makalah pemanfaatan minya bumi
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dewasa ini tuntutan semakin tinggi , namun di sisi lain para penyedia
pelayanan dengan menggunakan keahlian para ilmuan berusaha sekuat tenaga
untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
Manusia hidup di dunia ini hampir tidak bisa dipisahkan dari minyak
bumi. Tidak hanya untuk bahan bakar saja kita menggunakan minyak bumi.
Adakah yang menyadari bahwa pakaian kita ini menggunakan komponen yang
berasal dari minyak bumi? Bahkan sampai ke pupuk pun menggunakan minyak
bumi, sehingga tanaman bisa subur dan menghasilkan berbagai macam hasil
tanaman.
Listrik yang menerangi rumah juga mengunakan generator yang bahan bakarnya
dari minyak bumi. Cat, plastik, DVD, katup jantung buatan, dan lain-lain
semuanya itu menggunakan bahan dari minyak bumi. Bagaimanakah seandainya
minyak bumi itu tiada, atau habis cadangannya?
Seperti yang telah kia ketahui bersama bahwa yang tergolong minyak
bumi adalah bensin, elpij, minyak tanah dan bahan bakar sejenis lainnya
merupakan bahan alam yang terjadi dalam waktu yang sangat lama yakni sekitar
jutaan tahun. Minyak bumi tersebut merupakan bahan bakar yang tak dapat
diperbaharui (unrenawable resources). Sehingga, kita harus se-efesien mungkin
dalam menggunakannya.
B. RUMUSAN MASALAH ;
1. Bagaimana sejarah ditemukannya minyak bumi ?
2. Bagaimana proses pembentukan minyak bumi ?
3. Bagaimana minyak bumi diolah hingga dapat digunakan ?
4. Apa komponen dari minyak bumi ?
5. Apa manfaat minyak bumi ?
6. Apa dampak penggunaan minyak bumi ?
C. TUJUAN PENELITIAN :
a) Tujuan Umum
Untuk mengertahui secara menyeluruh dan umum tentang minyak bumi dan apa
kegunaannya dalam teknologi serta kehidupan sehari-hari.
b) Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui secara rinci tentang bagaimana proses pembentukan
minyak bumi dan komponen utama minyak bumi.
2. Untuk mengetahui asal mula ditemukannya minyak bumi.
3. Untuk mngetahui dampak penggunaan minyak bumi.
4. Untuk mengetahui komposisi dari minyak bumi.
5. Untuk mengetahui manfaat minyak bumi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian minyak bumi
Minyak bumi adalah suatu campuran kompleks yang sebagaian besar terdiri
atas hidrokarbon. Hidrokarbon yang tergantung dalam minyak bumi adalah
alakana. Kemudian sikloalkana. Komponen lainnya adalah hidrokarbon aromatik,
sedikit alkena, dan berbagai senyawa karbon yang mengandung oksigen, nitrogen,
dan belerang.
Minyak mentah (petroleum) adalah campuran yang kompleks, terutama
terdiri dari hidrokarbon bersama-sama dengan sejumlah kecil komponen yang
mengandung sulfur, oksigen dan nitrogen dan sangat sedikit komponen yang
mengandung logam.
Struktur hidrokarbon yang ditemukan dalam minyak mentah:
Sumber energi yang banyak digunakan untuk memasak, kendaraan
bermotor, dan industri, berasal dari minyak bumi, gas alam, dan batu bara. Ketiga
jenis bahan bakar tersebut berasal dari pelapukan sisa-sisa organisme sehingga
disebut bahan bakar fosil.
Minyak bumi dan gas alam diduga berasal dari jasad renik lautan, baik
tumbuhan maupun hewan. Sisa-sisa rganisme itu mengendap didasar lautan,
kemudian tertutup oleh lumpur. Lapisan lumpur tersebut lambat laun berubah
menjadi batuan karena pengaruh tekanan lapisan di atasnya. Sementara itu dengan
meningkatnya tekanan dan suhu, bakteri anaerob menguraikan sisa-sisa jasad
renik itu dan mengubahnya menjadi miyak dan gas. Proses terbentuknya minyak
dan gas ini memakan waktu jutaan tahun.
Minyak dan gas yang terbentu meresap dalam bentuk batuan yang berpori
bagaikan air dalam batu karang. Minyak dan gas dapat pula bermigrasi dari suatu
daerah ke daerah yang lain, kemudian terkonsentrasi jika terhalang oleh lapisan
yang kedap. Walaupun minyak bumi dan gas alam terbentuk di dasar lautan,
banyak sumber minyak dan gas yang terdapat di daratan. Hal itu terjadi karena
pergerakan kulit bumi, sehingga sebagaian besar lautan menjadi daratan.
B. Sejarah Minyak Bumi
Saat ini, sejumlah besar ilmuwan secara umum berpendapat bahwa minyak bumi
adalah makhluk hidup purbakala yang di bawah tekanan suhu tinggi dan setelah
melalui proses pengolahan dalam jangka waktu yang panjang serta lamban, maka
makhluk hidup zaman purbakala baru berubah menjadi minyak bumi. Namun,
yang membuat para ilmuwan bingung adalah sebenarnya butuh berapa kali
organisme prasejarah dalam skala besar terkumpul dan terkubur, baru bisa
menghasilkan minyak bumi yang sedemikian banyak seperti sekarang ini.
Masalah ini terjawab di majalah Scientist akhir November 2003. Penulis artikel
tersebut yakni Jeffry S. Dukes dari Universitas Utah, melalui hasil hitungan dari
data industri dan geokimia serta biologi yang ada sekarang: 1 galon minyak bumi
Amerika, ternyata membutuhkan 90 ton tumbuhan purbakala sebagai bahan
material, artinya 1 liter minyak bumi berasal dari 23,5 ton tumbuhan purbakala.
Lalu berapa tumbuhan yang dapat mencapai 23,5 ton itu? Hasil hitungan didapati,
bahwa itu setara dengan 16.200 meter persegi jumlah tanaman gandum, termasuk
daun, tangkai dan seluruh akarnya.
Mengapa membutuhkan makhluk hidup purbakala dalam jumlah yang sedemikian
besar baru bisa mengubahnya menjadi minyak bumi? Penyebabnya adalah bahwa
minyak bumi harus di bawah tekanan suhu tinggi, dengan demikian baru bisa
menghasilkan minyak bumi, lalu setelah makhluk hidup purbakala mati, jika
penguburan tidak cepat, maka akan lapuk dan terurai
Dilihat dari segi lainnya, data geologi menunjukkan, bahwa bumi pada zaman
purbakala mutlak tidak mungkin lebih besar ukurannya dibanding bumi saat ini,
lagi pula jumlah kandungan oksigen di udara dan suhu udara pada zaman
purbakala kurang lebih 30% lebih tinggi dibanding bumi saat ini, atau dengan kata
lain, kecepatan busuknya makhluk hidup lebih cepat dibanding sekarang.
Seandainya minyak bumi berasal dari jasad makhluk hidup melalui sirkulasi
karbon, maka meskipun bentuk tubuh makhluk hidup purbakala lebih besar,
namun jika rasio penguburan lebih cepat dan skala besar malahan sangat rendah
juga akan sangat sulit, ini adalah yang bisa diketahui dari fosil dinosaurus yang
tidak sempurna dan tidak banyak jumlahnya, yang hanya dapat kita gali sekarang
ini. Sebuah fosil individual dinosaurus yang demikian tidak mudah untuk
disimpan.
C. Komposisi minyak bumi
2.Komposisi Gas Alam, Minyak Bumi, dan Batu Bara
Gas alam terdiri dari alkana suhu rendah yaitu metana,etana,propana,dan butana
dengan metana sebagai komponen utamanya. Selain itu alkana juga terdapat
berbagai gas lain seperti karbon dioksida (CO2) dan hidrogen sulfida (H2S).
