makalah pelatihan
DESCRIPTION
Pekerjaan AspalTRANSCRIPT
MATERI
PEKERJAAN PERKERASAN ASPALSTUDI KASUS : PEKERJAAN PENINGKATAN
JALAN HRS BASE ( HOT ROLLED SHEET BASE)
NAMA – NAMA KELOMPOK :1. SAMSON RATU EDO (KETUA)2. NORCE M.M BENU (SEKRETARIS)3. OSIM Y.M. NENOTEK (ANGGOTA)4. OKTOVIANUS BANI (ANGGOTA)5. LIDIA Y. TIMO (ANGGOTA)6. NIKODEMUS NENABU (ANGGOTA)
BAB ILATAR BELAKANG
I. Pengertian Aspal adalah sisa penyulingan minyak bumi yang diproses sedemikian sehingga
memenuhi persyaratan yang dituntut sebagai material jalan raya.
HRS (Hot Rolled Sheet) adalah campuran agregat halus dengan agregat kasar, dan
bahan pengisi ( Filler ) dengan bahan pengikat aspal dalam kondisi suhu panas tinggi.
Dengan komposisi yang diteliti dan diatur oleh spesifikasi teknis
Sedangkan yang dimaksud dengan pekerjaan perkerasan aspal meliputi pembuatan
hotmix dilokasi AMP (Aspalt Mixing Plant) , transport, penghamparan dan pemadatan
dilokasi.
Bahan Hotmix terdiri dari aspal dan agregat, aspal harus memenuhi spec yang
disyaratkan sedangkan agregat terutama menyangkut gradasinya.
Pelaksanaan pekerjaan didahului dengan pembuatan jobmix formula , dimana
ditetapkan presentasi aspal yang akan dipakai, jumlah dan gradasi agregat yang akan
dipakai dan standar stabilitas yang akan dicapai.
II. Pekerjaan Perkerasan Aspal
1. Penyiapan Permukaan Aspal Yang Akan Disemprot
Pekerjaan Perkerasan aspal terdiri dari : pekerjaan Lapis Resap Pengikat (Prime coat),
Lapis Perekat (Tackcoat)dan HRS (Hot Rolled Sheet).
Sebelum melaksanakan pekerjaan lapis resap pengikat dan lapis perekat pada
permukaan jalan atau bahu jalan yang ada maka semua kerusakan harus diperbaiki .
penyemprotan aspal baru bisa dimulai jika permukaan sudah terlebih dahulu
dibersihkan dengan menggunakan sikat mekanis atau kompresor atau kombinasi
keduanya. Bilamana Perlatan ini belum dapat memberikaan permukaan yang benar-
benar bersih maka penyapuan tambahan harus dikerjakan manual dengan sikat yang
kaku.
2. Takaran dan Temperatur Pemakaian Bahan Aspal
- Untuk Lapis Resap pengikat : 0.4 s/d1.3 liter per meter persegi untuk lapis pondasi
agregat kelas A dan 0.2 s/d 1.0 liter per meter persegi untuk lapis pondasi semen
tanah
- Sedangkan untuk lapis perekat : sesuai dengan jenis permukaan yang akan
menerima pelaburan dan jenis bahan aspal yang akan dipakai
- Suhu penyemprotan harus sesuai dengan spesifikasi, kecuali diperintahkan lain oleh
direksi pekerjaan.
3. Pelaksanaan Penyemprotan
- Batas permukaan yang akan disemprot harus diukur dan ditandai.
- Agar bahan aspal dapat merata pada setiap titik maka bahan aspal jarus
disemprotkan dengan batang penyemprot dengan kadar aspal yang diperintahkan,
kecuali jika penyemprotan dengan distributor tidak lagi praktis untuk lokasi yang
sempit
- Lokasi awal dan akhir penyemprotan harus dilindungi dengan bahan kedap air
- Sisa aspal dalam tangki distributor harus dijaga tidak boleh kurang dari 10% dari
kapasitas tangki
- Jumlah Pemakian bahan aspal pada setiap kali lintasan penyemprotan harus segera
diukur dari volume sisa dalam tengki dengan meteran tongkat celup
4. Lapisan HRS
- Lapisan HRS merupakan lapisan aus yang berfungsi untuk menghindari kerusakan
pondasi jalan akibat resapan air
- Lapisan HRS dihampar setelah laipsan permukaan dipadatkan
- Suhu aspal saat pemadatan harus sesuai dengan spesifikasi
- Campuran aspal tidak boleh diproduksi bilamana tidak cukup tersedia peralatan
pengangkutan, penghampar, atau pekrja yang dapat menjamin kemajuan pekerjaan
dengan tingkat kecepatan minimum 60%
- Bilamana permukaan yang akan dilapisi termasuk peralatan setempat dalam kondisi
rusak, menunjukan ketidakstabilan atau permukaan aspal lama telah berubah
bentuk secara berlebihan atau tidak melekat dengan baik dengan lapisan
dibawahnya harus dibongkar atau dengan cara perataan kembali.
