makalah leukosit

37
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tiap hari kita menghirup udara dan memegang berbagai benda. Oleh karena itu, bagaimanapun juga kita akan selalu berinteraksi dengan bakteri. Seperti diketahui, begitu ada kesempatan maka bakteri akan menyelinap masuk ke dalam darah, kemudian berkembang biak dan mengeluarkan toksin (racun) yang dapat merusak kualitas darah. Kalau memang demikian, apakah itu berarti bahwa setiap hari ada kemungkinan bagi individu untuk menderita suatu penyakit, karena aktivitas keseharian yang dilakukan individu? Jangan cemas dulu. Ternyata, kenyataan tidak menunjukkan hal demikian. Bagaimanapun juga hanya sedikit sekali orang yang dalam setahun sakit secara terus-menerus. Mengapa bisa demikian? Karena dalam darah manusia terdapat suatu pasukan tempur yang berjumlah sangat besar yang tak henti-hentinya 1

Upload: dery-laskar-kahadari

Post on 21-Jun-2015

1.678 views

Category:

Documents


57 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah leukosit

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tiap hari kita menghirup udara dan memegang berbagai benda. Oleh karena

itu, bagaimanapun juga kita akan selalu berinteraksi dengan bakteri. Seperti

diketahui, begitu ada kesempatan maka bakteri akan menyelinap masuk ke dalam

darah, kemudian berkembang biak dan mengeluarkan toksin (racun) yang dapat

merusak kualitas darah. Kalau memang demikian, apakah itu berarti bahwa setiap

hari ada kemungkinan bagi individu untuk menderita suatu penyakit, karena

aktivitas keseharian yang dilakukan individu?

Jangan cemas dulu. Ternyata, kenyataan tidak menunjukkan hal demikian.

Bagaimanapun juga hanya sedikit sekali orang yang dalam setahun sakit secara

terus-menerus. Mengapa bisa demikian? Karena dalam darah manusia terdapat

suatu pasukan tempur yang berjumlah sangat besar yang tak henti-hentinya

bertempur dan memberantas bakteri.Pasukan tempur itu tidak lain adalah sel darah

putih yang juga dikenal dengan sebutan leukosit.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini yaitu :

1. Apakah sebenarnya sel darah putih (leukosit) itu ?

2. Apa saja jenis-jenis dari sel darah putih (leukosit) itu sendiri ?

3. Apa saja karakteristik dari sel darah putih(leukosit) itu ?

1

Page 2: Makalah leukosit

4. Bagaimana cara menghitung  jumlah sel dan jenis-jenis sel darah putih

(leukosit) ?

5. Kelainan-kelainan apa saja yang terjadi pada sel darah putih (leukosit) ?

1.3 Tujuan

Tujuan penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui pengertian tentang sel darah putih (leukosit).

b. Untuk mendeskripsikan jenis-jenis sel darah putih (leukosit).

c. Untuk mengetahui karakteristik sel darah putih (leukosit).

d. Untuk mengetahui cara menghitung jumlah sel dan jenis-jenis sel darah

putih (leukosit).

e. Untuk mengetahui kelainan yang mungkin terjadi pada sel darah putih

(leukosit)

1.4 Manfaat

Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini yaitu :

a. Kita dapat mengetahui apa sebenarnya  sel darah putih (leukosit)

b. Kita dapat mengetahui apa saja jenis-jenis sel darah putih (leukosit)

c. Kita dapat mengetahui karakteristik sel darah putih (leukosit)

d. Kita dapat mengetahui bagaiman cara menghitung jumlah sel dan jenis-

jenis sel darah putih (leukosit)

e. Serta kita dapat pula mengetahui kelainan apa saja yang mungkin terjadi

pada sel darah putih (leukosit).

