makalah p3f
DESCRIPTION
makalah rini widiyatiTRANSCRIPT
![Page 1: Makalah P3F](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022020222/577c7f7f1a28abe054a4d548/html5/thumbnails/1.jpg)
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Di awal abad ke-20 ini mengajar masih diartikan sebagai sebuah proses
pemberian bimbingan dan memajukan kemampuan pembelajar siswa yang
semuanya dilakukan dengan berpusat pada siswa. Mengajar harus bertitik tolak dari
kondisi siswa untuk diberi berbagai pengalaman baru, serta pemberian bimbingan
untuk memperoleh berbagai pengalaman baru guna mencapai berbagai kemajuan.
Pandangan paedagogis dari ilmuwan pendidikan di awal abad ke-20 sudah
berkembang menuju model pendidikan yang berpusat pada siswa, hanya keterlibatan
dan peran guru dalam proses pembelajaran masih sangat besar.
Pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri dari berbagai komponen
yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Komponen tersebut meliputi:
tujuan/kompetensi, materi, metode, dan evaluasi. Keempat komponen tersebut harus
diperhatikan oleh guru dalam memilih atau menentukan pendekatan dan model
pembelajaran.
Model pembelajaran menurut DeCecco & Crawford (Ebel & Frisbie, 1986:
17), terdiri dari lima komponen pokok, yaitu: (1) tujuan pembelajaran, (2) prilaku
awal, (3) proses belajar mengajar, (4) evaluasi hasil belajar, dan (5) umpan balik.
Berdasarkan dari lima komponen tersebut, evaluasi hasil belajar dan umpan balik
sangat menentukan perbaikan tiga komponen pertama, termasuk perbaikan proses
pembelajaran. Oleh sebab itu di samping perbaikan, evaluasi juga memberi
informasi tentang sejauh mana siswa telah menguasai kompetensi yang ingin dicapai
sebagai hasil dari pembelajaran yang dilakukan.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk membahas tentang
model pengembangan instruksional DeCecco.
1
![Page 2: Makalah P3F](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022020222/577c7f7f1a28abe054a4d548/html5/thumbnails/2.jpg)
2. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dalam makalah ini yaitu:
a. Dapat memahami pengertian pengembangan model DeCecco.
b. Dapat menjelaskan langkah-langkah dalam pengembangan model DeCecco.
c. Dapat memahami penerapan pengembangan model DeCecco.
2
![Page 3: Makalah P3F](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022020222/577c7f7f1a28abe054a4d548/html5/thumbnails/3.jpg)
B. KAJIAN TEORI
1. Uraian Tentang Model DeCecco
Pembelajaran pada hakekatnya merupakan suatu proses interaksi antara guru
dengan siswa, baik interaksi secara langsung seperti kegiatan tatap muka maupun
secara tidak langsung yaitu dengan menggunakan berbagai media pembelajaran.
Didasari oleh adanya perbedaan interaksi tersebut, maka kegiatan pembelajaran
dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai pola pembelajaran (Rusman dalam
Kurikulum Pembelajaran: 4).
Model yang disajikan DeCecco (1971) yang didasarkan atas model yang
dikembangkan oleh Galser dengan sedikit modifikasi sebenarnya bukan merupakan
model pengembangan instruksional tetapi lebih merupakan suatu model mengajar.
Model DeCecco terdiri dari empat komponen atau bagian, dimulai dengan
pernyataan tujuan instruksional yang harus dicapai siswa setelah memperoleh
pengajaran. Tujuan instruksional tersebut dinyatakan dalam bentuk seperti yang
dianjurkan oleh Mager, yaitu dalam bentuk tingkah laku yang dapat dilihat dan
diukur (Soekamto, 1993: 35).
2. Keunggulan dan Kelemahan
Keuntungan yang diperoleh dengan mempelajari model ini ialah bahwa model
tersebut sangat sederhana dan mudah untuk dipahami sehingga dapat merupakan
batu loncatan untuk mempelajari model-model yang lebih khusus dan canggih.
bagi guru-guru yang belum berpengalaman atau calon guru/perancang dan
pengembang instruksional, model ini mudah dimengerti dan merupakan landasan
yang baik untuk dapat memahami beberapa konsep dasar pengembangan
instruksional. Namun demikian model ini tidak memberikan penjelasan tentang
3
![Page 4: Makalah P3F](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022020222/577c7f7f1a28abe054a4d548/html5/thumbnails/4.jpg)
alasan mengapa suatu program instruksioanl diberikan, atau alternatif apa sajakah
yang dapat dipakai untuk mengajarkan tujuan belajar yang telah ditentukan. Di
samping itu cara penilaian yang diajukan untuk mengukur keberhasilan siswa
masih terlalu sederhana (Soekamto, 1993: 35-36).
4
![Page 5: Makalah P3F](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022020222/577c7f7f1a28abe054a4d548/html5/thumbnails/5.jpg)
C. PEMBAHASAN
1. Pengertian Model DeCecco
Model DeCecco sebenarnya adalah pengembangan modelnya Galser yang
dimodifikasi sedikit. Karena itu hanya modifikasi, para ahli pendidikan lebih
senang menyebut bahwa model DeCecco itu bukan model pengembangan
instruksional, akan tetapi lebih tepat disebut model mengajar.
Jenis-jenis konsep menurut DeCecco:
Konsep Konjungtif
Apabila nilai-nilai yang sesuai dan atribut-atributnya terdapat dalam
kelompok benda secara bersama-sama. Contoh: Kita mempunyai sebuah
buku pendidikan IPS yang memiliki ketebalan jumlah halaman materi dan
sampul yang sama. Konsep konjungtif bersifat menghendaki pengembangan
dari hal-hal yang bersifat konkret.
