makalah gizi.docx
TRANSCRIPT
1
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak yang berprestasi adalah investasi sumber daya manusia yang berharga bagi
keluarga, nusa, dan bangsa. Untuk mewujudkan impian akan anak yang berprestasi,
selain diperlukan pendidikan yang baik dan berkualitas, juga harus memperhatikan
kebutuhan gizi yang cukup.
Hal itu untuk menunjang proses tumbuh kembang anak agar dapat tumbuh dan
berkembang lebih optimal. Sehingga lebih mudah dan cepat menerima masukan
dalam proses belajar-mengajar anak di sekolah serta meningkatkan konsentrasi
belajar (Rumah Sakit Dr.Cipto Mangunkusumo dan Persatuan Ahli Gizi
Indonesia,2003).
Tingkat kecukupan pemenuhan kebutuhan gizi anak dapat dilihat dari menu dan
pola konsumsi sarapan pagi anak sebelum memulai aktifitas di sekolah. Dalam
bidang ilmu gizi dan kesehatan, anak dapat dikelompokkan menjadi: Anak Pra
Sekolah (4-6 tahun), Anak Sekolah (7-12 tahun), dan Remaja (13-18 tahun)
(Rumah Sakit Dr.Cipto Mangunkusumo dan Persatuan Ahli Gizi Indonesia, 2003).
Anak pra sekolah (usia 4-6 tahun) termasuk golongan usia rawan terhadap masalah
gizi, yaitu gizi buruk dan gizi kurang. Anak usia pra sekolah sedang dalam masa
pertumbuhan sehingga kebutuhan energi dan protein meningkat dibandingkan
dengan kelompok umur yang lain. Anak pra sekolah belum bisa memilih menu
sarapan pagi yang banyak mengandung energi dan protein, yang akan digunakan
untuk aktifitas hari itu (Rumah Sakit Dr.Cipto Mangunkusumo dan Persatuan Ahli
Gizi Indonesia, 2003).
Pendidikan dan pengetahuan gizi ibu dapat mempengaruhi pemberian menu
sarapan pagi. Seorang ibu yang pendidikannya tinggi dan pengetahuan gizinya baik
diharapkan dapat menyiapkan sarapan pagi yang cukup mengandung energi dan
protein, serta zat gizi lainnya. Energi dan protein sangat penting karena dua zat gizi
ini memberikan peranan penting dalam tubuh (Winarno, F.G.,1997).
B. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetahui apa pengertian gizi
2
2. Mengetahui apa pengertaian usia anak sekolah.
2. Mengetahui fungsi gizi untuk anak usia sekolah.
3. Mengetahui apa saja asupan makanan untuk anak usia sekolah.
4. Mengetahui Faktor Yang Mempengaruhi Gizi Pada Anak Sekolah.
5. Mengetahui Gangguan Gizi Pada Anak Sekolah.
6. Mengetahui bagaimana Upaya Peningkatan Gizi Pada Anak Sekolah.
C. Manfaat
1. Mahasiswa
Bagi mahasiswa, makalah ini bisa menjadi bahan masukan bahwa materi gizi
untuk anak usia pra sekolah dan sekolah sangat dibutuhkan untuk menambah
wawasan
2. Masyarakat
Bagi masyarakat, khususnya untuk para ibu diharapkan dapat memperhatikan
gizi anaknya, terutama yang masih berusia sekolah yang sangat membutuhkan
asupan gizi yang banyak untuk pertumbuhannya.
3
BAB IIPEMBAHASAN
A. Pengertian Gizi
Gizi berasal dari bahasa Arab yaitu “ghidza” yang berarti makanan. Jadi secara
luas dapat diartikan bahwa ilmu gizi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu
yang berkaitan dengan makanan, terutama kandungan yang ada di dalamnya. Ilmu
ini juga dihubungkan dengan kesehatan tubuh, serta perkembangan yang akan
didapatkan oleh tubuh dengan mengkonsumsi makanan tertentu.
