makalah implementasi data warehouse guna membantu peternak sapi dan kud dalam mengelola penghasilan...

21
DATA WAREHOUSE TI025335 “IMPLEMENTASI DATA WAREHOUSE GUNA MEMBANTU PETERNAK SAPI DAN KUD DALAM MENGELOLA PENGHASILAN DI DESA CAU BELAYU KABUPATEN TABANANDosen Pengampu : I PUTU AGUS EKA PRATAMA, S.T., M.T. Oleh: I Putu Edi Puspayasa 1304505095 Data Warehouse (C) JURUSAN TEKNOLOGI INFORMASI FAKULTAS TEKNIK - UNIVERSITAS UDAYANA 2015

Upload: edi-djero

Post on 08-Jan-2017

674 views

Category:

Technology


0 download

TRANSCRIPT

DATA WAREHOUSE

TI025335

“IMPLEMENTASI DATA WAREHOUSE GUNA MEMBANTU

PETERNAK SAPI DAN KUD DALAM MENGELOLA PENGHASILAN

DI DESA CAU BELAYU KABUPATEN TABANAN”

Dosen Pengampu :

I PUTU AGUS EKA PRATAMA, S.T., M.T.

Oleh:

I Putu Edi Puspayasa

1304505095

Data Warehouse (C)

JURUSAN TEKNOLOGI INFORMASI

FAKULTAS TEKNIK - UNIVERSITAS UDAYANA

2015

ii

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

ABSTRAK ............................................................................................................ iv

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 2

1.3 Solusi ..................................................................................................... 2

1.4 Desain Solusi ......................................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Peternakan ............................................................................................. 6

2.2 KUD (Koperasi Unit Desa) ................................................................... 6

2.3 Data Warehouse .................................................................................... 7

2.3.1 Karakteristik Data Warehouse ............................................. 7

2.3.1.1 Subject Oriented ................................................... 7

2.3.1.2 Terintegrasi .......................................................... 7

2.3.1.3 Rentang Waktu ..................................................... 7

2.3.1.4 Non – Volatile ...................................................... 8

2.4 Data Mining .......................................................................................... 8

2.5 OLAP (Online Analytical Processing) .................................................. 8

2.6 OLTP (Online Transaction Processing) ............................................... 9

2.7 ETL (Extraction, Transformation, Loading)......................................... 9

2.8 ELT (Extraction, Loading, Transformation)....................................... 11

2.9 Cloud Computing ................................................................................ 11

2.9.1 Cloud IAAS (Infrastructure As A Services) ....................... 12

BAB III ANALISA DAN KESIMPULAN

3.1 Analisa ................................................................................................. 13

3.2 Kesimpulan.......................................................................................... 13

3.3 Saran .................................................................................................... 14

iii

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 15

LAMPIRAN .......................................................................................................... 16

iv

ABSTRAK

Perkembangan teknologi informasi kini sangatlah semakin maju. Salah satu

contoh dari perkembangan teknologi informasi yaitu implementasi data warehouse.

Data warehouse merupakan database yang saling bereaksi yang dapat digunakan

untuk query dan analisisis, bersifat orientasi subjek, terintegrasi, time-variant, tidak

berubah yang digunakan untuk membantu para pengambil keputusan. Peternak sapi

dan KUD (Koperasi Unit Desa) di Desa Cau Belayu, Tabanan memerlukan

implementasi data warehouse guna memaksimalkan atau mengelola

penghasilannya. Implementasi data warehouse pada peternak sapi dan KUD

tentunya memerlukan teknologi-teknologi pendukung seperti Data Mining, OLAP

(Online Analytical Processing), OLTP (Onlone Transaction Processing), ETL

(Extract Transform Loading)/ELT (Extract Loading Transform), Cloud Computing

khususnya bagian IAAS (Ifrastructure As A Services). Implementasi data

warehouse ini diharapkan dapat membantu peternak khususnya peternak sapi dan

KUD Desa Cau Belayu, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan untuk

memaksimalkan dan mengelola penghasilan para peternak sapi.

Kata Kunci :

Peternakan, KUD (Koperasi Unit Desa), Data Mining, OLAP (Online Analytical

Processing), OLTP (Onlone Transaction Processing), ETL (Extract Transform

Loading) /ELT (Extract Loading Transform) dan Cloud Computing khususnya

bagian IAAS (Ifrastructure As A Services).

