makalah hospitalisasi
TRANSCRIPT
Hospitalisasi
Bunuh Diri dan
Gangguan Alam Perasaan
Disusun Oleh :
D III Keperawatan Berlanjut
Politehnik Kesehatan Surakarta
2011
HOSPITALISASI
Pengertian :
Hospitalisasi adalah bentuk stressor individu yang berlangsung selama individu tersebut
dirawat dirumah sakit. Hospitalisasi merupakan pengalaman yang mengancam bagi individu
karena stressor yang dihadapi dapat menimbulkan perasaan tidak aman, seperti:
1. Lingkungan yang asing
2. Berpisah dengan orang yang berarti
3. Kurang informasi
4. Kehilangan kebebasan dan kemandirian
5. Pengalaman yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan , semakin sering berhubungan
dengan rumah sakit, maka bentuk kecemasan semakin kecil atau malah sebaliknya.
6. Perilaku petugas Rumah Sakit
Perubahan yang terjadi akibat Hospitalisasi
1. Perubahan konsep diri.
Akibat penyakit yang di derita atau tindakan seperti pembedahan, pengaruh citra
tubuh , perubahan citra tubuh dapat menyebabkan perubahan peran , idial diri, harga
diri dan identitasnya
2. Regresi
Klien mengalami kemunduran ketingkat perkembangan sebelumnya atau lebih rendah
dalam fungsi fisik, mental, prilaku dan intelektual.
3. Dependensi
Klien merasa tidak berdaya dan tergantung pada orang lain.
4. Dipersonalisasi
Peran sakit yang dialami klien menyebabkan perubahan kepribadian, tidak realistis,
tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan, perubahan identitas dan sulit
bekerjasama mengatasi masalahnya.
5. Takut dan Ansietas
Perasaan takut dan ansietas timbul karena persepsi yang salah terhadap penyakitnya.
6. Kehilangan dan perpisahan
Kehilangan dan perpisahan selama klien dirawat muncul karena lingkungan yang
asing dan jauh dari suasana kekeluargaan, kehilangan kebebasan, berpisah dengan
pasangan dan terasing dari orang yang dicintai.
PENUTUP HOSPITALISASI
Perawatan bagi penderita gangguan kejiwaan tak cukup hanya berorientasi
pada hospitalisasi. Dimana, penderita gangguan kejiwaan dirujuk ke Rumah Sakit
Jiwa untuk kemudian dirawat selama hari perawatan yang diperlukan, dan baru
kembali ke masyarakat setelah dinyatakan sembuh oleh tenaga kesehatan yang
berkompenten. Perawatan tersebut yang biasanya memakan waktu relatif lama, tentu
saja menimbulkan masalah tersendiri. Selain karena konsekuensi peningkatan cost,
juga yang jelas adalah tidak berimbang dengan jumlah penderita gangguan kejiwaan
yang cenderung meningkat kuantitasnya. Secara umum angka gangguan kejiwaan
(skizofrenia) di dunia menurut WHO adalah 1% dari total populasi penduduk. Ini
artinya untuk Indonesia sekitar 2,4 juta penderita gangguan jiwa.
BUNUH DIRI
Bunuh diri adalah perilaku merusak diri yang langsung dan disengaja untuk
mengakhiri kehidupan. Individu secara sadar berkeinginan untuk mati sehingga melakukan
tindakan-tindakan untuk mewujudkan keinginan tersebut.
Perilaku bunuh diri disebabkan karena individu mempunyai koping tidak adaptif akibat dari
gangguan konsep diri: harga diri rendah.
Resiko yang mungkin terjadi pada klien yang mengalami krisis bunuh diri adalah mencederai
diri dengan tujuan mengakhiri hidup.
Perilaku yang muncul meliputi isyarat, percobaan atau ancaman verbal untuk melakukan
tindakan yang mengakibatkan kematian perlukaan atau nyeri pada diri sendiri.
PENYEBAB BUNUH DIRI
Faktor genetic dan teori biologi
Factor genetic mempengaruhi terjadinya resiko bunuh diri pada keturunannya. Disamping itu
adanya penurunan serotonin dapat menyebabkan depresi yang berkontribusi terjadinya resiko
buuh diri.
Teori sosiologi
Emile Durkheim membagi suicide dalam 3 kategori yaitu : Egoistik (orang yang tidak
terintegrasi pada kelompok social) , atruistik (Melakukan suicide untuk kebaikan masyarakat)
dan anomic ( suicide karena kesulitan dalam berhubungan dengan orang lain dan beradaptasi
dengan stressor).
