makalah pencemaran lingkunga1

Upload: wira-steven

Post on 04-Apr-2018

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/29/2019 Makalah Pencemaran Lingkunga1

    1/11

    Makalah Pencemaran Lingkungan

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. LATAR BELAKANG

    Dewasa ini, bersamaan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin global, kondisi

    lingkungan hidup juga semakin berubah. Lingkungan hidup sebagai tempat melaksanakan segala aktifitas

    kehidupan, kini menunjukan perkembangan menuju ke arah yang memprihatinkan. Semakin maraknya

    kebutuhan manusia yang harus mutlak dipenuhi tanpa memandang dampak terhadap kondisi lingkungan

    hidup hayati itulah salah satu penyebab semakin kritisnya kondisi lingkungan hidup tersebut.

    Permasalahan pencemaran lingkungan yang harus segera kita atasi bersama diantaranya pencemaran air

    tanah dan sungai, pencemaran udara perkotaan, kontaminasi tanah oleh sampah, hujan asam, perubahaniklim global, penipisan lapisan ozon, kontaminasi zat radioaktif, dan sebagainya.

    Hal ini dapat kita lihat dari pesatnya perkembangan berbagai industri yang dibangun dalam rangka

    peningkatan pendapatan (devisa) negara dan pemenuhan berbagai produk yang dibutuhkan oleh manusia.

    Pengertian dan persepsi yang berbeda mengenai masalah lingkungan hidup sering menimbulkan

    ketidakharmonisan dalam pengelolaan lingkungan hidup. Akibatnya seringkali terjadi kekurang tepatan

    dalam menerapkan berbagai perangkat peraturan, yang justru menguntungkan perusak lingkungan dan

    merugikan masyarakat dan pemerintah

    Untuk menyelesaikan masalah pencemaran lingkungan ini, tentunya kita harus mengetahui sumber

    pencemar, bagaimana proses pencemaran itu terjadi, dan bagaimana langkah penyelesaian pencemaran

    lingkungan itu sendiri.Sehubungan dengan hal tersebut, maka dalam hal ini kami menyusun makalah yang mengambil tema

    Pencemaran Lingkungan agar kita dapat mengetahui darimana pencemaran lingkungan itu datang dan

    bagaimana cara penanggulangannya.

    B. RUMUSAN MASALAH

    Berdasarkan uraian tersebut diatas, tulisan ini secara khusus akan membahas permasalahan :

    1) Pengertian pencemaran lingkungan

    2) Bagaimana klasifikasi pencemaran lingkungan

    3) Bagaimana kontribusi industri dan teknologi yang menyebar terhadap pencemaran lingkungan

    4) Penyebab terjadinya pencemaran lingkungan

    5) Dampak pencemaran lingkungan6) Bagaimana menyikapi terjadinya pencemaran lingkungan hidup

    7) Penanganan terhadappencemaran lingkungan

  • 7/29/2019 Makalah Pencemaran Lingkunga1

    2/11

    C. TUJUAN PENULISAN

    Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

    1) Sebagai bahan kajian bagi para mahasiswa mengenai dampak pencemaran terhadap lingkungan

    2) Mengetahui dan memahami konsep pencemaran lingkungan

    3) Sebagai cara untuk mencari berbagi cara untuk menanggulangi dampak pencemaran

    D. METODOLOGI PENULISAN

    1) Obyek penulisan

    Objek penulisan mencakup gambaran/ penjelasan, dampak yang ditimbulkan,

    dan cara penanggulangan berbagai pencemaran terhadap lingkungan.

    2) Metode pengumpulan data

    Dalam penulisan makalah ini, penulis secara umum mendapatkan bahantulisan dari berbagai referensi, baik dari tinjauan kepustakaan berupa bukubuku atau dari sumber media

    internet yang terkait dengan pencemaran lingkungan.

    3) Metode analisis

    Penyusunan makalah ini berdasarkan metode deskriptif analisis, yaitu dengan

    mengidentifikasi permasalahan berdasarkan fakta dan data yang ada, menganalisis permasalahan

    berdasarkan pustaka dan data pendukung lainnya, serta mencari alternatif pemecahan masalah.

