi diberbagai tempat pemberian obat, umpamanya melalui alat cerna, otot rangka, paru-paru, kulit dan sebagainya. Setelah malalui berbagai sawar (barrier) molekul obat masuk ke dalam cairan intravaskuler dan disebar keseluruh badan. Dalam darah sebagian molekul obat akan diikat oleh protein plasma dan reaksi ini bersiat reversible. !anya molekul obat bebas yang dapat menembus membran sel untuk masuk sel hati tempat biotransormasi terjadi. "olekul obat bebas lainnya memasuki  jaringan berbagai organ, mempengaruhi ungsi aal atau ungsi biokimia dengan akibat terjadinya eek obat. Sebagian lagi memasuki ginjal dan kadang-kadang langsung dieksresi, tetapi umumnya obat baru diekskresi setelah mengalami biotransormasi. Disi ni dili hat bahwa jutawan molek ul obat yang telah diabso rpsi secara simultan mengalami,  berbagai macam proses. "olekul obat harus melewati sawar yang terdir i dari #nit membrane atau plasma membrane yang terbentuk dari lapisan bimolekuler osolipid. $arena membrane ini terutama terdiri dari lemak maka umumnya molekul obat yang bersiat nonpoler lebih mudah melintasi membrane dari pada molekul obat yang poler. a. ABSORPSI Pro ses abs orp si sanga t pen tin g dan men ent uka n ee k oba t. Pad a umu mny a obat yan g ti dak diabsorpsi tidak menimbulkan eek, kecuali antasida dan obat yang bekerja lokal. %bsorpsi dipengaruhi oleh berbagai macam actor seperti, siat isik dan kimia bahan obat, bentuk obat yang diberikan (tablet, kapsul, cairan), ormulasi, cara pemberian, konsentrasi obat, luas permukaan kontak obat (absorbing surace) dan sirkulasi pada tempat absorpsi obat. Absorpsi melalui saluran cerna. Pemeberian obat per oral merupakan cara yang paling la&im karena  paling mudah, aman dan ekonomis . $erugian cara ini ialah ' obat dapat merangsang mukos a lambung dan menimbulkan emesis. %minoili n sering menimbulkan e mesis karena merangsang mukosa lambung. bat dapat membentuk kompleks dengan makanan sehingga lebih sukar diabsorpsi. bat yang lewat sistem  portal dapat mengalami biotransormasi sebelum memasuki sirkulasi keberbagai organ. Pemberian oral membutuhkan koperasi pasien dan eek baru timbul setelah beberapa waktu tergantung dari jenis obatnya. $ec epa tan abs orp si obat yang ter ben tuk tab let ter gan tung dar i ke cepata n desint egras i dan melarutnya bahan obat. #mumnya obat dalam bentuk non poler yang larut dalam lemak cepat diabsorpsi sedan g obat yang bersi at poler tidak larut dalam lemak seperti &at ammon ium kuan terne r, lambat diabsorpsi. bat yang tidak larut dalam air seperti barium sulat, magnesium oksid dan aluminium hidroksid tidak diabsorpsi melalui saluran cerna. Pembe rian obat secara subl ingua l dapa t dibe rikan untuk mengh inda ri pengr usak an oleh en&im lambung dan usus dan menghindari biotransormasi dihepar sebelum obat didistribusi. ara ini hanya dap at dipakai unt uk oba t yan g tid ak mer angsang mukosa dan tidak men imb ulk an ras a pah it yan g terganggu. Pemberian obat secara rectal dapat dilakukan untuk pasien yang muntah-muntah, tidak sadar dan

Upload: sinta-andriani

Post on 25-Feb-2018

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Ppk 4 Ep 1 Topik 1

7/25/2019 Makalah Ppk 4 Ep 1 Topik 1

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ppk-4-ep-1-topik-1 1/3

TOPIK 1

PPK 4 EP 1

OBATProses absorpsi terjadi diberbagai tempat pemberian obat, umpamanya melalui alat cerna, otot

rangka, paru-paru, kulit dan sebagainya. Setelah malalui berbagai sawar (barrier) molekul obat masuk ke

dalam cairan intravaskuler dan disebar keseluruh badan. Dalam darah sebagian molekul obat akan diikat

oleh protein plasma dan reaksi ini bersiat reversible. !anya molekul obat bebas yang dapat menembus

membran sel untuk masuk sel hati tempat biotransormasi terjadi. "olekul obat bebas lainnya memasuki

 jaringan berbagai organ, mempengaruhi ungsi aal atau ungsi biokimia dengan akibat terjadinya eek 

obat. Sebagian lagi memasuki ginjal dan kadang-kadang langsung dieksresi, tetapi umumnya obat baru

diekskresi setelah mengalami biotransormasi.

