makalah hiv aids

28
KATA PENGANTAR Assalamualaikum wr, wb Puji syukur kehadirat ALLAH SWT, yang telah memberi kekuatan dan kesempatan kepada kami, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan waktu yang di harapkan walaupun dalam bentuk yang sangat sederhana, dimana makalah ini membahas tentang “HIV/AIDS” dan kiranya makalah ini dapat meningkatkan pengetahuan kita khususnya tentang bagaimana dan apa bahaya dari penyakit HIV/AIDS. Dengan adanya makalah ini,mudah-mudahan dapat membantu meningkatkan minat baca dan belajar teman-teman.selain itu kami juga berharap semua dapat mengetahui dan memahami tentang materi ini, karena akan meningkatkan mutu individu kita Kami sangat menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih sangat minim,sehing saran dari dosen pengajar serta kritikan dari semua pihak masih kami harapkan demi perbaikan laporan ini. Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini. Raha , 2014 Penyusun

Upload: septian-muna-barakati

Post on 11-Aug-2015

21 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah hiv aids

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr, wb

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT, yang telah memberi kekuatan dan kesempatan

kepada kami, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan waktu yang di

harapkan walaupun dalam bentuk yang sangat sederhana, dimana makalah ini

membahas tentang “HIV/AIDS” dan kiranya makalah ini dapat meningkatkan

pengetahuan kita khususnya tentang bagaimana dan apa bahaya dari penyakit

HIV/AIDS.

Dengan adanya makalah ini,mudah-mudahan dapat membantu meningkatkan minat

baca dan belajar teman-teman.selain itu kami juga berharap semua dapat

mengetahui dan memahami tentang materi ini, karena akan meningkatkan mutu

individu kita

Kami sangat menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih sangat

minim,sehing saran dari dosen pengajar serta kritikan dari semua pihak masih kami

harapkan demi perbaikan laporan ini. Kami ucapkan terima kasih kepada semua

pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.

Raha , 2014

Penyusun

Page 2: Makalah hiv aids

Daftar Isi

Kata Pengantar …………………………………………………………….2

Daftar Isi ………………………………………………………….………..3

BAB I : PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang ……………………………………….…..…………4

B.   Rumusan Masalah …………………………………………………..6

C.   Tujuan ……………………………………………………...……….6

BAB II: PEMBAHASAN

A.   Pengertian HIV/AIDS …………………………………..…………..7

B.   Etiologi ……………………………………..……………………….9

C.   Patofisiologi ……………………………………………………….10

D.   Manifestasi Klinis ………………………………………...……….15

E.    Komplikasi …………………………………………..…………….16

F.    Pemeriksaan Penunjang ……………………………………...……18

G.   Tata Laksana HIV………………………………………………….20

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………23

Page 3: Makalah hiv aids

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Acquired immunodeficiency syndrome (AIDS) pertama kali dikenal pada tahun 1981

di Amerika Serikat dan disebabkan oleh human immunodeficiency virus (HIV-1).

AIDS adalah suatu kumpulan gejala penyakit kerusakan system kekebalan tubuh;

bukan penyakit bawaan tetapi diddapat dari hasil penularan. penyakit ini merupakan

persoalan kesehatan masyarakat yang sangat penting di beberapa negara dan

bahkan mempunyai implikasi yang bersifat internasional dengan angka moralitas

yang peresentasenya di atas 80 pada penderita 3 tahun setelah timbulnya

manifestasi klinik AIDS. Pada tahun 1985 Cherman dan Barre-Sinoussi melaporkan

bahwa penderita AIDS di seluruh dunia mencapai angka lebih dari 12.000 orang

dengan perincian, lebih dari 10.000 kasus di Amerika Serikat, 400 kasus di Francis

dan sisanya di negara Eropa lainnya, Amerika Latin dan Afrika. Pada pertengahan

tahun 1988, sebanyak lebih dari 60.000 kasus yang ditegakkan diagnosisnya

sebagai AIDS di Amerika Serikat telah dilaporkan pada Communicable Disease

Centre (CDC) dan lebih dari setengahnya meninggal. Kasus-kasus AIDS baru terus-

menerus di monitor untuk ditetapkan secara pasti diagnosisnya. Ramalan baru-baru

ini dari United States Public Health Service menyatakan, bahwa pada akhir tahun

1991, banyaknya kasus AIDS secara keseluruhan di Amerika Serikat doperkirakan

akan meningkat paling sedikit menjadi 270.000 dengan 179.000 kematian. Juga

telah diperkirakan, bahwa 74.000 kasus baru dapat di diagnosis dan 54.000

kematian yang berhubungan dengan AIDS dapat terjadi selama tahun 1991 saja.

Sebagai perbandingan dapat dikemukakan, kematian pasukan Amerika selama

masa perang di Vietnam berjumlah 47.000 korban.

Selain itu, berdasarkan data Departemen kesehatan (Depkes) pada periode Juli-

September 2006 secara kumulatif tercatat pengidap HIV positif di tanah air telah

mencapai 4.617 orang dan AIDS 6.987 orang. Menderita HIV/AIDS di Indonesia

dianggap aib, sehingga dapat menyebabkan tekanan psikologis terutama pada

penderitanya maupun pada keluarga dan lingkungan disekeliling penderita.

Secara fisiologis HIV menyerang sisitem kekebalan tubuh penderitanya. Jika

ditambah dengan stress psikososial-spiritual yang berkepanjangan pada pasien

terinfeksi HIV, maka akan mempercepat terjadinya AIDS, bahkan meningkatkan

angka kematian. Menurut Ross (1997), jika stress mencapai tahap kelelahan

Page 4: Makalah hiv aids

(exhausted stage), maka dapat menimbulkan kegagalan fungsi system imun yang

memperparah keadaan pasien serta mempercepat terjadinya AIDS. Modulasi respon

imun penderita HIV/AIDS akan menurun secara signifikan, seperti aktivitas APC

(makrofag); Thl (CD4); IFN

; IL-2; Imunoglobulin A, G, E dan anti-HIV. Penurunan

tersebut akan berdampak terhadap penurunan jumlah CD4 hingga mencapai 180

sel/

l per tahun.

