makalah interaksi sosial masyarakat pedesaan

15
MAKALAH INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT PEDESAAN Makalah ini disusun guna memenuhi tugas kelompok mata kuliah Masyarakat Desa dan Kota Dosen Pengampu : Suparmini, M.Si. & Puji Lestari, M.Hum. Disusun Oleh : Septi Nur Damayanti (13416241056) Yozi Vidiastuti (13416241015) Fauzi Styobudi (13416244013) JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014

Upload: uzzy-de-angelo

Post on 19-Jan-2016

1.293 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Makalah ini disusun oleh Fauzi Styobudi dkk Pendidikan IPS 2013 Universitas Negeri Yogyakarta.

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Interaksi Sosial Masyarakat Pedesaan

MAKALAH

INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT PEDESAAN Makalah ini disusun guna memenuhi tugas kelompok mata kuliah Masyarakat Desa dan Kota

Dosen Pengampu : Suparmini, M.Si. & Puji Lestari, M.Hum.

Disusun Oleh :

Septi Nur Damayanti (13416241056)

Yozi Vidiastuti (13416241015)

Fauzi Styobudi (13416244013)

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2014

Page 2: Makalah Interaksi Sosial Masyarakat Pedesaan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau makhluk yang

bermasyarakat. Selain itu, manusia juga diberi kelebihan yaitu akal pikiran yang

berkembang dan dapat dikembangkan. Dalam hubungannya manusia sebagai makhluk

sosial, manusia selalu hidup diantara manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang

dibina sejak lahir akan selalu menggambarkan dirnya dalam berbagai bentuk. Oleh

karena itu, dengan sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat dalam

kehidupannya.

Manusia dikatakan makhluk sosial karena manusia tidak akan bisa hidup

sebagai manusia jika tidak hidup ditengah-tengah manusia lainnya. Selain itu,

manusia memiliki dorongan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain. Dalam

kehidupan bermasyarakat apabila kita amati, akan kita temui perbedaan antara

masyarakat yang tinggal di kota dengan yang tinggal di desa. Umumnya hal itu karena

tingginya persaingan di daerah perkotaan, baik persaingan pekerjaan, gengsi dalam

kehidupan sosial, maupun hal lainnya. Hal ini membuat masyarakat yang tinggal di

daerah perkotaan memiliki sifat yang lebih dinamis dan mobilitas yang tinggi

dibanding dengan masyarakat yang tinggal di pedesaan. Dengan rendahnya mobilitas

masyarakat pedesaan, intensitas bertemu antar warga menjadi semakin intensif yang

berimbas pada hubungan antar warga.

Pola-pola interaksi sosial pada suatu masyarakat ditentukan oleh struktur

sosial masyarakat yang bersangkutan. Sedangkan struktur sosial sangat dipengaruhi

oleh lembaga- lembaga sosial (social institutions) yang ada pada masyarakat tersebut

karena struktur sosial dan lembaga- lembaga sosial pedesaan sangat berbeda dengan

perkotaan maka pola interaksi sosial pada kedua masyarakat pun tidak sama. Pada

masyarakat pedesaan, yang sangat berperan dalam interaksi dan hubungan sosial

adalah motif-motif sosial. Pada masyarakat pedesaan pola interaksinya horisontal

banyak dipengaruhi oleh sistem kekeluargaan.

Page 3: Makalah Interaksi Sosial Masyarakat Pedesaan

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian interaksi sosial?

2. Bagaimana bentuk-bentuk interaksi sosial?

3. Apa pengertian masyarakat pedesaan?

4. Bagaimana perkembangan interaksi sosial masyarakat pedesaan?

5. Bagaimana pola interaksi masyarakat pedesaan?

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum:

a. Untuk mengetahui pengertian interaksi sosial.

b. Untuk mengetahui bentuk-bentuk interaksi sosial.

c. Untuk mengetahui pengertian masyarakat pedesaan.

d. Untuk mengetahui perkembangan interaksi sosial masyarakat pedesaan.

e. Untuk mengetahui pola interaksi masyarakat pedesaan.

