makalah kelembagaan pemasaran komoditi perikanan

20
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perikanan merupakan suatu kegiatan perekonomian, dimana manusia mengusahakan sumberdaya alam perikanannya secara lestari guna mendapatkan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kesejahteraan umat manusia (Sofyan Ilyas dan Fuad Cholik, 1992 : 152 dalam Dewayanti, 2003). Pembangunan sub sektor perikanan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan dan petani ikan menuju terwujudnya masyarakat adil dan makmur. Di Indonesia, menurut UU RI no. 9/1985 dan UU RI no. 31/2004, kegiatan yang termasuk dalam perikanan dimulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran, yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan. Dengan demikian, perikanan dapat dianggap merupakan usaha agribisnis. Pemasaran adalah suatau proses yang dinamis karena merupakan suatu proses integral total dan bukanlah suatu pemilihan badan-badan yang terpecah antara fungsi-fungsi dan produk. Dengan demikian, pemasaran bukanlah suatu aktifitas atau sejumlah beberapa aktifitas saja, melainkan merupakan hasil dari hubungan timbal balik dari beberapa aktifitas (Anwar, 1994 dalam Pusat Studi Terumbu Karang Universitas Hasanuddin, 2002). Pemasaran merupakan hal yang paling penting dalam menjalankan sebuah usaha perikanan karena pemasaran merupakan tindakan ekonomi yang berpengaruh terhadap tinggi rendahnya pendapatan nelayan. Produksi yang baik akan sia-sia karena harga pasar yang rendah, sehingga tingginya produksi tidak mutlak memberikan keuntungan yang tinggi tanpa pemasaran yang baik dan efisien. Secara umum, pemasaran dapat diartikan sebagai segala kegiatan yang dilakukan oleh berbagai perantara dengan berbagai macam cara untuk menyampaikan hasil produksi, yaitu ikan laut segar, dari produsen ke konsumen akhir. Pemasaran (marketing) pada prinsipnya adalah aliran barang dari produsen ke konsumen. Aliran barang ini dapat terjadi karena adanya peranan lembaga pemasaran. Kelembagaan pemasaran memiliki peranan penting dalam mendukung Kelembagaan dalam Pemasaran Komoditi Perikanan 1

Upload: aji-sanjaya

Post on 18-Jul-2015

1.139 views

Category:

Education


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Kelembagaan Pemasaran Komoditi Perikanan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perikanan merupakan suatu kegiatan perekonomian, dimana manusia

mengusahakan sumberdaya alam perikanannya secara lestari guna mendapatkan

manfaat yang sebesar-besarnya bagi kesejahteraan umat manusia (Sofyan Ilyas

dan Fuad Cholik, 1992 : 152 dalam Dewayanti, 2003). Pembangunan sub sektor

perikanan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan dan petani ikan

menuju terwujudnya masyarakat adil dan makmur. Di Indonesia, menurut UU RI

no. 9/1985 dan UU RI no. 31/2004, kegiatan yang termasuk dalam perikanan

dimulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran, yang

dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan. Dengan demikian, perikanan

dapat dianggap merupakan usaha agribisnis.

Pemasaran adalah suatau proses yang dinamis karena merupakan suatu

proses integral total dan bukanlah suatu pemilihan badan-badan yang terpecah

antara fungsi-fungsi dan produk. Dengan demikian, pemasaran bukanlah suatu

aktifitas atau sejumlah beberapa aktifitas saja, melainkan merupakan hasil dari

hubungan timbal balik dari beberapa aktifitas (Anwar, 1994 dalam Pusat Studi

Terumbu Karang Universitas Hasanuddin, 2002). Pemasaran merupakan hal yang

paling penting dalam menjalankan sebuah usaha perikanan karena pemasaran

merupakan tindakan ekonomi yang berpengaruh terhadap tinggi rendahnya

pendapatan nelayan. Produksi yang baik akan sia-sia karena harga pasar yang

rendah, sehingga tingginya produksi tidak mutlak memberikan keuntungan yang

tinggi tanpa pemasaran yang baik dan efisien.

Secara umum, pemasaran dapat diartikan sebagai segala kegiatan yang

dilakukan oleh berbagai perantara dengan berbagai macam cara untuk

menyampaikan hasil produksi, yaitu ikan laut segar, dari produsen ke konsumen

akhir. Pemasaran (marketing) pada prinsipnya adalah aliran barang dari produsen

ke konsumen. Aliran barang ini dapat terjadi karena adanya peranan lembaga

pemasaran. Kelembagaan pemasaran memiliki peranan penting dalam mendukung

Kelembagaan dalam Pemasaran Komoditi Perikanan 1

Page 2: Makalah Kelembagaan Pemasaran Komoditi Perikanan

keberhasilan usaha nelayan dan mengoptimalkan kegiatan pemasaran ikan.

