makalah kimia bahan alam laut hewan

Upload: imoelz-losecontrol

Post on 05-Jul-2018

571 views

Category:

Documents


44 download

TRANSCRIPT

  • 8/15/2019 Makalah Kimia Bahan Alam Laut Hewan

    1/17

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Sekitar 40 - 50% obat-obatan yang beredar dipasaran berasal dari produk

    kimia bahan alam. Bahkan 10 dari 25 top penjualan produk farmasi berasal dari

     bahan alam. Sebagian kimia bahan alam yang telah dikonversi menjadi obat,

    diekstrak dari mikroorganisme, tumbuhan, dan makroorganisme laut. 

    Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki wilayah laut yang

    sangat luas yaitu 5,8 juta km2 yang merupakan tiga per empat dari keseluruhan

    wilayah Indonesia. Di dalam wilayah laut tersebut terdapat sekitar 17.508

     pulau dan dikelilingi garis pantai sepanjang 81.000 km, yang merupakan garis

     pantai terpanjang kedua setelah Kanada. Fakta fisik inilah yang membuat

    Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan ( Archipelagic state) dan maritim

    terbesar di dunia. Karakteristik geografis Indonesia serta struktur dan tipologi

    ekosistemnya yang didominasi oleh lautan telah menjadikan Indonesia

    sebagai Mega-Biodiversity terbesar di dunia.

    Wilayah perairan Indonesia mempunyai potensi berbagai jenis organisme

    serta tumbuhan laut yang cukup besar. Sejak 30 tahun terakhir, organisme laut

    merupakan sumber penting bahan alam (natural product) untuk di jadikan

    sebagai novel substance untuk kemudian dibuat sintesisnya atau sebagai bahan

     baku obat utama pembuatan obat. Bahan alam yang di kandung oleh organisme

    tersebut adalah senyawa bioaktif yang memilki berbagai macam aktivitas

  • 8/15/2019 Makalah Kimia Bahan Alam Laut Hewan

    2/17

    2

    farmakologi. Selain itu, juga terdapat berbagai tumbuhan laut yang memilki

    senyawa bioktif yang dapat di ekstrak misalnya alge, lamun dan lain sebaginya.

    Bahan-bahan bioaktif ( Bioaktive substances) atau berbagai macam bahan

    kimia laut merupakan potensi yang sangat besar bagi penyediaan bahan baku

    industri farmasi, kosmetika, pangan dan industri bioteknologi lainnya. Sejauh

    ini, pemanfaatan potensi bahan-bahan kimia laut Indonesian untuk keperluan

    dalam bidang farmasi masih rendah.

    B. Rumusan Masalah

    1. 

    Apa itu bahan alam laut ?

    2. 

    Tumbuhan laut apa saja yang dapat digunakan dalam bidang farmasi?

    C. Tujuan

    1.  Untuk mengetahui bahan alam laut. 

    2. 

    Untuk mengetahui tumbuhan laut yang dapat digunakan dalam bidang

    farmasi. 

  • 8/15/2019 Makalah Kimia Bahan Alam Laut Hewan

    3/17

    3

    BAB II

    PEMBAHASAN

    A. Bahan Alam Laut

    Bahan alam laut merupakan hasil metabolisme suatu organisme yang

    hidup di laut (tumbuhan, hewan, sel) berupa metabolit primer maupun

    metabolit sekunder. Namun bahan alam yang memiliki struktur kimia yang

    unik terdapat pada senyawa kimia yang berkaitan dengan metabolit sekunder

    (Effendi. 2010).

    Senyawa metabolit primer dijabarkan sebagai senyawa kimia organik,

     biasanya terdapat dalam kuantitas yang relatif besar dan keberadaan senyawa

    ini berperan dalam proses metabolisme. Sebaliknya metabolit sekunder

    diartikan sebagai senyawa kimia organik yang terkandung dengan kuantitas

    yang sedikit atau malah renik (trace) dan tak terlibat langsung dalam proses

    metabolisme tapi sangat berperan dalam upaya mempertahankan kelangsungan

    hidup.

