makalah p3f

12
A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Di awal abad ke-20 ini mengajar masih diartikan sebagai sebuah proses pemberian bimbingan dan memajukan kemampuan pembelajar siswa yang semuanya dilakukan dengan berpusat pada siswa. Mengajar harus bertitik tolak dari kondisi siswa untuk diberi berbagai pengalaman baru, serta pemberian bimbingan untuk memperoleh berbagai pengalaman baru guna mencapai berbagai kemajuan. Pandangan paedagogis dari ilmuwan pendidikan di awal abad ke-20 sudah berkembang menuju model pendidikan yang berpusat pada siswa, hanya keterlibatan dan peran guru dalam proses pembelajaran masih sangat besar. Pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri dari berbagai komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Komponen tersebut meliputi: tujuan/kompetensi, materi, metode, dan evaluasi. Keempat komponen tersebut harus diperhatikan oleh guru dalam memilih atau menentukan pendekatan dan model pembelajaran. 1

Upload: rinisiieerzhhduaasembilan

Post on 11-Jul-2016

217 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

makalah rini widiyati

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah P3F

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Di awal abad ke-20 ini mengajar masih diartikan sebagai sebuah proses

pemberian bimbingan dan memajukan kemampuan pembelajar siswa yang

semuanya dilakukan dengan berpusat pada siswa. Mengajar harus bertitik tolak dari

kondisi siswa untuk diberi berbagai pengalaman baru, serta pemberian bimbingan

untuk memperoleh berbagai pengalaman baru guna mencapai berbagai kemajuan.

Pandangan paedagogis dari ilmuwan pendidikan di awal abad ke-20 sudah

berkembang menuju model pendidikan yang berpusat pada siswa, hanya keterlibatan

dan peran guru dalam proses pembelajaran masih sangat besar.

Pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri dari berbagai komponen

yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Komponen tersebut meliputi:

tujuan/kompetensi, materi, metode, dan evaluasi. Keempat komponen tersebut harus

diperhatikan oleh guru dalam memilih atau menentukan pendekatan dan model

pembelajaran.

Model pembelajaran menurut DeCecco & Crawford (Ebel & Frisbie, 1986:

17), terdiri dari lima komponen pokok, yaitu: (1) tujuan pembelajaran, (2) prilaku

awal, (3) proses belajar mengajar, (4) evaluasi hasil belajar, dan (5) umpan balik.

Berdasarkan dari lima komponen tersebut, evaluasi hasil belajar dan umpan balik

sangat menentukan perbaikan tiga komponen pertama, termasuk perbaikan proses

pembelajaran. Oleh sebab itu di samping perbaikan, evaluasi juga memberi

informasi tentang sejauh mana siswa telah menguasai kompetensi yang ingin dicapai

sebagai hasil dari pembelajaran yang dilakukan.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk membahas tentang

model pengembangan instruksional DeCecco.

1

Page 2: Makalah P3F

2. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan dalam makalah ini yaitu:

a. Dapat memahami pengertian pengembangan model DeCecco.

b. Dapat menjelaskan langkah-langkah dalam pengembangan model DeCecco.

c. Dapat memahami penerapan pengembangan model DeCecco.

2

Page 3: Makalah P3F

B. KAJIAN TEORI

1. Uraian Tentang Model DeCecco

Pembelajaran pada hakekatnya merupakan suatu proses interaksi antara guru

dengan siswa, baik interaksi secara langsung seperti kegiatan tatap muka maupun

secara tidak langsung yaitu dengan menggunakan berbagai media pembelajaran.

Didasari oleh adanya perbedaan interaksi tersebut, maka kegiatan pembelajaran

dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai pola pembelajaran (Rusman dalam

Kurikulum Pembelajaran: 4).

Model yang disajikan DeCecco (1971) yang didasarkan atas model yang

dikembangkan oleh Galser dengan sedikit modifikasi sebenarnya bukan merupakan

model pengembangan instruksional tetapi lebih merupakan suatu model mengajar.

Model DeCecco terdiri dari empat komponen atau bagian, dimulai dengan

pernyataan tujuan instruksional yang harus dicapai siswa setelah memperoleh

pengajaran. Tujuan instruksional tersebut dinyatakan dalam bentuk seperti yang

dianjurkan oleh Mager, yaitu dalam bentuk tingkah laku yang dapat dilihat dan

diukur (Soekamto, 1993: 35).

2. Keunggulan dan Kelemahan

Keuntungan yang diperoleh dengan mempelajari model ini ialah bahwa model

tersebut sangat sederhana dan mudah untuk dipahami sehingga dapat merupakan

batu loncatan untuk mempelajari model-model yang lebih khusus dan canggih.

bagi guru-guru yang belum berpengalaman atau calon guru/perancang dan

pengembang instruksional, model ini mudah dimengerti dan merupakan landasan

yang baik untuk dapat memahami beberapa konsep dasar pengembangan

instruksional. Namun demikian model ini tidak memberikan penjelasan tentang

3

Page 4: Makalah P3F

alasan mengapa suatu program instruksioanl diberikan, atau alternatif apa sajakah

yang dapat dipakai untuk mengajarkan tujuan belajar yang telah ditentukan. Di

samping itu cara penilaian yang diajukan untuk mengukur keberhasilan siswa

masih terlalu sederhana (Soekamto, 1993: 35-36).

4

Page 5: Makalah P3F

C. PEMBAHASAN

1. Pengertian Model DeCecco

Model DeCecco sebenarnya adalah pengembangan modelnya Galser yang

dimodifikasi sedikit. Karena itu hanya modifikasi, para ahli pendidikan lebih

senang menyebut bahwa model DeCecco itu bukan model pengembangan

instruksional, akan tetapi lebih tepat disebut model mengajar.

