makalah hepatitis.docx

17
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit infeksi dalam kehamilan adalah penyakit yang disebabkan oleh virus atau bakteri yang sangat membahayakan bagi ibu hamil. Penyakit ini akan semakin berisiko apabila dan dapat menyebabkan kematian pada janin yang dikandung ibu hamil Penyakit ini menjadi suatu masalah dalam kesehatan reproduksi di Indonesia, hal ini disebabkan karena penyakit infeksi kehamilan dapat mengganggu kesehatan reproduksi dan perkembangan janin dalam tubuh ibu hamil. Dampak yang timbul akibat infeksi dalam kehamilan ini, khususnya bagi ibu hamil tidak dapat diabaikan begitu saja. Masalah tersebut merupakan masalah besar yang memerlukan penanganan khusus dengan biaya mahal tapi hasilnya tidak begitu memuaskan. Penyakit infeksi dalam kehamilan menjadi perhatian dari semua pihak, mengingat pengaruhnya terhadap keselamatan manusia pada saat ini maupun keselamatan generasi penerus atau keturunan. Maka dari itu diperlukan penanganan sedini mungkin dengan cara menjaga kebersihan lingkungan dan makanan serta menghindarkan hubungan seksual yang tidak sehat. Hepatitis dan penyakit hati lain yang terjadi selama kehamilan harus menjadi perhatian karena dapat menimbukan masalah kesehatan serius, baik bagi ibu maupun bayi. Pada wanita hamil kemungkinan untuk terjangkit hepa- titis virus adalah sama dengan wanita tidak hamil pada

Upload: eedputra

Post on 29-Nov-2015

17 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH HEPATITIS.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang

Penyakit infeksi dalam kehamilan adalah penyakit yang disebabkan oleh virus

atau bakteri yang sangat membahayakan bagi ibu hamil. Penyakit ini akan semakin

berisiko apabila dan dapat menyebabkan kematian pada janin yang dikandung ibu hamil

Penyakit ini menjadi suatu masalah dalam kesehatan reproduksi di Indonesia, hal ini

disebabkan karena penyakit infeksi kehamilan dapat mengganggu kesehatan reproduksi

dan perkembangan janin dalam tubuh ibu hamil.

Dampak yang timbul akibat infeksi dalam kehamilan ini, khususnya bagi ibu

hamil tidak dapat diabaikan begitu saja. Masalah tersebut merupakan masalah besar yang

memerlukan penanganan khusus dengan biaya mahal tapi hasilnya tidak begitu

memuaskan.

Penyakit infeksi dalam kehamilan menjadi perhatian dari semua pihak,

mengingat pengaruhnya terhadap keselamatan manusia pada saat ini maupun keselamatan

generasi penerus atau keturunan. Maka dari itu diperlukan penanganan sedini mungkin

dengan cara menjaga kebersihan lingkungan dan makanan serta menghindarkan

hubungan seksual yang tidak sehat. Hepatitis dan penyakit hati lain yang terjadi selama

kehamilan harus menjadi perhatian karena dapat menimbukan masalah kesehatan serius,

baik bagi ibu maupun bayi.

 Pada wanita hamil kemungkinan untuk terjangkit hepa-titis virus adalah sama

dengan wanita tidak hamil pada umuryang sama.Kelainan hepar yang mempunyai

hubungan langsung dengan peristiwa kehamilan, ialah :Acute fatty liver of pregnancy

(Obstetric acute yellow-atrophy).Recurrent intra-hepatic cholestasis of pregnancy.

(2)Infeksi hepatitis virus pada kehamilan tidak berhubungan langsung dengan peristiwa

kehamilan, namun tetap memerlu-kan penanganan khusus, mengingat penyulit-penyulit

yang mungkin timbul baik untuk ibu maupun janin.

1.2 Rumusan Masalah

Pengaruh hepatitis pada kehamilan yang akan dibahas pada makalah ini adalah:

