makalah pend.inkuiri
DESCRIPTION
InkuiriTRANSCRIPT
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah data dan mutu
yang memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Untuk memenuhi
sumber daya manusia tersebut pendidikan memiliki peran yang sangat penting.
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif menyeimbangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yng diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan Negara. Hal ini sesuai dengan UU No. 20 tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang menyebutkan bahwa pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa. Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi
warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional, jelas bahwa pendidikan
disetiap jenjang termasuk di sekolah harus diselenggarakan secara sistematis guna
mencapai tujuan tersebut. Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut, guru sebagai
ujung tombak pelaksana pendidikan di lapangan sangat menentukan
keberhasilannya. Dalam hal ini guru dapat dikatakan sebagai pemegang peranan
utama dalam proses pendidikan yang tercermin dalam proses belajar mengajar di
sekolah.
Pada saat proses belajar mengajar maka akan terjadi hubungan timbal balik
antara guru dan siswa yang beranekaragam dan itu akan mengakibatkan
terbatasnya waktu guru untuk mengontrol bagaimana pengaruh tingkah lakunya
terhadap motivasi belajar siswa. Selama pelajaran berlangsung guru sulit untuk
menentukan tingkah laku mana yang berpengaruh positif terhadap motivasi belajar
siswa, contohnya gaya mengajar mana yang memberi kesan positif pada diri siswa
2
selama ini, strategi mana yang dapat membantu kejelasan konsep, media dan
metode mana yang tepat untuk dipakai dalam menyajikan suatu bahan sehingga
dapat membantu mengaktifkan siswa dalam belajar.
Profesionalisme guru bukanlah hanya mengembangkan ilmu pengetahuan,
tetapi lebih kepada kemampuannya melaksanakan pembelajaran yang menarik
untuk siswa sehingga siswa lebih aktif mengikuti pembelajaran.
Cara guru mengajar menjadi salah satu penentu keberhasilan proses belajar
mengajar. Salah satu caranya dengan penerapan model pembelajaran. Berbicara
mengenai model-model pembelajaran banyak sekali model pembelajaran yang
dapat digunakan oleh seorang guru, salah satunya adalah model inkuiri. Model
pembelajaran ini dikembangkan oleh seorang tokoh yang bernama Suchman.
Suchman meyakini bahwa anak-anak merupakan individu yang penuh rasa ingin
tahu akan segala sesuatu. Sejak manusia lahir ke dunia, manusia memiliki dorongan
untuk menemukan sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentang alam sekitar di
sekelilingnya merupakan kodrat manusia sejak ia lahir ke dunia. Sejak kecil manusia
memiliki keinginan untuk mengenal segala sesuatu melalui indera penglihatan,
pendengaran, pengecapan dan indera-indera lainnya. Hingga dewasa keingintahuan
manusia secara terus menerus berkembang dengan menggunakan otak dan
pikirannya. Pengetahuan yang dimiliki manusia akan bermakna (meaningfull)
manakala didasari oleh keingintahuan itu,
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, ada beberapa masalah yang akan
dibahas dalam makalah ini antara lain :
1. Apa pengertian pendidikan inkuiri?
2. Apa saja teori-teori belajar yang mendasari pembelajaran inkuiri?
3. Apa ciri-ciri pembelajaran inkuiri?
4. Apa saja prinsip-prinsip pembelajaran inkuiri?
5. Apa saja model pembelajaran inkuiri?
6. Apa saja metode pembelajaran inkuiri?
7. Apa saja langkah-langkah pembelajaran inkuiri?
8. Apa kelebihan dan kekurangan dari pembelajaran inkuiri?
3
1.3 Tujuan Masalah
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian inkuiri
2. Untuk mengetahui teori-teori belajar yang mendasari pembelajaran inkuiri
3. Untuk mengetahui ciri-ciri pembelajaran inkuiri
4. Untuk mengetahui prinsip-prinsip pembelajaran inkuiri
5. Untuk mengetahui model pembelajaran inkuiri.
6. Untuk mengetahui metode pembelajaran inkuiri.
7. Untuk mengetahui langkah-langkah pembelajaran inkuiri.
8. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari pembelajaran inkuiri.
