makalah keperawatan gawat darurat bu elfi

Upload: punk-gokil

Post on 08-Mar-2016

13 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Makalah Keperawatan Gawat Darurat Bu Elfi

TRANSCRIPT

MAKALAH KEPERAWATAN GAWAT DARURATPADA SISTEM PERSYARAFANSTROKE

Dosen Pendamping :Elfi Quyumi R, S.Kep.,Ners.,M.Kep

TINGKAT III-A

Disusun Oleh :Maylina Widyastuti2013.49.065

AKADEMI KEPERAWATAN DHARMA HUSADA KEDIRITAHUN AKADEMIK 2014/2015

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas berkat dan limpahan rahmat-Nya lah maka saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.Makalah ini berisikan tentang STROKE. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi saya maupun semua yang membaca. Ada pun tujuan saya menulis makalah ini yang utama adalah untuk memenuhi tugas ibu Elfi Quyumi R, S.Kep.,Ners.,M.Kep selaku dosen pembimbing.Dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan maka diharapkan bisa memberikan kritikan dan saran untuk membangun dan membuat makalah ini menjadi lebih baik.

Kediri, September 2015

Penyusun,

DAFTAR ISIHALAMAN JUDULiKATA PENGANTARiiDAFTAR ISIiiiBAB I : PENDAHULUAN 10. Latar Belakang10. Rumusan Masalah10. Tujuan Penulisan2BAB II : PEMBAHASAN30. Definisi Stroke30. Etiologi Stroke30. Patofisiologi Stroke40. Manifestasi Klinik Stroke50. Penatalaksanaan Medis Stroke50. Komplikasi Stroke50. Pemeriksaan Diagnostik Stroke60. Perawatan prehospital dan di lapangan................................................. 6BAB III : ASUHAN KEPERAWATAN pada STROKE10A. Pengkajian10B. Pemeriksaan Fisik12C. Pemeriksaan Diagnostik13D. Diagnosa Keperawatan13E. Intervensi Keperawatan14BAB IV : PENUTUP200. Kesimpulan200. Saran20DAFTAR PUSTAKA21

18

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangStroke merupakan salah satu penyebab kematian dan disabilitas di seluruh dunia. Di Amerika Serikat 700.000 kasus baru yang terkena stroke iskemik muncul pada setiap tahunnya, lebih sepertiga penderita tersebut mengalami disabilitas dan 200.000 diantaranya akan mengalami stroke ulang. Secara global, pada 2020 stroke diperkirakan akan menjadi penyebab keempat dari kematian pada usia muda (Sacco et al. 2006). Penanganan stroke harus dilakukan dengan segera karena jika tidak segera ditangani maka dapat menyebabkan kecacatan bahkan kematian. Di unit gawat darurat, pasien yang datang dengan serangan stroke penting dilakukan pengkajian dan penatalaksanaan ABCDE agar dapat segera tertangani. Stroke adalah penyakit saraf akut yang paling banyak didapatkan dan menyebabkan kematian, kecacatan dan penderitaan pada manusia di seluruh dunia. Insiden stroke di dunia hampir 180 per 100.000 per tahun (0,2%) dengan prevalensi 500-600 per 100.000 per tahun (0,5%). Stroke merupakan penyebab kematian nomer tiga di Amerika Serikat dan nomer dua di dunia dan penyebab kecacatan berkepanjangan, walaupun banyak kemajuan dibidang diagnosis, pengobatan, pencegahan dan rehabilitasi (Acker, J:2007). Angka kejadian stroke di Amerika Serikat kurang lebih 700.000 orang per tahun, dan 150.000 orang meninggal karena stroke (Shah, SM, 2003).

B. Rumusan Masalah1. Apa definisi stroke ?2. Apa saja etiologi stroke ?3. Bagaimana patofisiologi stroke ?4. Apa saja manifestasi klinik stroke ?5. Bagaimana penatalaksanaan medis stroke ?6. Apa saja komplikasi stroke ?7. Apa saja pemeriksaan diagnostik stroke ?8. Bagaimana perawatan prehospital dan di lapangan?9. Bagaimana asuhan keperawatan pada stroke ?