Pada umumnya, penanganan pasien HIV memerlukan tindakan yang hampir sama.

Namun berdasarkan fakta klinis saat pasien control ke rumah sakit menunjukkan

adanya perbedaan respon imunitas (CD4). Hal tersebut menunjukkan terdapat factor

lain yang berpengaruh, dan factor yang diduga sangat berpengaruh adalah stress.

Stress yang dialami pasien HIV menurut konsep psikoneuroimunologis, stimulusnya

akan melalui sel astrosit pada cortical dan amigdala pada system limbic berefek

pada hipotalamus, sedangkan hipofisis akan menghasilkan CRF (Corticotropin

Releasing Factor). CRF memacu pengeluaran ACTH (Adrenal corticotropic

hormone) untuk memengaruhi kelenjar korteks adrenal agar menghasilkan kortisol.

Kortisol ini bersifat immunosuppressive terutama pada sel zona fasikulata. Apabila

stress yang dialami pasien sangat tinggi, maka kelenjar adrenal akan menghasilkan

kortisol dalam jumlah besar sehingga dapat menekan system imun (Apasou dan

Sitkorsky,1999), yamg meliputi aktivitas APC (makrofag); Th-1 (CD4); sel plasma;

IFN

; IL-2;IgM-IgG, dan Antibodi-HIV (Ader,2001).

Perawat merupakan factor yang berperan penting dalam pengelolaan stress,

khususnya dalam memfasilitasi dan mengarahkan koping pasien yang konstruktif

agar pasien dapat beradaptasi dengan sakitnya. Selain itu perawat juga berperan

dalam pemberian dukungan social berupa dukungan emosional, informasi, dan

material (Batuman, 1990; Bear, 1996; Folkman Dan Lazarus, 1988).

Salah satu metode yang digunakan dalam penerapan teknologi ini adalah model

asuhan keperawatan. Pendekatan yang digunakan adalah strategi koping dan

dukungan social yang bertujuan untuk mempercepat respon adaptif pada pasien

Page 5: Makalah hiv aids

terinfeksi HIV, meliputi modulasi respon imun (Ader, 1991 ; Setyawan, 1996; Putra,

1990), respon psikologis, dan respon social (Steward, 1997). Dengan demikian,

penelitian bidang imunologi memilki empat variable yakni, fisik, kimia, psikis, dan

social, dapat membuka nuansa baru untuk bidang ilmu keperawatan dalam

mengembangkan model pendekatan asuhan keperawatan yang berdasarkan pada

paradigm psikoneuroimunologi terhadap pasien HIV (Nursalam, 2005).

B.     Rumusan Masalah

1.      Apakah pengertian dari HIV/AIDS ?

2.      Bagaimana patofisiologi virus HIV ?

3.      Bagaimana manifestasi klinik dan pemeriksaan penunjang dalam penanganan

penularan virus HIV/AIDS ?

C.    Tujuan

1.      Mengetahui pengertian HIV/AIDS serta memahami bahayanya.

2.      Mengetahui dan memahami patofisiologi virus HIV.

3.      Mengetahui dan mendeskripsikan manifestasi klinik dan pemeriksaan

penunjang dalam menangani penularan virus HIV/AIDS.

Page 6: Makalah hiv aids

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pengertian HIV/AIDS

AIDS atau Sindrom Kehilangan Kekebalan tubuh adalah sekumpulan gejala penyakit

yang menyerang tubuh manusia seesudah system kekebalannya dirusak oleh virus

HIV. Akibat kehilangan kekebalan tubuh, penderita AIDS mudah terkena bebrbagai

jenis infeksi bakteri, jamur, parasit, dan virus tertentu yang bersifat oportunistik.

Selain itu penderita AIDS sering kali menderita keganasan,khususnya sarcoma

Kaposi dan imfoma yang hanya menyerang otak. Virus HIV adalah retrovirus yang

termasuk dalam family lentivirus. Retrovirus mempunyai kemampuan menggunakan

RNA-nya dan DNA pejamu untuk membentuk virus DNA dan dikenali selam periode

inkubasi yang panjang. Seperti retrovirus yang lain, HIV menginfeksi tubuh dengan

periode imkubasi yang panjang (klinik-laten), dan utamanya menyebabkan

munculnya tanda dan gejala AIDS. HIV menyebabkan beberapa kerusakan system

imun dan menghancurkannya. Hal tersebut terjadi dengan menggunakan DNA dari

CD4+ dan limfosit untuk mereplikasi diri. Dalam prose itu, virus tersebut

menghancurkan CD4+ dan limfosit.

Secara structural morfologinya, bentuk HIV terdiri atas sebuah silinder yang

dikelilingi pembungkus lemak yang melingkar-melebar. Pada pusat lingkaran

terdapat untaian RNA. HIV mempunyai 3 gen yang merupakan komponen funsional

dan structural. Tiga gen tersebut yaitu gag, pol, dan env. Gag berarti group antigen,

pol mewakili polymerase, dan env adalah kepanjangan dari envelope (Hoffmann,

Rockhstroh, Kamps,2006). Gen gag mengode protein inti. Gen pol mengode enzim

reverse transcriptase, protease, integrase. Gen env mengode komponen structural

HIV yang dikenal dengan glikoprotein. Gen lain yang ada dan juga penting dalam

replikasi virus, yaitu : rev, nef, vif, vpu, dan vpr.

Siklus Hidup HIV

Sel pejamu yang terinfeksi oleh HIV memiliki waktu hidup sangat pendek; hal ini

berarti HIV secara terus-menerus menggunakan sel pejamu baru untuk mereplikasi

diri. Sebanyak 10 milyar virus dihasilkan setiap harinya. Serangan pertama HIV akan

tertangkap oleh sel dendrite pada membrane mukosa dan kulit pada 24 jam pertama

Page 7: Makalah hiv aids

setelah paparan. Sel yang terinfeksi tersebut akan membuat jalur ke nodus limfa dan

kadang-kadang ke pembuluh darah perifer selama 5 hari setelah papran, dimana

replikasi virus menjadi semakin cepat.

