makalah kewajiban bidan terhadap diri sendiri

Download MAKALAH KEWAJIBAN BIDAN TERHADAP DIRI SENDIRI

If you can't read please download the document

Upload: juan-mitchell

Post on 17-Dec-2015

331 views

Category:

Documents


107 download

DESCRIPTION

MAKALAH ETIKOLEGAL DALAM PRAKTIK KEBIDANAN

TRANSCRIPT

1

MAKALAH

KODE ETIK KEBIDANAN KEWAJIBAN BIDAN TERHADAP DIRI SENDIRI

Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Etikolegal Dalam Praktik Kebidanan

Disusun oleh :

Whentin

14140062

B11.2

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PRODI DIPLOMA IV BIDAN PENDIDIK

UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTAKata Pengantar

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berkat limpahan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan sebuah makalah yang berjudul Kewajiban Bidan Terhadap Diri Sendiri. Penyusunan makalah ini bertujuan sebagai penunjang mata kuliah Etikolegal Dalam Praktek Kebidanan yang nantinya dapat digunakan mahasiswa untuk menambah wawasan dan pengetahuannya.

Di dalam pembuatan makalah ini banyak pihak yang telah membantu saya dalam menyelesaikannya, sehingga makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya

Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini mungkin banyak terdapat kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritikan dari pembaca dan mudah-mudahan makalah ini dapat mencapai sasaran yang diharapkan dan semoga makalah ini juga dapat bermanfaat bagi kita semua.

BAB I

Pendahuluan

Latar Belakang

Etika diperlukan dalam pergaulan hidup bermasyarakat, bernegara hingga pergaulan hidup tingkat internasional. Etika merupakan suatu sistem yang mengatur bagaimana seharusnya manusia bergaul. Sistem pengaturan pergaulan tersebut menjadi saling menghormati dan dikenal dengan sebutan sopan santun, tata krama, protokoler dan lain-lain. Maksud pedoman pergaulan tidak lain untuk menjaga kepentingan masing-masing yang terlibat agar mereka senang, tenang, tentram, terlindung tanpa merugikan kepentingannya serta terjamin agar perbuatannya yang tengah dijalankan sesuai dengan adat kebiasaan yang berlaku dan tidak bertentangan dengan hak-hak asasi umumnya. Hal itulah yang mendasari tumbuh kembangnya etika di masyarakat.

Menurut para ahli etika tidak lain adalah aturan perilaku, adat kebiasaan manusia dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk. Perkataan etika atau lazim juga disebut etik, berasal dari kata Yunani ethos yang berarti norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku manusia yang baik.

Etika dalam perkembangannya sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Etika memberi manusia orientasi bagaimana ia menjalani hidupnya melalui rangkaian tindakan sehari-hari. Itu berarti etika membantu manusia untuk mengambil sikap dan bertindak secara tepat dalam menjalani hidup ini. Etika pada akhirnya membantu kita untuk mengambil keputusan tentang tindakan apa yang perlu kita lakukan dan yang perlu kita pahami bersama bahwa etika ini dapat diterapkan dalam segala aspek atau sisi kehidupan manusia.

Begitu halnya dengan profesi kebidanan, diperlukan suatu petunjuk bagi anggota profesi tentang bagaimana mereka harus menjalankan profesinya, yaitu ketentuan tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh anggota profesi, tidak saja dalam menjalankan tugas profesinya melainkan juga menyangkut tingkah laku dalam pergaulan sehari-hari dimayarakat, yang dalam hal ini kode etik profesi kebidanan. Perkembangan teknologi kesehatan yang semakin pesat, khususnya bidang kebidanan telah mempengaruhi peran bidan dalam praktik kebidanan. Setiap peran mengemban tanggung jawab dan cukup sulit bagi bidan memikul semua tanggung jawab itu.

Berdasarkan teori Deontologi, memiliki tanggung jawab sama dengan memiliki tugas moral. Tugas moral selalu diiringi dengan tanggung jawab moral. Dalam dunia profesi, istilah tanggung jawab moral disebut etika dan selama menjalankan perannya, bidan sering kali bersinggungan dengan masalah etika.

Tujuan

Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah :

Untuk memenuhi tugas materi kuliah etikolegal dalam praktik kebidanan.Untuk mengetahui penjabaran mengenai kode etik bidan yaitu kewajiban bidan terhadap dirinya sendiri.Untuk mengetahui tentang kode etik.Manfaat

Adapun manfaat yang diperoleh dari penyusunan makalah ini adalah :

Sebagai informasi bagi masyarakat pada umumnya dan para mahasiswa kebidanan pada khususnya.Sebagai informasi mengenai kewajiban bidan terhadap dirinya sendiri.Sebagai bahan untuk mengetahui apa itu kode etik.Rumusan MasalahApa yang dimaksud dengan etika?Apa yang dimaksud dengan kode etik?Apa tujuan dan fungsi kode etik?Apa saja kewajiban bidan terhadap diri sendiri?

