makalah harta yang wajib zakati (pencarian dan profesi)

28
HARTA YANG WAJIB DIZAKATI (Zakat Pencarian dan Profesi) Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Ziswa Dosen: Ibu Marlina Ekawati , M.Si., PhD Disusun oleh: Balgis Machrus 115020507111006 Driya Primasthi 115020507111009 M.kaspul Anwar 115020507111011 Fina Mutia Sari 115020507111015 Novitasari 115020507111016

Upload: driya-primasthi

Post on 26-Oct-2015

361 views

Category:

Documents


34 download

DESCRIPTION

salah satu harta yang wajib di zakati adalah harta atau pendapatan yang diperoleh dari pencarian dan profesi, nisab dan haul akan diterangkan dalam makalah ini

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Harta yang wajib Zakati (Pencarian dan Profesi)

HARTA YANG WAJIB DIZAKATI

(Zakat Pencarian dan Profesi)

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Ziswa

Dosen: Ibu Marlina Ekawati, M.Si., PhD

Disusun oleh:

Balgis Machrus 115020507111006

Driya Primasthi 115020507111009

M.kaspul Anwar 115020507111011

Fina Mutia Sari 115020507111015

Novitasari 115020507111016

Program Studi S1 Ekonomi Islam

Jurusan Ilmu Ekonomi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Brawijaya

2013

Page 2: Makalah Harta yang wajib Zakati (Pencarian dan Profesi)

KATA PENGANTAR

Rasa syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena hanya

dengan karunia yang di limpahkan kelompok kami mampu menyelesaikan

makalah yang berjudul “Harta yang Wajib di Zakati (Zakat Pencarian dan

Profesi)” ini dengan lancar. Makalah ini untuk merinci lebih dalam mengenai

harta yang wajib di zakati khususnya zakat pencarian dan profesi sekaligus

untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Ziswa.

Dalam penyusunan karya tulis ini penulis mengalami berbagai

kesulitan, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih atas berbagai

bantuan kepada:

1. Ibu Marlina Ekawati, M.Si., PhD sebagai dosen pembimbing mata

kuliah Ekonomi Ziswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Brawijaya Malang,

2. Teman-teman program studi Ekonomi Islam kelas iB.

Tentu dalam makalah ini masih terdapat kekurangan, untuk itu

kelompok kami mengharapkan saran dan koreksi yang membangun demi

perbaikanMakalah ini. Kelompok kami berharap bahwa makalah ini dapat

menjadi sarana untuk saling bertukar informasi dan sebagai bentuk

pengabdian diri penulis kepada Allah SWT.

Malang, 26 September 2013

Kelompok 8

Page 3: Makalah Harta yang wajib Zakati (Pencarian dan Profesi)

BAB I

PENDAHULUAN

A.        Latar belakang masalah

Di antara rukun Islam yang lima, zakat merupakan ibadah yang paling

berdimensi social-ekonomi. Karena sifatnya yang bercorak sosial ekonomi

itu, maka ketentuan-ketentuan tentang zakat, khususnya tentang jenis harta

yang dizakati, dapat berkembang sesuai dengan perkembangan ekonomi

umat manusia.

Di masa Nabi Muhammad SAW, mata pencaharian masyarakat

sangat sederhana, antara lain, perdagangan, peternakan dan pertanian.

Maka saat itu, harta yang wajib di zakati terbatas pada sumber pendapatan

yang berkembang ketika itu.

Pada masa kini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta

perkembangan kegiatan ekonomi dengan segala macam jenisnya sangat

pesat, maka perkembangan pola kegiatan ekonomi saat ini sangat berbeda

dengan corak kehidupan ekonomi di zaman Rasulullah. Tetapi substansinya

tetap sama, yakni adanya usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya.Sejalan dengan perkembangan kegiatan ekonomi dan mata

pencaharian masyarakat yang terus berkembang, maka jenis-jenis harta

yang dizakati juga mengalami perkembangan. Al-Qur’an sebagai kitab suci

yang universal dan eternal (abadi), tidak mengajarkan doktrin yang kaku,

tetapi memiliki ajaran yang elastis untuk dikembangkan sesuai dengan

perkembangan zaman. Perkembangan itu terlihat pada jenis-jenis harta yang

dizakati. Ada beberapa masalah perzakatan di Indonesia yang mesti

diperbaiki. Kondisi perzakatan ini sekitar 95 hingga 99 persen yang

membayar zakat. Kemudian, sekitar 50 persen mengetahui ada kewajiban

zakat harta. Kemudian masih banyak masyarakat muslim yang tidak

mengetahui zakat profesi.

