makalah mata kuliah pengantar pendidikan2

Upload: heri-yanto

Post on 06-Jan-2016

10 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

PENGANTAR PENDIDIKAN

TRANSCRIPT

MAKALAH MATA KULIAH PENGANTAR PENDIDIKANPENDIDIKAN FORMAL, NON FORMAL DAN INFORMAL

OLEH Desi Rahayu (A1C214010) Indriani Safitri (A1C214034) Nadya Anjarwati (A1C214014)

Dosen PengampuDr. Yantoro, S.Pd, M.PdProgram Studi Pendidikan MatematikaFKIP UNJA 2014

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT,karena atas segala rahmat serta hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalahinidengan sebaik-baiknya.Sholawat serta salam penulis sampaikan kepada junjungan kita,nabi besar Muhammad SAW yang telah memberikan tauladan bagi kita semua di muka bumi ini.Makalahtentang Pendidikan Formal, Non Formal dan Informalini disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan tugasMata Kuliah Pengantar Pendidikan.Pada kesempatan ini perkenankan penulis menyampaikan ungkapan terimakasih kepada Allah SWT,karena berkat rahmatr-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengansebaik-baiknya. Selain itu penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Dr.Yantoro, M.Pdselaku dosen pembimbing yang telah membantu penulis dalam menyusun makalah ini, dan semua pihak-pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini yang tidak mungkin penulis sebutkan satu satu.Mudah-mudahan amal baik saudara semua mendapat pahala dari Allah SWT.Demikian pula penulis menyadari bahwa dalam penulisan Makalah ini penulis masih banyak kekurangan dan kesalahan baik dalam segi substansi maupun tata bahasa,oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan dengan harapan sebagai masukan dalam perbaikan karyaini.Akhirnya,mudah mudahan Makalah Kemonotonan dan Kecekungan ini dapat bermanfaat.

Jambi, 18 September 2014

Penulis

iiDAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................iiDAFTAR ISI............................................................................................................................iiiBAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................11.1 Latar Belakang...................................................................................................................11.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................21.3 Tujuan Penulisan................................................................................................................2BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................32.1 Konsep Pendidikan Formal, Non Formal dan Informal................................................32.1.1 Pendidikan Formal..........................................................................................................32.1.2Pendidikan Non Formal.................................................................................................52.1.3 Pendidikan Informal.......................................................................................................72.2 Persamaan Pendidikan Formal, Non Formal dan Informal.........................................9BAB III PENUTUP...............................................................................................................123.1 Kesimpulan......................................................................................................................123.2 Saran.................................................................................................................................12DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................13

iiiBAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangPendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Selain itu, pendidikan juga merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusiamenurut ukuran normatif. Menyadari akan hal tersebut, pemerintah sangat serius menangani bidang pendidikan, sebab dengan sistem pendidikan yang baik diharapkan muncul generasi penerus bangsa yang berkualitas dan mampu menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Keberhasilan peningkatan kualitas pendidikan dapat dilihat dari cara belajar, hasil belajar, baik pada tingkat dasar maupun lanjutan merupakan masalah yang dianggap selalu penting karena merupakan suatu bentuk keberhasilan seseorang dalam belajarnya.Melalui pendidikan negara dapat meningkatkan sumber daya manusia yang berimplikasi pada kemajuan di berbagai bidang kehidupan lainnya, seperti: sosial, ekonomi, politik, dan budaya. Karena itulah pemerintah harus memenuhi hak setiap warga dalam memperoleh layananan pendidikan sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan UUD 1945. Pendidikan tidak hanya berperan besar dalam kemajuan bangsa, melainkan juga berkaitan dengan pasar bebas yang semakin kompetitif, pendidikan hendaknya dipandang dapat mengakomodir masyarakat agar suatu negara memiliki manusia-manusia yang berkualitas. Melalui pendidikan dapat menciptakan tenaga kerja yang tidak hanya kaya akan pengetahuan teoritis melainkan juga praktis, penguasaan teknologi, dan memiliki keahlian khusus. Hal inilahyang kemudian menjadi dasar pengevaluasian dan peningkatan pendidikan di setiap negara secara berkesinambungan.

