makalah peng. pendidikan
DESCRIPTION
makalah tentang kepemimpinan dalam pendidikanTRANSCRIPT
KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN
MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata KuliahPengelolaan Pendidikan
Dosen : Yeni Suryaningsih, M.Pd.
Disusun Oleh:1. Dewi Mustikawati 12.22.1.01142. Dikdik Somantri 12.22.1.01193. Dwinanda Deis Noerzannah 12.22.1.0131
VII IPA 3
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASARFAKULTAS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
UNIVERSITAS MAJALENGKA2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan izin
dan kuasa-Nya kami dapat menyusun makalah ini dengan baik. Adapun maksud
tujuan makalah ini, sebagai tugas mata kuliah Pengelolaan Pendidikan pada
Fakultas Pendidikan Dasar dan Menengah Universitas Majalengka. Ucapan terima
kasih kepada Bapak Dosen yang telah memberikan tugas serta pengarahan dalam
hal struktur maupun penyusunan makalah ini dengan baik.
Adapun masalah yang kami angkat untuk makalah ini berjudul
“Kepemimpinan Pendidikan”. Dalam penyusunan makalah ini tidak sedikit
hambatan maupun rintangan yang kami temui. Namun berkat kerja keras dan
semangat, maka segala rintangan tersebut dapat teratasi. Namun dalam
penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh sebab itu saran dan
kritik yang bersifat membangun masih sangat diharapkan untuk kesempurnaan
makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membutuhkan dan mudah-mudahan Allah Swt., meridhai segala usaha kami.
Amiiin.
Majalengka, Oktober 2015
Penyusun
i
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR .......................................................................................
i
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................
1
B. Rumusan Masalah ...........................................................................
2
C. Tujuan .............................................................................................
2
D. Definisi Operasional ........................................................................
2
E. Sistematika Penulisan ......................................................................
3
BAB II PEMBAHASAN
A. Kepemimpinan dan Pendidikan ......................................................
5
1. Hakikat Kepemimpinan .............................................................
5
2. Hakikat Pendidikan ...................................................................
8
B. Fungsi Kepemimpinan ....................................................................
10
C. Ciri-ciri Kepemimpinan Pendidikan ...............................................
11
ii
iii
D. Gaya Kepemimpinan Pendidikan ....................................................
13
E. Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin Pendidikan ............................. 14
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .....................................................................................
16
B. Saran ................................................................................................
17
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................
18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sebagai salah satu organisasi, lembaga pendidikan memerlukan suatu pola
kepemimpinan dalam menjalankan roda organisasinya. Pola kepemimpinan
merupakan langkah dalam upaya untuk menciptakan suatu tatanan organisasi
pendidikan yang baik. Dalam menjalankan organisasinya itu, lembaga pendidikan
perlu adanya seorang pemimpin yang memiliki kredibilitas dan tanggungjawab.
Baik dalam urusan administratif, proses pendidikan, maupun dalam mengatur
ketenagapendidikan. Lebih baik lagi jika seorang pemimpin tersebut berupaya
untuk memenuhi dan menjalankan standar pendidikan nasional yang ditetapkan
oleh pemerintah. Akan tetapi, semuanya itu perlu adanya kerja sama antar
stakeholder dalam lembaga pendidikan dan tidak menitikberatkan pada peran
seorang pemimpin saja. Kepemimpinan pendidikan pada hakikatnya adalah upaya
untuk mengkoordinasikan berbagai komponen pendidikan agar terciptanya
aplikasi tenaga pendidik ke dalam proses-proses pendidikan.
Kepemimpinan merujuk pada proses hubungan yang sistematis untuk
mencapai suatu tujuan bersama. Maksudnya adalah dalam kepemimpinan tersebut
memiliki komitmen untuk memajukan kelembagaan atau organisasi yang di
pimpin untuk mencapai suatu tujuan bersama. Dalam pendidikan, kepemimpinan
merupakan bagian dari suatu sistem pendidikan. Karena kepemimpinan ini
dihasilkan dari sikap mempengaruhi dari seseorang (kepala sekolah) kepada orang
lain (tenaga pendidik/ guru). Di lingkungan sekolah misalnya, kepemimpinan
ditunjukkan oleh seorang kepala sekolah. Dengan adanya kepala sekolah ini
pengelolaan pendidikan di sekolah menjadi lebih teratur dan terencana. Sehingga
sekolah dapat melaksanakan fungsinya dengan lebih baik.