1.    Apakah pengertian hepatitis ?

2.    Bagaimana fisiologi hati pada kehamilanan ?

3.    Bagaimana timbulnya hepatitis pada kehamilan ?

Page 2: MAKALAH HEPATITIS.docx

4.    Apa pengaruh hepatitis pada kehamilan ?

5.    Bagaimana pengobatan hepatitis pada kehamilan ?

6.    Bagaimana pencegahan hepatitis pada kehamilan ?

1.3 . Tujuan penulisan

1. Tujuan Umum

Untuk dapat mengetahui serta dapat memahami mengenai permasalahan dalam penyakit

hepatitis dalam kehamilan serta upaya penanggulangannya

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui pengertian dari penyakit hepatitis pada kehamilan

b. Untuk mengetahui kerja fisiologi hati pada kehamilan

c. Untuk dapat mengetahui penyebaran penyakit  hepatitis dalam kehamilan

d. Untuk dapat mengetahui pengaruh penyakit hepatitis dalam kehamilan

e. Untuk mengetahui pengobatan dan pencegahan penyakit hepatitis pada kehamilan

Page 3: MAKALAH HEPATITIS.docx

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hepatitis pada Kehamilan      

Hepatitis merupakan suatu istilah umum untuk terjadinya peradangan pada sel-sel

hati. Hepatitis dapat disebabkan oleh kondisi non-infeksi seperti obat-obatan, alkohol,

dan penyakit autoimun, atau oleh adanya infeksi seperti hepatitis virus.

Penyakit hati biasanya jarang terjadi pada wanita hamil, namun apabila timbul

ikterus pada kehamilan, maka penyebabnya paling sering adalah hepatitis virus.

Adapun ikterus pada kehamilan sebenarnya dapat disebabkan oleh beberapa keadaan :

a. Ikterus yang terjadi oleh karena kehamilan.

1.    Perlemakan hati akut.

2.    Toksemia.

3.    Kolestatis Intrahepatik.

b. Ikterus yang terjadi bersama dengan suatu kehamilan.

1. Hepatitis Virus

2. Batu Empedu

3. Penggunaan obat-obatan hepatotoksik

4. Sirosis hati

Ikterus dapat timbul pada satu dari 1500 kehamilan, 41% di antaranya adalah hepatitis

virus, 21% oleh karena kolestasis  intrahepatik, dan kurang dari 6% oleh obstruksi saluran

empedu di luar hati.

2.2 Fisiologi Hati dalam Kehamilan Normal

  Pada kehamilan, hepar ternyata tidak mengalami pembesar-an.Hal ini

bertentangan dengan penelitian pada binatang yangmenunjukkan bahwa hepar membesar

pada waktu kehamilan. Bila kehamilan sudah mencapai trimester ke III, sukar

untukmelakukan palpasi pada hepar, karena hepar tertutup oleh pembesaran rahim. Oleh

karena itu bila pada kehamilan tri-mester ke III hepar dapat dengan mudah diraba, berarti

sudah terdapat kelainan-kelainan yang sangat bermakna.

Pada kehamilan normal, tes fisologi hati seperti bilirubin dan transaminase serum

biasanya tidak menunjukkan kelainan. Ekskresi BSP biasanya normal, dapat sedikit

terganggu pada trimester ke tiga. Peningkatan fosfatase alkali dalam serum dapat terjadi

Page 4: MAKALAH HEPATITIS.docx

pada bulan ke sembilan kehamilan peningkatan ini disebabkan oleh produksi dari

sinsisiotrofoblas dari plasenta.

Kolesterol serum total meningkat sejak bulan ke empat, biasanya mencapai

puncaknya sekitar 250 mg% pada bulan ke delapan, dan jarang melebihi 400 mg%.

Albumin  serum menurun sampai maksimal 1 g% dari keadaan sebelum hamil pada

trimester ke tiga, yang biasanya berhubungan dengan status nutrisi orang hamil tersebut.

Globulin meningkat, demikian pula fibrinogen. Dengan pemeriksaan elektroforesis

protein serum penderita, tampak globulin alfa-2 dan beta meningkat, sedangkan globulin

gama sedikit menurun.

Perubahan-perubahan mikroskopik pada hepar akibat keha-milan adalah tidak

khas.Pengaliran darah ke dalam hepar tidak mengalami perubahan,meskipun terjadi

perubahan yang sangat menyolok pada sistem kardio vaskuler .Wanita hamil sering

menunjukkan tanda-tanda mirip adanyapenyakit-penyakit hepar, misalnya : spider naevi

dan eritema Palmaris.

Adanya spider nevi dan eritema palmaris bukan disebabkan oleh gangguan faal

hati, melainkan oleh karena estrogen yang  meningkat pada kehamilan; tanda-tanda ini

dapat terjadi pada 2/3 wanita hamil yang berkulit putih, dan  sedikit pada kulit berwama. 