1Dalam sistem pendidikan di Indonesia secara umum terbagi menjadi beberapa bagian, pendidikan formal, pendidikan informal dan pendidikan non formal. Pendidikan formal yang sering disebut pendidikan persekolahan berupa rangkaian jenjang pendidikan yang telah baku. Mulai dari jenjang sekolah dasar (SD) sampai dengan perguruan tinggi (PT). Sementara pendidikan taman kanak-kanak masih dipandang sebagai pengelompokan belajar yang menjembatani anak dalam dalam suasana hidup keluarga. Selain pendidikan formal, terdapat juga pendidikan non formal, yakni jenjang pendidikan yang didapat diluar satuan pendidikan formal dalam rangka mempersiapkan potensi diri sebagai bekal untuk terjun ke masyarakat. Selanjutnya ada juga pendidikan informal sebagai suatu fase pendidikan yang berada disamping dan di dalam pendidikan pendidikan formal dan non formal yang sangat menunjang keduanya, karena sebagian besar waktu pesrta didik adalah justru berada di dalam ruang lingkup yang sifatnya informal.Oleh karena itu, penulis ingin membahas tentang pendidikan formal, non formal dan informal yang telah dikenal oleh masyarakat.

1.2 Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, terdapat beberapa pokok permasalahan yang akan penulis paparkan, yaitu :1. Bagaimana konsep pendidikan formal, non formal dan informal ?2. Bagaimana persamaan sistem pendidikan formal, non formal dan informal ?1.3 Tujuan PenulisanTujuan penulisan yang ingin dicapai penulis, yaitu :1. Untuk mengetahui konsep pendidikan formal, non formal dan informal.2. Untuk mengetahuui perbadaan sistem pendidikan formal, non formal dan informal.

2BAB II PEMBAHASAN

2.1 Konsep Pendidikan Formal, Non Formal dan Informal. 2.1.1. Pendidikan FormalPendidikan formal adalah kegiatan yang sistematis, berstruktur, bertingkat, berjenjang, dimulai dari sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi dan yang setaraf denganya termasuk ke dalamnya ialah kegiatan studi yang berorientasi akademis dan umum, program spesialisasi, dan latihan profesional, yang dilaksanakan dalam waktu yang terus menerus. Dan pendidikan formal juga merupakan lembaga pendidikan yang ditempuh melalui jalur institusi yang sudah ditentukan dan ditetapkan,serta diatur oleh sekelompok orang yang berwenang yang dalam hal ini pemerintah atau sebuah yayasan.Pengajaran yang dilakukan oleh Pendidikan formal diselenggaran disekolah dimana pendidikan formal berlangsung dalam waktu terbatas, yaitu masa anak dan remaja. Pendidikan formal berlangsung dalam lingkungan pendidikan yang diciptakannya khusus untuk menyelenggarakan proses pendidikan secara teknis yang berlangsung dikelas, yang kegiatan pendidikannya terjadwal, tertentu waktu dan tempatnya. Pendidikan formal juga tersusun secara terprogram dalam bentuk kurikulum yang kegiatan pendidikannya lebih berorientasi pada kegiatan guru, sehingga guru mempunyai peranan yang sentral dalam bentuk pengajaran yang diberikan melalui pendidikan.Dimana pendidikan formal ditentukan oleh pihak luas untuk mengatur pendidikan dan tujuan pendidikan formal juga terbatas pada pengembangan kemampuan-kemampuan tertentu untuk mempersiapkan tujuan hidup yang diperoleh melalui pendidikan.Pada umumnya lembaga formal adalah tempat dimana orang tua menitipkan anak-anaknya untuk belajar sehingga memperluas pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya agar mampu menghadapi dunia kerja. Jenis-jenis pendidikan formala) Jenjang pendidikan formal terdiri atas:1. Pendidikan Dasar2. Pendidikan Menengah3. Pendidikan Tinggib) Jenis pendidikan mencakup atas:31. Pendidikan Umum2. Kejuruan3. Akademik 4. Profesi 5. Vokasi 6. Keagamaan dan khusus