2

Page 3: Makalah leukosit

BAB  II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Leukosit

Sel darah putih, leukosit (white blood cell, WBC, leukocyte) adalah sel yang

membentuk komponen darah. Sel darah putih ini berfungsi untuk membantu

tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan

tubuh. Sel darah putih tidak berwarna, memiliki inti, dapat bergerak secara

amuboid, dan dapat menembus dinding kapiler / diapedesis. Dalam keadaan

normalnya terkandung 4x109 hingga 11x109 sel darah putih di dalam seliter darah

manusia dewasa yang sehat - sekitar 4000-11000 sel per tetes. Dalam kasus

leukemia, jumlahnya dapat meningkat hingga 50000 sel per tetes.

Di dalam tubuh, leukosit tidak berasosiasi secara ketat dengan organ atau

jaringan tertentu, mereka bekerja secara independen seperti organisme sel tunggal.

Leukosit mampu bergerak secara bebas dan berinteraksi dan menangkap serpihan

seluler, partikel asing, atau mikroorganisme penyusup. Selain itu, leukosit tidak

bisa membelah diri atau bereproduksi dengan cara mereka sendiri, melainkan

mereka adalah produk dari sel punca hematopoietic pluripotent yang ada pada

sumsum tulang. Leukosit mempunyai bentuk yang berbeda dengan eritrosit.

Bentuknya bervairasi dan mempunyai inti sel bula atau pun cekung. Gerakannya

seperti Amoeba dan dapat menembus dinding kapiler.

Beberapa leukosit secara aktif melakukan fagositosis, mencerna bakteri dan

sisa bahan mati. Semua leukosit bergerak secara amuboid, beberapa jenis melebihi

3

Page 4: Makalah leukosit

yang lain. Sebagian besar leukosit memiliki kemampuan berpindah melalui pori

kecil diantara sel-sel yang membentuk dinding kapiler. Gerakan ini disebut

diapedes, berawal ketika suatu bagian sel mengalir dalam bentuk tonjolan serupa

lengan yang kemudian melalui sebuah pori kecil. Sisa sitoplasma mengalir secara

perlahan melalui pori kecil tadi ke sisi lain dinding kapiler. Dengan cara ini,

seluruh sel bergerak melalui pori dari satu sisi ke sisi lain dinding kapiler.

Leukosit diangkut ke tempat infeksi oleh suatu proses yang disebut

kemotaksis. Berbagai zat yang dilepaskan oleh mikroorganisme yang menyerang

atau oleh sel jaringan yang terbunuh, mengangkut leukosit ke arah sumber agen

kemotaksis. Difusi zat-zat membentuk gradient konsentrasi, yang diikuti leukosit.

Kemotaksis dapat mempunyai pengaruh positif atau negatif. Bila jaringan tubuh

terluka atau terinfeksi, peradangan atau respon peradangan merupakan pertahanan

tubuh. Kunci respon peradangan adalah pelepasan berbagai zat kimia dari jaringan

tubuh yang satu ke jaringan tubuh yang lain disebut histamin.

Histamin menyebabkan pembuluh darah di daerah yang terluka melebar,

dengan demikian aliran darah  di tempat itu bertambah. Akibat aliran darah

meningkat, jaringan menjadi lebih merah dan lebih panas. Sebagai akibat cairan

jaringan bertambah, jaringan menjadi bengkak, suatu keadaan yang disebut

edema. Cairan jaringan yang penuh dengan protein dan plasma, mulai

menggumpal dan mencegah aliran normal cairan jaringan. Sebagai hasilnya,

sebaran bakteri atau racunnya diperlambat dan ditahan pada daerah yang luka.

Cepatnya respon peradangan sebanding dengan meluasnya kerusakan

jaringan. Karena itu, infeksi stafilokokus yang menghasilkan kerusakan besar

4

Page 5: Makalah leukosit

jaringan, biasanya ditahan oleh respon peradangan dengan cepat. Infeksi

streptokokus yang kurang merusak, mendatangkan respon peradangan sangat

lamban. Sebagai akibat, penghalangan mungkin kurang berhasil, dan infeksi

bakteri dapat berlanjut menyebar ke seluruh tubuh. Dengan pengrusakan jaringan

dan pelepasan substansi kimia, daya tarik leukosit ke tempat luka bertambah.