    E. SISTEMATIKA PENULISAN

    Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang penulisan ini, maka terlebih dahulu penulis akan

    menguraikan penulisannya agar lebih mudah dipahami dalam memecahkan masalah yang ada. Di dalam

    penulisan ini dibagi dalam 3 ( tiga ) bab yang terdiri dari :

    BAB I :

    Bab ini merupakan bab pendahuluan yang memuat latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan,

    metodologi penulisan dan sistematika penulisan.

    BAB II :

    Bab ini merupakan bab yang berisi pembahasan yang tercakup dalam rumusan masalah.

    BAB III :Bab ini merupakan bab penutup yang memuat kesimpulan dan saran-saran.

  • 7/29/2019 Makalah Pencemaran Lingkunga1

    3/11

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1 Pengertian pencemaran lingkungan

    Masalah pencemaran lingkungan hidup, secara teknis telah didefinisikan dalam UU No. 4 Tahun 1982,

    yakni masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam

    lingkungan dan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau proses alam, sehingga

    kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau

    tidak dapat lagi berfungsi sesuai peruntukannya.

    Dari definisi yang panjang tersebut, terdapat tiga unsur dalam pencemaran, yaitu : Sumber perubahan oleh

    kegiatan manusia atau proses alam, bentuk perubahannya adalah berubahnya konsentrasi suatu bahan

    (hidup/mati) pada lingkungan, dan merosotnya fungsi lingkungan dalam menunjang kehidupan.

    Ditinjau dari segi ilmu kimia yang disebut pencemaran lingkungan adalah peristiwa penyebaran bahan

    kimia dengan kadar tertentu yang dapat merubah keadaan keseimbangan pada daur materi, baik keadaan

    struktur maupun fungsinya sehingga mengganggu kesejahteraan manusia. Pencemaran lingkungan ini

    perlu mendapat penanganan secara serius oleh semua pihak, karena pencemaran lingkungan dapat

    menimbulkan gangguan terhadap kesejahteraan kesehatan bahkan dapat berakibat terhadap jiwa manusia.

    2.2 Klasifikasi dan macam-macam pencemaran lingkungan

    Pada saat ini, pencemaran terhadap lingkungan berlangsung di mana-mana dengan laju yang sangat cepat.

    Sekarang ini beban pencemaran dalam lingkungan sudah semakin berat dengan masuknya limbah industri

    dari berbagai bahan kimia termasuk logam berat.

    Pencemaran dapat diklasifikasikan dalam bermacam-macam bentuk menurut pola pengelompokannya :

    a) pengelompokan menurut bahan pencemar yang menghasilkan bentuk

    pencemaran biologis, kimiawi, fisik, dan budaya

    b) pengelompokan menurut medium lingkungan menghasilkan bentuk

    pencemaran udara, air, tanah, makanan, dan sosial

    c) pengelompokan menurut sifat sumber menghasilkan pencemaran dalam bentuk primer dan sekunder

    Namun apapun klasifikasi dari pencemaran lingkungan, pada dasarnya terletak pada esensi kegiatan

    manusia yang mengakibatkan terjadinya kerusakan yang merugikan masyarakat banyak dan lingkungan

    hidupnya.

    Berdasarkan medium fisik lingkungan tempat tersebarnya bahan kimia ini, maka pencemaran lingkunganyang disebabkan oleh bahan kimia dapat dibagi menjadi tiga jenis pencemaran, yaitu:

    1. Pencemaran tanah

    Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah lingkungan

    tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri

    atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan

    sub-permukaan; kecelakaan kendaraaan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari

    tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi

  • 7/29/2019 Makalah Pencemaran Lingkunga1

    4/11

    syarat (illegal dumping).

    Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap, tersapu

    air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap

    sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada

    manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya.

    2. Pencemaran udara

    Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam

    jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan

    kenyamanan, atau merusak properti.

    Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia. Beberapa

    definisi gangguan fisik seperti polusi suara, panas, radiasi atau polusi cahaya dianggap sebagai polusi

    udara. Sifat alami udara mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal,

    regional, maupun global.

    Pencemar udara dibedakan menjadi pencemar primer dan pencemar sekunder. Pencemar primer adalah

    substansi pencemar yang ditimbulkan langsung dari sumber pencemaran udara. Karbon monoksida adalah

    sebuah contoh dari pencemar udara primer karena ia merupakan hasil dari pembakaran. Pencemarsekunder adalah substansi pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar primer di atmosfer.

    Pembentukan ozon dalam smog fotokimia adalah sebuah contoh dari pencemaran udara sekunder.

    Atmosfer merupakan sebuah sistem yang kompleks, dinamik, dan rapuh. Belakangan ini pertumbuhan

    keprihatinan akan efek dari emisi polusi udara dalam konteks global dan hubungannya dengan pemanasan

    global, perubahan iklim dan deplesi ozon di stratosfer semakin meningkat.

    3. Pencemaran air

    Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti danau, sungai,

    lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Walaupun fenomena alam seperti gunung berapi, badai,

    gempa bumi dll juga mengakibatkan perubahan yang besar terhadap kualitas air, hal ini tidak dianggap

    sebagai pencemaran. Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal dan memiliki karakteristik yang

    berbeda-beda. Meningkatnya kandungan nutrien dapat mengarah pada eutrofikasi. Sampah organik

    seperti air comberan (sewage) menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen pada air yang menerimanya

    yang mengarah pada berkurangnya oksigen yang dapat berdampak parah terhadap seluruh ekosistem.

    Industri membuang berbagai macam polutan ke dalam air limbahnya seperti logam berat, toksin organik,

    minyak, nutrien dan padatan. Air limbah tersebut memiliki efek termal, terutama yang dikeluarkan oleh

    pembangkit listrik, yang dapat juga mengurangi oksigen dalam air.

    2.3 Kontribusi industri dan teknologi yang menyebar terhadap pencemaran lingkungan

    Jika kita ingin menyelamatkan lingkungan hidup, maka perlu adanya itikad yang kuat dan kesamaan

    persepsi dalam pengelolaan lingkungan hidup. Pengelolaan lingkungan hidup dapatlah diartikan sebagai

    usaha secara sadar untuk memelihara atau memperbaiki mutu lingkungan agar kebutuhan dasar kita dapat

    terpenuhi dengan sebaik-baiknya.

    Memang manusia memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap lingkungannya, secara hayati

    ataupun kultural, misalnya manusia dapat menggunakan air yang tercemar dengan rekayasa teknologi

  • 7/29/2019 Makalah Pencemaran Lingkunga1

    5/11

    (daur ulang) berupa salinisasi, bahkan produknya dapat menjadi komoditas ekonomi. Tetapi untuk

    mendapatkan mutu lingkungan hidup yang baik, agar dapat dimanfaatkan secara optimal maka manusia

    diharuskan untuk mampu memperkecil resiko kerusakan lingkungan.

    Dengan demikian, pengelolaan lingkungan dilakukan bertujuan agar manusia tetap survival.

    Hakekatnya manusia telah survival sejak awal peradaban hingga kini, tetapi peralihan dan revolusi

    besar yang melanda umat manusia akibat kemajuan pembangunan, teknologi, iptek, dan industri, sertarevolusi sibernitika, menghantarkan manusia untuk tetap mampu menggoreskan sejarah kehidupan, akibat

    relasi kemajuan yang bersinggungan dengan lingkungan hidupnya. Karena jika tidak mampu menghadapi

    berbagai tantangan yang muncul dari permasalahan lingkungan, maka kemajuan yang telah dicapai

    terutama berkat ke-magnitude-an teknologi akan mengancam kelangsungan hidup manusia.

    2.4 Penyebab terjadinya pencemaran lingkungan

    Penyebab terjadinya pencemaran lingkungan sebagian besar disebabkan oleh tangan manusia.

