makalah nakero

13
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jaminan sosial bagi tenaga kerja merupakan program perlindungan yang bersifat dasar bagi tenaga kerja yang bertujuan untuk menjamin adanya keamanan dan kepastian terhadap risiko-risiko sosial ekonomi, dan merupakan sarana penjamin arus penerimaan penghasilan bagi tenaga kerja dan keluarganya akibat dari terjadinya risiko- risiko sosial dengan pembiayaan yang terjangkau oleh pengusaha dan tenaga kerja. Risiko sosial ekonomi yang ditanggulangi oleh program tersebut terbatas saat terjadi peristiwa kecelakaan, sakit, hamil, bersalin, cacat, hari tua dan meninggal dunia, yang mengakibatkan berkurangnya atau terputusnya penghasilan tenaga kerja dan/atau membutuhkan perawatan medis. Jaminan sosial hari tua bagi tenaga kerja ditujukan sebagai pengganti terputusnya penghasilan tenaga kerja karena meninggal, cacat, atau hari tua. Program Jaminan Hari Tua memberikan kepastian penerimaan penghasilan yang dibayarkan pada saat tenaga kerja mencapai usia 55 tahun atau telah memenuhi persyaratan tertentu. Jaminan sosial hari tua bagi tenaga kerja diselenggarakan dengan sistem tabungan hari tua, yang 1

Upload: conita-aulia-wijayanti

Post on 18-Dec-2015

213 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

i

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUANA. Latar Belakang

Jaminan sosial bagi tenaga kerja merupakan program perlindungan yang bersifat dasar bagi tenaga kerja yang bertujuan untuk menjamin adanya keamanan dan kepastian terhadap risiko-risiko sosial ekonomi, dan merupakan sarana penjamin arus penerimaan penghasilan bagi tenaga kerja dan keluarganya akibat dari terjadinya risiko-risiko sosial dengan pembiayaan yang terjangkau oleh pengusaha dan tenaga kerja.

Risiko sosial ekonomi yang ditanggulangi oleh program tersebut terbatas saat terjadi peristiwa kecelakaan, sakit, hamil, bersalin, cacat, hari tua dan meninggal dunia, yang mengakibatkan berkurangnya atau terputusnya penghasilan tenaga kerja dan/atau membutuhkan perawatan medis.Jaminan sosial hari tua bagi tenaga kerja ditujukan sebagai pengganti terputusnya penghasilan tenaga kerja karena meninggal, cacat, atau hari tua. Program Jaminan Hari Tua memberikan kepastian penerimaan penghasilan yang dibayarkan pada saat tenaga kerja mencapai usia 55 tahun atau telah memenuhi persyaratan tertentu.

Jaminan sosial hari tua bagi tenaga kerja diselenggarakan dengan sistem tabungan hari tua, yang iurannya ditanggung pengusaha dan tenaga kerja. Kemanfaatan Jaminan Hari Tua sebesar iuran yang terkumpul ditambah hasil pengembangan. Jaminan Hari Tua akan dikembalikan / dibayarkan sebesar iuran yang terkumpul ditambah dengan hasil pengembangannya, apabila tenaga kerja mencapai umur 55 tahun.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apa Pengertian Jaminan Sosial Hari Tua bagi Tenaga Kerja?

2. Apa Landasan Hukum Jaminan Sosial Hari Tua bagi Tenaga Kerja?

3. Bagaimana Tata Cara Pengajuan Jaminan Sosial Hari Tua bagi Tenaga Kerja?C. Tujuan dan Masalah PenulisanBerdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut :1. Untuk Mengetahui Pengertian Jaminan Sosial Hari Tua bagi Tenaga Kerja.

