makalah hukum shalat jumat

13
 BERBAGAI MASALAH HUKUM SHALAT JUM’AT Oleh : Moh. Mujib Zunun @lmisri  Program Magister Manajemen Pendidikan Islam STAIN Tulungagung Pengantar Masalah khilafiah me rup akan persoalan yang te rjadi dalam real it as ke hi du pa n man us ia. Di antara ma salah khilafiah ter sebut ada ya ng menyelesaikannya dengan cara yang sederhana dan mudah, karena ada saling  pengertian berdasarkan akal sehat. Tetapi dibalik itu masalah khilafiah dapat menjadi ganjalan untuk menjalin keharmonisan di kalangan umat Islam karena sikap ta’asub (fanati k) yang berlebihan, tidak berdasar kan perti mbangan akal sehat dan sebagainya. Perbedaan pendapat dalam lapangan hukum sebagai hasil penelitian (ijtihad ), tidak perlu dipandang sebagai faktor yang melemahkan kedudukan hukum Islam, bahkan sebaliknya bisa memberikan kelonggaran kepada orang  banyak sebagaimana yang diharapkan Nabi : (ةيرعشل اةسر اى فىقهبا او) ةمح ىتا تخ ا“Perbedaan pendapat di kalangan umatku adalah rahmat” (HR. Baihaqi dalam Risalah al-Asy’ariyyah). Hal ini berart i, bahwa oran g bebas memilih sala h satu pen dapa t dari  pendapat yang banyak it u, dan tidak terpaku hanya kepada satu pendapat saja. Sebenarnya ikhtilaf telah ada di masa sahabat, hal ini terjadi antara lain karena perbedaan pemahaman di antara mereka dan perbedaan nash (sunnah) yang sampai kepada mereka, selain itu juga karena pengetahuan mereka dalam masalah hadis tidak sama dan juga karena perbedaan pandangan tentang dasar  penetapan hukum dan berlainan tempat. 1 Sebagaimana diketahui, bahwa ketika agama Islam telah tersebar meluas ke berbagai penjuru, banyak sahabat Nabi yang telah pindah tempat dan berpencar-pencar ke negara yang baru tersebut. Den gan demikian, kese mpa tan unt uk bert ukar pik ira n ata u bermusya war ah memecahkan sesuatu masalah sukar dilaksanakan. Sampai saat ini Fiqih ikhtilaf terus berlangsung, mereka tetap berselisih  paham dalam masalah  furu’iyyah, sebagai akibat dari keanekaragaman sumber dan aliran dalam memahami nash dan mengistinbatkan hukum yang tidak ada na sh ny a. Pe rselisihan it u te rj ad i an ta ra pi ha k ya ng me mpe rl ua s dan mempe rsempit , antara yang memper ketat dan yang mempe rlongga r, antara yang cenderung rasional dan yang cenderung berpegang pada zahir nash, antara yang mewajibkan mazhab dan yang melarangnya. 1 M. Ali Hasan,  Perbandingan Mazhab Fiqih, Jakarta : PT Raja Graf indo Persada , Cet. I, 1997, hlm 12. 1

Upload: ed-supendi

Post on 15-Jul-2015

193 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

5/13/2018 Makalah Hukum Shalat Jumat - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-hukum-shalat-jumat-55a7504630250 1/13

 

BERBAGAI MASALAH HUKUM SHALAT JUM’ATOleh : Moh. Mujib Zunun @lmisri

 Program Magister Manajemen Pendidikan Islam

STAIN Tulungagung 

Pengantar Masalah khilafiah merupakan persoalan yang terjadi dalam realitas

kehidupan manusia. Di antara masalah khilafiah tersebut ada yangmenyelesaikannya dengan cara yang sederhana dan mudah, karena ada saling pengertian berdasarkan akal sehat. Tetapi dibalik itu masalah khilafiah dapatmenjadi ganjalan untuk menjalin keharmonisan di kalangan umat Islam karenasikap ta’asub (fanatik) yang berlebihan, tidak berdasarkan pertimbangan akalsehat dan sebagainya.

Perbedaan pendapat dalam lapangan hukum sebagai hasil penelitian(ijtihad ), tidak perlu dipandang sebagai faktor yang melemahkan kedudukanhukum Islam, bahkan sebaliknya bisa memberikan kelonggaran kepada orang banyak sebagaimana yang diharapkan Nabi :

اخت اتى حمة (وا ابهقى فى ارسة الشعرية)“Perbedaan pendapat di kalangan umatku adalah rahmat” (HR. Baihaqi dalamRisalah al-Asy’ariyyah).

Hal ini berarti, bahwa orang bebas memilih salah satu pendapat dari pendapat yang banyak itu, dan tidak terpaku hanya kepada satu pendapat saja.

Sebenarnya ikhtilaf  telah ada di masa sahabat, hal ini terjadi antara lain

karena perbedaan pemahaman di antara mereka dan perbedaan nash (sunnah)yang sampai kepada mereka, selain itu juga karena pengetahuan mereka dalammasalah hadis tidak sama dan juga karena perbedaan pandangan tentang dasar  penetapan hukum dan berlainan tempat.1 Sebagaimana diketahui, bahwa ketikaagama Islam telah tersebar meluas ke berbagai penjuru, banyak sahabat Nabiyang telah pindah tempat dan berpencar-pencar ke negara yang baru tersebut.Dengan demikian, kesempatan untuk bertukar pikiran atau bermusyawarahmemecahkan sesuatu masalah sukar dilaksanakan.