    Pencemaran air dan tanah adalah pencemaran yang terjadi di perairan seperti sungai, kali, danau, laut, airtanah, dan sebagainya. Sedangkan pencemaran tanah adalah pencemaran yang terjadi di darat baik di kota

    maupun di desa.

    Alam memiliki kemampuan untuk mengembalikan kondisi air yang telah tercemar dengan proses

    pemurnian atau purifikasi alami dengan jalan pemurnian tanah, pasir, bebatuan dan mikro organisme yang

    ada di alam sekitar kita.

    Jumlah pencemaran yang sangat masal dari pihak manusia membuat alam tidak mampu mengembalikan

    kondisi ke seperti semula. Alam menjadi kehilangan kemampuan untuk memurnikan pencemaran yang

    terjadi. Sampah dan zat seperti plastik, DDT, deterjen dan sebagainya yang tidak ramah lingkungan akan

    semakin memperparah kondisi pengrusakan alam yang kian hari kian bertambah parah.

    Sebab Pencemaran Lingkungan di Air dan di Tanah : Erosi dan curah hujan yang tinggi.

    Sampah buangan manusia dari rumah-rumah atau pemukiman penduduk.

    Zat kimia dari lokasi rumah penduduk, pertanian, industri, dan sebagainya.

    Salah satu penyebab pencemaran di air yang paling terkenal adalah akibat penggunaan zat kimia

    pemberantas hama DDT. DDT digunakan oleh para petani untuk mengusir dan membunuh hama yang

    menyerang lahan pertanian. DDT tidak hanya berdampak pada hama namun juga binatang-binatang lain

    yang ada di sekitarnya dah bahkan di tempat yang sangat jauh sekalipun akibat proses aliran rantai

    makanan dari satu hewan ke hewan lainnya yang mengakumulasi zat DDT. Dengan demikian seluruh

    hewan yang ada pada rantai makanan akan tercemar oleh DDT termasuk pada manusia.

    DDT yang telah masuk ke dalam tubuh akan larut dalam lemak, sehingga tubuh kita akan menjadi pusat

    polutan yang semakin hari akan terakumulasi hingga mengakibatkan efek yang lebih menakutkan.

    Akibat adanya biological magnification / pembesaran biologis pada organisme yang disebabkan oleh

    penggunaan DDT.

    a. Merusak jaringan tubuh makhluk hidup

    b. Menimbulkan otot kejang, otot lelah dan bisa juga kelumpuhan. Menghambat proses pengapuran

    dinding telur pada hewan bertelur sehingga telurnya tidak menetas.

    c. Lambat laun dapat menyebabkan penyakit kanker pada tubuh.

  • 7/29/2019 Makalah Pencemaran Lingkunga1

    6/11

    2.5 Dampak pencemaran lingkungan

    Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap ekosistem. Perubahan kimiawi tanah yang

    radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang rendah

    sekalipun. Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik dan

    antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya bahkan dapat memusnahkan beberapa

    spesies primer dari rantai makanan, yang dapat memberi akibat yang besar terhadap predator atau

    tingkatan lain dari rantai makanan tersebut. Bahkan jika efek kimia pada bentuk kehidupan terbawah

    tersebut rendah, bagian bawah piramida makanan dapat menelan bahan kimia asing yang lama-kelamaan

    akan terkonsentrasi pada makhluk-makhluk penghuni piramida atas. Banyak dari efek-efek ini terlihat

    pada saat ini, seperti konsentrasi DDT pada burung menyebabkan rapuhnya cangkang telur,

    meningkatnya tingkat kematian anakan dan kemungkinan hilangnya spesies tersebut.

    Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang pada akhirnya dapat

    menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi

    tanaman di mana tanaman tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi. Beberapa bahan pencemar ini

    memiliki waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain bahan-bahan kimia derivatif akan terbentuk daribahan pencemar tanah utama.

    Dampak dari pencemaran air terhadap lingkungan adalah air tidak dapat dimanfaatkan sesuai

    peruntukkannya, dan jika dimanfaatkan maka diperlukan pengolahan khusus yang menyebabkan

    peningkatan biaya pengoperasian & pemeliharaan sungai dan juga air menjadi penyebab timbulnya

    penyakit.