Page 4: Makalah Harta yang wajib Zakati (Pencarian dan Profesi)

Zakat merupakan salah satu kewajiban yang harus di laksanakan oleh

setiap orang islam yang beriman dan mampu secara syara’ karena termasuk

rukun islam yang ke tiga. Sedangkan zakat itu sendiri menurut para ulama’

ada dua macam yaitu zakat mal dan zakat fitrah. Zakat mal(kekayaan) yang

wajib di keluarkan zakatnya para ulama’ berbeda pendapat tentang jenis

kekayaan yang wajib di zakati, Ada yang mengkategorikan penghasilan tetap

atau profesi termasuk sesuatu yang harus di keluarkan zakatnya kalau sudah

memenuhi syarat dan ada yang tidak. Menurut Prof. Dr. M. Yusuf Qardhawi,

di antara harta benda yang wajib di keluarkan zakatnya adalah zakat

pencarian dan profesi serta zakat saham dan obligasi. Dalam makalah ini

kami akan mencoba membahas tentang zakat pencarian dan profesi.

B.        Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka penulis

dalam hal ini mengabil rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah pengertian zakat pencarian dan profesi?

2. Berapa nisab zakat pencarian dan profesi?

3. Bagaimana perhitungan haulnya?

Page 5: Makalah Harta yang wajib Zakati (Pencarian dan Profesi)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pandangan Fikih tentang Pencarian dan Profesi  

Zakat harta P&P memang tidak ditemukan contohnya dalam hadits,

namun dengan menggunakan kaidah ushul fikih dapatlah harta pencarian

dan profesi digolongkan kepada "harta penghasilan", yaitu kekayaan yang

diperoleh seseorang Muslim melalui bentuk usaha baru yang sesuai dengan

syariat agama. Harta penghasilan itu sendiri dapat dibedakan menjadi :

1. Penghasilan yang berkembang dari kekayaan lain, misalnya uang

hasil menjual poduksi pertanian yang sudah dikeluarkan zakatnya

10% atau 5% yang tentunya uang hasil penjualan tersebut tidak

perlu dizakatkan pada tahun yang sama karena kekayaan asalnya

(produksi pertanian tsb) sudah dizakatkan. Ini untuk mencegah

terjadinya apa yang disebut double zakat.

2. Penghasilan yang berasal karena penyebab bebas, seperti gaji,

upah, honor, investasi modal dll (Insya Allah, pembahasan kita

akan berkisar pada jenis harta penghasilan yang kedua ini).

Karena harta yang diterima ini belum pernah sekalipun dizakatkan,

dan mugnkin tidak akan pernah sama sekali bila harus menunggu

setahun dulu.

Para ulama mempersoalkan apakah zakat profesi dan mata pencaharian

terikat kepada haul ( cukup satu tahun) atau tidak. Demikian juga mengenai

nisabnya terdapat perbedaan pendapat.

1.            Pendapat Pertama

Pendapat pertama mengatakan, harus cukup satu tahun, begitu sampai satu

tahun baru diperhitungkan zakat nya. Zakat yang diperhitungkan adalah sisa

atau kelebihan dari kebutuhan setiap bulannya, sebab pegawai negeri atau

swasta menerima gaji sebulan sekali.

Page 6: Makalah Harta yang wajib Zakati (Pencarian dan Profesi)

2.            Pendapat Kedua

Pendapat kedua mengatakan bahwa zakat pencarian dan profesi tidak usah

menunggu satu tahun, tetapi setiap bulan bagi pegawai dan setiap mendapat

penghasilan bagi kegiatan lainnya, seperti melukis, grup musik, dan lain-lain.

Penghasilan profesi yang telah mencapai nishab, zakatnya dikeluarkan pada

setiap kali menerimanya. Ini di-qiyas-kan dengan waktu pengeluaran zakat

tanaman, yakni setiap kali panen. Allah berfirman ).”(Q. S. Al An’am ayat

141)yang artinya: “Dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan

dikeluarkan zakatnya)”

Untuk penghasilan harian atau pekanan yang belum mencapai nishab di

akumulasikan selam satu bulan. Jika mencapai nishab dikeluarkan zakatnya

setiap bulan.[4]

Penghasilannya profesi dari segi wujudnya berupa uang. Dari sisi ini, ia

berbeda dengan hasil tanaman dan lebih dekat dengan ‘naqdain’ (emas  dan

perak). Oleh karena itu, kadar zakat profesi yang dikeluarkan di-qiyas-kan

berdasarkan zakat emas dan perak, yaitu “rub’ul usyur’ tau 2,5 % dari

seluruh penghasilan kotor. Nash yang menjelaskan kadar zakat ‘naqdain’

sebanyak 2,5 % adalah sabda Nabi saw.,yang artinya: “ bila engkau memiliki

20 dinar ( emas)dan sudah mencapai satu tahun, maka zakatya setengah

dinar(2,5%).”H.R Ahmad, Abu Dawud, dan al baihaqi.

Dasar hukum yang dijadikan dalil kewajiban zakat profesi ialah nash-nash Al-

Quran yang terdapat dalam surah Al Baqarah: 267, At-Taubah 103 dan Al-

Ma’rij 24-25.