Sampai saat ini Fiqih ikhtilaf  terus berlangsung, mereka tetap berselisih paham dalam masalah  furu’iyyah, sebagai akibat dari keanekaragaman sumber dan aliran dalam memahami nash dan mengistinbatkan hukum yang tidak ada

nashnya. Perselisihan itu terjadi antara pihak yang memperluas danmempersempit, antara yang memperketat dan yang memperlonggar, antara yangcenderung rasional dan yang cenderung berpegang pada zahir nash, antara yangmewajibkan mazhab dan yang melarangnya.

1 M. Ali Hasan,  Perbandingan Mazhab Fiqih, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, Cet. I,1997, hlm 12.

1

5/13/2018 Makalah Hukum Shalat Jumat - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-hukum-shalat-jumat-55a7504630250 2/13

 

 Ikhtilaf  bukan hanya terjadi para arena fiqih, tetapi juga terjadi padalapangan teologi. Seperti kita ketahui dari sejarah bahwa peristiwa “tahkim”adalah titik awal lahirnya mazhab-mazhab teologi dalam Islam. Masing-masing

mazhab teologi tersebut masing-masing memiliki corak dan kecenderungan yang  berbeda-beda seperti dalam mazhab-mazhab fiqih. Menurut Harun Nasution,2 aliran-aliran teologi dalam Islam ada yang bercorak liberal, ada yang tradisionaldan ada pula yang bercorak antara liberal dan tradisional.

Perbedaan pendapat pada aspek teologi ini juga memiliki implikasi yang besar bagi perkembangan pemahaman umat Islam terhadap ajaran Islam itusendiri.

Menurut hemat penulis, perbedaan pendapat di kalangan umat ini, sampaikapan pun dan di tempat mana pun akan terus berlangsung dan hal inimenunjukkan kedinamisan umat Islam, karena pola pikir manusia terus berkembang.

Perbedaan pendapat inilah yang kemudian melahirkan mazhab-mazhabIslam yang masih menjadi pegangan orang sampai sekarang. Masing-masingmazhab tersebut memiliki pokok-pokok pegangan yang berbeda yang akhirnyamelahirkan pandangan dan pendapat yang berbeda pula, termasuk di antaranyaadalah pandangan mereka terhadap berbagai masalah hukum sekitar sholatJum’at.

Untuk itu penulis mencoba memaparkan pandangan berbagai mazhabdalam Islam mengenai berbagai masalah sekitar sholat jum’at.. Karena pembahasan ini lebih berkaitan dengan aspek hukum, maka fokus pembahasanyang dilakukan oleh penulis adalah berkaitan erat dengan pandangan mazhab-mazhab fiqih terhadap berbagai masalah hukum sekitar sholat Jum’at. Sebelum

masuk pada pembahasan tentang berbagai pandangan mazhab-mazhab tentang haltersebut, maka penulis jelaskan terlebih dahulu pengertian tentang mazhab.

 Pengertian Mazhab

Menurut Bahasa “mazhab” berasal dari   shighah mashdar mimy (katasifat) dan isim makan (kata yang menunjukkan tempat) yang diambil dari  fi’il 

madhi  “dzahaba” yang berarti “pergi”3. Sementara bisa juga berarti al-ra’yu

yang artinya “pendapat”4.Sedangkan secara terminologis pengertian mazhab adalah pokok pikiran

atau dasar yang digunakan oleh imam Mujtahid dalam memecahkan masalah, atau

mengistinbatkan hukum Islam. Selanjutnya Imam Mazhab dan mazhab itu berkembang pengertiannya menjadi kelompok umat Islam yang mengikuti cara

2 Harun Nasution, Teologi Islam Aliran-aliran Sejarah Analisa Perbandingan, Jakarta : UIPress, 2002,

3 Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, Jakarta : PT. Hidakarya Agung, 1990, hlm.135

4  Huzaemah Tahido Yanggo,  Pengantar Perbandingan Mazhab, Jakarta : Logos, Cet. III,2003, hlm. 71.

2

5/13/2018 Makalah Hukum Shalat Jumat - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-hukum-shalat-jumat-55a7504630250 3/13

 

istinbath Imam Mujtahid tertentu atau mengikuti pendapat Imam Mujtahidtentang masalah hukum Islam.

Jadi bisa disimpulkan bahwa yang dimaksud mazhab meliputi dua

 pengertiana. Mazhab adalah jalan pikiran atau metode yang ditempuh seorang ImamMujtahid dalam menetapkan hukum suatu peristiwa berdasarkan kepada al-Qur’an dan hadis.

 b. Mazhab adalah fatwa atau pendapat seorang Imam Mujtahid tentang hukumsuatu peristiwa yang diambil dari al-Qur’an dan hadis.