    Mempertahankan kelangsungan hidup di sini tidak semata-mata

     penghindaran dari gangguan predator, juga dalam rangka mengatasi fluktuasi

    lingkungan yang relatif ekstrim. Terpena, alkaloida, polypenol, dsb. adalah

     beberapa contoh kelompok metabolit sekunder. Senyawa metabolit sekunder

    dari laut inilah yang dua dekade belakangan ini diminati secara luar biasa

    ekstensif, sebagai sumber farmasi baru selain sumber terrestrial dan senyawa-

  • 8/15/2019 Makalah Kimia Bahan Alam Laut Hewan

    4/17

    4

    senyawa sintetik yang merupakan produk dari kimia rekombinan (Effendi.

    2010).

    Kuantitas senyawa baru yang diekstraksi dan diisolasi dari mikro-makro

    flora dan fauna laut memperlihatkan angka yang cukup fantastis. Dari relatif

     belum dieksplorasi sebelum tahun 1980, menjadi 6.500 senyawa berhasil

    diisolasi pada tahun 1995. Kemudian dalam kurun waktu 4 tahun, jumlahnya

     berlipat hampir dua kali menjadi 10.000 senyawa pada tahun 1999 (Whitehead,

    1999).

    Pada senyawa metabolit sekunder dari laut, sering ditemukan struktur

    molekul baru yang belum pernah sama sekali ditemukan pada senyawa

    metabolit sekunder terrestrial. Kekhasan lain dari struktur senyawa metabolit

    sekunder laut adalah kandungan unsur halogen. Kekhasan struktur metabolit

    sekunder dari laut ini sangat dipengaruhi atau merupakan konsekuensi dari

    kondisi lingkungan laut yang sangat bervariasi diantaranya:

    1.  Faktor abiotik sebagai contoh: suhu air laut bervariasi dari  – 1,5oC di

    wilayah Antartika, hingga mencapai 350oC pada hidrotermal.

    2. 

    Tekanan atmosfer air bervariasi dari 1 hingga 1000 atm.

    3. 

    Keberadaan nutrien (unsur hara) berkisar dari eutrofik (kaya hara) dan

    oligotrofik (miskin hara).

    4.  Intensitas cahaya juga sangat variatif dari zonase perairan yang mendapat

    cahaya cukup (zona fotik) hingga zonase afotik (tak ada cahaya).

    Kandungan hara laut secara umum relatif sedikit. Minimnya kandungan

    hara ini mendorong mikroorganisme untuk hidup berasosiasi (bersimbiose)

  • 8/15/2019 Makalah Kimia Bahan Alam Laut Hewan

    5/17

    5

    dengan flora dan fauna laut lainnya untuk saling bertukar nutrisi. Pada tataran

    mikroorganisme laut, simbiose ini sangat umum dijumpai, dan kompetisi untuk

    mendapatkan unsur hara atau sumber nutrisi lainnya sangatlah intensif.

    Intensifnya kompetisi ini mengakibatkan makhluk laut dituntut secara

    alamiah untuk dapat mensintesis metabolit sekunder yang dapat dipakai

    sebagai senjata pertahanan dan kompetisi. Senyawa metabolit sekunder bisa

     berupa toksik atau non-toksik, bisa pula berupa produk intra atau ekstra

    sellular.

    Senyawa metabolit sekunder ini lebih banyak dijumpai pada organisme

     bentik yang hidup menetap di dasar perairan pesisir wilayah tropik. Karena

    ketidakmampuannya menjauhkan diri dari predator, maka melalui produksi

    senyawa metabolit sekunderlah, organisme ini dapat mereduksi gangguan

     predator. Sponge, ascidian, karang lunak (soft coral), dan mikroorganisme

    seperti mikroalgae, jamur, dan bakteri adalah beberapa contoh dari organisme

     bentik (Effendi. 2010).

