makalah imd he pedsos
DESCRIPTION
Health EducationTRANSCRIPT
PENDAHULUAN
Indikator utama derajat kesehatan masyarakat adalah angka kematian bayi
(AKB) atau Infant Mortality Rate (IMR). Dari hasil penelitian yang ada, angka
kematian bayi ini tidak berdiri sendiri, melainkan terkait dengan faktor-faktor lain,
terutama gizi. Status gizi ibu pada waktu melahirkan, dan gizi bayi itu sendiri
sebagai faktor tidak langsung maupun langsung sebagai penyebab kematian bayi.
Oleh karena itu, pemenuhan kebutuhan gizi bayi sangat perlu mendapat perhatian yang
serius. Gizi untuk bayi yang paling sempurna dan paling murah adalah ASI atau Air
Susu Ibu.1
Inisiasi Menyusui Dini (IMD) adalah program yang sedang gencar dianjurkan
oleh Pemerintah. Dengan melakukan inisiasi menyusui dini bayi belajar beradaptasi
dengan kelahirannya didunia, selain itu kedekatan antara ibu dan bayinya akan
terbentuk dalam proses tersebut. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) pada bayi merupakan
cara terbaik bagi peningkatan kualitas SDM sejak dini yang akan menjadi penerus
bangsa. ASI merupakan makanan yang paling sempurna bagi bayi. Pemberian ASI
berarti memberikan zat-zat gizi yang bernilai gizi tinggi yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan dan perkembangan saraf dan otak, memberikan zat-zat kekebalan terhadap
beberapa penyakit dan mewujudkan ikatan emosional antara ibu dan bayinya.1,2
Faktor keberhasilan dalam menyusui adalah dengan menyusui secara dini dengan
posisi yang benar, teratur, dan eksklusif. Oleh karena itu, salah satu yang perlu
mendapat perhatian adalah bagaimana ibu yang bekerja dapat tetap memberikan ASI
kepada bayinya secara eksklusif sampai 6 (enam) bulan dan dapat dilanjutkan sampai
anak berumur 2 (dua) tahun.2
Bayi yang baru lahir ternyata tidak selemah yang diperkirakan orang selama ini.
Jika dituntun dengan cara yang benar, maka dalam satu jam pertama kehidupan bayi,
dia dapat mencari sendiri cara untuk menyusu kepada ibunya. Hal itu dikenal dengan
istilah Inisiasi Menyusu Dini (IMD).3,4
Inisiasi Menyusu Dini atau yang dikenal sekarang dengan IMD merupakan
langkah awal menuju kesuksesan menyusui, salah satu faktor penting dari pembangunan
sumber daya manusia kedepan. Hal ini menunjukan bahwa mortalitas dapat ditekan
dengan efektif saat kita memberikan kesempatan pada bayi untuk bersama ibunya,
dengan kontak kulit dan membiarkan mereka bersamasama minimal 1 jam.3,5
1
TINJAUAN PUSTAKA
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah proses bayi menyusu segera setelah
dilahirkan, di mana bayi dibiarkan mencari puting susu ibunya sendiri (tidak disodorkan
ke puting susu).5
IMD akan sangat membantu dalam keberlangsungan pemberian ASI eksklusif dan lama
menyusui. Dengan demikian, bayi akan terpenuhi kebutuhannya hingga usia 2 tahun,
dan mencegah anak kurang gizi.1,6
Menurut laporan WHO/Unicef pada tahun 2003, 60 % kematian balita berkaitan
dengan keadaan kurang gizi, dan 2/3 dari kematian tersebut berkaitan dengan praktik
pemberian makan yang kurang tepat pada bayi dan anak. Karena itu penerapan optimal
feeding pada bayi dan anak snagat penting.5,7
Pemerintah Indonesia mendukung kebijakan WHO dan Unicef yang
merekomendasikan inisiasi menyusu dini sebagai tindakan ‘penyelamatan kehidupan’,
karena inisiasi menyusu dini sendiri dapat menyelamatkan 22 persen dari bayi yang
meninggal sebelum usia satu bulan. WHO/Unicef 2003 merekomendasikan Optimal
Feeding pada bayi dan anak 0 – 24 bulan dengan 5,7
Inisiasi Menyusu Dini dalam 1 jam setelah bayi lahir
Bayi mendapat ASI secara eksklusif sejak lahir sampai usia 6 bulan
Bayi mulai diberi MP-ASI sejak usia 6 bulan
ASI terus diberikan sampai anak berumur 24 bulan atau lebih
Tahap-tahap dalam Inisiasi Menyusu Dini 5,8,9
1. Dalam proses melahirkan, ibu disarankan untuk mengurangi/tidak menggunakan
obat kimiawi. Jika ibu menggunakan obat kimiawi terlalu banyak, dikhawatirkan
akan terbawa ASI ke bayi yang nantinya akan menyusu dalam proses inisiasi
menyusu dini.