Dengan proses diapedesis neutrofil bergerak dari kapiler, dan dengan proses

kemotaksis neutrofil diangkut ke tempat luka.Karena leukosit memakan bakteri,

maka akan terjadi pembentukan nanah pada tubuh yang luka. Sebenarnya nanah

terdiri dari bakteri mati dan hidup, leukosit, buangan sel, dan cairan tubuh. Bila

leukosit merusak bakteri invader (karakteristik bakteri) dengan baik, luka yang

terinfeksi akan kembali normal,dan proses fagositosis berlangsung dengan baik.

Apabila proses fagositosis tidak berlansung dengan baik maka nanah pada luka

akan bertambah, dan infeksi akan menyebar ke seluruh tubuh.

2.2 Jenis-jenis Leukosit

Tabel Jenis-Jenis Sel Darah Putih

Tipe Gambar Diagram%dalam tubuh manusia

Keterangan

Neutrofil 65% Neutrofil berhubungan dengan pertahanan tubuh terhadap infeksi bakteri serta proses peradangan kecil lainnya, serta biasanya juga yang memberikan tanggapan pertama terhadap infeksi bakteri; aktivitas dan matinya neutrofil dalam jumlah yang banyak

5

Page 6: Makalah leukosit

menyebabkan adanya nanah.

Eosinofil 4%

Eosinofil terutama berhubungan dengan infeksi parasit, dengan demikian meningkatnya eosinofil menandakan banyaknya parasit.

Basofil <1%

Basofil terutama bertanggung jawab untuk memberi reaksi alergi dan antigen dengan jalan mengeluarkan histamin kimia yang menyebabkan peradangan.

Limfosit 25% Limfosit lebih umum dalam sistem limfa. Darah mempunyai tiga jenis limfosit:

           Sel B: Sel B membuat antibodi yang mengikat patogen lalu menghancurkannya. (Sel B tidak hanya membuat antibodi yang dapat mengikat patogen, tapi setelah adanya serangan, beberapa sel B akan mempertahankan kemampuannya dalam menghasilkan antibodi sebagai layanan sistem 'memori'.)

           Sel T: CD4+ (pembantu) Sel T mengkoordinir tanggapan ketahanan (yang bertahan dalam infeksi HIV) sarta penting untuk menahan bakteri intraseluler. CD8+ (sitotoksik) dapat membunuh sel yang terinfeksi virus.

           Sel natural killer: Sel pembunuh alami (natural killer, NK) dapat membunuh sel tubuh yang tidak menunjukkan sinyal bahwa dia tidak boleh dibunuh

6

Page 7: Makalah leukosit

karena telah terinfeksi virus atau telah menjadi kanker.

Monosit 6%

Monosit membagi fungsi "pembersih vakum" (fagositosis) dari neutrofil, tetapi lebih jauh dia hidup dengan tugas tambahan: memberikan potongan patogen kepada sel T sehingga patogen tersebut dapat dihafal dan dibunuh, atau dapat membuat tanggapan antibodi untuk menjaga.

Makrofag (lihat di atas)

Monosit dikenal juga sebagai makrofag setelah dia meninggalkan aliran darah serta masuk ke dalam jaringan.

1. Neutrofil.

Neutrofil berkembang dalam sum-sum tulang dikeluarkan dalam sirkulasi,

sel-se ini merupakan 60 -70 % dari leukosit yang beredar. Garis tengah sekitar 12

um, satu inti dan 2-5 lobus. Sitoplasma yang banyak diisi oleh granula-granula

spesifik (0;3-0,8um) mendekati batas resolusi optik, berwarna salmon pink oleh

campuran jenis romanovky.  Granul pada neutrofil ada dua :

Azurofilik yang mengandung enzym lisozom dan peroksidase.

7

Page 8: Makalah leukosit

Granul spesifik lebih kecil mengandung fosfatase alkali dan zat-zat

bakterisidal (protein Kationik) yang dinamakan fagositin.