    B. Tumbuhan Laut Yang Dapat Digunakan Dalam Bidang Farmasi

    1.  Alga (Ganggang)

    Alga adalah tumbuhan tingkat rendah yang tidak berpembuluh dan

    termasuk dalam kelompok Thallophyta atau dikenal dengan tumbuhan

     bertalus. Tidak memiliki akar batang dan daun sejati tetapi hanya

    menyerupai saja. Alga merupakan organisme eukariotik-fotosintetik yang

    hidup secara soliter ataupun dalam kolini.

  • 8/15/2019 Makalah Kimia Bahan Alam Laut Hewan

    6/17

    6

    Alga adalah tanaman laut yang di kelompokkan dalam 2 kelompok

     besar makro alga dan mikro alga, mikro alga (berukuran kecil) tidak dapat

    dilihat secara kasat mata tetapi hanya boleh dilihat dengan menggunakan

    alat bantu yaitu mikroskop. Sebaliknya alga makro atau alga yang berukuran

     besar dapat dilihat langsung (Anonim, 2011).

    Berdasarkan pigmen dominan yang dikandungnya, makro alga dibagi

    dibedakan menjadi:

    a) 

    Chlorophyta mengandung pigmen klorofil (hijau)

     b) 

    Chrysophyta mengandung pigmen karoten (emas)

    c) 

    Phaeophyta mengandung pigmen fikosantin (coklat)

    d) Rhodophyta mengandung pingmen fikoeritrin (merah)

    Gambar 1. Alga

  • 8/15/2019 Makalah Kimia Bahan Alam Laut Hewan

    7/17

    7

    Untuk dapat tumbuh bagi alga yang berukuran besar (makro alga)

    memerlukan substrat untuk tempat menempel/hidup. Makro alga umumnya

    epifit memiliki bagian talus yang khusus untuk menempel pada subsrat

     bagian yang menyerupai akar, ini di sebut holdfast. Alga epifit pada benda

     benda lain seperti, batu, batu berpasir, tanah berpasir, kayu, cangkang

    moluska dan epifit pada tumbuhan lain atau alga jenis yang lain. Alga yang

     berukuran kecil (mikro), hidup melayang di perairan disebut phytoplankton.

    Bentuknya bervariasi, satu sel atau koloni (diatom, dinoflagelata dan lain-

    lain).

    Keanekaragaman mikroalga sangatlah tinggi, diperkirakan terdapat

    200.000-800.000 spesies mikroalga yang ada di Bumi dan baru sekitar

    35.000 spesies saja yang telah terindentifikasi seperti Spirulina,

     Nannochloropsis sp, Botryococcus braunii, Chlorella sp, dan Tetraselmis

     suecia dan lain-lain. 

    Untuk tumbuh dan berkembang alga ini membutuhkan cahaya untuk

    melakukan proses fotosintesis dimana alga ini bersifat autotrof dan

    mensitesa sendiri makanannya dengan bantuan sinar matahari. Dalam

     penyerapan sinar matahari alga memiliki pigmen fotosintesis yaitu klorofil a

    yang terdapat pada semua jenis alga. Untuk proses fotosintesis klorofil

    dibantu dengan pigmen lainnya. Jenis-jenis pigmen yang dikandung oleh

    alga adalah pigmen klorofil yaitu klorofil A, klorofil B, klorofil C1, C2 dan

    klorofil D. Pigmen caroten yaitu ß-caroten, fucoxanthin, siphonaxanthin dan

     peridinin. Pigmen phycobilin yaitu phycoerythrobilin dan phycocyanobilin.

  • 8/15/2019 Makalah Kimia Bahan Alam Laut Hewan

    8/17

    8

    Beberapa Alga yang dapat digunakan dalam bidang farmasi yaitu:

    a) 

    Menurut Bachtiar. dkk (2012), Sargassum sp. menghambat pertumbuhan

     bakteri  E. coli. Sargassum  sp. memiliki kandungan Mg, Na, Fe, tanin,

    iodin dan fenol yang berpotensi sebagai bahan antimikroba terhadap

     beberapa jenis bakteri pathogen (Sastry dan Rao, 1994). Sedangkan

    menurut Kadi (2008), alga cokelat (Sargassum  sp.) mengandung

    kandungan bahan kimia utama sebagai sumber alginat dan mengandung

     protein, vitamin C, mineral seperti Ca, K, Mg, Na, Fe, Cu, Zn, S, P, dan

    Mn, tanin, iodin, auxin dan fenol. 