BAB II

Tinjauan Pustaka

EtikaDefinisi etika

Etikadiartikan"sebagai ilmu yang mempelajari kebaikan dan keburukan dalam hidup manusia khususnya perbuatan manusia yang didorong oleh kehandak dengan didasaripikiran yang jernih dengan pertimbangan perasaan".

Menurut kamus bahasa Indonesia (poerwadarminta, 1953) Etika artinya ilmu pengetahuan tentang azas akhlak (moral). Menurut kamus besar bahasa Indonesia (Depdikbud,1988) etika mengandung arti:

Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk tentang hak dan kewajiban moral.Kumpulan azas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak.Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat .

Namun, Menurut para ahli, etika adalah aturan perilaku, adat kebiasaan manusia dalam pergaulan antara sesamanya serta menegaskan yang baik dan yang buruk. Berikut akan dipaparkan mengenai pengertian etika berdasarkan pendapat para ahli.

Drs. O.P. Simorangkir, etika atau etik dapat diartikan sebagai pandangan manusia dalam berperilaku menurut ukuran dan nilai baik.Drs. Sidi Gajabla dalam sistematika filsafat mengartikan etika sebagai teori tentang tingkah laku, perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk sejauh yang dapat ditentukan oleh akal.Drs. H. Burhanudin Salam berpendapat bahwa etika merupakan cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma yang menentukan perilaku manusia dalam hidupnya.Kamus Besar Bahasa Indonesia ( 1995 ), etika adalah nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.Maryani dan Ludigdo, etika merupakan seperangkat aturan, norma atau pedoman yang mengatur perilaku manusia, baik yang harus dilakukan maupun yang harus ditinggalkan yang dianut oleh sekelompok atau segolongan masyarakat atau profesi.Ahmad Amin mengungkapkan bahwa etika memiki arti ilmu pengetahuan yang menjelaskan arti baik atau buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia, menyatakan tujuan yang harus dicapai oleh manusia dalam perbuatan dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang seharusnya diperbuat oleh manusia.Soegarda Poerbakawatja mengartikan etika sebagai filsafat nilai, pengetahuan tentang nilai nilai, ilmu yang mempelajari soal kebaikan dan keburukan di dalam hidup manusia terutama mengenai gerak gerik pikiran dan rasa yang merupakan pertimbangandan perasaan sampai mengenai tujuan dari bentuk perbuatan.

Etika merupakan bagian dari filosofi yang berhubungan erat dengan nilai manusia dalam menghargai suatu tindakan apakah benar atau salah dan apakah penyelesaiannya baik atau salah (Jones, 1994). Penyimpangan mempunyai konotasi yang negatif yang berhubungan dengan hukum. Seorang bidan dikatakan profesional bila ia mempunyai etika. Semua profesi kesehatan memiliki etika profesi, namun demikian etika dalam kebidanan mempunyai kekhususan sesuai dengan peran dan fungsinya seorang bidan bertanggung jawab menolong persalinan. Dalam hal ini bidan mempunyai hak untuk mengambil keputusan sendiri yang berhubungan dengan tanggung jawabnya. Untuk melakukan tanggung jawab ini seorang bidan harus mempunyai pengetahuan yang memadai dan harus selalu memperbaharui ilmunya dan mengerti tentang etika yang berhubungan dengan ibu dan bayi.

Istilah dalam etika

Sebelum melihat masalah etik yang mungkin timbul dalam pelayanan kebidanan, maka ada baiknya dipahami beberapa istilah berikut ini:

Legislasi (Lieberman, 1970 )

Ketetapan hukum yang mengatur hak dan kewajiban seseorang yang berhubungan erat dengan tindakan.

Lisensi

Pemberian ijin praktek sebelum diperkenankan melakukan pekerjaan yang telah ditetapkan tujuannya untuk membatasi pemberian kewenangan dan untuk meyakinkan klien.

Deontologi/tugas

Keputusan yang diambil berdasarkan keterkaitan atau hubungan dengan tugas dalam pengambilan keputusan, perhatian utama pada tugas.

Hak

Keputusan berdasarkan hak seseorang yang tidak dapat diganggu. Hak berbeda dengan keinginan, kebutuhan dan kepuasan.

Instusionist

Keputusan diambil berdasarkan pengkajian dari dilema etik dari kasus per kasus. Dalam teori ini ada beberapa kewajiban dan peraturan yang sama pentingnya.

Beneficience

Keputusan yang diambil harus selalu menguntungkan klien.

Mal-eficience

Keputusan yang diambil merugikan pasien.

Malpraktek/lalaiGagal melakukan tugas atau kewajiban kepada klien.Tidak melaksanakan tugas sesuai dengan standar.Melakukan tindakan yang mencederai klien.Klien cedera karena kegagalan melakukan tugas.