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia merupakan makhluk hidup yang dimana perlu biaya untuk

bertahan hidup. Banyak hal yang di lakukan manusia agar menghasilkan

penghasilan untuk biaya hidupnya, salah satunya adalah beternak. Beternak

merupakan salah satu pekerjaan yang mudah tetapi jika dilakukan dengan baik akan

menghasilkan penghasilan yang lumayan.

Peternakan merupakan kegiatan mengembangbiakkan dan

membudidayakan hewan ternak untuk mendapat keuntungan dari kegiatan tersebut.

Tujuan dari peternakan adalah untuk mencari keuntungan dengan penerapan

prinsip-prinsip manajemen pada faktor-faktor produksi yang telah dikombinasikan

secara optimal. Kegiatan peternakan dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu

peternakan hewan besar seperti, sapi, babi, kuda, dan lain-lain, sedangkan

kelompok kedua yaitu peternakan hewan kecil seperti ayam, kelinci, burung, dan

lain sebagainya.

Masyarakat kecil Indonesia sebagaian besar memiliki pekerjaan beternak.

Khususnya di Desa Cau Belayu,Tabanan sebagaian besar masyarakatnya memiliki

ternak sapi, baik yang hanya memiliki pekerjaan beternak saja maupun hanya

beternak sebagai pekerjaan sampingan. Penghasilan dari para peternak sapi di Desa

Cau Belayu kurang maksimal dikarenakan kurang adanya manajemen bagi peternak

sapi. Begitupun juga dengan KUD (Koperasi Unit Desa) di Desa Cau Belayu masih

belum memiliki kerjasama yang baik dengan para peternak sapi. Hal ini dapat

diatasi dengan memanfaatkan inovasi di bidang teknologi informasi.

Inovasi di bidang teknologi informasi yang dimaksud adalah berupa

implementasi data warehouse pada peternak sapi dan KUD di Desa Cau Belayu.

Tujuan dari implemen data warehouse ini adalah untuk mengarsipkan dan

menganalisis data historis peternak sapi seperti data penjualan ternak, penghasilan,

dan informasi lain dari operasi harian.

2

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan pada sub bab 1.1, didapatkan

beberapa rumusan masalah sebagai berikut.

1. Siapa saja yang berperan dalam implementasi data warehouse peternak sapi

dan KUD di Desa Cau Belayu. (wawancara langsung dengan Bapak I Putu

Sumertayasa)

2. Apa dampak positif dan negatif dari implementasi data warehouse pada

Sumber Daya Manusia (wawancara langsung dengan Bapak I Putu

Sumertayasa).

3. Kurangnya biaya serta pengetahuan masyarakat Cau Belayu di bidang

teknologi informasi (wawancara langsung dengan Bapak I Putu

Sumertayasa).

4. Teknologi-teknologi apa saja yang berperan untuk mendukung

implementasi data warehouse.

5. Bagaimana cara mengimplementasikan data warehouse pada peternak sapi

dan KUD di Desa Cau Belayu, Tabanan.

1.3 Solusi

Implementasi data warehouse ini perlu dilakukan dikarenakan terkait

kurang maksimalnya penghasilan para peternak sapi di Desa Cau Belayu,

Kabupaten Tabanan. Implementasi data warehouse peternak sapi ini diharapkan

dapat membantu proses transaksi para peternak sapi dan KUD di Desa Cau Belayu,

Tabanan. Orang-orang yang berperan dalam implementasi data warehouse

peternak sapi dan KUD di Desa Cau Belayu ini melainkan dari para peternak sapi,

pihak KUD (Koperasi Unit Desa), dan tenaga di bidang IT (Information

Technology). Para peternak sapi dan KUD berperan sebagai pengguna data

warehouse nantinya, dan tenaga di bidang IT akan berperan sebagai perancang atau

pembuat sebuah sistem data warehouse untuk peternak sapi dan KUD di Desa Cau

Belayu, Tabanan.

Terdapat dampak positif dan negatif bagi SDM (Sumber Daya Manusia) di

Desa Cau Belayu, Kabupaten Tabanan dalam implementasi data warehouse ini.