Dalam perkembangan mazhab-mazhab fiqih telah muncul banyak mazhabfiqih. Menurut Ahmad Satori Ismail5, para ahli sejarah fiqh telah berbeda  pendapat sekitar bilangan mazhab-mazhab. Tidak ada kesepakatan para ahlisejarah fiqh mengenai berapa jumlah sesungguhnya mazhab-mazhab yang pernahada.

  Namun dari begitu banyak mazhab yang pernah ada, maka hanya beberapa mazhab saja yang bisa bertahan sampai sekarang. Menurut M. MustofaImbabi, mazhab-mazhab yang masih bertahan sampai sekarang hanya tujuhmazhab saja yaitu : mazhab Hanafi, Maliki, Syafii, Hambali, Zaidiyah, Imamiyahdan Ibadiyah. Adapun mazhab-mazhab lainnya telah tiada.6

Sementara Huzaemah Tahido Yanggo mengelompokkan mazhab-mazhabfiqih sebagai berikut :7

1. Ahl al-Sunnah wa al-Jama’aha. ahl al-Ra’yi

kelompok ini dikenal pula dengan Mazhab Hanafi b. ahl al-Hadis terdiri atas :

1) Mazhab Maliki2) Mazhab Syafi’I3) Mazhab Hambali

2. Syi’aha. Syi’ah Zaidiyah b. Syi’ah Imamiyah

3. Khawarij4. Mazhab-mazhab yang telah musnah

a. Mazhab al-Auza’i b. Mazhab al-Zhahiric. Mazhab al-Thabari

d. Mazhab al-Laitsi

5 Ahmad satori Ismail,   Pasang Surut Perkembangan Fiqh Islam, Jakarta : PustakaTarbiatuna, Cet. I, 2003, hlm. 94

6 M. Musthofa Imbabi, Tarikh Tasyri’ al-Islami , Kairo : al-Maktabah al-tijariyyah al-kubro,Cet. IX, hlm. 140.

7 Huzaemah Tahido Yanggo, op.cit , halaman 76

3

5/13/2018 Makalah Hukum Shalat Jumat - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-hukum-shalat-jumat-55a7504630250 4/13

 

Sementara itu Thaha Jabir Fayald al-‘Ulwani8 menjelaskan bahwa mazhabfiqh yang muncul setelah sahabat dan kibar al-Tabi’in berjumlah 13 aliran. Ketiga  belas aliran ini berafiliasi dengan aliran ahlu al-Sunnah. Namun, tidak semua

aliran itu dapat diketahui dasar-dasar dan metode istinbat hukumnya.Adapun di antara pendiri tiga belas aliran itu adalah sebagai berikut :1. Abu Sa’id al-Hasan ibn Yasar al-Bashri (w. 110 H.)2. Abu Hanifah al-Nu’man ibn Tsabit ibn Zuthi (w. 150 H.)3. Al-Auza’i Abu ‘Amr ‘Abd Rahman ibn ‘Amr ibn Muhammad ( w. 157 H.)4. Sufyan ibn Sa’id ibn Masruq al-Tsauri (w. 160 H.)5. Al-Laits ibn Sa’ad (w. 175 H.)6. Malik ibn Anas al-Bahi (w. 179 H.)7. Sufyan ibn Uyainah (w. 198 H.)8. Muhammad ibn Idris al-Syafi’i (w. 204 H.)9. Ahmad ibn Muhammad ibn Hanbal (w. 241 H.)

10. Daud ibn ‘Ali al-Ashbahani al-Baghdadi (w. 270 H.)11. Ishaq bin Rahawaih (w. 238 H.)12. Abu Tsaur Ibrahim ibn Khalid al-Kalabi (w. 240 H.)13. Muhammad ibn Jarir ibn Yazid al-Thabari (w. 310 H.)

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa mazhab-mazhab yang  pernah ada dalam sejarah umat Islam sangat sulit untuk dipastikan berapa bilangannya, untuk itu untuk menjelaskan berbagai pandangan mazhab tentang berbagai masalah hukum di sekitar sholat Jum’at secara keseluruhan bukanlah persoalan mudah sebab harus mengkaji dan mencari setiap literatur berbagai pandangan mazhab-mazhab tersebut, untuk itu yang akan penulis jelaskan hanyaterbatas pada pandangan empat mazhab yang masyhur. Pandangan empat mazhab

yang akan penulis jabarkan di bawah ini antara lain merupakan kutipan dari buku  Al-Fiqh ‘ala al-Mazahib al-Arba’ah karya Syekh Abdurrahman al-Juzairi.Sebelum membahas beberapa aspek hukum dalam pelaksanaan Sholat Jum’at, berikut penulis jelaskan tentang Keutamaan Sholat Jum’at.