Kepemimipinan merupakan suatu faktor yang sangat berperan dalam
sebuah organisasi. Begitu juga dengan lembaga pendidikan yang membutuhkan
kepemimpinan dalam menjalankan organisasinya. Pemimpin sering kali disebut
sebagai salah satu faktor yang menentukan berhasil atau tidaknya sebuah
1
2
organisasi. Hal ini di dukung dengan berbagai temuan yang telah dilakukan bahwa
memang peran pemimpin menjadi faktor yang paling berpengaruh terhadap
peekembangan sebuah organisasi. Faktor tersebut terletak pada karakter dan gaya
seorang pemimpin yang ditunjukkannya. Dengan demikian, pemimpin yang baik
adalah pemimpin yang memiliki jiwa kepemimpinan yang mampu mengayomi
dan memfasilitasi segala kebutuhan organisasi dengan melibatkan anggotanya
tanpa memaksakan kehendak sendiri.
Berdasarkan uraian tersebut, maka kami akan menyusun sebuah makalah
yang berjudul “Kepemimpinan Pendidikan”. Yang di dalamnya akan dijelaskan
mengenai konsep kepemimpinan dalam pendidikan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, ada beberapa rumusan masalah yang
kami tulis dalam makalah ini sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan kepemimpinan dalam pendidikan?
2. Apa saja ciri-ciri kepemimpinan dalam pendidikan?
3. Bagaimana gaya kepemimpinan dalam pendidikan?
4. Apa fungsi kepemimpinan ?
5. Bagaimana peran kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan ?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
6. Untuk mengetahui konsep kepemimpinan dalam pendidikan.
7. Untuk mengetahui ciri-ciri kepemimpinan dalam pendidikan.
8. Untuk mengetahui gaya kepemimpinan dalam pendidikan.
9. Untuk mengetahui fungsi kepemimpinan
10. Untuk mengetahui peran kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan
D. Definisi Operasional
Adapun definisi opersional dari makalah ini adalah sebagai beikut.
3
1. Kepemimpinan adalah perilaku dan aktivitas mempengaruhi dan
menggerakkan orang-orang atau pengikut dengan memelihara kepuasan kerja
untuk mencapai tujuan yang spesifik. Sagala, (2009: 144).
2. Pendidikan adalah suatu usaha yang disadari untuk mengembangkan
kepribadian dan kemampuan manusia, yang dilaksanakan di dalam dan di luar
sekolah dan berlangsung sepanjang hayat, (GBHN Tahun 1973).
3. Kepemimpinan dalam pendidikan adalah suatu proses mempengaruhi,
mengkoordinasi, dan menggerakkan perilaku orang lain serta melakukan
suatu perubahan ke arah yang lebih positif dalam mengupayakan keberhasilan
pendidikan, (Engkoswara dan Aan, 2010: 178).
E. Sistematika PenulisanAgar penulisan makalah ini tersusun rapi maka perlu adanya sistematika
dalam penulisannya. Adapun sistematika penulisan makalh ini asala sebagai
berikut.
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Definisi Operasional
E. Sistematika Penulisan
BAB II PEMBAHASAN MATERI
A. Kepemimpinan dalam Pendidikan
1. Hakikat Kepemimpinan
2. Hakikat Pendidikan
B. Fungsi Kepemimpinan
C. Ciri-ciri Kepemimpinan dalam Pendidikan
D. Gaya Kepemimpinan dalam Pendidikan
E. Kepala Sekolah sebagai Pemimpin Pendidikan
4
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
PEEMBAHASAN
A. Kepemimpinan dalam Pendidikan
1. Hakikat Kepemimpinan
Dari sisi bahasa kepemimpinan adalah leadership yang berasal dari kata
leader. Kata leader muncul pada tahun 1300-an dan kata keadership muncul
kemudian oada tahun 1700-an. Sedangkan Definisi kepemimpinan secara luas
meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, motifasi
perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki
kelompok atau budayanyaselain itu juga memoengaruhi interprestasi mengenai
pristiwa-peristiwa para pengikutnya dan aktivitas aktivitas untuk mencapai tujuan.
Kepemimpinan kadang dipahami sebagai kekuatan untuk menggerakan
atau mempengaruhi orang dan menjadi alat, sarana atau proes untuk membujuk
orang agar bersedia melakukan sesuatu secara sukarela. Dan faktor untuk
memnggerakan orang yaitu karena ancaman, penghargaan, otoritas dan bujukan.