    Dampak dari pencemaran udara yaitu dapat ditimbulkan dari efek polutan yang diperoleh dari limbah-

    limbah industri. Yang dapat menyebabkan lingkungan menjadi tercemar dengan adanya polusi udara.

    Dampak Industri dan Teknologi terhadap Lingkungan yaitu pada umumnya limbah industri mengandung

    limbah B3, yaitu bahan berbahaya dan beracun. Limbah B3 adalah sisa suatu usaha atau kegiatan yang

    mengandung bahan berbahaya dan beracun yang dapat mencemarkan atau merusak lingkungan hidup

    sehingga membahayakan kesehatan serta kelangsungan hidup manusia dan mahluk lainnya.

    Pentingnya inovasi dalam proses pembangunan ekonomi di suatu negara, dalam hal ini, pesatnya hasil

    penemuan baru dapat dijadikan sebagai ukuran kemajuan pembangunan ekonomi suatu bangsa.

    Dari berbagai tantangan yang dihadapi dari perjalanan sejarah umat manusia, kiranya dapat ditarik selalu

    benang merah yang dapat digunakan sebagai pegangan mengapa manusia survival yaitu oleh karena

    teknologi.

    Teknologi memberikan kemajuan bagi industri baja, industri kapal laut, kereta api, industri mobil, yang

    memperkaya peradaban manusia. Teknologi juga mampu menghasilkan sulfur dioksida, karbon dioksida,

    CFC, dan gas-gas buangan lain yang mengancam kelangsungan hidup manusia akibat memanasnya bumi

    akibat efek rumah kaca.

    Teknologi yang diandalkan sebagai instrumen utama dalam revolusi hijau meningkatkan hasilpertanian, karena adanya bibit unggul, bermacam jenis pupuk yang bersifat suplemen, pestisida dan

    insektisida. Dibalik itu, teknologi yang sama juga menghasilkan berbagai jenis racun yang berbahaya bagi

    manusia dan lingkungannya, bahkan akibat rutinnya digunakan berbagi jenis pestisida ataupun insektisida

    mampu memperkuat daya tahan hama tanaman misalnya wereng dan kutu loncat.

    Teknologi juga memberi rasa aman dan kenyamanan bagi manusia akibat mampu menyediakan berbagai

    kebutuhan seperti tabung gas kebakaran, alat-alat pendingin (lemari es dan AC), berbagai jenis aroma

  • 7/29/2019 Makalah Pencemaran Lingkunga1

    7/11

    parfum dalam kemasan yang menawan, atau obat anti nyamuk yang praktis untuk disemprotkan, dan

    sebagainya. Serangkai dengan proses tersebut, ternyata CFC (chlorofluorocarbon) dan tetra fluoro

    ethylene polymer yang digunakan justru memiliki kontribusi bagi menipisnya lapisan ozon di stratosfer

    Teknologi memungkinkan negara-negara tropis (terutama negara berkembang) untuk memanfaatkan

    kekayaan hutan alamnya dalam rangka meningkatkan sumber devisa negara dan berbagai pembiayaan

    pembangunan, tetapi akibat yang ditimbulkannya merusak hutan tropis sekaligus berbagai jenis tanamanberkhasiat obat dan beragam jenis fauna yang langka.

    Bahkan akibat kemajuan teknologi, era sibernitika yang mengglobal dapat dikonsumsi oleh negara-negara

    miskin sekalipun karena kemampuan komputer sebagai instrumen informasi yang tidak memiliki batas

    ruang. Dalam hal ini, jaringan Internet yang dapat diakses dengan biaya yang tidak mahal menghilangkan

    titik-titik pemisah yang diakibatkan oleh jarak yang saling berjauhan. Kemajuan teknologi sibernitika ini

    meyakini para ekonom bahwa kemajuan yang telah dicapai oleh negara maju akan dapat disusul oleh

    negara-negara berkembang, terutama oleh menyatunya negara maju dengan negara berkembang dalam

    blok perdagangan.