Keutamaan Hari Jum’atAllah telah menganugerahkan bermacam-macam keistimewaan dan

keutamaan bagi umat Islam. Di antara keistimewaan itu adalah hari Jum'at yang juga merupakan hari raya bagi umat Islam. Hari jum'at adalah hari yang penuhkeberkahan, mempunyai kedudukan yang agung dan merupakan hari yang palingutama. Tidak ada perbedaan di kalangan Ulama bahwa hari Jum'at adalah hari

yang paling afdhal (utama) dari hari-hari lainnya. Hari yang paling mulia -selamamatahari masih terbit- dibandingkan hari-hari lainnya.Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu'Alaihi Wasallam,bersabda:"Sebaik-baik hari adalah hari Jum'at, pada hari itu Nabi Adam 'Alaihi Wasallam

8  Jaih Mubarok,   Sejarah dan Perkembangan Hukum Islam, Bandung : PT. RemajaRosdakarya, Cet. III, 2003, hlm. 70-71

4

5/13/2018 Makalah Hukum Shalat Jumat - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-hukum-shalat-jumat-55a7504630250 5/13

 

diciptakan, pada hari itu dia dimasukkan ke sorga, pada hari itu dia dikeluarkan

dari surga, dan hari qiamat tidak akan terjadi kecuali pada hari Jum'at . (HR.Muslim).

Ibnu Al-Qayyim Rahimahullah, menerangkan beberapa perbedaan Ulama tentangkeutamaan hari Jum'at dengan hari 'Arafah. Beliau mengatakan bila ada yang bertanya, "Mana yang lebih afdhal (utama) hari Jum'at atau hari 'Arafah?."Sebuah riwayat dari Ibnu Hibban dalam "shahihnya" dari hadits Abu Hurairah iamengatakan: "Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, "Tidak ada hari

  yang lebih mulia selama matahari terbit dan terbenam selain hari Jum'at" .(HR.Ibnu Hibban)Hadits lain dari Aus bin Aus, "Sebaik-baik hari -selama matahari masih terbit-

adalah hari Jum'at" . ( ini adalah lafadz Muslim dari Abu Hurairah, sedangkanlafadz Ibnu Hibban "sesungguhnya sebaik-baik hari-hari kalian adalah hariJum'at".)

Ada yang mengatakan, sebagian ulama berpendapat bahwa hari Jum'atlebih utama dari hari Arafah, berdasarkan hadist ini. Qadhi Abu Ya'lamenyebutkan sebuah riwayat Imam Ahmad bahwa malam Jum'at lebih utama darimalam lailatur qadar.Yang benar bahwa hari Jum'at adalah hari yang paling utamadalam seminggu, sedangkan hari 'Arafah dan 'Idul adha adalah hari yang palingutama dalam setahun, demikian juga halnya dengan malam lailatul qadar danmalam Jum'at, dengan demikian bila hari Jum'at bertepatan dengan hari 'Arafah,sudah tentu hari itu lebih utama dari hari-hari lainnya dalam berbagai segi9. Al-Hafidz Ibnu Katsir berkata: "Hari ini dinamakan Jum'at, karena artinya

merupakan turunan dari kata al-jam'u yang berarti perkumpulan, karena umat 

 Islam berkumpul pada hari itu setiap pekan di balai-balai pertemuan yang luas.

  Allah memerintahkan hamba-hamba-Nya yang mukmin berkumpul untuk melaksanakan ibadah kepada-Nya”.Ibnu Qayyim Al-Jauziyah berkata: “Hari Jum'at adalah hari ibadah. Hari

ini dibandingkan dengan hari-hari lainnya dalam sepekan, laksana bulan

 Ramadhan dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya. Waktu mustajab pada hari

 Jum'at seperti waktu mustajab pada malam lailatul qodar di bulan Ramadhan”.10

 A. Hukum Sholat Jum’at dan Dalilnya.

Sholat Jum’at adalah fardhu bagi setiap orang yang memenuhi syarat-syarat yang akan dijelaskan nanti. Sholat Jum’at itu dua rakaat berdasarkan haditsyang diriwayatkan dari Umar r.a. beliau berkata :

سو ا ىص كبن ى ر رغ م تع ةعمجا ص “Sholat Jum’at itu dua rakaat, dilaksanakan dengan sempurna tanpa qoshor 

berdasarkan lisan Nabi SAW.” (Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, al-Nasai danIbnu Majah dengan sanad Hasan).

9 Ibnu Qayyim al-Jauziyah, Zaadul Ma'ad , Juz 1, t.th, hlm. 59-60

10  Ibid , hal. 398

5

5/13/2018 Makalah Hukum Shalat Jumat - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-hukum-shalat-jumat-55a7504630250 6/13

 

Sholat Jum’at itu hukumnya fardhu’ain bagi setiap mukallaf yang mampu danmemenuhi syarat-syaratnya; dan ia bukan pengganti sholat Zhuhur. Bilaketinggalan maka wajib melaksanakan sholat Zhuhur empat rakaat. Hukum

fardhu sholat Jum’at itu ditetapkan dalam al-Qur’an, Sunnah dan Ijma’.Adapun Ketetapan yang terdapat dalam al-Qur’an adalah firman Allah :

 ي أيه اي اا اذا ند ي اجمعة فسعا اى ذر ا وذوابا

“Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan sholat pada

hari jum’at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli”. (Q.S. Al-Jumu’ah : 9)Adapun ketentuan yang terdapt dalam Sunnah, di antaranya adalah sabdaRasulullah SAW yang menyatakan :

 ق مم أ أر يى ث أحر ى يت اجمعةه 

“Aku pernah berkehendak untuk menyuruh seorang laki-laki melaksanakan

 sholat bersama orang-orang, kemudian akan aku bakar rumah mereka (laki-laki) yang meninggalkan sholat Jum’at.” (HR. Imam Muslim).Dan (atas dasar dalil-dalil tersebut) telah diadakan ijma’ bahwa sholat Jum’at ituhukumnya fardhu ‘ain.