Gizi merupakan ilmu terapan yang mempergunakan berbagai disiplin ilmu dasar,
seperti Biokimia, Biologi, Ilmu hayat (fisiologi), ilmu penyakit (pathologi), dan
beberapa lagi. Sedangkan definisi gizi sekarang menjadi ilmu yang mempelajari hal
ihwal makanan, dikaitkan dengan kesehatan tubuh.
Ruang lingkup Ilmu gizi cukup luas, mulai dari cara memproduksi makanan,
penyediaan makanan, pengolahan, konsumsi serta pemanfaatan makanan oleh
tubuh pada saat sehat maupun sakit. Ilmu yang satu ini juga berhubungan dengan
konsep - konsep pertanian, biologi dan kimia.
Ilmu ini pun tidak hanya berkutat pada makanan saja, melainkan juga hal-hal lain
seperti halnya gizi saat olahraga serta gizi suatu golongan masyarakat. Ilmu ini
diharapkan dapat terus berkembang dan memberikan manfaat yang baik bagi setiap
individu.
B. Pengertian Usia Anak Sekolah
Biechler dan Snowman (1993) sebagaimana dikutip oleh Dr. Soemiarti
Patmonodewo dalam bukunya Pendidikan Anak Prasekolah mengartikan bahwa
yang dimaksud dengan anak usia prasekolah adalah mereka yang berusia antara 3-6
tahun. Sedangkan menurut Drs. M. Solehuddin, M.Pd, MA bahwa batasan tentang
masa anak/anak usia prasekolah tergantung kepada dasar pembatasan yang
digunakan dan atau teori yang dirujukinya. Dalam pandangan mutakhir yang lazim
dianut di negara-negara maju, istilah anak usia dini (early childhood) adalah anak
yang berumur antara 0-8 tahun, lebih lanjut dijelaskan oleh Solehuddin bahwa yang
dimaksud dengan usia prasekolah adalah mereka yang berusia dibawah enam tahun.
Berikut adalah beberapa tentan pengertian usia anak sekolah:
4
1. UU no 20 tahun 2002 tentang Perlindungan anak dan WHO yang dikatakan
masuk usia anak adalah sebelum usia 18 tahun dan yang belum menikah
2. American Academic of Pediatric tahun 1998 memberikan rekomendasi yang
lain tentang batasan usia anak yaitu mulai dari fetus (janin) hingga usia 21
tahun.
3. Batas usia anak tersebut ditentukan berdasarkan pertumbuhan fisik dan
psikososial, perkembangan anak, dan karakteristik kesehatannya.
4. Pembagian golongannya:
a. Taman kanak-kanak (pra sekolah usia 4-6 tahun)
b. Sekolah dasar 7-12 tahun
c. Remaja 13-18 tahun
C. Fungsi Gizi untuk Anak Sekolah
Masa prasekolah merupakan bagian dari masa kanak-kanak. Masa kanak-kanak
meliputi masa kanak-kanak awal dan masa kanak-kanak akhir. Masa prasekolah
adalah masa peralihan antara masa bayi dan masa anak sekolah. Anak pada usia ini
dalam menjalani tumbuh kembangnya membutuhkan zat gizi yang esensial
mencakup protein, lemak, karbohidrat, mineral, vitamin, dan air yang harus
dikonsumsi secara seimbang. Kebutuhan pada anak usia ini memerlukan kalori
sebesar 50 kkal per kg berat badan. Anak-anak disetiap tahapan usia membutuhkan
penanganan berbeda seiring dengan pertumbuhannya. Hal ini disebabkan oleh pada
setiap tahapan pertumbuhan, karakter anak berbeda-beda. Sehingga, penyesuaian
kebutuhan anak disetiap tahapan usia sangat penting guna menghadirkan
pertumbuhan optimal.
Berdasarkan gambaran tersebut, adapun fungsi gizi bagi anak Pra sekolah dan
sekolah adalah :
a. untuk membangun tubuh/ memelihara dan memperbaiki bagian-bagian tubuh
yang rusak (zat pembangun; misalnya protein, mineral, dan air)
b. untuk memberi tenaga (zat tenaga; misalnya lemak, karbohidrat, dan protein)
c. untuk mengatur pekerjaan tubuh (zat pengatur; misalnya vitamin, air, dan
mineral).