Alkana adalah golongan senyawa yang kurang reaktif karena sukar
bereaksisehinggga disebut parafin yang artinya afinitas kecil.Reaksi penting dari
alkana adalah pembakaran, substitusi, dan perengkahan (Cracking).Pembakaran
sempurna menghasilkan CO2 dan H2O
Reaksi pembakaran propana
C3H8 + 5O2 → 3CO2 + 4H2OJika pembakaran tidak sempurna
menghasilkan CO dan
H2O,atau jelaga (partikel karbon )
Beberapa sumur gas juga mengfandung helium. Etana dalam gas alam biasanya
dipisahkanuntuk keperluan industri.Propana dan Butana juga dipisahkan
kemudian dicairkan yangdikenal dengan LPG. Metana terutama digunakan
sebagai bahan bakar,sumber hidrogen dan untuk pembuatan metanol.
Minyak bumi adalah suatu capuran kompleks yang sebagian besar terdiri atas
hidrokarbon.Hidrokarbon yang terkandung dalam minyak bumi terutama alkana,
kemudiansikloalkana. Komponen lainnya adalah hidrokarbon aromatik, sedikit
alkena dan berbagai senyawa karbon yang mengandung oksigen, nitrogen, dan
belerang. Komposisi minyak bumisngat bervariasi dari suatu sumur ke sumur
lainnya dan dari suatu daerah ke daerah lain.
Banyaknya atom
karbon
1-4 => fraksi gas : bahan bakar pemanas
5 – 10 => bensin : bahan bakar mobil
11 – 12 => minyak tanah :bahan jet
13 – 17 =>minyak Gas : pemanas
18 – 25 => minyak gas berat: bahan bakar pemanas
D. Pembentukan Minyak Bumi
Sumber energi yang banyak digunakan untuk memasak, kendaraan bermotor
danindustriberasal dari minyak bumi,gas alam dan batu bara. Ketiga jenis tersebut
bahan bakar tersebut berasal dari pelapukan sisa-sisa organisme sehinggga
disebut bahan bakar fosil. Minyak bumi dan gas alam berasal dari jasad renik
lautan, tumbuhan dan hewan yang mati sekitar 150 juta tahun yang lampau.Sisa-
sisa organisme itu mengendap di dasar lautan yang kemudian ditutupi oleh
lumpur. Lapisan lumpur tersebut lambat laun berubah menjadi batuan karena
pengaruh suhu dan tekanan lapisan di atasnya. Sementara itu,dengan
meningkatnya tekanan dan suhu, bakteri anaerob menguraikan sisa-sisa jasad
renik itu dan mengubahnya menjadi minyak dan gas.
Proses pembentukan minyak dan gas ini memakan waktu jutaan tahun.Minyak
dan gas yangterbentuk meresap dalam batuan yang berpori bagaikan air dalam
batu karang .Minyak dangas dapat pula bermigrasi dari suatu daerah ke daerah
lain, kemudian terkonsentrasi jikaterhalang oleh lapisan yang kedap. Walaupun
minyak bumi dan gas alam terbentuk di dasar lautan, banyak sumber minyak dan
gas yang terdapat di daratan. Hal ini terjadi karena pergerakan kulit bumi, seingga
sebagian lautan menjadi daratan.
Membahas identifikasi minyak bumi tidak dapat lepas dari bahasan teori
pembentukan minyak bumi dan kondisi pembentukannya yang membuat suatu
minyak bumi menjadi spesifik dan tidak sama antara suatu minyak bumi dengan
minyak bumi lainnya.
Ada banyak hipotesa tentang terbentuknya minyak bumi yang dikemukakan oleh
para ahli, beberapa diantaranya adalah :
1. Teori Biogenesis ( organik )
Macqiur (Perancis, 1758) merupakan orang yang pertama kali
mengemukakanpendapat bahwa minyak bumi berasal dari tumbuh-tumbuhan.
Kemudian M.W. Lamanosow(Rusia, 1763) juga mengemukakan hal yang sama.
Pendapat di atas juga didukung olehsarjana lainnya seperti, New Beery (1859),
Engler (1909), Bruk (1936), Bearl (1938) danHofer. Mereka menyatakan bahwa:
“minyak dan gas bumi berasal dari organisme laut yangtelah mati berjuta-juta
tahun yang lalu dan membentuk sebuah lapisan dalam perut bumi.”
2. Teori Abiogenesis ( Anorganik )
Barthelot (1866) mengemukakan bahwa di dalam minyak bumi terdapat logam
alkali,yang dalam keadaan bebas dengan temperatur tinggi akan bersentuhan
dengan CO2membentuk asitilena.
Kemudian Mandeleyev (1877) mengemukakan bahwa minyak bumi terbentuk
akibat adanya pengaruh kerja uap pada karbida-karbida logam dalam bumi.
Yang lebih ekstrim lagi adalah pernyataan beberapa ahli yang mengemukakan
bahwa minyak bumi mulai terbentuk sejak zaman prasejarah, jauh sebelum bumi
terbentuk dan bersamaan dengan proses terbentuknya bumi. Pernyataan tersebut
berdasarkan fakta ditemukannya material hidrokarbon dalam beberapa batuan
meteor dan di atmosfir beberapa planet lain.
Dari sekian banyak hipotesa tersebut yang sering dikemukakan adalah Teori
Biogenesis, karena lebih bisa. Teori pembentukan minyak bumi terus berkembang
seiring dengan berkembangnya teknologi dan teknik analisis minyak bumi,
sampai kemudian pada tahun 1984 G. D. Hobson dalam tulisannya yang berjudul
The Occurrence and Origin of Oil and Gas menyatakan bahwa : “The type of oil is
dependent on the position in the depositionalbasin, and that the oils become
lighter in going basinward in any horizon. It certainly seemslikely that the
depositional environment would determine the type of oil formed and couldexert
an influence on the character of the oil for a long time, even thought there is
evolution”
Berdasarkan teori Biogenesis, minyak bumi terbentuk karena adanya kebocoran
kecil yang permanen dalam siklus karbon. Siklus karbon ini terjadi antara atmosfir
dengan permukaan bumi, yang digambarkan dengan dua panah dengan arah yang
berlawanan,dimana karbon diangkut dalam bentuk karbon dioksida (CO2). Pada
arah pertama, karbondioksida di atmosfir berasimilasi, artinya CO2 diekstrak dari
atmosfir oleh organismefotosintetik darat dan laut. Pada arah yang kedua CO2
dibebaskan kembali ke atmosfir melalui respirasi makhluk hidup (tumbuhan,
hewan dan mikroorganisme).Dalam proses ini,terjadi kebocoran kecil yang
memungkinkan satu bagian kecil karbon yang tidak dibebaskankembali ke
atmosfir dalam bentuk CO2, tetapi mengalami transformasi yang akhir-
nyamenjadi fosil yang dapat terbakar. Bahan bakar fosil ini jumlahnya hanya kecil
sekali. Bahan organik yang mengalami oksidasi selama pemendaman. Akibatnya,
bagian utama dari karbonorganik dalam bentuk karbonat menjadi sangat kecil
jumlahnya dalam batuan sedimen.
Pada mulanya senyawa tersebut (seperti karbohidrat, protein dan lemak)
diproduksi oleh makhluk hidup sesuai dengan kebutuhannya, seperti untuk
mempertahankan diri, untuk berkembang biak atau sebagai komponen fisik dan
makhluk hidup itu. Komponen yangdimaksud dapat berupa konstituen sel,
membran, pigmen, lemak, gula atau protein daritumbuh-tumbuhan, cendawan,
jamur, protozoa, bakteri, invertebrata ataupun binatang berdarah dingin dan panas,
sehingga dapat ditemukan di udara, pada permukaan, dalam airatau dalam tanah.
Apabila makhluk hidup tersebut mati, maka 99,9 % senyawa karbon dan makhluk
hidup akan kembali mengalami siklus sebagal rantai makanan, sedangkan sisanya
0,1 %senyawa karbon terjebak dalam tanah dan dalam sedimen. Inilah yang
merupakan cikal bakalsenyawa-senyawa fosil atau dikenal juga sebagai embrio
minyak bumi. Embrio inimengalami perpindahan dan akan menumpuk di salah
satu tempat yang kemungkinan menjadi reservoar dan ada yang hanyut bersama
aliran air sehingga menumpuk di bawah dasar laut, dan ada juga karena perbedaan
tekanan di bawah laut muncul ke permukaan lalu menumpuk di permukaan dan
ada pula yang terendapkan di permukaan laut dalam yang arusnya kecil. Embrio
kecil ini menumpuk dalam kondisi lingkungan lembab, gelap dan berbau tidak
sedap di antara mineral-mineral dan sedimen, lalu membentuk molekul besar yang
dikenal dengan geopolimer.