Kepemimpinan juga dikatakn sebagai proses mengarahkan dan
mempengaruhi aktivitas yang ada hubungannya dengan anggota kelompok. Tiga
implikasi penting yang terkandung dalam hal itu
a. Kepemimpinan itu melibatkan orang lain baik itu bawahan maupun pengikut.
b. Kepemimpinan melibatkan pendistribusian kekuasaan antara pemimpin dan
anggota kelompok secara seimbang, karena anggota kelompok bukanlah
tanpa daya.
c. Adanya kemampuan untuk menggunakan bentuk kekuasaab yang berbeda
untuk mempengaruhi tingkah laku pengikunya melalui nerbagai cara.
Oleh karena itu, kepemimpinan pada hakikatnya adalah:
proses mempengaruhi atau memberi contoh dari pemimpin kepada
pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi.
seni mempengaruhi dan mengarahkan orang dengan cara kepatuhan,
kepercayaan, kehormatan, dan kerjasama yang besemangat dalam mencapai
tujuan bersamam
5
6
melibatkan tiga hal yaitu pemimpin, pengikut dan situasi tertentu.
Dalam islam kepemimpinan identik dengan khalifah yang berarti wakil.
Pemakaian kata khalifah setelah rosullulah Saw., wafat menyentuh juga maksud
yang terkandung di dalam perkataan amir atau penguasa.kedua istilah itu dalam
bahasa indonesia disebut pemimpin formal, namun jika merujuk kepada firman
Allah dalam surat Al baqarah ayat 30 yang berbunyi :
عل ض خليف قالوا أت أ ي جاع في ملئكة إن ك ل قال رب ج�وإ �� ة ج� ج� ٱ ل� ج� جح ن نسب لدماء ون فك سد فيها وي ج�فيها من ي ٱ ج� دك ونقدسبحمج ج
لمون لم ما ال ت ي أ قال إن ج�ل ج� �� ٣٠ ةArtinya: “(ingatlah) ketika tuhanmu berfirman kepada para malaikat,”sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi (Al-baqarah 2:30)
Maka kedudukan non formalnya dari seorang khalifah jugatidak bisa
dipisahkan lagi. Perkataan khalifah pada ayat tersebut tidak hanya ditujukan
kepada khalifah sesudah nabi tetapi ada ciptaan nabi adam yang disebut sebagai
manusia dengan tugas untuk memakmurkan bumi. Dengan kata lain komponen
dalam kepemimpinan yaitu :
1. Adanya pemimpin dan orang lain yang dipimpin atau pengikutnya
2. Adanyaupaya atau peroses mempengaruhi dari pemimpin kepada orang lain
melalui berbagai kekuatan
3. Adanya tujuan akhir yang ingin dicapai bersama dengan adanya
kepemimpinan itkepemimpinan b isa timbul dalam suatu organisasi atau
tanpa adnya organisasi tertentu.
4. Pemimpin dapat diagkat secara formal atau dipilih oleh pengikutnya
5. Pemimpin berada dalam situasi tertentu baik situasi pengikut atau lingkungn
ekstrnal
6. Kepemimpinan islam merupakan kegiatan menuntut , membimbing,
memandu dan menunjukan jalan yang diridhai Allah.
Berbicara mengenai kepemimpinan, tidak akan terlepas dari sebuah
organisasi. Karena di dalam organisai ini terdapat beberapa aktivitas baik itu
sebagai pelaku organisasi maupun seseorang yang mempengaruhi orang lain
7
dalam berorganisasi. Secara gramatikal kepemimpinan merupakan kata
berimbuhan dengan kata dasar “pemimpin”. Menurut Wirawan (Sagala, 2009:
143) menyatakan bahwa “pemimpin adalah orang yang dikenal dan berusaha
mempengaruhi para pengikutnya untuk merealisisr visinya.” Hal ini menunjukkan
bahwa seorang pemimpin adalah orang yang mampu mempengaruhi orang lain
untuk melaksanakan perintahnya. Akan tetapi, dalam ruang lingkup yang lebih
kecil lagi, bahwa pemimpin juga adapat berlaku pada diri individu dalam
menjalankan aktivitasnya. Karena pada hakikatnya individu adalah pemimpin
untuk dirinya sendiri dalam menjalankan kehidupannya, apakah ke arah yang baik
atau sebaliknya yaitu ke arah yang buruk. Berdasarkan teori sifat yang
menyatakan bahwa seorang pemimpin dianugerahi oleh sifat yang unggul,
sehingga pemimpin tersebut berbeda dengan orang lainnya. Akan tetapi, hal itu
tidak sepenuhnya berlaku karena sifat yang unggul bukan menjadi jaminan untuk
menjadi pemimpin.