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pendidikan Inkuiri
Inkuiri berasal dari bahasa Inggris yaitu inquiry yang dapat diartikan sebagai
proses bertanya dan mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan ilmiah yang
diajukannya. Pertanyaan ilmiah adalah pertanyaan yang dapat mengarahkan pada
kegiatan penyelidikan terhadap obyek pertanyaan. Dengan kata lain inkuiri adalah
suatu proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan
observasi dan eksperimen untuk mencari jawaban atau memecahkan masalah
terhadap pertanyaan atau rumusan masalah dengan menggunakan kemampuan
berpikir kritis dan logis. National Science Education Standards (NSES)
mendefinisikan inkuiri sebagai aktivitas beraneka ragam yang meliputi observasi,
membuat pertanyaan, memeriksa buku-buku atau sumber informasi lain untuk
melihat apa yang telah diketahui, merencanakan investegasi, memeriksa kembali
apa yang telah diketahui menurut bukti eksperimen, menggunakan alat untuk
mengumpulkan, menganalisa, menginterprestasikan data, mengajukan jawaban,
penjelasan dan prediksi, serta mengkomunikasikan hasil. Inkuiri juga diartikan
sebagai aktivitas siswa dimana mereka mengembangkan pengetahuan dan
pemahaman tentang ilmu pengetahuan sebagaimana layaknya ilmuwan memahami
fenomena alam, memperjelas pemahaman, dan menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari. Menurut Piaget menyatakan bahwa inkuiri merupakan teknik yang
mempersiapkan peserta didik pada situasi untuk melakukan eksperimen sendiri
secara luas agar melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, mengajukan
pertanyaan-pertanyaan dan mencari jawabannya sendiri, serta menghubungkan
penemuan yang lain, membandingkan apa yang ditemukannya dengan yang
ditemukan peserta didik lainnya.
Menurut Douglas Liewellyn, inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran dimana siswa
melibatkan diri mereka dalam proses penyelidikan, merumuskan pertanyaan dan
memecahkan masalah, kegiatan seperti ini untuk mengasah keterampilan mereka
agar hasil belajar siswa menjadi lebih baik. Demikian juga menururut Mulyasa
dijelaskan bahwa inkuiri merupakan metode penyelidikan yang melibatkan proses
mental dengan kegiata sebagai berikut yaitu mengajukan pertanyaan –pertanyaan
5
fenomena alam, merumuskan masalah yang ditemukan, merumuskan hipotesis,
merancang dan melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data, dan
menarik kesimpulan. Sehingga dapat dikatakan bahwa pembelajaran inkuiri
merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses
berpikir kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu
masalah yang dipertanyakan. Sedangkan proses pendidikan yang didalamnya
diterapkan pembelajaran inkuiri disebut pendidikan inkuiri.
2.2 Teori-teori belajar yang mendasari Pembelajaran Inkuiri
Adapun teori-teori belajar yang mendasari proses pembelajaran dengan model
inkuiri antara lain:
1. Teori belajar kontruktivisme
Menurut pandangan teori ini siswa mengkontruksi pengetahuan mereka
sendiri melalui interaksi dengan objek, fenomena, data-data, fakta-fakta,
pengalaman dan lingkungannya.
Pengetahuan yang dikontruksi dianggap benar, bila pengetahuan tersebut
dapat digunakan untuk memecahkan masalah sesuai dengan masalah yang
dihadapi.
Kontruktivisme juga beranggapan bahwa pengetahuan tidak dapat ditransfer
begitu saja dari sesorang kepada orang lain, tetapi harus diinterpretasikan
sendiri oleh masing-masing individu. Artinya, pengetahuan bukanlah sesuatu
yang sudah jadi, melainkan proses yang berkembang terus menerus.