Dampak positifnya adalah akan memaksimalkan penghasilan peternak sapi,

3

memudahkan peternak sapi dan KUD untuk memanajemen keputusan dan

pelaporan, serta memudahkan peternak sapi dan KUD untuk mengelola proses

transaksi. Sedangkan dampak negatifnya adalah masyarakat akan lebih

ketergantungan dengan internet atau teknologi.

Implementasi data warehouse ini dapat menggunakan layanan cloud serta

menggunakan software atau sistem operasi yang berbasis open source seperti Linux

untuk mengatasi kurangnya biaya. Kurangnya pengetahuan masyarakat di Desa

Cau Belayu di bidang teknologi informasi dapat diatasi dengan melakukan

sosialisasi lebih dalam di bidang teknologi informasi.

Implementasi data warehouse pada peternak sapi dan KUD di Desa

Caubelayu ini memerlukan beberapa teknologi-teknologi pendukung seperti, Data

Mining, OLAP (Online Analytical Processing), OLTP (Onlone Transaction

Processing), ETL (Extract Transform Loading)/ELT (Extract Loading Transform),

Cloud Computing khususnya bagian IAAS (Ifrastructure As A Services), dan OTT

(Over The Top). Teknologi-teknologi pendukung ini tentunya sangat berperan

penting dalam implementasi data warehouse ini dan saling berkaitan satu sama

lain.

Cara mengimplementasikan data warehouse pada peternak sapi dan KUD

di Desa Cau Belayu adalah dengan menyewa beberapa pekerja di bidang IT

(Information Technology) untuk membantu proses perancangan, pembuatan, serta

sosialisasi penggunaan sistem data warehouse. Menyewa pekerja di bidang IT

mungkin akan memerlukan biaya yang lumayan tinggi, tetapi biaya tersebut akan

dapat ditutupi jika penerapan data warehouse pada peternak sapi dan KUD ini

lancar.

1.4 Desain Solusi

Desain solusi merupakan desain atau perancangan yang diajukan pada

implementasi data warehouse peternak sapi dan KUD (Koperasi Unit Desa) di Desa

Cau Belayu. Gambar 1.1 berikut merupakan desain solusi yang digambarkan

menggunakan DIA Diagram.

4

Gambar 1.1 Desain Solusi Implementasi Data Warehouse pada Peternakan Sapi dan KUD

di Desa Cau Belayu, Tabanan dengan DIA Diagram

Gambar 1.1 merupakan desain solusi dari implementasi data warehouse

pada peternak sapi dan KUD di Desa Cau Belayu yang digambarkan dengan

menggunakan DIA Diagram. Pada desain tersebut terdapat 2 (dua) pengguna yaitu

peternak sapi dan pihak KUD (Koperasi Unit Desa) di Desa Cau Belayu. User dapat

menginputkan dokumen, flat file, dan database ke dalam sistem data warehouse

baik secara langsung maupun dengan melalui data mart. Data mart berguna untuk

mengelompokan data yang berada di database sesuai formatnya.

Pada sistem data warehouse terdapat teknologi ETL/ELT, yang dimana

pada proses ini yaitu semua data akan di extract terlebih dahulu kemudian data akan

disaring dan data yang akan diambil yaitu data yang penting, pada proses

transformation data akan diubah sesuai format yang disetujui dan data diload ke

Data Warehouse.

Kemudian terdapat teknologi OLAP (Online Analytical Processing) dan

OLTP (Online Transaction Processing), OLAP digunakan untuk melakukan

5

permintaan terhadap data dalam bentuk yang kompleks dan menganalisa data yang

bervolume besar. Sedangkan OLTP (Online Transaction Procesing) digunakan

untuk memproses suatu transaksi secara langsung seperti insert, update, delete,

pada database peternak sapi dan KUD melalui komputer yang terhubung dalam

jaringan.

Data Mining untuk menggali nilai tambah berupa informasi yang selama ini

tidak diketahui secara manual dari suatu basisdata dengan melakukan penggalian

pola-pola dari data dengan tujuan untuk memanipulasi data menjadi informasi yang

lebih berharga yang diperoleh dengan cara mengekstraksi dan mengenali pola yang

penting atau menarik dari data yang terdapat dalam basisdata peternak sapi dan

pihak KUD.