Pengembangan kelembagaan pemasaran hasil perikanan memerlukan adanya

strategi/ analisis yang dapat memberikan masukan prioritas pengembangan yang

harus dilakukan untuk mendapatkan hasil pengembangan yang lebih maksimal.

Peranan lembaga pemasaran ini sangat tergantung dari sistem pasar yang berlaku

dan karakteristik aliran barang yang dipasarkan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan lembaga pemasaran?

2. Kelembagaan apa saja yang terlibat dalam pemasaran komoditi perikanan?

3. Bagaimana peran dan perkembangan kelembagaan pemasaran komoditi

perikanan di Indonesia ?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui pengertian dari kelembagaan.

2. Mengetahui kelembagaan apa saja yang terlibat dalam pemasaran

komoditi perikanan.

3. Mengetahui peran dan perkembangan kelembagaan pemasaran komoditi

perikanan di Indonesia.

Kelembagaan dalam Pemasaran Komoditi Perikanan 2

Page 3: Makalah Kelembagaan Pemasaran Komoditi Perikanan

BAB II

PERMASALAHAN

Analisis permasalahan yang dapat diuraikan dari beberapa penelitian

adalah sebagai berikut :

1. Kinerja proses kelembagaan pemasaran ikan komoditas utama dipengaruhi oleh

faktor internal (kualitas sumberdaya ikan, ketersediaan sumberdaya ikan,

kualitas SDM pelaku usaha pemasaran ikan, ketersediaan SDM pelaku usaha

pemasaran ikan, kelembagaan pelaku usaha pemasaran ikan, akses permodalan

pelaku usaha pemasaran, dukungan fasilitas infranstruktur) dan faktor eksternal

(pertumbuhan ekonomi, daya kondisi politik, daya beli konsumen lokal,

potensi konsumen, dukungan dan kebijakan pemerintah Pati, daya saing

pensuplai ikan);

2. Kinerja Marjin yang diterima oleh pedagang pengumpul kecil dan produsen

lebih kecil daripada marjin yang diterima pedagang pengumpul besar ; dan

3. Strategi pengembangan yang menjadi prioritas utama dalam upaya

pengembangan kelembagaan pemasaran adalah memperluas pemasaran dan

distribusi ikan seiring dengan tingginya permintaan ikan dan mengoptimalkan

usaha pengolahan ikan sehingga menghasilkan produk perikanan yang

berkualitas dan mempunyai nilai tambah yang tinggi.

Salah satu pemasalahan dalam pemasaran ikan laut segar adalah marjin

pemasaran. Marjin pemasaran merupakan selisih harga ditingkat konsumen

akhir dengan harga di tingkat nelayan. Permasalahan yang terkait dengan

sistem pemasaran ikan laut segar adalah belum efisiennya rantai distribusi yang

ditandai dengan adanya disparitas keuntungan usaha diantara lembaga

pemasaran, yang pada akhirnya masih belum mampu memberikan keuntungan

optimal bagi nelayan. Kondisi demikian terjadi hampir di semua pusat-pusat

pemasaran ikan laut segar di Indonesia.

Adanya perbedaan kegiatan pada setiap lembaga pemasaran akan

menyebabkan perbedaan harga jual antara lembaga yang satu dengan lembaga

yang lain. Semakin banyak lembaga pemasaran yang terlibat dalam penyaluran

suatu komoditi dari produsen ke konsumen, akan mengakibatkan semakin

Kelembagaan dalam Pemasaran Komoditi Perikanan 3

Page 4: Makalah Kelembagaan Pemasaran Komoditi Perikanan

besar perbedaan harga komoditi tersebut di tingkat produsen dibandingkan

dengan harga yang akan dibayarkan oleh konsumen (Limbong dan Sitorus,

1987 : 183 dalam Dewayanti, 2003).