Tujuan Pendidikan FormalPendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri dari pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan perguruan tinggi. Pendidikan formal terdiri dari pendidikan formal negeri dan pendidikan formal berstatus swasta.Adapun tujuan dari diselenggarakannya pendidikan formal adalah sebagai berikut:a) Membantu lingkungan keluarga untuk mendidik dan mengajar, memperbaiki, memperluas pengetahuan, dan tingkah laku peserta didik yang dibawa dari keluarga serta membantu pengembangan bakat.b) Mengembangkan keperibadian peserta didik lewat kurikulum agar;1) Peserta didik dapat bergaul dengan lingkungan sekolahnya.2) Mempersiapkan peserta didik terjun di masyarakat berdasarkan norma yang berlaku.c) Membentuk dasar atau pondasi cara- cara/pola berpikir yang sistematis dan konseptual secara konsisten dan terarah.d) Melatih dan menanamkan sikap mental dan emosional yang matang, dewasa dan mandiri. Sehingga biasanya seorang yang berpendidikan tinggi lebih dapat mengendalikan sikap dan emosinya secara baik.e) Mengajarkan banyak disiplin ilmu dengan berbagai teori-teori dan ilmu pengetahuan yang ada sehingga wawasan dan pengetahuan menjadi banyak dan luas.f) Menanamkan disiplin belajar yang sangat tinggi, sehingga seseorang yang berpendidikan akan lebih terbiasa untuk belajar dan belajar lagi.

42.1.2.Pendidikan Non FormalPendidikan non formal menurut Philip H. Choombs ialah pendidikan luar sekolah yang dilembagakan dan istilah ini yang digunakan dalam UU Sistem Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 10 ayat 1.Pendidikan luar sekolah yang dilembagakan (non formal) adalah semua bentuk pendidikan yang diselenggarakan dengan sengaja, tertib, terarah, dan berencana di luar kegiatan persekolahan. Dalam hal ini, tenaga, pengajar, fasilitas, cara penyampaian, dan waktu yang dipakai serta komponen-komponen lainnya disesuaikan dengan keadaan peserta atau peserta didik supaya mendapatkan hasil yang memuaskan.Bagi masyarakat Indonesia yang dipengaruhi sistem pendidikan tradisional, cara seperti ini lebih mudah dalam daya tangkap masyarakat dan mendorong rakyat untuk belajar karena keadaan ini sesuai dengan keadaan lingkungan.Pendidikan luar sekolah yang dilembagakan bersifat fungsional dan praktis serta pendekatannya lebih fleksibel. Calon peserta didik (raw-input) pendidikan luar sekolah dilembagakan yaitu:a.Penduduk usia sekolah yang tidak pernah mendapat keuntungan/kesempatan memasuki sekolah.b. Orang dewasa yang tidak pernah bersekolah.c. Peserta didik yang putus sekolah (drop out), baik dari pendidikan dasar, menengah, dan pendidikan tingg i.d. Peserta didik yang telah lulus satu sistem pendidikan sekolah tetapi tidak melanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi.e. Orang yang telah bekerja, tetapi ingin menambah keterampilan lain.

Di samping pendidikan yang fleksibel, hendaknya dapat pula digunakan pendekatan yang luas dan terintegrasi agar siapa saja dapat belajar lebih lanjut berdasarkan keterampilan pertama yang telah mereka peroleh. Serta mengisi segala kekuangan yang menghambat usaha mereka ke arah hidup yang lebih baik. Dengan kata lain, pendidikan luar sekolah yang dilembagakan dapat memperkuat pendidikan luar sekolah yang tidak dilembagakan. Pengertian Pendidikan non formal adalah pendidikan yang dilakukan secara teratur, dengan sadar (sengaja) dilakukan tetapi tidak terlalu ketat mengikuti peraturan-peraturan yang tetap/ tidak terikat oleh jenjang pendidikan __seperti pendidikan formal di sekolah.5Pendidikan non formal pada umumnya dilaksanakan tidak dalam lingkungan fisik sekolah. Maka dari itu dapat diidentikkan dengan pendidikan luar sekolah. Sasaran pokok pendidikan non formal adalah anggota masyarakat. Program-programnya dibuat sedemikian rupa agar bersifat luwes tetapi lugas dan tetap menarik minat para konsumen pendidikan. Berdasarkan penelitian di lapangan, pendidikan non formal sangat dibutuhkan oleh anggota masyarakat yang belum sempat mendapat kesempatan untuk mengikuti pendidikan formal karena sudah lewat umur atau terpaksa putus sekolah karena suatu hal. Tujuan terpenting dari pendidikan non formal adalah program-program yang ditawarkan kepada masyarakat harus sejalan dengan program-program pembangunan yang dibutuhkan oleh masyarakat banyak.Pendidikan non formal juga berarti suatu kegiatan pendidikan di luar keluarga dan di luar sekolah yang kegiatan-kegiatannya ditujukan kepada :1. Anak-anak yang belum pernah sekolah.2. Anak-anak yang meninggalkan pendidikan SD/ SLTP dan tidak meneruskan sekolah lagi (di bawah umur 18 tahun).3. Orang-orang dewasa (adult education)4. Anak-anak di bawah umur 18 tahun yang memerlukan re-edukasi.5. Orang-orang dewasa yang memerlukan re-edukasi.6. Masyarakat sebagai satu lingkungan budaya (comunity education). Macam-macam pendidikan itu dapat dikelompokkan sebagai program kegiatan pendidikan luar sekolah yang terorganisir yaitu :1.Pendidikan masyarakat adalah pendidikan yang ditujukan kepada orang dewasa, termasuk pemuda di luar batas umur tertinggi kewajiban belajar, dan dilakukan di luar lingkungan dan sistem pengajaran sekolah biasa.2.Pendidikan kemasyarakatan adalah konfirmasi antara kedewasaan yang diwakili pendidik dan kebelum dewasaan yang diwakili oleh anak didik yang berdiri sendiri. Atau dikatakan sebagai pendidikan yang meliputi bagian pendidikan yang mempersiapkan anak-anak untuk tugasnya sebagai penghasil dan sebagai pemakai.3. Pendidikan rakyat adalah tindakan-tindakan pendidikan atau pengaruh yang kadang-kadang mengenai seluruh rakyat, tetapi biasanya khusus mengenai rakyat lapisan bawah.