“Wahai orang-orang yang beriman, infaqkanlah (zakatkanlah) sebagian dari

hasil  usahamu yang baik-baik….”

“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu, kamu

membersihkan dan mensucikan mereka….”

“Di dalam harta mereka ada kewajiban zakat yang tertentu untuk orang

miskin yang meminta-minta maupun orang  yang miskin yang malu

meminta”.

Ayat pertama mewajibkan orang beriman agar mengeluarkan zakat hasil

usaha (profesi). Yusuf Qardhawi menyebut zakat profesi ini dengan istilah

zakatul kasbi yang diambil dari penggalan ayat “Ma Kasabtum”. Sedangkan

Page 7: Makalah Harta yang wajib Zakati (Pencarian dan Profesi)

ayat kedua dan ketiga menyebutkan kata “amwalihim” yang meliputi seluruh

harta hasil usaha. Berdasarkan ayat-ayat di atas, maka simposium ulama

tentang zakat di Kuwait menetapkan bahwa zakat profesi adalah wajib.

Yang menjadi persoalan penting dalam zakat profesi ini ialah,

Pertama, waktu mengeluarkannya, apakah secara langsung ketika mendapat

jasa, tanpa menunggu setahun (haul), karena diqiyaskan kepada zakat emas

dan perak. Kedua, mengenai nishabnya, apakah konsisten qiyasnya kepada

zakat pertanian, yakni 5-10%, atau di qiyaskan kepada zakat yang lain, yakni

zakat emas-perak/perdagangan, yakni sebesar 2,5%. Pendapat ulama yang

berkembang saat ini, menganalogikan zakat profesi kepada zakat pertanian,

yakni dibayar ketika mendapatkan hasilnya (Wa aatu haqqahu yauma

hashodih), tanpa menunggu setahun. Demikian juga mengenai nishabnya,

sebesar 1,350 kg gabah atau 750 kg beras. Zakat ini dibayarkan dari

pendapatan bersih, bukan pendapatan kotor. Sedangkan tarifnya, menurut

ulama kontemporer tadi, dianalogikan kepada zakat emas dan perak yakni

sebesar 2,5%, atas dasar “qiyas asy-syabah”. Maksud qiyas asy-syabah

adalah mengqiyaskan sesuatu dengan dua hal, pertama, dari segi waktu

mengeluarkan dan nishabnya dianalogikan kepada zakat pertanian. Kedua,

dari segi tarifnya dianalogikan kepada zakat emas-perak. Pendapat di atas,

tampaknya tidak konsisten dalam menerapkan qiyas. Seharusnya, apabila

waktu dan nishabnya diqiyaskan kepada zakat pertanian, maka tarif

zakatnya juga diqiyaskan kepada yang serupa yakni 10%.

Bila zakat profesi diqiyaskan kepada zakat emas dan perak maka

seluruhnya diqiyaskan kepada emas dan perak. Adapun mengenai haul

dalam zakat profesi, Dr. Yusuf Qardhawi telah meneliti secara mendalam

bahwa empat hadits yang menjelaskan keharusan haul ternyata sanad hadits

dha’if/lemah, karena itu dalam zakat profesi tidak harus menunggu satu

tahun. Selain alasan lemahnya hadits tentang haul, maka supaya tidak

memberatkan, zakat profesi dapat dikeluarkan perbulan, sebagaimana yang

pernah dilakukan Mu’awiyah terhadap gaji militer yang dipotong oleh

bendaharawan negara setiap bulannya dan hal itu diakui sejumlah sahabat

termasuk Ibnu Mas’ud. (Lihat kitab Majmu az-Zawaid). Jadi, bagi yang

berpenghasilan tetap seperti honor atau gaji, zakatnya bisa dikeluarkan

Page 8: Makalah Harta yang wajib Zakati (Pencarian dan Profesi)

setiap bulan atau bisa setiap tahun, tergantung kepada cara termudah untuk

mengeluarkannya. Adapun jika penghasilan tidak menentu waktu dan

besarnya, seperti jasa konsultan proyek, ataupun penghasilan lainnya, maka

pengeluaran zakatnya pada saat menerimanya. 

  Pembahasan ini adalah kelanjutan dari pembahasan zakat pencarian

dan profesi. Point-point di bawah ini adalah alasan-alasan yang dikemukakan

oleh Yusuf Al-Qaradhawy untuk menguatkan pendapat beliau bahwa harta

pencarian dan profesi wajib dikeluarkan zakatnya pada saat diterima.

 1. Persyaratan satu tahun dalam seluruh harta termasuk harta penghasilan

tidak berdasar nash yang mencapai tingkat shahih atau hasan yang darinya

bisa diambil ketentuan hukum syara' yang berlaku umum bagi ummat.