Siklus hidup HIV dapat dibagi menjadi 5 fase, yaitu :

·         Masuk dan mengikat

·         Reverse transkripstase

·         Replikasi

·         Budding

·         Maturasi

Tipe HIV

Ada 2 tipe HIV yang menyebabkan AIDS: HIV-1 dan HIV-2.

HIV-1 bermutasi lebih cepat karena reflikasi lebih cepat. Berbagai macam subtype

dari HIV-1 telah d temukan dalam daerah geografis yang spesifik dan kelompok

spesifik resiko tinggi

Individu dapat terinfeksi oleh subtipe yang berbeda. Berikut adalah subtipe HIV-1

dan distribusi geografisnya:

Sub tipe A: Afrika tengah

Sub tipe B: Amerika selatan,brasil,rusia,Thailand

Sub tipe C: Brasil,india,afrika selatan

Sub tipe D: Afrika tengah

Sub tipe E:Thailand,afrika tengah

Sub tipe F: Brasil,Rumania,Zaire

Sub tipe G: Zaire,gabon,Thailand

Sub tipe H: Zaire,gabon

Sub tipe O: Kamerun,gabon

Sub tipe C sekarang ini terhitung lebih dari separuh dari semua infeksi HIV baru d

seluruh dunia

Page 8: Makalah hiv aids

B.     Etiologi

HIV ialah retrovirus yang di sebut lymphadenopathy Associated virus (LAV) atau

human T-cell leukemia virus 111 (HTLV-111) yang juga di sebut human T-cell

lymphotrophic virus (retrovirus) LAV di temukan oleh montagnier dkk. Pada tahun

1983 di prancis, sedangkan HTLV-111 di temukan oleh Gallo di amerika serikat

pada tahun berikutnya. Virus yang sama ini ternyata banyak di temukan di afrika

tengah. Sebuah penelitian pada 200 monyet hijau afrika,70% dalam darahnya

mengandung virus tersebut tampa menimbulkan penyakit. Nama lain virus tersebut

ialah HIV.

Hiv TERDIRI ATAS hiv-1 DAN hiv-2 terbanyak karena HIV-1 terdiri atas dua untaian

RNA dalam inti protein yang di lindungi envelop lipid asal sel hospes.

Virus AIDS bersifat limpotropik khas dan mempunyai kemampuan untuk merusak sel

darah putih spesifik yang di sebut limposit T-helper atau limposit pembawa factor T4

(CD4). Virus ini dapat mengakibatkan penurunan jumlah limposit T-helper secara

progresif dan menimbulkan imunodefisiensi serta untuk selanjut terjadi infeksi

sekunder atau oportunistik oleh kuman,jamur, virus dan parasit serta neoplasma.

Sekali virus AIDS menginfeksi seseorang, maka virus tersebut akan berada dalam

tubuh korban untuk seumur hidup. Badan penderita akan mengadakan reaksi

terhapat invasi virus AIDS dengan jalan membentuk antibodi spesifik, yaitu antibodi

HIV, yang agaknya tidak dapat menetralisasi virus tersebut dengan cara-cara yang

biasa sehingga penderita tetap akan merupakan individu yang infektif dan

merupakan bahaya yang dapat menularkan virusnya pada orang lain di

sekelilingnya. Kebanyakan orang yang terinfeksi oleh virus AIDS hanya sedikit yang

menderita sakit atau sama sekali tidak sakit, akan tetapi pada beberapa orang

perjalanan sakit dapat berlangsung dan berkembang menjadi AIDS yang full-blown.

C.    Patofisiologi Virus HIV/AIDS1.      Mekanisme system imun yang normalSistem imun melindungi tubuh dengan cara mengenali bakteri atau virus yang masuk ke dalam tubuh, dan bereaksi terhadapnya. Ketika system imun melemah atau rusak oleh virus seperti virus HIV, tubuh akan lebih mudah terkena infeksi oportunistik. System imun terdiri atas organ dan jaringan limfoid, termasuk di dalamnya sumsum tulang, thymus, nodus limfa, limfa, tonsil, adenoid, appendix, darah, dan limfa. o   Sel B

Page 9: Makalah hiv aids

Fungsi utama sel B adalah sebagai imunitas antobodi humoral. Masing-masing sel B mampu mengenali antigen spesifik dan mempunyai kemampuan untuk mensekresi antibodi spesifik. Antibody bekerja dengan cara membungkus antigen, membuat antigen lebih mudah untuk difagositosis (proses penelanan dan pencernaan antigen oleh leukosit dan makrofag. Atau dengan membungkus antigen dan memicu system komplemen (yang berhubungan dengan respon inflamasi).o   Limfosit TLimfosit T atau sel T mempunyai 2 fungsi utama yaitu :a.       Regulasi sitem imun b.      Membunuh sel yang menghasilkan antigen target khusus.Masing-masing sel T mempunyai marker permukaan seperti CD4+, CD8+, dan CD3+, yang membedakannya dengan sel lain. Sel CD4+ adalah sel yang membantu mengaktivasi sel B, killer sel dan makrofag saat terdapat antigen target khusus. Sel CD8+ membunuh sel yang terinfeksi oleh virus atau bakteri seperti sel kanker.o   Fagosito   Komplemen

