makalah manajemen pemasaran

5
MAKALAH MANAJEMEN PEMASARAN 2 ANALISA POTENSI PASAR ANALISA PERILAKU KONSUMEN ANALISA BENCHMARK INDUSTRI Analisa Potensi Pasar Market Intelligence merupakan kegiatan yang sangat penting untuk memperoleh informasi, mengolah, menganalisis, menyusun strategi dan program mengenai potensi pasar, persaingan, tingkat persaingan, customer dan potensi sumber daya dalam proses pengambilan keputusan. Sistem intelijen pemasaran merupakan bagian dari sistem informasi pemasaran serta sangat erat kaitannya dengan sistem catatan intern perusahaan dan riset pemasaran. Informasi tersebut dapat berasal dari dalam perusahaan sendiri, konsultan riset pemasaran, biro periklanan, pemasok, pelanggan, bahkan pesaing. Dengan melakukan market intelligence ini, peserta dapat mengetahui sejauh mana respon pasar terhadap produk dan jasa yang kita miliki, yaitu dengan cara melakukan analisis terhadap kondisi dan peluang pasar, analisis customer, dan analisis pesaing. Tujuannya adalah untuk menciptakan pertumbuhan ekspor produk dan jasa Indonesia, peningkatan market share, serta memaksimalkan revenues, dengan cara menyeimbangkan antara cost dan price dari berbagai produk/jasa yang kita miliki. Training ini, diharapkan dapat memberikan bekal kepada seluruh peserta agar dapat lebih melihat peluang untuk meningkatkan networking dalam rangka memasarkan produk- produk Indonesia ke dunia internasional. Tujuan Tujuan yang diharapkan dari kegiatan pelatihan ini antara lain: 1. Peserta mampu melihat dan memanfaatkan potensi dan peluang pasar dari aktivitas usaha yang dijalankan 2. Memperoleh besaran biaya yang efisien sehingga dapat menawarkan harga yang lebih bersaing 3. Memperoleh informasi mengenai kinerja pesaing dan tingkat persaingan 4. Memperoleh peningkatan customer responsiveness 5. Memperoleh peningkatan loyalitas customer melalui consumer behavior. 6. Dapat membuat action plan untuk peningkatan kinerja marketing dan promosi secara berkesinambungan

Upload: syie-fae-oedh-dhien

Post on 23-Dec-2015

5 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Makalah tentang Manajemen Pemasaran

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Manajemen Pemasaran

MAKALAH MANAJEMEN PEMASARAN 2

ANALISA POTENSI PASAR

ANALISA PERILAKU KONSUMEN

ANALISA BENCHMARK INDUSTRI

Analisa Potensi Pasar

Market Intelligence merupakan kegiatan yang sangat penting untuk memperoleh informasi, mengolah,

menganalisis, menyusun strategi dan program mengenai potensi pasar, persaingan, tingkat persaingan,

customer dan potensi sumber daya dalam proses pengambilan keputusan. Sistem intelijen pemasaran

merupakan bagian dari sistem informasi pemasaran serta sangat erat kaitannya dengan sistem catatan intern

perusahaan dan riset pemasaran. Informasi tersebut dapat berasal dari dalam perusahaan sendiri, konsultan

riset pemasaran, biro periklanan, pemasok, pelanggan, bahkan pesaing.

Dengan melakukan market intelligence ini, peserta dapat mengetahui sejauh mana respon pasar terhadap

produk dan jasa yang kita miliki, yaitu dengan cara melakukan analisis terhadap kondisi dan peluang pasar,

analisis customer, dan analisis pesaing. Tujuannya adalah untuk menciptakan pertumbuhan ekspor produk dan

jasa Indonesia, peningkatan market share, serta memaksimalkan revenues, dengan cara menyeimbangkan

antara cost dan price dari berbagai produk/jasa yang kita miliki.

Training ini, diharapkan dapat memberikan bekal kepada seluruh peserta agar dapat lebih melihat peluang untuk

meningkatkan networking dalam rangka memasarkan produk-produk Indonesia ke dunia internasional.

Tujuan

Tujuan yang diharapkan dari kegiatan pelatihan ini antara lain:

1. Peserta mampu melihat dan memanfaatkan potensi dan peluang pasar dari aktivitas usaha yang

dijalankan

2. Memperoleh besaran biaya yang efisien sehingga dapat menawarkan harga yang lebih bersaing

3. Memperoleh informasi mengenai kinerja pesaing dan tingkat persaingan

4. Memperoleh peningkatan customer responsiveness

5. Memperoleh peningkatan loyalitas customer melalui consumer behavior.

6. Dapat membuat action plan untuk peningkatan kinerja marketing dan promosi secara

berkesinambungan

.Analisa Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen dapat dianalisis melalui pendekatan IC. Definisi IC adalah kurva yang menunjukkan tempat kedudukan titik-titik yang menunjukkan kombinasi antara barang yang dikonsumsi (2 barang) yang memberikan kepuasan yang sama. Kepuasan maksimum konsumen dalam mengkonsumsi barang akan tercapai, apabila garis anggaran bersinggungan dengan IC. Premis yang digunakan dalam menjelaskan definisitersebut adalah:

Page 2: Makalah Manajemen Pemasaran

a. konsumen selalu berusaha memaksimumkan kepuasan.b. cita rasa konsumen tercermin dalam IC yang jumlahnya tak terhingga dan tidak saling berpotongan satu sama lain.c. pendapatan konsumen dan harga-harga barang diketahui dan tergambar dalam garis anggaran (budget constraint).