Senyawa-senyawa organik yang terpendam ini akan tetap dengan karakter
masing-masing yang spesifik sesuai dengan bahan dan lingkungan
pembentukannya. Selanjutnya senyawa organik ini akan mengalami proses
geologi dalamperut bumi. Pertama akan mengalami proses diagenesis, dimana
senyawa organik danmakhluk hidup sudah merupakan senyawa mati dan terkubur
sampai 600 meter saja di bawahpermukaan dan lingkungan bersuhu di bawah
50°C.
Pada kondisi ini senyawa-senyawa organik yang berasal dan makhluk hidup mulai
kehilangan gugus beroksigen akibat reaksi dekarboksilasi dan dehidratasi.
Semakin dalam pemendaman terjadi, semakin panas lingkungannya, penambahan
kedalaman 30 - 40 m akan menaikkan temperatur 1°C. Di kedalaman lebih dan
600 m sampai 3000 m, suhu pemendaman akan berkisar antara 50 - 150 °C,
proses geologi kedua yang disebut katagenesis akan berlangsung, maka
geopolimer yang terpendam mulal terurai akibat panas bumi. Komponen-
komponen minyak bumi pada proses ini mulai terbentuk dan senyawa–senyawa
karakteristik yang berasal dan makhluk hidup tertentu kembali dibebaskan
darimolekul. Bila kedalaman terus berlanjut ke arah pusat bumi, temperatur
semakin naik, danjika kedalaman melebihi 3000 m dan suhu di atas 150°C, maka
bahan-bahan organik dapat terurai menjadi gas bermolekul kecil, dan proses ini
disebut metagenesis.
Setelah proses geologi ini dilewati, minyak bumi sudah terbentuk bersama-
samadengan bio-marka. Fosil molekul yang sudah terbentuk ini akan mengalami
perpindahan(migrasi) karena kondisi lingkungan atau kerak bumi yang selalu
bergerak rata-rata se-jauh 5cm per tahun, sehingga akan ter-perangkap pada suatu
batuan berpori, atau selanjutnya akanbermigrasi membentuk suatu sumur minyak.
Apabila dicuplik batuan yang memenjara minyak ini (batuan induk) atau minyak
yang terperangkap dalam rongga bumi, akan ditemukan fosil senyawa-senyawa
organik. Fosil-fosil senyawa inilah yang ditentukan strukturnya menggunaan
beberapa metoda analisis, sehingga dapat menerangkan asal-usul fosil, bahan
pembentuk, migrasi minyak bumi serta hubungan antara suatu minyak bumi
dengan minyak bumi lain dan hubungan minyak bumi dengan batuan induk.
E. Struktur hidrokarbon yang ditemukan dalam minyak mentah:
1. Alkana (parafin)
CnH2n + 2
Alkana ini memiliki rantai lurus dan bercabang, fraksi ini merupakan yang
terbesar di dalam minyak mentah.
2. Siklo alkana (napten)
CnH2n
Sikloalkana ada yang memiliki cincin 5 (lima) yaitu siklopentana ataupun cincin 6
(enam) yaitu sikloheksana.
3. Aromatik
CnH2n -6
Aromatik memiliki cincin 6 (enam)
Aromatik hanya terdapat dalam jumlah kecil, tetapi sangat diperlukan dalam
bensin karena :
- Memiliki harga anti knock yang tinggi
- Stabilitas penyimpanan yang baik
- Dan kegunaannya yang lain sebagai bahan bakar (fuels)
Proporsi dari ketiga tipe hidrokarbon sangat tergantung pada sumber dari minyak
bumi. Pada umumnya alkana merupakan hidrokarbon yang terbanyak tetapi
kadang-kadang (disebut sebagai crude napthenic) mengandung sikloalkana
sebagai komponen yang terbesar, sedangkan aromatik selalu merupakan
komponen yang paling sedikit.
Pengilangan/penyulingan (refining) adalah proses perubahan minyak mentah
menjadi produk yang dapat dijual (marketeble product) melalui kombinasi proses
fisika dan kimia. Produk yang dihasilkan dari proses pengilangan/penyulingan
tersebut antara lain:
I. Light destilates adalah komponen dengan berat molekul terkecil.
a. Gasoline (Amerika Serikat) atau motor spirit (Inggris) atau bensin (Indonesia)
memiliki titik didih terendah dan merupakan produk kunci dalam penyulingan
yang digunakan sebagai bahan pembakar motor (:t 45% dari minyak mentah
diproses untuk menghasilkan gasolin.
b. Naphta adalah material yang memiliki titik didih antara gasolin dan kerasin.
Beberapa naphta digunakan sebagai :
- Pelarut dry cleaning (pencuci)
- Pelarut karet
- Bahan awal etilen
- Dalam kemileteran digunakan sebagai bahan bakar jet dikenanl sebagai jP4
c. Kerosin memiliki titik didih tertinggi dan biasanya digunakan sebagai :
- Minyak tanah
- Bahan bakar jet untuk air plane
II. Intermediate destilates merupakan minyak gas atau bahan bakar diesel yang
penggunaannya sebagai bahan bakar transportasi truk-truk berat, kereta api,
kapal kecil komersial, peralatan pertanian dan lain-lain.
III. Heavy destilates merupakan komponen dengan berat molekul tinggi. Fraksi
ini biasanya dirubah menjadi minyak pelumas (lubricant oils), minyak dengan
berat jenis tinggi dari bahan bakar, lilin dan stock cracking.
IV. Residu termasuk aspal, residu bahan bakar minyak dan petrolatum.
4. Fraksi Minyak Bumi
Proses pertama dalam pemrosesan minyak bumi adalah fraksionasi dari
minyak mentah dengan menggunakan proses destilasi bertingkat, adapun hasil
yang diperoleh adalah sebagai berikut:
Jangka titik
Didih (ºC)
Dibawah 30
30 – 180
180 – 230
230 – 305
305 – 405
1. Minyak bisa menguap : Minyak-minyak pelumas, lilin, parafin dan vaselin.
2. Bahan yang tidak bisa menguap : aspal dan arang minyak bumi.
Sisa:
a. Fraksi Gas
Gas alam dapat diperoleh secara terpisah maupun bersama-sama dengan
minyak bumi. Gas alam sebagian besar terdiri dari alkana berantai karbon rendah
yaitu antara lain metana, etana, propana, butana dan iso-butana. Gas alam dapat
dipergunakan sebagai:
1. Bahan bakar rumah tangga atau pabrik.
Gas alam merupakan bahan bakar yang paling bersih dan praktis, tetapi gas alam
mempunyai keburukan yaitu sifatnya yang tidak berbaun (bila dibandingkan
dengan gas dari batubara) sehingga sering terjadi kecelakaan karena bocor. Oleh
karena itu kadang-kadang gas ini diberi "bau" yaitu sedikit zat yang berbau sekali.
Propana yang merupakan salah satu fraksi gas pada perusahaan biasanya
digunakan sebagai :
- Mengelas paduan-paduan tembaga, alumunium dan magnesium.
- Mengelas besi tuang.
- Menyolder dan mengelas solder.
- Menyemprot Jogam.
2. Karbon hitam (Carbon Black).
Karbon hitam (Carbon black) adalah arang harus yang dibuat oleh
pembakaran yang tidak sempurna. Pegunaannya antara lain sebagai :
- Bahan dalam pembuatan cat, tinta cetak dan tinta Gina.
- Zat pengisi pada karet terutama dalam pembuatan ban-ban mobil dan sepeda.
Karbon hitam dibuat dengan membawa nyala gas bumi ke sebuah bidang datar
yang didinginkan, arang yang terbentuk kemudian dipisahkan dari bidang ini dan
dibagi berdasarkan kehalusannya. Metana yang mengandung 75% karbon akan
menghasilkan 4 atau 4,5% zat penghitam dan sisanya hilang sebagai asap, zat
asam arang dan sebagainya.
b. Bensin
Bensin dapat dibuat dengan beberapa cara, antara lain yaitu ;
1. Penyulingan langsung dari minyak bumi (bensin straight run), dimana
kualitasnya tergantung pada susunan kimia dari bahan-bahan dasar. Bila
mengandung banyak aromatik-aromatik dan napthen-naphten akan menghasilkan
bensin yang tidak mengetok (anti knocking).