D. Faktor yang mempengaruhi Gizi Anak Sekolah
1. Angka Kecukupan Gizi dan Angka Kebutuhan Gizi
5
a. Angka kecukupan gizi adalah nilai yang menunjukan jumlah zat gizi yang
diperlukan tubuh untuk hidup sehat setiap hari bagi semua populasi menurut
kelompok umur, jenis kelamin dan kondisi fisiologi tertentu. Angka kecukupan
gizi berbeda dengan angka kebutuhan gizi (dietary requirements). Angka
kebutuhan gizi adalah jumlah zat-zat gizi minimal yang dibutuhkan seseorang
untuk mempertajankan status gizi adekuat.
b. AKG yang dianjurkan didasarkan pada patokan berat badan untuk masing-
masing kelompok umur, gender, dan aktivitas fisik. Dalam penggunaannya, bila
kelompok penduduk yang dihadapi mempunyai rata-rata berat badan yang
berbeda dengan patokan yang digunakan, maka diperlukan penyesuaian. AKG
tidak dipergunakan untuk individu. Dalam menentukan AKG, perlu
dipertimbangkan setiap faktor yang berpengaruh terhadap absorpsi zat-zat gizi
atau efisiensi penggunaannya di dalam tubuh. Untuk sebagian zat gizi, sebagian
dari kebutuhan mungkin dapat dipenuhi dengan mengkonsumsi suatu zat yang
di dalam tubuh kemudian dapat diubah menjadi zat gizi esensial. Pada
kebanyakan zat gizi, pencernaan dan atau absorpsinya tidak komplit, sehingga
AKG yang dianjurkan harus sudah memperhitungkan bagian zat gizi yang tidak
di absrorpsi.
c. Dalam memenuhi kebutuhan AKG seriap harinya, perlu dilakukan memberi
variasi makanan yang berbeda setiap harinya yang nantinya diharapkan cukup
dapat memenuhi semua kebutuhan gizi. Di Indonesia pola menu seimbang
tergambar dalam menu 4 Sehat 5 Sempurna dan Pedoman Umum Gizi
Seimbang (PUGS). Saat ini dikenal juga menu pelangi, yaitu menu makanan
yang berwarna-warni seperti pelangi untuk memenuhi kebutuhan vitamin dan
mineral yang diperlukan oleh tubuh seperti sayur-sayuran. Perlu pendidikan
khusus bagi anak usia sekolah atau sekolah dasar dalam memilih makanan yang
berwarna-warni. Peran orang tua sangat diperlukan, jangan sampai anak
memilih makanan yang berwarna-warni yang menggunakan zat pewarna.
Dalam menyusun menu, selain AKG perlu pula dipertimbangkan aspek
akseptibilitas makan yang disajikan, karena selain sebagai sumber zat-zat gizi,
makanan juga mempunyai nilai sosial dan emosional.
6
d. Untuk itu dalam memenuhi AKG harus sesuai dengan prinsip-prinsip gizi
seimbang, yaitu :
· Variasi makanan
· Pola hidup bersih
· Menghindari rokok, alkohol dan narkoba
· Aktivitas fisik
· Pantau BB
e. Gizi yang diperoleh seorang anak melalui konsumsi makanan setiap hari
berperan besar untuk kehidupan anak tersebut. Untuk dapat memenuhi dengan
baik dan cukup, ternyata ada beberapa masalah yang berkaitan dengan
konsumsi zat gizi untuk anak. Contoh masalah gizi masyarakat mencakup
berbagai defisiensi zat gizi atau zat makanan. Seorang anak juga dapat
mengalami defisiensi gizi atau makanan. Seorang anak juga dapat mengalami
defisiensi zat gizi tersebut yang berakibat pada berbagai aspek fisik maupun
mental. Masalah ini dapat ditanggulangi secara cepat, jangka pendek, dan
jangka panjang serta dapat dicegah oleh masyarakat sendiri sesuai dengan
klasifikasi dampak defisiensi zat gizi antara lain melalui pengaturan makan
yang benar.