Neutrofil jarang mengandung retikulum endoplasma granuler, sedikit

mitokonria, apparatus Golgi rudimenter dan sedikit granula glikogen. Neutrofil

merupakan garis depan pertahanan seluler terhadap invasi jasad renik, menfagosit

partikel kecil dengan aktif. Adanya asam amino D oksidase dalam granula

azurofilik penting dalam penceran dinding sel bakteri yang mengandung asam

amino D. Selama proses fagositosis dibentuk peroksidase. Mielo peroksidase yang

terdapat dalam neutrofil berikatan dengan peroksida dan halida bekerja pada

molekultirosin dinding sel bakteri dan menghancurkannya.

2. Eosinofil.

 Jumlah eosinofil hanya 1-4 % leukosit darah, mempunyai garis tengah

9um (sedikit lebih kecil dari neutrofil). Inti biasanya berlobus dua, Retikulum

endoplasma mitokonria dan apparatus Golgi kurang berkembang. Mempunyai

granula ovoid yang dengan eosin asidofkik, granula adalah lisosom yang

8

Page 9: Makalah leukosit

mengandung fosfatae asam, katepsin, ribonuklase, tapi tidak mengandung lisosim.

Eosinofil mempunyai pergerakan amuboid, dan mampu melakukan fagositosis,

lebih lambat tapi lebih selektif dibanding neutrifil.

Eosinofil memfagositosis komplek antigen dan anti bodi, ini merupakan

fungsi eosinofil untuk melakukan fagositosis selektif terhadap komplek antigen

dan antibody. Eosinofil mengandung profibrinolisin, diduga berperan

mempertahankan darah dari pembekuan, khususnya bila keadaan cairnya diubah

oleh proses-proses patologi. Kortikosteroid akan menimbulkan penurunan jumlah

eosinofil darah dengan cepat.

3. Basofil.

Basofil jumlahnya 0-% dari leukosit darah, ukuran garis tengah 12um, inti

satu, besar bentuk pilihan ireguler, umumnya bentuk huruf S, sitoplasma basofil

terisi granul yang lebih besar, dan seringkali granul menutupi inti, granul

bentuknya ireguler berwarna metakromatik, dengan campuran jenis Romanvaki

tampak lembayung. Granula basofil metakromatik dan mensekresi histamin dan

heparin, dan keadaan tertentu, basofil merupakan sel utama pada tempat

9

Page 10: Makalah leukosit

peradangan ini dinamakan hypersesitivitas kulit basofil. Hal ini menunjukkan

basofil mempunyai hubungan kekebalan.

4. Limfosit.

Limfosit merupakan sel yang sferis, garis tengah 6-8um, 20-30% leukosit

darah. Normal, inti relatifbesar, bulat sedikit cekungan pada satu sisi, kromatin

inti padat, anak inti baru terlihat dengan electron mikroskop. Sitoplasma sedikit

sekali, sedikit basofilik, mengandung granula-granula azurofilik. Yang berwarna

ungu dengan Romonovsky mengandung ribosom bebas dan poliribisom.

Klasifikasi lainnya dari limfosit terlihat dengan ditemuinya tanda-tanda molekuler

khusus pada permukaan membran sel-sel tersebut. Beberapa diantaranya

membawa reseptos seperti imunoglobulin yang mengikat antigen spesifik pada

membrannya.

Limfosit dalam sirkulasi darah normal dapat berukuran 10-12um ukuran

yang lebih besar disebabkan sitoplasmanya yang lebih banyak. Kadang-kadang

disebut dengan limfosit sedang. Sel limfosit besar yang berada dalam kelenjar

10

Page 11: Makalah leukosit

getah bening dan akan tampak dalam darah dalam keadaan patologis, pada sel

limfosit besar ini inti vasikuler dengan anak inti yang jelas.