2. Merengkah (cracking) dari hasil-hasil minyak bumi berat, misalnya dari minyak
gas dan residu.
3. Merengkah (retor ming) bensin berat dari kualitas yang kurang baik.
4. Sintesis dari zat-zat berkarbon rendah.
Bensin biasanya digunakan sebagai :
1. Bahan bakar motor
Sebagai bahan bakar motor ada beberapa sifat yang diperhatikan untuk
menentukan baik atau tidaknya bensin tersebut.
* Keadaan terbang (titik embun)
Gangguan yang disebabkan oleh adanya gelembung-gelembung gas didalam
karburator dari sebuah motor yang disebabkan oleh adanya kadar yang terlalu
tinggi dari fraksi-fraksi yang sangat ringan dalam bensin. Hal ini terutama
disebabkan oleh terlalu banyaknya propana dan butana yang berasal dari bensin.
Gelembung- gelembung gas yang terdapat dalam keadaan tertentu dapat menutup
lubang-lubang perecik yang sempit dan pengisian bensin akan terhenti.
* Kecendrungan mengetok (knocking)
Ketika rasio tekanan dari motor relatif tinggi, pembakaran bisa menyebabkan
peletusan (peledakan) didalam sijinder, sehingga :
- Timbulnya kebisingan knock
- Kekuatan berkurang
- Menyebabkan kerusakan mesin
Hidrokarbon rantai bercabang dan aromatik sangat mengurang kecendrungan dari
bahan bakar yang menyebabkan knocking, misalnya 2,2,4 -trimetil pentana (iso-
oktan) adalah anti knock fuels. Harga yang tinggi dari bilangan oktan
mengakibatkan makin baik melawan knocking. Mesin automobil modern
memerlukan bahan bakar dengan bilangan oktan antara 90 dan 100, semakin
tinggi rasio penekanan (compression) maka diperlukan bilangan oktan yang tinggi
pula. Bilangan oktan dapat dinaikkan dengan menambahkan beberapa substansi,
antara lain fefraefyl lead (TEL) dan feframefyl lead (l-MI) yang ditambahkan
dalam bensin dengan kuantitas yang kecil karena dikuatirkan apabila ditambahkan
terlalu banyak efek timah bagi lingkungan. TEL (Pb(C2Hs)4) dibuat dari
campuran timah hitam dengan natrium dan eti!klorida, reaksinya :
Pb + 4Na + 4C2H5CI
Pb (C2H5 )4 + 4 NaCI
* Keadaan "damar" dan stabilitas penyimpanan
Damar dapat terbentuk karena adanya alkena-alkena yang mempunyai satu
ikatan ganda sehingga berpotensi untuk berpolirherisasi membentuk molekul-
molekul yang lebih besar. Pembentukan damar ini dipercepat oleh adanya zat
asam di udara, seperti peroksiden. Kerugian yang disebabkan oleh pembentukan
damar ini antara lain;
- Bahan ini dapat menempel pada beberapa tempat dalam motor, antara lain
saluran-saluran gas dan pada kutub yang dapat mengakibatkan kerusakan pada
motor.
- Menurunkan bilangan oktan karena hilangnya alkena-alkena dari bensin.
Pembentukan damar dapat dicegah dengan penambahan senyawa-senyawa
dari tipe poliphenol dan aminophenol, seperti hidroquinon dan p-aminophen.
* Titik beku
Jika dalam bensin terdapat prosentasi yang tinggi dari aromatik-aromatik tertentu
maka pada waktu pendinginan, aromatik itu akan mengkristal dari mengakibatkan
tertutupnya lubang-lubang alai penyemprotan dalam karburator. Titik beku ini
terutama dipengaruhi oleh benzen (titik beku benzen murni ± 5ºC).
* Kadar belerang
Kerugian yang disebabkan bila kadar belerang terlalu tinggi, adalah :
- Memberikan bau yang tidak enak dari gas-gas yang dihasilkan.
- Mengakibatkan korosi dari bagian-bagian logam, seperti rusaknya silinder-
silinder yang disebabkan oleh asam yang mengembun pada dinding silinder.
- Mempunyai pengaruh yang tidak baik terhadap bilangan oktan.
2. Bahan Ekstraksi, Pelarut dan Pembersih
Sebelum digunakan sebaagi pengekstraksi bensin di fraksinasi dengan
destilasi bertingkat menjadi fraksi yang lebih kecil. Bensin biasanya digunakan
untuk mengekstraksi berbagai bahan, seperti minyak kedelai, minyak kacang
tanah, minyak kelapa dan bahan-bahan alam lain. Sebagai bahan pelarut bagi karet
digunakan fraksi dengan titik didih antara
80 -130°C dan 100 -130°C. Larutan karet ini biasanya digunakan untuk :
- Mencelupkan kanvas pada pembuatan ban.
- Melekatkan karet.
- Perekat-perekat untuk industri sepatu.
- Larutan untuk pasta-pasta karet untuk memadatkan dan melaburkan tenunan.
Bensin juga dapat digunakan sebagai bahan pembersih yaitu membersihkan secara
kimia dengan cara diuapkan. Keuntungan menggunakan bensin sebagai bahan
pembersih adalah:
- Bensin memiliki titik didih rendah sehingga barang-barang yang dicuci lekas
menjadi kering dan baunya cepat hilang.
- Tidak mudah terbakar di ruang terbuka.
- Kualitas dari bahan wol tahan terhadap ini.
3. Bahan bakar penerangan dan pemanasan
Bensin digunakan pada lampu-lampu tambang dimana tidak terdapat tenaga
listrik. Dan sebagai pemanas digunakan pada:
- Lampu soldir dan lampu pembakar cat.
- Penghangus yang dapat menghilangkan serat-serat yang menonjol dari tenunan
dan rambut kulit.
C. Kerosin
Pemakaian kerasin sebagai penerangan di negara-negara maju semakin
berkurang, sekarang kerasin digunakan untuk pemenasan. Pemakaian terpenting
dari kerosin antara lain:
1. Minyak Lampu
Kerosin sebagai minyak lampu dihasilkan dengan jalan penyulingan langsung,
sifat-sifat yang harus diperhatikan bila kerasin digunakan sebagai minyak lampu
adalah :
* Warna
Kerosin dibagai dalam berbagai kelas warna:
- Water spirit (tidak berwarna)
- Prime spirit
- Standar spirit
Di India, pemakai di pedalaman tidak mau membeli kerosin putih karena mengira
ini adalah air dan mengira hanya yang berwarna kuning atau sawo matang saja
yang dapat membakar dengan baik.
* Sifat bakar
Nyala kerasin tergantung pada susunan kimia dari minyak tanah :
- Jika mengandung banyak aromatik maka apinya tidak dapat dibesarkan karena
apinya mulai berarang.
- Alkana-alkana memiliki nyala api yang paling baik.
- Sifat bakar napthen terletak antara aromatik dan alkana.
* Viskositas
Minyak dalam lampu kerasin mengalir ke sumbu karena adanya gaya kapiler
dalam saluran-saluran sempit antara serat-serat sumbu. Aliran kerosin tergantung
pada viskositas yaitu jika minyak cair kental dan
lampu mempunyai tinggi-naik yang besar maka api akan tetap rendah dan
sumbu menjadi arang (hangus) karena kekurangan minyak.
* Kadar belerang
Sama seperti kadar belerang pada bensin.
2. Bahan bakar untuk pemanasan untuk memasak
Macam-macam alat pembakar kerosin:
- Alat pembakar dengan sumbu gepeng: baunya tidak enak.
- Alat pembakar dengan sumbu bulat: mempunyai pengisian hawa yang
dipusatkan.
- Alat pembakar dengan pengabutan tekan: merek dagang primus
3. Bahan bakar motor
Motor-motor yang menggunakan kerosin sebagai bahan bakar adalah :
- Alat-alat pertanian (traktor).
- Kapal perikanan.
- Pesawat penerangan listrik kecil.