 2. Para sahabat dan tabi'in memang berbeda pendapat dalam harta

penghasilan; sebagian mempersyaratkan adanya masa setahun, sedangkan

sebagian lain tidak mempersyaratkannya yang berarti wajib dikeluarkan

zakatnya pada saat harta penghasilan tersebut diterima seorang Muslim.

Oleh karenanya persoalan tersebut dikembalikan kepada nash-nash yang

lain dan kaedah-kaedah yang lebih umum.

 3. Ketiadaan nash ataupun ijma' dalam penentuan hukum zakat harta

penghasilan membuat mazhab-mazhab berselisih pendapat tajam sekali,

yang bila dijajagi lebih jauh justru menimbulkan berpuluh-puluh persoalan

baru yang semakin merumitkan, yang seringkali hanya berdasarkan dugaan-

dugaan dan tidak lagi didasarkan pada nash yang jelas dan kuat. Semuanya

membuat Yusuf Al-Qaradhawy menilai bahwa adalah tidak mungkin syariat

yang sederhana yang berbicara untuk seluruh ummat manusia membawa

persoalan-persoalan kecil yang sulit dilaksanakan sebagai kewajiban bagi

seluruh ummat.

 

Page 9: Makalah Harta yang wajib Zakati (Pencarian dan Profesi)

4. Mereka yang tidak mempersyaratkan satu tahun bagi syarat harta

penghasilan wajib zakat lebih dekat kepada nash yang berlaku umum dan

tegas. karena nash-nash yang mewajibkan zakat baik dari Al-quran maupun

sunnah datang secara umum dan tegas dan tidak terdapat di dalamnya

persyaratan setahun.

Misalnya : "Hai orang-orang yang beriman keluarkanlah sebagian

usaha kalian" (2:267). Kata "ma kasabtum" merupakan kata umum yang

artinya mencakup segala macam usaha: perdagangan atau pekerjaan dan

profesi.

  Para ulama fikih berpegang pada keumuman maksud ayat tersebut

sebagai landasan zakat perdagangan, yang oleh karena itu kita tidak perlu

ragu memakainya sebagai landasan zakat pencarian dan profesi. 

5. Disamping nash yang berlaku umum dan mutlak memberikan landasan

kepada pendapat mereka yang tidak menjadikan satu tahun sebagai syarat

harta penghasilan untuk wajib zakat, Qias yang benar juga mendukungnya.

Kewajiban zakat uang atau sejenisnya pada saat diterima seorang Muslim

diqiaskan dengan kewajiban zakat pada tanaman dan buah-buahan pada

waktu panen.

 6. Pemberlakuan syarat satu tahun bagi zakat harta penghasilan berarti

membebaskan sekian banyak pegawai dan pekerja profesi dari kewajiban

membayar zakat atas pendapatan mereka yang besar, karena mereka itu

akan menjadi dua golongan saja : yang menginvestasikan pendapatan

mereka terlebih dahulu, dan yang berfoya-foya dan menghamburkan semua

penghasilannya sehingga tidak mencapai masa wajib zakatnya.

 

Itu berarti zakat hanya dibebankan pada orang-orang yang hemat saja, yang

membelanjakan kekayaan seperlunya, yang mempunyai simpanan sehingga

mencapai masa zakatnya. Hal ini jauh sekali dari maksud kedatangan syariat

yang adil dan bijak, dimana hal ini justru memperingan beban orang-orang

pemboros dan memperberat orang-orang yang hidup sederhana.

Page 10: Makalah Harta yang wajib Zakati (Pencarian dan Profesi)

 7. Pendapat yang menetapkan setahun sebagai syarat harta penghasilan

jelas terlihat saling kontradiksi yang tidak bisa diterima oleh keadilan dan

hikmat islam mewajibkan zakat. Misalnya seorang petani menanam tanaman

pada tanah sewaan (maaf lagi, zakat pertanian juga tidak bisa ditayangkan),

hasilnya dikenakan zakat sebanyak 10% atau 5%, sedangkan pemilik tanah

yang dalam satu jam kadang-kadang memperoleh beratus ratus dinar berupa

uang sewa tanah tersebut tidak dikenakan zakat berdasarkan fatwa-fatwa

dalama mazhab-mazhab yang ada, dikarenakan adanya persyaratan

setahun bagi penghasilan tersebut sedangkan jumlah itu jarang bisa terjadi

di akhir tahun. Begitu pula halnya dengan seorang dokter, insinyur, advokat,

pemilik mobil angkutan, pemilik hotel, dll. Sebab pertentangan itu adalah

sikap yang terlalu mengagungkan pendapat-pendapat fikih yang tidak

terjamin dan tidak terkontrol berupa hasil ijtihad para ulama. Kita tidak yakin

bila mereka hidup pada zaman sekarang dan menyaksikan apa yang kita

saksikan, apakah mereka akan meralat ijtihad mereka dalam banyak

masalah.