Limfosit dibagi ke dalam 2 kelompok utama (Farieh, 2008):

a. Limfosit B

Berasal dari sel stem di dalam sumsum tulang dan tumbuh menjadi sel 

plasma, yang menghasilkan antibody

b. Limfosit T

terbentuk jika sel stem dari sumsum tulang pindah ke kelenjar thymus,

dimana mereka mengalami pembelahan dan pematangan

Di dalam kelenjar thymus, limfosit T belajar membedakan mana benda

asing dan mana bukan benda asing. Limfosit T dewasa meninggalkan kelenjar

thymus dan masuk ke dalam pembuluh getah bening dan berfungsi sebagai bagian

dari sistem pengawasan kekebalan.

5. Monosit.

11

Page 12: Makalah leukosit

 Monosit merupakan sel leukosit yang besar 3-8% dari jumlah leukosit

normal, diameter 9-10 um tapi pada sediaan darah kering diameter mencapai

20um, atau lebih. Inti biasanya eksentris, adanya lekukan yang dalam berbentuk

tapal kuda. Kromatin kurang padat, susunan lebih fibriler, ini merupakan sifat

tetap monosit. Sitoplasma relatif banyak dengan pulasan wrigh berupa bim abu-

abu pada sajian kering. Monosit ditemui dalam darah, jaingan penyambung, dan

rongga-rongga tubuh. Monosit tergolong fagositik mononuclear (system

retikuloendotel) dan mempunyai tempat-tempat reseptor pada permukaan

membrannya. Untuk imunoglobulin dan komplemen. Monosit beredar melalui

aliran darah, menembus dinding kapiler masuk kedalam jaringan penyambung

daIam darah beberapa hari. Dalam jaringan bereaksi dengan limfosit dan

memegang peranan penting dalam pengenalan dan interaksi sel-sel 

immunocmpetent dengan antigen.

2.3 Karakteristik Leukosit

1. Jumlah

Jumlah normal sel darah putih adalah 5000 – 10000 sel/mm3 . Infeksi atau

kerusakan jaringan mengakibatkan peningkatan jumlah total leukosit

2. Fungsi

Leukosit berfungsi untuk melindungi tubuh terhadap infeksi benda

asing, termasuk bakteri dan virus.

Sebagai pengangkut yaitu mengangkut atau membawa zat lemak dari

dinding usus melalui limfa ke pembuluh darah.

12

Page 13: Makalah leukosit

3. Diapedesis

Leukosit memiliki sifat diapedesis, yaitu kemampuan untuk menembus

pori-pori membran kapiler dan masuk ke dalam jaringan

4. Gerakan amuboid

Leukosit bergerak sendiri dengan gerakan amuboid. Beberapa sel mampu

bergerak tiga kali panjang tubuh dalam satu menit

5. Kemampuan kemoktasis

Pelepasan zat kimia oleh jaringan yang rusak menyebabkan leukosit

bergerak mendekati atau menjauhi sumber zat.

6. Fagositosis

Semua leukosit adalah fagositik, tetapi kemampuan ini lebih berkembang

pada neutrofil dan monosit

7. Rentang kehidupan.

Setelah diproduksi disumsum tulang, leukosit bertahan kurang lebih satu

hari dalam sirkulasi darah sebelum masuk ke jaringan. Sel ini tetap dalam

jaringan selama beberap hari, beberapa minggu, atau beberapa bulan,

tergantung jenis leukositnya.

2.4 Menghitung Jumlah dan Jenis-jenis Sel Leukosit

Adapun pemeriksaan yang sering dilakukan di laboratorium terhadap leukosit

yaitu :

13

Page 14: Makalah leukosit

a) Menghitung jumlah leukosit

Hitung leukosit yaitu menyatakan jumlah sel-sel leukosit perliter darah

(System International Units = SI unit) atau /mm3 darah. Nilai normalnya

5000 - 10000 / mm3.

Berikut ini adalah cara hitung leukosit dengan cara manual menggunakan

Kamar Hitung Improve neubauer.

Ada beberapa jenis Kamar Hitung yaitu kamar hitung Improve Neubauer,

kamar hitung Original Neubauer, kamar hitung Burker, kamar hitung Turk, dan

kamar hitung Thoma.

Disini kami menggunakan kamar hitung Improve Neubauer dan

menjelaskan tentang pembagian kamar hitung tersebut secara rinci.