Jenis-jenis konsep menurut DeCecco:

Konsep Konjungtif

Apabila nilai-nilai yang sesuai dan atribut-atributnya terdapat dalam

kelompok benda secara bersama-sama. Contoh: Kita mempunyai sebuah

buku pendidikan IPS yang memiliki ketebalan jumlah halaman materi dan

sampul yang sama. Konsep konjungtif bersifat menghendaki pengembangan

dari hal-hal yang bersifat konkret.

Konsep Disjungktif

Apabila nilai-nilai tersebut tidak memiliki sejumlah atribut dan nilai atribut

yang sama. Contoh: Buku pendidikan IPS dan buku pendiidkan IPA

mempunyai perbedaan-perbedaan seperti jumlah halaman, materi, dan

sampul walaupun keduanya merupakan buku bacaan ilmiah.

Konsep Relasional

Yaitu gabungan sekolompok benda yang atribut-atributnya mempunyai

hubungan yang kita ciptakan. Contoh: Konsep kepadatan penduduk, konsep

waktu, dan konsep arah.

Pentingnya konsep menurut DeCecco, yaitu:

5

Page 6: Makalah P3F

Menghadapi lingkungan yang kompleks dan luas serta mengurangi

kesulitan dalam menguasai fakta-fakta yang selalu bertambah.

Mengidentifikasikan dan mengindera macam-macam objek yang ada

disekeliling.

Mengurangi perlunya belajar mengulang-ngulang hal baru yang

sebenarnya merupakan atribut dan nilai atribut yang sama dengan konsep

yang sudah diketahui.

Memungkinkan kita memberi pelajaran yang lebih kompleks dan

menerangkan secara lebih jelas.

Menggambarkan kenyataan dan dunia.

2. Langkah-Langkah dalam Model Pengembangan DeCecco

Model De Cecco terdiri dari empat komponen. Langkah pertama dimulai

dengan pernyataan tujuan instruksional yang harus dicapai siswa. Tujuan

instruksional tersebut dinyatakan dalam bentuk seperti yang dianjurkan oleh

Mager, yaitu dalam bentuk tingkah laku yang dapat diukur.

Langkah Kedua melakukan penilaian kemampuan awal dan karakteristik

siswa. Ini mencangkup tingkat kemampuan siswa sebelum program dimulai yaitu

apa yang telah dipelajari sebelumnya, kemampuan dan perkembangan

intelektualnya, motivasinya, serta kemampuan-kemampuan lain yang

berhubungan dengan faktor-faktor sosial dan kultural. Di sini pemakaian istilah

perbedaan individual atau kesiapan siswa. Selanjutnya tingkat kemampuan siswa

dibandingkan dengan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

Langkah Ketiga adalah penentuan prosedur instruksional yang akan dipakai.

Belajar di sini dibagi menjadi keterampilan, bahasa, konsep, prinsip, atau

6

Page 7: Makalah P3F

pemecahan masalah. Untuk tiap-tiap bentuk belajar kemuduian dipilih suatu

strategi yang memadai. Dengan jalan pengelolaan komponen secara tepat akan

menyebabkan adanya perubahan dalam tingkah laku siswa yang dinamakan

“belajar” atau “prestasi”.

Langkah keempat merupakan langkah terakhir dalam model ini, yaitu

penilaian penampilan siswa. Apabila tujuan belajar belum tercapai sesuai dengan

standard yang ditentukan maka berarti bahwa salah satu atau semua komponen

masih menunjukkan adanya kelemahan.

Sumber : Jhon P.De Cecco and Willam Crawford (1977) The Psychology of learning and Instruction, New Delhi: Pretince Hall of India Private Ltd.

3. Penerapan Pengembangan Model DeCecco

Pengembangan model DeCecco merupakan dasar dari pengembangan model

yang lainnya. Model ini merupakan model yang paling sederhana sehingga bisa

digunakan untuk semua mata pelajaran termasuk mata pelajaran fisika, namun

model ini jarang digunakan sebab model ini tidak memberikan penjelasan tentang

alasan mengapa suatu program instruksional diberikan, atau alternatif apa sajakah

yang dapat dipakai untuk mengajarkan tujuan belajar yang telah ditentukan.

7

Penilaian Penampilan

Siswa (4)

Prosedur Instruksional

(3)

Kemampuan Awal Siswa (2)

Tujuan Instruksional

(1)

Page 8: Makalah P3F

PENUTUP

Pembelajaran pada hakekatnya merupakan suatu proses interaksi antara guru dengan

siswa, baik interaksi secara langsung seperti kegiatan tatap muka maupun secara tidak

langsung yaitu dengan menggunakan berbagai model. Model pembelajaran adalah

suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurtikulum (rencana

pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan

membimbing di kelas atau yang lain.

Model desain pembelajaran pada dasarnya merupakan pengelolaan dan pengembangan

yang dilakukan terhadap komponen-komponen pembelajaran. Salah satu model

pengembangan instruksional berorientasi pada kelas yaitu model DeCecco. Model

DeCecco terdiri dari empat komponen yaitu: (1) Tujuan instruksional, (2) Kemampuan

awal siswa; (3) Prosedur instruksional; dan (4) Penilaian penampilan siswa.

8

Page 9: Makalah P3F

DAFTAR PUSTAKA

Soekamto, Toeti. 1993. Perancangan dan Pengembangan Sistem Instruksional. Jakarta:

Intermedia.

http://makalahpaperjournal.blogspot.co.id

http://makalahmeza.blogspot.co.id/2012/04/pengembangan-pembelajaran.html

http://anasuryana09.blogspot.co.id/2011/12/mengembangkan-strategi_1150.html

9