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

Kelembagaan dalam Pemasaran Komoditi Perikanan 4

Page 5: Makalah Kelembagaan Pemasaran Komoditi Perikanan

3.1 Pengertian Kelembagaan

Definisi paling umum mengenai kelembagaan adalah suatu gugus

aturan (rule of conduct) formal (seperti hukum, sist€m politik, organisasi,

pasar dan lain sebagainya) serta informal (seperti norrna, tradisi, sistem nilai,

agama, tren sosial dan lain sebagainya) yang menfasilitasi koordinasi dan

hubungan antara individu ataupun kelompok (Fauzi, A. 2005 dalam Raharjo,

2009). Williamson (2000) dalam Raharjo (2009), melihat bahwa

kelembagaan beroperasi baik pada level makro maupun mikro. Pada tingkat

makro kelembagaan merupakan rules of the gome yang mempenganrhi

perilaku dari keragaan dan pelaku ekonomi, sebagai suatu gugus fundamental

dan aturan mendasar mengenai aspek politik, sosial, dan legal yang mendasari

proses produksi, pertukaran dan distribusi. Pada tingkat mikro, aspek

kelembagaan lebih dikenal sebagai suatu institusionol arangement yang lebih

mengedepankan aspek institusions of governance.

Lembaga tataniaga/pemasaran adalah badan-badan yang

menyelenggarakan kegiatan atau fungsi tataniaga dengan mana barang-barang

bergerak dari pihak produsen ke pihak konsumen (Pusat Studi Terumbu

Karang Universitas Hasanuddin, 2002). Kita harus bisa membedakan antara

kelembagaan dan organisasi. Organisasi adalah structure of roles (struktur

dan peran). Ada beberapa tipe kelembagaan dapat berbentuk organisasi,

misalnya koperasi, unit usaha dan lain sebagainya, Di sisi lain, ada pula

kelembagaan yang bukan organisasi, misalnya produk hukum dan perundang-

undangan. Sebaliknya, ada pula organisasi yang bukan merupakan lembaga,

seperti organisasi grass-root.

Menurut Hanafiah (1983) dalam Raharjo (2009), lembaga pemasaran

adalah badan-badan yang menyelenggarakan kegiatan fungsi pemasaran,

yaitu merupakan serangkaian kegiatan yang tertuju untuk memindahkan

barang-barang atau jasa-jasa dari sektor produksi ke sektor konsumsi.

Sedangkan lembaga pemasaran meliputi produsen, pedagang perantaran dan

lembaga pemberi jasa.

Kelembagaan dalam Pemasaran Komoditi Perikanan 5

Page 6: Makalah Kelembagaan Pemasaran Komoditi Perikanan

Menurut Fauzi, A. (2005) dalam Raharjo (2009), kelembagaan tidak

bisa terlepas dari konsep biaya transaksi (transaction cost) yang dicetuskan

pertama kali oleb Ronald Coase tahun 1937. Dengan demikian, kelembagaan

tidak lain adalah kesepakatan yang meminimalisasi biaya transaksi.

Kelembagaan yang bisa menurunkan biaya transaksi adalah kunci

keberhasilan indikator ekonomi. Pengembangan kelembagaan sangat bersifat

path dependent (keterkaitan antar periode) sehingga tidak semua

kelembagaan bersifat efisien dan kelembagaan yang tidak effisien inilah

kelembagaan yang menghambat pertumbuhan ekonomi.

3.2 Kelembagaan yang terlibat dalam Pemasaran Komoditi Perikanan

Produk usaha perikanan terdiri dari beberapa tipe, antara lain ikan

hidup, ikan segar, dan beraneka ragam ikan olahan, baik yang tampak bentuk

aslinya maupun yang sudah berubah sama sekali. Sehingga untuk

memasarkannya banyak sekali melibatkan lembaga-lembaga pemasaran yang

ada dan untuk sasaran konsumen yang dituju akan menentukan panjang

pendeknya saluran pemasaran. Pemasaran ikan hidup membutuhkan media air

sebagai habitat hidupnya sehingga bersifat voluminous (makan tempat) dan

berisiko kematian sehingga bisa menurunkan nilai ikan tersebut. Ikan segar

membutuhkan lingkungan dingin selama perjalanan dari produsen ke

konsumen sehingga untuk pemasaran harus mengunakan system rantai dingin

(cold chain system), untuk itu perlu ada fasilitas angkut dingin dan cold

storage. Penanganan pemasaran hasil perikanan yang telah diolah, seperti

ikan kering, ikan asin, kerupuk ikan, dan tepung ikan relative lebih mudah

dan murah, karena produk tersebut dapat diangkut, disimpan, disajikan

(display), dan digudangkan dalam suhu kamar. Tipe produk tersebut

menyebabkan proses dan mekanisme pemasaran menjadi sangat beragam,

kompleks dan rumit. (Efendi dan Oktanza, 2006 dalam Raharjo, 2009).