    Kasus Indonesia memang negara late corner dalam proses industrialisasi di kawasan Pasifik, dan

    dibandingkan beberapa negara di kawasan ini kemampuan teknologinya juga masih terbelakang. Menurut

    PECC dalam laporannya berjudul Pacific Science and Technology Profit, menyimpulkan bahwa

    Indonesia dari segi pengeluaran R&D (Research and Design) sebagai persentase PDB, tergolong masih

    sangat kurang.

    Seperti pengalaman negara-negara lain yang telah melalui berbagai tahapan pembangunan sampai pada

    tahap industrialisasi, maka Indonesia juga mengandalkan teknologi dalam industrinya untuk memelihara

    momentum pembangunan ekonomi dengan tingkat pertumbuhan diatas 5 % pertahunnya

    Masuknya teknologi ke Indonesia sudah dimulai sejak diundangkannya UUPMA (UU No. 1 tahun 1967,

    yang diperbarui dengan PP.No. 20 tahun 1994). Dengan dukungan UU tentang Hak Paten (Property

    Right) dan UU Perlindungan Hak Cipta (Intellectual Right), maka banyak perusahaan multinasional dan

    asing yang menggunakan, memakai dan mengembangkan teknologi dalam menghasilkan berbagai produk

    industri. Dalam hal merebaknya teknologi industri masuk ke Indonesia, dapat melalui : (a) Scienceagreement, (b). technical assistance and cooperation, (c). turnkey project, (d). foreign direct investment,

    dan (e). purchase of capital goods. Atau dalam bentuk equity participation dalam rangka joint operation

    agreement, knowhow agreement, kontrak- kontrak pembelian mesin-mesin, trade fair dan berbagai

    lokakarya.

    Sebagai salah satu negara berkembang yang banyak membutuhkan dana bagi pembiayaan pembangunan,

    maka Indonesia seringkali dicurigai melakukan eksploitasi sumber alamnya secara besar-besaran,

    karena dukungan kemajuan teknologi dan besarnya tingkat kebutuhan industri-industri yang berkembang

    pesat secara kuantitif dan berskala besar.

    Berdasarkan hasil studi empiris yang pernah dilakukan oleh Magrath pada tahun 1987, diperkirakan

    bahwa akibat erosi tanah yang terjadi di Jawa nilai kerugian yang ditimbulkannya telah mencapai 0,5 %

    dari GDP, dan lebih besar lagi jika diperhitungkan kerusakan lingkungan di Kalimantan akibat kebakaran

    hutan, polusi di Jawa, dan terkurasnya kandungan sumber daya tanah di Jawa.

    Terlepas dari berbagai keberhasilan pembangunan yang disumbangkan oleh teknologi dan sektor industri

    di Indonesia, sesungguhnya telah terjadi kemerosotan sumber daya alam dan peningkatan pencemaran

    lingkungan, khususnya pada kota-kota yang sedang berkembang seperti Gresik, Surabaya, Jakarta,

    Bandung Lhoksumawe, Medan, dan sebagainya. Bahkan hampir seluruh daerah di Jawa telah ikut

    mengalami peningkatan suhu udara, sehingga banyak penduduk yang merasakan kegerahan walaupun di

  • 7/29/2019 Makalah Pencemaran Lingkunga1

    8/11

    daerah tersebut tergolong berhawa sejuk dan tidak pesat industrinya.

    Berkaitan dengan pernyataan tersebut dapat dicatat keadaan lingkungan di beberapa kota di Indonesia,

    yaitu :

    - Terjadinya penurunan kualitas air permukaan di sekitar daerah-

    daerah industri.

    - Konsentrasi bahan pencemar yang berbahaya bagi kesehatan penduduk seperti merkuri, kadmium, timahhitam, pestisida, pcb, meningkat tajam dalam kandungan air permukaan dan biota airnya.