 8. Pengeluaran zakat penghasilan setelah diterima akan lebih

menguntungkan fakir miskin dan orang-orang yang berhak lainnya. Ini akan

menambah besar perbendaharaan zakat dan juga memudahkan pemiliknya

dalam mengeluarkan zakatnya. Cara yang dinamakan oleh para ahli

perpajakan dengan "Penahanan pada Sumber" sudah dipraktekan oleh Ibn

Mas'ud, Mu'awiyah dan juga Umar bin Abdul Aziz yaitu dengan memotong

gaji para tentara dan orang-orang yang di bawah kekuasaan negara saat itu.

 9. Menegaskan bahwa zakat wajib atas penghasilan sesuai dengan

tuntunan Islam yang menanamkan nilai-nilai kebaikan, kemauan berkorban,

belas kasihan dan suka memberi dalam jiwa seorang Muslim. Pembebasan

jenis-jenis penghasilan yang berkembang sekarang ini dari zakat dengan

menunggu masa setahunnya, berarti membuat orang-orang hanya bekerja,

berbelanja dan bersenang-senang, tanpa harus mengeluarkan rezeki

Page 11: Makalah Harta yang wajib Zakati (Pencarian dan Profesi)

pemberian Tuhan dan tidak merasa kasihan kepada orang yang tidak diberi

nikmat kekayaan itu dan kemampuan berusaha.

 

10. Tanpa persyaratan setahun bagi harta penghasilan akan lebih

menguntungkan dari segi administrasi baik bagi orang yang mengeluarkan

maupun pihak amil yang memungut zakat. Persyaratan satu tahun bagi zakat

penghasilan, menyebabkan setiap orang harus menentukan jatuh tempo

pengeluaran setiap jumlah kekayaannya yang diterimanya. Ini berarti bahwa

seseorang Muslim bisa mempunyai berpuluh-puluh masa tempo masing-

masing kekayaan yang diperoleh pada waktu yang berbeda-beda. Ini sulit

sekali dilakukan, dan sulit pula bagi pemerintah memungut dan mengatur

zakat yang yang dengan demikian zakat tidak bisa terpungut dan sulit

dilaksanakan. 

B.PENGERTIAN

Zakat Profesi adalah zakat yang dikeluarkan dari penghasilan profesi (hasil

profesi) bila telah mencapai nisab. Profesi tersebut misalnya pegawai negeri

atau swasta, konsultan, dokter, notaris, akuntan, artis, dan wiraswasta. 

Firman Allah :

“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari

hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami keluarkan

dari bumi untuk kamu. dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu

kamu menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau

mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. dan

Ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji”. ( QS.Al-Baqarah :

267 )

“Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya sebahagian besar dari

orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan

harta orang dengan jalan batil dan mereka menghalang-halangi (manusia)

dari jalan Allah. dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak

Page 12: Makalah Harta yang wajib Zakati (Pencarian dan Profesi)

menafkahkannya pada jalan Allah, Maka beritahukanlah kepada mereka,

(bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih”. (QS.At-Taubah : 34 )

“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu

membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka.

Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan

Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui”. ( QS.At-Taubah : 103 )

Pada masa Nabi Muhammad, kehidupan perekonomian lebih banyak

bertumpu pada sector pertanian dan peternakan. Sekarang, kehidupan

perekonomian lebih banyak berkisar pada sector industri dan jasa.

Perlu diketahui bahwa dalam tataran fiqih Islam, penghasilan yang diperoleh

wiraswastawan, seperti dokter atau konsultan, dikenal dengan istilah al-maal

al-mustafad. Itulah perkembangan ekonomi umat manusia.

Maka tidak mengherankan, banyak jenis kekayaan berikut rinciannya yang

sangat menonjol dan terkadang menjadi kebanggaan kelas yang belum

disinggung sama sekali oleh Rasulullah SAW. Kategori tijarah masih terbatas

pada jual-beli barang, belum mencakup jual-bali jasa keahlian atau profesi.

Namun itu tidak berarti kekayaan tersebut

Tidak wajib dizakati walau Nabi tidak membicarakannya.

Menyangkut soal zakat profesi ini, memang ada beragam pendapat. Banyak

Ulama yang mewajibkan zakat atasnya, tetapi tidak sedikit Ulama yang tidak

mewajibkannya dan sebagai konsekuensinya ia hanya membayar infak. Dua

argument mereka bisa dilacak dan ditelusuri, diantaranya :

a. Kata anfiqu pada surah Al-Baqarah ayat 267 serta surah At-Taubah ayat

34 tidak bisa diartikan sebagai “zakat”, mestilah menggunakan lafazh al-

shadaqaat atau al-zakah.