Pada desain tersebut juga terdapat proses analisa data dan pengolah

keputusan. Proses analisa data yang dimaksud berguna untuk menganalisa sapi jenis

apa yang baiknya diternak sesuai kebutuhan pasar, kapan harga pasar sapi

meningkat, dan pakan apa yang terbaik dalam pertumbuhan sapi. Proses analisa ini

akan berguna dalam pengolah keputusan pada data warehouse peternak sapi dan

KUD. Implementasi data warehouse ini juga menggunakan layanan cloud

computing khususnya pada bagian IAAS (Infrastructure As A Service).

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini akan dipapakarkan sejumlah tinjauan pustaka yang mendasari

solusi yang diajukan untuk permasalahan yang diangkat pada makalah ini.

Referensi dari setiap tinjauan pustaka yang di sajikan pada bab berikut tercantum

pada bagian daftar pustaka.

2.1 Peternakan

Menurut buku Glosarium Peternakan, Peternakan merupakan kegiatan

mengembangbiakkan dan membudidayakan hewan ternak untuk mendapat

keuntungan dari kegiatan tersebut. Tujuan dari peternakan adalah untuk mencari

keuntungan dengan penerapan prinsip-prinsip manajemen pada faktor - faktor

produksi yang telah dikombinasikan secara optimal. [4]

Kegiatan peternakan dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu peternakan

hewan besar seperti, sapi, babi, kuda, dan lain-lain, sedangkan kelompok kedua

yaitu peternakan hewan kecil seperti ayam, kelinci, burung, dan lain sebagainya.[4]

2.2 KUD (Koperasi Unit Desa)

KUD adalah singkatan dari Koperasi Unit Desa yang merupakan suatu

Koperasi serba usaha yang beranggotakan penduduk desa dan berlokasi didaerah

pedesaan, daerah kerjanya biasanya mencangkup satu wilayah kecamatan.

Pembentukan KUD ini merupakan penyatuan dari beberapa Koperasi pertanian

yang kecil dan banyak jumlahnya dipedesaan. Selain itu KUD memang secara

resmi didorong perkembangannya oleh pemerintah. [5]

Menurut instruksi presiden Republik Indonesia No 4 Tahun 1984 Pasal 1

Ayat (2) disebutkan bahwa pengembangan KUD diarahkan agar KUD dapat

menjadi pusat layanan kegiatan perekonomian didaerah pedesaan yang merupakan

bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan nasional dan dibina serta

dikembangkan secara terpadu melalui program lintas sektoral. [5]

7

2.3 Data Warehouse

Data warehouse adalah suatu sistem komputer untuk mengarsipkan dan

menganalisis data historis suatu organisasi seperti data penjualan, gaji, dan

informasi lain dari operasi harian. Pada umumnya suatu organisasi menyalin

informasi dari sistem operasionalnya (seperti penjualan dan SDM) ke gudang data

menurut jadwal teratur, misalnya setiap malam atau setiap akhir minggu.[6]

2.3.1 Karakteristik Data Warehouse

Terdapat 4 (empat) jenis karakteristik dari data warehouse. Berikut

merupakan karakteristik dari data warehouse.

2.3.1.1 Subject Oriented

Data warehouse berorientasi subject artinya data warehouse didesain untuk

menganalisa data berdasarkan subject-subject tertentu dalam organisasi, bukan

pada proses atau fungsi aplikasi tertentu. Data warehouse diorganisasikan disekitar

subjek-subjek utama dari perusahaan(customers, products dan sales) dan tidak

diorganisasikan pada area-area aplikasi utama (customer invoicing, stock control

dan product sales). Hal ini dikarenakan kebutuhan dari data warehouse untuk

menyimpan data-data yang bersifat sebagai penunjang suatu keputusan, dari pada

aplikasi yang berorientasi terhadap data. [6]

2.3.1.2 Terintegrasi

Data warehouse dapat menyimpan data-data yang berasal dari sumber-

sumber yang terpisah ke dalam suatu format yang konsisten dan saling terintegrasi

satu sama lain. Data tidak dapat dipecah-pecah karena data yang ada merupakan

suatu kesatuan yang menunjang keseluruhan konsep data warehouse itu sendiri. [6]