Kode Etik Definisi Kode Etik

Kode etik adalah norma-norma yang harus diindahkan oleh setiap profesi dalam melaksanakan tugas profesinya dan hidupnya di masyarakat. Norma tersebut berisi petunjuk bagi anggota profesi tentang bagaimana mereka menjalankan profesinya dan larangan, yaitu ketentuan tentang apa yang boleh dan tidak boleh diperbuat atau dilaksanakan oleh anggota profesi, tidak saja dalam menjalankan tugas profesinya melainkan juga menyangkut tingkah laku pada umumnya dalam pergaulan sehari-hari di masyarakat.

Nilai professional dapat disebut juga dengan istilah asas etis.(Chung, 1981 mengemukakan empat asas etis, yaitu :

Menghargai harkat dan martabat Peduli dan bertanggung Integritas dalam hubungan Tanggung jawab terhadap masyarakat.

Kode etik dijadikan standart aktvitas anggota profesi, kode etik tersebut sekaligus sebagai pedoman (guidelines). Masyarakat pun menjadikan sebagai perdoman dengan tujuan mengantisipasi terjadinya bias interaksi antara anggota profesi. Bias interaksi merupakan monopoli profesi., yaitu memanfaatkan kekuasan dan hak-hak istimewa yang melindungi kepentingan pribadi yang betentangan dengan masyarakat.

Oteng/ Sutisna (1986: 364) mendefisikan bahwa kode etik sebagai pedoman yang memaksa perilaku etis anggota profesi.

Kode Etik Bidan

Kode etik kebidanan merupakan suatu pernyataan komprehensif profesi yang menuntut bidan melaksanakan praktik kebidanan baik yang berhubungan dengan kesejahteraan keluarga, masyarakat, teman sejawat, profesi dan dirinya. Penetapan kode etik kebidanan harus dilakukan dalam Kongres Ikatan Bidan Indonesia (IBI).

Fungsi Kode Etik

Kode etik berfungsi sebagai berikut:

Memberi panduan dalam membuat keputusan tentang masalah etikMenghubungkan nilai atau norma yang dapat diterapkan dan dipertimbangkan dalam memberi pelayananMerupakan cara untuk mengevaluasi diriMenjadi landasan untuk memberi umpan balik bagi rekan sejawatMenginformasikan kepada calon perawat dan bidan tentang nilai dan standar profesiMenginformasikan kepada profesi lain dan masyarakat tentang nilai moral.

Tujuan Kode Etik

Pada dasarnya, kode etik sutu profesi diciptakan dan dirumuskan demi kepentingan anggota dan organisasi. Secara umum, tujuan menciptakan kode etik adalah sebagai berikut:

Menjunjung tinggi martabat dan citra profesi.

Image pihak luar atau masyarakat terhadap suatu profesi perlu dijaga untuk mencegah pandangan merendahkan profesi tersebut. Oleh karena itu, setiap kode etik profesi akan melarang berbagai bentuk tindakan atau kelakuan anggota profesi yang dapat mencemarkan nama baik profesi di dunia luar sehingga kode etik disebut juga kode kehormatan.

Menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota.

Kesejahteraan yang dimaksud adalah kesejahteraan material dan spiritual atau mental. Berkenaan dengan kesejahteraan material, kode etik umumnya menetapkan larangan-larangan bagi anggotanya untuk melakukan perbuatan yang merugikan kesejahteraan. Kode etik juga menciptakan peraturan-peraturan yang mengatur tingkah laku yang tidak pantas atau tidak jujur para anggota profesi ketika berinteraksi dengan sesama anggota profesi

Meningkatkan pengabdian para anggota profesi.

Kode etik juga berisi tujuan pengabdian profesi tertentu, sehingga para anggota profesi dapat dengan mudah mengetahui tugas dan tanggung jawab pengabdian profesinya.

Meningkatkan mutu profesi

Kode etik juga memuat norma-norma serta anjuran agar profesi selalu berusaha meningkatkan mutu profesi sesuai dengan bidang pengabdiannya. Selain itu, kode etik juga mengatur bagaimana cara memelihara dan meningkatkan mutu organisasi profesi.

Penetapan Kode Etik

Kode etik hanya dapat ditetapkan oleh organisasi untuk para anggotanya. Kode etik suatu organisasi akan mempunyai pengaruh yang kuat dalam menegakkan disiplin di kalangan profesi, jika semua individu yang menjalankan profesi yang sama tergabung dalam suatu organisasi profesi. Jika setiap orang yang menjalankan suatu profesi secara otomatis tergabung dalam suatu organisasi atau ikatan profesi, barulah ada jaminan bahwa profesi tersebut dapat dijalankan secara murni dan baik, karena setiap anggota profesi yang melakukan pelanggaran terhadap kode etik dan dikenai sanksi.

Dasar Pembentukan Kode Etik

Seperti yang sudah di sebutkan di atas, kode etik bidan pertam kali disusun pada tahun 1986 dan disahkan dalam Kongres Nasional IBI X tahun 1988. Petunjuk pelaksanaan kode etik bidan disahkan dalam Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS) IBI tahun 1991. Kode etik bidan sebagai pedoman dalam berperilaku, disusun berdasarkan pada penekanan keselamatan klien.

Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa dan didorong oleh keinginan luhur demi tercapainya:

Masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.Pembangunan manusia Indonesia seutuhnya.

Tingkat kesehatan yang optimal bagi setiap warga negara Indonesia.

Maka Ikatan Bidan Indonesia sebagai organisasi profesi kesehatan yang menjadi wadah persatuan dan kesatuan para bidan di Indonesia menciptakan Kode Etik Bidan Indonesia yang disusun atas dasar penekanan keselamatan klien diatas kepentingan lainnya. Terwujudnya kode etik ini merupakan bentuk kesadaran dan kesungguhan hati dari setiap bidan untuk memberikan pelayanan kesehatan secara professional dan sebagai anggota tim kesehatan demi tercapainya cita-cita pembangunan nasional dibidang kesehatan pada umumnya, KIA/KB dan Kesehatan Keluarga pada khususnya.Mengupayakan segala sesuatunya agar kaumnya pada detik-detik yang sangat menentukan pada saat menyambut kelahiran insan generasi secara selamat, aman dan nyaman merupakan tugas sentral dari para bidan.

Menelusuri tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang terus meningkat sesuai dengan perkembangan zaman dan nilai-nilai sosial budaya yang berlaku dalam masyarakat, sudah sewajarnya kode etik bidan ini berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai landasan ideal dan garis-garis Besar Haluan Negara sebagai landasan operasional.Sesuai dengan wewenang dan peraturan kebijaksanaan yang berlaku bagi bidan, kode etik ini merupakan pedoman dalam tata cara dan keselarasan dalam pelaksanaan pelayanan professional.Bidan senantiasa berupaya memberikan pemeliharaan kesehatan yang komprehensif terhadap ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan balita pada khususnya, sehingga mereka tumbuh berkembang menjadi insan Indonesia yang sehat jasmani dan rohani dengan tetap memperhatikan kebutuhan pemeliharaan kesehatan bagi keluarga dan masyarakat pada khususnya.

Prinsip dan Dimensi Kode Etik

Prinsip kode etik meliputi:

Menghargai otonomi (Prinsip autonomy)Melakukan tindakan yang benar (Beneficence)Mencegah tindakan yang dapat merugikan (Nonmaleficence)Memperlakukan manusia secara adil (Prinsip Justice)Menjelaskan dengan benar (Prinsip Veracitiy)Menghargai kehidupan manusuia (Avoiding Killing)Menjaga kerahasiaan (Prinsip Videlity)

Dimensi kode etik meliputi:

Anggota profesi dan klien/ pasien.Anggota profesi dan sistem kesehatan.

Anggota profesi dan profesi kesehatan.

Anggota profesi dan sesama anggota profesi.

Penjelasan Kode Etik Kebidanan

Bab V. Kewajiban bidan terhadap diri sendiri, yaitu:

Setiap bidan harus memelihara kesehatannya agar dapat melaksanakan tugas profesinya dengan baikMemperhatikan kesehatan perorangan

Bidan harus memperhatikan kesehatannya dan anggota yang ada dirumahnya. Hal ini untuk menghindari gangguan kesehatan pada bidan dan anggota di rumah. Jika salah satu anggota rumah ada yang sakit tidak menutup kemungkinan bidan untuk tertular dan itu akan mengganggu tugasnya sebagai tenaga kesehatan.

Memperhatikan kesehatan lingkungan

Bidan juga harus memperhatia kesehatan lingkungan agar tidak terdapatnya sarang-sarang yang dapat menyebabkan penyakit. Seorang bidan harus menjadi tauladan bagi masyarakat sekitar dalam menjaga kesehatan lingkungan. Misal rumah bidan yang bersih seperti kamar mandi, lingkungan rumah sekitar tidk terdapat sampah akan terhindar dari sarang nyamuk.

Memeriksakan diri secara berkala setiap setahun sekali

Tugas bidan tidak hanya sebagai pelayanan saja, melainkan sebagai pendidik, pengelola dan juga peneliti. Terkadang dengan kesibukannya bidan lalai terhadap kesehatannya, untuk menghindari dari gangguan kesehatan alangkah baiknya jika bidan melakukan pemeriksakan secara rutin, missal setahun sekali.

Jika mengalami sakit atau keseimbangan tubuh terganggu, segera memeriksakan diri ke dokter

Jika tubuh sudah merasa tidak enak akan lebih baik jika langsung memeriksakan keluhan kepada dokter, agar dapat teratasi dengan cepat dan tepat supaya bdan mampu menjalankan tugasnya kembali dengan baik.

