makalah ix

8
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Regangan adalah bagian dari deformasi, yang dideskripsikan sebagai perubahan relatif dari partikel-partikel di dalam benda yang bukan merupakan benda kaku. Definisi lain dari regangan bisa berbeda-beda tergantung pada bidang apa istilah tersebut digunakan atau dari dan ke titik mana regangan terjadi. Dalam benda kontinu, bidang yang terdeformasi dihasilkan dari tegangan yang diaplikasikan akibat adanya gaya atau pemuaian di dalam benda. Hubungan antara tegangan dan regangan diekspresikan sebagai persamaan konstitutif, seperti hukum Hooke mengenai elastisitas linear. Benda yang terdeformasi dapat kembali ke kondisi semula setelah gaya yang diaplikasikan dilepas, dan itu disebut sebagai deformasi elastis. Namun ada juga deformasi tidak dapat dikembalikan meski gaya telah dilepas, yang disebut dengan deformasi plastis, yang terjadi ketika benda telah melewati batas elastis atau yield dan merupakan hasil dari slip atau mekanisme dislokasi pada tingkat atom. Tipe lainnya dari deformasi yang tidak dapat kembali yaitu | Regangan

Upload: sushinta-feby-astuti

Post on 13-Dec-2015

5 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Mekanika Teknik - Regangan

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah IX

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Regangan adalah bagian dari deformasi, yang dideskripsikan sebagai

perubahan relatif dari partikel-partikel di dalam benda yang bukan

merupakan benda kaku. Definisi lain dari regangan bisa berbeda-beda

tergantung pada bidang apa istilah tersebut digunakan atau dari dan ke titik

mana regangan terjadi.

Dalam benda kontinu, bidang yang terdeformasi dihasilkan dari

tegangan yang diaplikasikan akibat adanya gaya atau pemuaian di dalam

benda. Hubungan antara tegangan dan regangan diekspresikan sebagai

persamaan konstitutif, seperti hukum Hooke mengenai elastisitas linear.

Benda yang terdeformasi dapat kembali ke kondisi semula setelah gaya

yang diaplikasikan dilepas, dan itu disebut sebagai deformasi elastis.

Namun ada juga deformasi tidak dapat dikembalikan meski gaya telah

dilepas, yang disebut dengan deformasi plastis, yang terjadi ketika benda

telah melewati batas elastis atau yield dan merupakan hasil dari slip atau

mekanisme dislokasi pada tingkat atom. Tipe lainnya dari deformasi yang

tidak dapat kembali yaitu deformasi viscous atau deformasi viskoelastisitas.

Dalam kasus deformasi elastis, fungsi respon yang terkait dengan regangan

terhadap tegangan dijelaskan dalam ekspresi tensor hukum Hooke.

| Regangan

Page 2: Makalah IX

1.2 Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka diperoleh

batasan masalah sebagai berikut:

1. Pengertian regangan

2. Regangan pada pengujian sifat mekanik batuan.

2.1 Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah sederhana ini, yakni:

1. Mengetahui pengertian regangan.

2. Mengetahui pengaruh regangan dalam penentuan sifat mekanik

batuan.

| Regangan

Page 3: Makalah IX

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Regangan

Regangan adalah hasil bagi antara pertambahan panjang dengan

panjang awal. Regangan disimbolkan dengan (ε), dengan persamaan:

ε = ∆LL

Dimana: ε = regangan

∆L = pertambahan awal (m)

L = panjang awal (m)

2.2 Regangan pada Pengujian Sifat Mekanik Batuan

Pengujian kuat tekan bebas (Unconfined Compressive Strength)

menggunakan mesin tekan untuk menekan percontoh batu yang berbentuk

silinder, balok atau prisma dari satu arah (uniaksial).

Perbandingan antara tinggi dan fiameter percontoh (l/D)

mempengaruhi nilai kuat tekan batuan. Untuk perbandingan l/D = 1 kondisi

tegangan triaksial saling bertemu sehingga akan memperbesar nilai kuat

tekan batuan untuk pengujian kuat tekan digunakan 2 < l/D < 2,5. Makin

besar l/D maka kuat tekan akan bertambah kecil.

| Regangan

Page 4: Makalah IX

Gambar 2.1. Penyebaran tegangan didalam percontoh batu (a) teoritis dan (b) eksperimental, (c) Bentuk pecahan teoritis dan (d) Bentuk pecahan

eksperimental

Gambar 2.2. Kodisi tegangan didalam percontoh untuk l/D berbeda (a) l/D = 1 (b) l/D = 2

| Regangan

Page 5: Makalah IX

Gambar 2.3. Regangan yang dihasilkan dari pengujian kuat tekan batuan (a) regangan aksial, (b) regangan lateral dan (c) regangan volumik

| Regangan

Page 6: Makalah IX

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh berdasarkan pembahsan pada BAB

sebelumnya adalah:

1. Regangan merupakan hasil bagi antara pertambahan panjang

dengan panjang awal

2. Regangan pada pengujian sifat mekanik batuan dibedakan

menjadi tiga yaitu, regangan aksial, regangan lateral dan

regangan volumik.

3.2 Saran

Studi pustaka yang telah dilakukan oleh penulis mengenai materi ini

sangatlah minim, oleh sebab itu pada studi pustaka selanjutnya diharapkan

lebih baik.

| Regangan

Page 7: Makalah IX

DAFTAR PUSTAKA

Coppieters, S., Ichikawa, K., dan Kuwabara, T., 2014. Identification of strain hardening phenomena in sheet metal at large plastic strains. International Journal of Technology of Plasticity 81: 1288-1293.

Liu, F., Zhang, W., dan Dan, W., 2014. Stress-strain response for twinning-induced plasticity steel with temperature. International Journal of Technology of Plasticity 81: 1330-1335.

Ma, N., Takada, K., dan Sato, K., 2014. Measurement of local strain path and identification of ductile damage limit based on simple tensile test. International Journal of Technology of Plasticity 81: 1402-1407.

Motra, H.B., Hildebrand, J., dan Dimmig-Osburg, A., 2014. Assessment of strain measurement techniques to characterize mechanic al properties of structural steel. International Journal of Engineering Science and Technology 17: 260-269.

Wikipedia. 2014. Deformasi. http://id.wikipedia.org/wiki/Deformasi_%28mekanika %29. (diakses pada tanggal 24 November 2014 pukul 06:54 WITA).

Zhang, C., Chu, Z., Guines, D., Leotoing, L., Ding, J., dan Zhao, G., 2014. Effects of temperature and strain rate on the forming limit curves of AA5086 sheet. International Journal of Technology of Plasticity 81: 772-778.

| Regangan