2.      Penjelasan dan komponen utama dari siklus hidup virus HIVSecara structural morfologinya, bentuk HIV terdiri atas sebuah silinder yang dikelilingi pembungkus lemak yang melingkar-melebar. Pada pusat lingkaran terdapat untaian RNA. HIV mempunyai 3 gen yang merupakan komponen funsional dan structural. Tiga gen tersebut yaitu gag, pol, dan env. Gag berarti group antigen, pol mewakili polymerase, dan env adalah kepanjangan dari envelope (Hoffmann, Rockhstroh, Kamps,2006). Gen gag mengode protein inti. Gen pol mengode enzim reverse transcriptase, protease, integrase. Gen env mengode komponen structural HIV yang dikenal dengan glikoprotein. Gen lain yang ada dan juga penting dalam replikasi virus, yaitu : rev, nef, vif, vpu, dan vpr. Siklus Hidup HIV Sel pejamu yang terinfeksi oleh HIV memiliki waktu hidup sangat pendek; hal ini berarti HIV secara terus-menerus menggunakan sel pejamu beru untuk mereplikasi diri. Sebanyak 10 milyar virus dihasilkan setiap harinya. Serangan pertama HIV akan tertangkap oleh sel dendrite pada membrane mukosa dan kulit pada 24 jam pertama setelah paparan. Sel yang terinfeksi tersebut akan membuat jalur ke nodus limfa dan kadang-kadang ke pembuluh darah perifer selama 5 hari setelah papran, dimana replikasi virus menjadi semakin cepat.Siklus hidup HIV dapat dibagi menjadi 5 fase, yaitu : ·         Masuk dan mengikat·         Reverse transkripstase·         Replikasi·         Budding·         Maturasi

3.      Tipe dan sub-tipe dari virus HIV.Ada 2 tipe HIV yang menyebabkan AIDS: HIV-1 yang HIV-2. HIV-1 bermutasi lebih cepat karena reflikasi lebih cepat. Berbagai macam subtype dari HIV-1 telah d temukan dalam daerah geografis yang spesifik dan kelompok spesifik resiko tinggiIndividu dapat terinfeksi oleh subtipe yang berbeda. Berikut adalah subtipe HIV-1 dan distribusi geografisnya:Sub tipe A: Afrika tengah

Page 10: Makalah hiv aids

Sub tipe B: Amerika selatan,brasil,rusia,ThailandSub tipe C: Brasil,india,afrika selatanSub tipe D: Afrika tengahSub tipe E:Thailand,afrika tengahSub tipe F: Brasil,Rumania,ZaireSub tipe G: Zaire,gabon,ThailandSub tipe H: Zaire,gabonSub tipe O: Kamerun,gabonSub tipe C sekarang ini terhitung lebih dari separuh dari semua infeksi HIV baru d seluruh dunia.

4.      Efek dari virus HIV terhadap system imun·         Infeksi Primer atau Sindrom Retroviral Akut (Kategori Klinis A)Infeksi primer berkaitan dengan periode waktu di mana HIV pertama kali masuk ke dalam tubuh. Pada waktu terjadi infeksi primer, darah pasien menunjukkan jumlah virus yang sangat tinggi, ini berarti banyak virus lain di dalam darah.Sejumlah virus dalam darah atau plasma per millimeter mencapai 1 juta. Orang dewasa yang baru terinfeksi sering menunjukkan sindrom retroviral akut. Tanda dan gejala dari sindrom retrovirol akut ini meliputi : panas, nyeri otot, sakit kepala, mual, muntah, diare, berkeringat di malam hari, kehilangan berat badan, dan timbul ruam. Tanda dan gejala tersebut biasanya muncul dan terjadi 2-4 minggu setelah infeksi, kemudian hilang atau menurun setelah beberapa hari dan sering salah terdeteksi sebagai influenza atau infeksi mononucleosis.Selama imfeksi primer jumlah limfosit CD4+ dalam darah menurun dengan cepat. Target virus ini adalah limfosit CD4+ yang ada di nodus limfa dan thymus. Keadaan tersebut membuat individu yang terinfeksi HIV rentan terkena infeksi oportunistik dan membatasi kemampuan thymus untuk memproduksi limfosit T. Tes antibody HIV dengan menggunakan enzyme linked imunoabsorbent assay (EIA) akan menunjukkan hasil positif.

5.      Cara penularan HIV/AIDSVirus HIV menular melalui enam cara penularan, yaitu :1.      Hubungan seksual dengan pengidap HIV/AIDSHubungan seksual secara vaginal, anal, dan oral dengan penderita HIV tanpa perlindungan bisa menularkan HIV. Selama hubungan seksual berlangsung, air mani, cairan vagina, dan darah dapat mengenai selaput lender vagina, penis, dubur, atau mulut sehingga HIV yang terdapat dalam cairan tersebut masuk ke aliran darah (PELKESI, 1995). Selama berhubungan juga bisa terjadi lesi mikro pada dinding vagina, dubur, dan mulut yang bisa menjadi jalan HIV untuk masuk ke aliran darah pasangan seksual (Syaiful, 2000).2.      Ibu pada bayinyaPenularan HIV dari ibu pada saat kehamilan (in utero). Berdasarkan laporan CDC Amerika, prevalensi HIV dari ibu ke bayi adalah 0,01% sampai 0,7%. Bila ibu baru terinfeksi HIV dan belum ada gejala AIDS, kemungkinan bayi terinfeksi sebanyak 20% sampai 35%, sedangkan kalau gejala AIDS sudah jelas pada ibu kemungkinannya mencapai 50% (PELKESI, 1995). Penularan juga terjadi selama proses persalinan melalui transfuse fetomaternal atau kontak antara kulit atau membrane mukosa bayi dengan darah atau sekresi maternal saat melahirkan (Lily V, 2004). 3.      Darah dan produk darah yang tercemar HIV/AIDS