Lembaga tataniaga/pemasaran adalah badan-badan yang

menyelenggarakan kegiatan atau fungsi tataniaga dengan mana barang-barang

bergerak dari pihak produsen ke pihak konsumen. Golongan produsen adalah

mereka yang tugas utamanya menghasilkan barang-barang. Mereka adalah

Kelembagaan dalam Pemasaran Komoditi Perikanan 6

Page 7: Makalah Kelembagaan Pemasaran Komoditi Perikanan

nelayan, petani ikan, dan pengolah hasil perikanan. Sedangkan, pengertian

pedagang perantara (midlemen atau intermediary) adalah mereka, baik

perorangan maupun perseroan, yang berusaha dalam bidang tata

niaga/pemasaran. Lembaga ini membeli dan mengumpulkan barang-barang

yang berasal dari produsen dan menyalurkannya kepada konsumen. Adapun

lembaga pemberi jasa (faciliating agencies) adalah mereka yang memberi

jasa atau fasilitas untuk memperlancar fungsi tata niaga pemasaran yang

dilakukan oleh produsen atau pedagang perantara, contohnya adalah bank,

usaha pengangkutan, biro iklan dan sebagainya.

Lembaga pemasaran adalah badan-badan yang menyelenggarakan

kegiatan atau fungsi pemasaran dengan tujuan untuk menggerakkan barang

dari produsen ke konsumen. Yang termasuk dalam lembaga pemasaran

adalah golongan produsen sebagai penghasil produk, pedagang perantara dan

lembaga pemberi jasa. Pedagang perantara sebagai lembaga pemasaran yang

membeli dan mengumpulkan barang-barang yang berasal dari produsen dan

menyalurkannya kepada konsumen, memegang peranan yang penting dalam

kelancaran pemasaran barang-barang tersebut (A.M Hanafiah dan A.M.

Saefuddin, 1983 : 26 dalam Dewayanti, 2003).

Ada beberapa golongan pedagang perantara yang terlibat dalam

pemasaran hasil perikanan di Indonesia, yaitu :

1. Tengkulak desa, yaitu pedagang perantara yang membeli hasil perikanan

secara langsung dari produsen.

2. Pedagang pengumpul di pasar lokal, yaitu pedagang perantara yang

membeli hasil peikanan dai tengkulak desa dan kadang-kadang dari

produsen di pasar lokal.

3. Pedagang besar (grosir), yaitu pedagang perantara yang aktif di pasar-pasar

pusat di kota besar dan menerima kiriman barang terutama dari pedagang

pengumpul di pasar lokal.

4. Agen, yaitu mereka yang aktif membeli ikan di unit-unit usaha perikanan

atau di pasar lokal atas perintah pedagang besar (eksportir, pengusaha cold

storage) tertentu. Agen hanya dijumpai pada pemasaran hasil perikanan

komoditi ekspor seperti udang dan tuna.

Kelembagaan dalam Pemasaran Komoditi Perikanan 7

Page 8: Makalah Kelembagaan Pemasaran Komoditi Perikanan

5. Pedagang eceran, yaitu pedagang yang membeli hasil perikanan dari grosir

atau nelayan secara langsung dan menjualnya ke konsumen di pasar

pengecer.

6. Eksportir, pedagang ini hanya ditemukan dalam perdagangan hasil

perikanan bernilai ekspor (A.M Hanafiah dan A.M Saefuddin, 1983 : 173

dalam Dewayanti, 2003).

Berdasarkan tingkatan pembelinya, seorang pengusaha perikanan,

seperti nelayan atau pembudidaya ikan dapat menjual hasil panennya ke

berbagai tingkat pedagang, sehingga akan melibatkan lembaga pemasaran

yang ada sesuai dengan kebutuhannya. Pertama, pedagang pengecer,

umumnya memasarkan barang-barang yan dibelinya di pasar local yang

masih dalam satu wilayah (kabupaten/kota). Kedua, pedagang pengumpul,

baik pengumpul local maupun pengumpul antar kabupaten. Ketiga, pedagang

pengumpul besar. Penjualan ke pedagang pengumpul besar dapat dilakukan

oleh pembudidaya bila volume hasil panennya cukup besar. Keempat,

institutional market (rumah sakit, penjara). Kelima, pasar swalayan, yang

berfungsi sebagai pedagang eceran (retailer), Secara umum saluran

pemasaran dari nelayan atau pembudidaya ikan melalui beberapa jalur.