Dengan demikian kepemimpinan mencakup distribusi kekuasaan yang
tidak sama di antara pemimpin dan anggotanya. Pemimpin mempunyai wewenang
untuk mengarahkan anggota dan juga dapat memberikan pengaruh, dengan kata
lain para pemimpin tidak hanya dapat memerintah bawahan apa yang harus
dilakukan, tetapi juga dapat mempengaruhi bagaimana bawahan melaksanakan
perintahnya. Sehingga terjalin suatu hubungan sosial yang saling berinteraksi
antara pemimpin dengan bawahan, yang akhirnya tejadi suatu hubungan timbal
balik. Oleh sebab itu pemimpin diharapakan memiliki kemampuan dalam
menjalankan kepemimpinannya, kareana apabila tidak memiliki kemampuan
untuk memimpin, maka tujuan yang ingin dicapai tidak akan dapat tercapai secara
maksimal.
Berdasarkan uraian di atas dapat kita ketahui bahwa pemimpin merupakan
orang yang mampu mempengaruhi orang lain untuk mau melaksanakan apa yang
diperintahkannya. Dan dalam lingkup yang sederhana lagi adalah bahwa individu
itu merupakan seorang pemimpin bagi dirinya masing-masing.
Jika ada istilah pemimpin tentu kita akan berhadapan dengan yang disebut
kepemimpinan. Pemimpin dan kepemimpinan sepintas kebanyakan oranga
8
menganggap dua konsep yang sama akan tetapi memiliki makna yang berlainan.
Berikut beberpa pengertian yang dikemukaan oleh para ahli sebagai berikut.
1. Kepemimpinan adalah suatu proses atau sejumlah aksi dimana satu orang atau lebih menggunakan pengaruh, wewenang atau kekuasaan terhadap orang lain dalam menggerakkan sistem sosial guna mencapai tujuan sistem sosial, (Sagala, 2009: 145).
2. Kepemimpinan adalah adanya suatu proses dalam kepemimpinan untuk memberikan pengaruh secara sosial kepada orang lain, sehingga orang lain tersebut menjalankan suatu proses sebagaimana yang dinginkan pemimpin, (Muhaimin dkk., 2011: 29).
3. Kepemimpinan adalah hubungan antara seseorang pimimpin dalam mempengaruhi orang lain untuk bekerja sama secara sadar dalam hubhungan tugas untuk mencapai yang dinginkan pemimpin, (George R. Terry dalam Sagala, 2009: 144).
4. Kepemimpinan adalah sebagai suatu proses dimana pimpinan digambarkan akan memberikan perintah atau pengarahan, bimbingan atau mempengaruhi pekerjaan orang lain dalam memilih dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan, (Mc Farlan dalam Sagala, 2009: 145).
Berdasarkan beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli
tersebut, pada dasarnya memiliki pengertian yang sama yaitu adanya proses
memberikan pengaruh dari seseorang kepada orang lain untuk menjalankan
perintahnya. Dimana proses mempengaruhinya itu yang dimaksud dengan istilah
kepemimpinan. Jika kita bandingkan antara pemimpin dengan kepemimpinan,
bahwa pemimpin adalah orangnya dan kepemimpinan adalah sifat atau proses
utnuk mempengaruhi orang lain.
2. Hakikat Pendidikan
Pendidikan merupakan suatu proses pendewasaan dari seorang individu.
Proses tersebut dapat didapatkan melalui serangkaian kegiatan berupa
mempelajari sesuatu atau pun bimbingan oleh orang lain. Pendidikan merupakan
suatu proses yang panjang yang dialami oleh manusia, karena selama manusia
hidup pendidikan akan didapatkan oleh manusia. Dalam arti sempit “pendidikan
adalah usaha orang dewasa dalam membimbing anak yang belum dewasa untuk
mencapai kedewasaannya. Setelah anak menjadi dewasa dengan segala dirinya,
maka pendidikan diangga selesai, (Sadulloh, 2014: 3). Jadi, menurut arti
9
sempitnya pendidikan hanya pada proses bimbingan orang dewasa kepada anak
untuk mencapai kedewasaannya.
Secara luas, menurut UU RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekutana spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Jadi berdasarkan pengertian secara luas bahwa pendidikan adalah usaha
yang sadar dan terencana untuk terciptanya proses belajar dan pembelajaran
dalam mengembangkan bakatnya untuk menjadi manusia yang memiliki kekuatan
spiritual, keterampilan, kepribadian, dan kecerdasan yang diperlukan untuk
dirinya maupun orang lain.
Dengan demikian, dapat kita ketahui bahwa pendidikan merupakan suatu
proses yang terencana untuk dalam upaya mendewasakan manusia dan
mengembangkan bakatnya sehingga diperoleh keterampilan yang dapat digunakan
oleh dirinya serta bermanfaat bagi orang lain. Selain itu, pendidikan akan terjadi
secara terus menerus sepanjang manusia hidup.