64. Mass Education adalah pendidikan yang diberikan ke orang dewasa di luar sekolah, yang bertujuan memberikan kecakapan baca tulis dan pengetahuan umum untuk dapat mengikuti perkembangan dan kebutuhan hidup sekelilingnya. Dalam hal ini termasuk pula latihan-latihan untuk mendidik calon pemimpin yang akan mempelopori pelaksanaan usahanya di dalam masyarakat.5. Adult education (pendidikan orang dewasa) adalah usaha atau kegiatan yang pada umumnya dilakukan dengan kemauan sendiri (bukan dipaksa dari atas) oleh orang dewasa, termasuk pemuda di luar batas tertinggi masa kewajiban belajar dan dilangsungkan di luar lingkungan sekolah biasa.6. Extention education adalah kegiatan pendidikan yang dilaksanakan di luar lingkungan sekolah biasa, diselenggarakan oleh perguruan-perguruan tinggi untuk mengimbangi hasrat masyarakat yang ingin menjadi peserta aktif dlm pergolakan jaman.7. Fundamental education adalah menolong masyarakat untuk mencapai kemajuan sosial ekonomi agar dengan demikian mereka dapat menduduki tempat yang layak dalam dunia modern. Sedangkan perjalanan kegiatan pendidikan non formal yang dilakukan di luar sekolah dan di luar keluarga itu berbentuk antara lain : kepanduan (pramuka), perkumpulan-perkumpulan pemuda dan pemudi, perkumpulan olah raga dan kesenian, perkumpulan-perkumpulan sementara, perkumpulan-perkumpulan perekonomian, perkumpulan-perkumpulan keagamaan dan lain sebagainya.Di kalangan masyarakat, program-program pendidikan non formal sering dikoordinasikan dan dilaksanakan oleh dinas pendidikan masyarakat, tim penggerak pembinaan kesejahteraan keluarga (tim penggerak PKK), pada tingkat kelurahan dibina oleh para lurah/ kepala desa. Di luar itu organisasi-organisasi wanita seperti dharma wanita dalam program bakti sosial kepada masyarakat acapkali melaksanakan program-program dalam bentuk paket program pendidikan non formal.

2.1.3 Pendidikan Informal Pendidikan informal (pendidikan luar sekolah yang tidak dilembagakan) adalah proses pendidikan yang diperoleh seseorang dari pengalaman sehari-hari dengan sadar atau tidak sadar.

