makalah phbs

Upload: gracitageminica

Post on 09-Oct-2015

313 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

tugas

TRANSCRIPT

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dalam Tataran Rumah TanggaGracita Geminica102013042 / E4Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJalan Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat 11510Email: [email protected]

PendahuluanDalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar istilah PHBS di sekitar kita. Jika dilihat dari kepanjangannya yakni Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, tentu kita langsung mengetahui apa itu PHBS. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan perilaku yang dipraktekkan oleh setiap individu dengan kesadaran sendiri untuk meningkatkan kesehatannya dan berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan yang sehat.1 PHBS harus diterapkan dalam setiap sisi kehidupan manusia kapan saja dan dimana saja baik itu PHBS di rumah tangga/keluarga, institusi kesehatan, tempat-tempat umum, sekolah maupun di tempat kerja karena perilaku merupakan sikap dan tindakan yang akan membentuk kebiasaan sehingga melekat dalam diri seseorang.

TujuanTujuan yang ingin dicapai adalah untuk dapat memahami pengertian PHBS dalam tataran rumah tangga, mengetahui tujuan dari PHBS, mengetahui sasaran dalam program PHBS dan mengetahui sepuluh indikator PHBS dalam tataran rumah tangga.

SasaranSasaran PHBS dalam rumah tangga adalah seluruh anggota keluarga secara keseluruhan yang terbagi dalam sasaran primer, sasaran sekunder, dan sasaran tersier. Yang termasuk dalam sasaran primer adalah anggota rumah tangga yang memiliki masalah kesehatan, terutama ibu, bayi, dan balita. Yang termasuk dalam sasaran sekunder adalah sasaran yang mempengaruhi individu dalam keluarga yaitu kepala keluarga, orang tua, kader, tokoh masyarakat/tokoh agama, LSM, dan petugas kesehatan. Sedangkan yang termasuk dalam sasaran tersier adalah sasaran yang diharapkan dapat membantu tercapainya pelaksanaan PHBS seperti ketua RT/RW dan kepala desa.2

IsiPerilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya. PHBS digunakan sebagai salah satu strategi yang dapat ditempuh untuk menghasilkan kemandirian di bidang kesehatan, baik pada masyarakat maupun pada keluarga. Artinya harus ada komunikasi antara kader dengan keluarga/ masyarakat untuk memberikan informasi dan melakukan pendidikan kesehatan.3

PembahasanPHBS dalam rumah tangga memiliki beberapa tujuan yang terbagi dalam tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum diterapkannya PHBS adalah untuk meningkatkan rumah tangga ber-PHBS di desa kabupaten/ kota di seluruh Indonesia. Sedangkan tujuan khusus diterapkannya PHBS dalam tataran rumah tangga adalah untuk meningkatkan pengetahuan, kemauan, dan kemampuan anggota rumah tangga untuk melaksanakan PHBS dan meningkatkan keikutsertaan seluruh anggota keluarga agar berperan aktif dalam gerakan PHBS di masyarakat.4Untuk memenuhi syarat rumah tangga ber-PHBS, maka rumah tangga tersebut harus memenuhi sepuluh indikator PHBS di rumah tangga. Namun, jika dalam rumah tangga tidak ada ibu yang melahirkan, tidak ada bayi dan tidak ada balita, maka pengertian Rumah Tangga Ber-PHBS adalah rumah tangga yang memenuhi hanya 7 indikator. Sepuluh indikator tersebut adalah:1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatanadalah ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan (dokter kandungan dan kebidanan, dokter umum dan bidan).2. Memberi bayi ASI eksklusifadalah bayi usia 0-6 bulan mendapat ASI saja sejak lahir sampai usia 6 bulan.3. Menimbang balita setiap bulanadalah balita (umur 12-60 bulan) ditimbang setiap bulan dan tercatat di KMS atau buku KIA. Penimbangan ini dilaksanakan di Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) mulai usia 1 bulan hingga 5 tahun.4. Menggunakan air bersihadalah rumah tangga yang menggunakan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari yang berasal dari air kemasan, air ledeng, air pompa, sumur terlindung, mata air terlindung dan penampungan air hujan serta memenuhi syarat air bersih yaitu tidak berasa, tidak berbau dan tidak berwarna. Sumber air pompa, sumur dan mata air terlindung berjarak minimal 10 meter dari sumber pencemar seperti tempat penampuangan kotoran atau limbah.5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabunadalah penduduk 5 tahun keatas mencuci tangan sebelum makan dan sesudah buang air besar, sebelum memegang bayi, setelah mencebok anak, dan sebelum menyiapkan makanan menggunakan air bersih mengalir dan sabun.6. Menggunakan jamban sehatadalah anggota rumah tangga yang menggunakan jamban leher angsa dengan tangki septik atau lubang penampungan kotoran sebagai pembuangan akhir dan terpelihara kebersihannya. Untuk daerah yang sulit air dapat menggunakan jamban cemplung, jamban plengsengan.7. Memberantas jentik di rumahsekali seminggu adalah rumah tangga melakukan pemberantasan jentik nyamuk di dalam atau di luar rumah tangga seminggu sekali dengan 3M plus/ abatisasi/ ikanisasi atau cara lain yang dianjurkan.8. Makan sayur dan buah setiap hariadalah anggota rumah tangga umur 10 tahun keatas yang mengkonsumsi minimal 2 porsi sayur dan 3 porsi buah atau sebaliknya setiap hari.9. Melakukan aktifitas fisik setiap hariadalah penduduk/ anggota keluarga umur 10 tahun keatas melakukan aktifitas fisil minimal 30 menit setiap hari.10. Tidak merokok di dalam rumahadalah penduduk/ anggota rumah tangga umur 10 tahun keatas tidak merokok di dalam rumah ketika berada bersama anggota keluarga lainnya.1,3