    - Kelangkaan air tawar semakin terasa, khususnya di musim kemarau, sedangkan di musim penghujan

    cenderung terjadi banjir yang melanda banyak daerah yang berakibat merugikan akibat kondisi

    ekosistemnya yang telah rusak.

    - Temperatur udara maksimal dan minimal sering berubah-ubah, bahkan temperatur tertinggi di beberapa

    kola seperti Jakarta sudah mencapai 37 derajat celcius.

    - Terjadi peningkatan konsentrasi pencemaran udara seperti CO,

    NO2 SO2, dan debu.

    - Sumber daya alam yang dimiliki bangsa Indonesia terasa semakin menipis, seperti minyak bumi dan

    batubara yang diperkirakan akan habis pada tahun 2020.

    - Luas hutan Indonesia semakin sempit akibat tidak terkendalinya perambahan yang disengaja atau oleh

    bencana kebakaran.

    - Kondisi hara tanah semakin tidak subur, dan lahan pertanian semakin memyempit dan mengalami

    pencemaran.

    2.6 Menyikapi terjadinya pencemaran lingkungan hidup

    Konferensi PBB tentang lingkungan Hidup di Stockholm pada tahun 1972, telah menetapkan tanggal 5

    Juni setiap tahunnya untuk diperingati sebagai Hari lingkungan Hidup Sedunia. Kesepakatan iniberlangsung didorong oleh kerisauan akibat tingkat kerusakan lingkungan yang sudah sangat

    memprihatinkan.

    Di Indonesia perhatian tentang lingkungan hidup telah dilakukan sejak tahun 1960-an. Tonggak pertama

    sejarah tentang permasalahan lingkungan hidup dipancangkan melalui seminar tentang Pengelolaan

    lingkungan Hidup dan Pembangunan Nasional yang diselenggarakan di Universitas Padjajaran pada

    tanggal 1518 Mei 1972. Hasil yang dapat diperoleh dari pertemuan itu yaitu terkonsepnya pengertian

    umum permasalahan lingkungan hidup di Indonesia. Dalam hal ini, perhatian terhadap perubahan iklim,

    kejadian geologi yang bersifat mengancam kepunahan makhluk hidup dapat digunakan sebagai petunjuk

    munculnya permasalahan lingkungan hidup.

    Pada saat itu, pencemaran oleh industri dan limbah rumah tangga belumlah dipermasalahkan secara

    khusus kecuali di kota-kota besar. Saat ini, masalah lingkungan hidup tidak hanya berhubungan dengan

    gejala- gejala perubahan alam yang sifatnya evolusioner, tetapi juga menyangkut pencemaran yang

    ditimbulkan oleh limbah industri dan keluarga yang menghasilkan berbagai rupa barang dan jasa sebagai

    pendorong kemajuan pembangunan di berbagai bidang.

    Pada Pelita V, berbagai upaya pengendalian pencemaran lingkungan hidup dilakukan dengan memperkuat

    sanksi dan memperluas jangkauan peraturan-peraturan tentang pencemaran lingkungan hidup, dengan

    lahirnya Keppres 77/1994 tentang Organisasi Bapedal sebagai acuan bagi pembentukan Bapeda/Wilayah

  • 7/29/2019 Makalah Pencemaran Lingkunga1

    9/11

    di tingkat Propinsi, yang juga bermanfaat bagi arah pembentukan Bapeda/Daerah. Peraturan ini

    dikeluarkan untuk memperkuat Undang-Undang Nomor 4 tahun 1982 tentang Pengelolaan Lingkungan

    Hidup yang dianggap perlu untuk diperbaharui.

    Berdasarkan Strategi Penanganan Limbah tahun 1993/1994, yang ditetapkan oleh pemerintah, maka

    proses pengolahan akhir buangan sudah harus dimulai pada tahap pemilihan bahan baku, proses produksi,

    hingga pengolahan akhir limbah buangan (Lampiran Pidato Presiden RI, 1994 : II/27). Langkah yangditempuh untuk mendukung kebijaksanaan ini, ditempuh dengan pembangunan Pusat Pengelolaan

    Limbah Industri Bahan Berbahaya dan Beracun (PPLI-B3), di Cileungsi Jawa Barat, yang pertama di

    Indonesia. Pendirian unit pengolahan limbah ini juga diperkuat oleh Peraturan Pemerintah Nomor 19

    tahun 1994 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun.