B. Waktu Sholat Jum’at dan Dalilnya.

Waktu sholat Jum’at adalah sama dengan waktu sholat Zhuhur, yaitu daritergelincirnya matahari hingga ukuran bayangan sesuatu sama dengannya. Dalilmengenai ketentuan waktu sholat Jum’at adalah hadits yang diriwayatkan olehImam Bukhori dalam kitab “Shahih Bukhori” dari Anas bin Malik ra. :

ما م ح ةعمجا ىي سو ا ىص با  

“Nabi SAW melaksanakan sholat Jum’at ketika matahari condong (tergelincir)”.

Imam Muslim meriwayatkan dari Salamah bin al-Akwa’ ia berkata :

بتتن رن ث ما از اذا سو ا ىص ا س مجن  ئا

“Kami melaksanakan sholat jum’at bersama Rasulullah SAW ketika mataharitelah tergelincir, kemudian kami pulang mengikuti bayangan”.

6

5/13/2018 Makalah Hukum Shalat Jumat - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-hukum-shalat-jumat-55a7504630250 7/13

 

 Syarat-syarat Sholat Jum’at 

Mengenai syarat-syarat sholat Jum’at terdapat perbedaan dari masing-masing mazhab. Berikut penulis sebutkan di bawah pendapat masing-masing

dalam masalah ini :

Hanafiyah : Mereka berpendapat bahwa syarat-syarat sholat Jum’at yang tidak termasuk dalam syarat-syarat sholat lainnya dapat dibagi menjadi dua bagian,yaitu syarat wajib dan syarat sah. Syarat wajib sholat Jum’at menurut mereka adaenam :

1. Laki-laki, maka sholat Jum’at itu tidak wajib bagi wanita. Akan tetapi bila ia menghadirinya, maka sholat Jum’atnya sah dan cukup baginya sebagai pengganti sholat Zhuhur.2. Merdeka, maka sholat Jum’at itu tidak wajib bagi hamba sahaya. Akantetapi apabila ia menghadiri dan melaksanakannya, maka sholat Jum’atnya itu

sah.3. Sehat, maka sholat Jum’at itu tidak wajib bagi orang sakit yang tidak dapat pergi menghadiri sholat Jum’at dengan jalan kaki. Jika ia tidak mampu pergi ke mesjid dengan jalan kaki, maka kewajiban melaksanakan sholatJum’at itu gugur, sekalipun ada orang yang dapat membawanya(menuntunnya), sesuai dengan kesepakatan Hanafiyah.4. Bermukim di daerah tempat didirikannya sholat Jum’at atau dekatdengannya. Jika ia mukim di daerah yang jauh dari tempat sholat Jum’at,maka sholat Jum’at tidak wajib baginya. Menurut mereka yang dimaksud jarak jauh adalah jarak 1 farsakh, yaitu 3 mil. 1 mil sama dengan 6.000 hasta,yaitu 5,04 Km.

5. Berakal, maka sholat Jum’at itu tidak wajib bagi orang gila dan yanghukumnya sama dengannya.6. Baligh, maka sholat Jum’at itu tidak wajib bagi anak kecil yang belummencapai usia baligh.

Sedangkan syarat sahnya sholat Jum’at ada tujuh, yaitu :1. Di dalam kota, maka sholat Jum’at itu tidak diwajibkan kepada orang yang

tinggal di desa, berdasarkan sabda Rasulullah SAW : “Sholat Jum’at, Sholat Tasyriq, Sholat Idul Fitri dan Sholat Idul Adha tidaklah dilaksanakan kecuali

di negeri yang luas atau kota besar.” (Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu AbiSyaibah dalam kitabnya, yang sanadnya Mauquf di Ali ra. Demikian jugahadits ini diriwayatkan al-Razzaq).

Perbedaan antara kota dan desa, bahwa kota itu adalah suatu tempat (daerah)di mana paling besarnya mesjid yang ada di dalamnya tidak cukup untuk menampung penduduknya yang mukallaf untuk melaksanakan sholat Jum’at,sekalipun mereka tidak dating secara keseluruhan. Inilah yang difatwakanoleh sebagian besar  fuqaha mazhab Hanafiyah. Maka menurut mereka sholatJum’at itu sah dilaksanakan di setiap daerah yang meng-kota yang didalamnya terdapat banyak masjid yang dipakai untuk mendirikan sholat

7

5/13/2018 Makalah Hukum Shalat Jumat - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-hukum-shalat-jumat-55a7504630250 8/13

 

Jum’at, karena tidak ada satu desapun di mana paling besarnya masjid yangada cukup untuk menampung seluruh penduduknya yang mukallaf.

2. Ada izin dari penguasa (pemimpin) atau wakilnya yang dipercayakan.

3. Masuk waktu, maka sholat Jum’at tidak sah kecuali apabila waktu zhuhur telah masuk.4. Berkhutbah.5. Khutbah itu dilakukan sebelum sholat.6. Berjamaah, maka sholat Jum’at itu tidak sah apabila dilaksanakan sendirian.7. Diperkenankan untuk masyarakat umum oleh Imam (penguasa), maka sholat

Jum’at itu tidak sah dilaksanakan si suatu tempat yang mana sebagian orangdilarang masuk ke tempat tersebut.