Page 11: Makalah hiv aids

Sangat cepat menularkan HIV karena virus langsung masuk ke pembuluh darah dan menyebar ke seluruh tubuh.4.      Pemakaian alat kesehatan yang tidak steril Alat pemeriksaan kandungan seperti speculum,tenakulum, dan alat-alat lain yang darah,cairan vagina atau air mani yang terinfeksi HIV,dan langsung di gunakan untuk orang lain yang tidak terinfeksi bisa menularkan HIV.(PELKESI,1995).5.      Alat-alat untuk menoleh kulitAlat tajam dan runcing seperti jarum,pisau,silet,menyunat seseorang, membuat tato,memotong rambut,dan sebagainya bisa menularkan HIV sebab alat tersebut mungkin di pakai tampa disterilkan terlebih dahulu.6.      Menggunakan jarum suntik secara bergantianJarum suntik yang di gunakan di fasilitas kesehatan,maupun yang di gunakan oleh parah pengguna narkoba (injecting drug user-IDU) sangat berpotensi menularkan HIV. Selain jarum suntik, pada para pemakai IDU secara bersama-sama juga mengguna tempat penyampur, pengaduk,dan gelas pengoplos obat,sehingga berpotensi tinggi untuk menularkan HIV tidak menular melalui peralatan makan,pakaian,handuk,sapu tangan,toilet yang di pakai secara bersama-sama,berpelukan di pipi,berjabat tangan,hidup serumah dengan penderita HIV/AIDS, gigitan nyamuk,dan hubungan social yang lain.

D.    Manifestasi KlinisGejala dini yang sering dijumpai berupa eksantem, malaise, demam yang

menyerupai flu biasa sebelum tes serologi positif. Gejala dini lainnya berupa

penurunan berat badan lebih dari 10% dari berat badan semula, berkeringat malam,

diare kronik, kelelahan, limfadenopati. Beberapa ahli klinik telah membagi beberapa

fase infeksi HIV yaitu :

1.Infeksi HIV Stadium Pertama

Pada fase pertama terjadi pembentukan antibodi dan memungkinkan juga terjadi

gejala-gejala yang mirip influenza atau terjadi pembengkakan kelenjar getah bening.

2.Persisten Generalized Limfadenopati

Terjadi pembengkakan kelenjar limfe di leher, ketiak, inguinal, keringat pada waktu

malam atau kehilangan berat badan tanpa penyebab yang jelas dan sariawan oleh

jamur kandida di mulut.

Page 12: Makalah hiv aids

3.AIDS Relative Complex (ARC)

Virus sudah menimbulkan kemunduran pada sistem kekebalan sehingga mulai

terjadi berbagai jenis infeksi yang seharusnya dapat dicegah oleh kekebalan tubuh.

Disini penderita menunjukkan gejala lemah, lesu, demam, diare, yang tidak dapat

dijelaskan penyebabnya dan berlangsung lama, kadang-kadang lebih dari satu

tahun, ditambah dengan gejala yang sudah timbul pada fase kedua.

4.Full Blown AIDS.

Pada fase ini sistem kekebalan tubuh sudah rusak, penderita sangat rentan

terhadap infeksi sehingga dapat meninggal sewaktu-waktu. Sering terjadi radang

paru pneumocytik, sarcoma kaposi, herpes yang meluas, tuberculosis oleh kuman

opportunistik, gangguan pada sistem saraf pusat, sehingga penderita pikun sebelum

saatnya. Jarang penderita bertahan lebih dari 3-4 tahun, biasanya meninggal

sebelum waktunya.

E.     Komplikasia.       Oral LesiKarena kandidia, herpes simplek, sarcoma Kaposi, HPV oral, gingivitis, peridonitis Human Immunodeficiency Virus (HIV), leukoplakia oral, nutrisi, dehidrasi, penurunan berat badan, keletihan dan cacat.

b.      Neurologik1.      kompleks dimensia AIDS karena serangan langsung Human Immunodeficiency

Virus (HIV) pada sel saraf, berefek perubahan kepribadian, kerusakan kemampuan

motorik, kelemahan, disfasia, dan isolasi social.

2.      Enselophaty akut, karena reaksi terapeutik, hipoksia, hipoglikemia,

ketidakseimbangan elektrolit, meningitis / ensefalitis. Dengan efek : sakit kepala,

malaise, demam, paralise, total / parsial.

Page 13: Makalah hiv aids

3.      Infark serebral kornea sifilis meningovaskuler,hipotensi sistemik, dan maranik

endokarditis.

4.      Neuropati karena imflamasi demielinasi oleh serangan Human

Immunodeficienci Virus (HIV)

c.       Gastrointestinal1.      Diare karena bakteri dan virus, pertumbuhan cepat flora normal, limpoma, dan

sarcoma   Kaposi. Dengan efek, penurunan berat

badan,anoreksia,demam,malabsorbsi, dan dehidrasi.

2.      Hepatitis karena bakteri dan virus, limpoma,sarcoma Kaposi, obat illegal,

alkoholik. Dengan anoreksia, mual muntah, nyeri abdomen, ikterik,demam atritis.

3.      Penyakit Anorektal karena abses dan fistula, ulkus dan inflamasi perianal yang

sebagai akibat infeksi, dengan efek inflamasi sulit dan sakit, nyeri rectal, gatal-gatal

dan siare.

d.      RespirasiInfeksi karena Pneumocystic Carinii, cytomegalovirus, virus influenza, pneumococcus, dan strongyloides dengan efek nafas pendek ,batuk, nyeri, hipoksia, keletihan, dan gagal nafas.

e.       DermatologikLesi kulit stafilokokus : virus herpes simpleks dan zoster, dermatitis karena xerosis, reaksi otot, lesi scabies/tuma, dan dekobitus dengan efek nyeri,gatal,rasa terbakar,infeksi skunder dan sepsis.

f.       Sensorik·         Pandangan : Sarkoma Kaposi pada konjungtiva berefek kebutaan

·         Pendengaran : otitis eksternal akut dan otitis media, kehilangan pendengaran

dengan efek nyeri.