Disini dilihat bahwa jutawan molekul obat yang telah diabsorpsi secara simultan mengalami,

 berbagai macam proses. "olekul obat harus melewati sawar yang terdiri dari #nit membrane atau plasma

membrane yang terbentuk dari lapisan bimolekuler osolipid. $arena membrane ini terutama terdiri dari

lemak maka umumnya molekul obat yang bersiat nonpoler lebih mudah melintasi membrane dari pada

molekul obat yang poler.

a. ABSORPSI

Proses absorpsi sangat penting dan menentukan eek obat. Pada umumnya obat yang tidak diabsorpsi tidak menimbulkan eek, kecuali antasida dan obat yang bekerja lokal. %bsorpsi dipengaruhi

oleh berbagai macam actor seperti, siat isik dan kimia bahan obat, bentuk obat yang diberikan (tablet,

kapsul, cairan), ormulasi, cara pemberian, konsentrasi obat, luas permukaan kontak obat (absorbing

surace) dan sirkulasi pada tempat absorpsi obat.

Absorpsi melalui saluran cerna. Pemeberian obat per oral merupakan cara yang paling la&im karena

 paling mudah, aman dan ekonomis. $erugian cara ini ialah ' obat dapat merangsang mukosa lambung dan

menimbulkan emesis. %minoilin sering menimbulkan emesis karena merangsang mukosa lambung. bat

dapat membentuk kompleks dengan makanan sehingga lebih sukar diabsorpsi. bat yang lewat sistem

 portal dapat mengalami biotransormasi sebelum memasuki sirkulasi keberbagai organ. Pemberian oral

membutuhkan koperasi pasien dan eek baru timbul setelah beberapa waktu tergantung dari jenis obatnya.

$ecepatan absorpsi obat yang terbentuk tablet tergantung dari kecepatan desintegrasi dan

melarutnya bahan obat. #mumnya obat dalam bentuk non poler yang larut dalam lemak cepat diabsorpsi

sedang obat yang bersiat poler tidak larut dalam lemak seperti &at ammonium kuanterner, lambat

diabsorpsi. bat yang tidak larut dalam air seperti barium sulat, magnesium oksid dan aluminium

hidroksid tidak diabsorpsi melalui saluran cerna.

Pemberian obat secara sublingual dapat diberikan untuk menghindari pengrusakan oleh en&im

lambung dan usus dan menghindari biotransormasi dihepar sebelum obat didistribusi. ara ini hanya

dapat dipakai untuk obat yang tidak merangsang mukosa dan tidak menimbulkan rasa pahit yang

terganggu.

Pemberian obat secara rectal dapat dilakukan untuk pasien yang muntah-muntah, tidak sadar dan

untuk menghindari pengrusakan oleh en&im pencernaan dan biotransormasidi hepar. Didaerah tropik,

 pemberian rectal kurang populer karena supositoria sering menjadi lembek. *anyak obat tidak dapat

diberikan dengan cara ini karena menimbulkan iritasi mukosa rectum.

Page 2: Makalah Ppk 4 Ep 1 Topik 1

7/25/2019 Makalah Ppk 4 Ep 1 Topik 1

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ppk-4-ep-1-topik-1 2/3

Pemberian obat suntikan (parenteral). $euntungan pemberian obat secara suntikan aialah eeknya

timbul cepat dan teratur+ obat tidak lewat hepar sebelum mencapai sirkulasi umum+ dapat diberikan pada

 pasien yang tidak sadar tidak koperati atau muntah-muntah+ dan sangat berguna dalam keadaan darurat.

$esukarannya ialah dibutuhkan cara asepsis, ada bahaya ineksi serum hepatitis, tidak dapat dilakukan

sendiri oleh penderita, tidak ekonomis dan lebih membahayakan dari pemberian oral.

ara pemberian parenteral ada beberapa macam, ialah intramuskuler, intravena, subkutan, intrakutan,

intra-arteri, intraperitoneal, intratekal dan intra-artikuler.

Pemberian melalui Enotel Paru!paru. ara ini hanya dapat dilakukan untuk obat berbentuk gasa atau

cairan yang mudah menguap. ara ini terutama dipakai pada anestesia umum. $euntungannya ialah

absorpsi terjadi cepat dan pada penyakit paru-paru, seperti asma bronkial, obat dapat langsung bekerja

 pada bronkus. $erugiannya ialah bahwa umumnya cara pemberian ini dosis susah diatur dan berbagai

obat berbentuk gas atau cairan yang mudah menguap bersiat iritati pada endotel paru-paru.