2.3.1.3 Rentang Waktu

Data yang berada di dalam data warehouse dapat dikatakan akurat dan valid

pada titik waktu tertentu atau dalam interval waktu tertentu (hanya pada saat proses

ETL/update). Setiap data yang dimasukkan ke data warehouse pasti memiliki

dimensi waktu. Dimensi waktu ini akan dipergunakan sebagai pembanding dalam

perhitungan untuk menghasilkan laporan yang diinginkan. Selain itu, dengan

8

menggunakan dimensi waktu, pembuat keputusan dapat mengenal kecenderungan

dan pola dari suatu data. [6]

2.3.1.4 Non - Volatile

Data pada data warehouse tidak di-update secara real time, tetapi di-refresh

dari sistem operasional secara reguler. Data yang baru selalu ditambahkan sebagai

tambahan bagi database itu sendiri. Database tersebut secara berkesinambungan

mengambil data baru ini, dan kemudian disatukan dengan data sebelumnya. Data

yang berada dalam data warehouse bersifat read-only, dan tidak berubah setiap saat

sehingga hanya terdapat dua kegiatan dalam data warehouse, yaitu mengambil data

(loading data), dan akses data (mengakses data warehouse, seperti melakukan

query untuk menampilkan laporan yang dibutuhkan, tidak ada kegiatan updating

data). [6]

2.4 Data Mining

Data mining merupakan serangkaian proses untuk menggali nilai tambah

berupa informasi yang selama ini tidak diketahui secara manual dari suatu basisdata

dengan melakukan penggalian pola-pola dari data dengan tujuan untuk

memanipulasi data menjadi informasi yang lebih berharga yang diperoleh dengan

cara mengekstraksi dan mengenali pola yang penting atau menarik dari data yang

terdapat dalam basisdata. [6]

Hasil dari data mining sering kali diintegrasikan dengan Decision Support

System (DSS). Sebagai contoh, dalam aplikasi bisnis informasi yang dihasilkan oleh

data mining dapat diintegrasikan dengan tool manajemen kampanye produk

sehingga promosi pemasaran yang efektif yang dilaksanakan dan dapat diuji.

Integrasi demikian memerlukan langkah postprocessing yang menjamin bahwa

hanya hasil yang valid dan berguna yang akan digabungkan dengan DSS. Salah satu

pekerjaan dan postprocessing adalah visualisasi yang memungkinkan analyst untuk

mengeksplor data dan hasil data mining dari berbagai sudur pandang. Ukuran-

ukuran statistik dan metode pengujian hipotesis dapat digunakan selama

postprocessing untuk membuang hasil data mining yang palsu[6]

9

2.5 OLAP (Online Analytical Processing)

OLAP adalah singkatan dari Online Analytical Processing yang merupakan

suatu proses atau juga bisa disebut dengan sistem yang dirancang atau digunakan

untuk melakukan permintaan terhadap data dalam bentuk yang kompleks dan

menganalisa data yang bervolume besar, maka dari itu OLAP seringkali disebut

analisis data multidimensi. [6]

OLAP biasanya digunakan untuk pengambilan suatu keputusan, misalkan

sebagai contoh para top level di sebuah minimarket ingin melihat data transaksi

perbulan, per 6 bulan atau bahkan per tahun untuk pengambilan keputusan barang

apa saja yang paling laku dijual serta barang apa saja yang tidak laku di pasar. [6]

2.6 OLTP (Online Transaction Processing)

OLTP (Online Transaction Processing) merupakan suatu sistem yang

memproses suatu transaksi secara langsung seperti insert, update, delete, melalui

komputer yang terhubung dalam jaringan. OLTP berorientasi pada proses yang

memproses suatu transaksi secara langsung melalui komputer yang terhubung

dalam jaringan. OLTP sangat optimal untuk updating data. [6]

Contoh penggunaan OLTP seperti di sebuah toko atau supermarket seperti

misalanya kasir pada sebuah super market yang menggunakan mesin dalam proses

transaksinya. OLTP mempunyai karakteristik beberapa user dapat creating,

updating, retrieving untuk setiap record data, serta OLTP sangat optimal untuk

updating data. [6]