Kepemimpinan merupakan suatu sifat yang diperlukan dalam sebuah
organisasi. Karena, berhasil atau tidaknya suatu organisasi atau kelompok
bergantung pada sikap sorang pemimpinnya walaupun tidak mutlak sepenuhnya.
Karena ada berbagai faktor lainnya yang mungkin berpengaruh terhadap suatu
organisasi. Sebagai suatu lembaga pendidikan, sekolah juga perlu adanya sebuah
pola kepemimpinan dalam menjalankan aktivitasnya. Sosok kepemimpinan di
sekolah tercermin pada diri kepala sekolah sebagai orang pertama yang mengatur
dan mengelola sebuah sekolah. Oleh karena itu kepala sekolah harus memiliki
jiwa kepemimpinan yang patut diteladani dan disegani oleh bawahannya dalam
hal ini adalah guru. Dengan memiliki seorang kepala sekolah yang kreatif dan
inovatif akan menciptakan tata kelola sekolah yang baik sehingga bawahannya
merasakan dampak yang baik pula.
10
B. Fungsi Kepemimpinan
Fungsi artinya jabatan ( pekerjaan )yang dilakukan atau kegunaan sesutu
hal atau kerja suatu bagian tubuh. Sedangkan fungsi kepemimpinan berhubungan
langsung dengan situasi sosial dalam kehidupan kelompok / organisasi masing
masing yang mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada di dalam dan bukan
diluar situasi ini.
Secara operasional dapat dibedakan dalam limafungsi pokok
kepemimpinan, yaitu:
1. Fungsi intruksi
Fungsi ini bersifat komunikatif satu arah, pemimpin sebagai komunikator
merupakan piak yang menenukan bagaimna, bilamana, dan dimna pemerintah
dikerjakan agar keputusan dapat dilaksanakan secara efektif
2. Fungsi konsultasi
Fungsi ini bersifat dua arah, pada tahap pertamadalam usaha menetapkan
keputusan, pemimpin kerapkali memerlukan bahan pertimbangan yang
mengharuskannya berkonsultasi dengan orang orang yang dipimpinnya yang
dinilai memiliki berbagai bahan informasi yang diperlukan dalam
menentukan keputusan. Tahap berikutnya konsultasi dari pemimpin dari
orang orang yang dipimpin dapat dilakukan setelah keputusan ditetapkan dan
sedang dalam pelaksanaan.
3. Fungsi partisipasian
Dalam menjalankan fungsi ini pemimpin berusaha mengaktifkan orang orang
yang dipimpinnya baik dalam keikut sertaan mengambil keputusan maupun
dalam melaksanakannya.
4. Fungsi delegasi
Fungsi ini dilaksankan dengan memberikan perlimpahan wewenang
membuat/ menetapkan keputusan, baik melalui persetujuan maupun tanpa
persetujuan dari pemimpin.fungsi ini pada dasarnya adalah kepercayaan.
5. Fungsi pengendalian
Fungsi ini bermaksud bahwa kepemimpinan yang sukse/efektif mampu
mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang
11
efektif, sehingga memungkinkan tujuan bersama secara maksimal. Fungsi ini
dapat diwujudkan melalui kegiatan bimbingan, pengarahan, koordinasi, dan
pengawasan.
C. Ciri-ciri Kepemimpinan dalam Pendidikan
Kepemimpinan merupakan suatu sikap dalam menjalankan dan mengelola
sebuah visi yang telah ditentukan. “Kepemimpinan tidak mengungkapkan pada
satu suatu sifat tunggal yan dimiliki seorang pemimpin, tetapi sejumlah ciri yang
umum dimiliki oleh banak diantara mereka, telah didefinisikan, (Collons dalam
Sagala, 2009: 148).” Hal ini menunjukkan bahwa tidak hanya ada pada sifat
tunggal pemimpin yang menentukan berhasil tidaknya suatu organisasi,
melainkan ada beberapa ciri yang menentukan pula. Ada beberapa ciri
kepemimpinan yang dikemukakan oleh Sharplin dalam Sagala, (2009: 149) yaitu
“(1) manusiawi; (2) memandang jauh ke depan (visioner); (3) inspiratif (kaya
akan gagasan); dan (4) percaya diri.”