Setiap bidan harus berusaha terus-menerus untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologiMembaca buku-buku tentang kesehatan, kebidanan, keperawatan pada umumnya bahkan pengetahuan umum.Menyempatkan membaca koran.Berlangganan majalah profesi, majalah kesehatan.Mengikuti penataran, seminar, simposium, lokakarya tentang kesehatan umumnya, kebidanan khususnya.Mengadakan latihan berkala seperti simulasi atau demonstrasi untuk tindakan yang jarang terjadi, pada kesempatan pertemuan IBI di tingkat kecamatan, cabang, daerah atau pusat.Mengundang pakar untuk memberi ceramah atau diskusi pada kesempatan pertemuan rutin, misalnya bulanan.Mengisi rubrik bulletinMengadakan kunjungan atau studi perbandingan ke rumah sakit- rumah sakit yang lebih maju ke daerah-daerah terpencil.Membuat tulisan atau makalah secara bergantian, yang disajikan dalam kesempatan pertemuan rutin

Peran dan Tugas Bidan Berdasarkan Etik dan Kode Etik Profesi

Dalam mengadaptasi teori etika seorang bidan harus mampu menyesuaikan dengan keadaan dirinya dan berlandaskan pada kode etik dan standar profesi. Bidan tidak dapat memaksakan untuk mengadapatasi suatu teori etika secara kaku, karena hal ini akan merugikan bidan itu sendiri.Bidan harus menilai kemampuan dirinya dalam melakukan sesuatu namun tidak menyimpang dari prinsip pelayanan, yaitu berusaha mengutamakan keselamatan ibu, bayi dan kelurga. Contohnya ketika seorang bidan desa harus menolong persalinan, disaat jadual pemeriksaan kehamilan, selain itu ada beberapa ibu yang memerlukan pelayanan KB dan asuhan BBL. Maka kemungkinan besar ia hanya dapat mencoba menghasilkan yang terbaik bagi semua orang sesuai kemampuannya.

Sebagai pendidik, bidan harus memberikan pengajaran yang jelas, tidak bias. Akan tetapi, bidan harus menghindari kecenderungan untuk menciptakan bidan kaku (tidak mengikuti informasi terkini dari literature yang jelas tentang perkembangan pelayanan kebidanan) sehingga akan menimbulkan sikap sok tau. Contohnya pada saat menolong persalinan mahasiswa bidan diajarkan untuk tidak melakukan episiotomi.

Jika pola pengajaran tidak tepat mahasiswa akan sepenuhnya menyerap materi tersebut, akibatnya, ia tidak akan melakukan episiotomi tanpa melihat ada tidaknya indikasi. Sebagai konselor bidan harus menjelaskan tentang tindakan yang akan diberikan kepada klien dengan jelas, contohnya seorang ibu datang ke bidan yang ingin menjadi akspetor KB IUD namun timbul ketakutan akibat rumor negatif yang beredar dimayarakat tentang IUD. Masalah etika yang timbul yaitu ketika bidan tidak dapat menjelaskan dengan baik, sehingga pandangan klien tentang IUD tidak berubah dan mengurungkan niatnya untuk menjadi akseptor KB.

Bidan juga dapat berperan sebagai teman, sehingga klien merasa nyaman ketika menerima pelayanan yang diberikan kepada kien, namun peran sebagai teman juga harus memiliki batasannya. Sikap professional terhadap klien harus dijaga, sehingga klien dan keluarganya memandang bidan sebagai orang yang berwibawa dan mampu mengendalikan diri sehingga mampu melindungi kliennya. Peran dosen bidan sebagai teman juga diperlukan, sehingga siswa tidak merasa sungkan dalam proses belajar mengajar.

Namun lagi-lagi- peran sebagai teman tetap ada batasnya, jangan sampai penilaian terhadap mahasiswa menjadi subyektif, ketika mahasiswa bidan melakukan suatu kesalahan dosen bidan menutupi kesalahan mahasiswanya karena kedekatan yang berlebihan.

Etika berperan dalam penelitian kebidanan, contohnya dahulu praktik kebidanan masih banyak berdasar kebiasaan atau dogma, dengan kemajuan zaman praktik yang seperti itu tidak dapat dilaksanakan lagi, tetapi dituntut praktik yang professional berdasarkan pada hasil penelitian. Bidan mungkin banyak terlibat dalam penelitian baik sebagai subyek maupun subyek penelitian. Sehingga bidan perlu mengetahui tentang etika penelitian, demi kepentingan melindungi klien, institusi tempat praktik dan diri sendiri. Bidan wajib mendukung penelitian yang bertujuan memajukan ilmu pengetahuan kebidanan. Bidan harus siap mengadakan penelitian dan siap untuk memberikan pelayanan pada hasil penelitian.

Peran Bidan

Dalam dunia profesi, istilah tanggung jawab moral disebut etika dan selama menjalankan perannya, bidan sering kali bersinggungan dengan masalah etika. Pada umumnya, bidan memiliki tiga peran yang dilakukan berdasar pada etik dan kode etik profesi bidan, yaitu bidan sebagai pengelola/pelaksana, bidan sebagai pendidik, dan bidan sebagai peneliti.Menurut jones ( 2000 ), bidan secara menyeluruh memiliki peran sebagai praktisi, pendidik, konselor, penasihat, advokat, peneliti dan pengelola.