Motor ini selain memiliki sebuah karburator juga mempunyai alat penguap untuk
kerosin. Motor ini jalannya dimulai dengan bensin dan dilanjutkan dengan kerosin
kalau alat penguap sudah cukup panas. Motor ini akan berjalan dengan baik bila
kadar aromatik didalam bensin tinggi.
4. Bahan pelar untuk bitumen
Kerosin jenis white spirit sering digunakan sebagai pelarut untuk bitumen aspal.
5. Bahan pelarut untuk insektisida
Bubuk serangga dibuat dari bunga Chrysant (Pyerlhrum cinerarieotollum) yang
telah dikeringkan dan dihaluskan, sebagai bahan pelarut digunakan kerosin.
Untuk keperluan ini kerasin harus mempunyai bau yang enak atau biasanya obat
semprot itu mengandung bahan pengharum.
d. Minyak Gas
Minyak gas pada awalnya banyak digunakan sebagai penerangan dalam gerbong
kereta api, tetapi sekarang sebagian telah diganti oleh listrik karena lebih mudah
dipakai dan sedikit bahaya kebakaran jika ada kecelakaan kereta api.
Minyak gas juga digunakan sebagai :
- Bahan bakar untuk motor diesel.
- Pesawat-pesawat pemanasan pusat otomatis dengan nama minyak bakar untuk
keperluan rumah tangga, biasanya adalah minyak gas tanpa bagian-bagian
residual. Seperti pada bensin untuk menaikkan bilangan oktan pada minyak gas
maka perlu ditambahkan :
- Persenyawaan yang mengandung banyak sekali zat asam, misalnya amilnitrit
dan etilnitrit. Untuk memperoleh hasil yang nyata maka persentasenya harus besar
yaitu kira-kira 5% sehingga pemakaian senyawa ini menjadi mahal.
- Persenyawaan yang penggunaannya lebih sedikit peroksida (peroxyden) dan
berbagai persenyawaan organik, dipakai 0,5% untuk menaikkan 10 atau 15 titik
bilangan oktan.
e. Minyak Bakar
Walaupun setiap minyak yang dibakar dapat dinamakan minyak bakar tetapi nama
ini biasanya hanya digunakan untuk bahan bakar residual dan untuk bahan bakar
sulingan. Bahan bakar residua! biasanya diperoleh dengan cara mengentalkan
minyak bumi atau merengkah minyak gas dan residu minyak tanah.
Bahan bakar digunakan sebagai :
- Motor diesel tipe besar.
- Minyak yang dinyalakan dengan pembakar dalam tungku masak yang digunakan
untuk :
- Memproduksi uap
- Pengerjaan panas dari logam
- Mencairkan hasil perindustrian
- Membakar batu, emaile, dan sebagainya.
Sifat-sifat yang harus ada pada minyak bakar adalah :
* Memiliki batas viskositas tertentu . Viskositas minyak bakar terletak antara
viskositas minyak gas yaitu kira-kira 4 cs
= 1,30E pada 50°C dan kira-kira 550/650 cs = 75/850E pada 50°C. Minyak bakar
yang lebih encer diperlukan untuk pesawat bakar yang lebih kecil, misalnya untuk
alat pemanasan sentral otomatis dalam rumah.
* Banyaknya panas yang diberikan
Kalor pembakaran minyak bakar batasnya kira-kira 10.000 dan 10.550 cal/g.
* Kadar belerang
Lebih penting pada minyak diesel daripada minyak bakar karena pada minyak
disesi belerang dapat menyebabkan kerusakan silinder dan kerosi dari sistem
buang.
* Titik beku
- Mempunyai titik beku maksimal tertentu.
- Biasanya titik beku tergantung pada perlakuan terlebih dahulu yang dikerjakan
terhadap bahan. Misalnya minyak bakar sebagian terdiri dari residu cracking yang
sesudah dipanaskan hingga 1000C memiliki titik didih –210C, tetapi sesudah
dibiarkan untuk waktu yang lama titik beku menjadi 1500C.
F. Pengolahan Minyak Bumi
Minyak bumi biasanya berada 3-4 km di bawah permukaan. Minyak bumi
diperoleh denganmembuat sumur bor. Di Indonesia penambangan minyak
terdapat di berbagai tempat,misalnya Aceh, Sumatera Utara , Kalimantan , dan
Irian Jaya.Minyak mentah (crude oil )berbentuk cairan kental hitam dan berbau
kurang sedap. Minyak mentah belum dapatdigunakan sebagai bahan bakar
maupun untuk keperluan lainnya, tetapi harus diolah terlebih dahulu.
Minyak mentah (cruide oil ) mengandung sekitar 500 jenis hidrokarbon dengan
jumlah atomC-1 hinggga 50, karena titik didih karbon telah meningkat seiring
bertambahnya jumlah atomC dalam molekulnya.Oleh karena itu pengolahan
(pemurnian =refining ) minyak bumi dilakukan melalui distilasi bertingkat,
dimana minyak mentah dipisahkan ke dalamkelompok-kelompok (fraksi) dengan
titik didih yang mirip.Mula-mula minyak mentah padasuhu sekitar 400°C,
kemudian dialirkan ke dalam menara fraksionasi.
Komponen yang titik didihnya tinggi akan tetap berupa cairan dan turun ke
bawah,sedangkanyang titik didihnya lebih rendah akan menguap dan naik ke
bagian atasmelalui sungkup-sungkup yang disebut sungkup gelembung. Makin ke
atas, suhu dalam menara fraksionasi itusemakin rendah. Sehingga setiap kali
komponen dengan titik didih lebih tinggi akan mengembun dan terpisah,
sedangkan komponen yang titik didihnya lebih rendah naik ke atas. hidrokarbon
rantai panjang dimana memiliki jumlah atom karbon lebih banyak maka titik
didihnya lebih tinggi.
Minyak Bumi dan gas alam terbentuk dari hasil pelapukan sisa-sisa
tumbuhan dan hewan yang tertimbun dalam kerak bumi selama jutaan tahun.
Akibat pengaruh suhu dan tekanan tinggi selama jutaan tahun, sisa tumbuhan dan
hewan tersebut berubah menjadi minyak bumi. Minyak bumi yang terjadi
merembes ke atas dan terkumpul dalam batuan reservoir, yaitu batuan berpori
yang dapat ditembus oleh minyak bumi. Jika penumpukan minyak ini banyak
jumlahnya dan menguntungkan, maka akan dilakukan pengeboran.
Suatu contoh anjungan pengeboran minyak lepas di pantai . minyak mentah
yang diperoleh ditampung dalam kapal tanker atau dialirkan melalui pipa ke
stasiun tanki atau ke kilang minyak. Di indonesia penambangan minyak terdapat
di berbagai tempat, seperti misalnya Aceh, Sumatra Utara, Pulau Jawa, Riau,
Kalimantan dan Irian Jaya.
Minyak mentah (crude oil) berbentuk cairan kental hitam dan berbau.
Pengolahan minyak bumi dimulai dengan memnasakan minyak mentah pada suhu
sekitar 4000C, kemudian dialirkan ke dalam menara fraksionasi di mana akan
terjadi pemisahan berdasarkan perbedaan titih didih. Komponen yang titik
didihnya lenih tinggi akan tetap berupa cairan dan turun ke bawah, sedangkan
yang titik didihnya lebih rendah akan menguap dan naik ke bagian tas, suhu
semaki rendah , sehingga setiap kali komponen dengan titik didihnya lebih rendah
akan terus naik ke bagian yang lebih atas lagi. Demikian selanjutnya, sehingga
berupa gas. Komponen yang mencapai puncak menara adalah komponen pada
suhu kamar berupa gas. Komponen yang berupa gas itu disebut gas petroleum.
Melalui kompresi dan pendinginan, gas petroleum dicairkan sehingga diperoleh
LPG (liquified Petroleum Gas).
G. Pemrosesan Minyak Bumi
Pada pemrosesan minyak bumi melibatkan 2 proses utama, yaitu :
1. Proses pemisahan (separation processes)
2. Proses konversi (convertion processes)
Proses pengilangan (refines) pertama-tama adalah mengubah komponen minyak
menjadi fraksi-fraksi yang laku dijual berupa beberapa tipe dari destilasi.