2. Para petugas kesehatan yang membantu ibu menjalani proses melahirkan, akan
melakukan kegiatan penanganan kelahiran seperti biasanya. Begitu pula jika ibu
harus menjalani operasi caesar.
3. Setelah lahir, bayi secepatnya dikeringkan seperlunya tanpa menghilangkan
vernix (kulit putih). Vernix (kulit putih) menyamankan kulit bayi.
2
4. Bayi kemudian ditengkurapkan di dada atau perut ibu, dengan kulit bayi melekat
pada kulit ibu. Untuk mencegah bayi kedinginan, kepala bayi dapat dipakaikan
topi. Kemudian, jika perlu, bayi dan ibu diselimuti.
5. Bayi yang ditengkurapkan di dada atau perut ibu, dibiarkan untuk mencari
sendiri putting susu ibunya (bayi tidak dipaksakan ke puting susu). Pada
dasarnya, bayi memiliki naluri yang kuat untuk mencari puting susu ibunya.
6. Saat bayi dibiarkan untuk mencari puting susu ibunya, Ibu perlu didukung dan
dibantu untuk mengenali perilaku bayi sebelum menyusu. Posisi ibu yang
berbaring mungkin tidak dapat mengamati dengan jelas apa yang dilakukan oleh
bayi.
7. Bayi dibiarkan tetap dalam posisi kulitnya bersentuhan dengan kulit ibu sampai
proses menyusu pertama selesai.
8. Setelah selesai menyusu awal, bayi baru dipisahkan untuk ditimbang, diukur,
dicap, diberi vitamin K dan tetes mata.
9. Ibu dan bayi tetap bersama dan dirawat-gabung. Rawat-gabung memungkinkan
ibu menyusui bayinya kapan saja si bayi menginginkannya, karena kegiatan
menyusu tidak boleh dijadwal. Rawat-gabung juga akan meningkatkan ikatan
batin antara ibu dengan bayinya, bayi jadi jarang menangis karena selalu merasa
dekat dengan ibu, dan selain itu dapat memudahkan ibu untuk beristirahat dan
menyusui.
Manfaat Kontak Kulit Bayi ke Kulit Ibu 5,9,10
1. Dada ibu menghangatkan bayi dengan tepat. Kulit ibu akan menyesuaikan
suhunya dengan kebutuhan bayi. Kehangatan saat menyusu menurunkan risiko
kematian karena hypothermia (kedinginan).
2. Ibu dan bayi merasa lebih tenang, sehingga membantu pernafasan dan detak
jantung bayi lebih stabil. Dengan demikian, bayi akan lebih jarang rewel
sehingga mengurangi pemakaian energi.
3. Bayi memperoleh bakteri tak berbahaya (bakteri baik) yang ada antinya di ASI
ibu. Bakteri baik ini akan membuat koloni di usus dan kulit bayi untuk
menyaingi bakteri yang lebih ganas dari lingkungan.
4. Bayi mendapatkan kolostrum (ASI pertama), cairan berharga yang kaya akan
antibodi (zat kekebalan tubuh) dan zat penting lainnya yang penting untuk
pertumbuhan usus. Usus bayi ketika dilahirkan masih sangat muda, tidak siap
3
untuk mengolah asupan makanan. Antibodi dalam ASI penting demi ketahanan
terhadap infeksi, sehingga menjamin kelangsungan hidup sang bayi.
5. Bayi memperoleh ASI (makanan awal) yang tidak mengganggu pertumbuhan,
fungsi usus, dan alergi. Makanan lain selain ASI mengandung protein yang
bukan protein manusia (misalnya susu hewan), yang tidak dapat dicerna dengan
baik oleh usus bayi.
6. Bayi yang diberikan mulai menyusu dini akan lebih berhasil menyusu ASI
eksklusif dan mempertahankan menyusu setelah 6 bulan.