Sebagai Praktisi

Dalam menjalankan perannya sebagai praktisi selain berpegang teguh pada kode etik dan standar profesi, ada beberapa hal yang menjadi pegangan bidan, antara lain:

Hati nurani

Bidan harus menjadikan hati nuraninya sebagai pedoman. Hati nurani mengetahui perbuatan individu yang melanggar etika atau sesuai etika. Pelanggaran etika oleh bidan dapat bersifat fisik ataupun secara verbal.

Teori etika

Untuk memecahkan suatu masalah dalam situasi yang sulit, bidan dapat berpegang pada teori etika. Sekalipun teori ini telah tua, namun masih relevan karena selalu disesuaikan dengan perkembangan saat ini, seperti teori Immanuel Kant yang menyatakan bahwa sikap menjunjung tinggi prinsip autonomi adalah penting dan teori ini sangat relevan bila diterapkan dalam praktik kebidanan.

Sebagai Pendidik

Dalam menjalankan perannya sebagai pendidik, bidan bertanggung jawab untuk memberi pendidikan kepada:

Orang tua: Bidan harus berperan aktif dalam mendidik atau mengajarkan keterampilan perawatan bayi dan promosi kesehatan kepada ibu, suami (pasangannya) dan anggota keluarga yang lain.Mahasiswa bidan: Bidan bertanggung jawab dalam memberi pendidikan kepada mahasiswa bidan agar terampil dan memiliki pengetahuan baru. Pada dasarnya, tujuan utama peran pendidik yang dimiliki bidan adalah memberdayakan orang tua dan mahasiswa agar mereka memiliki keterampilan dan dalat menerapkan keterampilan tersebut secara mandiri sehingga terciptanya autonomi pribadi.Sebagai Konselor

Peran bidan sebagai konselor mencakup pemberian informasi dan penjelasan, termasuk mendengarkan dan membantu klien serta keluarganya memahami berbagai masalah yang ingin mereka ketahui. Bidan bertanggung jawab memberi informasi terkini dan menyampaikannya dalam bahasa yang dipahami oleh klien dan keluarganya.

Masalah etika yang biasanya muncul saat bidan menjalankan perannya sebagai konselor adalah sebagai berikut:

Memaksa klien membuka rahasia yang enggan ia ceritakan pada saat konseling.Memberi informasi yang secara tidak langsung menggiring klien mengambil keputusan yang menurut bidan adalah keputusan terbaik.Sebagai Penasihat

Dalam menjalankan peran sebagai penasihat, bidan harus dapat membatasi diri jika ingin tetap menghargai autonomi klien. Klien membutuhkan informasi yang memadai agar dapat membuat keputusan dan terus mengendalikan dirinya sendiri. Akan tetapi, sangat sulit bagi bidan untuk menahan diri tidak memberi nasihat (sekalipun tidak diminta) berdasarkan pengalamannya menghadapi berbagai klien dan teman sejawat. Hal ini akan menghambat klien dalam menentukan pilihannya sendiri.

Sebagai Advokat

Peran bidan dalam memberi advokasi sangat penting, khususnya ketika klien menolak persetujuan atas tindakan medis yang sebenarnya dapat mencegah terjadinya kematian atau kesakiitan klien itu sendiri. Dalam hal ini bidan harus berperan sebagai advokat dengan memberi penjelasan dan dorongan (bukan paksaan) kepada klien mengenai sisi positif dan negatif dari keputusan yang diambil.

Sebagai Peneliti

Peran bidan sebagai peneliti sejalan dengan salah satu pasal dalam kode etik bidan yang menyatakan: Bidan harus berkembang dan memperluas pengetahuan kebidanannya melalui berbagai proses seperti diskusi dengan rekan sejawat dan penelitian.

Sudah jelas bahwa penelitian bukan lagi merupakan pilihan, namun tanggung jawab etik bidan. Bidan mungkin banyak terlibat dalam penelitian baik sebagai subyek maupun obyek penelitian.

Sebagai Pengelola

Sebagai pengelola, bidan bertanggung jawab mengambil keputusan sosial dan etik, memberi rumusan kebijakan dan praktik, membantu pengawasan dan alokasi sumber pendapatan, memperhatikan aspek kejujuran, perhatian terhadap orang lain dan mendukung serta berperan penting dalam pilihan etik.Bidan pengelola juga mempunyai tanggung jawab untuk menjaga biaya pelayanan tetap minimal secara efisien dan efektif dengan tetap mempertahankan kualitas pelayanan.Dengan penjabaran diatas, maka dalam kesempetan kali ini akan dipaparkan mengenai kajian kode etik dan kode etik profesi bidan.

Tugas Bidan

Dalam menjalankan praktiknya, ada 3 pengelompokan tugas bidan yang dilakukan berdasar pada etik dan kode etik profesi, yaitu:

Tugas Mandiri

Menerapkan Manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan yang di berikan.