Beberapa perlakuan kimia dan pemanasan dilakukan untuk memperbaiki kualitas
dari produk minyak mentah yang diperoleh. Misalnya pada tahun 1912
permintaan gasolin melebihi supply dan untuk memenuhi permintaan tersebut
maka digunakan proses "pemanasan" dan "tekanan" yang tinggi untuk mengubah
fraksi yang tidak diharapkan. Molekul besar menjadi yang lebih kecil dalam range
titik didih gasolin, proses ini disebut cracking.
a. Proses Pemisahan (Separation Processes)
Unit operasi yang digunakan dalam penyulingan minyak biasanya sederhana
tetapi yang kompleks adalah interkoneksi dan interaksinya.
Proses pemisahan tersebut adalah :
1. Destilasi
Bensin, kerasin dan minyak gas biasanya disuling pada tekanan atmosfer, fraksi-
fraksi minyak pelumas akan mencapai suhu yang lebih tinggi dimana zat-zat
hidrokarbon mulai terurai (biasanya kira-kira antara suhu 375 -400°C) karena itu
lebih baik jika minyak pelumas disuling dengan tekanan yang diturunkan.
Pengurangan tekanan diperoleh dengan menggunakan sebuah pompa vakum
(vacum pump).
2. Absorpsi
Umumnya digunakan untuk memisahkan zat yang bertitik didih tinggi dengan
gas. Minyak gas digunakan untuk menyerap gasolin alami dari gas-gas basah.
Gas- gas dikeluarkan dari tank penyimpanan gas sebagai hasil dari pemanasan
matahari yang kemudian diserap ulang oleh tanaman. Steam stripping pada
umumnya digunakan untuk mengabsorpsi hidrokarbon fraksi ringan dan
memperbaiki kapasitas absorpsi minyak gas.
Proses ini dilakukan terutama dalam hal-hal sebagai berikut:
Untuk mendapatkan fraksi-fraksi gasolin alami yang dapat dicampurkan pada
bensin. Untuk pemisahan gas-gas rekahan dalam suatu fraksi yang sangat ringan
(misalnya fraksi yang terdiri dari zat hidrogen, metana, etana) dan fraksi yang
lebih berat yaitu yang mempunyai komponen-komponen yang lebih tinggi. Untuk
menghasilkan bensin-bensin yang dapat dipakai dari berbagai gas ampas dari
suatu instalasi penghalus.
3. Adsorpsi
Proses adsorpsi digunakan untuk memperoleh material berat dari gas.
Pemakaian terpenting proses adsorpsi pada perindustrian minyak adalah :
- Untuk mendapatkan bagian-bagian berisi bensin (natural gasoline) dari gas-gas
bumi, dalam hal ini digunakan arang aktif.
- Untuk menghilangkan bagian-bagian yang memberikan warna dan hal-hal lain
yang tidak dikehendaki dari minyak, digunakan tanah liat untuk menghilangkan
warna dan bauxiet (biji oksida-aluminium).
4. Filtrasi
Digunakan untuk memindahkan endapan lilin dari lilin yang mengandung destilat.
Filtrasi dengan tanah liat digunakan untuk decolorisasi fraksi.
5. Kristalisasi
Sebelum di filtrasi lilin harus dikristalisasi untuk menyesuaikan ukuran kristal
dengan cooling dan stirring. Lilin yang tidak diinginkan dipindahkan dan menjadi
lilin mikrokristalin yang diperdagangkan.
6. Ekstraksi
Pengerjaan ini didasarkan pada pembagian dari suatu bahan tertentu dalam dua
bagian yang mempunyai sifat dapat larut yang berbeda.
b. Proses Konversi (conversion processes)
Hampir 70% dari minyak mentah di proses secara konversi di USA,
mekanisme yang terjadi berupa pembentukan "ion karbonium" dan "radikal
bebas".
Dibawah ini ada beberapa contoh reaksi konversi dasar yang penting:
1. Cracking atau Pyrolisis
Cracking atau pyirolisis merupakan proses pemecahan molekul-molekul
hidrokarbon besar menjadi molekul-molekul yang lebih kecil dengan adanya
pemanasan atau katalis. Dengan adanya pemanasan yang cukup dan katalis maka
hidrokarbon parafin akan pecah menjadi dua atau lebih fragmen dan salah satunya
berupa olefin. Semua reaksi cracking adalah endotermik dan melibatkan energi
yang tinggi. Proses cracking meliputi:
* Proses cracking thermis murni
Proses ini merupakan proses pemecahan molekul-molekul besar dari zat
hidrokarbon yang dilakukan pada suhu tinggi yang bekerja pada bahan awal
selama waktu tertentu.
Pada pelaksanaannya tidak mungkin mengatur produk yang dihasilkan pada suatu
proses crackingi, biasanya selain menghasilkan bensin (gasoline) juga
mengandung molekul-molekul yang lebih kecil (gas) dan molekul-molekul yang
lebih besar (memiliki titik didih yang lebih tinggi dari bensin).
Proses cracking dilakukan untuk menghasilkan fraksi-fraksi bensin yang berat
yaitu yang mempunyai bilangan oktan yang buruk karena umunya bilangan oktan
itu meningkat jika titik didihnya turun. Maka pada cracking bensin berat akan
diperoleh suatu perbaikan dalam kualitas bahan pembakarnya yang disebabkan
oleh 2 hal,yaitu:
- Penurunan titik didih rata-rata
- Terbentuknya alken
Oleh karena itu bilangan oktan dapat meningkat dengan sangat tinggi, misalnya
dari 45-50 hingga 75-80.
* Proses cracking thermis dengan katalisator
Dengan adanya katalisator maka reaksi cracking dapat terjadi pada suhu yang
lebih rendah. Keuntungan dari proses thermis-katalisator adalah:
- Perbandingan antara bensin terhadap gas adalah sangat baik karena disebabkan
oleh pendeknya waktu cracking pada suhu yang lebih rendah.
- Bensin yang dihasilkan menunjukkan angka oktan yang lebih baik.
Dengan adanya katalisator dapat terjadi proses isomerisasi, dimana alkena- alkena
dengan rantai luru dirubah menjadi hidrokarbon bercabang, selanjutnya terjadi
aromatik-aromatik dalam fraksi bensin yang lebih tinggi yang juga dapat
mempengaruhi bilangan oktan.
* Proses cracking dengan chlorida-aluminium (AlCl3) yang bebas air
Bila minyak dengan kadar aromatik rendah dipanaskan dengan AlCl3 bebas air
pada suhu 180-2000C maka akan terbentuk bensin dalam keadaan dan waktu
tertentu. Bahan yang tidak mengandung aromatik (misalnya parafin murni)
dengan 2 atau 5% AlCl3 dapat merubah sebagian besar (90%) dari bahan itu
menjadi bensin, bagian lain akan ditingga/ sebagai arang dalam ketel. Anehnya
pada proses ini bensin yang dihasilkan tidak mengandung alkena-alkena tetapi
masih memiliki bilangan oktan yang lumayan, hal ini mungkin disebabkan kerena
sebagian besar alkena bercabang. Kerugian dari proses ini adalah :
- Mahal karena AlCl3 yang dipakai akan menyublim dan mengurai.
- Bahan-bahan yang dapat dikerjakan terbatas.
- Pada saat reaksi berlangsung, banyak sekali gas asam garam maka harus
memakai alat-alat yang tahan korosi.
2. Polimerisasi
Terbentuknya polimer antara ikatan molekul yang sama yaitu ikatan bersama dari
light gasoline. Proses polimerisasi merubah produk samping gas hirokarbon yang
dihasilkan pada cracking menjadi hidrokarbok liquid yang bisa digunakan
sebagai:
- Bahan bakar motor dan penerbangan yang memiliki bilangan oktan yang tinggi.
- Bahan baku petrokimia.
Bahan dasar utama dalam proses polimerisasi adalah olefin (hidrokarbon tidak
jenuh) yang diperoleh dari cracking still. Contohnya: Propilen, n-butilen,
isobutilen.