2. Untuk Mengetahui Landasan Hukum Jaminan Sosial Hari Tua bagi Tenaga Kerja.

3. Untuk Mengetahui Tata Cara Pengajuan Jaminan Sosial Hari Tua bagi Tenaga Kerja.Dari hasil penulisan ini di harapkan dapat memberikan manfaat yang jelas antara lain:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penulisan ini diharapkan dapat menambah wawasan dan memberikan sedikit pengetahuan tentang pelaksanaan jaminan sosial hari tua bagi tenaga kerja.2. Manfaat PraktisDiharapkan hasil penulisan ini dapat memberikan sumbangan pemikiran yuridis yang berkaitan dengan pelaksanaan jaminan sosial hari tua bagi tenaga kerja.BAB IIPEMBAHASAN

1. Pengertian Jaminan Sosial Hari Tua bagi Tenaga KerjaUsia harapan hidup seseorang meningkat terus seiring dengan perbaikan kesehatan dan kondisi perekonomian masyarakat. Jumlah penduduk berusia lanjut juga semakin meningkat. Hal ini tentu berpengaruh kepada jaminan pensiun yang diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial atau tabungan wajib.

Jaminan pensiun akan dihadapkan kepada masalah semakin sedikitnya jumlah peserta baru yang membayar iuran dan semakin membengkaknya jumlah pensiunan dengan masa memperoleh manfaat yang lebih panjang. Sementara itu biaya hidup dari tahun ke tahun semakin meningkat, sehingga manfaat pensiun berupa uang yang diterima setiap bulan oleh pensiunan, atau janda/dudanya tidak mencukupi untuk membiyai kebutuhan hidup mereka. Lebih-lebih lagi di masa tua berbagai penyakit mulai menggerogoti mereka, sehingga beban hidup yang harus ditanggung semakin berat.

Oleh karena itu untuk memastikan bahwa mereka dapat memenuhi kebutuhan hidupnya yang layak dirancang beberapa pilihan program, selain program jaminan pensiun yang diselenggarakan secara nasional dengan prinsip asuransi sosial atau tabungan wajib.Bagi orang atau badan usaha yang mempekerjakan karyawan dapat mendirikan Dana Pensiun Pemberi Kerja untuk menyelenggarakan program pensiun manfaat pasti atau program pensiun iuran pasti untuk kepentingan sebagian atau seluruh karyawannya. Bagi perorangan yang masih aktif bekerja baik yang bekerja pada pemberi kerja maupun pekerja mandiri, dapat menjadi peserta Dana Pensiun Lembaga Keuangan yang didirikan oleh bank atau perusahaan asuransi jiwa.Undang-undang No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (UU SJSN) menentukan program Jaminan Hari Tua sebagai salah satu jenis program jaminan sosial. Tujuan jaminan hari tua adalah untuk menjamin agar peserta menerima uang tunai apabila memasuki masa pensiun, mengalami cacat total tetap, atau meninggal dunia.Jaminan Hari Tua adalah jaminan yang memberikan kepastian penerimaan penghasilan yang diberikan sekaligus atau berkala pada saat tenaga kerja mencapai hari tua (usia 55 tahun) atau memenuhi persyaratan tertentu. Pembayarannya dilakukan sekaligus atau berkala, atau sebagian dan berkala kepada tenaga kerja, karena telah mencapai usia 55 tahun atau cacat total tetap setelah ditetapkan dokter.

Program Jaminan Hari Tua ditujukan sebagai pengganti terputusnya penghasilan tenaga kerja karena meninggal, cacat, atau hari tua dan diselenggarakan dengan sistem tabungan hari tua. Program Jaminan Hari Tua memberikan kepastian penerimaan penghasilan yang dibayarkan pada saat tenaga kerja mencapai usia 55 tahun atau telah memenuhi persyaratan tertentu.

Kepesertaan jaminan hari tua bersifat wajib. Karena jaminan hari tua sama dengan program tabungan hari tua, setiap peserta akan memiliki rekening tersendiri pada badan penyelenggara. Besarnya iuran jaminan hari tua adalah 5,7 persen dari upah pekerja/buruh sebulan, dengan perincian 3,7 persen ditanggung pengusaha dan sebesar 2 persen ditanggung oleh pekerja/buruh.