f. Makanan merupakan kebutuhan mendasar bagi hidup manusia. Makan yang
dikonsumsi beragam jenis dengan berbagai cara pengolahannya. Di masyarakat
dikenal pola makan atau kebiasaan makan dan selera makan, yang terbentuk
dari kebiasaan alam masyarakatnya. Jika menyusun hidangan untuk anak, hal
ini perlu diperhatikan di samping kebutuhan zat gizi untuk hidup sehat dan
bertumbuh kembang. Kecukupan zat gizi ini berpengaruh pada kesehatan dan
kecerdasan anak, maka pengetahuan dan kemampuan mengelola makanan sehat
untuk anak adalah suatu hal yang sangat amat penting.
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Gizi Pada Usia Sekolah
Kesehatan yang paling diperhatikan oleh WHO (World Healt Organization)
adalah kesehatan ibu hamil dan anak. Untuk itu keduanya diperhatikan detile
untuk masalah asupan gizi dan konsumsi makanan sehari-harinya.
7
Kembali lagi ke WHO, mengapa perlunya memperhatikan kebutuhan gizi anak
usia sekolah, ada beberapa alasan mengapa kebutuhan gizi anak sekolah sangat
diperhatikan, berikut point-poinya :
1. Usia Sekolah adalah usia puncak pertumbuhan.
Anak SD yang berusia sekitar 7-13 tahun merupakan masa-masa
pertumbuhan paling pesat kedua setelah masa balita. Dimana kesehatan
yang optimal akan menghasilkan pertumbuhan yang optimal pula. Perhatian
terhadap kesehatan sangatlah diperlukan, pendidikan juga digalakan untuk
perkembangan mental yang mengacu pada skil anak. Asupan gizi
diperlukan untuk memenuhi keduanya yaitu : fisik dan mental anak. Karena
tentunya fisk dan mental merupakan sesuatu yang berbeda namun saling
berkaitan. makanan yang kaya akan nutrisi sangat mempengaruhi tumbuh
kembang otak dan organ-organ lain yang dibutuhkan anak untuk mencapai
hasil pendidikan yang optimal, untuk itu keluarga adalah pihak pertama
yang harus memperhatikan asupan gizi anaknya. Pengetahuan keluarga akan
gizi sangat berpengaruh disini.
2. Selalu Aktif.
Semakin tinggi tingkat aktifitas tubuh maka Nutrisi dan energi juga akan
semaki banyak diperlukan, anak usia SD atau Usia sekolah merupakan usia
yang senang bermain. Senang menghabiskan waktunya untuk belajar
mengetahui lingkungan sekitar. Untuk itu perlunya nutrisi dan asupan energi
yang banyak untuk menunjang aktifitas fisiknya. Sulitnya untuk
mengkonsumsi makanan bergizi adalah tantangan yang perlu dihadapi oleh
orang tua. Untuk itu pengetahuan mengenai gizi anak sangat disarankan
untuk mempelajarinya.
3. Perubahan Sikap Terhadap Makanan.
Anak Usia SD tidak dapat di tebak, apa selera makan yang saat ini sedang ia
senangi, perubahan sikap terhadap makanan dipengaruhi oleh beberapa
faktor, salah satunya adalah pengaruh dari luar. Pada masa-masa inilah
perhatian ibu terhadap pengaruh pola konsumsi makanan sepertinya harus
digalakan.
4. Tidak suka makanan-makanan yang bergizi.
8
Ya telah terbukti, anak usia sekolah sangat sulit untuk dapat mengkonsumsi
makanan-makanan yang sedang ia perlukan untuk masa pertumbuhan.
Kriteria makanan yang banyak disukai oleh anak usia ini adalah makanan
yang banyak mengandung gula dan mempunyai warna yang cerah sehingga
menarik anak untuk mengkonsumsinya.