3. Alkilasi
Proses alkilasi merupakan proses penggabungan olefin dari aromat atau
hidrokarbon parafin. Proses alkilasi adalah eksotermik dan pada dasarnya sama
dengan polimerisasi, hanya berbeda pada bagian-bagian dari charging stock need
beunsaturated. Sebagai hasilnya adalah produk alkilat yang tidak mengandung
olefin dan memiliki bilangan oktan yang tinggi. Metode ini didasarkan pada
reaktifitas dari karbon tersier dari isobutan dengan olefin, seperti propilen, butilen
dan amilen.
4. Hidrogenasi
Proses ini adalah penambahan hidrogen pada olefin. Katalis hidrogen adalah
logam yang dipilih tergantung pada senyawa yang akan di reduksi dan pada
kondisi hidrogenasi, misalnya Pt, Pd, Ni, dan Cu. Disamping untuk menjenuhkan
ikatan ganda, hidrogenasi dapat digunakan untuk mengeliminasi elemen-elemen
lain dari molekul, elemen ini termasuk oksigen, nitrogen, halogen dan sulfur.
5. Hydrocracking
Proses hydrocracking
cracking.
6. Isomerisasi
Proses isomerisasi merubah struktur dari atom dalam molekul tanpa adanya
perubahan nomor atom. Proses ini menjadi penting karena dapat menghasilkan
iso-butana yang dibutuhkan untuk membuat alkilat sebagai dasar gasoline
penerbangan.
7. Reforming atau Aromatisasi
Reforming merupakan proses konversi dari naptha untuk memperoleh produk
yang memiliki bilangan oktan yang tinggi, dalam proses ini biasanya
menggunakan katalis rhenium, platinum dan chromium.
H. Produk Pengolahan Minyak Bumi Dan Manfaatnya
Keberadaan minyak bumi dan berbagai macam produk olahannya memiliki
manfaat yang sangat penting dalam kehidupan kita sehari-hari, sebagai contoh
penggunaan minyak tanah, gas, dan bensin. Tanpa ketiga produk hasil olahan
minyak bumi tersebut mungkin kegiatan pendidikan, perekonomian, pertanian,
dan aspek-aspek lainnya tidak akan dapat berjalan lancar. Dibawah ini adalah
beberapa produk hasil olahan minyak bumi beserta pemanfaatannya:
1. Bahan bakar gas
Bahan bakar gas terdiri dari :
LNG (Liquified Natural Gas) dan LPG (Liquified Petroleum Gas)
Bahan baker gas biasa digunakan untuk keperluan rumah tangga dan indusri.
i. Elpiji, LPG (liquified petroleum gas,harfiah: "gas minyak bumi yang
dicairkan"), adalah campuran dari berbagai unsur hidrokarbon yang berasal
darigas alam. Dengan menambah tekanan dan menurunkan suhunya, gas berubah
menjadi cair. Komponennya didominasi propana dan butana . Elpiji juga
mengandung hidrokarbon ringan lain dalam jumlah kecil, misalnya etana dan
pentana .
Dalam kondisi atmosfer, elpiji akan berbentuk gas. Volume elpiji dalam bentuk
cair lebih kecil dibandingkan dalam bentuk gas untuk berat yang sama. Karena itu
elpiji dipasarkan dalam bentuk cair dalam tabung-tabung logam bertekanan.
Untuk memungkinkan terjadinya ekspansi panas (thermal expansion) dari cairan
yang dikandungnya, tabung elpiji tidak diisi secara penuh, hanya sekitar 80-85%
dari kapasitasnya. Rasio antara volume gas bila menguap dengan gas dalam
keadaan cair bervariasi tergantung komposisi, tekanan dan temperatur, tetapi
biasaya sekitar 250:1.
Tekanan di mana elpiji berbentuk cair, dinamakan tekanan uap-nya, juga
bervariasi tergantung komposisi dan temperatur; sebagai contoh, dibutuhkan
tekanan sekitar 220 kPa (2.2 bar) bagi butana murni pada 20 °C (68 °F) agar
mencair, dan sekitar 2.2 MPa (22 bar) bagi propana murni pada 55°C (131 °F).
Menurut spesifikasinya, elpiji dibagi menjadi tiga jenis yaitu elpiji campuran,
elpiji propana dan elpiji butana. Spesifikasi masing-masing elpiji tercantum dalam
keputusan Direktur Jendral Minyak dan Gas Bumi Nomor: 25K/36/DDJM/1990.
Elpiji yang dipasarkan Pertamina adalah elpiji campuran.
a. Sifat elpiji.
Sifat elpiji terutama adalah sebagai berikut:
· Cairan dan gasnya sangat mudah terbakar
· Gas tidak beracun, tidak berwarna dan biasanya berbau menyengat
· Gas dikirimkan sebagai cairan yang bertekanan di dalam tangki atau
silinder.
· Cairan dapat menguap jika dilepas dan menyebar dengan cepat.
· Gas ini lebih berat dibanding udara sehingga akan banyak
menempati daerah yang rendah.
b. Penggunaan elpiji.
Penggunaan Elpiji di Indonesia terutama adalah sebagai bahan bakar alat dapur
(terutama kompor gas). Selain sebagai bahan bakar alat dapur, Elpiji juga cukup
banyak digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor (walaupun mesin
kendaraannya harus dimodifikasi terlebih dahulu).
c. Bahaya elpiji.
Salah satu resiko penggunaan elpiji adalah terjadinya kebocoran pada tabung atau
instalasi gas sehingga bila terkena api dapat menyebabkan kebakaran. Pada
awalnya, gas elpiji tidak berbau, tapi bila demikian akan sulit dideteksi apabila
terjadi kebocoran pada tabung gas. Menyadari itu Pertamina menambahkan gas
mercaptan, yang baunya khas dan menusuk hidung. Langkah itu sangat berguna
untuk mendeteksi bila terjadi kebocoran tabung gas. Tekanan elpiji cukup besar
(tekanan uap sekitar 120 psig), sehingga kebocoran elpiji akan membentuk gas
secara cepat dan merubah volumenya menjadi lebih besar.
2. Naptha atau Petroleum eter, biasa digunakan sebagai pelarut dalam industri.
3. Gasolin (bensin), biasa digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor.
4. Kerosin (minyak tanah), biasa digunakan sebagai bahan bakar untuk keperluan
rumah tangga. Selain itu kerosin juga digunakan sebagai bahan baku pembuatan
bensin melalui proses cracking.
Minyak tanah (bahasa Inggris: kerosene atau paraffin) adalah cairan hidrokarbon
yang tak berwarna dan mudah terbakar. Dia diperoleh dengan cara distilasi
fraksional dari petroleum pada 150°C and 275°C (rantai karbon dari C12 sampai
C15). Pada suatu waktu dia banyak digunakan dalam lampu minyak tanah tetapi
sekarang utamanya digunakan sebagai bahan bakar mesin jet (lebih teknikal
Avtur, Jet-A, Jet-B, JP-4 atau JP-8). Sebuah bentuk dari kerosene dikenal sebagai
RP-1dibakar dengan oksigen cair sebagai bahan bakar roket. Nama kerosene
diturunkan dari bahasa Yunani keros (κερωσ, wax ). Biasanya, kerosene didistilasi
langsung dari minyak mentah membutuhkan perawatan khusus, dalam sebuah unit
Merox atau, hidrotreater untuk mengurangi kadar belerangnya dan pengaratannya.
Kerosene dapat juga diproduksi oleh hidrocracker, yang digunakan untuk
mengupgrade bagian dari minyak mentah yang akan bagus untuk bahan bakar
minyak. Penggunaanya sebagai bahan bakar untuk memasak terbatas di negara
berkembang, di mana dia kurang disuling dan mengandung ketidakmurnian dan
bahkan "debris".
Bahan bakar mesin jet adalah kerosene yang mencapai spesifikasi yang diperketat,
terutama titik asap dan titik beku.
Kegunaan lain. Kerosene biasa di gunakan untuk membasmi serangga seperti
semut dan mengusir kecoa. Kadang di gunakan juga sebagai campuran dalam
cairan pembasmi serangga seperti pada merk/ brand baygone.
5. Minyak solar atau minyak diesel, biasa digunakan sebagai bahan bakar untuk
mesin diesel pada kendaraan bermotor seperti bus, truk, kereta api dan traktor.
Selain itu, minyak solar juga digunakan sebagai bahan baku pembuatan bensin
melalui proses cracking.