F.     Pemeriksaan Penunjang

Page 14: Makalah hiv aids

1.      Konfirmasi diagnosis dilakukan dengan uji antibody terhadap antigen virus structural. Hasil positif palsu dan negative palsu jarang terjadi.2.      Untuk transmisi vertical (antibody HIV positif) dan serokonversi (antibody HIV negative), serologi tidak berguna dan RNA HIV harus diperiksa. Diagnosis berdasarkan pada amflikasi asam nukleat.3.      Untuk memantau progresi penyakit, viral load (VL) dan hitung DC4 diperiksa secara teratur (setiap8=12 minggu). Pemeriksaan VL sebelum pengobatan menentukan kecepatan penurunan CD4, dan pemeriksaan pascapengobatan (didefinisikan sebagai VL <50 kopi/mL). menghitung CD4 menetukan kemungkinan komplikasi, dan menghitung CD4 >200 sel/mm3 menggambarkan resiko yang terbatas. Adapun pemeriksaan penunjang dasar yang diindikasikan adalah sebagai berikut :Semua pasien CD4 <200 sel/mm3

Antigen permukaan HBV* Rontgen toraksAntibody inti HBV+ RNA HCVAntibody HCV Antigen kriptokukusAntibody IgG HAV OCP tinjaAntibody ToxoplasmaAntibody IgG sitomegalovirus CD4 <100 sel/mm3

Serologi Treponema PCR sitomegalovirusRontgen toraks Funduskopi dilatasiSkrining GUM EKGSitologi serviks (wanita) Kultur darah mikrobakterium·         HAV, hepatitis A, HBV, hepatitis B, HCV, hepatitis C·         *Antigen/antibody e HBV dan DNA HBV bila positif.·         + Antibodi permukaan HBV bila negative dan riwayat imunisasi·         Bila terdapat kontak/riwayat tuberculosis sebelumnya, pengguna obat suntik dan pasien dari daerah endemic tuberculosis. 4.      ELISA (Enzyme-Linked ImmunoSorbent Assay) adalah metode yang digunakan menegakkan diagnosis HIV dengan sensitivitasnya yang tinggi yaitu sebesar 98,1-100%. Biasanya tes ini memberikan hasil positif 2-3 bulan setelah infeksi.5.      WESTERN blot adalah metode yang digunakan menegakkan diagnosis HIV dengan sensitivitasnya yang tinggi yaitu sebesar 99,6-100%. Pemeriksaanya cukup sulit, mahal, dan membutuhkan waktu sekitar 24 jam. 6.      PCR (polymerase Chain Reaction), digunakan untuk :a.       Tes HIV pada bayi, karena zat antimaternal masih ada pada bayi yang dapat menghambat pemeriksaan secara serologis. Seorang ibu yan menderita HIV akan membentuk zat kekebalan untuk melawan penyakit tersebut. Zat kekbalan itulah yang diturunkan pada bayi melalui plasenta yang akan mengaburkan hasil pemeriksaan, seolah-olah sudah ada infeksi pada bayi tersebut. (catatan : HIV sering merupakan deteksi dari zat anti-HIV bukan HIV-nya sendiri).b.      Menetapakan status infeksi individu yang seronegatif pada kelompok berisiko tinggi.c.       Tes pada kelompok berisiko tinggi sebelum terjadi serokonversi.d.      Tes konfirmasi untuk HIV-2, sebab ELISA mempunyai sensitivitas rendah untuk HIV-2.7.      Serosurvei, untuk mengetahui prevalensi pada kelompok berisiko, dilaksanakan 2 kali pengujian dengan reagen yang berbeda.8.      Pemeriksaan dengan rapid test (dipstick).

Page 15: Makalah hiv aids

G.    Tata Laksana HIVBelum ada penyembuhan untuk AIDS, jadi perlu dilakukan pencegahan Human Immunodeficiency Virus (HIV) untuk mencegah terpajannya Human Immunodeficiency Virus (HIV), bisa dilakukan dengan :

1.      Melakukan abstinensi seks / melakukan hubungan kelamin dengan pasangan

yang tidak terinfeksi.

2.      Memeriksa adanya virus paling lambat 6 bulan setelah hubungan seks terakhir

yang tidak terlindungi.

3.      Menggunakan pelindung jika berhubungan dengan orang yang tidak jelas

status Human Immunodeficiency Virus (HIV) nya.

4.      Tidak bertukar jarum suntik,jarum tato, dan sebagainya.

5.      Mencegah infeksi kejanin / bayi baru lahir.

Apabila terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV), maka pengendaliannya yaitu :

1.      Pengendalian Infeksi Opurtunistik

Bertujuan menghilangkan, mengendalikan, dan pemulihan infeksi opurtunistik, nasokomial, atau sepsis. Tidakan pengendalian infeksi yang aman untuk mencegah kontaminasi bakteri dan komplikasi penyebab sepsis harus dipertahankan bagi pasien dilingkungan perawatan kritis.

1.      Terapi AZT (Azidotimidin)

Disetujui FDA (1987) untuk penggunaan obat antiviral AZT yang efektif terhadap AIDS, obat ini menghambat replikasi antiviral Human Immunodeficiency Virus (HIV) dengan menghambat enzim pembalik traskriptase. AZT tersedia untuk pasien AIDS yang jumlah sel T4 nya <>3 . Sekarang, AZT tersedia untuk pasien dengan Human Immunodeficiency Virus (HIV) positif asimptomatik dan sel T4 > 500 mm3

1.      Terapi Antiviral Baru

Beberapa antiviral baru yang meningkatkan aktivitas system imun dengan menghambat replikasi virus / memutuskan rantai reproduksi virus pada prosesnya. Obat-obat ini adalah :

1.      Didanosine

2.      Ribavirin

Page 16: Makalah hiv aids

3.      Diedoxycytidine

4.      Recombinant CD 4 dapat larut

1.      Vaksin dan Rekonstruksi Virus

Upaya rekonstruksi imun dan vaksin dengan agen tersebut seperti interferon, maka perawat unit khusus perawatan kritis dapat menggunakan keahlian dibidang proses keperawatan dan penelitian untuk menunjang pemahaman dan keberhasilan terapi AIDS.