C. Tujuan Penulisan 1. Mampu menjelaskan definisi stroke2. Mampu menyebutkan etiologi stroke3. Mampu menjelaskan patofisiologi stroke4. Mampu menyebutkan manifestasi klinik stroke5. Mampu menjelaskan penatalaksanaan medis stroke6. Mampu menyebutkan komplikasi stroke7. Mampu menyebutkan pemeriksaan diagnostik stroke8. Mampu menjelaskan perawatan prehospital dan di lapangan9. Mampu menjelaskan asuhan keperawatan stroke

BAB IIPEMBAHASANA. Definisi StrokeStroke adalah gangguan neurologik fokal yang dapat timbul sekunder dari suatu proses patologi pada pembuluh darah (Pricedan Wilson). Stroke adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan berhentinya suplai darah kebagian otak (bruner dan suddarth, 2000 : 2123). Stroke adalah gangguan yang mempengaruhi aliran darah keotak dan mengakibatkan deficit neurologik (lewis, etc, 2000 : 1645).Stroke non hemorogik adalah bila gangguan peredaran darah otak ini berlangsung sementara, beberapa detik hingga beberapa jam (kebanyakan 10 - 20 menit) tapi kurang dari 24jam.(AriefInansjoer, 2000 : 17). Stroke non hemorogik adalah penyakit atau kelainan dan penyakit pembuluh darah otak, yang mendasari terjadinya stoke misalnya arteriosclerosis otak, aneurisma, angioma pembuluh darah otak. (dr. Harsono, 1996: 25). Stroke non hemorogik adalah penyakit yang mendominasi kelompok usia menengah dan dewasa tua yang kebanyakan berkaitan erat dengan kejadian arterosklerosis (trombosis) dan penyakit jantung (emboli) yang dicetus oleh adanya faktor predisposisi hipertensi (Satyanegara, 1998 : 179).Stroke merupakan penyakit neurologis yang sering dijumpai dan harus ditangani secara cepat dan tepat. Stroke merupakan kelainan fungsi otak yang timbul mendadak yang disebabkan karena terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi pada siapa saja dan kapan saja (Muttaqin, 2008). Menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler. Stroke adalah cedera otak yang berkaitan dengan obstruksi aliran darah otak (Corwin, 2009). Stroke atau cedera cerebrovaskuler adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak sering ini adalah kulminasi penyakit serebrovaskuler selama beberapa tahun (Smeltzer et al, 2002).Stroke akut merupakan keadaan gawat darurat yang memerlukan penanganan gawat darurat medik, terapi reperfusi dan terapi neuroprotektip. Pengobatan dengan TTPA merupakan trombolitik yang telah disetujui oleh PDA, namun time window yang sangat sempit (3jam), dengan kata lai time is brain, sehingga hanya 3% dari penderita stroke iskemik yang mendapat pengobatan ini. Oleh sebab itu perlu disediakan pelayanan gawat darurat medik (Emergency Medical servives) dan sistemnya (Emergency Medical Services Systems) (Acker, JE:2007), misalnya dengan penyuluhan tentang kegawatan (urgency) gejala stroke dan pentingnya menghubungi UGD pada penderita dengan risiko tinggi, keluarga dan teman penderita. (Schroeder, EB:2000).

B. Etiologi StrokeMenurut Smeltzer & Bare (2002) stroke biasanya diakibatkan dari salah satu empat kejadian yaitu:a. Thrombosis yaitu bekuan darah di dalam pembuluh darah otak atau leher.b. Embolisme serebral yaitu bekuan darah atau material lain yang di bawa ke otak dari bagian tubuh yang lain.c. Iskemia yaitu penurunan aliran darah ke area otak d. Hemoragi serebral yaitu pecahnya pembuluh darah serebral dengan perdarahan ke dalam jaringan otak atau ruang sekitar otak.Akibat dari keempat kejadian diatas maka terjadi penghentian suplai darah ke otak, yang menyebabkan kehilangan sementara atau permanen gerakan, berpikir, memori, bicara, atau sensasi.Faktor resiko terjadinya stroke menurut Mansjoer (2000) adalah:a. Yang tidak dapat diubah: usia, jenis kelamin, ras, riwayat keluarga, riwayat stroke, penyakit jantung koroner, dan fibrilasi atrium.b. Yang dapat diubah: hipertensi, diabetes mellitus, merokok, penyalahgunaan alkohol dan obat, kontrasepsi oral, dan hematokrit meningkat.

C. Patofisiologi StrokeOtak sangat tergantung kepada oksigen, bila terjadi anoksia seperti yang terjadi pada stroke di otak mengalami perubahan metabolik, kematian sel dan kerusakan permanen yang terjadi dalam 3 sampai dengan 10 menit (non aktif total). Pembuluh darah yang paling sering terkena ialah arteri serebral dan arteri karotis Interna.