    Bakteri Gram negatif mengandung sejumlah besar lipoprotein,

    lipopolisakarida dan lemak. Adanya lapisan dinding sel pada bakteri

    tersebut mempengaruhi aktivitas kerja dari zat antibakteri. Pertumbuhan

    sel bakteri dapat terganggu oleh komponen fenol dari ekstrak Sargassum 

    sp. Fenol memiliki kemampuan untuk mendenaturasikan protein dan

    merusak membran sel (Rahayu dan Winiati, 2000).

     b) Alga coklat Turbinari ornata  merupakan salah satu sumber daya yang

    dapat ditemukan terdistribusi di perairan Indonesia dan termasuk dalam

    golongan Thalophyta yang memiliki kandungan kimia sebagai produk

     bahan hayati laut antara lain untuk kepentingan farmasitika laut. Potensi

    farmasitika spesies ini dapat dijadikan biota uji aktivitas antikoagulasi

     pada darah manusia. Menurut Lessy (2012), ekstrak alga coklat T. ornata 

    mengandung pigmen flavonoid yang memiliki aktivitas antikoagulasi 

  • 8/15/2019 Makalah Kimia Bahan Alam Laut Hewan

    9/17

    9

    c) 

    Fraksi protein dari alga merah Gelidium amansii yang diperoleh melalui

    fraksinasi mempunyai kemampuan untuk menghambat pertumbuhan

     bakteri uji Salmonella typhi dan Staphylococcus aureus.  Ini disebabkan

    oleh adanya akumulasi berbagai senyawa yang bersifat polar dan

    senyawa protein pada ekstrak kasar (Dali. dkk, 2011).

    d)  Alga emas  Nitzschia sp. memiliki senyawa antijamur Candica albicans 

    yaitu polisakarida (Fadillah dkk, 2014). Mekanisme kerja penghambatan

     polisakarida terhadap pertumbuhan jamur uji Candida albicans diduga

    dengan merusak dinding sel jamur sehingga menyebabkan dinding sel

    lisis. Zat antijamur berikatan kuat dengan sterol yang terdapat pada

    membran sel jamur. Ikatan ini mengakibatkan kebocoran membran sel,

    sehingga terjadi kehilangan beberapa bahan intrasel dan menyebabkan

    kerusakan yang tetap pada sel jamur. 

    Selain sebagai antijamur Nitzschia sp  juga bersifat antioksidan, Nitzschia

     sp mengandung alkaloid, fenol hidrokuinon yang berperan sebagai

    antioksidan. 

    e) 

    Alga hijau Caulerpa sertularioides memiliki zat anastetik ringan yang

     bernilai klinis (Chapman. 1980). Zat anastetik tersebut adalah ceulerpicin 

    dan caulerpin.  Keracunan ceulerpicin  dan caulerpin ditandai dengan

    gejala mati rasa dilidah dan bibir.

    f)  Alga  Rhodycemia sp  mempunyai zat antitumor terhadap sel kanker

    serviks. Uji fitokimia menunjukkan ekstrak  Rhodycemia sp mengandung

    triterpenoid dan steroid (Wikanta et al).

  • 8/15/2019 Makalah Kimia Bahan Alam Laut Hewan

    10/17

    10

    g) 

    Mikroalga Chaetoceros gracilis dapat berfungsi sebagai antioksidan,

    antikanker, anti-obesitas dan antidiabetes. Chaetoceros gracilis memiliki

    kandungan senyawa bioaktif yaitu terpenoid (Peng et al . 2011).

    h) Mikroalga Dunaliella sp. penghasil antioksidan yaitu betakaroten.

    i)  Mikroalga Tharaustochytrids  penghasil Asamdokosaheksanoat (DHA).