Kelembagaan dalam Pemasaran Komoditi Perikanan 8

Page 9: Makalah Kelembagaan Pemasaran Komoditi Perikanan

Pola pemasaran hasil ikan olahan tradisionil memiliki bentuk yang

lebih sederhana dibandingkan dengan pemasaran pengolahan modern

maupun ikan segar. Produk-produk olahan tradisionil dipasarkan dipasar

lokal, pasar regional, dan pasar nasional.

Sedangkan, pemasaran produk olahan yang dihasilkan oleh perusahaan

pengolahan modern memiliki bentuk saluran yang sedikit lebih rumit

dibandingkan pengolahan tradisionil.

Kelembagaan dalam Pemasaran Komoditi Perikanan 9

Page 10: Makalah Kelembagaan Pemasaran Komoditi Perikanan

Skema saluran pemasaran yang umum terjadi di Jawa untuk komoditi

ikan laut (segar dan olahan) adalah sebagai berikut (A.M Hanafiah dan A.M

Saefuddin, 1983 : 30 dalam Dewayanti, 2003) :

Besar-kecilnya biaya pemasaran antar lembaga pemasaran berbeda-

beda. Hal ini disebabkan oleh :

1. Macam komoditi

Sifat dari komoditi pertanian, khususnya hasil perikanan adalah mudah

rusak (perishable), sehingga biaya yang dikeluarkan untuk melaksanakan

fungsi pemasaran lebih besar.

2. Lokasi pengusahaan

Lokasi pengusahaan komoditi pertanian yang terpencar akan

mengundang tambahan biaya pengangkutan. Hal ini akan berakibat pada

bertambah besarnya biaya pemasaran.

3. Macam dan peranan lembaga pemasaran

Kelembagaan dalam Pemasaran Komoditi Perikanan 10

Page 11: Makalah Kelembagaan Pemasaran Komoditi Perikanan

Biaya pemasaran akan bertambah besar apabila terlalu banyak lembaga

pemasaran yang terlibat dalam proses pemasaran.

4. Efektifitas pemasaran

Efektifitas pemasaran menyangkut efisiensi pemasaran, yaitu

perbandingan antara biaya pemasaran dengan nilai produk yang dijual dan

dinyatakan dalam persen. Biaya pemasaran yang besar akan mengakibatkan

tidak efisiennya sistem pemasaran (Soekartawi, 1993 : 2 dalam Dewayanti,

2003).

Kelembagaan pemasaran memiliki peranan penting dalam mendukung

keberhasilan usaha nelayan dan mengoptimalkan kegiatan pemasaran ikan.

Lembaga pemasaran dapat digolongkan berdasarkan pemilikan dan

penguasaan atas barangnya, yaitu :

1. Lembaga pemasaran yang tidak memiliki barang, tetapi menguasai barang

tersebut, seperti : agen perantara (broker), selling broker, dan buying

broker,

2. Lembaga pemasaran yang memiliki dan menguasai barang, seperti :

pedagang pengumpul, pedagang pengecer, pedagang eksport, import dan

sebagainya.

3. Lembaga pemasaran yang tidak memiliki dan tidak menguasai barang,

seperti : lembaga pemasaran fasilitas.

Setiap lembaga yang terlibat dalam proses pemasaran mempunyai

tujuan untuk memperoleh keuntungan. Besar-kecilnya keuntungan yang

diambil oleh tiap lembaga pemasaran akan berpengaruh pada harga di tingkat

eceran.

Masing-masing lembaga pemasaran, sesuai dengan kemampuan

pembiayaan yang dimilikinya, akan melakukan fungsi pemasaran secara

berbeda-beda. Karena perbedaan kegiatan dan biaya yang dikeluarkan, maka

tidak semua kegiatan dalam fungsi pemasaran dilakukan oleh lembaga

pemasaran; dengan demikian biaya dan keuntungan pemasaran menjadi

berbeda di tiap tingkat lembaga pemasaran (Soekartawi, 2002).

Tahapan distribusi produk hasil tangkapan nelayan melalui beberapa

lembaga yang mana setiap lembaga mempunyai fungsi dan peran masing-

Kelembagaan dalam Pemasaran Komoditi Perikanan 11

Page 12: Makalah Kelembagaan Pemasaran Komoditi Perikanan

masing. Pengaliran barang yang dimulai dari produsen ke konsumen terdapat

kegiatan-kegiatan pengumpulan, penyimpanan dan penimbangan. Proses

pengumpulan merupakan tahap dalam pengaliran barang yang mana pada

tahapan ini dilakukan oleh agen pemasaran. Proses penimbangan merupakan

tindakan penyesuaian permintaan dan penawaran berdasarkan tempat, waktu

dan kualitas. Sedang proses penyebaran merupakan tahap akhir dalam

pengaliran barang, dimana barang terkumpul tersebar ke konsumen yang

membutuhkannya (Hanafiah dan Saefuddin, 1986).