     Pemeriksaan biopsi hati tidak menunjukkan kelainan, meskipun kadang-kadang

tampak infiltrasi limfosit yang ringan pada daerah portal, dan pada pemeriksaan dengan

mikroskop elektron terlihat peningkatan retikulum endoplasmik. Aliran darah ke hati juga

tidak mengalami perubahan yang berarti.

Semua protein serum yang disintese dalam hepar akan mengalami perubahan

pada waktu kehamilan. Jumlah protein serum menurun sekitar 20% pada trimester II,

akibat penurunan kadar albumin secara menyolok, sedang fibrinogen justru mengalami

kenaikan.

2.3 Hepatitis virus pada Kehamilan

Pada wanita hamil kemungkinan untuk terjangkit hepatitis virus adalah sama

dengan wanita tidak hamil pada usia yang sama. Sarjana lain mengatakan bahwa di

negara sedang berkembang, wanita hamil lebih mudah terkena hepatitis virus, hal ini erat

hubungannya dengan keadaan nutrisi dan higiene sanitasi yang kurang baik.

Hepatitis virus dapat timbul pada ketiga trimester kehamilan dengan angka

kejadian yang sama; tetapi Siegler dan Keyser mendapatkan angka 9.5% hepatitis virus

Page 5: MAKALAH HEPATITIS.docx

terjadi pada trimester I, 32% terjadi pada trimester II, dan 58,5% terjadi pada

trimester  III.

Gambaran klinik, laboratorium, dan histopatologi adalah sama dengan penyakit

hepatitis virus pada orang tidak hamil. 

a.    Gambaran Klinik

Penyakit ini biasanya memberikan keluhan demam, anoreksia, nyeri otot, gejala-gejala

mirip flu (flu-like syndrome), mual atau muntah, serta nyeri perut, yang kemudian akan

diikuti mata atau kulit berwarna kuning, serta buang air kecil akan berwarna kecoklatan.

Pada pemeriksaan fisik dapat dijumpai ikterus dan hepatomegali, sedangkan

splenomegali  hanya ditemukan pada 20–25% penderita. 

b.    Pemeriksaan Laboratorium

Pada pemeriksaan laboratorium akan didapatkan gambaran kerusakan parenkim hati.

Bilirubin serum meningkat, demikian pula, transaminase serum.

c.    Pemeriksaan Histopatologi

Pemeriksaan histopatologi menunjukkan nekrosis sel hati sentrilobuler, infiltrasi sel

radang di segitiga portal, sedangkan kerangka retikulin masih baik.

d.  Diagnosis

Diagnosis hepatitis virus pada kehamilan ditegakkan atas dasar gambaran klinik dan

laboratorik yang cukup khas, serta pemeriksaan petanda serologik dari virus hepatitis.

Dalam membuat diagnosis,perlu dibedakan dengan penyakit lain seperti batu saluran

empedu, mononukleosis infeksiosa, leptospirosis, dan penyakit ikterus obstruktif

lainnya. Adanya ikterus yang berat, bilirubin dan transaminase serum yang  sangat tinggi,

leukositosis, suhu tubuh meningkat, kesadaran yang menurun sampai koma, defisiensi

faktor pembekuan  darah, serta tanda-tanda perdarahan, menggambarkan adanya nekrosis

sel parenkim hati yang luas, dan menunjukkan adanya suatu hepatitis virus tipe fulminan.

e.    Pengelolaan

Pengelolaan secara konservatif adalah terapi pilihan untuk penderita hepatitis virus pada

kehamilan.

Penderita harus tirah baring di rumah sakit sampai gejala ikterus hilang dan bilirubin

serum menjadi normal, makanan yang diberikan menzandung kaya kalori dan protein.

Obatobat hepatotoksik harus dihindari, termasuk alkohol dan obatobat yang diekskresi

dan dikonjungasi di hati. Obat-obat yang hepatotoksik antara lain adalah klorpromasin,

Page 6: MAKALAH HEPATITIS.docx

derivat fenotiasin, eritromisin estolat, PAS, halotan, klorpropamid, thiourasil, dan

nitrofurantoin.

Bila diduga akan terjadi perdarahan pasca persalinan karena defisiensi faktor pembekuan

darah, perlil diberikan vitamin K dan transfusi plasma. Keseimbangan cairan dan

elektrolit harus diperhatikan.  

Apabila terdapat tanpa-tanda menjurus ke arah hepatitis fulminan, diit penderita harus

diganti dengan rendah atau tanpa protein; tindakan sterilisasi usus perlu dilakukan untuk

mencegah timbulnya amoniak yang berlebihan.  Beberapa penelitian terakhir

menunjukkan bahwa pemakaian kortikosteroid pada hepatitis fulminan tidak bermanfaat

sama sekali.