Dari pernyataan tersebut jelaslah bahwa kepemimpinan yang baik adalah
harus manusiawi dan tidak memaksakan keinginan pada bawahannya untuk
melaksanakan sesuatu sesuai apa yang diinginkannya. Begitu pula sikap
kepemimpinan harus memiliki visi yang mengarah pada tujuan yang telah
ditentukan. Kemudian dalam melaksanakan tugasnya itu seorang pemimpin harus
memiliki inspiratif dalam mengembangkan lembaga yang dipimpinnya dan juga
harus memunculkan rasa percaya diri ketika melaksanakan atau pun menentukan
sebuah keputusan.
Dalam lembaga pendidikan khusunya sekolah, ciri kepemimpinan yang
baik sangat perlu dimiliki oleh seorang pemimpin. Karena tidak akan pernah
ditemui lembaga pendidikan yang dipimpin oleh pemimpin yang mutunya rendah.
Dalam arti, lembaga pendidikan yang baik akan selalu memiliki pemimpin yang
baik pula yaitu yang visioner.
Adanya otonomi daerah yang mengaharuskan sebuah daerah menentukan
sendiri potensinya tidak terlepas dari cara pemerintah untuk lebih
mengembangkan setiap daerahnya. Begitu juga di dunia pendidikan bahwa
12
kurikulum yang berlaku sekarang ini diserahkan secar penuh kepada sekolah.
Kreatifitas dan sikap inspiratif yang dimiliki kepala sekolah sangat diperlukan
dalam rangka mengembangkan sekolahnya.
“Mengenai ciri kepemimpinan khususnya kepala sekolah yang kreatif, memiliki ciri-ciri karakter sebagai berikut:
1. cenderung mengamati situasi dan problema yang tidak diperhatikan sebelumnya,
2. menghubung-hubungkan ide-ide dan pengalaman yang diperolehnya, cenderung menampilkan beberapa alternatif terhadap subjek tertentu,
3. tidak menerima begitu saja hal-hal yang belum terjadi dan tidak terkait dengan kebiasaan,
4. memanfaatkan potensi pribadi,5. mengusahakan fleksibilitas tinggi dalam bidang pemikiran, dan6. pandai menghargai waktu dan memanfaatkannya sebaik mungkin untuk
menciptakan sesuatu.” Dikutif dari Diktat Kepemimpinan Pendidikan tahun 2010.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat kita ketahui bahwa seorang kepala
sekolah dalam melaksanankan tanggung jawabnya harus mampu mencermati
kondisi yang ada sebelmnya dan menghubungkannya dengan pengalaman yang
dimiliki. Sehingga akan timbul keselarasan dalam menjalankan visinya. Selain itu,
kepala sekolah harus memiliki alternatif dalam menghadapi permasalahannya
dengan memanfaatkan kemampuan yang dimilinya. Dan juga harus fleksibel
dalam setiap pemikirannya dengan memanfaatkan waktu seefektif mungkin.
Sebagai seorang pemimpin, kepala sekolah memiliki jabatan yang tinggi
dan harus memiliki teladan yang baik bagi bawahannnya. Itulah sebabnya seorang
pemimpin harus memiliki akhlak yang mulia. Selain itu, pemimpin harus mampu
mengendalikan diri sehingga dengan sikap ini akan mempermudah dirinya dalam
memerintahkan atau pun melarang perintahnya. Kondisi demikian juga perlu di
dukung dengan memiliki sikap keterbukaan, inovasi yang tinggi, bekerja keras,
memiliki motivasi, kepekaan sosial, dan pantang menyerah dalam melaksanakan
kepemimpinannya. Hal ini merupakan ciri atau karakter penting dari setiap
pemimpin.
13
D. Gaya Kepemimpinan dalam Pendidikan
Pokok penting dalam kepemimpinan pendidikan adalah tipe atau gaya
kepemimpinan yang dimiliki seorang pemimpin, walaupun di setiap lembaga hal
ini menjadi isu yang penting. Pemimpin yang memiliki wibawa dan kharisma
yang baik akan melahirkan respon yang baik pula dari bawahannya. Kunci
pentingnya adalah mampu memahami kebutuhan-kebutuhan dan keingina-
keinginan khusus dari setiap personel organisasi dalam situasi yang ada. Akan
tetapi sifat itu merupakan situasional, karena itu didapatkan dari pribadi seorang
pemimpin masing-masing dan pasti akan melahirkan sifat yang berbeda pula.
Oleh karena itu, setidaknya seorang pemimpin mampu menunjuukkan sikap yang
kharismatik dan berwibawa dihadapan bawahannya.
Ada beberapa Tipe atau gaya kepemimpinan yang dikemukakan oleh para
ahli diantaranya menurut Bill Woods dalam Sagala, (2009: 151) ada tiga gaya
kepemimpinan yang diperagakan yaitu:
1. otokratis yaitu pemimpin yang membuat keputusan sendiri, karena kekuasaan terpusatkan dalam diri satu orang, ia memikul tanggung jawab dan wewenang penuh.