2.7 ETL (Extraction, Transformation, Loading)

ETL (Extraction, Transformation, Loading) merupakan proses yang harus

dilalui dalam pembentukan Data Warehouse, yang dimana pada proses ini yaitu

semua data akan di extract terlebih dahulu kemudian data akan disaring dan data

yang akan diambil yaitu data yang penting, pada proses transformation data akan

diubah sesuai format yang disetujui dan data diload ke Data Warehouse, kemudian

data akan diolah selanjutnya akan du teruskan ke user.[7]

Hasil dari proses ETL adalah dihasilkannya data yang memenuhi kriteria

data warehouse seperti data historis, terpadu, terangkum, statis dan memiliki

10

struktur yang dirancang untuk keperluan proses analisis. Proses ETL terdiri dari

tiga tahap, yaitu sebagai berikut. [7]

1. Extraction

Langkah pertama dari proses ETL adalah proses penarikan data dari satu

atau lebih sistem operasional sebagai sumber data (bisa diambil dari sistem OLTP,

tapi bisa juga dari sumber data di luar system database). Kebanyakan proyek data

warehouse menggabungkan data dari sumber-sumber yang berbeda. Pada

hakekatnya, proses ekstraksi adalah proses penguraian dan pembersihan data yang

diekstrak untuk mendapatkan suatu pola atau struktur data yang diinginkan.

Terdapat beberapa fungsi ekstraksi data[7], yaitu :

a. Ekstraksi data secara otomatis dari aplikasi sumber.

b. Penyaringan atau seleksi data hasil ekstraksi.

c. Pengiriman data dari berbagai platform aplikasi ke sumber data.

d. Perubahan format layout data dari format aslinya.

e. Penyimpanan dalam file sementara untuk penggabungan dengan hasil

ekstraksi dari sumber lain.

2. Transformation

Proses transformasi data merupakan proses mengubah data dari format

operasional menjadi format data warehouse. Proses transformasi berupa tugas-tugas

seperti mengkonversi tipe data, melakukan beberapa perhitungan, penyaringan data

yang tidak relevan, dan meringkasnya. Proses transformasi dibutuhkan untuk

memenuhi kebutuhan bisnis suatu perusahaan. [7] Langkah-langkah dalam

transformasi data adalah sebagai berikut :

a. Memetakan data input dari skema data aslinya ke skema data warehouse.

b. Melakukan konversi tipe data atau format data.

c. Pembersihan serta pembuangan duplikasi dan kesalahan data.

d. Penghitungan nilai-nilai derivat atau mula-mula.

e. Penghitungan nilai-nilai agregat atau rangkuman.

f. Pemerikasaan integritas referensi data.

g. Pengisian nilai-nilai kosong dengan nilai default.

h. Penggabungan data.

11

3. Loading

Fase load merupakan tahapan yang berfungsi untuk memasukkan data ke

dalam target akhir, yaitu ke dalam suatu data warehouse. Waktu dan jangkauan

untuk mengganti atau menambah data tergantung pada perancangan data warehouse

pada waktu menganalisa keperluan informasi. Fase load berinteraksi dengan suatu

database, constraint didefinisikan dalam skema database sebagai suatu trigger yang

diaktifkan pada waktu melakukan load data (contohnya : uniqueness, referential,

integrity, mandatory fields), yang juga berkontribusi untuk keseluruhan tampilan

dan kualitas data dari proses ETL.[7]

2.8 ELT (Extraction, Loading, Transformation)

ELT (Extraction, Loading, Transformation) adalah variasi dari ETL

(Extraction, Transformation, Loading), proses integrasi data di mana transformasi

berlangsung pada server menengah sebelum dimuat ke sasaran. Sebaliknya, ELT

memungkinkan data mentah yang akan dimuat langsung ke sasaran dan berubah di

sana. Kemampuan ini sangat berguna untuk memproses set data yang besar

diperlukan untuk Business Intelligence (BI) dan analisis data yang besar. [7]

Sebenarnya, ELT hampir sama dengan ETL, hanya saja pada ELT setelah

mengekstrak data dari sumber data, ELT meloading data ke dalam Data Warehouse

kemudian barulah data tersebut di diolah sesuai kebutuhan. [7]

2.9 Cloud Computing

Cloud computing berdasarkan The NIST (National Institute of Standard and

Technology) oleh Peter Meel dan Timothy Grance yaitu sebuah model yang

memungkinkan adanya penggunaan sumberdaya (resource) secara bersama-sama

dan mudah, menyediakan jaringan akses dimana-mana, dapat dikonfigurasi dan

layanan yang digunakan sesuai keperluan (on demand).[1]