Page 13: Makalah Harta yang wajib Zakati (Pencarian dan Profesi)

b. Kata maa kasabtum dalam surah Al-Baqarah ayat 267 dinilai kelompok ini

sebagai ‘am yang makhsus. Yakni ‘am yang telah ditakhsis (dikhususkan)

dengan zakat tijarah (perdagangan). Ketetapan ini telah diberlakukan pada

zaman Nabi SAW. Oleh karena itu, tidak dibenarkan menambah lagi dengan

zakat jenis baru, misalnya zakat profesi. Hal ini sesuai dengan kaidah ushul

fiqih yang berbunyi: “Menggunakan dalil ‘am sesudah di- takhsis itu tidak

dapat diterima”.

c. Zakat itu merupakan ibadah mahdah. Oleh karena itu ia tidak dapat

berdasarkan ijtihad tetapi harus melalui dalil dan keterangan yang betul-betul

tegas, jelas dan valid. Hal ini sesuai dengan kaidah: “Pada dasrnya ibadah

itu terlarang sehingga ada dalil yang memerintahnya”.

d. Sesuai dengan makna surat Al-Maaidah ayat 3 bahwa agama Islam itu

adalah agama yang sudah sempurna. Manusia tidak dapat dibenarkan

membuat ketentuan-ketentuan baru, baik yang bersifat menambah atau yang

bersifat mengurangi. Menetapkan adanya hukum wajib bagi zakat profesi

sama halnya dengan memberikan ketentuan tersebut, dan hal itu dilarang.

Demikianlah argumen yang disodorkan oleh mereka yang menolak

kewajiban zakat profesi ini.

Jika kita amati nash, baik dalam Al-Qur’an maupun hadits, tidak akan

dijumpai adanya zakat profesi sebagaimana tidak akan dijumpai kewajiban

zakat untuk mata uang, sertifikat berharga, saham, dan obligasi. Namun hal

itu tidak berarti bahwa harta-harta tersebut tidak wajib dizakati.

Menyangkut zakat profesi, baik MUI maupun BAZIS DKI telah menetapkan

kewajiban zakatnya. Memang zakat adalah ibadah mahdah ( ibadah murni )

tapi mahadah maaliyyah. Artinya, ibadah yang sangkut-pautnya dengan

masalah harta; jika ada harta dan cukup nishabnya maka wajib zakat

atasnya. Berbeda dengan shalat yang dikenal dengan mahdah badaniyyah

( ibadah yang bersangkut-paut dengan fisik ) atau dengan haji yang disebut

mahdah badaniyyah wa maaliyyah ( ibadah yang bersangkut-paut dengan

fisik dan harta ). Demikian pula dengan profesi. Profesi apa saja yang ia

Page 14: Makalah Harta yang wajib Zakati (Pencarian dan Profesi)

lakukan, jika ada harta dan cukup nashab, maka kewajiban zakat sudah

datang kepadanya.

Semuanya tetap wajib dizakati dengan jalan menganalogikan dengan

kewajiban harta lainnya. Alasannya, profesi adalah pekerjaan, maka setiap

orang yang bekerja, baik dokter, konsultan bahkan petani pedagang

semuanya adalah profesi ( dan karena itu harus mengeluarkan zakatnya dari

profesi yang digelutinya ). Dalam pertanian kadar zakatnya 5-10% dan dalam

perdagangan 2,5%. Semua itu didasarkan pada profesinya masing-masing

sebagai petani atau pedagang. Maka jika dalam pertanian dan perdagangan

saja ada zakatnya, mengapa pada profesi lainnya tidak?

Di samping itu adalah bahwa kata maa kasabtum dalam surah Al-Baqarah

ayat 267 itu bersifat umum, meski sudah ddi-takhsis-kan oleh berbagai hadits

dan dalil lainnya. Norma hukum yang terdapat baik dalam surah Al-Baqarah

tersebut maupun dalam hadits-hadits lainnya yang dinilai pihak pertama

sebagai pen-takhsis adalah sama. Oleh karena itu keumuman kata maa

kasabtum tersebut tetap berlaku secara utuh, termasuk harta yang dihasilkan

melalui profesi tertentu. Pemahaman seperti ini sesuai dengan kaidah ushul

fiqih yang berbunyi : “Menyebutkan sebagai satuan dari lafazh ‘aam yang

sesuai dengan hukumnya, tidak mengandung ketentuan takhsis”.

Selain itu, juga perlu diketahui bahwa zakat itu mengandung makna

ijtima’iyyah. Fungsi zakat, seperti disebutkan dalam berbagai ayat Al-Qur’an

dan Hadits adalah untuk merealisasikan keadilan yang menjadi tujuan Islam,

mensucikan harta benda dan mempersempit jurang pemisah antara si kaya

dan si miskin. Untuk itu, mewajibkan zakat profesi sekalipun tidak ada teks

khusus yang secara tegas dan jelas mengupas masalah ini, namun dengan

melihat fungsi dari zakat itu sendiri, kiranya mewajibkan zakat profesi adalah

lebih dekat dengan semangat dan rooh dari zakat itu sendiri.