Luas seluruh bidang kamar hitung dibagi atas 9 kamar, yang luasnya masing-

masing: 1 mm2. Leukosit dihitung pada lokasi A, B, C, dan D.

Lokasi A, B, C, dan D : 1 kotak besar dibagi 16 kotak sedang, yang

luasnya masing-masing = 1/16 mm2

14

Page 15: Makalah leukosit

Pada bagian tengah kamar hitung dibagi menjadi 25 kotak sedang, yang

luasnya masing-masing 1/25 mm2 . Tiap bidang ini dibagi lagi menjadi 16 kotak

kecil, jadi dalam bidang besar yang ditengah terdapat 25 x 16 = 400 kotak kecil,

yang luasnya masing-masing 1/400 mm2 .

Pengertian : Pemeriksaan laboratorium untuk menetapkan jumlah sel darah

putih dalam bahan pemeriksaan darah

Tujuan : Menegakkan diagnosa penyakit  dan pemantauan  pengobatannya.

Prinsip : Darah diencerkan dengan larutan Turk, sel-sel selain leukosit akan

dilisiskan dan darah akan menjadi lebih encer, sehingga leukosit

akan  mudah dihitung dibawah mikoroskop dengan pembesaran

lensa objektif 10X dan 40X.

Alat dan Bahan:

a) Alat:

o Haemocytometer

o Mikroskop

o Autoclic

o Lancet

b) Bahan:

o Kapas Alkohol 70%

o Larutan Turk

o Darah Kapiler

o Deck GLass

15

Page 16: Makalah leukosit

Prosedur Kerja :

A. Mengisi pipet leukosit

1.)  Isaplah darah (kapiler, EDTA, atau oxalat) sampai krpada garis tanda

0,5 tepat

2.)  Hapuslah kelebihan darah yang melekat pada ujung pipet

3.)  Masukkan ujung pipet dalam larutan Turk samvil menahan darah pada

garis tanda tadi. Pipet dipegang dengan sudut 450 dan larutan Turk

diisap perlahan-lahan sampai garis tanda 11. Hati-hatilah jangan

sampai terjadi gelembung udara.

4.)  Angkatlah pipet dari cairan, tutup ujung pipet dengan ujung jari lalu

lepaskan karet pengisap.

5.)  Kocoklah pipet itu selama 15-30 detik. Jika tidak segera akan

dihitung, letakkanlah dalam sikap horisontal.

B. Mengisi kamar hitung

1.)  Letakkanlah kamar hitung yang bersih benar dengan kaca

penutupnya terpasang mrndatar diatas meja.

2.)  Kocoklah pipet yang diisi tadi selama 3 menit terus-menerus, jagalah

jangan sampai ada cairan terbuang dari dalam pipet itu diwaktu

mengocok.

3.)  Buanglah semua cairan yang ada di dalam batang kapiler pipet (3

atau 4 tetes) dan segeralah sentuhkan ujung pipet itu dengan sudut

300 pada permukaan kamar hitung dengan menyinggung pinggir kaca

16

Page 17: Makalah leukosit

penutup. Biarkan kamar hitung itu terisi cairan perlahan-lahan

dengan daya kapilaritasnya sendiri.

4.)  Biarkan kamar hitung itu selama 2 atau 3 menit supaya leukosit-

leukositdapat mengendap. Jika tidak dapat dihitung segera,

simpanlah kamar hitung itu dalam sebuah cawan petri tertutup yang

berisi segumpal kapas basah.

C. Menghitung jumlah sel

1.)  Pakailah lensa objektif kecil, yaitu dengan pembesaran10x.

Turunkan lensa kondensor atau kecilkan diafragma. Meja mikroskop

harus datar sikapnya.

2.)  Kamar hitung dengan bidang bergarisnya diletakkan di bawah

objektatif dan fokus mikroskop diarahkan kepada garis-garis bagi

itu. Dengan sendirinya leukosit-leukosit jelas terlihat.