Salah satu tokoh kontruktivisme yaitu Piaget berpendapat bahwa:
pengetahuan yang dibuat dalam pikiran anak, selama anak tersebut terlibat
dalam proses pembelajaran merupakan akibat dari interaksi secara aktif
dengan lingkunganya melalui proses asimilasi dan akomodasi. Asimilasi
adalah suatu proses kognitif untuk menyerap setiap informasi baru kedalam
pikirannya seperti: presepsi, konsep, dan sebagainya. Selanjutnya akomodasi
masalah suatu proses menata kembali informasi yang sudah ada atau
kemampuan menyusun kembali struktur pikirannya karena pengaruh
informasi yang baru saja diterima’.
6
Selain Piaget, ahli konstruktivisme Vygostsky berpendapat bahwa
“perkembangan intelektual seorang anak yang sedang mengalami proses
pembelajaran juga oleh faktor sosialnya”. Maksudnya, perkembangan anak
secara kognitif dipengaruhi oleh lingkungan sosial dimana anak itu berada.
Jadi, belajar dianggap sebagai proses untuk mengkonstruksi pengetahuan
yang dilakukan oleh siswa secara mandiri. Karena siswa diarahkan untuk
menjawab materi sesuai dengan kemampuan dan pengetahuan yang
dimilikinya saat itu. Disamping itu, dalam konstruktivisme proses belajar
dipengaruhi oleh faktor pengalaman dan lingkungan yang mendukung dalam
memecahkan masalah, melakukan penyelidikan, dan menarik suatu
kesimpulan. Hal ini sejalan dengan rancangan materi yang disesuaikan
dengan masalah yang baik bisa dialami dilingkungan sehari-hari. Dengan
demikian teori kontruktivisme berkaitan dengan penjelasan melalui metode
inkuiri.
2. Teori belajar Ausubel
Belajar menurut Ausubel (Dahar,1996:111) ada dua jenis, yaitu 1) belajar
bermakna (meaningful learning), dan 2) belajar menghafal (rate learning).
Belajar bermakna merupakan suatu proses dimana setiap informasi atau
pengetahuan baru dihubungkan dengan struktur pengertian atau pemahaman
yang sudah dimilikinya oleh siswa sebelumnya. Belajar bermakna terjadi bila
siswa mampu menghubungkan setiap informasi baru kedalam struktur
pengetahuan mereka. Hal ini terjadi melalui pemahaman siswa terhadap
sebuah konsep, mampu mengubah konsep melalui proses asimilasi dan
akomodasi konsep. Sehingga menyebabkan peningkatan kemampuan untuk
memecahkan masalah. Untuk itu dapat dikatakan teori belajar bermakna dari
Ausubel sesuai dengan model pembelajaran inkuiri. Karena siswa
mengidentifikasi masalah dan menyelesaikan materi secara mandiri tanpa
dibimbing oleh guru.
3. Teori belajar penemuan dari Bruner
Salah satu model instruksional kognitif yang sangat berpengaruh ialah model
dari Jerome Bruner (1996) yang dikenal dengan nama belajar penemuan.
7
Bruner menganggap, bahwa “belajar penemuan sesuai dengan pencarian
secara aktif oleh manusia ”. Menurut Bruner, siswa disarankan berusaha
sendiri untuk memecahkan masalah yang berinteraksi dengan lingkungan,
agar mereka memperoleh pengalaman, melakukan eksperimen dan
menemukan konsep itu sendiri.
Berdasarkan pendapat yang diungkapkan Bruner, model inkuiri mempunyai
kesesuaian dengan teori belajar penemuan. Karena siswa diarahkan untuk
menyelesaikan permasalahan pada lembar kerja sesuai dengan pengetahuan
dan kemampuan sendiri. Setelah itu siswa berdiskusi dan dapat menarik
kesimpulan sendiri mengenai materi yang diberikan.
2.3 Ciri-ciri Pembelajaran Inkuiri
1. Pembelajaran inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal
untuk mencari dan menemukan. Artinya, pembelajaran inkuiri menempatkan
siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya
berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal,
tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu
sendiri.
2. Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan
menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga
diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (Self belief). Dengan
demikian pembelajaran inkuiri menempatkan guru bukan sebagai sumber
belajar, akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa. Aktivitas
pembelajaran biasanya dilakukan melalui proses tanya jawab antara guru dan
siswa. Karena itu kemampuan guru dalam menggunakan teknik bertanya
merupakan syarat utama dalam melakukan inkuiri.