7Pada umumnya tidak teratur dan tidak sistematis sejak seorang lahir sampai mati, seperti dalam keluarga, tetangga, pekerjaan, hiburan, pasar, atau dalam pergaulan sehari-hari.Walaupun demikian, pengaruhnya sangat besar dalam kehidupan seseorang karena dalam kebanyakan masyarakat pendidikan luar sekolah yang tidak dilembagakan berperan penting melalui keluarga, masyarakat, dan pengusaha.Pendidikan dalam keluarga adalah pendidikan yang pertama dan utama bagi setiap manusia. Seseorang lebih banyak berada dalam rumah tangga dibandingkan dengan di tempat-tempat lain. Sampai umur 3 tahun, seseorang akan selalu berada di rumah tangga. Pada masa itulah diletakkan dasar-dasar kepribadian seseorang. Dalam hal ini psikiater kalau menemukan penyimpangan dari kehidupan seseorang akan mencari sebab-sebabnya pada masa kanak-kanak seseorang itu.Pendidikan informal adalah pendidikan yang diperoleh seseorang berdasarkan pengalaman dalam hidup sehari-hari dengan sadar atau tidak sadar, sejak seorang lahir sampai ke liang kubur di dalam lingkungan keluarga, masyarakat atau dalam lingkungan pekerjaan sehari-hari. Contoh pengemudi becak. Bagi pengemudi becak, jelas tidak ada pendidikan formalnya. Jika seseorang pertama kali mencoba mengemudi (mengendalikan becak), ia akan menemui kesulitan. Kalaupun ada temannya yang baik hati, ia pun akan mengatakan lebih kurang cara memegang kemudi begini. Seterusnya sikap calon pengemudi becak itu akan berjalan sendiri menjalankan becak di satu tanah lapang atau di jalan yang lengang. Berdasarkan naluri dan pengalaman yang didapat dari kegiatan sehari-hari, ia merasakan lebih mantab mengendalikan becak. Atas dasar ini sebenarnya abang becak tadi telah mendapat pendidikan informal dalam mengemudikan becak. Contoh lain adalah calon tukang sado (delman), yang tentu tidak ada sekolah pengemudi sado, dokar atau delman. Mereka akan mendapatkan pendidikan informal berkat ketajaman naluri keberanian bertindak dan ketekunan dalam kegiatan sehari-hari sebagai tukang sado. Hanya akan terjadi perbedaan antara tukang sado dengan tukang becak yaitu kalau tukang sado dengan menghadapi makhluk bernyawa seperti kuda, lebih dahulu ia harus mengadakan pendekatan batin dengan kuda sebagai patnernya. Kontak batin dengan kudanya itulah maka ia akan mendapatkan nilai-nilai pendidikan informal yang sangat membantu kehidupannya sehari-hari. Singkat kata, dari pengalaman-pengalaman dalam aktifitas sehari-hari itulah tukang sado akan mereguk esensi pendidikan informal dalam sektor persadoan. 8Akhirnya dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pendidikan dimulai dari persiapan pendidikan (sebelum anak lahir), kemudian dilakukan pendidikan informal dalam keluarga (setelah anak lahir) oleh orang tua, pada masanya anak memasuki pendidikan formal di sekolah dan selebihnya kegiatan pendidikan berjalan di luar keluarga dan sekolah yaitu dalam masyarakat, sehingga dengan demikian mengingatkan kita bahwa pada dasarnya manusia itu hendaknya memperoleh pendidikan selama hidupnya. Inilah yaitu mungkin dikenal dengan asas baru dalam dunia pendidikan sebagai Pendidikan Seumur Hidup (life long education) yang di negara Canada dikenal dengan Life Long Learning dan di Amerika dikenal dengan Continuing Education.

2.2 Persamaan antara Pendidikan Formal, Informal, dan Nonformal Persamaan antara Pendidikan Formal,Informal, danNonformalBerkaitan dengan pengertian pendidikan terdapat perbedaan yang jelas antara pendidikan formal, pendidikan informal dan pendidikannonformal. Sehubungan dengan hal ini Coombs (1973) membedakan pengertian ketiga jenis pendidikan itu sebagai berikut:1. Pendidikan formal adalah kegiatan yang sistematis, bertingkat/berjenjang, dimulai dari sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi dan yang setaraf dengannya; termasuk kedalamnya ialah kegiatan studi yang berorientasi akademis dan umum, program spesialisasi, dan latihan professional, yang dilaksanakan dalam waktu yang terus menerus.2. Pendidikan informaladalah proses yang berlangsung sepanjang usia sehingga sehingga setiap orang memperoleh nilai, sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang bersumber dari pengalaman hidup sehari-hari, pengaruh lingkungan termasuk di dalamnya adalah pengaruh kehidupan keluarga, hubungan dengan tetangga, lingkungan pekerjaan dan permainan, pasar, perpustakaan, dan media massa.3. Pendidikan nonformalialah setiap kegiatan teroganisasi dan sistematis, di luar sistem persekolahan yang , dilakukan secara mandiri atau merupakan bagian penting dari kegiatan yang lebih luas, yang sengaja dilakukan untuk melayani peserta didik tertentu di dalam mancapai tujuan belajarnya.