Pemberian Topikal Paa Kulit. ara ini jarang dipakai untuk mendapat eek sistematik obat. %da

 beberapa &at kimia dan obat yang mudah melintasi kulit dan dapat menimbulkan eek sistemik 

umpamanya organoosat. Pada umumnya obat yang larut dalam lemak mudah diabsorpsi. Pemberian

obat secara topikal misalnya diberikan pada berbagai penyakit kulit. bat yang banyak digunakan secara

topikal sebagai salep ialah antibiotika, kortikosteroid, antihistamin dan antiungsi.

b. "isribusi

bat setelah diabsorpsi akan tersebar malalui sirkulasi darah keseluruh badan. "olekul obat yangmudah melintasi membrane sel akan mencapai semua cairan tubuh baik intrasel maupun ekstrasel+ sedang

obat yang sulit menembus membrane sel penyebarannya umumnya terbatas pada cairan ekstrasel.$adang-

kadang beberapa obat mengalami kumulasi selekti pada beberapa organ dan jaringan (tissue depot)

tertentu karena proses transportasi akti, pengikatan dengan &at-&at tertentu atau daya larut yang lebih

 besar dalam lemak. $umulasi demikian berungsi sebagai gudang dan dapat mengakibatkan obat bereek 

lebih lama. *agian badan yang dapat berungsi sebagai gudang obat (strorage depot) ialah protein plasma,

umumnya albumin, jaringan ikat san jaringan lemak. Selain itu ada beberapa tempat lain umpamnya

tulang, organ tertentu, dan cairan trans-sel yang dapat berungsi sebagai gudang untuk beberapa obat

tertentu.

Distribusi obat ke susunan sara pusat dan janin harus menerobos sawar khusus yang dikenal

sebagai sawar darah-otak (blood brain barrier) dan sawar uri. bat yang mudah larut dalam lemak pada

umumnya mudah melintasi sawar ini.

c. Biotrans#ormasi

Pada umumnya biotransormasi obat terjadi oleh en&im mikrosom di reticulum endoplasma sel

hepar. Pada proses biotransormasi molekul obat dapat berubah siatnya antara lain menjadi lebih poler.

"etabolit yang lebih poler ini menjadi tidak larut dalam lemak dan dengan demikian lebih mudah

diekskresi oleh ginjal.

eaksi biokimia yang terjadi pada proses biotransormasi dapat dibagi dalam reaksi sintetik dan

reaksi nonsintetik. Pada reaksi sintetik terjadi konjugasi molekul obat dengan substrat endogen seperti

gugus glukuronid, -asetil, atau sulat. eaksi ini membutuhkan energi yang biasanya berasal dari %P+

dan metabolit menjadi inakti. eaksi nonsintetik tidak membutuhkan energi+ berupa reaksi reduksi,

Page 3: Makalah Ppk 4 Ep 1 Topik 1

7/25/2019 Makalah Ppk 4 Ep 1 Topik 1

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ppk-4-ep-1-topik-1 3/3

oksidasi atau hidrolisis. "etabolitnya dapat lebih akti dari obat asal, berkurangnya aktivitasnya atau

sama sekali tidak akti.

*iotransormasi memegang peranan penting dalam mengakhiri eek obat. $arena proses ini dapat

dihambat atau dirangsang dengan akibat pengaruh terhadap eek obat. /at yang dapat mengambat en&im

mikrosom hepar adal S$0-121 % (- diethyl-amino-ethyl-2,2,-diphenyl-perthanoate). Pemberian S$0-121

% bersamaan dengan suatu obat lain akan mengakibatkan perpanjangan eek obat tersebut. bat yang

menginduksi en&im mikrosom antara lain adalah enoberbital. Sebagai contoh dapat digambarkan seorang

 pasien yang telah diberikan enoberbital dan bishidroksikumarin. 0enoberbital menginduksi en&im

mikrosom sehingga dibutuhkan dosis bishidroksikumarin yang lebih tinggi untuk mendapat eek 

antikaogulan. *ilamana pada suatu waktu pemberian enoberbital dihentikan kadar bishidroksikumarin

akan meningkat akibat penghetian induksi en&im. !al itu dapat menyebabkan terjadinya perdarahan

akibat overdosis bishidroksikumarin.

3elaslah bahwa pemberian beberapa jenis obat pada seorang pasien selalu memerlukan

 pertimbangan tentang kemungkinan terjadinya interaksi obat.

. Ekskresi

bat dapat dikeluarkan dari badan dalam bentuk metabolit hasil biotransormasi atau dalam bentuk 

asalnya. 4kskresi umumnya terjadi melalui ginjal, tetapi juga dapat terjadi bersam tinja, empedu, melalui

 paru-paru, bersama air susu dan keringat. 4kskresi melalui paru-paru terutama berperan pada anestesia

umum dengan anestetik gas atau anestetik terbang. 4kskresi dalam air susu ibu penting untuk 

diperhatikan karena dapat menimbulkan eek armokologik atau eek toksik pada bayi.

Padang, 25 3uli 2672