2. demokratis yaitu pemimpin itu berkonsultasi dengan kelompok mengenai masalah yang menarik perhatian dimana mereka dapat menyumbangkan sesuatu.
3. kendali bebas yaitu pemimpin memberikan kekuasaan kepada bawahan, kelompok dapat mengembangkan sasarannya sendiri dan memecahkan masalahnya sendiri, pengarahan tidak ada atau hanya sedikit.
Gaya otokratis adalah gaya yang terlalu membebaskan kekuasaan yang
dimiliki pemimpin. Dimana kewenangan melaksanakan sesuatu harus sejalan
dengan pemikiran pemimpin. Sehingga akan menimbulkan kondisi ketat dan
ketegasan dari pemimpinnya. Kemudian pemimpin yang demokratis adalah
pemimpin yang selalu mengandalkan cara musyawarah dalam ketika menghadapi
suatu masalah kelompoknya. Dengan begitu, pendapat bawahannya sangat
membantu dalam upaya merealisasikan keinginan pemimpin. Sementara gaya
yang ketiga membebaskan kendali pusatnya ada di bawahan, sehigga akan
terciptanya kondisi bebas dan sikap pemimpin yang kurang tegas.
14
Dari ketiga gaya tersebut, yang lebih tepat bagi seorang pemimpin adalah
pemimpin yang demokratis yang mampu berpartisipasi dengan bawahannya
dalam memecahkan suatu masalah kelompok.
E. Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin Pendidikan
Sebagai usaha untuk membantu peserta didik mengembangkan mencapai
kedewasaannya, pendidikan diselenggarakan sebagai kesatuan organisasi yang di
dalamnya memiliki hubungan antar anggotanya. Dalam usaha tersebut kepala
sekolah berperan dalam mengelola pendidikan untuk menciptakan lingkungan
belajar yang mendukung dan kondusif serta berkelanjutan. Usaha tersebut dapat
terlihat dalam pengoperasionalan kerja harian, mingguan, bulanan, semester, atau
pun tahunan untuk memecahkan masalah pendidikan yang dihadapi sekolah.
Usaha tersebut bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan pendidikan bagi
setiap peserta didik. Prosesnya dilakukan dengan kegiatan supervisi pengajaran,
konsultasi, dan perbaikan-perbaikan guna meningkatkan kualitas pembelajaran.
Kegiatan yang dilakukan oleh kepala sekolah khususnya untuk menilai
bawahannya yaitu guru dilaksanakan melalui supervisi klinis. Dimana kegiatan ini
bertujuan untuk menilai kinerja guru dalam menciptakan kegiatan pelayanan
pendidikan yang lebih baik. Kegiatan iniliah yang menjadi pokok kepala sekolah
yang berfungsi sebagai pemimpin pendidikan.
Pada saat ini, pengelolaan pendidikan lebih menitikberatkan pada
peningkatan mutu manajemen sekolah yang kompleks. Dengan begitu, kepala
sekolah dituntut lebih memahami dan berorientasi pada masa depan dalam
mencapai tujuan yang telah direncanakan. Salah satunya adalah dengan mengenal
dan menyediakan kebutuhan-kebutuhan guru serta kebutuhan-kebutuhan
profesional lainnya. “Kebutuhan para guru itu antara lain ruangan kerja yang
dinginkan, kesempatan untuk ikut serta dalam pengambilan keputusan,
menghilangkan hambatan profesional, dan sebagainya, (Sagala, 2009: 171).”
Selain itu, kepala sekolah harus memperhatikan kondisi lingkungan fisik
sekolah, kegiatan, dan interaksi fungsionalnya mulai dari gedung, sampai pada
halamannya, kantor, ruang belajar, jamban, lapangan parkir, dan sebagainya.
15
Kondisi tersebut harus diatur dengan disiplin yang saling berkaitan antar setiap
komponennya. Karena kondisi-kondisi seperti itu juga dapat dijadikan indikator
kemajuan sekolah. Perhatian terhadap kondisi seperti itu memerlukan kerja yang
ekstra dan mengaturnya dengan baik. Oleh karena itu, kerja sama antar setiap
personel dalam organisasi sekolah sangat diperlukan.