2. Tujuan Khusus:

a. Untuk melengkapi tugas Mata Kuliah Masyarakat Desa-Kota

D. Manfaat Penulisan

1. Bagi pembaca, menambah wawasan mengenai Interaksi Sosial Masyarakat

Pedesaan

2. Bagi penulis, sebagai acuan penulis untuk membuat makalah selanjutnya.

E. Metodologi Penulisan

Dalam penulisan makalah ini, metodologi penulisan yang digunakan adalah:

1. Studi pustaka, yaitu dengan mencari referensi dari buku-buku yang berkaitan

dengan penulisan makalah ini.

2. Penjelajahan melalui internet, yaitu melakukan pencarian data yang digunakan

referensi yang tidak di dapat dari buku melalui mesin pencari internet

Page 4: Makalah Interaksi Sosial Masyarakat Pedesaan

BAB II

PEMBAHASAN

A. Interaksi Sosial

Interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan sosial karena dengan

tidak adanya interaksi sosial maka tidak ada kehidupan dalam masyarakat. Pergaulan

hidup akan terjadi dalam suatu kelompok sosial apabila terjadi kerjasama, saling

berbicara, saling berkomunikasi, dan sebagainya untuk mencapa i tujuan tertentu. Di

sisi lain, untuk mencapai tujuan dapat menimbulkan persaingan bahkan konflik sosial

diantara masyarakat.

Menurut Gillin dan Gillin (Soekanto, 2013: 55) interaksi sosial merupakan

hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang

dengan perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang

perorangan dengan kelompok manusia. Sedangkan menurut Yoseph S. Roucek

(Bintarto, 1989: 63-64) “Interaction is a process in wich the responses of each partly

become, succesivesly, stimula for the responses of the other. It is reciprocal process in

wich one party is influenced by the other behavior through contact direct speaking,

listening, indirect writing” yang intinya dapat diartikan: interaksi merupakan suatu

proses yang sifatnya timbal balik dan mempunyai pengaruh terhadap perilaku dari

pihak-pihak yang bersangkutan melalui kontak langsung, melalui berita yang di

dengar atau melalui surat kabar.

Menurut (Soekanto, 2013:54) Pengertian interaksi sosial sangat berguna di

dalam memperhatikan dan mempelajari berbagai masalah masyarakat. Umpanya

indonesia dapat dibahas bentuk-bentuk interaksi sosial yang berlangsung antara

pelbagai suku bangsa atau golongan terpelajar dengan golongan agama. Dengan

mengetahui dan memahami perihal kondisi-kondisi apa yang dapat menimbulkan

serta memengaruhi bentuk-bentuk interaksi sosial tertentu, pengetahuan kita dapat

disumbangkan pada usaha bersama yang dinamakan pembinan bangsa dan

masyarakat.

Jadi, interaksi sosial adalah hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang

menyangkut hungan individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan

kelompok dengan kelompok yang baik melalui kontak langsung maupun melalui

perantara yang berupa media.

Page 5: Makalah Interaksi Sosial Masyarakat Pedesaan

B. Bentuk-bentuk Interaksi Sosial

Syarat terjadinya interaksi sosial (Soekanto, 2013: 62), yaitu:

1. Adanya kontak sosial (social contact), yang dapat berlangsung dalam tiga bentuk,

yaitu: antarindividu, antarindividu dengan kelompok, antar kelompok. Selain itu,

suatu kontak dapt pula bersifat langsung maupun tidak langsung.

2. Adanya komunikasi, yaitu: seseorang memberi arti pada perilaku orang lain,

perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. orang yang

bersangkutan kemudian memberi reaksi tehadap perasaan yang ingin disampaikan

oleh orang tersebut.

