makalah kroto
TRANSCRIPT
Pembahasan
Pada percobaan kromatografi lapis ini bertujuan untuk menjelaskan teori dan
prinsip dasar dari KLT, memilih sediaan fase gerak untuk pemisahan paling baik dan
menunjukan analisis kualitatif untuk identifikasi komponen obat dalam obat tradisional.
Kromatografi Lapis Tipis (KLT) merupakan metode pemisahan campuran
senyawa menjadi komponen-komponenya, didasarkan pada perbedaan interaksi senyawa
dalam dua fase yaitu fase diam (silica) dan fase gerak (pelarut organik) yang terjadi pada
saat senyawa tersebut bermigrasi pada media pendukung.
Pada praktikum ini, dilakukan dua percobaan yakni untuk mengetahui atau
memilih sediaan fase gerak untuk pemisahan yang paling baik dan untuk
mengidentifikasi bahan kimia obat.
Pada percobaan pertama, fase diam yang digunakan adalah silica gel GF 254 yang
berarti KLT dengan silica gel dengan pengikat gypsum untuk mengikat fase diam pada
medium pendukungnya, silica dengan symbol F dapat dideteksi di bawah lampu UV yang
akan berflouresensi karena adanya zat untuk memflouresensikan, UV yang digunakan
adalah 254 nm.Silika gel bersifat semi polar (cenderung ke polar), higroskopis dapat
menyerap air darimanapun terutama dari udara.Fase gerak yang digunakan adalah
kloroform. Kloroform ini bersifat non polar sedangkan sample campuran yang digunakan
adalah methyl merah dan orange, sebelum memulai percobaan kloroform di jenuhkan
dahulu kedalam chamber.Fungsi penjenuhan adalah untuk menyakinkan bahwa atmosfer
dalam gelas kimia terjenuhkan dengan uap pelarut.Penjenuhan udara dalam gelas kimia
dengan uap menghentiksn pelarut sama halnya dengan pergerakan pelarut pada kertas.
Lempeng KLT yang sudah ditotolkan sample dan standar pembanding dimasukan
ke dalam eluen tadi terjadi pergerakan kenaikan noda. Disis terjadi proses
kompleksitas/terjadinya interaksi antara air di atmosfer chamber dengan selulosa
(penyusus kertas saring)
Hasil yang didapatkan dari percobaan pertama yang menggunakan eluen
kloroform adalah methyl red mempunyai Rf 0.225 dan metil orange RFnya 0.
Dapat disimpulkan bahwa methyl orange sama sekali tidak bermigrasi keatas,
walaupun memang sample diduga mengandung methyl merah dan orange. Karena methyl
orange Rfnya 0/ lebih tertahan di fase diamnya,methyl orange lebih bersifat polar,
sedangkam methyl red kurang polar/ bias dikatakan non polar karena Rf yang lebih besar
(ikut bergerak bersama fase geraknya). Jika dibandingkan dengan fase gerak (eluen) yang
digunakan kloroform bukan merupakan fase gerak yang baik, karena methyl orange sama
sekali tidak bermigrasi ke atas.
Berdasarkan hasil optimasi pemisahan dengan berbagai fase gerak didapatkan
hasil eluen yang terbaik untuk pemisahan adalah methanol:kloroform (1:3) karena
methanol:kloroform(1:3) mempunyai solventstrange yang terbesar.Methanol yang
digunakan dalam perbandingan tersebut hanya 1 bagian sehingga kombinasi fase gerak
tersebut menghasilkan elusi yang terbaik.
Adapun syarat eluen (mobile phase) pada KLT adalah:
1. Pemurnian yang memadai
2. Stabilitas yang memadai
3. Viskositas yang rendah
4. Partisi/pemisahan linier
5. Tekanan uap sedang
6. Daya toksik yang serendah mungkin
Alasan lain mengapa eluen methanol:kloroform (1:3) lebih baik disbanding yang
lain karena dilihat dari pengembanganya terlihat jarak pemisahan lebih jelas terutama
pada sample campuran.