Memberikan pelayanan dasar pada anak remaja & wanita pra nikah dengan melibatkan klien.Memberikan asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan normal.Memberikan asuhan kebidanan keoada klien dalam masa persalinan dengan melibatkan klien dan kelurga.Memberikan asuhan kebidanan pada BBL.Memberikan asuhan kebidanan pada klien dalam masa nifas dengan melibatkan klien dan keluarga.Memberikan asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang membutuhkan pelayanan kluarga berencana.Memberikan asuhan kebidanan pada wanita gangguan sistem reproduksi dan wanita dalam masa klimakternium dan menopause.Memberikan asuhan kebidanan pada bayi dan balita dengan melibatkan keluarga.Tugas KoaborasiMenerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesua fungsi kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga.Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan resiko tinggi & pertolongan pertama pada kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi.Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan resiko tinggi & keadaan kegawatan yang memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga.Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dengan resiko tinggi & pertolongan pertama dalam keadaan kegawatan yang memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga.Memberikan asuhan kebidanan pada BBL dengan resiko tinggi yang mengalami komplikasi serta kegawatan yang memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi dengan melibatkan keluarga.Memberikan askeb pada balita dengan resiko tinggi yang mengalami komplikasi serta kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi dengan melibatkan keluarga.Tugas RujukanMenerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai fungsi keterlibatan klien dan keluarga.Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi & rujukan pada ibu hamil dengan resiko tinggi & kegawatdaruratan.Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi & rujukan pada masa persalinan dengan penyulit tertentu dengan melibatkan klien dan keluarga.Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi & rujukan pada ibu dalam masa nifas dengan resiko tinggi & kegawat daruratan.Memberikan asuhan kebidanan pada BBL dengan kelaiana tertentu kegawatan yang memerlukan konsultasi & rujukan dengan melibatkan keluarga.Memberikan asuhan kebidanan pada anak balita dengan kelaiana tertentu & kegawatan yang memerlukan konsultasi & rujukan dengan melibatkan keluarga.

Bidan sebagai Tenaga Profesional

Peran bidan professionalPelaksanaPengelolaPendidikPenelitiPelayanan professionalBerlandaskan sikap dan kemampuan professionalDitujukan untuk kepentingan yang menerimaSerasi dengan pandangan dan keyakinan profesiMemberikan perlindungan bagi anggota profesiPerilaku ProfesionalBertindak sesuai dengan keahliannya dan didukung oleh pengetahuan dan pengalaman serta keterampilan yang tinggiBermoral tinggiBerlaku jujur, baik kepada orang lain maupun kepada diri sendiriTidak melakukan tindakan coba-coba yang tidak didukung ilmu pengetahuan profesinyaTidak memberikan janji yang berlebihanTidak melakukan tindakan yang semata-mata didorong oleh pertimbangan komersialMemegang teguh etika profesiMengenal batas-batas kemampuanMenyadari ketentuan hukum yang membatasi geraknya

Pengambilan Keputusan yang Etis

Ciri keputusan yang etis:

Mempunyai pertimbangan tentang apa yang benar dan apa yang salah.Sering menyangkut pilihan yang sukar.

Tidak mungkin dielakkan.

Dipengaruhi oleh norma-norma, situasi, iman tabiat dan lingkungan social

Situasi: Mengapa kita perlu mengerti situasi?

Untuk menerapkan norma-norma terhadap situasiUntuk melakukan perbuatan yang tepat dan berguna

Untuk mengetahui masalah-masalah yang perlu diperhatikan

Bagaimana kita memperbaiki pengertian kita tentang situasi?

Melakukan penyelidikan yang memadaiMenggunakan sarana ilmiah dan keterangan para ahli

Kepekaan terhadap pekerjaan

Kepekaan terhadap kebutuhan orang lain

Bidan dan Rahasia Jabatan

Kerahasiaan merupakan satu prinsip penting dalam tugas tiap tenaga kesehatan termasuk bidan. Kedudukan bidan di dalam sistem pelayanan kesehatan tidak saja sebagai pemberi asuhan kebidanan, akan tetapi sering pula bidan menjadi semacam biceht vader (tumpuhan permasalahan) dari klien maupun keluarganya. Permasalahan ini dapat pula yang telah diamati sendiri oleh bidan pada waktu menolong persalinan di rumah dan/atau pada waktu melakukan kunjungan rumah.

Data/informasi yang didapat bidan melalui anamnese klien di klinik menjadi faktor rahasia pula dalam tugas bidan. Seorang wanita dalam keadaan hamil, melahirkan atau nifas, seringkali mendapat gangguan pada emosinya atau pada keadaan kesehatan mentalnya. Dalam keadaan seperti ini seringkali ia ingin mencurahkan segala isi hatinya atau permasalahan dirinya secara pribadi maupun dalam keluarga pada seseorang yang mau mendengarkannya. Biasanya orang tersebut adalah bidan, yang pada waktu-waktu tersebut adalah dekat dengan klien. Bidan harus tetap menghormati kepercayaan yang diberikan klien kepadanya dan memegang teguh kerahasiaan informasi yang didapat.