Dalam Al-Qur’an secara tegas dinyatakan ,” Nafkahkanlah sebagian dari

Page 15: Makalah Harta yang wajib Zakati (Pencarian dan Profesi)

hasil usahamu yang baik-baik”. (QS. Al-Baqarah : 267 ). Kata kasabtum

dadlam ayat di atas, dalam istilah sekarang adalah zakat profesi. Maka ayat

di atas juga sekaligus menegaskan kewajiban adanya zakat profesi.

B. Nisab dan haul zakat pencarian dan profesi

1) Haul zakat pencarian dan profesi

Dr. Yusuf Qardhawi telah meneliti secara mendalam bahwa empat hadits

yang menjelaskan keharusan haul ternyata sanad hadits dha’if/lemah,

karena itu dalam zakat profesi tidak harus menunggu satu tahun. Selain

alasan lemahnya hadits tentang haul, maka supaya tidak memberatkan,

zakat profesi dapat dikeluarkan perbulan, sebagaimana yang pernah

dilakukan Mu’awiyah terhadap gaji militer yang dipotong oleh bendaharawan

negara setiap bulannya dan hal itu diakui sejumlah sahabat termasuk Ibnu

Mas’ud. Adapun waktu penyatuan dari penghasilan itu yang dimungkinkan

dan dibenarkan oleh syariat itu adalah satu tahun. Dimana zakat dibayarkan

setahun sekali. Fakta juga menunjukkan bahwa pemerintah mengatur gaji

pegawainya berdasarkan ukuran tahun, meskipun dibayarkan per bulan

karena kebutuhan pegawai yang mendesak.

Jadi, bagi yang berpenghasilan tetap seperti honor atau gaji, zakatnya bisa

dikeluarkan setiap bulan atau bisa setiap tahun, tergantung kepada cara

termudah untuk mengeluarkannya. Adapun jika penghasilan tidak menentu

waktu dan besarnya, seperti jasa konsultan proyek, ataupun penghasilan

lainnya, maka pengeluaran zakatnya pada saat menerimanya.

2) Nishab zakat pencarian dan profesi

Seteleh menetapkan harta penghasilan dari pencarian dan profesi adalah

wajib zakat, yusuf Al-Qaradhawy menjelaskan pula berapa besar nisab untuk

jenis harta ini, yaitu 85 gram seperti hal besarnya nisab uang. Demikian pula

dengan besarnya zakat adalah seperempatpuluh (2.5%) sesuai dengan

keumumman nash yang mewajibkan zakat uang sebesar itu.

 

Page 16: Makalah Harta yang wajib Zakati (Pencarian dan Profesi)

Namun, ada beberapa orang yang memiliki profesi itu menerima pendapatan

mereka tidak teratur, bisa setiap hari seperti dokter, atau pada saat-saat

tertentu seperti seorang advokat, kontraktor dan penjahit, atau secara regular

mingguan atau bulanan seperti kebanyakan para pegawai

 

Bila nisab di atas ditetapkan untuk setiap kali upah, gaji yang diterima, berarti

kita akan membebaskan kebanyakan golongan profesi yang menerima gaji

beberapa kali pembayaran dan jarang sekali cukup nisab dari kewajiban

zakat. Sedangkan bila seluruh gaji itu dalam satu waktu tertentu itu

dikumpulkan akan cukup senisab bahkan akan mencapai beberapa nisab.

Yang diukur nisabnya adalah penghasilan bersih, yaitu penghasilan yang

telah dikurangi dengan kebutuhan biaya hidup terendah atau kebutuhan

pokok seseorang berikut tanggungannya dan juga setelah dikurangi untuk

pembayaran hutang . Bila penghasilan bersih itu dikumpulkan dalam setahun

atau kurang dalam setahun dan telah mencapai nisab, maka wajib zakat

dikeluarkan 2.5% nya. Bila seseorang telah mengeluarkan zakatnya

langsung ketika menerima penghasilan tsb (karena yakin dalam waktu

setahun penghasilan bersihnya akan lebih dari senisab), maka tidak wajib

lagi bagi dia mengeluarkannya di akhir tahun (karena akan berakibat double

zakat).

 3) Contoh kalkulasi zakat pencarian dan profesi

Contoh 1:

Penerimaan kotor selama setahun : A

Kebutuhan pokok setahun : B

Hutang-hutang yang dibayar dalam setahun : C

Penghasilan bersih setahun : A-(B+C) = D

Bila D > atau = dengan nilai 85 gram mas, maka wajib zakat yaitu 2.5% X D.

Bila D < nilai 85 gram emas, maka tidak wajib zakat.

 

Jadi bila yakin bahwa perkiraan besarnya D yang dimiliki dalam setahun

adalah lebih besar dari 85 gram emas, maka tidak perlu lagi ragu-ragu

Page 17: Makalah Harta yang wajib Zakati (Pencarian dan Profesi)

mengeluarkan zakat langsung ketika diterima. Misalnya dari gaji bulanan

diambil 2.5 % dari D/12 (karena perbulan).