Konsep Disjungktif
Apabila nilai-nilai tersebut tidak memiliki sejumlah atribut dan nilai atribut
yang sama. Contoh: Buku pendidikan IPS dan buku pendiidkan IPA
mempunyai perbedaan-perbedaan seperti jumlah halaman, materi, dan
sampul walaupun keduanya merupakan buku bacaan ilmiah.
Konsep Relasional
Yaitu gabungan sekolompok benda yang atribut-atributnya mempunyai
hubungan yang kita ciptakan. Contoh: Konsep kepadatan penduduk, konsep
waktu, dan konsep arah.
Pentingnya konsep menurut DeCecco, yaitu:
5
![Page 6: Makalah P3F](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022020222/577c7f7f1a28abe054a4d548/html5/thumbnails/6.jpg)
Menghadapi lingkungan yang kompleks dan luas serta mengurangi
kesulitan dalam menguasai fakta-fakta yang selalu bertambah.
Mengidentifikasikan dan mengindera macam-macam objek yang ada
disekeliling.
Mengurangi perlunya belajar mengulang-ngulang hal baru yang
sebenarnya merupakan atribut dan nilai atribut yang sama dengan konsep
yang sudah diketahui.
Memungkinkan kita memberi pelajaran yang lebih kompleks dan
menerangkan secara lebih jelas.
Menggambarkan kenyataan dan dunia.
2. Langkah-Langkah dalam Model Pengembangan DeCecco
Model De Cecco terdiri dari empat komponen. Langkah pertama dimulai
dengan pernyataan tujuan instruksional yang harus dicapai siswa. Tujuan
instruksional tersebut dinyatakan dalam bentuk seperti yang dianjurkan oleh
Mager, yaitu dalam bentuk tingkah laku yang dapat diukur.
Langkah Kedua melakukan penilaian kemampuan awal dan karakteristik
siswa. Ini mencangkup tingkat kemampuan siswa sebelum program dimulai yaitu
apa yang telah dipelajari sebelumnya, kemampuan dan perkembangan
intelektualnya, motivasinya, serta kemampuan-kemampuan lain yang
berhubungan dengan faktor-faktor sosial dan kultural. Di sini pemakaian istilah
perbedaan individual atau kesiapan siswa. Selanjutnya tingkat kemampuan siswa
dibandingkan dengan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Langkah Ketiga adalah penentuan prosedur instruksional yang akan dipakai.
Belajar di sini dibagi menjadi keterampilan, bahasa, konsep, prinsip, atau
6
![Page 7: Makalah P3F](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022020222/577c7f7f1a28abe054a4d548/html5/thumbnails/7.jpg)
pemecahan masalah. Untuk tiap-tiap bentuk belajar kemuduian dipilih suatu
strategi yang memadai. Dengan jalan pengelolaan komponen secara tepat akan
menyebabkan adanya perubahan dalam tingkah laku siswa yang dinamakan
“belajar” atau “prestasi”.
Langkah keempat merupakan langkah terakhir dalam model ini, yaitu
penilaian penampilan siswa. Apabila tujuan belajar belum tercapai sesuai dengan
standard yang ditentukan maka berarti bahwa salah satu atau semua komponen
masih menunjukkan adanya kelemahan.
Sumber : Jhon P.De Cecco and Willam Crawford (1977) The Psychology of learning and Instruction, New Delhi: Pretince Hall of India Private Ltd.
3. Penerapan Pengembangan Model DeCecco
Pengembangan model DeCecco merupakan dasar dari pengembangan model
yang lainnya. Model ini merupakan model yang paling sederhana sehingga bisa
digunakan untuk semua mata pelajaran termasuk mata pelajaran fisika, namun
model ini jarang digunakan sebab model ini tidak memberikan penjelasan tentang
alasan mengapa suatu program instruksional diberikan, atau alternatif apa sajakah
yang dapat dipakai untuk mengajarkan tujuan belajar yang telah ditentukan.
7
Penilaian Penampilan
Siswa (4)
Prosedur Instruksional
(3)
Kemampuan Awal Siswa (2)
Tujuan Instruksional
(1)
![Page 8: Makalah P3F](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022020222/577c7f7f1a28abe054a4d548/html5/thumbnails/8.jpg)
PENUTUP
Pembelajaran pada hakekatnya merupakan suatu proses interaksi antara guru dengan
siswa, baik interaksi secara langsung seperti kegiatan tatap muka maupun secara tidak
langsung yaitu dengan menggunakan berbagai model. Model pembelajaran adalah
suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurtikulum (rencana
pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan
membimbing di kelas atau yang lain.
Model desain pembelajaran pada dasarnya merupakan pengelolaan dan pengembangan
yang dilakukan terhadap komponen-komponen pembelajaran. Salah satu model
pengembangan instruksional berorientasi pada kelas yaitu model DeCecco. Model
DeCecco terdiri dari empat komponen yaitu: (1) Tujuan instruksional, (2) Kemampuan
awal siswa; (3) Prosedur instruksional; dan (4) Penilaian penampilan siswa.
8
![Page 9: Makalah P3F](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022020222/577c7f7f1a28abe054a4d548/html5/thumbnails/9.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
Soekamto, Toeti. 1993. Perancangan dan Pengembangan Sistem Instruksional. Jakarta:
Intermedia.
http://makalahpaperjournal.blogspot.co.id
http://makalahmeza.blogspot.co.id/2012/04/pengembangan-pembelajaran.html
http://anasuryana09.blogspot.co.id/2011/12/mengembangkan-strategi_1150.html
9