    Asamdokosaheksanoat (DHA) merupakan omega-3 esensial yang

     berperan penting terhadap kerja otak, jaringan saraf serta retina

    (Puspaananda. 2012).

    2. Lamun

    Lamun ( seagrass) merupakan satu-satunya tumbuhan berbunga

    ( Angiospermae) yang memiliki rhizoma, daun, dan akar sejati yang hidup

    terendam di dalam laut serta beradaptasi secara penuh di perairan yang

    salinitasnya cukup tinggi atau hidup terbenam di dalam air. Beberapa ahli

     juga mendefinisikan lamun (Seagrass) sebagai tumbuhan air berbunga,

    hidup di dalam air laut, berpembuluh, berdaun, berimpang, berakar dan

     berbiak dengan biji dan tunas (Den Hartog, 1970).

    Menurut Kiswara (2004), kerapatan jenis lamun dipengaruhi oleh

    faktor tempat tumbuh dari lamun tersebut. Beberapa faktor yang

    mempengaruhi kerapatan jenis lamun diantaranya adalah kedalaman,

    kecerahan, arus, air dan tipe substrat. Selain itu, morfologi lamun juga

     berpengaruh terhadap kerapatan jenis lamun.

    Lamun mempunyai peranan memberikan tempat perlindungan dan

    tempat menempel berbagai hewan dan tumbuh-tumbuhan (algae). Di

  • 8/15/2019 Makalah Kimia Bahan Alam Laut Hewan

    11/17

    11

    samping itu, padang lamun (seagrass beds) dapat juga padang pengembalaan

    dan makanan dari berbagai jenis ikan herbivora dan ikan-ikan karang. Daun

    lamun yang lebat akan memperlambat air yang disebabkan oleh arus dan

    ombak, sehingga perairan di sekitarnya menjadi tenang. Di samping itu,

    rimpang dan akar lamun dapat menahan dan mengikat sedimen, sehingga

    dapat menguatkan dan menstabilkan dasar permukaan. Jadi padang lamun

    yang berfungsi sebagai penjebak sedimen dapat mencegah erosi (Nontji,

    1993).

    Diseluruh dunia diperkirakan terdapat 52 jenis lamun. Dimana di

    Indonesia ditemukan sekitar 15 jenis yang termasuk dalam 2 famili yaitu

    Hidrocharitaceae dan potamogetonaceae. Lamun pada umumnya memiliki

    kandungan senyawa aktif yang berbeda, tergantung dari morfologi setiap

     jenis lamun dan kandungan senyawa yang dimilikinya. Berikut ini adalah

     jenis lamun beserta kandungan senyawa aktif yang bersifat sebagai

    antibakteri :

    a)  Enhalus acoroides

     Enhalus acoroide mempunyai daun rimpang yang tebal, panjang

    dan lebar sehingga cenderung memiliki kandungan senyawa aktif yang

     bersifat sebagai antibakteri. Kandungan senyawa yang bersifat sebagai

    antibakteri yaitu flavonoid, fenol, tannin, steroid dan saponin yang

    terdapat pada semua bagian lamun (Ali et al., 2012). Ekstrak  Enhalus

    acoroide  bersifat antibakteri terhadap bakteri Vibrio harveyii,

  • 8/15/2019 Makalah Kimia Bahan Alam Laut Hewan

    12/17

    12

     Pseudomonas aeruginosa, Bacillus subtilis, Staphylococcus aureus,

     Aeromonas hydrophila ( Arlyza. 2008).

    Gambar 2.  Enhalus acoroide

     b) 

     Halophila ovalis 

     Halophila ovalis mempunyai daun kecil yang memiliki banyak urat

    daun (cross veins). Selain dari bentuk morfologi lamun Halophila ovalis

     juga mempunyai kandungan senyawa yang bersifat sebagai antibakteri

    yaitu alkaloid, flavonoid, saponin, steroid, phenol dan tanin yang terdapat

     pada semua bagian lamun (Ravikumar et.al., 2008).