7. Sentuhan, kuluman/emutan, dan jilatan bayi pada puting ibu akan merangsang
keluarnya oksitosin yang penting karena:
Menyebabkan rahim berkontraksi membantu mengeluarkan plasenta dan
mengurangi perdarahan ibu
Merangsang hormon lain yang membuat ibu menjadi tenang, rileks, dan
mencintai bayi, lebih kuat menahan sakit/nyeri (karena hormon meningkatkan
ambang nyeri), dan timbul rasa sukacita/bahagia.
Merangsang pengaliran ASI dari payudara, sehingga ASI matang (yang
berwarna putih) dapat lebih cepat keluar.
Inisiasi Menyusu Dini yang Kurang Tepat 5,8,9
Saat ini, umumnya praktek inisiasi menyusu dini seperti berikut:
a. Begitu lahir, bayi diletakkan di perut ibu yang sudah dialasi kain kering.
b. Bayi segera dikeringkan dengan kain kering. Tali pusat dipotong, lalu diikat.
c. Karena takut kedinginan, bayi dibungkus (dibedong) dengan selimut bayi.
d. Dalam keadaan dibedong, bayi diletakkan di dada ibu (tidak terjadi kontak kulit
bayi dengan kulit ibu). Bayi dibiarkan di dada ibu (bonding) untuk beberapa
lama (10-15 menit atau sampai tenaga kesehatan selesai menjahi perineum).
e. Selanjutnya, diangkat dan disusukan pada ibu dengan cara memasukkan puting
susu ibu ke mulut bayi.
f. Setelah itu, bayi dibawa ke kamar transisi atau kamar pemulihan (recovery
room) untuk ditimbang, diukur, dicap, diazankan oleh ayah, diberi suntikan
vitamin K, dan kadang diberi tetes mata.
4
Langkah-langkah Inisiasi Menyusu Dini Secara Umum
Langkah-langkah inisiasi menyusu dini (JNPK-KR, 2007) adalah: 5,9,11
a. Anjurkan suami atau keluarga mendampingi ibu saat melahirkan.
b. Dalam menolong ibu saat melahirkan, disarankan untuk tidak menggunakan
obat kimiawi, diganti dengan cara non-kimiawi, seperti pijat, aroma terapi,
gerakan, dan hypnobirthing.
c. Biarkan ibu menentukan cara dan posisi melahirkan.
d. Keringkan badan dan kepala bayi secepatnya, kecuali kedua tangannya tanpa
menghilangkan verniks yang menyamankan kulit bayi.
e. Tengkurapkan bayi di dada atau perut ibu. Biarkan kulit bayi melekat dengan
kulit ibu. Posisi kontak kulit dengan kulit ini dipertahankan minimum satu
jam atau setelah menyusu awal selesai. Keduanya diselimuti. Jika perlu,
gunakan topi bayi.
f. Bayi dibiarkan mencari puting susu ibu. Ibu dapat merangsang bayi dengan
sentuhan lembut, tetapi tidak memaksakan bayi ke puting susu.
g. Ayah didukung agar membantu ibu untuk mengenali tanda-tanda atau
perilaku bayi sebelum menyusu. Hal ini dapat berlangsung beberapa menit
atau satu jam, bahkan lebih. Dukungan ayah akan meningkatkan rasa percaya
diri ibu. Biarkan bayi dalam posisi kulit bersentuhan dengan kulit ibunya
setidaknya selama satu jam, walaupun ia telah berhasil menyusu pertama
sebelum satu jam. Jika belum menemukan puting payudara ibunya dalam
waktu satu jam, biarkan kulit bayi tetap bersentuhan dengan kulit ibunya
sampai berhasil menyusu pertama.
h. Dianjurkan untuk memberikan kesempatan kontak kulit bayi dengan kulit ibu
yang melahirkan dengan tindakan, misalnya operasi sectio cesarea.
i. Bayi dipisahkan dari ibu untuk ditimbang, diukur, dan dicap setelah satu jam
atau menyusu awal selesai. Prosedur yang invasif, misalnya suntikan vitamin
K dan tetesan mata bayi dapat ditunda.
j. Rawat gabung ibu dan bayi dalam satu kamar. Selama 24 jam ibu-bayi tetap
tidak dipisahkan, dan bayi selalu dalam jangkauan ibu. Pemberian minuman
pre-laktal (cairan yang diberikan sebelum air susu ibu ‘keluar’) dihindarkan.
k. Bila inisiasi dini belum terjadi dikamar operasi, bayi tetap diletakkan di dada
ibu waktu dipindahkan ke kamar, pemulihan atau perawatan usaha menyusu
dini dilanjutkan dikamar pemulihan atau perawatan ibu.