    Disamping itu, untuk mengembangkan tanggung jawab bersama dalam menanggulangi masalah

    pencemaran sungai terutama dalam upaya peningkatan kualitas air, dilaksanakan Program Kali Bersih

    (PROKASIH), yang memprioritaskan penanganan lingkungan pada 33 sungai di 13 Propinsi. Upaya

    pengendalian pencemaran lingkungan hidup ini, ternyata juga menghasilkan lapangan kerja dan

    kesempatan berusaha baru di berbagai kota dan sektor pembangunan.

    Dari uraian tersebut diatas jelaslah bagi kita bahwa dalam menyikapi terjadinya pencemaran lingkungan

    baik akibat teknologi, perubahan lingkungan, industri dan upaya-upaya yang dilakukan dalam

    pembangunan ekonomi, diperlukan itikad yang luhur dalam tindakan dan perilaku setiap orang yang

    peduli akan kelestarian lingkungan hidupnya.

    Walaupun telah ditetapkan Undang-Undang No. 4 Tahun 1982, PP No. 19 tahun 1994 dan Keppres No .7

    tahun 1994 yang berhubungan dengan pengelolaan lingkungan, jika tidak ada kesamaan persepsi dan

    kesadaran dalam pengelolaan lingkungan hidup maka berbagai upaya pembangunan yang bertujuan untuk

    meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat tidak akan dapat dinikmati secara tenang dan

    aman, karena kekhawatiran akan bencana dari dampak negatif pencemaran lingkungan.

    2.7 Penanganan terhadap pencemaran lingkungan

    Remediasi :

    Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Ada dua jenisremediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-site). Pembersihan on-site adalah

    pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting

    (injeksi), dan bioremediasi.

    Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang

    aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah

    tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut.

    Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah

    air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal dan rumit.

    Bioremediasi

    Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme(jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan

    yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air).

    Juga dapat dilakukan dengan membuang sampai pada tempatnya, penanggulangan limbah industri serta

    penggunaan pupuk danobat pembasmi hama tanaman yang sesuai.

  • 7/29/2019 Makalah Pencemaran Lingkunga1

    10/11

    BAB III

    PENUTUP

    A. KESIMPULAN

    Bahwa pencemaran lingkungan terjadi karena ulah manusia itu sendiri yang tidak dapat mengolah dan

    memanfaatkan lingkungan dengan baik. Pencemaran lingkungan dibagi ke dalam tiga bagian yaitu ; (1)

    Pencemaran Udara, (2) Pencemaran Air, dan (3) Penmcemaran Tanah.

    Dampak pencemaran lingkungan khususnya bagi kesehatan manusia yaitu akan berdampak pada tingkat

    kekebalan tubuh. Semakin banyak pencemaran yang dilakukan, maka kekebalan tubuh manusia yang

    berada di sekitar daerah pencemaran akan menurun sehingga tidak jarang manusia saat ini sering terkena

    penyakit seperti penyakit kulit, penyakit kanker, dll.

    B. SARAN

    Sekiranya pencemaran lingkungan ini adalah masalah kita bersama, untuk itu selaku insan manusia yang

    bertanggung jawab dan memegang teguh konsep keseimbangan alam, maka sudah sepantasnya kita

    menjaga dan merawat lingkungan, mulai dari lingkungan tempat tinggal kita sehingga nantinya akan

    tercipta lingkungan yang sehat.

  • 7/29/2019 Makalah Pencemaran Lingkunga1

    11/11

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Riyadi, Slamet. 1984. Kesehatan Lingkungan. Surabaya

    2. Tanjung, Shalahudin Djalal. 2002. Toksikologi Lingkungan. Yogyakarta.

    3. Bachri, Moch. Geologi Lingkungan. CV. Aksara, Malang, 1995.