 

Bila disamping gaji bulanan kita memperoleh tambahan penghasilan lain dari

profesi, misalnya bagi dosen universitas negeri yang juga mengajar di

universitas swasta. Misalkan memperoleh sebesar E dalam setahun, maka

zakatnya adalah 2.5 % x (D+E), karena seluruh kebutuhan B dan C sudah

tercover sebelumnya yang menghasilkan D.

Contoh 2:

Seorang pegawai negeri berpenghasilan Rp 2.000.000 dalam sebulan. Lalu

dipotong kebutuhan dharuriyat, yakni kebutuhan dasar/kebutuhan pokok,

seperti makan dan kredit/kontrak rumah. Sedangkan kebutuhan lainnya

(hajiyat) lainnya, seperti kredit mobil, membeli alat-alat rumah tangga, biaya

pendidikan tingkat SMP ke atas, tidak termasuk di potong. Jika sisa dari

kebutuhan pokok tersebut 1.000.000 sebulan, maka dalam setahun

jumlahnya sebesar Rp 12.000.000. Jumlah ini telah mencapai nishab, maka

zakat yang harus dikeluarkan sebesar 2,5% x Rp 12 juta yaitu Rp 300.000.

Namun ada ulama yang mengqiyaskan nishab zakat profesi kepada zakat

perdagangan, yakni senilai 94 gram mas. Jika ketentuan ini yang di

pedomani, maka seorang itu baru wajib berzakat bila penghasilannya

setahun mencapai 94 x Rp 90.000 = Rp 8.460.000. Maka jika

penghasilannya mencapai Rp 10 juta misalnya, dalam setahun, maka

zakatnya 2,5 x Rp 10 juta = Rp 250.000,-. Jadi zakat yang harus

dikeluarkannya sebesar Rp 250.000,- dalam setahun.

Contoh 3:

Iwan Darsawan adalah seorang karyawan swasta yang berdomisili di kota

Bekasi, memiliki seorang istri dan 2 orang anak. Penghasilan bersih perbulan

Rp. 1.500.000,-.Bila kebutuhan pokok keluarga tersebut kurang lebih Rp.

625.000 per bulan maka kelebihan dari penghasilannya = (1.500.000 -

625.000) = Rp. 975.000 perbulan. Apabila saldo rata-rata perbulan 975.000

Page 18: Makalah Harta yang wajib Zakati (Pencarian dan Profesi)

maka jumlah kekayaan yang dapat dikumpulkan dalam kurun waktu satu

tahun adalah Rp. 11.700.000 (lebih dari nishab). Dengan demikian Akbar

berkewajiban membayar zakat sebesar 2.5% dari saldo. Dalam hal ini zakat

dapat dibayarkan setiap bulan sebesar 2.5% dari saldo bulanan atau 2.5 %

dari saldo tahunan.

 

Page 19: Makalah Harta yang wajib Zakati (Pencarian dan Profesi)

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Zakat profesi adalah zakat yang dikeluarkan dari penghasilan profesi

bila mencapai nishab zakat. Profesi dimaksud mencakup profesi sebagai

pegawai negeri/swasta, wiraswasta, dan lain-lain.  Penghasilan profesi yang

telah mencapai nishab, zakatnya dikeluarkan pada setiap kali menerimanya.

dan zakat profesi wajib dikeluarkan zakatnya bila telah mencapai haul dan

nisabnya. Kadar zakat profesi yang dikeluarkan di-qiyas-kan berdasarkan

zakat emas dan perak, yaitu rub’ul usyur’ atau 2,5 % dari seluruh

penghasilan kotor. Meskipun merupakan hasil ijtihad para ulama pada masa

sekarang. Namun Rasa keadilan, serta hikmah adanya kewajiban zakat,

mengantar banyak ulama masa kini memasukkan profesi-profesi tersebut

dalam pengertian "hasil usaha kamu yang baik-baik" . Dengan harapan zakat

akan dapat membersihkan dan menyucikan harta, dan menambah rasa

syukur terhadap Allah atas rizki yang telah diberikan-Nya.

Page 20: Makalah Harta yang wajib Zakati (Pencarian dan Profesi)

Daftar Pustaka

Agustianto, “Sudahkah Anda Mengeluarkan Zakat

Profesi?”,http://www.agustiantocentre.com/?p=55, diakses pada

hari senin tanggal 15 april 2013

Dewan Syari’ah  Pusat Peka Sejahtera, Fatwa-Fatwa Dewan Syari’ah PKS,

Bandung: Harakatuna, 2006

Hasan, M. Ali, Zakat Dan Infaq, Jakarta: Kencana,2006

http://www.pkpu.or.id/panduan.php?id=3

Yafie, Ali “Menjawab Seputar Zakat, Infaq dan Sedekah”, PT. Raja Grafindo

Persada, 2002