9Persamaan antara Pendidikan Formal,Informal, dan Nonformal1. Sama-sama menekankan pentingnya kemampuan dan kegemaran membaca dan menulis, kecakapan berhitung serta kemampuan berkomunikasi2. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan agama, kewarganegaraan, kepribadian, ilmu pengetahuan dan teknologi, estetika, jasmani, olahraga dan kesehatan.3. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dilaksanakan melalui muatan dan atau kegiatan agama, akhlak mulia, kewarganegaraan, bahasa, seni dan budaya dan pendidikan jasmani.4. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, keterampilan/kejuruan dan muatan lokal yang relevan.5. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi dilaksanakan melalui muatan dan atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, keterampilan/kejuruan dan/atau teknologi informasi dan komunikasi serta muatan lokal yang relevan.6. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, keterampilan/kejuruan dan/atau teknologi informasi dan komunikasi serta muatan lokal yang relevan.7. Kelompok mata pelajaran estetika dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa, seni dan budaya, keterampilan, dan muatan lokal yang relevan.8. Kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga dan kesehatan dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan pendidikan jasmani , olah raga, pendidikan kesehatan, ilmu pengetahuan alam dan muatan lokal yang relevan.9. Standar kompetensi lulusan pendidikan dasar dan menengah dan pendidikannonformaldikembangkan oleh BNSP dan ditetapkan dengan Peraturan Menteri.10. Setiap satuan pendidikan formal dannonformalmenyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional dan kejiwaan peserta didik.1011. Pendidikan kedinasan merupakan pendidikan profesi yang diselenggarakan oleh departemen atau lembaga pemerintah nondepartemen. Pendidikan kedinasan diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal dannonformal.12. Pendidikan keagamaan dapat diselenggarakan pada jalur pendidikan formal,nonformaldan informal.13. Jalur, jenjang dan jenis pendidikan dapat dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan/atau masyarakat.14. Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak pindah ke program pendidikan pada jalur dan satuan pendidikan lain yang setara.15. Standar Kompetensi Lulusan mengacu pada Permendikans No. 23 Tahun 2006 tanggal 23 Mei 2006.16. Rasio pendidik terhadap peserta didik ditetapkan oleh peraturan menteri berdasarkan usulan BNSP

11BAB IIIPENUTUP

3.1 KesimpulanPendidikan adalah usaha manusia dalam meningkatkan pengetahuan tentang alam sekitarnya. Pendidikan diawali dengan proses belajar untuk mengetahui suatu hal kemudian mengolah informasi tersebut untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.Lingkungan pendidikan sendiri dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu :a.Pendidikan formalb. Pendidikan Informalc. Pendidikan Non FormalDalam pergaulannya di masyarakat, individu harus mempunyai etika dan sopan santun. Untuk mendapatkan pembelajaran sopan santun dan etika ini dimulai dari pendidikan nonformal dalam keluarga, dari pendidikan formal di sekolah dan pendidikan informal di masyarakat.

3.2 SaranUntuk peningkatan prestasi belajar individu dalam menempuh pendidikan yang berkualitas, maka saran yang penulis berikan antara lain :a. Meningkatkan ketertarikan individu terhadap pendidikan dengan berusaha mengambil hikmah dan pelajaran yang berasal dari ketiga lingkungan pendididikan.b. Berusaha meningkatkan iman dan taqwa, sehingga individu dapat berperilaku dan berbuat sesuai dengan ajaran agama yang mulia.c. Meningkatkan peran serta lingkungan pendidikan semaksimal mungkin untuk dapat membimbing dan mengarahkan individu untuk lebih berprestasi dalam pendidikan mereka.

12DAFTAR PUSTAKAnursekhamaulidatmthbunisma.blogspot.com/2013/02/makalah-pendidikan-non-formal-dan.htmlki-stainsamarinda.blogspot.com/2012/09/v-behaviorurldefaultvmlo_10.htmlsitiativa.wordpress.com/2012/09/09/makalah-pendidikan-informal/http://infomediakita.blogspot.com/2010/04/makalah-pengaruh-pendidikan-formal-non.html

13