Hepatitis virus pada kehamilan bukan merupakan indikasi untuk tindakan terminasi

kehamilan, dan tindakan anestesi serta pembedahan akan menambah morbiditas dan

mortalitas penderita.

f.     Prognosis

Prognosis tergantung pada status nutrisi penderita.4 Untuk hepatitis fulminan prognosis

biasanya jelek, angka kematian mencapai lebih dari 85%.

2.4 Pengaruh Hepatitis pada Kehamilan dan Janin

Bila hepatitis virus terjadi pada trimester I atau permulaan trimeseter II maka

gejala-gejala nya akan sama dengan gejalamhepatitis virus pada wanita tidak hamil.

Meskipun gejala-gejala yang timbul relatif lebih ringan dibanding dengan gejala-gejala

yang timbul pada trimester III, namun penderita hendaknya tetap dirawat di rumah sakit.

Hepatitis virus yang terjadi pada trimester III, akan menimbulkan gejala-gejala

yang lebih berat dan penderita umumnya me-nunjukkan gejala-gejala fulminant. Pada

fase inilah acute hepatic necrosis sering terjadi, dengan menimbulkan mortalitasIbu yang

sangat tinggi, dibandingkan dengan penderita tidak hamil. Pada trimester III, adanya

defisiensi faktor lipo tropikdisertai kebutuhan janin yang meningkat akan nutrisi,

menyebabkan penderita mudah jatuh dalam acute hepatic necrosis Tampaknya keadaan

gizi ibu hamil sangat menentukan prognose.

Penyelidik lain juga menyimpulkan, bahwa berat ringan gejala hepatitis virus

pada kehamilan sangat tergantung darikeadaan gizi Ibu hamil. Gizi buruk khususnya

defisiensi protein, ditambah pula me-ningkatnya kebutuhan protein untuk pertumbuhan

janin,menyebabkan infeksi hepatitis virus pada kehamilan memberi gejala-gejala yang

jauh lebih berat.Pengaruh kehamilan terhadap berat ringannya hepatitis virus,telah

Page 7: MAKALAH HEPATITIS.docx

diselidiki oleh ADAM, yaitu dengan cara mencari hubungan antara perubahan-perubahan

koagulasi pada kehamilan dengan beratnya gejala-gejala hepatitis virus. Diketahuibahwa

pada wanita hamil, secara fisiologik terjadi perubahan-perubahan dalam proses

pembekuan darah, yaitu dengan ke-naikan faktor-faktor pembekuan dan penurunan

aktivitasfibrinolitik, sehingga pada kehamilan mudah terjadi DIC(Disseminated Intra

Vascular Coagulation).

Dalam penelitianini terbukti bahwa DIC tidak berperan dalam

meningkatkanberatnya hepatitis virus pada kehamilan.Tetapi sebaliknya, bila sudah

terjadi gejala-gejala hepatitisvirus yang fulminant, barulah DIC mempunyai arti.Hepatitis

virus pada kehamilan dapat ditularkan kepada ja-nin, baik in utero maupun segera setelah

lahir. Penularan virus ini pada janin, dapat terjadi dengan beberapa cara, yaitu :

- Melewati placenta

- Kontaminasi dengan darah dan tinja Ibu pada waktu persalinan

- Kontak langsung bayi baru lahir dengan Ibunya

- Melewati Air Susu Ibu, pada masa laktasi. Adanya kebocoran plasenta yang

menyebabkan tercampurnya darah ibu dengan darah fetus.

- Tertelannya cairan amnion yang terinfeksi.

- Adanya abrasi pada kulit selama persalinan yang menjadi tempat masuknya virus.

- Tertelannya darah selama persalinan.

- Penularan melalui selaput lendir.

Baik virus A maupun virus B dapat menembus placenta, sehingga terjadi

hepatitis virus in utero dengan akibat janin lahir mati, atau janin mati pada periode

neonatal. Jenis virus yang lebih banyak dilaporkan dapat menembus placenta, ialah virus

type B. Beberapa bukti, bahwa virus hepatitis dapat menembus placenta, ialah

ditemukannya hepatitis antigen dalam tubuh janin in utero atau pada janin barulahir.