3. Tujuan dari penggunaan pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan
kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis, atau
mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental.
Dengan demikian, dalam pembelajaran inkuiri siswa tak hanya dituntut untuk
menguasai materi pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat
menggunakan potensi yang dimilikinya. Manusia yang hanya menguasai
pelajaran belum tentu dapat mengembangkan kemampuan berpikir secara
8
optimal. Sebaliknya, siswa akan dapat mengembangkan kemampuan
berpikirnya manakala ia bisa menguasai materi pelajaran.
2.4 Prinsip-prinsip Pembelajaran Inkuiri
Pembelajaran inkuiri mengacu pada prinsip-prinsip berikut ini:
1. Berorientasi pada pengembangan intelektual
Tujuan utama dari strategi inkuiri adalah pengembangan kemampuan
berpikir. Dengan demikian pembelajaran ini selain berorientasi kepada hasil
belajar juga berorientasi pada proses belajar.
2. Interaksi
Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi baik interaksi
antara siswa maupun interaksi siswa dengan guru bahkan interaksi antar
siswa dengan lingkungan. Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti
menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur
lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri.
3. Bertanya
Peran guru yang harus dilakukan dalam menggunakan pembelajaran ini
adalah guru sebagai penanya, sebab kemampuan siswa untuk menjawab
setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses
berpikir. Dalam hal ini kemampuan guru untuk bertanya dalam langkah inkuiri
sangat diperlukan. Di samping itu pada pembelajaran ini juga perlu
dikembangkan sikap kritis siswa dengan selalu bertanya dan
mempertanyakan berbagai fenomena yang sedang dipelajarinya.
4. Belajar untuk Berpikir
Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah
proses berpikir (learning how to think), yakni proses mengembangkan potensi
seluruh otak. Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan
otak secara maksimal.
5. Keterbukaan
9
Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan
berbagai kemungkina sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya.
Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan
kepada siswa mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan
kebenaran hipotesis yang diajukan.
2.5 Model Pembelajaran Inkuiri
1. Inkuiri Induktif
Inkuiri induktif adalah model inkuiri yang penetapan masalahnya ditentukan
sendiri oleh siswa sesuai dengan bahan/materi ajar yang akan dipelajari.
Inkuiri induktif merupakan proses penalaran yang bermula dari yang bermula
dari keadaan khusus menuju umum.
2. Inkuiri Deduktif
Inkuiri deduktif adalah model inkuiri yang permasalahannya berasal dari guru.
Siswa dalam inkuiri deduktif diminta untuk menentukan teori/konsep yang
digunakan dalam proses pemecahan masalah.
Inkuiri deduktif merupakan proses yang bermula dari keadaan umum menuju
khusus.
2.6 Metode Pembelajaran Inkuiri
1. Inkuiri terbimbing
Dalam proses belajar mengajar dengan metode inkuiri terbimbing, siswa
dituntut untuk menemukan konsep melalui petunjuk-petunjuk seperlunya dari
seorang guru.Petunjuk-petunjuk itu pada umumnya berupa pertanyaan-
pertanyaan yang bersifat membimbing (Wartono 1999). Selain pertanyaan-
pertanyaan, guru juga dapat memberikan penjelasan-penjelasan seperlunya
pada saat siswa akan melakukan percobaan, misalnya penjelasan tentang
cara-cara melakukan percobaan. Metode inkuiri terbimbing biasanya
digunakan bagi siswa-siswa yang belum berpengalaman belajar dengan
menggunakan metode inkuiri. Pada tahap permulaan diberikan lebih banyak
bimbingan, sedikit demi sedikit bimbingan itu dikurangi.
10
2. Inkuiri bebas
Metode inkuiri bebas digunakan bagi siswa yang telah berpengalaman belajar
dengan pendekatan inkuiri. Karena dalam pendekatan inkuiri bebas ini
menempatkan siswa seolah-olah bekerja seperti seorang ilmuwan. Siswa
diberi kebebasan menentukan permasalahan untuk diselidiki, menemukan dan
menyelesaikan masalah secara mandiri, merancang prosedur atau langkah-
langkah yang diperlukan.