1.      Pendidikan untuk menghindari alcohol dan obat terlarang, makan-makanan

sehat,hindari stress,gizi yang kurang,alcohol dan obat-obatan yang mengganggu

fungsi imun.

2.      Menghindari infeksi lain, karena infeksi itu dapat mengaktifkan sel T dan

mempercepat reflikasi Human Immunodeficiency Virus (HIV).

H. Pandangan Hiv Dari Sudut Agama

A. PendahuluanAIDS dipandang sebagai salah satu penyakit paling menakutkan dewasa ini. Bukan hanya karena belum ditemukan obatnya, laju penyebarannya pun dalam skala yang sangat mencemaskan. Korbannya bukan lagi kaum homoseksual, tetapi telah merambat ke semua kalangan—tua-muda, kaya-miskin, perempuan-lelaki, homoseksual-heteroseksual. Karena itulah, AIDS telah menjadi concern kemanusiaan secara global. Ia tidak lagi menjadi masalah medis semata-mata, tetapi telah meluas menjadi masalah sosial, bahkan masalah agama.

Dan di sinilah agama, antara lain, mendapatkan tantangan: seberapa besar peran yang dapat dimainkan agama, dalam hal ini Islam, atas agenda-besar kemanusiaan berlabel AIDS ini? Peran Islam rupanya sangat bergantung pada pemaknaan penganutnya atas Islam. Bagi Sebahagian Muslim, AIDS dipandang sebagai hukuman Tuhan atas kaum homoseksual, yang kemudian meluas kepada pihak-pihak lain (argumentasinya: bukankah azab Tuhan jatuh bukan hanya kepada pelakunya, tetapi juga kepada lingkungannya).

Karena itu, AIDS didekati dan dicoba diselesaikan secara normatif (jangan berzina, jangan bernarkoba, jangan bermaksiat). Bagi kaum progresif, AIDS dipandang lebih sebagai problem sosial (ketidakadilan, ketimpangan sosial, kesenjangan pengetahuan dan informasi). Karena itu, AIDS didekati dan dicoba diselesaikan melalui jaring-jaring kehidupan sosial-politik-ekonomi-sosial-budaya yang di dalamnya agama dapat berperan penting.

B. Aids di Sumatera BaratSumatera Barat disebut juga dengan daerah minang kabau, daerah yang memiliki filosofi "

Page 17: Makalah hiv aids

Adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah", yang artinya adat berpedoman pada agama dan agama dijalankan berdasarkan kitab suci alquran sebagai tuntunan hidup.

Dewasa ini, siapa yang mengira ranah minang (sumbar) memiliki prestasi peringkat 12 besar penderita HIV/AIDS dari 33 provinsi yang ada diindonesia. Jika dirunut dari filosofi yang dianut orang minang maka sangat bertolak belakang kenyataan dengan yang diharapkan.

Orang minang kaget, merasa malu dengan prestasi tersebut, itu sangat wajar, gubernur yang baru dilantik bulan agustus 2010 kemaren, Irwan prayitno juga terkejut. masalah penyakit menular di Sumbar yang sampai sekarang terus mengkhawatirkan, di antaranya HIV/AIDS berada pada rengking 12,di antaranya 72 kasus HIV dan 424 AIDS, dari jumlah itu sudah 75 orang yang meninggal dunia.

Lantas orang minang dan pemerintah daerah membiarkan virus kutukan tersebut menghantui ranah minang, tentunya jawabnya tidak. Lalu LSM dan masyarakat minang yang cendekiawan membiarkan dan mengucilkan penderita HIV/ AIDS tersebut, dengan tegas jawabnya tidak.

C. Aids dan IslamAcquired Immune Deficiency Syndrome, secara harfiah Acquired artinya didapat bukan keturunan.Immune artinya sistem kekebalan. Deficiency adalah kekurangan, dan Syndrome yakni kumpulan gejala penyakit. Sedangkan secara terminologi AIDS merupakan kumpulan gejala penyakit yang menyerang dan atau merusak system kekebalan tubuh manusia melalui HIV (Human Immune Virus).

Sampai saat ini belum ada vaksin yang mampu mencegah HIV( mungkin hanya sebatas mencegah penyebarannya melalui ARV). Orang yang terinfeksi HIV akan menjadi karier selama hidupnya, firman Allah s.w.t. yang berbunyi:“dan sesungguhnya akan kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit kelaparan, ketakutan,…dan berikanlah berita gembira bagi orang-orang sabar.” (Al-Baqarah:155)

D. Perilaku Masyarakat dan Hubungannya dengan AIDSBerbagai data menjelaskan bahwa akselerasi jumlah penderita HIV/AIDs dikarenakan tingginya prevalensi penyakit kelamin atau IMS (Infeksi Menular Seksual) pada waria dan tuna susila. Penyakit kelamin mempermudah penularan HIV/AIDS. Berbagai riset menyatakan bahwa pengetahuan remaja yang minim tentang HIV/AIDS dan interpretasi yang salah tentang masalah seksual merupakan salah satu faktor penyebab timbulnya HIV/AIDS.E. Penyebab dan PenularannyaKemajuan iptek telah menimbulkan pola dan gaya hidup baru yang bersumber pada doctrine of permissiveness yang kemudian melahirkan permissive society, hal tersebut tercermin pada pola dan gaya hidup semisal; perdagangan seks, pengesahan perkawinan sesama jenis, pameran seks, pornografi, legalisasi aborsi tak bertanggung jawab, dan seterusnya. Allah s.w.t. berfirman:“maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan, kami pun membuka semua pintu kesenangan untuk mereka, sehingga apabila mereka bergembira, kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam terdiam berputus asa.” (Al-An’am:44)

HIV terutama terdapat di dalam darah, air mani, dan cairan vagina. Penularannya melalui:ü hubungan seksual dengan pengidap HIV (homo atau heteroseksual)