NIST juga menjelaskan tiga model layanan cloud computing serta empat

jenis deployment cloud computing. [1]

12

2.9.1 Cloud IAAS (Infrastructure As A Services)

Cloud IAAS adalah layanan dari Cloud Computing dimana pengguna bisa

menyewa infrastruktur IT (komputasi, storage, memory, network). Pengguna juga

bisa memilih berapa besarnya unit komputasi (CPU), penyimpanan data (storage)

, memory (RAM), bandwith, dan konfigurasi lainnya yang akan disewa. Pada

IAAS ini menyewa komputer virtual yang masih kosong, dimana setelah komputer

ini disewa pengguna bisa menggunakannya sesaui kebutuhannya. [1]

Pengguna dapat menginstall sistem operasi dan aplikasi apapun didalmnya.

Contoh penyedia layanan IAAS ini adalah Amazon EC2, Windows Azure

(soon), TelkomCloud, BizNetCloud, dan lain sebagainya. Keuntungan dari IAAS ini

adalah pengguna tidak perlu membeli komputer fisik, dan konfigurasi komputer

virtual tersebut bisa diubah (scale up/scale down) dengan mudah. Sebagai contoh,

saat komputer virtual tersebut sudah kelebihan beban, pengguna bisa tambahkan

CPU, RAM, Storage dsb dengan segera. [1]

13

BAB III

ANALISA DAN KESIMPULAN

3.1 Analisa

Desa Cau Belayu merupakan suatu desa yang masyarakatnya sebagian besar

memiliki ternak sapi. Desa ini terletak di Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan,

Provinsi Bali. Peternak sapi di Desa Cau Belayu masih merasa kurang puas dengan

hasil ternaknya, dikarenakan harga sapi yang dijual yang tidak sebanding dengan

modal yang dikeluarkan. KUD (Koperasi Unit Desa) di Desa ini belum memiliki

keterkaitan dengan peternak sapi, sehingga diperlukan suatu teknologi data

warehouse dalam masalah ini. Implementasi data warehouse pada peternak sapi

dan KUD (Koperasi Unit Desa) di Desa Cau Belayu, Tabanan akan memeberikan

dampak positif bagi peternak sapi dan KUD dalam mengelola penghasilan.

Implementasi data warehouse akan sangat berguna bagi para peternak dan pihak

KUD, karena dengan implementasi data warehouse ini akan memudahkan peternak

sapi dan KUD dalam mengelola keptusan, proses pelaporan, dan proses transaksi.

Implementasi data warehouse pada peternak sapi dan KUD diharapkan dapat

memudahkan permasalahan yang ada pada peternak sapi dan KUD. Teknologi-

teknologi pendukung yang dapat digunakan pada implementasi data warehouse ini

yaitu Data Mining, OLAP (Online Analytical Processing), OLTP (Onlone

Transaction Processing), ETL (Extract Transform Loading)/ELT (Extract Loading

Transform), Cloud Computing khususnya bagian IAAS (Ifrastructure As A

Services).

3.2 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat disampaikan terkait dengan implementasi data

warehouse pada peternak sapi dan KUD di Desa Cau Belayu adalah sebagai berikut.

1. Kurang maksimalnya penghasilan para peternak sapi di Desa Cau Belayu

dapat diatasi dengan memanfaatkan implementasi data warehouse.

2. Tujuan dari implemen data warehouse ini adalah untuk mengarsipkan dan

menganalisis data historis peternak sapi seperti data penjualan ternak,

penghasilan, dan informasi lain dari operasi harian.

14

3. Implementasi data warehouse diharapkan dapat membantu para peternak

sapi dan KUD di Desa Cau Belayu dalam mengelola dan memaksimalkan

penghasilannya.