Malikiyah : Mereka berpendapat bahwa syarat Jum’at itu dibagi menjadi dua bagian, yaitu syarat wajib dan syarat sah. Syarat wajibnya yaitu :

1. Laki-laki, maka sholat Jum’at itu tidak diwajibkan kepada wanita.2. Merdeka3. Tidak ada uzur yang membolehkan untuk meninggalkan sholat Jum’at.4. Orang tersebut dapat melihat, maka sholat Jum’at tidak diwajibkan kepada

orang buta, kecuali ada orang yang membawanya.5. Bukan seorang tua bangka yang sulit baginya untuk hadir.6. Bukan pada waktu panas membakar atau dingin mencekam.7. Ia tidak khawatir ada seorang zalim memenjarakannya atau memukulnya

untuk aniaya.8. Ia tidak mengkhawatirkan hartanya, kehormatannya, atau jiwanya.9. Ia bermukim di suatu kota yang di sana didirikan sholat Jum’at, atau

 bermukim di suatu desa atau kemah jauhnya dari kota itu berjarak 3⅓ mil.10. Hendaknya ia berada di negeri tempat tinggalnya.Sedangkan syarat sah sholat Jum’at ada lima perkara, yaitu :

1. Tinggal di suatu kota atau daerah di mana ia hidup di kota tersebutselamanya dalam keadaan aman dari orang-orang pendatang yang dapatmenguasainya.

2. Dihadiri dua belas orang selain imam.3. Imam. Tentang imam disyaratkan dua hal :

a. Imam tersebut seorang yang mukim atau musafir yang berniat mukimselama empat hari.

 b. Yang menjadi imam adalah orang yang menjadi khatib.

4. Dua khutbah.5. Di masjid Jami’.

Syafi’iyah : Mereka berpendapat bahwa syarat-syarat sholat Jum’at itu dibagimenjadi dua bagian, yaitu syarat wajib atau syarat sah.

Adapun syarat-syarat wajibnya sama dengan syarat wajib yang 10sebagaimana pendapat Malikiyah. Namun Syafi’iyah menganggap sah sholat

8

5/13/2018 Makalah Hukum Shalat Jumat - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-hukum-shalat-jumat-55a7504630250 9/13

 

Jum’atnya wanita dan hamba sahaya. Sementara itu Syafi’iyah juga mensyaratkanhendaklah dapat mendengar seruan azan bagi orang ysng bermukim atau dekattempat didirikannya. Adapun syarat sahnya sholat Jum’at menurut Syafi’iyah ada

6 perkara yakni :1. Keseluruhan sholat Jum’at dan kedua khutbahnya jatuh pada waktu Zhuhur dengan yakin.

2. Dilaksanakan dalam suatu bangunan yang luas (memadai), baik bangunan itudi kota, desa, kampung, gua dalam gunung, ataupun bangunan di bawahtanah.

3. Sholat Jum’at dilaksanakan secara berjamaah.4. Jumlah jamaahnya mencapai empat puluh orang.5. Sholat Jum’at itu hendaknya dilakukan terlebih dahulu dari sholat lainnya di

tempat sholat Jum’at itu dilaksanakan.6. Mendahulukan dua khutbah lengkap dengan rukun dan syaratnya.

 Hanabilah : Mereka juga berpendapat sama dengan tiga mazhab sebelumnya

tentang adanya syarat wajib dan syarat sah sholat Jum’at. Syarat wajibnya jugahampir sama dengan mazhab lainnya yaitu :

1. Merdeka.2. Laki-laki.3. Tidak ada uzur yang membolehkan untuk meninggalkan sholat Jum’at.4. Hendaklah orang itu dapat melihat.5. Bukan pada waktu panas membakar atau dingin mencekam.6. Tidak takut dipenjarakan dan lain sebagainya karena dizalimi.

7. Tidak khawatir akan kehilangan harta atau mengkhawatirkan kehormatan atau jiwanya.8. Sholat Jum’at itu didirikan di sebuah gedung (bangunan).Adapun syarat sahnya sholat Jum’at ada empat yaitu :1. Masuk waktu.2. Hendaknya berukim di suatu kota atau desa.3. Dihadiri empat puluh orang atau lebih termasuk imamnya.4. Dua khutbah lengkap dengan syarat-syarat dan hukum-hukumnya.

9

5/13/2018 Makalah Hukum Shalat Jumat - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-hukum-shalat-jumat-55a7504630250 10/13

 

 Hukum Sholat Qabliyah Jum’at 

Tiga mazhab (Hanafiyah, Malikiyah dan Hanabilah) menyatakan bahwa

 shalat Qabliyah Jumat itu tidak ada dasar pensyariatannya. Sedangkan satumazhab lagi yaitu As-Syafi'iyah menyatakan sebaliknya. Inti perbedaan

 pendapat mereka terletak pada hadis-hadis yang meriwayatkan praktek shalat 

qabliyah jumat itu. Di mana mereka yang menafikannya mengatakan bahwa tidak 

ada satu pun hadits tentang itu yang shahih. Yang ada hanyalah hadits-haditslemah saja.