PHBS khususnya dalam rumah tangga, memang terasa mudah dalam teori, namun dalam pelaksanaannya memang butuh banyak dukungan, mulai dari diri sendiri, keluarga, lingkungan sekitar hingga pemerintah.Banyak tantangan yang dihadapi dalam menerapkan PHBS di lingkungan keluarga. Masih banyaknya iklan rokok yang ada di media cetak maupun elektronik, makanan dan minuman cepat saji yang kurang sesuai dengan prinsip gizi seimbang, belum adanya monitoring evaluasi terpadu tentang kegiatan PHBS ini. Selain itu, kawasan padat penduduk di kota-kota besar dan juga banyaknya penduduk musiman yang menimbulkan permasalahan pada kehidupan sosial dan ekonomi juga merupakan tantangan tersendiri dalam penerapan PHBS.Oleh karena itu, bagaimana upaya penerapan sepuluh PHBS di lingkungan keluarga, tentu sangat tergantung dari kesadaran dan peran aktif masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya masing-masing. Sebab, upaya mewujudkan lingkungan yang sehat akan mendukung pola perilaku kehidupan masyarakat yang sehat secara berkelanjutan.

KesimpulanPHBS dalam tataran rumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.PHBS di Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga Sehat di desa dan kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Kegiatan PHBS ini sendiri memiliki manfaat baik bagi rumah tangga itu sendiri maupun masyarakat.Sasaran dari PHBS dalam rumah tangga adalah seluruh anggota keluarga secara keseluruhan yang terbagi dalam sasaran primer (ibu, bayi, dan balita), sasaran sekunder (kepala keluarga, orang tua, kader, tokoh masyarakat atau tokoh agama, LSM, dan petugas kesehatan), dan sasaran tersier (ketua RT/RW dan kepala desa). Rumah Tangga Sehat adalah rumah tangga yang menerapkan sepuluh indikator PHBS di Rumah Tangga yaitu persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, memberi ASI ekslusif, menimbang bayi dan balita, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, menggunakan air bersih, menggunakan jamban sehat, memberantas jentik di rumah, makan buah dan sayur setiap hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari, dan tidak merokok di dalam rumah.

Daftar Pustaka1. Pusat Promosi Kesehatan. Terapkan 10 indikator PHBS dalam keluarga. Edisi 8 Januari 2013. Diunduh dari http://www.promkes.depkes.go.id/index.php/topik-kesehatan/106-terapkan-10-indikator-phbs-dalam-lingkungan-keluarga, 23 November 20132. Maulana HDJ. Promosi kesehatan. EGC: Jakarta; 2009.h.233. Dinas Kesehatan Kota Malang. Perilaku hidup bersih dan sehat. Edisi 20 Juni 2012. Diunduh dari http://dinkes.malangkota.go.id/index.php/artikel-kesehatan/119-perilaku-hidup-bersih-dan-sehat, 24 November 20134. Farida N. Bad and good habit. Grasindo: Jakarta; 2009.h.170-15