3. Inkuiri bebas modifikasi
Metode inkuiri bebas modifikasi merupakan kolaborasi atau modifikasi dari dua
inkuiri sebelumnya, yaitu: pendekatan inkuiri terbimbing dan pendekatan inkuiri
bebas. Meskipun begitu permasalahan yang akan dijadikan topik untuk
diselidiki tetap diberikan atau mempedomani acuan kurikulum yang telah ada.
Artinya, dalam metode ini siswa tidak dapat memilih atau menentukan
masalah untuk diselidiki secara sendiri, namun siswa yang belajar dengan
metode ini menerima masalah dari gurunya untuk dipecahkan dan tetap
memperoleh bimbingan. Namun bimbingan yang diberikan lebih sedikit dari
Inkuiri terbimbing dan tidak terstruktur.
2.7 Langkah-langkah Pembelajaran Inkuiri
Secara umum langkah-langkah pembelajaran inkuiri sebagai berikut :
1. Orientasi
Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim
pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini guru mengkondisikan agar
siswa siap melaksanakan proses pembelajaran. Guru merangsang dan
mengajak siswa untuk berpikir memecahkan masalah. Langkah orientasi
merupakan langkah yang sangat penting. Keberhasilan pembelajaran ini
sangat tergantung pada kemauan siswa untuk beraktivitas menggunakan
kemampuannya dalam memecahkan masalah, tanpa kemauan dan
kemampuan maka proses pembelajaran tidak akan berjalan dengan lancar.
2. Merumuskan Masalah
11
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu
persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah
persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki itu.
Dikatakan teka-teki dalam rumusan masalah yang ingin dikaji disebabkan
masalah itu tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari
jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang sangat penting
dalam strategi inkuiri, oleh sebab itu melalui proses tersebut siswa akan
memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya
mengembangkan mental melalui proses berpikir.
3. Merumuskan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang
dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya.
Perkiraan sebagai hipotesis bukan sembarang perkiraan, tetapi harus
memiliki landasan berpikir yang kokoh, sehingga hipotesis yang dimunculkan
itu bersifat rasional dan logis. Kemampuan berpikir logis itu sendiri akan
sangat dipengaruhi oleh kedalaman wawasan yang dimiliki serta keluasan
pengalaman. Dengan demikian, setiap individu yang kurang mempunyai
wawasan akan sulit mengembangkan hipotesis yang rasional dan logis.
4. Mengumpulkan Data
Mengumpulkan data adalah aktifitas menjaring informasi yang dibutuhkan
untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam pembelajaran inkuiri,
mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam
pengembangan intelektual. Proses pemgumpulan data bukan hanya
memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga membutuhkan
ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikirnya.
5. Menguji Hipotesis
Menguji hipotesis adalah menentukan jawaban yang dianggap diterima
sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan
data. Menguji hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan berpikir
rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya
12
berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh data yang
ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan.
6. Merumuskan Kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang
diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Untuk mencapai kesimpulan
yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa data mana yang
relevan.
2.8 Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Inkuiri
1. Kelebihan
a. Pembelajaran inkuiri dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar
sesuai dengan gaya belajar mereka.
b. Pembelajaran inkuiri merupakan model pembelajaran yang sesuai dengan
perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah
proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.
c. Pembelajaran inkuiri menekankan kepada pengembangan aspek kognitif,
afektif, dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran menjadi
lebih bermakna.
d. Dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-
rata, artinya siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan
terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.