Selain itu, program ini merupakan program jangka panjang yang hanya dapat dibayarkan kembali oleh badan penyelenggara kepada pekerja/buruh atau ahli warisnya dengan syarat tertentu. Sesuai pasal 26 Peraturan Pemerintah nomor 53 tahun 2012 syarat tertentu tersebut, adalah:

a. Pekerja/buruh yang bersangkutan telah mencapai usia lima puluh lima tahun, yaitu usia sebagai batas masa kerja atau pensiun.

b. Pekerja/buruh yang bersangkutan mengalami cacat tetap total menurut keterangan dokter yang ditunjuk oleh perusahaan atau badan penyelenggara.

c. Pekerja/buruh yang bersangkutan meninggal dunia, baik karena kecelakaan kerja maupun kematian dini (prematur). Iuran Program Jaminan Hari Tua:Ditanggung Perusahaan = 3,7%

Ditanggung Tenaga Kerja = 2%

Kemanfaatan Jaminan Hari Tua adalah sebesar akumulasi iuran ditambah hasil pengembangannya.

Jaminan Hari Tua akan dikembalikan/dibayarkan sebesar iuran yang terkumpul ditambah dengan hasil pengembangannya, apabila tenaga kerja:

a. Mencapai umur 55 tahun atau meninggal dunia, atau cacat total tetap.

b. Mengalami PHK setelah menjadi peserta sekurang-kurangnya 5 tahun dengan masa tunggu 1 bulan.

c. Pergi keluar negeri tidak kembali lagi, atau menjadi PNS/POLRI/ABRI.

2. Landasan Hukum Jaminan Sosial Hari Tua bagi Tenaga KerjaPenyelenggaraan jaminan hari tua mengacu pada PP 14 Tahun 1993 Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja sebagaimana beberapa kali diubah terahir denganPeraturan Pemerintah No. 1 Tahun 2009 . Menurut pasal 14 UU No. 3/1992 dalam bahwa: Dalam hal tenaga kerja meninggal dunia, atau anak yatim piatu. Atau jaminan hari tua juga dapat dibayarkan sebelum tenaga kerja mencapai usia 55 tahun, yakni setelah mencapai masa kepesertaan (Pasal 32 ayat 1 PP. No. 14/1993) bahwa penyelenggaraan Program Jamsostek memberi peluang bagi peserta yang mengalami PHK untuk mencairkan jaminan hari tua dengan ketentuan telah mengiur sekurang-kurangnya lima tahun. Besarnya Jaminan Hari Tua adalah keseluruhan iuran yang disetor, beserta hasil pengembangannya.

Sesuai pasal 24 (1) PP RI No. 14/1993 bahwa jumlah Jaminan Hari Tua bagi tenaga kerja yang telah mencapai usia 55 tahun atau cacat total selama-lamanya dan dapat dilakukan:

a. Secara sekaligus, apabila jumlah seluruh Jaminan Hari Tua yang harus dibayar kurang dari Rp. 3.000.000,-.

b. Secara berkala, apabila seluruh jumlah Jaminan Hari Tua telah mencapai Rp. 3.000.000,- atau lebih dan dilakukan paling lama lima (5) tahun.