Bentuk-bentuk interaksi sosial adalah kerjasama (cooperation), persaingan

(competition), pertentangan atau pertikaian (conflict), dan akomodasi (accomodation).

1. Kerjasama (Cooperation)

Menurut Charles H. Cooley (Soekanto, 2013: 66) kerjasama timbul apabila orang

menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan

pada saat yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian

terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut;

kesadaran akan adanya kepentingan-kepentingan yang sama dengan adanya

organisasi merupakan fakta-fakta yang penting dalam kerjasama yang berguna.

2. Akomodasi (Accomodation)

Akomodasi menunjukkan pada suatu keadaan, berarti kenyataan adanya suatu

keseimbangan (equilibrium) dalam interaksi antara individu dan kelompok

sehubungan dengan norma-norma sosial dan nilai-nilaai sosial yang ada di

masyarakat.

3. Persaingan (Comptition)

Persaingan dapat diartikan sebagai suatu proses sosial, dimana individu atau

kelompok yang bersaing mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan

yang pada suatu masa menjadi pusat perhatian umum dengan cara menarik

perhatian atau mempertajam prasangka yang telah ada, tanpa mempergunakan

kekerasa atau ancaman.

4. Pertentangan atau pertikaian (Conflict)

Pertentangan atau pertikaian adalah suatu proses sosial dimana individu atau

kelompok berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan

dengan ancaman atau kekerasan.

Page 6: Makalah Interaksi Sosial Masyarakat Pedesaan

C. Masyarakat Pedesaan

Menurut (Suci. 2014. http://masyarakat-pekotaan-dan-masyarakat-pedesaan

k.staff.gunadarma.ac.id ) R. Linton masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang

telah cukup lama hidup dan bekerjasama sehingga mereka ini dapat

mengorganisasikan dirinya berpikir tentang dirinya dalam satu kesatuan sosial dengan

batas-batas tertentu. Seadangkan Hasan shadily mendefinisikan masyarakat adalah

golongan besar atau kecil dari beberapa manusia yang dengan pengaruh bertalian

secara golongan dan mempunyai pengaruh kebatinan satu sama lain. Jadi, masyarakat

adalah sekelompok orang yang hidup bersama pada suatu wilayah (geografis) dengan

batas-batas tertentu, dimana faktor utama yang menjadi dasarnya adalah interaksi

yang lebih besar diantara anggota dibandingkan interaksi dengan penduduk diluar

batas wilayahnya.

Undang-undang Negara Republik Indonesia No. 22/1948 menjelaskan bahwa

desa adalah bentuk daerah otonom terendah sesudah kota. Menurut Sutardjo

Kartohadikusumo (Hartomo, 2008: 240) Desa adalah suatu kesatuan hukum dimana

bertempat tinggal suatu masyarakat yang berkuasa mengadakan pemerintahan sendiri.

Sedangkan menurut Bintarto (Suci. 2014. http: masyarakat-pekotaan-dan-masyarakat-

pedesaan k.staff.gunadarma.ac.id) Desa merupakan perwujudan persatuan geografi,

sosial, ekonomi, politik, dan kultural yang terdapat di suat daerah dalam hubungannya

dan pengaruhnya secara timbal balik dengan daerah lain.

Masyarakat pedesaan mempunyai hubungan yang mendalam dan erat antar

warga. Jadi, di antara warganya mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat

bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar batas wilayahnya. Ini

dikarenakan, seseorang merasa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

masyarakat dimanapun ia hidup dicintainya serta mempunyai perasaan bersedia untuk

berkorban setiap waktu demi masyarakatnya atau anggota-anggota masyarakat,

karena beranggapan sama-sama sebagai masyarakat yang saling mencintai saling

menghormati, mempunyai hak tanggung jawab yang sama terhadap keselamatan dan

kebahagiaan bersama di dalam masyarakat. Hal ini juga merupakan imbas dari

intensitas pertemuan antar warga di masyarakat pedesaan.