5
Langkah-langkah Inisiasi Menyusu Dini pada Operasi Sectio Caesarea adalah:
Usaha bayi merangkak mencari payudara secara standar pasti tidak dapat
dilakukan pada persalinan operasi caesar. Namun, jika diberikan anastesi spinal atau
epidural, ibu dalam keadaan sadar sehingga dapat segera memberi respon pada bayi.
Bayi dapat segera diposisikan sehingga kontak kulit ibu dan bayi dapat terjadi.
Usahakan menyusu pertama dilakukan di kamar operasi. Jika keadaan ibu atau bayi
belum memungkinkan, bayi diberikan pada kesempatan yang tercepat. Jika dilakukan
anastesi umum, kontak dapat terjadi di ruang pulih saat ibu sudah dapat merespon
walaupun masih mengantuk atau dalam pengaruh obat bius. Sementara menunggu ibu
sadar, ayah dapat menggantikan ibu memberikan kontak kulit dengan kulit sehingga
bayi tetap hangat. 5,8,10
Untuk mendukung terjadinya inisiasi menyusu dini pada persalinan caesar, berikut ini
tatalaksananya: 8,9,12
a. Tenaga dan pelayanan kesehatan yang suportif.
b. Jika mungkin, diusahakan suhu ruangan 20-25 derajat celcius. Disediakan
selimut untuk menutupi punggung bayi dan badan ibu. Disiapkan juga topi bayi
untuk mengurangi hilangnya panas dari kepala bayi.
c. Tatalaksana selanjutnya sama dengan tatalaksana umum.
d. Jika inisiasi menyusu dini belum terjadi di kamar bersalin atau kamar operasi,
bayi harus dipindah sebelum satu jam, maka bayi tetap diletakkan di dada ibu
ketika dipindahkan ke kamar perawatan atau pemulihan. Menyusu dini
dilanjutkan di kamar perawatan ibu atau kamar pulih.
Penghambat Inisiasi Menyusu Dini
Berikut ini beberapa pendapat yang menghambat terjadinya kontak dini kulit ibu dengan
kulit bayi 8,11,12
a. Bayi kedinginan
Bergman (2005, dalam Roesli, 2008, hlm 28) mengatakan bayi beradadalam
suhu yang aman jika melakukan kontak kulit dengan sang ibu. Menakjubkan!,
suhu payudara ibu meningkat 0,5 derajat celcius dalam dua menit jika bayi
diletakkan di dada ibu
6
b. Setelah melahirkan ibu terlalu lelah untuk segera menyusui bayinya
Seorang ibu jarang terlalu lelah untuk memeluk bayinya segera setelah lahir.
Keluarnya oksitosin saat kontak kulit ke kulit serta saat bayi menyusu dini
membantu menenangkan ibu.
c. Tenaga kesehatan kurang tersedia
Saat bayi di dada ibu, penolong persalinan dapat melanjutkan tugasnya. Bayi
dapat menemukan sendiri payudara ibu. Libatkan ayah atau keluarga untuk
menjaga bayi sambil memberi dukungan pada ibu.
d. Kamar bersalin atau kamar operasi sibuk
Dengan bayi di dada ibu, ibu dapat dipindahkan ke ruang pulih atau kamar
perawatan. Beri kesempatan pada bayi untuk meneruskan usahanya mencapai
payudara dan menyusu dini.
e. Ibu harus dijahit
f. Kegiatan merangkak mencari payudara terjadi di area payudara, bagian yang
dijahit adalah bagian bawah tubuh ibu, tentunya inisiasi menyusu dini tidak
mengganggu proses penjahitan luka.
g. Suntikan vitamin K dan tetes mata untuk mencegah penyakit gonore (gonorrhea)
harus segera diberikan setelah lahir
Menurut American College of Obstetrics and Gynecology dan Academy
Breastfeeding Medicine, tindakan pencegahan ini dapat ditunda setidaknya
selama satu jam sampai bayi menyusu sendiri tanpa membahayakan bayi.
h. Bayi harus segera dibersihkan, dimandikan, ditimbang dan diukur
Menunda memandikan bayi berarti menghindarkan hilangnya panas badan bayi.