6. Minyak pelumas, biasa digunakan untuk lubrikasi mesin-mesin.
I. Dampak Penggunaan Minyak Bumi
Secara umum, kegiatan eksploitasi dan pemakaian sumber energi dari alam untuk
memenuhi kebutuhan manusia akan selalu menimbulkan dampak negatif terhadap
lingkungan (misalnya udara dan iklim, air dan tanah). Berikut ini disajikan
beberapa dampak negatif penggunaan energi fosil terhadap manusia dan
lingkungan:
A. Dampak Bagi Cuaca Dan Iklim.
Selain menghasilkan energi, pembakaran sumber energi fosil (misalnya: minyak
bumi, batu bara) juga melepaskan gas-gas, antara lain karbon dioksida (CO2),
nitrogen oksida (NOx),dan sulfur dioksida (SO2) yang menyebabkan pencemaran
udara (hujan asam, smog dan pemanasan global).
Emisi NOx (Nitrogen oksida) adalah pelepasan gas NOx ke udara. Di udara,
setengah dari konsentrasi NOx berasal dari kegiatan manusia (misalnya
pembakaran bahan bakar fosil untuk pembangkit listrik dan transportasi), dan
sisanya berasal dari proses alami (misalnya kegiatan mikroorganisme yang
mengurai zat organik). Di udara, sebagian NOx tersebut berubah menjadi asam
nitrat (HNO3) yang dapat menyebabkan terjadinya hujan asam.
Emisi SO2 (Sulfur dioksida) adalah pelepasan gas SO2 ke udara yang berasal dari
pembakaran bahan bakar fosil dan peleburan logam. Seperti kadar NOx di udara,
setengah dari konsentrasi SO2 juga berasal dari kegiatan manusia. Gas SO2 yang
teremisi ke udara dapat membentuk asam sulfat (H2SO4) yang menyebabkan
terjadinya hujan asam.
Emisi gas NOx dan SO2 ke udara dapat bereaksi dengan uap air di awan dan
membentuk asam nitrat (HNO3) dan asam sulfat (H2SO4) yang merupakan asam
kuat. Jika dari awan tersebut turun hujan, air hujan tersebut bersifat asam (pH-nya
lebih kecil dari 5,6 yang merupakan pH “hujan normal”), yang dikenal sebagai
“hujan asam”. Hujan asam menyebabkan tanah dan perairan (danau dan sungai)
menjadi asam. Untuk pertanian dan hutan, dengan asamnya tanah akan
mempengaruhi pertumbuhan tanaman produksi. Untuk perairan, hujan asam akan
menyebabkan terganggunya makhluk hidup di dalamnya. Selain itu hujan asam
secara langsung menyebabkan rusaknya bangunan (karat, lapuk). Proses
terjadinya hujan asam.
Smog merupakan pencemaran udara yang disebabkan oleh tingginya kadar gas
NOx, SO2, O3 di udara yang dilepaskan, antara lain oleh kendaraan bermotor, dan
kegiatan industri. Smog dapat menimbulkan batuk-batuk dan tentunya dapat
menghalangi jangkauan mata dalam memandang.
Emisi CO2 adalah pemancaran atau pelepasan gas karbon dioksida (CO2)
ke udara. Emisi CO2 tersebut menyebabkan kadar gas rumah kaca di atmosfer
meningkat, sehingga terjadi peningkatan efek rumah kaca dan pemanasan global.
CO2 tersebut menyerap sinar matahari (radiasi inframerah) yang dipantulkan oleh
bumi sehingga suhu atmosfer menjadi naik. Hal tersebut dapat mengakibatkan
perubahan iklim dan kenaikan permukaan air laut. Proses terjadinya efek rumah
kaca.
Emisi CH4 (metana) adalah pelepasan gas CH4 ke udara yang berasal, antara lain,
dari gas bumi yang tidak dibakar, karena unsur utama dari gas bumi adalah gas
metana. Metana merupakan salah satu gas rumah kaca yang menyebabkan
pemasanan global
B. Dampak Terhadap Perairan.
Eksploitasi minyak bumi, khususnya cara penampungan dan pengangkutan
minyak bumi yang tidak layak, misalnya: bocornya tangker minyak atau
kecelakaan lain akan mengakibatkan tumpahnya minyak (ke laut, sungai atau air
tanah) dapat menyebabkan pencemaran perairan. Pada dasarnya pencemaran
tersebut disebabkan oleh kesalahan manusia. Pencemaran air oleh minyak bumi
umumnya disebabkan oleh pembuangan minyak pelumas secara sembarangan. Di
laut sering terjadi pencemaran oleh minyak dari tangki yang bocor. Adanya
minyak pada permukaan air menghalangi kontak antara air dengan udara sehingga
kadar oksigen berkurang.
C. Dampak Terhadap Tanah.
Dampak penggunaan energi terhadap tanahdapat diketahui, misalnya dari
pertambahan batu bara. Msalah yang berkaitan dengan lapisan tanah muncul
terutama dalam pertambangan terbuka (Open Pit MiniJika terhirup dan masuk ke
tubuh, sebagian besar akan ditimbun dalam tulang. Ketika orang mengalami stres,
pebe diremobilisasi dari tulang dan masuk ke peredaran darah sehingga
menimbulkan risiko keracunan. Dalam jangka panjang, penimbunan pebe bisa
berbahaya.
J. Daerah Penambangan Minyak Bumi.
Sumber minyak bumi di Indonesia pertama kali ditemukan di langkat-sumatra
Uatara pada tahun 1883. Daerah penambangan dan pengilangan minyak bumi di
Idnonesia adalah sebagai berikut :
1. Sumatra bagian utara,
2. Lapangan gas alam Arun di Aceh. Lapanagan minyak bumi di lapangan
Julu Rayeu, Serang Jaya, Pangkalan Susu, Pulu Panjang, dan Telaga Said
DKG.
3. Sumatra bagian Tengah
4. Lapangan minyak Minas (sumur Minas merupakan lapangan minyak
terbesar di Asia tenggara), lapangan minyak Andan, Bekasap, Duri, dan
kota Batak.
5. Sumatra Bagian Selatan
6. Lapangan minyak Bajubang dan Tampino, Jambi. Lapanagan minyak
mangun Jaya, Babat Ukui, Suban Burung, Kluang dan Pendopo Talang
Akar, Palembang.
7. Jawa Barat
8. Lapangan minyak Jatibarang, Randengan, dan Arimbi
9. Jawa Timur
10. Lapangan minyak Cepu dan Kruka Surabaya.
11. Kalimantan Timur
12. Lapangan minyak Tanjung di Barito dan Lapangan minyak Tarakan di
Tarakan.
13. Daerah Laut China Selatan
14. Lapangan minyak di Naruna.
15. Daerah Papua
16. Lapangan minyak Klamono dan Klamunuk, Salawati. Lapangan minyak
Mogoi dan Waisan, Bintuni.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
-minyak bumi berada pada lapisan bawah permukaan laut.
-minyak bumi terbentuk dari fosil makhluk hidup yang telah mati.
-minyak bumi terbentuk dalam waktu jutaan tahun.
-minyak bumi sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia.
-minyak bumi juga bisa membahayakan kehidupan manusia jika dipergunakan
secara boros atau berlebihan.
B. SARAN
Jadi gunakanlah minyak bumi se-efisien mungkin, kurangi pemakaian alat
transportasi bermotor. Karena pemakaian minyak bumi yang berlebihan juga
dapat menyebabkan pembakaran yang berlebihan sehingga dapat menyebabkan
polusi. Karena selain dapat mengurangi polusi penghematan juga dapat
menyimpan minyak bumi untuk kehidupan di masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Fieser, Louis F and Mary Fieser. 1950. Organic Chemistry. Second
Edition. D.C.
Heatch and Company: Boston.
Mc Murry, Jhon. 1992. Organic Chemistry. Third Edition. Brooks
Publishing Company:
California.
Nawawi, Harun. 1955. Minyak Bum; dan Hasil Minyak Bumi, Penggalian,
Pengerjaan
dan Pemakaiannya. Penerbit Buku Teknik: Jakarta.
Wiseman, Peter. 1983. An Introduction to Industrial Organic Chemistry.
Second
Edition. Applied Science Publisher: London