Menuruthttp://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/19721

0242001121-BAGJA_WALUYA/GEOGRAFI_DESAKOTA/Rural_Comunity.pdf

Karakteristik masyarakat umum masyarakat desa, yaitu:

Page 7: Makalah Interaksi Sosial Masyarakat Pedesaan

1. Sederhana

Sebagian besar masyarakat desa hidup dalam kesederhanaan. Kesederhanaan ini

terjadi dalam dua hal, yaitu: secara ekonomi memenag tidak mampu dan secara

budaya tidak suka menyombongkan diri.

2. Mudah Curiga

Secara umum masyarakat desa akan menaruh curiga, pada: hal-hal baru diluar

dirinya yang belum dipahaminya dan seseorang atau sekelompok yang bagi

komunitas mereka dianggap asing.

3. Menjunjung Tinggi “Unggah-ungguh”

Sebagai “Orang Timur” orang desa sangat menjunjung tinggi kesopanan atau

“Ungah-ungguh” apabila: Bertemu dengan tetangga, Berhadapan dengan pejabat,

Berhadapan dengan orang yang lebih tua/dituakan, Berhadapan dengan orang

yang lebih mampu secara ekonomi, dan berhadapan dengan orang yang tinggi

tingkat pendidikannya.

4. Guyub Kekeluargaan

Menjadi karakteristik khas masyarakat desa bahwa suasana kekeluargaan dan

persaudaraan telah “Mendarah-daging” dalam hati sanubari mereka.

5. Lugas

Berbicara apa adanya, itulah ciri khas lain masyarakat desa. Mereka tidak peduli

apakah ucapannya menyakitkan atau tidak bagi orang lain karena mereka

memang tidak berencana menyakiti orang lain. Kejujuran, itulah yang mereka

miliki.

6. Tertutup dalam hal keuangan

Biasanya masyarakat desa akan menutup diri apabila ada orang yang bertanya

tentang sisi kemampuan ekonomi keluarga. Terlebih pada orang yang belum

dikenal dekat. Hal ini menyulitkan bagi petugas survei atau mahasiswa yang

mencari data pendapatan dan pengeluaran mereka.

7. Persaan “Minder” terhadap orang kota

Satu fenomena yang ditampakkan masyarakat desa, baik secara langsung

ataupun tidak langsung ketika bergaul dengan orang kota adalah perasaan

mindernya yang cukup besar. Biasanya mereka cenderung untuk diam atau tidak

banyak bicara.

Page 8: Makalah Interaksi Sosial Masyarakat Pedesaan

8. Menghargai “Ngajeni” orang lain

Masyarakat desa benar-benar memperhitungkan kebaikan oramg lain yang

yang pernah diterimanya sebagai patokan untuk membalas budi sebesar-

besarnya. Balas budi ini tidak selalu berwujud material, tetapi juga dalam

bentuk penghargaan sosial atau dalam bahasa jawa biasa d isebut Ngajeni.

9. Jika diberi janji akan selalu ingat

Bagi masyarakat desa, janji yang diucapkan seseorang/komunitas tertentu akan

sangat diingat oleh mereka terlebih berkaitan dengan kebutuhan mereka. Hal ini

didasari oleh pengalaman atau trauma yang selama ini sering mereka alami,

khususnya terhadap janji-janji program pembangunan daerahnya. Apabila janji

itu tidak ditepati bagi mereka akan menjadi luka dalam yang begitu membekas

dihati dan sulit menghapuskannya.

