makalah mp 4 kasus 2

Upload: devina-wangsa

Post on 10-Jan-2016

220 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

makalah mp4

TRANSCRIPT

SEORANG ANAK LAKI-LAKI DENGAN KELUHAN BELUM DAPAT BERDIRIKELOMPOK VII03011250 Ria Andini Sutopo

03011251 Rianti Citra Utami

03011252 Rian Maulana Yusup03011253 Riera Maharani Ramadhina

03011254 Rifrita Fransisca

03011255 Ririn Pratiwi Nunsi

03011256 Risadayanti03011257 Risalatul Nurhikmah03011258 Riswan Seftian M

03011259 Rokhim Suryadi03011260 Rr. Deviatri E. P. N.03011261 Ruri Nur Indah03011263 Ryzha Ryskyanty03011264 Sayyid Affan Muadzi03011265 Samudra Andi Yusuf03011266 Salim

03011267 Sarah M. Harahap

03010027 Anastasia Eka

JakartaBab I

Pendahuluan

Diskusi kelompok berlangsung selama 2 sesi. Sesi pertama dimulai dari pukul 08.00-09.50 WIB dan sesi kedua dimulai dari pukul 10.00-11.50 WIB. Peserta diskusi berjumlah 18 peserta. Pada sesi pertama, kelompok diskusi diketuai oleh Rifrita Fransisca dan sekretaris kelompok diskusi oleh Ririn Pratiwi Nunsi serta fasilitator yaitu dr. Noviyanti. Pada sesi kedua, kelompok diskusi diketuai oleh dan sekretaris kelompok diskusi oleh serta fasilitator yaitu dr.. Topik diskusi kasus kedua baik sesi pertama maupun sesi kedua kelompok tujuh adalah seorang anak laki-laki dengan keluhan belum dapat berdiri. Pada saat diskusi berlangsung semua peserta diskusi ikut berpartisipasi dalam kelompok diskusi.

Bab II

Laporan Kasus

Anak laki-laki berusia 3 tahun dengan keluhan belum dapat berdiri. Perkembangannya terlambat dibandingkan dengan anak seusianya. Semakin bertambah usia, anak ini semakin lemah dan sulit menggerakkan anggota tubuhnya. Kadang ia juga mengalami sesak nafas dan kedua betisnya tampak semakin membesar. Pasien tersebut merupakan anak kedua dari dua bersaudara, dan kakaknya yang berusia 5 tahun juga mengalami hal yang sama yaitu, tidak bisa berjalan dan menggunakan kursi roda. Pasien ini tidak mempunyai riwayat sianosi ataupun trauma pada kepala. Dokter yang memeriksa mencurigai pasien ini menderita Muscular Dystrophy.Bab IIIHasil Diskusi

Telah disebutkan dari laporan kasus diatas bahwa pasien tersebut belum dapat berdiri, pertumbuhan lambat dan tidak normal, betisnya semakin membesar dan pasien semakin lemah juga semakin sulit menggerakan anggota tubuh. Selain itu, dilaporkan juga pasien kadang mengalami sesak nafas. Sistem-sistem yang dapat terganggu pada pasien ini yaitu sistem pergerakan, sistem pernafasan, dan sistem peredaran darah.

Peran sistem musculoskeletal yaitu, Peran otot dalam pergerakan tubuh antara lain untuk kontraksi sehingga terjadinya gerakan tubuh secara keseluruhan atau sebagian badan dan untuk mempertahankan postur. Selain dua peran diatas, otot juga berperan sebagai stabilitator yaitu otot membantu otot lainnya pada saat pergerakan tubuh dengan melawan gaya tertentu agar gaya pada otot tersebut tidak berlebihan. Otot juga sebagai neutralizer yang berperan untuk mencegah gerakan lain yang bisa dilakukan oleh otot yang mempunyai beberapa peran dalam pergerakan, contohnya yaitu bila biceps brachii berkontraksi bisa menghasilkan dua gerakan yaitu, fleksi elbow dan supinasi lengan bawah. Jika hanya fleksi elbow yang diinginkan maka pronator teres bekerja sebagai neutralizer untuk mengatasi lengan bawah.Proses kontraksi otot berawal dari adanya potensial aksi yang berjalan pada serat saraf motorik sampai keujung serat saraf, sehingga ujung serat saraf mensekresi neurotransmitter berupa asetilkolin ke sinaps. Asetilkolin yang dibebaskan oleh akson neuron motorik menyebrangi celah dan berikatan dengan reseptor / saluran di motor end plate. Lalu terbentuk potensial aksi sebagai respon terhadap pengikatan asetilkolin dan potensial end plate yang kemudian timbul disalurkan ke seluruh membrane permukaan dan turun ke tubulus T sel otot. Potensial aksi di tubulus T memicu pelepasan ion kalsium dari reticulum sarkoplasma. Lalu ion kalsium yang dibebaskan dari kantong lateral berikatan dengan troponin di filament aktin yang menyebabkan tropomiosin secara fisik bergeser untuk membuka penutup tempat pengikatan jembatan silang di aktin. Jembatan silang myosin berikatan dengan aktin dan menekuk, menarik filament aktin kebagian tengah sarkomer yang dijalankan oleh energi yang dihasilkan oleh ATP.