POKLAHSAR merupakan kelompok usaha kelautan dan perikanan

bidang pengolahan dan pemasaran sebagai pelaksana PUMP-P2HP dalam

penyaluran bantuan pengembangan usaha. Pengembangan Usaha Mina

Pedesaan Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (PUMP-P2HP)

bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan mengembangkan wirausaha

bidang pengolahan dan pemasaran di pedesaan (Budi, 2013).

3.3 Peran dan Perkembangan Kelembagaan Komoditi Perikanan

Menurut Pusat Studi Terumbu Karang Universitas Hasanuddin (2002),

fungsi lembaga pemasaran, adalah untuk :

1. Mengurangi tugas produsen dalam kegiatan distribusi untuk mencari

konsumen

2. Membantu menyediakan peralatan dan jasa-jasa yang dibutuhkan

3. Membantu dibidang pengangkutan

4. Membantu dibidang keuangan dan menyediakan sejumlah dana untuk

melakukan penjualan secara kredit terhadap produsen.

Lembaga pemasaran selain berperan dalam menentukan bentuk saluran

pemasaran, juga melakukan kegiatan fungsi pemasaran yang melipuri :

pembelian. Sortasi, penyimpanan, pengangkutan, dan pengolahan.

Ada dua katalis yang berperan penting dalam pengembangan

kelembagaan, yakni perubaban dalam harga relative (relative price) dan

inovasi teknologi. Dalam merespon kedua perubahan itu, salah satu atau

kedua belah pihak mungkin akan melihat lebih menguntungkan untuk

mengubah aturan (rule of agreement) yang kemudian berujung Pada

Kelembagaan dalam Pemasaran Komoditi Perikanan 12

Page 13: Makalah Kelembagaan Pemasaran Komoditi Perikanan

perubahan kelembagaan. yang akan menguntungkan salah satu atau kedua

belah pihak. Demikian halnya dengan inovasi teknologi. Inovasi yang dapat

menurunkan biaya transaksi dan perubahan dalam biaya informasi merupakan

sumber utama dalam pen gembangan kel emb agaan.

Di negara berkembang seperti lndonesia, yang tengah menghadapi tren

market-oriented reform seiring dengan terjadinya Multilateral Trade

Liberalizations dan Structural Adjustment Prograrn (SAP). Akibatnya pasar

produk-produk perikanan makin terintegrasi dan nelayan di negara

berkembang sudah mulai masuk ke dalam jaringan konsumen dan korporasi

global. Secara global kini sudah terbentuk kelembagaan dalam bentuk

organisasi perdagangan yang sarat kepentingan negara-negara maju seperti

WTO dan sebagainya.

Para produsen yang berkecimpung di sektor perikanan dan kelautan,

khususnya di Indonesia, harus bisa dan mampu menghadapi perubahan pola

konsumsi masyarakat secara global. Konsumen sekarang ini bukan hanya

sekedar membeli produk perikanan namun lebih dari itu, mereka

membrrtuhkan kualitas, konsistensi, dan nilai. Dengan demikian harus ada

perubahan paradikma di tingkat nelayan kita dari filosofi : "tidak hanya

berproduksi tapi juga harus bisa melayani keinginan konsumen". Dengan

berkembangnya teknologi baru, mestinya kita bisa melayam karakteristik

permintaan tersebut. Namun demikian, perkembangan teknologi akan

menjadi pedoman terhadap perubahan kelembagaan perikanan, sehingga

perubahan teknologi yang mengarah ke minimalisasi biaya transaksi terhadap

kelembagaan, itu yang harus digunakan.

Kelembagaan dalam Pemasaran Komoditi Perikanan 13

Page 14: Makalah Kelembagaan Pemasaran Komoditi Perikanan

BAB IV

PROBLEM SOLVING

Saran/pemecahan masalah yang dapat disampaikan adalah sebagai

berikut :

1. Memberikan akses modal dengan bunga kecil kepada pelaku usaha

pemasaran ikan (nelayan dan pedagang pengumpul kecil) agar keuntungan

yang diterima pelaku usaha pemasaran lebih meningkat;

2. Memperpendek saluran pemasaran agar marjin yang diterima nelayan lebih

besar dari pedagang pengumpul besar; dan

3. Adanya perbaikan sarana infranstruktur yang berkaitan dengan pemasaran

ikan agar hasil yang diterima lebih tinggi.