Ada kalanya informasi perlu dibuka kerahasiaan, yaitu sebagai contoh pada persidangan (hukum) bila bidan bertindak sebagai saksi dan informasi tertentu dibutuhkan hakim sebagai bukti. Memegang kerahasiaan ditegaskan dalam Per Menkes No. 572/1996, ps.30, ad 2 b untuk bidan dan dalam UU Kes No.23/1992 bagi semua tenaga kesehatan.

Kerahasiaan dan Privacy

Ada dua hal yang hampir sama yang harus dibedakan yaitu kerahasiaan dan privacy, sebagai berikut:

Contoh di bawah ini menunjukkan bahwa dalam kehidupan sehari-hari kerahasiaan dan privacy sering dilanggar, walaupun contoh kasus ini sangat jarang terjadi.

Seorang bidan (Betsy) melakukan pemeriksaan antenatal pada kunjungan pertama. Klien menceritakan bahwa ia pernah menggugurkan kandungannya pada waktu yang lalu, tetapi tidak diketahui suaminya. Dan ia meminta kepada Betsy agar tidak memberitahukan hal ini kepada suaminya.

Kemudian terjadilah peristiwa sebagai berikut:

Bidan A memberitahukan hal tersebut kepada suami wanita tersebut tanpa disengaja. Bidan dianggap melanggar kerahasiaan.

Bila B yang membaca catatan perihal Betsy dari catatan yang ada di file Betsy pada pergantian dinas, juga termasuk melanggar kerahasiaan.

Bidan B kemudian meninggalkan file Betsy di meja sehingga suami Betsy membuka dan membaca catatan B, Bidan B juga dianggap melanggar privacy Betsy.

Bila kejadian diatas terjadi, Bidan A dan B sebenarnya tidak dapat dipersalahkan walaupun mereka telah melanggar kerahasiaan dan privacy Betsy.

BAB III

Penutup

Kesimpulan

Etika sebagai salah satu cabang filsafat seringkali dianggap sebagai ilmu yang abstrak dan kurang relevan dalam kehidupan sehari-hari. Banyak uraian filsafat dianggap jauh dari kenyataan, tetapi setidaknya etika mudah dipahami secara relevan bagi banyak persoalan yang dihadapi. Etika sebagai filsafat moral mencari jawaban untuk menentukan serta mempertahankan secara rasional teori yang berlaku tentang apa yang benar dan yang salah, baik atau buruk, yang secara umum dapat dipakai sebagai suatu perangkat prinsip moral yang menjadi pedoman bagi tindakan manusia.

Etika tidak lepas dari kehidupan manusia, termasuk dalam profesi kebidanan membutuhkan suatu system untuk mengatur bidan dalam menjalankan peran dan fungsinya. Dalam menjalankan perannya bidan tidak dapat memaksakan untuk mengadapatasi suatu teori etika secara kaku, tetapi harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang dihadapi saat itu dan berlandaskan pada kode etik dan standar profesi

Saran

Bagi mahasiswi calon bidan

Sebagai mahasiswi calon bidan, sebaiknya harus mendalami etik dan kode etik profesi terlebih dahulu, agar dapat menerapkannya saat praktik, sehingga dapat menghasilkan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan optimal sesuai dengan wewenang profesinya.

Bagi para bidan

Sebagai seorang bidan hendaknya selalu menerapkan dan menjadikan etik dan kode etik profesi sebagai dasar dalam memberikan setiap pelayanan. Sehingga klien akan merasa nyaman dengan pelayanan bidan dan akan segan dengan profesi bidan.

Daftar Pustaka

Rischa, Alicia.Makalah Peran dan Tugas Bidan Etik dan Kode Etik Profesi. Rabu, 04 Juni 201. http://aliciarischa.blogspot.com/2014/06/makalah-peran-dan-tugas-bidan-berdasar.htmlRahayu,Sri.Makalah Kode Etik Bidan.Jumaat, 15 Februari 2013.http://sri0266.blogspot.com/2013/02/makalah-kode-etik-bidan.htmlPermana,Yoga.Pengertian Etika Menurut Para Ahli. Kamis, 28 Maret 2013.http://yogapermana094.blogspot.com/Pak Galih.Pengertian dan Fungsi Kode Etik. 7 April 2009.https://pakgalih.wordpress.com/2009/04/07/pengertian-dan-fungsi-kode-etik/Harahap , Mariana Dewani.Etika Profesi Kebidanan. Senin, 05 Mei 2014.http://donadewani.blogspot.com/2014/05/etika-profesi-kebidanan.htmlIndah,Dita.Analisis Persamaan dan Perbedaan Kode Etik Nasional dan Internasional. Minggu, 04 Mei 2014.http://dita844.blogspot.com/2014/05/analisis-persamaan-dan-perbedaan-kode.html