Dalam upaya melaksanakan tugasnya tersebut, kepala sekolah tidak hanya
mengandalkan kekuasaannya sebagai pemimpin melainkan harus di dasari dengan
ilmu kependidikan. Sehingga tidak semua orang dapat dijadikan sebagai kepala
sekolah jika memang tidak memenuhi syarat yang ditentukan. Karena ada
beberapa kualifikasi kepala sekolah yangtelah ditetapkan baik kulaifikasi umum
maupun kulifikasi khusus.
Adapun kualifikasi umum kepala sekolah/ madrasah adalah sebagai berikut.1. Memiliki kualifikasi akademik sarjan (S-1) atau diploma empat (D-4)
kependidikan atau non kependidikan pada perguruan tinggi yang terakreditasi;
2. Pada waktu diangkat sebagai kepala sekolah berusia setinggi-tingginya 56 tahun;
3. Memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun menurut jenjang sekolahnya masing-masing, kecuali di Taman Kanak-kanak/ Raudhatul Athfal (TK/RA) memiliki pengalamn mengajar sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun di TK/ RA; dan
4. Memiliki pangkat serendah-rendahnya III/ C sebagai pegawai negeri sipil (PNS) dan bagi nono PNS disetarakan dengan kepangkatan yang dikeluarkan oleh yayasan atau lembaga yang berwenang.
Kemudian kualifikasi khusus kepala sekolah dasar adalah sebagai berikut.1. Berstatus sebagai guru SD/ MI;2. Memiliki sertifikat pendidik guru SD/ MI; dan3. Memiliki sertifikat kepala sekolah SD/ MI yang diterbitkan oleh
lembaga yang ditetapkan pemerintah, (Muhaimin, dkk., 2011: 39).
Dengan adanya kualifikasi tersebut dapat dijadikan pedoman bahwa tidak
semua orang bisa menjadi kepala sekolah. Dan melalui kualifikasi yang ditetapkan
dapat dijadikan sebagai upaya untuk menciptakan kepala sekolah yang memiliki
kredibiltas dan komitmen yang tinggi terhadap tugasnya sebagai pemimpin
pendidikan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Definisi kepemimpinan secara luas meliputi proses mempengaruhi dalam
menentukan tujuan organisasi, motifasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan,
mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok atau budayanyaselain itu juga
memoengaruhi interprestasi mengenai pristiwa-peristiwa para pengikutnya dan
aktivitas aktivitas untuk mencapai tujuan.
Ada beberapa ciri kepemimpinan yang dikemukakan oleh Sharplin dalam
Sagala, (2009: 149) yaitu “(1) manusiawi; (2) memandang jauh ke depan
(visioner); (3) inspiratif (kaya akan gagasan); dan (4) percaya diri.”
Ada beberapa Tipe atau gaya kepemimpinan yang dikemukakan oleh
para ahli diantaranya menurut Bill Woods dalam Sagala, (2009: 151) ada tiga
gaya kepemimpinan yang diperagakan yaitu otokratis ,demokratis, kendali bebas.
Secara operasional dapat dibedakan lima fungsi pokok kepemimpinan,
yaitu sebagai berikut.
1. Fungsi intruksi
2. Fungsi konsultasi
3. Fungsi partisipasian
4. Fungsi delegasi
5. Fungsi pengendalian
Kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan si dalam suatu
sekolah,dimana penilainan guru melalui kegiatan suvervisi klinis, Dimana
kegiatan ini bertujuan untuk menilai kinerja guru dalam menciptakan kegiatan
pelayanan pendidikan yang lebih baik. Kegiatan iniliah yang menjadi pokok
kepala sekolah yang berfungsi sebagai pemimpin pendidika, selain itu kepala
sekolah dituntut lebih memahami dan berorientasi pada masa depan dalam
mencapai tujuan yang telah direncanakan.
16
17
B. Saran
Berdasarkan makalah yang kami buat dan terangkan di atas maka kami
akan memberikan saran kepada guru atau calon guru untuk dapat mempelajari
konsep kepemimpinan pendidikan agar tujuan yang hendak dicapai dalam
menjalankan sebuah organisai dalam pendidikan dapat terlaksana dengan baik dan
sesuai.
DAFTAR PUSTAKA
Engkoswara dan Aan Komariah. 2010. Administrasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Muhaimin, dkk., 2011. Manajemen Pendidikan (Aplikasinya dalam Penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah/ Madrasah). Jakarta: Kencana.
Rivai, Veithzal. 2003. Kepemimpinan dan Prilaku Organisasi. Jakarta: Rajawali Press.
Sadulloh, Uyoh. 2014. Pedagogik (Ilmu Mendidik). Bandung: Alfabeta.
Sagala, Syaiful. 2009. Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Alfabeta.
Suryana, Aep. 2010. Diktat Kepemimpinan Pendidikan.
18