E. Gangguan Gizi Pada Anak Sekolah
1. Masalah Makan Pada Anak Usia Pra-Sekolah
Anak-anak pra-sekolah sering dianggap sedang memasuki fase johnny won’t
eat. Anak seusia ini banyak melakukan aktivitas fisik (bermain dan lari-lari
kesana- kemari). Sehingga harus lebih banyak mengasup makanan. Sedangkan
masalah makan pada anak pada umumnya adalah masalah kesulitan makanan,
kesulitan makan anak yaitu kurangnya nafsu makan. Kesulitan makan juga
timbul jika alat pencernaan mengalami kelainan maupun bila reflex-refleks
yang berhubungan dengan makan terganggu. Permasalahan pada usia TK
(prasekolah) adalah bahwa pada usia ini seorang anak merupakan golongan
konsumen pasif yaitu belum dapat mengambil dan memilih makanan sendiri.
Mereka juga masih sukar diberikan pengertian tentang m akan disamping
kemampuan menerima berbagi jenis makanan juga masih terbatas. Dikaitkan
dengan kesehatan, maka diusia ini anak amat rentan terhadap berbagai penyakit
infeksi terutama apabila kondisinya kurang gizi.
Ada beberapa pendapat mengenai penyebab kesulitan makan anak, menurut
Palmer dan Horn yang dikemukakan Samsuddin (1985) antara lain adalah
a. Kelainan neuro-motorik
Kelainan neuro-motorik berupa retardasi mental, kelainan otot, inkoordinasi
alat-alat tubuh, kelainan esophagus (saluran menelan) dan lainnya.
b. Kelainan kongenital
Kelainan ini mencakup kelainan yang berhubungan dengan alat pencernaan
seperti lidah, saluran pencernaan, menyebabkan anak mengalami kesulitan
untuk makan atau menimbulkan muntah-muntah.
c. Kelainan gigi-geligi
9
Kerusakan pada gigi atau ketidaksempurnaan gigi yaitu tanggal, akan
menyulitkan anak mengunyah atau mengigit makanan dan anak merasa
sakit pada giginya sehingga segan makan.
d. Penyakit infeksi akut dan menahun
Pada infeksi akut saluran nafas bagian atas, sering menimbulkan kurang
nafsu makan (anoreksia) dan sulit menelan. Infeksi ini mempersukar anak
untuk menerima makanan.
e. Defisiensi nutrien/gizi
Defisiensi golongan yang pokok seperti kalori dan protein menimbulkan
gejala anoreksia karena produksi enzim pencernaan dan asam lambung yang
kurang dan anak dalam keadaan apatis.
f. Kelainan psikologik
Disebabkan kekeliruan pengelolaan orang tua dalam hal mengatur makan
anaknya.
2. Masalah Makan Pada Anak Usia Sekolah
Nutrisi merupakan komponen penting bagi kesehatan anak. Pertumbuhan dan
perkembangan yang dialami oleh anak-anak membuat mereka membutuhkan
nutrisi yang baik dalam hal protein, energi dan komponen nutrien lainnya. Hal
tersebut juga membuat mereka rentan terhadap kekurangan nutrisi dan
gangguan pertumbuhan. Pola makan yang dimulai sejak masa kanak kanak
dapat mempengaruhi kesehatan mereka selanjutnya. Pada masa kanak-kanak,
pemberian nutrisi yang kurang baik dapat mengakibatkan gagal tumbuh,
obesitas, dan penyakit-penyakit terkait defisiensi nutrisi. Akibat jangka panjang
yang dapat ditimbulkan adalah meningkatnya risiko penyakit degeneratif kelak
saat usia lanjut.