Selain itu telah dilakukan pula autopsy pada janin-janin yang mati pada periode neonatal

akibat infeksi hepatitisvirus. Hasil autopsy menunjukkan adanya perubahan-perubahan

pada hepar, mulai dari nekrosis sel-sel hepar sampai suatubentuk cirrhosis. Perubahan-

perubahan yang lanjut pada heparini, hanya mungkin terjadi bila infeksi sudah mulai

terjadi sejak janin dalam rahim. Kelainan yang ditemukan pada hepar janin, lebih banyak

terpusat pada lobus kiri. Hal ini membuktikan, bahwa penyebaran virus hepatitis dari Ibu

ke janin dapat terjadi secarahematogen.Angka kejadian penularan virus hepatitis dari Ibu

ke janinatau bayinya, tergantung dari tenggang waktu antara timbulnya infeksi pada Ibu

Page 8: MAKALAH HEPATITIS.docx

dengan saat persalinan. Angka tertinggididapatkan, bila infeksi hepatitis virus terjadi pada

kehamilantrimester III. Meskipun pada Ibu-Ibu yang mengalami hepatitis virus

padawaktu hamil, tidak memberi gejala-gejala icterus pada bayi-nya yang baru lahir,

namun hal ini tidak berarti bahwa bayi yang baru lahir tidak mengandung virus

tersebut.Ibu hamil yang menderita hepatitis virus B dengan gejala-gejala klinik yang

jelas, akan menimbulkan penularan pada janinnya jauh lebih besar dibandingkan dengan

Ibu-Ibu hamil yanghanya merupakan carrier tanpa gejala klinik.

Dilaporkan,bahwa Ibu hamil yang mengalami hepatitis virus B, dengan gejala

yang jelas, 48% dari bayinya terjangkit hepatitis, sedang pada Ibu-lbu hamil yang hanya

sebagai carrier Hepatitis Virus B antigen, hanya 5% dari bayinya mengalami viru sB

antigenemia. Meskipun hepatitis virus, belum jelas pengaruhnya terhadapkelangsungan

kehamilan, namun dilaporkan bahwa kelahiranprematur terjadi pada 66% kehamilan yang

disertai hepatitis virus B. Adanya icterus pada Ibu hamil tidak akan menimbulkan kern-

icterus pada janin. Kem icterus terjadi akibat adanya unconjugated bilirubin yang

melewati placenta dari Ibu-Ibu hamil yang mengalami hemolitik jaundice. Bila penularan

hepatitis virus pada janin terjadi pada waktupersalinan maka gejala-gejalanya baru akan

nampak dua sampai tiga bulan kemudian. Sampai sekarang belum dapat dibuktikan,

bahwa hepatitisvirus pada Ibu hamil dapat menimbulkan kelainan kongenitalpada

janinnya. Pada pemeriksaan placenta, dari kehamilan yang disertai hepatitis virus, tidak

dijumpai perubahan-perubahan yang menyolok, hanya ditemukan bercak-bercak

bilirubin. Bila terjadi penularan virus B in utero, maka keadaan ini tidakmemberikan

kekebalan pada janin dengan kehamilan berikutnya.

Bayi yang lahir dari ibu dengan hepatitis B akut maupun kronik, perlu diberi

pengobatan imunoprofilaksis

2.5 Pengobatan

Pengobatan infeksi hepatitis virus pada kehamilan tidak berbeda dengan wanita

tidak hamil. Penderita harus tirah baring di rumah sakit sampai gejala icterus hilang dan

bilirubin dalam serum menjadi normal. Makanan diberikan dengan sedikit mengandung

lemak tetapitinggi protein dan karbohydrat. Pemakaian obat-obatan hepatotoxic

hendaknya dihindari.Kortison baru diberikan bila terjadi penyulit. Perlu diingatpada

hepatitis virus yang aktip dan cukup berat, mempunyai risiko untuk terjadi perdarahan

post-partum, karena menurun-nya kadar vitamin K. Janin baru lahir hendaknya tetap

diikuti sampai periode post natal dengan dilakukan pemeriksaantransaminase serum dan

Page 9: MAKALAH HEPATITIS.docx

pemeriksaan hepatitis virus antigensecara periodik. Janin baru lahir tidak perlu diberi

pengobatankhusus bila tidak mengalami penyulit-penyulit lain.