Page 18: Makalah hiv aids

ü transfusi darah yang mengadung HIVü alat suntik bekas pengidap HIV; tindik, tattoo, narkoba (IDU), injeksi, dan lain-lainü dari ibu hamil kepada janinnya.F. Pencegahan1} Secara UmumMemberikan penyuluhan tentang HIV/AIDS dan kesehatan reproduksi melalui ceramah agama, khotbah, pengajian, seminar, lokakarya, dan lain-lain. Firman Allah s.w.t.:“serulah manusia kepada jalan Allah dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantulah pula dengan cara yang baik….” (An-Nahl:25)2} Secara Khususü Abstain from sexà bagi remaja dan belum menikahü Be faithfulà setia terhadap pasanganü Condomà selalu menggunakan kondomü Don’t use a hypodermic needleà tidak menggunakan alat suntik bekas pengidap HIV/AIDS.G. PengobatanHadits Rasulullah s.a.w. yang diriwayatkan oleh Arba’ah:“berobatlah hai hamba Allah, karena Allah tidak menurunkan suatu penyakit, kecuali diturunkan pula obatnya, kecuali penyakit yang satu (pikun).”

Islam memberikan tuntunan dalam pengobatan HIV/AIDS yakni secara fisik, psikis, dan social. Secara fisik melalui medis dan sejenisnya hingga yang terbaru ARV (AntiRetroviral) secara psikis melalui kesabaran, taubat, taqarrub ilallah (dzikrullah), dan berdoa, sedangkan secara social melalui penerimaan dan dukungan penuh masyarakat terutama keluarga.

Media utama penulatan HIV/AIDS adalah seks bebas. Oleh karena itu pencegahannya harus dengan menghilangkan praktik seks bebas itu sendiri. Hal ini bisa dilakukan melalui pendidikan Islam yang menyeluruh dan komprehensif, dimana setiap individu muslim dipahamkan untuk kembali terikat pada hukum-hukum Islam dalam interaksi sosial (nizhom ijtima’i/aturan sosial).

Seperti larangan mendekati zina dan berzina itu sendiri, larangan khalwat (beruda-duaan laki perempuan bukan mahram, seperti pacaran), larangan ikhtilat (campur baur laki perempuan), selalu menutup aurat, memalingkan pandangan dari aurat, larangan masuk rumah tanpa izin, larangan bercumbu di depan umum, dll. Sementara itu, kepada pelaku seks bebas, segera jatuhi hukuman setimpal agar jera dan tidak ditiru masyarakat umumnya. Misal pezina dirajam, pelaku aborsi dipenjara, dll.

Di sisi lain, seks bebas muncul karena maraknya rangsangan-rangsangan syahwat. Untuk itu, segala rangsangan menuju seks bebas harus dihapuskan. Negara wajib melarang pornografi-pornoaksi, tempat prostitusi, tempat hiburan malam dan lokasi maksiat lainnya. Industri hiburan yang menjajakan pornografi dan pornoaksi harus ditutup. Semua harus dikenakan sanksi. Pelaku pornografi dan pornoaksi harus dihukum berat, termasuk perilaku menyimpang seperti homoseksual.

Sementara itu, kepada penderita HIV/Aids, negara harus melakukan pendataan konkret. Negara bisa memaksa pihak-pihak yang dicurigai rentan terinveksi HOV/Aids untuk diperiksa darahnya. Selanjutnya penderita dikarantina, dipisahkan dari interaksi dengan masyarakat umum. Karantina dimaksudkan bukan bentuk diskriminasi, karena negara wajib menjamin hak-hak hidupnya. Bahkan negara wajib menggratiskan biaya pengobatannya,

Page 19: Makalah hiv aids

memberinya santunan selama dikarantina, diberikan akses pendidikan, peribadatan, dan keterampilan.

Di sisi lain, negara wajib mengerahkan segenap kemampuannya untuk membiayai penelitian guna menemukan obat HIV/Aids. Dengan demikian, diharapkan penderita bisa disembuhkan.

Stigma negative dan diskriminasi terhadap Penderita HIV-AIDS (ODHA) tidak dibenarkan dalam ajaran islam. Menurutnya, diskriminasi terhadap ODHA merupakan bentuk pengingkaran terhadap ajaran islam. “Islam tidak membenarkan adanya stigma dan diskriminasi dalam kondisi apapun dan kepada siapapunDikatakan Junaidi Hidayat, ODHA merupakan orang yang harus diperlakukan selayaknya masyarakat umum. Diskriminasi terhadap ODHA dapat berarti bahwa pelaku diskriminasi adalah orang yang tidak menghargai kekuasaan tuhan.

Sekarang tinggal lagi peran aktif masyarakat, ulama, ninik mamak, pemuda-pemudi, orang tua, dan organisasi sosial lainya untuk bergandengan tangan melawan penyebaran virus kutukan tersebut, membekali anak remaja dengan iman dan ulama juga ikut menyiarkan ketika berceramah di mesjid, ninik mamak menjaga dan mengawasi pergaulan keponakan dan orang kampungnya. Dan pertemuan ini juga salah satu jalan untuk dapat memberikan kesepahamam yangt terhadap persolan HIV di Sumatera Barat.

“Hanyalah Allah SWT yang (punya kewenangan) membedakan derajat manusia tergantung tingkat ketaqwaannya maka menabur kebaikan sama sekali tidak ada hubungan dengan ODHA dengan tidak ODHA. ODHA pun masih berkesempatan menjadi seorang muslim yang baik, sama seperti muslim lainnya.

Page 20: Makalah hiv aids

DAFTAR PUSTAKA

Widoyono. 2005. Penyakit Tropis: Epidomologi, penularan, pencegahan, dan pemberantasannya.. Jakarta: Erlangga Medical Series

Muhajir. 2007. Pendidkan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Bandung: Erlangga

Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 1993. Mikrobiolog Kedokteran. Jakarta Barat: Binarupa Aksara

Djuanda, adhi. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: Balai Penerbit FKUI

Mandal,dkk. 2008. Penyakit Infeksi. Jakarta: Erlangga Medical Series