Selain itu, kesempatan verniks meresap, melunakkan, dan melindungi kulit bayi
lebih besar. Bayi dapat dikeringkan segera setelah lahir. Penimbangan dan
pengukuran dapat ditunda sampai menyusu awal selesai.
i. Bayi kurang siaga
Justru pada 1-2 jam pertama kelahirannya, bayi sangat siaga (alert). Setelah itu,
bayi tidur dalam waktu yang lama. Jika bayi mengantuk akibat obat yang diasup
ibu, kontak kulit akan lebih penting lagi karena bayi memerlukan bantuan lebih
untuk bonding.
j. Kolostrum tidak keluar atau jumlah kolostrum tidak memadai sehingga
diperlukan cairan lain (cairan pre-laktal)
7
Kolostrum cukup dijadikan makanan pertama bayi baru lahir. Bayi dilahirkan
dengan membawa bekal air dan gula yang dapat dipakai pada saat itu.
k. Kolostrum tidak baik, bahkan berbahaya untuk bayi Kolostrum sangat
diperlukan untuk tumbuh kembang bayi. Selain nsebagai imunisasi pertama dan
mengurangi kuning pada bayi baru lahir, kolostrum melindungi dan
mematangkan dinding usus yang masih muda.
Pentingnya Kontak Kulit dan Menyusu Sendiri
Kontak kulit dan menyusu dini dipandang penting (Mother Support and
Training Coordinator, BPNI Maharashtra, 2007) karena: 6,10,12
a. Kontak kulit bayi dengan kulit ibu dan bayi menyusu sendiri segera setelah lahir
dalam satu jam pertama kehidupan sangatlah penting, karena dada ibu
menghangatkan bayi dengan tepat selama bayi merangkak mencari payudara. Ini
akan menurun kematian karena kedinginan (hypothermia).
b. Ibu dan bayi merasa lebih tenang. Pernafasan dan detak jantung bayi lebih stabil.
Bayi akan lebih jarang menangis sehingga mengurangi pemakaian energi).
c. Saat merangkak mencari payudara, bayi memindahkan bakteri dari kulit ibunya
dan ia akan menjilat-jilat kulit ibu, menelan bakteri ‘baik’ di kulit ibu. Bakteri
‘baik’ ini akan berkembang biak membentuk koloni di kulit dan usus bayi,
menyaingi bakteri ‘jahat’ dari lingkungan
d. ‘Bonding’ (ikatan kasih sayang) antara ibu-bayi akan lebih baik karena pada 1-2
jam pertama, bayi dalam keadaan siaga. Setelah itu, biasanya bayi tidur dalam
waktu yang lama.
e. Makanan awal non-ASI mengandung zat putih telur yang bukan berasal dari
susu manusia, misalnya dari susu hewan. Hal ini dapat mengganggu
pertumbuhan fungsi usus dan mencetuskan alergi lebih awal.
f. Bayi yang diberi kesempatan menyusu dini lebih berhasil menyusui ekslusif dan
akan lebih lama disusui.
g. Hentakan kepala bayi ke dada ibu, sentuhan tangan bayi di puting susu dan
sekitarnya, emutan, dan jilatan bayi pada puting ibu merangsang pengeluaran
hormon oksitosin.
h. Bayi mendapatkan kolostrum air susu ibu yang pertama kali keluar. Cairan emas
ini kadang juga dinamakan the gift of life. Bayi yang diberi kesempatan inisiasi
menyusu dini lebih dulu mendapatkan kolostrum daripada yang tidak diberi
8
kesempatan. Kolostrum air susu ibu istimewa yang kaya akan daya tahan tubuh,
penting untuk ketahanan terhadap infeksi, penting untuk pertumbuhan usus,
bahkan kelangsungan hidup bayi. Kolostrum akan membuat lapisan yang
melindungi dinding usus bayi yang masih belum matang sekaligus
mematangkan dinding usus ini.
i. Ibu dan ayah akan merasa sangat bahagia bertemu dengan bayinya untuk
pertama kali dalam kondisi seperti ini. Suatu pengalaman batin bagi ketiganya
yang sangat indah.
Keuntungan Inisiasi Menyusu Dini 11,13
Menurut Departemen Kesehatan (2007) kontak kulit dengan kulit mempunyai
beberapa keuntungan yaitu :
a. Keuntungan kontak kulit bayi dengan kulit ibu untuk bayi.
1) Mengoptimalkan keadaan hormonal ibu dan bayi.