2. Kekurangan
a. Di kelas dengan banyak siswa dan kemampuan heterogen, guru akan sulit
mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
b. Guru mengalami kesulitan pembelajaran karena terbentur dengan
kebiasaan siswa dalam belajar.
c. Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya memerlukan waktu yang
panjang sehingga guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah
ditentukan.
d. Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa
menguasai materi pelajaran, maka pembelajaran inkuiri akan sulit
diimplementasikan oleh setiap guru.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan definisi para pakar pendidikan dapat disimpulkan bahwa inkuiri
merupakan suatu proses yang ditempuh siswa untuk memecahkan masalah,
merumuskan eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis
data, dan menarik kesimpulan. Jadi dalam pendidikan inkuiri ini siswa terlibat
secara mental maupun fisik untuk memecahkan suatu permasalahan yang diberikan
guru. Dengan demikian siswa akan terbiasa bersikap seperti para ilmuwan sains,
yaitu teliti, tekun atau ulet, objektif, jujur, kreatif, dan menghormati pendapat orang
lain. Adapun manfaat pembelajaran inkuiri adalah meningkatkan kemampuan siswa
untuk mencari dan menemukan sendiri materi yang akan dipelajarinya, melatih
kepekaan diri, menumbuhkan rasa percaya diri, meningkatkan motivasi dan
partisipasi belajar, meningkatkan tingkah laku yang positif, meningkatkan prestasi
dan hasil belajar.
3.2 Saran
Saran untuk para guru, proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses
interaksi siswa dengan siswa dan siswa dengan guru. Maka pembelajaran inkuiri ini
sangat baik untuk diterapkan dalam proses belajar mengajar di sekolah, tentunya
dengan memperhatikan 4 hal, yaitu karateristik siswa, sumber dan lingkungan
belajar, kompetensi guru dan kurikulum sekolah.
14
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………………………………… i
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………………. 1
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………….. 2
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………... 3
1.3 Tujuan Masalah …………………………………………………………… 3
BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………………………….. 4
2.1 Pengertian Pendidikan Inkuiri ……………………………………………. 4
2.2 Teori-teori belajar yang mendasari Pembelajaran Inkuiri ……………. 5
2.3 Ciri-ciri Pembelajaran Inkuiri ……………………………………………… 7
2.4 Prinsip-prinsip Pembelajaran Inkuiri …………………………………….. 8
2.5 Model Pembelajaran Inkuiri ………………………………………………. 9
2.6 Metode Pembelajaran Inkuiri ……………………………………………… 9
2.7 Langkah-langkah Pembelajaran Inkuiri …………………………………. 10
2.8 Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Inkuiri ………………………. 12
BAB III PENUTUP ……………………………………………………………………. 13
3.1 Kesimpulan …………………………………………………………………. 13
3.2 Saran ………………………………………………………………………... 13
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………… 14
15
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Alloh Swt, karena atas rahmat dan
hidayahNya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Pendidikan Inkuiri. Makalah
ini di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Konsep MIPA.
Terima kasih yang tak terhingga kami tujukan khususnya kepada dosen
pembimbing yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk menyusun
makalah ini.
Harapan kami semoga tugas ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca
umumnya dan selaku penyusun khususnya kami menyadari tugas yang di susun ini
masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan di
masa yang akan datang.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Terima kasih.
Jakarta, 11 Maret 2015
Penyusun
16
DAFTAR PUSTAKA
Ridwan Mustafa 2403-6.blogspot.com/2013/04/ pendekatan inkuiri – dalam –
pembelajaran. Html.
Sanjaya Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Rawamangun-Jakarta: Kencana Perdana Media Group.
Mulyasa. 2008. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan, Bandung: Remaja Rosda Karya.
____,2012.”Teori Belajar yang mendasari Model Pembelajaran Inkuiri.”On line.
(http://repository.upi.edu/operator/upload/s_tm_,05461_chapter2.pdf diakses pada
20 Nopember 2013).
____.2012.”Model Pembelajaran Inquiri.”On line.
(http://www.ras.eko.com/2011/05/model pembelajaran-inquiri.html diakses pada 20
Nopember 2013).
17
PENDIDIKAN INKUIRI
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Konsep MIPA
dari Ibu Dr.Ir Mamik Suendarti, M.Pd
Disusun Oleh :
1. Nani Harniawati NPM : 201472790552. Neneng Erna NPM : 201472790563. Anni Helena NPM : 20147279113
PROGRAM PASCA SARJANA
18
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
JAKARTA
2015
19