3.)  Hitunglah semua leukosit yang terdapat dalam keempat “bidang

besar” pada sudut-sudut “ seluruh permukaan yang dibagi”.

a.    Mulailah menghitung dari sudut kiri atas, terus ke kanan;

kemudian turun ke bawah dan dari kanak ke kiri; lalu turun

lagi kebawah dan dimulai lagi dari kiri ke kanan. Cara seperti

ini dilakukan pada keempat “bidang besar”.

b.    Kadang-kadang ada sel-sel yang letaknya menyinggung garis-

batas suatu bidang. Sel-sel yang menyinggung garis-batas

sebelah kiri atau garis-atas harus dihitung. Sebaliknya sel-sel

17

Page 18: Makalah leukosit

yang menyinggung garis-batas sebelah kanan atau bawah tidak

boleh dihitung.

Prosedur Kerja :

Membuat sediaan apus darah

A. Memakai kaca objek

Kaca objek yang akan  dipakai harus yang kering, bebas debu dan bebas

lemak. Untuk menggeserkan darah kepada kaca itu pakailah kaca objek

lain yang sisi pendeknya rata sekali.

1.)  Sentuhlah tanpa menyantuh kulit setetes darah kecil (garis tengah tidak

melebihi 2 mm) dengan kaca itu, kira-kira 2 cm dari ujungnya, dan

letakkanlah kaca itu di atas meja dengan tetes darah di sebelah kanan.

2.)  Dengan tangan kanan diletakkan kaca objek lain di sebelah kiri tetes

darah tadi dan digerakkan ke kanan hingga mengenai tetes darah.

3.)   Tetes darah akan menyebar pada sisi kaca penggeser itu. Tunggulah

sampai darah itu mencapai titik kira-kira ½ cm dari sudut kaca

penggeser.

4.)  Segeralah geserkan kacca itu ke kiri sambil memegangnya miring

dengan sudut antara 30 dan 400 . Janganlah menekan kaca penggeser itu

ke bawah.

5.)  Biarkan sediaan itu kering di udara.

6.)  Tulislah nama penderitabdan tanggal pada bagian sediaan yang tebal.

18

Page 19: Makalah leukosit

B. Memakai kaca penutup

Kaca penutup yang dipakai harus cukup tipis (no. 0) sehingga dapat

diperiksa dengan lensa emersi. Selain itu harus juga keringdan bersih.

1.)  Sediakan 2 kaca yang dipegang masing-masing dalam sebelah tangan

pada ujung-ujung berdampingan.

2.)  Sentuhlah setetes darah kecil (diameter kira-kira 1 mm) dengan kaca

penutup yang dipegang dalam tangan kanan.

3.)  Taruhlah segera kaca penutup itu di atas kaca yang dipegang di tangan

kiri, sedemikian sehingga kaca itu membuat bintang bersudut 8. Darah

akan melebar oleh daya kapilaritas.

4.)  Sebentar sebelum darah itu berhenti menyebar, tariklah kedua kaca

dalam satu dataran sehingga berpisah.

5.)  Biarkan sediaan kering di udara.

2.5 Kelainan-kelainan yang Terjadi pada Sel Darah Putih (Leukosit)

A. Kelainan pada jumlah sel darah putih (leukosit)

Jumlah leukosit < nilai normalnya, disebut dengan leukopenia.

Jumlah leukosit > nilai normalnya, disebut dengan leukositosis.

B. Kelainan pada jenis-jenis sel darah putih (leukosit)

Kelainan kualitatif (fungsi dan morfologi)

19

Page 20: Makalah leukosit

1. Kelainan fungsi:

Kelainan fungsi leukosit, granulosit, kemotaksis, fagositosis,     

menelan dan membunuh kuman, serta kelainan  limfosit

2. Kelainan morfologi leukosit

Kelainan sitoplasma: granulasi toksik (infeksi bakteri akut, luka

bakar, intoksikasi); granulasi polimorfonuklear (leukemia, sindrom

mielodisplasia); badan dohle (keracunan, luka bakar, infeksi berat);

batang aurer (leukemia mieloid akut); limfositik plasma biru

(infeksi virus, mononukleosis infeksiosa); smudge sel (leukemia

limfositik kronik); dan vakuolisasi (keracunan, infeksi berat).