10. Suka Gotong-royong

Salah satu ciri masyarakat desa yang dimiliki hampir seluruh kawasan Indonesia

adalah gotong-royong atau kalau dalam masyarakat Jawa lebih dikenal dengan

Sambatan. Uniknya tanpa dimintai pertolongan mereka akan serta merta

nyengkuyung atau bahu-membahu meringankan beban tetangganya yang sedang

punya gawe atau hajatan. Mereka tidak mempertimbangkan kerugian materiil

yang dikeluarkan untuk orang lain. Prinsip mereka “Rugi Sathak, Bathi Sanak”

yang kurang lebih artinya “Lebih baik kehilangan materi tetapi mendapat

keuntungan mendapat saudara”

11. Demokratis

Sejalan dengan adanya perubahan struktur organisasi di desa, pengambilan

keputusan terhadap suatu kegiatan pembangunan selalu dilakukan melalui

meknisme musyawarah untuk mufakat. Dalam hal ini BPD (Badan Perwakilan

Desa) sangant penting dalam mengakomodasi pendapat/input warga.

12. Religius

Masyarakat pedesaan dikenal sangat religius, artinya dalam keseharian mereka

taat menjalankan ibadah agamanya. Secara kolektif mereka juga

mengaktualisasikan diri ke dalam kegiatan budaya yang bernuansa keagamaan.

Misalnya: Tahlilan, rajaban, Jum’at Kliwonan dsb.

Dengan demikian, pada umumnya masyarakat pedesaan masih kuat dalam

memegang kebudayaan dan adat kebiasaan mereka. Mereka seakan menolak

Page 9: Makalah Interaksi Sosial Masyarakat Pedesaan

kebudayaan asing yang masuk. Hal ini membuat kultur adat keb iasaan mereka sangat

kental, mungkin hal ini pula yang dulunya membuat bangsa Indonesia menjadi salah

satu Negara yang paling ramah di dunia sejak dahulu. Pola interaksi mereka sangat

kuat hubungan kekeluargaanya. Contoh apabila ada yang terkena musibah pada suatu

individu pada pedesaan, tetangga umumnya akan datang dan menanyakan apa yang

sedang terjadi dan membantu mereka. Hal ini bukan pula tidak ada di masyarakat kota

tetapi intensitasnya cenderung rendah dalam masyarakat perkotaan.

D. Perkembangan Interaksi Sosial Masyarakat Desa

Menurut A.G. Keller yang dikutip oleh Soedjito (1987: 3), berubah dan

berkembangnya suatu kebudayaan berjalan menurut kebutuhan dari masyarakat yang

bersangkutan dengan proses coba-coba (trial and error), begitu juga pedesaan.

Keadaan sekarang akan membentuk lembaga- lembaga di kemudian hari melalui

proses yang selektif dan memaksa dengan jalan mempengaruhi pandangan orang

(Soedjito, 1987: 4-5). Dengan melihat lembaga- lembaga desa pada waktu dahulu,

dapatlah kita mengikuti perkembangan kebudayaan dan tingkat kebutuhan dari

masyarakat desa.

Jika kita lihat literatur mengenai masyarakat desa sebelum perang dapatlah

kita lihat suatu lembaga yang sama di mana-mana di Indonesia ini. Seperti di Acehm,

Minangkabau, Sumatera Selatan dan sebagainya, terdapat lembaga pemufakatan.

Lembaga-lembaga pemufakatan ini merupakan salah satu unsur terpenting

dalam masyarakat yang berbentuk Gemeinscahft, karena di dalam pemufakatan inilah

selalu diusahakan konsensus. Konsensus ini menurut Tonnies yang dikutip Soedjito

(1987: 5) merupakan: suatu “special force and sympathy which keeps human being

together as member of a totality”. Jadi selama orang masih mengadakan konsensus,

maka di situ masih ada kehendak untuk mempertahankan kesatuan.

Di samping kenyataan tentang pemufakatan ini, kita dapat membaca pula

tentang berdirinya perkumpulan-perkumpulan yang mengadakan pemufakatan-

pemufakatan di luar ikatan desa. Seperti: arisan, sinoman di Jawa, sarikat di Jakarta,

jula-jula di Minangkabau dan muhaqha di Salayar. Kenyataan yang dapat kita

interpretasikan sebagai perpecahan ini, dapat berarti bahwa di desa mulai terjadi

perubahan bentuk masyarakat, yaitu, dari masyarakat Gemeinscahft berubah menjadi

Gesellscahft. Perubahan ini menurut B. Ter Haar adalah karena kelemahan desa.