Adanya gangguan peredaran darah otak dapat menimbulkan jejas atau cedera pada otak melalui empat mekanisme, yaitu :a. Penebalan dinding arteri serebral yang menimbulkan penyempitan sehingga aliran darah dan suplainya ke sebagian otak tidak adekuat, selanjutnya akan mengakibatkan perubahan-perubahan iskemik otak. b. Pecahnya dinding arteri serebral akan menyebabkan bocornya darah ke kejaringan (hemorrhage).c. Pembesaran sebuah atau sekelompok pembuluh darah yang menekan jaringan otak.d. Edema serebri yang merupakan pengumpulan cairan di ruang interstitial jaringan otak.Konstriksi lokal sebuah arteri mula-mula menyebabkan sedikit perubahan pada aliran darah dan baru setelah stenosis cukup hebat dan melampaui batas kritis terjadi pengurangan darah secara drastis dan cepat. Oklusi suatu arteri otak akan menimbulkan reduksi suatu area dimana jaringan otak normal sekitarnya yang masih mempunyai pendarahan yang baik berusaha membantu suplai darah melalui jalur-jalur anastomosis yang ada. Perubahan awal yang terjadi pada korteks akibat oklusi pembuluh darah adalah gelapnya warna darah vena, penurunan kecepatan aliran darah dan sedikit dilatasi arteri serta arteriole. Selanjutnya akan terjadi edema pada daerah ini. Selama berlangsungnya perisriwa ini, otoregulasi sudah tidak berfungsi sehingga aliran darah mengikuti secara pasif segala perubahan tekanan darah arteri. Berkurangnya aliran darah serebral sampai ambang tertentu akan memulai serangkaian gangguan fungsi neural dan terjadi kerusakan jaringan secara permanen.

D. Manifestasi Klinik StrokeMenurut Smeltzer & Bare (2002) dan Price & Wilson (2006) tanda dan gejala penyakit stroke adalah kelemahan atau kelumpuhan lengan atau tungkai atau salah satu sisi tubuh, hilangnya sebagian penglihatan atau pendengaran, penglihatan ganda atau kesulitan melihat pada satu atau kedua mata, pusing dan pingsan, nyeri kepala mendadak tanpa kausa yang jelas, bicara tidak jelas (pelo), sulit memikirkan atau mengucapkan kata-kata yang tepat, tidak mampu mengenali bagian dari tubuh, ketidakseimbangan dan terjatuh dan hilangnya pengendalian terhadap kandung kemih.Stoke menyebabkan defisit neurologik, bergantung pada lokasi lesi (pembuluh darah mana yang tersumbat), ukuran area yang perfusinya tidak adekuat dan jumlah aliran darah kolateral. Stroke akan meninggalkan gejala sisa karena fungsi otak tidak akan membaik sepenuhnya. Kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh (hemiparese atau hemiplegia), Lumpuh pada salah satu sisi wajah anggota badan (biasanya hemiparesis) yang timbul mendadak, Tonus otot lemah atau kaku, Menurun atau hilangnya rasa, Gangguan lapang pandang Homonimus Hemianopsia, Afasia (bicara tidak lancar atau kesulitan memahami ucapan), Disartria (bicara pelo atau cadel), Gangguan persepsi, Gangguan status mental. Vertigo, mual, muntah, atau nyeri kepala.

E. Penatalaksanaan Medis StrokePenatalaksaan medis menurut menurut Smeltzer & Bare (2002) meliputi: a. Diuretik untuk menurunkan edema serebral yang mencapai tingkat maksimum 3 sampai 5 hari setelah infark serebral.b. Antikoagulan untuk mencegah terjadinya thrombosis atau embolisasi dari tempat lain dalam sistem kardiovaskuler.c. Antitrombosit karena trombosit memainkan peran sangat penting dalam pembentukan thrombus dan embolisasi. Tujuan intervensi adalah berusaha menstabilkan tanda-tanda vital dengan melakukan tindakan sebagai berikut:a. Mempertahankan saluran nafas yang paten yaitu lakukan pengisapan lendiryang sering, oksigenasi, kalau perlu lakukan trakeostomi, membantu pernafasan.b. Mengendalikan tekanan darah berdasarkan kondisi pasien, termasuk untuk usaha memperbaiki hipotensi dan hipertensi.c. Berusaha menentukan dan memperbaiki aritmia jantung.d. Menempatkan pasien dalam posisi yang tepat, harus dilakukan secepat mungkin pasien harus dirubah posisi tiap 2 jam dan dilakukan latihan-latihan gerak pasif.e. Mengendalikan hipertensi dan menurunkan TIKDengan meninggikan kepala 15-30 menghindari flexi dan rotasi kepala yang berlebihan.Pengobatan Konservatifa) Vasodilator meningkatkan aliran darah serebral (ADS) secara percobaan, tetapi maknanya: pada tubuh manusia belum dapat dibuktikan.b) Dapat diberikan histamin, aminophilin, asetazolamid, papaverin intra arterial.c) Anti agregasi thrombosis seperti aspirin digunakan untuk menghambat reaksi pelepasan agregasi thrombosis yang terjadi sesudah ulserasi alteroma.d) Anti koagulan dapat diresepkan untuk mencegah terjadinya/ memberatnya trombosis atau emboli di tempat lain di sistem kardiovaskuler.Pengobatan PembedahanTujuan utama adalah memperbaiki aliran darah serebral :a) Endosterektomi karotis membentuk kembali arteri karotis, yaitu dengan membuka arteri karotis di leher.b) Revaskularisasi terutama merupakan tindakan pembedahan dan manfaatnya paling dirasakan oleh pasien TIA.c) Evaluasi bekuan darah dilakukan pada stroke akutd) Ugasi arteri karotis komunis di leher khususnya pada aneurisma.