Dampak perubahan harga barang, penghasilan konsumen, dan selera konsumen terhadap jumlah barang yang diminta adalah:a. apabila harga barang yang dihadapi konsumen berubah, maka konsumen akan mengubah pola konsumsinya. Inforinasi ini relevan bagi perusahaan dalam menentukan hargajual barang.b. apabila penghasiian konsumen mengalami perubahan, maka konsumen akan mengubah pola konsumsinya. Analisis ini mendasari konsepelastisitas pendapatan yang berguna untuk meramalkan pengaruh perubahan suasana dunia usaha terhadap fungsi permintaan dan fungsi potensi pasar.c. apabila selera konsumen terhadap suatu barang berubah, maka IC akan berubah juga. Informasi ini berguna untuk melihat dampak perikianan terhadap selera konsumen yang selanjutnya mempengaruhi permintaan barang.

Di samping menggunakan pendekatan IC, perilaku konsumen dalam mengkonsumsi barang dapat dianalisis dengan menggunakan pcndekatan atribut. Definisi atribut adalah semua jasa yang dihasilkan dari penggunaan dan atan pemilikan barang tersebut. Contoh atribut, sebuah mobil antara lain: jasa pengangkutan, prestise, keamanan, dan lain sebagainya. Sedang yang dimaksud dengan garis batas efisiensi (efficiency frontier) adalah batas luar dan merupakan kombinasi dua atribut yang dapat dicapai konsumen dengan batas anggaran tertentu (budget constraint). Kepuasan maksimurri konsumen tercapai apabila efficiency frontier disinggung oleh IC konsurnen tersebut.

Perubahan harga barang, penghasilan konsumen, dan persepsi konsumen terhadap efficiency frontier adalah:a. apabila harga barang tunin, maka efficiency frontier bergeser keluar dan sebaliknya apabila harga barang naik, efficiency fronhier bergeserke dalammendekati titik asal nol (O),b. apabila penghasilan meningkat dan barang yang dikonsumsi itu normal sifatnya tentu efficiency frontier seluruhnya bergeser sejajar keluar dansebaliknya penghasilan menurun, maka efficiency frontier akan bergeser kekiri.c. persepsi konsumen berhubungan dengan jumlah atribut yang terdapat dalam suatu barang. Apabila konsumen merasa atribut suatu barang meningkat, maka efficiency frontier akan bergeser ke kanan.

SimpulanPendekatan teori konsumen seperti yang telah diuraikan di muka ada dua (2) yaitu: pendekatan IC dan pendekatan atribut. Penghasilan konsumen, selerakonsumen, dan persepsi konsumen alkan mengubah IC dan efficiency frontier yang selanjutnya akan mengubah posisi/titik kepuasan maksimum konsumen tersebut. Pada pendekatan atribut ada beberapa atribut barang (misalnya: prestise, status, keamanan dan sebagainya) yang hanya dapat ditentukan secara subyektif. Analisis pendekatan IC dan atribut menghasilkan informasi yang relevan bagi perusabaan dalam menentukan harga jual barang, mengetahui potensi pasar, melihat dampak perikianan suatu produk dan lain sebagainya

Analisis Benchmark Industri

Benchmarking dapat diartikan sebagai metode sistematis untuk mengidentifikasi, memahami, dan secara kreatif mengembangkan proses, produk, layanan, untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Manfaat bagi perusahaan dengan mengembangkan benchmarking, antara lain:

Untuk menetapkan sasaran yang menantang dan realistis

Untuk menentukan bagaimana sasaran dapat dicapai

Perlunya adanya terobosan peningkatan dalam organisasi

Page 3: Makalah Manajemen Pemasaran

Perlunya memperoleh ide-ide baru

12. Beberapa Kendala

Berhubung proses identifikasi dan transfer praktek bisnis cenderung memakan waktu (time consuming) ,maka kendala yang terutama dalam melakukan benchmarking adalah kurangnya motivasi untuk mengadopsi praktek bisnis, kurangnya informasi yang memadai mengenai cara adaptasi dan penggunaannya secara efektif dan kurangnya kapasitas (sumberdaya ataupun keterampilan) dalam penyerapan praktek bisnis Kebanyakan orang mempunyai kecenderungan untuk belajar, membagi pengalaman, dan bertindak lebih baik. Kecenderungan ini dihalangi oleh sebab-sebab administratif, struktural, budaya yang berpengaruh negatif pada keseluruhan organisasi, antara lain:

Struktur organisasi silo, di mana masing-masing unit fokus pada tujuan sendiri, sehingga kepentingan bersama lebih dipandang dari sudut pandang masing-masing unit.