•Dalam menyampaikan barang (ikan laut segar) dari produsen (nelayan) ke

konsumen akhir, akan di butuhkan biaya pemasaran. Biaya pemasaran

mencakup sejumlah pengeluaran yang dikeluarkan untuk keperluan

pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan penjualan ikan laut segar.

Lembaga pemasaran yang terlibat dalam proses pemasaran mempunyai tujuan

Kelembagaan dalam Pemasaran Komoditi Perikanan 14

Page 15: Makalah Kelembagaan Pemasaran Komoditi Perikanan

untuk memperoleh keuntungan. Besar-kecilnya keuntungan pemasaran yang

diambil biasanya sesuai dengan besarnya biaya pemasaran yang telah

dikeluarkan oleh lembaga pemasaran. Besarnya biaya dan keuntungan akan

berpengaruh pada harga di tingkat eceran. Hal ini akan mengakibatkan

perbedaan besarnya harga yang harus di bayar konsumen dengan harga yang

diterima oleh produsen (nelayan). Perbedaan harga tersebut disebut sebagai

marjin pemasaran. Dalam penelitian ini diasumsikan bahwa faktor-faktor

yang mempengaruhi marjin pemasaran adalah retribusi, jarak pasar, jumlah

pedagang perantara dan hasil tangkapan nelayan.

Sedangkan untuk mengetahui efisien atau tidaknya suatu sistem

pemasaran tidak hanya ditentukan oleh besar kecilnya biaya pemasaran dan

marjin pemasaran serta panjang pendeknya saluran pemasaran. Efisiensi

pemasaran dapat diketahui dengan membandingkan bagian yang diterima

nelayan (farmer’s share) yaitu perbandingan antara harga yang diterima

nelayan dengan harga yang di bayar oleh konsumen akhir dan dinyatakan

dalam persentase.

•Kementerian Kelautan dan Perikanan mulai tahun 2009 telah melaksanakan

program Pengembangan PNPM Mandiri Kelautan dan Perikanan (PNPM-

KP). Dibawah koordinasi PNPM-Mandiri Kelautan dan Perikanan,

selanjutnya upaya pemberdayaan masyarakat kelautan dan perikanan terus

dikembangkan dan salah satu Direktorat Jenderal lingkup KKP yaitu

Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (Ditjen

P2HP) turut serta dalam program pemberdayaan masyarakat melalui

kegiataan Pengembangan Usaha Mina Pedesaan Bidang Pengolahan dan

Pemasaran Hasil Perikanan (PUMP-P2HP) dalam kerangka Program

Peningkatan Kehidupan Nelayan.

PUMP-P2HP merupakan kegiatan pemberdayaan dimana salah satunya

melalui fasilitasi bantuan pengembangan usaha bagi pengolah dan pemasar

hasil perikanan dalam wadah Kelompok Pengolah dan Pemasar

(POKLAHSAR). Dengan adanya program PUMP-P2HP, diharapkan dapat

menumbuhkembangkan unit-unit usaha baru bidang pengolahan dan

Kelembagaan dalam Pemasaran Komoditi Perikanan 15

Page 16: Makalah Kelembagaan Pemasaran Komoditi Perikanan

pemasaran serta memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat kelautan dan

perikanan di pedesaan.

Pola dasar PUMP-P2HP dirancang untuk meningkatkan kemampuan

POKLAHSAR yang terdiri dari kelompok pengolah dan pemasar hasil

perikanan untuk mengembangkan usaha produktif dalam rangka mendukung

peningkatan kemampuan dan pengembangan wirausaha bidang pengolahan

dan pemasaran.

Bantuan Langsung Masyarakat yang selanjutnya disebut BLM adalah

dana bantuan yang disalurkan melalui rekening POKLAHSAR dalam bentuk

bantuan pengembangan usaha. Bantuan pengembangan usaha adalah dana

BLM yang digunakan oleh POKLAHSAR penerima PUMP-P2HP untuk

mengembangkan usaha bidang pengolahan dan pemasaran.