(relaksasi) Ion kalsium secara aktif diserap oleh reticulum sarkoplasma jika tidak ada lagi potensial aksi lokal. Dengan ion kalsium tidak lagi terikat ke troponin, tropomiosin bergeser kembali ke posisinya menutupi tempat pengikatan di aktin lalu kontraksi berakhir, aktin secara pasif bergeser kembali ke posisi istirahatnya semula.Perubahan histologi yang terjadi pada proses kontraksi otot yaitu adanya intersaksi jembatan silang antara aktin dan myosin, yang terjadi melalui mekanisme pergeseran filamen. Sewaktu kontraksi, filamen tipis di kedua sisi sarkomer bergeser kearah dalam terhadap filamen tebal yang diam menuju ke pusat pita A. Sewaktu bergeser ke dalam, filamen tipis menarik garis-garis Z ke tempat filamen tersebut melekat saling mendekat sehingga sarkomer memendek yang mengakibatkan seluruh serat otot memendek. Selama kontraksi lebar pita A tidak berubah, karena lebarnya ditentukan oleh panjang filamen tebal yang tidak mengalami perubahan panjang selama proses pemendekan otot.

Kreatin fosfat adalah sumber energi pertama yang digunakan pada awal aktivitas kontraktil. Pada saat otot istirahat konsentrasi keratin fosfat meningkat dalam otot, sedangkan pada saat otot berkontraksi konsentrasi keratin fosfat menurun. Hal tersebut disebabkan karena keratin fosfat digunakan sebagai cadangan energi utama dalam kontraksi karena dapat membentuk ATP dengan cepat. Pada saat kontraksi otot terjadi reaksi enzimatik yaitu satu gugus fosfat yang terkandung pada keratin fosfat diberikan langsung kepada ADP untuk membentuk ATP. Reaksi tersebut dibantu oleh enzim keratin fosfokinase, dimana reaksi tersebut bersifat reversible. (3)Jadi, pada saat kontraksi otot reaksi enzimatik yang terjadi yaitu gugus fosfat dari keratin fosfat diberikan kepada ADP dan membentuk keratin dan ATP, sedangkan pada saat relaksasi otot reaksi enzimatik yang terjadi yaitu gugus fosfat dari ATP dipindahkan ke keratin untuk membentuk keratin fosfat dan ADP, dan enzim yang berperan pada reaksi ini adalah keratin fosfokinase. (3)

Dalam proses kontraksi otot, diperlukan distrofin, yang merupakan suatu protein besar yang menghasilkan stabilitas struckural pada membran plasma sel otot. Distrofin adalah bagian dari suatu kompleks protein terkait membran yang merupakan penghubung mekanis antara aktin, suatu komponen utama sitoskeleton internal sel otot, dan matriks ekstrasel, yaitu anyaman penunjang eksternal. Jadi, peran distrofin dalam kontraksi otot adalah untuk memungkinkan sel otot menahan stress dan regangan selama kontraksi otot karena adanya penguatan mekanis membran plasma. Bab IV

KesimpulanBab V

Daftar Pustaka1. Sherwood L. Fisiologi Manusia. 6th ed. Jakarta : EGC ; 2011. p. 282, 287. Nomor 2 sesi 22. Sherwood L. Fisiologi Manusia. 6th ed. Jakarta : EGC ; 2011. p. 306. Nomor 5 sesi 23. Sherwood L. Fisiologi Manusia. 6th ed. Jakarta : EGC ; 2011. p. 298 Nomor 6 sesi 24. Peran Otot. Available at : http://www.infofisioterapi.com/peran-otot.html. Accessed on : 12 December 2011. Nomor 4 sesi 15. Isharmanto. Variasi kerja otot. Available at : http://biologigonz.blogspot.com/2011/10/variasi-kerja-otot.html. Accessed on : 12 December 2011.