    Gambar 3. Halophila ovalis

  • 8/15/2019 Makalah Kimia Bahan Alam Laut Hewan

    13/17

    13

    c) 

    Cymodocea rotundata 

    Cymodocea rotundata mempunyai akar rimpang, berwarna coklat

    muda dan putih pada bagian tunasnya, berbuku-buku. Daun berbentuk

     pita, tepi daun rata dan ujungnya tumpul. Cymodocea rotundata

    mempunyai senyawa yang bersifat sebagai antibakteri yaitu alkaloid,

    flavonoid, phenol, steroid dan tannin (Anwariyah, 2011).

    Gambar 4. Cymodocea rotundata

    d) 

     Halodule uninervis 

     Halodule uninervis mempunyai akar yang serabut dengan rizhoma

    yang memiliki potensi yang mengandung senyawa steroid yang mampu

     bersifat sebagai antibakteri (Wisespongpand et  al., 2005).

    Gambar 5. Halodule uninervis

  • 8/15/2019 Makalah Kimia Bahan Alam Laut Hewan

    14/17

    14

    e) 

    Thalassia hemprichii 

    Thalassia hemprichii  mengandung empat komponen aktif yaitu

    triterpenoid, flavonoid dan fenol hidrokoinon yang bersifat sebagai

    antibakteri selain itu pada jenis Thalassia hemprichii  juga ditemukan

    senyawa steroid yang bersifat sebagai antioksidan (Ravikumar et al.,

    2008).

    Gambar 6. Thalassia hemprichii 

  • 8/15/2019 Makalah Kimia Bahan Alam Laut Hewan

    15/17

    15

    BAB III

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    1.  Bahan alam laut merupakan hasil metabolisme suatu organisme yang hidup

    di laut berupa metabolit primer maupun metabolit sekunder. 

    2.  Tumbuhan laut yang dapat digunakan pada bidang farmasi adalah alga dan

    lamun. 

    B. Saran

    Diharapkan potensi bahan alam yang ada di laut terus dikaji dan dikembangkan

    melalui penelitian khususnya dalam bidang farmasi.

  • 8/15/2019 Makalah Kimia Bahan Alam Laut Hewan

    16/17

    16

    DAFTAR PUSTAKA

    Ali M.S, Ravikumar, S., and Beula. J.M, 2012. Bioactivity of seagrass against the

    dengue fever mosquito Aedes aegypti larvae .  Asian Pacific Journal of

    Tropical Biomedicine (2012)1-5.

    Anonim. 2011.  Bioteknologi Makro Alga Laut, Budidaya dan Pemanfaatannya.

    (Online), Diakses tanggal 14 April 2015.

    Anwariah, S., 2011. Kandungan Fenol, Komponen Fitokimia dan Aktivitas

     Antioksidan Lamun Cymodocea rotundata. Skripsi. Fakultas Perikanan

    dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor.

    Arlyza, I.S., 2008. Ekstrak Lamun Sebagai Sumber Alternatif Antibakteri

    Penghambat Bakteri Pembentuk Biofilm. Oseanologi dan Limnologi di

     Indonesia (2008) 34 (2):223 –  241.

    Bachtiar, Subchan Tusuf., Wahju Tjahjaningsih dan Nanik Sianita. 2012.

    Pengaruh Ekstrak Alga Coklat (Sargassum sp.) Terhadap Pertumbuhan

    Bakteri Eschechia coli. Journal of Marine and Coastal Science, 1(1): 53  –  

    60.

    Chapman, V.J., D J Chapman. 1980. Seaweeds and Their Uses. Chapman and

    Hall. New York.

    Dahuri, R, Rais, J. Ginting Putra. S., And Sitepu. MJ., 2003.  Pengelolaan Sumber

     Daya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. PT Pradya Paramita.

    Jakarta.

    Dali, Seniwati., Hasnah Natsir, Hanapi Usman Dan Ahyar Ahmad. 2011.