Teori psikologi
Sigmund Freud dan Karl Menninger meyakini bahwa bunuh diri merupakan hasil dari marah
yang diarahkan pada diri sendiri.
Penyebab lain
Adanya harapan untuk reuni dan fantasy.
Merupakan jalan untuk mengakhiri keputusasaan dan ketidakberdayaan
Tangisan untuk minta bantuan
Sebuah tindakan untuk menyelamatkan muka dan mencari kehidupan yang lebih baik
Banyak instrument yang bisa dipakai untuk menentukan resiko klien melakukan bunuh diri
diantaranya dengan SAD PERSONS
NO SAD PERSON KETERANGAN
1 Sex (jenis kelamin) Laki laki lebih komit melakukan suicide 3 kali lebih tinggi dibanding wanita, meskipun wanita lebih sering 3 kali dibanding laki laki melakukan percobaan bunuh diri
2 Age ( umur) Kelompok resiko tinggi : umur 19 tahun atau lebih muda, 45 tahun atau lebih tua dan khususnya umur 65 tahun lebih.
3 Depression 35 – 79% oran yang melakukan bunuh diri mengalami sindrome depresi.
4 Previous attempts (Percobaan sebelumnya)
65- 70% orang yang melakukan bunuh diri sudah pernah melakukan percobaan sebelumnya
5 ETOH ( alkohol) 65 % orang yang suicide adalah orang menyalahnugunakan alkohol
6 Rational thinking Loss ( Kehilangan berpikir rasional)
Orang skizofrenia dan dementia lebih sering melakukan bunuh diri disbanding general populasi
7 Sosial support lacking ( Kurang dukungan social)
Orang yang melakukan bunuh diri biasanya kurannya dukungan dari teman dan saudara, pekerjaan yang bermakna serta dukungan spiritual keagaamaan
GANGGUAN ALAM PERASAAN
Alam perasaan adalah keadaan emosional yang berkepanjangan yang mempengaruhi
seluruh keperibadiaan dan fungsi kehidupan seseorang. Gangguan alam perasaan ditandai
oleh syndrom depresif sebagian atau penuh, selain itu juga ditandai oleh kehilangan minat
atau kesenangan dalam aktifitas sehari-hari dan rekreasi.
Psikodinamik Gangguan Alam Perasaan :
Gangguan alam perasaan depresi dapat terjadi karena ketidakseimbangan elektrolit, yaitu
perubahan natriun dan kalium didalam neuron (Gibbson dikutip dari Towsend , M C, 1995).
Perubahan biokimia (noreefinefrin, dopamine dan serotonin) juga mempengaruhi keadaan
emosional individu. Rendahnya kadar noreefinefrin dan dopamine mengakibatkan individu
berada dalam episode depresi dan sebaliknya meningkatkan kadar norefinefrin dan dopamine
didalam otak mengakibatkan perilaku maniak.
RENTANG EMOSI :
PENJELASAN
Responsif adalah respon emosional yang terbuka dan sadar akan perasaannya. Pada rentang
ini individu dapat berpartisipi dengan dunia eksternal dan internal.
Reaksi kehilangan yang wajar merupakan posisi rentang yang normal dialami oleh individu
yang mengalami kehilangan dan mengalami proses kehilangan misalnya bersedih, berfokus
pada diri sendiri, berhenti melakukan kegiatan sehari-hari. Reaksi kehilangan tersebut tidak
brerlangsung lama.
Supresi merupakan tahap awal respon emosional yang maladaptive, individu menyangkal,
menekan atau menginternalisasi semua aspek perasaan tentang lingkungan.
Reaksi berduka yang memanjang merupakan penyangkalan yang menetap dan memanjang,
tetapi tidak nampak reaksi emosional terhadap kehilangan. Reaksi berduka yag menajang ini
dapat terjadi beberapa tahun.
Mania adalah suatu gangguan alam perasaan yang ditandai dengan adanya alam perasaan
yang meningkat, meluas atau keadaan emosional yang mudah tersinggung dan terangsang.
Kondisi ini dapat diiringi dengan perilaku berupa peningkatan kegiatan, banyak bicara, ide-
ide yang meloncat, senda gurau, tertawa berlebihan, penyimpangan seksual.
Depresi adalah sutu gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan sedih dan
berduka yang berlebihan dan berkepanjangan. Depresi dapat juga digunakan untuk
menunjukkan berbagai fenomena : tanda, gejala, keadaan emosi, reaksi penyakit atau kondisi
klinis secara menyeluruh.