Sebelum digunakan untuk mengelusi bejana kromatografi (chamber) tadi di
jenuhkan terlebih dahulu, hal ini dimaksudkan agar proses elusi berjalan ceoat dan rata
serta tidak terjadi pengembangan yang cekung pada lempeng KLT setelah di elusi karena
penguapan bias terjadi, dimana saja sehingga kecepatan elusinya tidak sama.
Plate yang telah ditotoli analit kemudian dikeringkan, penotolan dilakukan dengan
hati-hati agar pipa kapiler tidak merusak silica gelnya.Penotolan tidak boleh terlalu lebar
karena setelah di elusi nanti hasil yang diperoleh akan memanjang?berekor dan mungkin
akan bercampur dengan hasil penotolan di sebelahnya sehingga terjadi kesulitan dalam
mengamati hasil apalagi jika selisih Rf yang disebelahnya kecil maka tidak akan
terlihat/pemisahan sulit.
Pada percobaan kedua, Identifikasi BKO dalam jamu Asam Urat dan Pegal Linu
menggunakan fase gerak kloroform:etanol (8:2). Sama halnya dengan percobaan I, bejana
kromatografi dilakukan penjenuhan terlebih dahulu oleh fase geraknya dan dilakukan
penotolan seperti percobaan I.Pembanding yang digunakan adalah antalgin, fenilbutazon,
Na Diklofenak dan parasetamol. Fase diam yang digunakan adalah silica gel ukuran 4 x
10 cm.Sampel jamu yang digunakan akan dilarutkan dahulu dalam campuran
kloroform:methanol (1:1) dalam vol 5 mL.
Dari hasil didapatkan bahwa nilai Rf dari Na Diklofenak 0,8125 dari Fenilbutazon
0.9375, Rf Antalgin 0.125, Rf Parasetamol 0.6875 dan Rf dari sample 0.6875 dan
0.9375.Hal ini menunjukan bahwa sample mengandumg zat kimia fenilbutazon dan
parasetamol.
Saat pengujian bercak menggunakan UV 254 terlihat warna ungu pada bercak,
saat dilakukan pengamatan pada sinar UV 336 nm juga terlihat bercak warna ungu
sebagai pembuktian agar lebih pasti dilakukan penyemprotan uap iodine (I2) terdapat
warna kuning kecoklatan pada bercak.
Menurut teori “Like dissolve like” dimana yang polar akan larut dalam polar dan
sebaliknya.Dalam hal ini Rf dari Fenilbutazon yang terbesar. Artinya bahwa fenilbutazon
bersifat no polar mengikuti sifat dari fase geraknya.Sedangkan antalgin yang lebih
tertahan pada fase diam menunjukan lebih bersifat polar.
Parasetamol mempunyai khasiat analgetik, antipiretik efek sampingnya bias
berubah hypersensitive dan kelainan darah. Fenilbutazon mempunyai khasiat antiradang
yang lebih kuat daripada daya kerja analgetiknya.
Kesimpulan
1. Kromatografi digunakn untuk memisahkan campuran menjadi komponen-
komponenya.
2. Fase diam yang digunakan adalah silica gel GF 254
3. Penampakan noda dapat dilihat pada UV 254 nm dan uap I2
4. Fase gerak yang lebih baik digunakn untuk pemisahan kromatografi secara KLT
dengan campuran yang mengandung Fenilbutazon dan Parasetamol adalah
methanol : kloroform (1:3)
5. Percobaan II, mengidentifikasi BKO dalam jamu Pegel Linu dan Asam Urat:
Pembanding yang digunakan antalgin,Fenilbutazon, Na Diklofenak dan
Parasetamol
Fase gerak kloroform:methanol (4:1)
Sampel yang diidentifikasi mengandung parasetamol dikarenakan harga
Rfnya yang paling mendekati
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1995, Farmakope Indonesia ed IV, Depkes RI, Jakarta.
Auterhoff,H., Karl-Artur Kovar, 2002, Identifizierung von Arzneistoffen,
diterjemahkan oleh N.C. Sugiarso, Identifikasi Obat, ITB, Bandung.
Gandjar, I.G. dan Rohman, A., 2010, Kimia Farmasi Analisis,
Pustaka Pelajar, Yogyakarta.