2.6 Pencegahan

Semua Ibu hamil yang mengalami kontak langsung dengan penderita hepatitis

virus A hendaknya diberi immuno globulinsejumlah 0,1 cc/kg. berat badan. Gamma

globulin ternyata tidak efektif untuk mencegah hepatitis virus B. Terhadap bayi baru lahir

dari ibu penderita hepatitis virus B, imunisasi pasif dengan menggunakan

Immunoglobulin Hepatitis B (HBIG) diberikan untuk mendapatkan antibodi secepat nya

guna memerangi virus hepatitis B yang masuk; selanjutnya disusul dengan imunisasi aktif

dengan memakai vaksin.

HBIG diberikan selambat-lambatnya 24 jam pasca persalinan, kemudian vaksin

Hepatitis B diberikan selambat-lambatnya 7 hari pasca persalinan. Dianjurkan HBIG dan

vaksin Hepatitis B diberikan segera setelah persalinan (masing-masing pada sisi yang

berlawanan) untuk mencapai efektivitas yang lebih tinggi

Dosis HBIG yang dianjurkan adalah 0,5 ml i.m. waktu lahir; sedangkan untuk vaksin dari

MSD misalnya diberikan 10 ug (0,5 ml) i.m. bulan 0,1 dan 6 atau vaksin dari Pasteur 5 ug

(1 ml) bukan 0, 1, 2 dan 12.

Selain itu, gizi Ibu hamil hendaknya dipertahankan seoptimal mungkin, karena

gizi yang buruk mempermudah penularan hepatitis virus.Untuk kehamilan berikutnya

hendaknya diberi jarak sekurang-kurangnya enam bulan setelah persalinan, dengan syarat

setelah 6 bulan tersebut semua gejala dan pemeriksaan laborato-rium telah kembali

normal.Setelah persalinan, pada penderita hendaknya tetap dilakukanpemeriksaan

laboratorium dalam waktu dua bulan, empat bulan dan enam bulan kemudian.

Page 10: MAKALAH HEPATITIS.docx

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Bahwa penyebaran penyakit infeksi dalam kehamilan telah sangat

menghawatirkan dan perlu penanganan yang serius

2. Penyakit infeksi dalam kehamilan sangat berpengaruh pada tingkat kesehatan

seseorang dan kondisi kesehatan reproduksi

3. Penanggulangan Penyakit infeksi dalam kehamilan dapat lebih efektif dengan

dilakukannya upaya pencegahan dengan pemeriksaan khusus sedini mungkin

sebelum terlambat.

4. Hepatitis dapat disebabkan oleh kondisi non-infeksi seperti obat-obatan, alkohol,

dan penyakit autoimun, atau oleh adanya infeksi seperti hepatitis virus.

5. Penularan virus ini pada janin, dapat terjadi dengan beberapa cara, yaitu :

- Melewati placenta

- Kontaminasi dengan darah dan tinja Ibu pada waktu persalinan

- Kontak langsung bayi baru lahir dengan Ibunya

- Melewati Air Susu Ibu, pada masa laktasi. Adanya kebocoran plasenta yang

menyebabkan tercampurnya darah ibu dengan darah fetus.

- Tertelannya cairan amnion yang terinfeksi.

- Adanya abrasi pada kulit selama persalinan yang menjadi tempat masuknya

virus.

- Tertelannya darah selama persalinan.

- Penularan melalui selaput lendir.

6. Gejala penyakit hepatitis seperti keluhan demam, anoreksia, nyeri otot, gejala-

gejala mirip flu (flu-like syndrome), mual atau muntah, serta nyeri perut, yang

kemudian akan diikuti mata atau kulit berwarna kuning, serta buang air kecil

akan berwarna kecoklatan.

7. Penderita hepatitis virus A hendaknya diberi immuno globulinsejumlah 0,1 cc/kg.

berat badan. Gamma globulin ternyata tidak efektif untuk mencegah hepatitis

virus B. Terhadap bayi baru lahir dari ibu penderita hepatitis virus B, imunisasi

pasif dengan menggunakan Immunoglobulin Hepatitis B (HBIG) diberikan untuk

mendapatkan antibodi secepat nya guna memerangi virus hepatitis B yang

masuk; selanjutnya disusul dengan imunisasi aktif dengan memakai vaksin.

Page 11: MAKALAH HEPATITIS.docx

DAFTAR PUSTAKA

Hans Tandra, Moh. Yogiantoro, Achmad Hassan, Widawati Soemarto, Hendra Rahardja.

Hepatitis Virus tipe Fulminan pada kehamilan. Acta Media Indon 1988; XX : 3.

http://www.permatacibubur.com/en/see.php?id=Mar1b&lang=id

http://creasoft.wordpress.com/2008/04/26/hepatitis-pada-kehamilan/