 Namun Syafi'iyah memang tidak melandaskan pendapatnya pada hadits

 yang lemah sebagaimana dituduhkan. Beliau mengambil jalan qiyas , yaitu

meng qiyaskan shalat Jumat dengan shalat Zhuhur. Sehingga kalau sebelum shalat Zhuhur disunnahkan untuk melakukan shalat sunnah sebelumnya, maka

demikian juga dengan shalat Jumat, disunnahkan untuk melakukan shalat sunnah

 sebelumnya.

C. Azan sholat Jum’atPada zaman Rasulullah Azan sholat Jum'at hanya sekali, yaitu ketika

Khatib telah naik ke atas mimbar dan duduk. Muazin malaksanakan

 

azan di depankhatib. Ketika zaman Utsman bin Affan dan banyaknya umat Islam di kotaMadinah, maka beliau menganjurkan azan pertama untuk tujuan mengingatkankepada penduduk Madinah akan masuknya

 

waktu sholat Jum'at, agar mereka bergegas ke Masjid. (H.R. Bukhari, Baihaqi dll). Pendapat Usman ternyata tidak ditentang para sahabat lain yang ada saat itu, sehingga ini merupakan  Ijma' 

Sahabat .

 Jumlah Jamaah Sholat Jum’at yang Sah

Para imam mazhab sepakat bahwa sholat Jum’at itu tidak sah kecualidilaksanakan dengan berjamaah. Akan tetapi mereka berselisih pendapat tentang jumlah jamaah yang sah untuk sholat Jum’at. Berikut pandangan dari mazhab-mazhab tersebut :

Malikiyah : Mereka berpendapat bahwa batas minimal jumlah jamaah yang sahuntuk sholat Jum’at adalah dua belas orang laki-laki selain imam.

Hanafiyah : Mereka berpendapat bahwa jamaah yang sah untuk sholat Jum’atdisyaratkan ada tiga orang selain imam, sekalipun mereka tidak menghadirikhutbah Jum’at.

10

5/13/2018 Makalah Hukum Shalat Jumat - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-hukum-shalat-jumat-55a7504630250 11/13

 

Syafi’iyah dan Hanabilah : Mereka berpendapat bahwa jamaah yang sah untuk sholat Jum’at jumlahnya empat puluh orang beserta imamnya. Maka sholatJum’at itu tidak sah dengan jumlah jamaah kurang dari itu.

 Rukun Dua Khutbah Jum’at 

Sebuah ibadah dikatakan sah apabila telah dipenuhi rukun dan syaratnya.Oleh karena itu supaya khutbah yang disampaikan dalam pelaksanaan sholatJum’at menjadi sah maka kita harus mengetahui rukun khutbah. Dalam hal initerjadi perbedaan pandangan mazhab dalam hal ini. Berikut di bawah ini pendapat-pendapat masing-masing mazhab :

Hanafiyah : Mereka berpendapat bahwa khutbah itu mempunyai satu rukun,yaitu harus berupa bacaan dzikir mencakup yang sedikit dan yang banyak. Maka

untuk memenuhi ketentuan khutbah yang difardhukan cukup dengan sekalitahmid , sekali tasbih dan sekali tahlil .

Syafi’iyah : Mereka berpendapat bahwa rukun khutbah itu ada lima :1. Memuji Allah. Pujian tersebut disyaratkan berupa “bacaan pujian” dan

hendaknya pujian itu mencakup lafadz Jalalah (Allah). Rukun ini harusdilakukan dalam masing-masing khutbah pertama dan kedua.

2. Membaca sholawat atas Nabi SAW pada masing-masing dari kedua khutbah.3. Berwasiat (berpesan) agar supaya bertaqwa (kepada Allah) dalam masing-

masing dari kedua khutbah sekalipun tidak menggunakan lafadz “wasiat ”.4. Membaca satu ayat dari Al-Qur’an dalam salah satu dari kedua khutbah.

Membacanya pada khutbah pertama lebih utama. Dan disyaratkan hendaknyaayat tersebut sempurna atau sebagian dari ayat yang panjang dan hendaknyadapat dipahami maknanya.

5. Berdoa untuk orang-orang mukmin dan mukminat, khususnya dalam khutbahkedua.

Malikiyah : Mereka berpendapat bahwa khutbah itu mempunyai satu rukun, yaituhendaknya khutbah itu mencakup kabar gembira dan kabar menakutkan, dandalam kedua khutbah itu tidak disyaratkan menggunakan kalimat bersajak. Jika ia berkhutbah dengan menggunakan kalimat-kalimat puitis atau prosa, maka yangdemikian sah. Dan disunnahkan mengulangi khutbahnya bila tidak membaca

shalawat.

Hanabilah : Mereka berpendapat bahwa rukun dua khutbah itu ada empat :1. Memuji Allah pada awal dari masing-masing kedua khutbah dengan lafadz

“ Alhamdulillah”.2. Membaca shalawat kepada Rasulullah SAW dan harus dengan menggunakan

lafadz shalawat.