Masalah gizi yang dihadapi oleh anak-anak pada usia sekolah dasar antara lain:
obesitas, gagal tumbuh, anemia karena kekurangan zat besi, dan karies pada
gigi geligi serta infeksi kecacingan. Obesitas biasanya disebabkan karena
konsumsi makanan yang melebihi kebutuhannya per hari. Sebaliknya, gagal
tumbuh biasanya disebabkan karena kurangnya asupan nutrisi. Selain gagal
tumbuh, kurangnya asupan nutrisi juga dapat menyebabkan terjadinya anemia
dan membuat anak rentan terhadap infeksi. Karies disebabkan karena konsumsi
10
makanan yang mengandung gula berlebihan disertai dengan kebersihan gigi
yang kurang terjaga. Infeksi kecacingan disebabkan karena kurangnya
kebiasaan cuci tangan saat makan dan seringnya tidak menggunakan alas kaki
saat beraktifitas.
Masalah gizi pada anak sekolah dasar masih cukup memprihatinkan. Hal ini
dapat terlihat dari beberapa penelitian yang dilakukan terhadap anak usia
sekolah dasar di Indonesia. Anak usia sekolah dasar dalam hal ini adalah anak
dengan kisaran usia 7-12 tahun. Pada penelitian yang dilakukan oleh dr.
Saptawati Bardosono, ahli gizi dari Universitas Indonesia, di 5 sekolah dasar di
jakarta, didapatkan sebanyak 94,5% anak mendapatkan asupan gizi di bawah
angka kecukupan gizi yang dianjurkan. Hal senada diungkapkan oleh Endang
Dewi Lestari dengan penelitiannya pada 10 sekolah dasar di Solo. Didapatkan
semuanya menderita defisiensi zat seng. Rendahnya kecukupan gizi pada
kelompok anak usia sekolah dasar berpengaruh terhadap pertumbuhan fisik,
konsentrasi dan prestasi. Pada penelitian yang dilakukan oleh Satoto, ditemukan
sebanyak 30-35% anak sekolah dasar tumbuh di bawah baku yang ada.
Infeksi yang lama dan berat juga berhubungan erat dengan masalah gizi berupa
malnutrisi. Infeksi dapat menyebabkan terjadinya malnutrisi. Seorang anak
yang mengalami infeksi membutuhkan asupan nutrisi yang lebih banyak dari
biasanya. Sementara beberapa gejala yang dialami saat infeksi seperti diare dan
tidak nafsu makan membuat asupan nutrisi menjadi sulit. Sebaliknya, malnutrisi
juga dapat menyebabkan individu rentan terhadap terjadinya infeksi. Daya
tahan tubuh kita didukung oleh protein, zat besi, vitamin dan beberapa
mikronutrien lainnya. Jika asupan zat gizi tersebut kurang, kerja daya tahan
tubuh menjadi tidak optimal.
Untuk mengatasi masalah gizi diperlukan beberapa upaya, terutama dari pihak
orang tua dan pihak sekolah. Makanan anak-anak pada usia sekolah dasar perlu
diperhatikan, terutama karena pada usia ini anak-anak tersebut masih dalam
tahap pertumbuhan dan perkembangan, sehingga keseimbangan gizi perlu
dijaga.
Anak dengan usia sekolah dasar sudah dapat menentukan makanan yang
disukainya. Makanan yang diberikan pada anak usia sekolah dasar ditentukan
11
berdasarkan berat badan, usia dan aktivitas anak. Anak laki-laki umumnya lebih
banyak melakukan aktivitas fisik dibandingkan anak perempuan, sehingga
asupan makanan yang mengandung lebih bnayak energi perlu ditingkatkan.
Sedangkan anak perempuan pada usia sekolah dasar mulai memasuki usia haid,
sehingga memerlukan lebih banyak protein dan zat besi.
Sarapan pagi bagi anak-anak usia sekolah dasar sangat penting mengingat
aktivitas di sekolah yang melibatkan fisik dan konsentrasi belajar. Lingkungan
sekolah dasar umumnya memiliki banyak jajanan. Banyak anak menyukai
makanan jajanan yang hanya mengandung karbohidrat dan garam. Makanan
tersebut hanya akan membuat seorang anak cepat kenyang dan mengurangi
nafsu makan anak.