     Bioaktivitas Antibakteri Fraksi Protein Alga Merah Gelidium Amansii Dari

     Perairan Cikoang Kabupaten Takalar Sulawesi Selatan. Program Studi

    Kimia Fak. Mipa Universitas Hasanuddin, Makassar.

    Den Hartog, C., 1970. Seagrass of the world. North-Holland Publ.Co.,

    Amsterdam

    Effendi, Hefni. 2010.  Menguak Potensi Kimia Bahan Alam dari Laut. (Online),

    http://www.antaranews.com/berita/228845/menguak-potensi-kimia-bahan-

    alam-dari-laut. Diakses tanggal 13 April 2015.

    http://www.antaranews.com/berita/228845/menguak-potensi-kimia-bahan-alam-dari-lauthttp://www.antaranews.com/berita/228845/menguak-potensi-kimia-bahan-alam-dari-lauthttp://www.antaranews.com/berita/228845/menguak-potensi-kimia-bahan-alam-dari-lauthttp://www.antaranews.com/berita/228845/menguak-potensi-kimia-bahan-alam-dari-laut

  • 8/15/2019 Makalah Kimia Bahan Alam Laut Hewan

    17/17

    17

    Fadillah, Sakinah Nur., Abdul Rauf Patong, Ahyar Ahmad. 2014.  Isolasi

    Senyawa Polisakarida Dan Ekstrak Intraseluler Dari Alga Emas Nitzschia

    Sp. Sebagai Antijamur Dan Antioksidan. Jurusan Kimia FakultasMatematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin

    Makassar.

    Kadi. 2008. Beberapa Catatan Kehadiran Marga Sargassum Di Perairan

     Indonesia.(Online), www.rumputlaut.org. Diakses tanggal 13 April 2015. 

    Lessy, Armianty., Darus S. Paransa dan Grevo Gerung. 2013. Uji Aktivitas

     Antikoagulan Pada Sel Darah Manusia dari Ekstrak Alga Coklat

    Turbinaria Ornata . Jurnal Pesisir Dan Laut Tropis Volume 2 Nomor .

     Nontji, 1993. Laut Nusantara. Penerbit Djambatan. Jakarta.

    Peng JY, Jian PW, Chou F, Wang JH. 2011. Fukoxanthin, a Marine Carotenoid

     Present in Brown Seweeds and Diatoms : Metabolism and Bioactivities

     Relevant to Human Health.  Mar. Drugs, 9, 1806-1828.

    Puspaananda, Hannie. 2012. Isolasi Mikroalga Tharaustochytrids Penghasil

     Asamdokosaheksanoat (DHA). Skripsi Farmasi Universitas Indonesia.

    Rahayu, P dan Winiati. 2000. Aktivitas Mikroba. Bumbu Masakan Tradisional

     Hasil Olahan Industri Terhadap Bakteri Patogen dan Perusak . Vol 11(2).

    Buletin Teknologi dan Industri Pangan. Bandung.

    Ravikumar, S., Thajuddin, N, P. Suganthi, S. Jacob Inbaneson and Vinodkumar.

    2008. Bioactive potential of seagrass bacterial against human

     bacteripathogens. Journal of Environmental Biology 31 387-389.

    Sastry and Rao. 1994. Antibacterial Substance From Marine Algae. Successive 

     Extraction Using Benzene, Chloroform and Methanol . Department of

    Biochemistry, Institute of Medical Science, Banaras Hindu University.

    India.

    Wisesspongpand, P., Srisimbat, T., Patarajinda, S., Aryuttaka, C., 2005.

    Screening of seagrass extracts for antimicrobial activities. Proceedings of

    43rd Kasetsart University Annual Confrence, Thailand. 

    Wikanta T, Bui Khoing, dan Tamat SR.  Isolasi dan Identifikasi Senyawa

    Sitotoksik dari Alga Merah Rhodymenia palmate (Linnaeus) Greville. JPPB-

    KP.