Kelainan inti sel: Hipersegmentasi (anmegaloblastik,

infeksi,uremia, GGK); inti piknotik (sepsis, leukemia); dan anomali

Pelger Huet (leukemia kronik, mielodisplastik)

20

Page 21: Makalah leukosit

BAB III

PENUTUP

1.3 Kesimpulan

Sel darah putih, leukosit (white blood cell, WBC, leukocyte) adalah sel

yang membentuk komponen darah. Sel darah putih ini berfungsi untuk membantu

tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan

tubuh. Sel darah putih tidak berwarna, memiliki inti, dapat bergerak secara

amuboid, dan dapat menembus dinding kapiler / diapedesis. Dalam keadaan

normalnya terkandung 4x109 hingga 11x109 sel darah putih di dalam seliter darah

manusia dewasa yang sehat - sekitar 4000-11000 sel per tetes.

1.4 Saran

Dengan terselesainya penyusunan makalah ini kami harapkan semoga

bermanfaat bagi penulis dan pembaca, serta kami membutuhkan kritik dan

masukan dari berbagai pihak yang bersifat membangun demi kesempurnaan

makalah ini.

21

Page 22: Makalah leukosit

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Sel Darah Putih. http://id.wikipedia.org/wiki/Sel_darah_putih. 7

April 2010.

Anonim. 2010. http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/1835870-apa-

fungsi-sel-darah-putih/. 7 April 2010.

Aryoseto, Lukman.2009. Hubungan antara Jumlah Leukosit dengan Morfologi

Spermatozoa pada Pasien Infertilitas di Rumah Sakit Dokter Kariadi. Universitas

Diponegoro. Semarang.

Effendi, Zukesti. 2009. Peranan Leukosit sebagai Anti Inflamasi Alergik Dalam

Tubuh. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Junquera, L. Carlos. 1998. Histologi Dasar Edisi 8. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Gabdasoebrata,R. 1968. Penuntun Laboratorium Klinik. Dian Rakyat.  

         Jakarta.

Lubis, M. S.1996. Diktat Hematologi. Medan.

Syaifuddin, H. 1997. Anatomi Fisiologi Edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Jakarta.

22

Page 23: Makalah leukosit

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................ i

DAFTAR ISI............................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah............................................................................ 1

1.3 Tujuan.............................................................................................. 2

1.4 Manfaat............................................................................................ 2

BAB  II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Leukosit.......................................................................... 3

2.2 Jenis-jenis Leukosit.......................................................................... 5

1. Neutrofil. ................................................................................... 7

2. Eosinofil..................................................................................... 8

3. Basofil........................................................................................ 9

4. Limfosit....................................................................................... 10

5. Monosit....................................................................................... 11

2.3 Karakteristik Leukosit...................................................................... 12

2.4 Menghitung Jumlah dan Jenis-jenis Sel Leukosit............................ 13

2.5 Kelainan-kelainan yang Terjadi pada Sel Darah Putih

(Leukosit)......................................................................................... 19

a. Kelainan pada jumlah sel darah putih (leukosit)........................ 19

b. Kelainan pada jenis-jenis sel darah putih (leukosit)................... 19

BAB III PENUTUP

1.3 Kesimpulan.................................................................................... 21

1.4 Saran.............................................................................................. 21

DAFTAR PUSTAKA

23ii

Page 24: Makalah leukosit

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan

rahmat taufik dan inayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini

yang berjudul “LEUKOSIT “ dalam bentuk dan isinya yang sangat sederhana,

semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan dan petunjuk

maupun pedoman bagi pembaca dalam pembelajaran kehidupan sehari-hari.

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan

pengalaman bagi pembaca sehingga kami dapat memperbaiki isi dan bentuk

makalah ini.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalamn yang

kami miliki masih kurang, oleh karena itu kami harap kepada pembaca untuk

memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan

makalah ini.

24i