Terjadinya perkumpulan-perkumpulan yang melepaskan diri dari ikatan desa karena

Page 10: Makalah Interaksi Sosial Masyarakat Pedesaan

desa tidak dapat lagi menampung semua kebutuhan desa. Kebutuhan-kebutuhan pada

waktu sekarang tentu bertambah banyaknya.

Di zaman penjajahan, memang kebutuhan masyarakat desa dibuat sangat

rendah kualitasnya dan kuantitasnya. Tetapi sepanjang sejarah kita dapat pula

mengikuti terjadinya perkembangan, yang memungkinkan pengenyaman kebutuhan-

kebutuhan baru. Karena adanya kebutuhan-kebutuhan baru ini, terbentuklah

perkumpulan-perkumpulan seperti tersebut diatas, karena desa tidak dapat lagi

menampungnya.

Timbulnya beberapa kelompok sosial di dalam masyarakat desa sebenarnya

disebabkan karena adanya perkembangan kebudayaan yang berbeda-beda pula. Jika

ini tetap dibiarkan, maka mau tidak mau akan timbul ketegangan-ketegangan dan

friksi- friksi yang akan sangat merugikan masyarakat, yang juga akan menghambat

kemajuan desa.

Dengan industrialisasi Negara kita, maka gejala-gejala semacam ini akan

bertambah, jika kita tidak mengambil tindakan-tindakan tertentu. Jadi tidak heran jika

bentuk desa Gesellscahft terjadi di tepi kota. Tetapi persoalanya: mengapa gejala yang

sama kita lihat pula di desa-desa yang relatif jauh dari kota, sedang sebab-sebabnya

yang terlihat juga sama.

E. Pola Interaksi Masyarakat Desa

Masyarakat pedesaan ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang

kuat sesama warga desa, yaitu perasaan setiap warga /anggota masyarakat yang kuat

yang hakikatnya, bahwa seseorang merasa merupakan bagian yang tidak dapat

dipisahkan dari masyarakat dimana ia hidup serta memiliki perasaan untuk berkorban

setiap waktu demi masyarakatnya atau anggota-anggota masyarakat karena

beranggapan sama-sama sebagai anggota masyarat yang saling mencintai saling

menghormati, mempunyai hak tanggung jawab yang sama terhadap keselamatan dan

kebahagiaan bersama di dalam masyarakat.

Adapun yang menjadi ciri-ciri masyarakat pedesaan antara lain sebagai

berikut:

1. Di dalam masyarakat pedesaan diantara warganya mempunyai hubungan yang

lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaab lainnya

di luar batas-batas wilayahnya.

2. Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan

(Gemeinchaft atau paguyuban).

Page 11: Makalah Interaksi Sosial Masyarakat Pedesaan

3. Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian. Pekerjaan-

pekerjaan yang ukan pertanian merupakan pekerjaan sambilan (Part Time) yang

biasanya sebagai pengisi waktu luang.

4. Masyarakat tersebut homogen seperti dalam hal mata pencaharian, agama, adat-

istiadat, dan sebagainya.

Oleh karena anggota masyarakat mempunyai kepentingan pokok yang hampir

sama maka mereka selalu bekerja sama untuk mencapai kepentingan-kepentingan

mereka. Seperti pada waktu mendirikan rumah, upacara pesta perkawinan,

memperbaiki jalan desa, membuat saluran air, dan sebagainya. Dalam hal-hal

tersebut mereka akan selalu bekerja sama.