Budaya menghargai keahlian dan penciptaan pengetahuan lebih dominan disbanding budaya membagi keahlian.

Kurangnya kontak, hubungan dan perspektif bersama dalam suatu organisasi.

Sistem yang tidak memungkinkan atau menghargai upaya untuk melakukan knowledge sharing atau keterampilan

Faktor-faktor budaya yang menghambat proses knowledge sharing yaitu:

Kurangnya kepercayaan

Perbedaan budaya, kosa kata, dan kerangka berpikir

Kurangnya sarana baik waktu, tempat pertemuan, kesempatan untuk menampung ide-ide yang menunjang produktivitas

Penghargaan atau status tetap dimiliki oleh unit yang di-benchmark.

Kurangnya kapasitas untuk menyerap pengetahuan

Kepercayaan bahwa pengetahuan tetap dimiliki oleh unit yang di-benchmark, atau sindrom “bukan hasil karya unit kami”

Kurang toleransi terhadap kesalahan atau dalam membutuhkan pertolongan

13. Langkah-langkah Melakukan Benchmarking

Secara umum tahap-tahap pelaksanaan dalam benchmarking dapat disampaikan sebagai berikut :

Merencanakan proses benchmarking dan karakterisasi target yang akan di-benchmark

Pengumpulan dan analisis data internal

Pengumpulan dan analisis data eksternal

Peningkatan kinerja target benchmarking

Peningkatan secara berkelanjutan

Page 4: Makalah Manajemen Pemasaran

Adapun tahap-tahap dalam proses transfer atau benchmark adalah:

Inisiasi–meliputi semua hal yang membawa kepada keputusan mengenai perlunya untuk mentransfer praktek, seperti penemuan, ataupun proses kerja yang efektif dalam sebuah organisasi.Implementasi–aliran sumber daya antara penerima dan unit sumber, hubungan social terjalin, dan upaya-upaya untuk melakukan transfer sudah lebih dapat diterima oleh pelaku benchmark Ramp-up–dimulai ketika penerima mulai menggunakan pengetahuan yang diperoleh, dengan cara mengidentifikasi dan memecahkan masalah yang tak terduga, sehingga kinerja meningkat secara bertahap Integrasi–dimulai ketika penerima menerima hasil yang memuaskan dengan penggunaan pengetahuan yang diperoleh, dan terjadi proses institusionalisasi pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh Proses benchmark bukan menyontek, tetapi membandingkan keberadaan suatu proses di satu pihak dengan pihak lain yang melakukan proses yang sama. Hasil analisa yang diperoleh digunakan sebagai alat untuk melakukan perbaikan sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja. Silakan mencoba melakukan benchmark, pasti banyak perubahan positif yang bisa diterapkan di dalam organisasi anda

14. Kesimpulan Dan Saran

Dapat dikatakan bahwa benchmarking membutukan kesiapan “Fisik” dan “Mental”. Secara “Fisik” karena dibutuhkan kesiapan sumber daya manusia dan teknologi yang matang untuk melakukan benchmarking secara akurat. Sedangkan secara “Mental” Adalah bahwa pihak manajemen perusahaan harus bersiap diri bila setelah dibandingkan dengan pesaing, ternyata mereka menemukan kesenjangan yang cukup tinggi.Maka dapat disimpulkan beberapa hal yang harus diketahui oleh perusahaan maupun mereka yang berkecimpung dalam dunia bisnis bahwa:

Benchmarking merupakan kiat untuk mengetahui tentang bagimana dan mengapa suatu perusahaan yang memimpin dalam suatu industri dapat melaksanakan tugas-tugasnya secara lebih baik dibandingkan dengan yang lainnya.

Fokus dari kegiatan benchmarking diarahkan pada praktik terbaik dari perusahaan lainnya. Ruang lingkupnya makin diperluas yakni dari produk dan jasa menjalar kearah proses, fungsi, kinerja organisasi, logistik, pemasaran, dll. Benchmarking juga berwujud perbandingan yang terus-menerus, jangka panjang tentang praktik dan hasil dari perusahaan yang terbaik dimanapun perusahaan itu berada.

Praktik banchmarking berlangsung secara sistematis dan terpadu dengan praktik manajemen lainnya, misalnya TQM, corporate reengineering, analisis pesaing, dll

Kegiatan benchmarking perlu keterlibatan dari semua pihak yang berkepentingan, pemilihan yang tepat tentang apa yang akan di- benchmarking-kan, pemahaman dari organisasi itu sendiri, pemilihan mitra yang cocok dan kemampuan untuk melaksanakan apa yang ditemukan dalam praktik bisnis