F. Komplikasi StrokeKomplikasi yang dapat terjadi pada penyakit stroke menurut Smeltzer & Bare (2002) adalah:a. Hipoksia serebral, diminimalkan dengan memberi oksigenasi darah adekuat ke otak. Fungsi otak bergantung pada ketersediaan oksigen yang dikirimkan ke jaringan. Pemberian oksigen suplemen dan mempertahankan hemoglobin serta hematokrit pada tingkat dapat diterima akan membantu dalam mempertahankan oksigenasi jaringan.b. Penurunan aliran darah serebral, bergantung pada tekanan darah, curah jantung, dan integritas pembuluh darah serebral. Hidrasi adekuat (cairan intrvena) harus menjamin penurunan viskositas darah dan memperbaiki aliran darah serebral. Hipertensi dan hipotensi ekstrim perlu dihindari untuk mencegah perubahan pada aliran darah serebral dan potensi meluasnya area cedera.c. Embolisme serebral, dapat terjadi setelah infark miokard atau fibrilasi atrium atau dapat berasal dari katup jantung prostetik. Embolisme akan menurunkan aliran darah ke otak dan selanjutnya akan menurunkan aliran darah serebral. Disritmia dapat mengakibatkan curah jantung tidak konsisten dan penghentian trombus lokal. Selain itu, disritmia dapat menyebabkan embolus serebral dan harus diperbaiki.

G. Pemeriksaan Diagnostik StrokeMenurut (Doenges dkk, 1999) pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan pada penyakit stroke adalah:a. Angiografi serebral: membantu menentukan penyebab stroke secara spesifik seperti perdarahan, obstruksi arteri atau adanya titik oklusi/ ruptur.b. CT-scan: memperhatikan adanya edema, hematoma, iskemia, dan adanya infark. c. Pungsi lumbal: menunjukkan adanya tekanan normal dan biasanya ada thrombosis, emboli serebral, dan TIA (Transient Ischaemia Attack) atau serangan iskemia otak sepintas. Tekanan meningkat dan cairan yang mengandung darah menunjukkan adanya hemoragik subarakhnoid atau perdarahan intra kranial. Kadar protein total meningkat pada kasus thrombosis sehubungan dengan adanya proses inflamasi.d. MRI (Magnetic Resonance Imaging): menunjukkan daerah yang mengalami infark, hemoragik, dan malformasi arteriovena.e. Ultrasonografi Doppler: mengidentifikasi penyakit arteriovena.f. EEG (Electroencephalography): mengidentifikasi penyakit didasarkan pada gelombang otak dan mungkin memperlihatkan daerah lesi yang spesifik.g. Sinar X: menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pineal daerah yang berlawanan dari massa yang meluas, kalsifikasi karotis interna terdapat pada thrombosis serebral.

H. Perawatan prehospital dan di lapanganHanya sepertiga penderita yang mengetahui dan memahami gejala stroke dan sebagian besar dari keluarga atau pendamping penderita tidak memahami tentang stroke (Brott,2000).Penderita stroke akut 29%-65% mendapatkan perawatan pertama melalui dalam 3 jam di UGD dan 14%-32% tiba dalam 2 jam. Oleh karena itu, peranan dan pelayanan UGD melalui telpon sangatlah penting dan perlu ditingkatkan. Disamping itu tidak kalah penting adanya satu pelaporan oleh anggota keluarga, perawat, pendamping (62%-95%) yang menelpon UGD. Perlu dilakukan penyuluhan masyarakat dan pembuatan protokol UGD, structured questionnaires dan telephone interviews (Handshu, R, 2003) merupakan bagian stroke chain of survival .a. Rantai keselamatan stroke (Adams,HP,2007) Deteksi: Kenali tanda dan gejala stroke Hubungi: Telp. Gawat darurat mohon prioritas pelayanan gawat darurat Pelepasan : Bawa segera dan rawat penderita sebelum ke RS Pintu: Segera ke triage gawat darurat Data: Evaluasi kegawatan, pemeriksaan lab segera, CT scan Keputusan : Diagnosis dan keputusan pengobatan yang sesuai Obat: Pemberian obat yang sesuai atau intervensi lainb. Penanganan gawat darurat (Adams,HP,2007) Dianjurkan: Atasi ABCs Monitor jantung Pasang intravena Oxygen (jika saturasi O2