Bentuk-bentuk kerjasama dalam masyarakat sering diistilahkan dengan

gotong-royong dan tolong-menolong. Pekerjaan gotong-royong pada waktu sekarang

lebih populer dengan istilah kerja bakti, misalnya memperbaiki jalan, saluran air,

menjaga keamanan desa (ronda malam), dan sebagainya. Sedangkan mengenai

macam pekerjaan gotong-royong (kerja bakti) itu, ada dua macam:

1. Kerjasama pekerjaan-pekerjaan yang timbulnya dari inisiatif warga masyarakat

itu sendiri (biasanya diistilahkan dari bawah).

2. Kerjasama untuk pekerjaan-pekerjaan yang inisiatifnya tidak timbul dari

masyarakat itu sendiri atau berasal dari luar (biasanya berasal dari atas).

Hubungan sosial masyarakat pedesaan terjadi secara kekeluargaan dan jauh

menyangkut masalah-masalah pribadi. Satu dengan yang lain mengenal secara

rapat, menghayati secara mendasar. Suka atau duka yang dirasakan salah satu

anggota akan dirasakan oleh seluruh anggota. Pertemuan-pertemuan dan kerjasama

untuk kepentingan sosial lebih diutamakan dari pada kepentingan individu. Segala

kehidupan sehari-hari diwarnai gotong-royong, misalnya: mendirikan rumah,

mengerjakan sawah, menggali sumur, maupun melayat orang meninggal.

Menurut (Hartomo, 2008: 245) pengendalian sosial masyarakat pedesaan

sangat ketat, sehingga perkembangan jiwa individu sulit untuk dilaksanakan.

Keadaan demikian berjalan terus menerus dan sulit mengadakan perubahan. Jalan

pikiran yang kolot, tidak ekonomis yang sudah menjadi tradisi juga sulit diubah,

walaupun pandangan-pandangan tersebut sulit diterima oleh pikiran manusia.

Page 12: Makalah Interaksi Sosial Masyarakat Pedesaan

Sehingga bila mana seorang anggota masyarakat desa yang bersangkutan tidak

melaksanakan sesuatu yang sudah menjadi tradisi desa tersebut, dinyatakan slah dan

dikucilkan.

Hubungan antara penguasa dengan rakyat berlangsung secara tidak resmi.

Seorang penguasa sekaligus mempunyai beberapa kedudukan serta peranan yang

sulit untuk dihindarkan atau dipisahkan dengan kedudukan yang sebenarnya,

misalnya seorang Kepala Desa sekaligusia menjadi orang atau sesepuh masyarakat

sekitarnya. Apa yang ia katakan dianggap sebagai pegangan dan pandangan hdup

dari masyarakat.

Tipe interaksi sosial di desa dan di kota perbedaannya sangat kontras, baik

aspek kualitasnya maupun kuantitasnya. Perbedaan penting interaksi sosial

pedesaan dan perkotaan, antara lain:

1. Masyarakat pedesaan lebih sedikit penduduknya dan tingkat mobilitas sosialnya

rendah, maka kontak pribadi per individu lebih sedikit. Demikian pula kontak

melalui radio, koran, televisi, majalah, poster, dan media lainnya.

2. Dalam kontak sosial berbeda secara kuantitatif maupun secara kulaitatif.

Penduduk kota lebih sering kontak, tetapi cenderung formal sepintas lalu, dan

tidak bersifat pribadi (impersonal), tetapi melalui tugas atau kepentingan yang

lain. Di desa kontak sosial lebih banyak dengan tatap muka, ramah-tamah

(informal), dan pribadi. Hal lain pada masyarakat pedesaan, daerah jangkauan

kontak sosialnya biasanya terbatas dan sempit.

Tetapi sebenarnya di dalam masyarakat pedesaan kita ini mengenal

bermacam-macam gejala, khususnya hal ini merupakan sebab bahwa di dalam

masyarakat pedesaan penuh dengan ketegangan-ketegangan sosial.