Referensi hukum:a. UU JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA, NO. 3 TAHUN 1992, PASAL 14-15.

b. UU SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL NO. 40 TAHUN 2004, PASAL 35-37.

c. PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA NO. 14 TAHUN 1993, PASAL 24-32.

d. PERATURAN MENAKERTRANS NO. PER.12/MEN/VI/2007, PASAL 17, 19-21.

e. PERATURAN MENAKERTRANS NO. PER.06/MEN/II/2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENAKERTRANS NO. PER.12/MEN/VI/2007 (PASAL 18).3. Tata Cara Pengajuan Jaminan Sosial Hari Tua bagi Tenaga Kerjaa. Setiap permintaan Jaminan Hari Tua, tenaga kerja harus mengisi dan menyampaikan formulir 5 Jamsostek kepada kantor Jamsostek setempat dengan melampirkan :

a) Kartu peserta Jamsostek (KPJ) asli.

b) Kartu Identitas diri KTP/SIM (fotokopi).

b. Permintaan pembayaran Jaminan Hari Tua bagi tenaga kerja yang mengalami cacat total dilampiri dengan :

a) Surat Keterangan Dokter

c. Permintaan pembayaran JHT bagi tenaga kerja yang meninggalkan wilayah Republik Indonesia dilampiri dengan :

a) Pernyataan tidak bekerja lagi di Indonesia

b) Photocopy Paspor

c) Photocopy VISA

d. Permintaan pembayaran Jaminan Hari Tua bagi tenaga kerja yang meninggal dunia sebelum usia 55 thn dilampiri :

a) Surat keterangan kematian dari Rumah Sakit/Kepolisian/Kelurahan.

b) Photocopy Kartu keluarga.

e. Permintaan pembayaran Jaminan Hari Tua bagi tenaga kerja yang berhenti bekerja dari perusahaan sebelum usia 55 thn telah memenuhi masa kepesertaan 5 tahun telah melewati masa tunggu 6 (enam) bulan terhitung sejak tenaga kerja yang bersangkutan berhenti bekerja, dilampiri dengan :

a) Photocopy surat keterangan berhenti bekerja dari perusahaan.

b) Surat pernyataan belum bekerja lagi

f. Permintaan pembayaran Jaminan Hari Tua bagi tenaga kerja yang menjadi Pegawai Negeri Sipil / ABRI.

Selambat-lambatnya 30 hari setelah pengajuan tersebut PT. Jamsostek (persero) melakukan pembayaran JHT .

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Jaminan sosial hari tua diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial atau tabungan wajib. Penyelenggaraan jaminan hari tua secara nasional mencakup seluruh penduduk di seluruh wilayah Negara RI.

Manfaat jaminan sosial hari tua berupa uang tunai dibayarkan sekaligus pada saat peserta memasuki usia pensiun, meninggal dunia, atau mengalami cacat total tetap. Besarnya manfaat jaminan hari tua ditentukan berdasarkan akumulasi iuran yang telah disetorkan ditambah hasil pengembangannya. Pembayaran manfaat jaminan hari tua dapat diberikan sebagian sampai batas tertentu setelah kepesertaan mencapai minimal 10 tahun. Apabila peserta meninggal dunia, ahli warisnya yang sah berhak menerima manfaat jaminan hari tua.B. Saran

Sampai sekarang peraturan pelaksanaan mengenai iuran jaminan hari tua dan pembayarannya bagi pekerja yang tidak menerima upah belum juga ditetapkan. Karena itulah jaminan hari tua bagi pekerja yang tidak menerima upah masih sebagai fatamorgana.Bagi pekerja penerima upah besarnya manfaat yang diterima sangat kecil, karena upah yang mereka terima yang dijadikan basis penghitungan besarnya iuran juga kecil, demikian pula hasil pengembangannya juga belum menggembirakan.Untuk memperbaiki manfaat jaminan hari tua perlu segera ditetapkan peraturan pelaksanaan UU SJSN dan dilakukan perbaikan sistem pengupahan/penggajian, serta penciptaan iklim investasi yang kondusif bagi peningkatan hasil pengembangan dana jaminan hari tua untuk meningkatkan manfaat bagi peserta.DAFTAR PUSTAKAhttp://www.jamsostek.co.id/info/jht.phphttp://hrd-forum.com/article-hrd/jamsostek-program-jaminan-hari-tuaMateri BAB III Jaminan Sosial Tenaga Kerja

10