3.3 Saran

Saran yang dapat disampaikan oleh penulis terkait dengan implementasi

data warehouse pada peternak sapi dan KUD di Desa Cau Belayu yaitu, perlu

dilakukan disempurnakan teknologi-teknologi yang digunakan sebagai pendukung

didalam sistem data warehouse yang diharapkan dapat membantu masyarakat dan

pihak KUD didalam mengelola hasil ternak sapi agar dapat dijual sesuai dengan

nilai jual yang sesuai dengan kualitas dan nilai pasar, serta perlu dilakukan lebih

sering sosialisasi kepada masyarakat di bidang teknologi informasi agar

kedepannya lebih mudah dalam mengenalkan inovasi-inovasi bari di bidang

teknologi informasi.

Saran yang disampaikan oleh narasumber yaitu, perlu dilakukannya

penelitian yang lebih mendalam didalam pengolahan data warehouse pada peternak

sapi dan KUD di Desa Cau Belayu, serta diharapkan dengan sistem data warehouse

ini dapat membantu peternak sapi dan KUD di Desa Cau Belayu, Tabanan dalam

mengelola penghasilannya.

15

DAFTAR PUSTAKA

[1] Agus Eka Pratama, S.T., M.T, I Putu. 2014. “Smart City Beserta Cloud

Computing dan Teknologi-Teknologi Pendukung Lainnya”. Bandung:

Informatika.

[2] Agus Eka Pratama, S.T., M.T, I Putu. 2014. “Handbook Jaringan Komputer”.

Bandung: Informatika.

[3] Agus Eka Pratama, S.T.,M.T, I Putu.2015. “E-Commerce, E-Bussines, dan

Mobile Commerce”. Bandung : Informatika.

[4] Mansjoer, Supartini. 2003. “Glosarium Peternakan”. Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia.

[5] Hardianto, Rochmad. 2009. “Peran Koperasi Unit Desa Dalam Memberikan

Kredit Di Kalangan Masyarakat Klaten”.

http://eprints.ums.ac.id/5076/1/C100040027.pdf. [diakses pada 14 November

2015]

[6] Saagari, S., dkk. 2013. “Data Warehousing, Data Mining, OLAP and OLTP

Technologies Are Essential Elements to Support Decision-Making Process in

Industries”. International Journal of Innovative Technology and Exploring

Engineering (IJITEE) (http://www.ijitee.org/attachments/File/v2i6/

F0801052613.pdf). [diakses pada 14 November 2015].

[7] Davenport, Robert J.. 2008. “ETL vs ELT”.

http://www.dataacademy.com/files/ETL-vs-ELT-White-Paper.pdf. [diakses

pada 14 November 2015]

[7] Wawancara langsung dengan bapak I Putu Sumerta Yasa [pada 15 November

2015 di Desa Cau Belayu, Kabupaten Tabanan].

16

LAMPIRAN

1. Hasil Wawancara

Berikut merupakan hasil dari wawancara dengan narasumber yang

merupakan salah satu peternak sapi di Desa Cau Belayu, Tabanan yaitu Bapak I

Putu Sumerta Yasa. Wawancara ini dilakukan melalui tanya jawab langsung pada

tanggal 15 November 2015.

P : Penulis

N : Narasumber

P : Dimanakah Bapak menjual hasil ternak sapi bapak ?

N : Bapak menjualnya pada disributor, nanti orang tesebut menjualnya ke

konsumen langsung.

P : Bukankah dengan begitu sapi yang Bapak jual, dibeli dengan harga yang

lebih murah, pak ?

N : Iya, bisa dibilang begitu. Peternak disini tidak punya pilihan lain.

P : Mengapa Bapak tidak menjualnya ke konsumen langsung ?

N : Susah untuk mencari konsumen di dekat sini.

P : Lalu dimana Bapak membeli bibit maupun pakan sapinya ?

N : Kami membelinya di dari distributor juga.

P : Apa Bapak membelinya dengan modal sendiri ?

N : Ya. Semuanya dengan modal sendiri,

P : Kenapa tidak membeli di KUD pak ?

N : Para peternak disini masih belum memiliki kerjasama dengan pihak KUD.

P : Bagaimana tentang pengetahuan teknologi informasi pada masyarakat disini

pak ?

N : Masyarakat disini masih belum begitu mengenal dengan dunia teknologi.

17

2. Foto Ternak Sapi Desa Cau Belayu

Gambar 1. Ternak Sapi di Desa Cau Belayu

Sumber: diambil langsung dengan kamera smartphone di rumah Bapak

I Putu Sumertayasa [15 November 2015]