Asupan gizi pada anak usia sekolah mulai dipengaruhi oleh faktor lingkungan,
karena anak-anak usia ini sudah mulai mengenal lingkungannya. Oleh karena
itu, perhatian orang tua dan pihak sekolah perlu ditingkatkan untuk mencegah
gangguan nutrisi berupa malnutrisi atau pun obesitas. Peran serta dari berbagai
pihak dalam hal asupan gizi diperlukan untuk memperbaiki status gizi anak-
anak di Indonesia pada umumnya dan anak-anak usia sekolah dasar pada
khususnya.
F. Upaya Peningkatan Gizi pada Anak Sekolah
1. Usia Pra – Sekolah
Akibat dari kesulitan makan akan berpengaruh terhadap gizi seorang anak.
Upaya untuk mengatasi kesulitan makan adalah menghilangkan penyebab
kesulitan makan. Secara garis besar dapat dilakukan upaya dietetik dan upaya
psikologik.
a. Upaya dietetik
Upaya ini berhubungan dengan pengaturan makanan yaitu merancang
makanan. Adapun faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pengaturan
makanan ialah :
Umur dan berat badan anak
Keadaan penyakit anak
Keadaan alat penerima makanan : mulut, gigi, usus, dsb
Kebiasaan makan, selera, kesukaan, aneka ragam atau variasi hidangan
12
Penerimaan dan toleransi anak terhadap makan yang diberikan
Bila menemui kesulitan untuk mengenal menu sehat seimbang dapat
meminta bantuan atau berkonsultasi dengan ahi gizi. Dengan bantuan
seorang ahli gizi dapat dirancang makanan anak yang memenuhi
persyaratan :
Jumlah kebutuhan setiap nutrien disesuaikan dengan daftar kebutuhan
nutrien dan besarnya makanan.
Jenis bahan makanan yang akan dipilih untuk menterjemahkan nutrien
yag diperlukan dengna menggunakan daftar komposisi bahan makanan
berbagai macam bahan makanan.
Bentuk makanan yang akan diberikan yaitu dalam bentuk biasa, lunak,
saring atau cair.
Jadwal waktu makan dalam sehari
Cara pemberian makanan dengan cara biasa atau memakai alat
b. Upaya psikologik
Adalah upaya yang dilakukan orang tua dalam mengelola dan mengatur
makan anak. Dapat dilakukan dengan cara antara lain :
Hubungan emosional antara anak dan ibu hendaknya baik. Ibu perlu
sabar, tenang,dan tekun.
Adakan suasana makan yang menyenangkan anak,bersih dan berikan
pujian apabila anak melakukan cara makan dengna baik serta cukup
makan.
Gunakan alat makan yang menarik, disukai anak dan sesuai dengan
kondisi anak sehingga memudahkan anak untuk makan.
Orang tua hendaknya memperhatikan porsi yang pantas untuk anak
dengan cara, memberi porsi makan yang sekiranya anak tersebut dapat
menghabiskannya, serta memberi pujian pada anak karena dapat
menghabiskan makanannya.
Memberikan makanan-makanan baru ketika anak sedang lapar untuk
meningkatkan variasi selera makannya.
Jangan terlalu memaksakan satu jenis makanan yang anak tidak suka.
2. Usia Sekolah
13
WHO telah mencanangkan konsep sekolah sehat atau Health Promoting School,
melalui upaya promotif dan preventif didukung oleh upaya kuratif dan
rehabilitatif yang berkualitas adalah :
a. Promotif dan Pencegahan
Pemberian nutrisi yang baik dan benar (PMT, Sarapan dll)
Perilaku hidup sehat jasmani dan rohani
Deteksi dini dan pencegahan penyakit menular
Deteksi dini gangguan penyakit kronis pada anak sekolah
Deteksi dini gangguan pertumbuhan anak usia sekolah
Deteksi dini gangguan perilaku dan gangguan belajar
Imunisasi anak sekolah
b. Kuratif dan rehabilitasi.