- Sebelum penghamparan, permukaan yang akan dihampar harus dibersihkan dari
bahan yang lepas dan yang tidak dikehendaki
- Peralatan yang digunakan adalah :
1. Aspalt Mixing Plant (AMP) jarak kelokasi pekerjaan 45 km ditempuh dengan
waktu ± 1 jam 45 Menit
2. Aspalt Finisher 1 buah kapasitas muatan 7-9 T kondisi baik
3. Dump Truck buah kapasitas T kondisi baik
4. Tandem Roller 1 buah kapasitas 8 -10 T kondisi baik
5. Pneumatic tire reoller 1 buah kapasitas 12 – 14 T kondisi baik
BAB III
PERMASALAHAN / KENDALA UMUM DILAPANGAN
Permasalahan/ kendala umum yang ditemui dilapangan :
1. Untuk lapis resap pengikat (Prime coat)diatas pondasi agregat A,
masih ada ±20% prime coat yang tidak merata
2. Tidak ada alat ukur suhu aspal cair dilokasi
3. Campuran lapis resap pengikat yang dicampurkan didalam
tangki/sprayer ditemui dilapangan dilakukan secara manual yaitu
dengan mencampur 3 drum aspal cair @150liter dengan minyak
tanah /kerosin 2 drum @200 liter dan jika dihitung maka tidak
sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan
4. Terjadi penurunan suhu pada material HRS diakibatkan karena
belum dilakukan pembersihan permukaan jalan existing dan
belum dilakukan penyemprotan lapis resap pengikat padahal
material HRS sudah berada dilokasi ±10 menit.
BAB IV
PEMBAHASAN/UPAYA PENYELESAIAN
1. Untuk lapis resap pengikat (Prime coat)diatas pondasi agregat A yang tidak
merata akan mengakibatkan tidak mengikatnya material agregat A dan
mudah lepas atau terbongkar namun perlu juga diketahui bahwa Agregat A
yang akan disemprotkan terlebih dahulu harus dikeringkan agar mudah
terikat dengan lapis resap pengikat yang disemprotkan.
2. Alat ukur suhu aspal cair harus disiapkan dilokasi agar sewaktu-waktu dapat
digunakan untuk mengukur suhu aspal cair yang digunakan karena suhu
aspal cair sangat penting untuk proses pengikatan dengan material Agregat
3. Campuran lapis resap pegikat yang disyaratkan minyak tanah 44% dan aspal
56% jika tidak sesuai dengan ketentuan yang disyaratkan maka pengawas
dan direksi teknis berhak menolak pekerjaan tersebut
4. Terjadi penurunan suhu pada material HRS diakibatkan karena persiapan
dilapangan yang belum maksimal, sehingga perlu adanya pengawasan yang
lebih dari pengawas dan direksi teknis jadi jika persiapan dilapangan belum
dilakukan seperti pembersihan permukaan jalan existing dan
penyemprotan lapis resap pengikat (prime coat) maka pengiriman material
HRS dari AMP jangan dilakukan terlebih dahulu.
5. Pekerjaan yang tidak sesuai dengan peraturan yang disyaratkan
maka harus ditolak.
BAB VKESIMPULAN DAN SARAN
I. KESIMPULAN
1. Pekerjaan perkerasan aspal terdiri dari pekerjaan Lapis Resap
Pengikat (Prime coat), Lapis Perekat (Tackcoat)dan HRS (Hot
Rolled Sheet).
2. Penyemprotan lapis resap pengikat yang dilakukan harus
merata dan sebelum dilakukan penyemrotan harus dibersihkan
terlebih dahulu agar tidak terjadi penggemukan (bleeding)
pada permukaan jalan
3. Pengawasan yang kurang baik dapat mengakibatkan pekerjaan
yang tidak berkualitas/ tidak sesuai dengan aturan yang
disyaratkan.
II. SARAN
1. Perlu dilakukan pengawasan yang baik
2. Perhatikan persiapan lapangan terlebih dahulu sebelum
melakukan pengiriman material HRS
3. Segeralah buat teguran dan penolakan dari pengawas jika
pekerjaan tidak dilaksanakan dengan baik.
4. Perhatikan aturan dan spesifikasi teknis pekerjaan dengan baik