Untuk pencapaian tujuan tersebut di atas, komponen utama kegiatan

PUMP-P2HP adalah:

a. Keberadaan POKLAHSAR

b. Keberadaan tenaga pendamping, Tim Koordinasi, Pokja PUMP P2HP, Tim

Pembina dan Tim Teknis

c. Sosialisasi dan pelatihan

d. Penyaluran dana BLM

e. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan

Kelembagaan dalam Pemasaran Komoditi Perikanan 16

Page 17: Makalah Kelembagaan Pemasaran Komoditi Perikanan

Strategi dasar PUMP-P2HP adalah:

a. Peningkatan kemampuan kelembagaan POKLAHSAR dalam mengelola

BLM;

b. Optimalisasi potensi usaha pengolahan dan pemasaran;

c. Fasilitasi bantuan pengembangan usaha bagi POKLAHSAR;

d. Pendampingan POKLAHSAR dalam manajemen usaha dan pemanfaatan

teknologi.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Permasalahan yang didapat dari beberapa penelitian adalah sebagai

berikut :

•faktor internal (kualitas sumberdaya ikan, ketersediaan sumberdaya ikan,

kualitas SDM pelaku usaha pemasaran ikan, ketersediaan SDM pelaku

usaha pemasaran ikan, kelembagaan pelaku usaha pemasaran ikan, akses

permodalan pelaku usaha pemasaran, dukungan fasilitas infranstruktur)

•faktor eksternal (pertumbuhan ekonomi, daya kondisi politik, daya beli

konsumen lokal, potensi konsumen, dukungan dan kebijakan pemerintah

Pati, daya saing pensuplai ikan)

•Kinerja Marjin yang diterima oleh pedagang pengumpul kecil dan produsen

lebih kecil daripada marjin yang diterima pedagang pengumpul besar.

•Lembaga tataniaga/pemasaran adalah badan-badan yang menyelenggarakan

kegiatan atau fungsi tataniaga dengan mana barang-barang bergerak dari

pihak produsen ke pihak konsumen

Kelembagaan dalam Pemasaran Komoditi Perikanan 17

Page 18: Makalah Kelembagaan Pemasaran Komoditi Perikanan

•Lembaga pemasaran berdasarkan pemilikan dan penguasaan atas barangnya,

yaitu :

1. Lembaga pemasaran yang tidak memiliki barang, tetapi menguasai barang

tersebut, seperti : agen perantara (broker), selling broker, dan buying

broker,

2. Lembaga pemasaran yang memiliki dan menguasai barang, seperti :

pedagang pengumpul, pedagang pengecer, pedagang eksport, import dan

sebagainya.

3. Lembaga pemasaran yang tidak memiliki dan tidak menguasai barang,

seperti : lembaga pemasaran fasilitas.

5.2 Saran

Dikearenakan makalah ini masih memiliki banyak kekurangan,

sebaiknya pembaca tidak hanya puas dengan makalah yang kami sajikan.

Silahkan bagi pembaca untuk mencari tambahan referensi lain yang dapat

menambah wawasan kita kedepannya.

Kelembagaan dalam Pemasaran Komoditi Perikanan 18

Page 19: Makalah Kelembagaan Pemasaran Komoditi Perikanan

DAFTAR PUSTAKA

Budi, Restiana. 2013. Pemberdayaan Poklahsar Melalui Usaha Pembuatan

"Miela". Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Dewayanti, N. C. 2003. Analisis Pemasaran Ikan Laut Segar di Kabupatten

Cilacap. Skripsi. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Hanafiah, A.M dan A.M. Saefuddin. 1986. Tataniaga Hasil Perikanan.

Cetakan Pertama. Penerbit Universitas Indonesia Jakarta.

Pamungkas, S. B. 2013. Analisis Rantai Distribusi Komoditas Ikan Tangkap

Perikanan Laut di Kota Tegal. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.

Pusat Studi Terumbu Karang Universitas Hasanuddin. 2002. Studi Jaringan

Pemasaran Produk Perikanan dari Taman Nasional Laut Taka

Bonerate Kabupaten Selayar. Laporan Akhir. Universitas Hasanuddin.

Raharjo, B. 2009. Peran Kelembagaan disektor Pemasaran hasil-Hasil

Perikanan. PENA Akuatika. 1 (1).

Soekartawi. 1992. Pembangunan Pertanian. PT. Grafindo Persada. Jakarta.

Kelembagaan dalam Pemasaran Komoditi Perikanan 19

Page 20: Makalah Kelembagaan Pemasaran Komoditi Perikanan

Semoga Bermanfaat ...

Kelembagaan dalam Pemasaran Komoditi Perikanan 20