11

5/13/2018 Makalah Hukum Shalat Jumat - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-hukum-shalat-jumat-55a7504630250 12/13

 

3. Membaca satu ayat al-Qur’an, dan ayat tersebut harus utuh dalam makna danhukumnya

4. Berwasiat (berpesan) agar bertaqwa kepada Allah SWT sedikitnya dengan

mengucapkan لا اوقتا dan lain semacamnya.

 Syarat-syarat Dua Khutbah Jum’at 

Ada beberapa pertanyaan yang sering diajukan kepada penulis tentang halini, contohnya pertanyaan berikut ini :Apakah khutbah Jum’at itu disyaratkan harus dengan Bahasa Arab ?Apakah untuk kedua khutbah itu disyaratkan berniat ?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut kita harus mengetahui Syarat-syaratKhutbah Jum’at. Untuk kedua khutbah Jum’at disyaratkan beberapa hal berikut :1. Khutbah tersebut dilakukan sebelum sholat. Maka tidak ia tidak dianggap

sebagai khutbah Jum’at bila dilakukan setelah sholat sesuai dengankesepakatan tiga imam mazhab. Malikiyah menyangkal pendapat ini. MenurutMalikiyah, apabila kedua khutbah itu dilakukan setelah sholat, maka yangdiulangi sholatnya saja sedangkan kedua khutbahnya sah dan tidak perludiulang.

2. Berniat untuk berkhutbah, menurut Hanafiyah dan Hanabilah jika khatib berkhutbah tanpa niat, maka khutbahnya itu tidak diperhitungkan. SedangkanSyafi’iyah dan Malikiyah berpendapat bahwa niat itu bukan syarat sahnyakhutbah. Hanya saja Syafi’iyah mensyaratkan hendaknya khatib tidak menyimpang dari khutbah. Jika ia bersin dan mengucapkan alhamdulillah,maka khutbahnya batal. Tentang syarat ini tiga mazhab yang lain tidak setuju

dengan pendapat Syafi’iyah.3. Hendaklah kedua khutbah tersebut menggunakan Bahasa Arab menurut pandangan Hanabilah dan Malikiyah maskipun jamaahnya bukan orang Arabyang tidak mengerti Bahasa Arab. Sedangkan Hanafiyah berpendapat bahwakhutbah itu boleh disampaikan dengan selain Bahasa Arab. Dalam pandanganSyafi’iyah yang disyaratkan menggunakan Bahasa Arab adalah rukun-rukunkedua khutbah, selain itu tidak disyaratkan menggunakan Bahasa Arab.

4. Hendaklah kedua khutbah dilakukan pada waktunya (waktu zhuhur). Jika ia berkhutbah sebelum waktunya dan melaksanakan sholat, maka yang demikianitu tidak sah secara sepakat.

5. Hendaklah khatib mengeraskan kedua khutbahnya agar dapat didengar oleh

hadirin.6. Hendaklah khatib tidak memisahkan antara khutbah dan sholat Jum’at dengantenggang waktu yang lama.

PenutupDari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa telah terjadi perbedaan

dalam berbagai masalah hukum sekitar sholat Jum’at di kalangan mazhab-mazhab

12

5/13/2018 Makalah Hukum Shalat Jumat - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-hukum-shalat-jumat-55a7504630250 13/13

 

Islam, khususnya mazhab-mazhab ahlus-sunnah. Perbedaan pendapat di kalangan para fuqaha ini merupakan sebuah bukti konkret yang lahir dari semangat perbedaandalam satu kesatuan (Islam). Pendapat yang berbeda tersebut tentunya menuntut

kesiapan kita untuk bersikap terbuka dan arif dalam memandang serta memahami arti  perbedaan, hingga sampai pada suatu titik kesimpulan bahwa berbeda itu tidak identik dengan bertentangan -- selama perbedaan itu bergerak menuju kebenaran--dan Islam adalah satu dalam keragaman.

 Daftar Pustaka

Al-Jauziyyah, Ibnu Qayyim, Zaadul Ma'ad , Juz 1, t.th.

Al-Juzairi,  Al-Fiqh ‘Ala al-Mazahib al-Arba’ah, Kairo : Mathba’ah al-Istiqomah,

t.th.Hasan, M., Ali  Perbandingan Mazhab Fiqih, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,

Cet. I, 1997Imbabi, M. Musthofa, Tarikh Tasyri’ al-Islami , Kairo : al-Maktabah al-tijariyyah al-

kubro, Cet. IX, 1986Ismail, Ahmad satori,  Pasang Surut Perkembangan Fiqh Islam, Jakarta : Pustaka

Tarbiatuna, Cet. I, 2003Mubarok, Jaih, Sejarah dan Perkembangan Hukum Islam, Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya, Cet. III, 2003.  Nasution, Harun, Teologi Islam Aliran-aliran Sejarah Analisa Perbandingan,

Jakarta : UI Press, 2002.

Yanggo, Huzaemah Tahido, Pengantar Perbandingan Mazhab, Jakarta : Logos, Cet.III, 2003.

Yunus, Mahmud, Kamus Arab-Indonesia, Jakarta : PT. Hidakarya Agung, 1990.

13