Dalam hal ini kita jumpai gejala-gejala sosial yang sering diistilahkan dengan:

1. Konflik (Pertengkaran)

Ramalan orang kota bahwa masyarakat pedesaan adalah masyarakat yang tenag

dan harmonis itu tidak sesuai kenyataan sebab yang benar adalah masyarakat

pedesaan penuh masalah dan ketegangan. Karena setiap hari mereka selalu

berdekatan dengan tetangga secara terus menerus, hal ini sangat memicu

terjadinya pertengkaran dan peledakan ketegangan yang sering terjadi.

Page 13: Makalah Interaksi Sosial Masyarakat Pedesaan

2. Kontravensi (Pertentangan)

Pertentangan ini biasanya disebabkan oleh konsep-konsep kebudayaan (adat-

istiadat), psikologi atau ada hubungannya dengan guna-guna (black magic) para

ahli hukum adat baisanya meninjau masalah kontravensi (pertentangan) dari

sudut kebiasaan masyarakat.

3. Kompetisi (Persaingan)

Sesuai kodratnya masyarakat pedesaan adalah manusia-manusia yang

mempunyai sifat-sifat sebagai manusia biasanya yanga antara lain mepunyai

saingan. Wujud persaingan dapat positif dan negatif. Apabila positif akan

menambah output (hasil) produksi serta prestasi, sedangkan kalau negatif

mejadikan iri dan tidak mau berusaha sehingga membuat fitnah-fitnah yang

menamabah ketegangan dalam masyarakat.

4. Kegiatan pada masyarakat desa

Masayarakat pedesaan mempunyai penilaian yang tinggi pada mereka yang

dapat bekerja keras tanpa bantuan orang lain. Jadi, jelaslah bahwa masyarakat

pedesaan bukan masyarakat yang suka diam tanpa aktivitas atau bermalas-

malasan.

Page 14: Makalah Interaksi Sosial Masyarakat Pedesaan

Bab III

Penutup

A. Kesimpulan

Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang

menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan, antara kelompok-kelompok

manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia. Interaksi sosial

terjadi apabila dalam masyarakat terjadi kontak sosial dan komunikasi.

Pada masyarakat desa selalu ada interaksi yang dilakukan oleh individu

dengan individu, individu dengan kelompok maupun kelompok dengan kelompok.

Interaksi antara individu dengan individu dapat terlihat jika individu memberikan

pengaruh ataupun rangsangan terhadap individu lainnya. Wujud interksi ini dapat

terlihat misalnya dalam bentuk berjabat tangan , bercakap-cakap maupun bertengkar.

Bentuk interaksi yang terjadi pada masyarakat perdesaan terdiri dari assosiatif

dan dissosiatif. Assosiatif meliputi kerjasama, akomodasi dan asimilasi sedangkan

dissosiatif terdiri dari pertentangan, konflik serta kontravensi.

B. Saran

Dalam penyusunan makalah mengenai interaksi pada masyarakat perdesaan

ini sebagai salah satu aktivitas dan tugas di dalam perkuliahan. Dalam penyusunannya

menuntut adanya keseriusan, ketelitian, serta keuletan dari mahasiswa agar tercapai

hasil yang maksimal untuk itu perbanyak referensi buku yang berkaitan dengan topik

makalah ini karena kajian dalam makalah ini sangat penting.

Page 15: Makalah Interaksi Sosial Masyarakat Pedesaan

DAFTAR PUSTAKA

Bintarto. 1989. Interaksi Desa-Kota dan Permasalahnnya. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Hartomo dan Anicun Aziz. 2008. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.

http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/197210242001121-

BAGJA_WALUYA/GEOGRAFI_DESAKOTA/Rural_Comunity.pdf diakses pada 3 Juli

2014 Jam 9:15 WIB.

http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/mkdu_isd/bab7masyarakat_pedesaan_dan_masya

rakat_perkotaan.pdf Diakses pada 6 Juli 2014 Jam 11:40 WIB.

Soedjito. 1987. Aspek Sosial Budaya dalam Pembangunan Pedesaan. Yogyakarta: PT Tiara

Wacana Yogya.

Soekanto, Soerjono. 2013. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Grafindo Persada.