Penganan pertama kegawat daruratan di sekolah
Pengananan pertama kecelakaan di sekolah
Keterlibatan guru dalam penanganan anak dengan gangguan perilaku
dan gangguan belajar
3. Contoh Daftar Makanan Anak Usia Pra Sekolah dan Sekolah
Kelompok makanan Disarankan porsi harian Disarankan melayani
ukuran
Sayur-sayuran
berdaun hijau gelap,
kuning, kacang kering
dan kacang polong,
dan sayuran-sayuran
lainnya
3-5 porsi
Sertakan semua jenis
secara teratur. Sering
sajikan sayuran hijau tua.
Sajikan kacang kering dan
kacang polong yang
dimasak dalam beberapa
kali seminggu
¼ cangkir sayuran yang
dimasak
¼ cangkir sayuran mentah
cincang
½ cangkir sayuran mentah
berdaun seperti seperti
daun selada atau bayem
Buah-buahan
Sertakan buah-buahan
atau jus pada mereka
secara teratur
2-4 porsi ½ buah utuh seperti pisang,
apel, jeruk atau irisan
melon
½ cangkir jus
¼ cangkir dimasak atau
14
buah kalengan
¼ cangkir kismis
Sereal, nasi dan pasta 6-11 porsi
Termasuk beberapa porsi
produk gandum harian
½ potong roti
½ roll, biskuit atau muffin
4 kerupuk, biskuit asin
¼ cangkir dimasak sereal,
nasi atau pasta
1/3 cangkir siap untuk
makan sereal kering
¼ dari camgkir untuk
dimasal sereal panas
Susu, yogurt dan keju 4 porsi ½ cangkir susu atau yogurt
¾ ons keju alami
½ ons keju diproses
Daging unggas, ikan,
kacang kering dan
kacang polong, telur
dan kacang-kacangan
3-5 porsi 1 ons daging dimasak
Unggas atau ikan
½ telur
½ cangkir kacang masak
2 sendok makan selai
kacang
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian yang telah dibahas, dapat ditarik kesimpulan bahwa masa
prasekolah dan Sekolah adalah masa peralihan antara masa bayi dan masa
Remaja. Anak pada usia ini dalam menjalani tumbuh kembangnya
membutuhkan zat gizi yang esensial mencakup protein, lemak, karbohidrat,
mineral, vitamin, dan air yang harus dikonsumsi secara seimbang.
Kebutuhan pada anak usia ini memerlukan kalori sebesar 50 kkal per kg
berat badan. Anak-anak disetiap tahapan usia membutuhkan penanganan
berbeda seiring dengan pertumbuhannya. Hal ini disebabkan oleh pada
setiap tahapan pertumbuhan, karakter anak berbeda-beda. Sehingga,
penyesuaian kebutuhan anak disetiap tahapan usia sangat penting untuk
mencapai pertumbuhan optimal.
B. Saran
Dari kesimpulan diatas, adapun saran yang dapat diberikan yaitu sebagai
berikut.
o Orang tua harus memberikan nutrisi yang cukup dan seimbang
kepada anaknya ketika berusia 1- 12 tahun.
o Orang tua harus mampu menyusun menu seimbang untuk anaknya
16
Daftar Pustaka
1. Almatsier, sunita. Susirah sotardjo. Moerijanti soekarti. 2011. Gizi seimbang
dalam Daur Kehidupan. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
2. Boediman, Dradjat. 2009. Sehat Bersama Gizi. Jakarta : CV. Sangung Seto.
3. Khomsan, Ali. 2004. Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada.
4. Purwitasari, Desi. Dwi Maryanti. 2009. Gizi dalam Kesehatan Reproduksi
Yogyakarta : Nuha Medika.
5. Santoro, Soegeng, Anne Lies Ranti. 2004. Kesehatan dan Gizi. Jakarta : PT.
Rineka Cipta.
6. http://anisfadil.blogspot.com/2013/04/gizi-pada-anak-usia-sekolah.html
7. http://alisahana.blogspot.com/2013/03/gizi-seimbang-untuk-anak-pra
sekolah.html
8. http://pengertianpengertian.blogspot.com/2011/11/pengertian-anak-
prasekolah.html
9. http://mhermawan12.blogspot.com/2012/06/gizi-pada-anak-pra-sekolah.html