2) Kontak memastikan perilaku optimum menyusu berdasarkan insting dan bisa
diperkirakan :
a) Menstabilkan pernapasan.
b) Mengendalikan temperatur tubuh bayi.
c) Memperbaiki atau mempunyai pola tidur yang lebih baik.
d) Mendorong ketrampilan bayi untuk menyusu yang lebih cepat dan efektif.
e) Meningkatkan kenaikan berat badan (kembali ke berat lahirnya dengan lebih
cepat).
f) Meningkatkan hubungan antara ibu dan bayi.
g) Tidak terlalu banyak menangis selama satu jam pertama.
h) Menjaga kolonisasi kuman yang aman dari ibu di dalam perut bayi sehingga
memberikan perlindungan terhadap infeksi.
i) Bilirubin akan lebih cepat normal dan mengeluarkan mekonium lebih cepat
sehingga menurunkan kejadian ikterus bayi baru lahir.
j) Kadar gula dan parameter biokimia lain yang lebih baik selama beberapa jam
pertama hidupnya.
9
b. Keuntungan kontak kulit bayi dengan kulit ibu untuk ibu.
1) Merangsang produksi oksitosin dan prolaktin pada ibu.
a. Oksitosin
1. Membantu kontraksi uterus sehingga perdarahan pasca persalinan lebih
rendah.
2. Merangsang pengeluaran kolostrum.
3. Penting untuk kelekatan hubungan ibu dan bayi.
4. Ibu lebih tenang dan lebih tidak merasa nyeri pada saat placenta lahir dan
prosedur pasca persalinan lainnya.
b. Prolaktin
1. Meningkatkan produksi ASI.
2. Membantu ibu mengatasi stres. Mengatasi stres adalah fungsi oksitosin.
3. Mendorong ibu untuk tidur dan relaksasi setelah bayi selesai menyusu.
4. Menunda ovulasi.
Keuntungan menyusu dini untuk bayi. 9,11
Menurut Ambarwati (2009) keuntungan IMD bagi bayi meliputi :
1. Makanan dengan kualitas dan kuantitas optimal agar kolostrum segera keluar
yang disesuaikan dengan kebutuhan bayi.
2. Memberikan kesehatan bayi dengan kekebalan pasif yang segera kepada bayi.
Kolostrum adalah imunisasi pertama bagi bayi.
3. Meningkatkan kecerdasan.
4. Membantu bayi mengkoordinasikan hisap, telan dan napas.
5. Meningkatkan jalinan kasih sayang ibu dan bayi.
6. Mencegah kehilangan panas.
7. Merangsang kolostrum segera keluar.
Keuntungan menyusu dini untuk ibu.9,11,13
1. Merangsang produksi oksitosin dan prolaktin.
2. Meningkatkan keberhasilan produksi ASI.
3. Meningkatkan jalinan kasih sayang ibu dan bayi.
10
DAFTAR PUSTAKA
1. 1999. Pedoman Penyuluhan Cara Menyusui yang Baik. Depertemen Kesehatan
RI, Jakarta
2. 2006. Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Kabupaten di Propinsi Jawa
Tengah. Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah.
3. Soetjiningsih, dr, DSAK. 1997. ASI Petunjuk untuk Tenaga Kesehatan. Penerbit
Buku Kedokteran EGC.Jakarta.
4. Wardani lusie,Dinas Kesehatan Surabaya,2009 dikutip dari www.surabaya-
ehealth.org
5. Roesli, Utami. 2008. Inisiasi Menyusui Dini. Jakarta : Pustaka Bunda.
6. Indrasanto, Eriyanti, dkk 2008. Paket Pelatihan Pelayanan Obstetri dan
Neonatal Komprehensif (PONEK). Jakarta : Protokol Asuhan Neonatal.
7. Dinas Kesehatan. Inisiasi Menyusui Dini. Avaible from :
www.dinkes.kulonprogokab.com. 2010. [20 Juli 2010].
8. Rezali, Reza . Inisiasi Menyusui Dini . Available from :
www.annisamedika.com; 2011. [10 Juni 2011].
9. Dwi, Lita. Manfaat dan Penghambat Inisiasi Menyusui Dini. Availble from :
www.alwaysnutrition.com. 2010
10. Dewi Sartika, S. Pd, M. Si, Sosialisasi ASI Eksklusif dan IMD, 17 January
2009, dikutip dari www.jurnal bogor. com
11. Selasi , Inisiasi Menyusu Dini, 19 Juni 2009, dikutip dari www.selasih.net
12. Fatmawati, Ari, Persepsi dan Praktek Pemberian ASI Ekslusif.Child Health
Srvices, 2010
13. Rohaeti, Ety, Hubungan Perwtan Payudara dan Praktek Inisiasi Menyusui Dini
Terhadap Ibu Pasca Bersalin Spontan di Rumah Sakit Annisa, Boyolali,2009
11