makalah gelombang elektromagnetik
DESCRIPTION
gelombang elektromagnetikTRANSCRIPT
MAKALAH MATA KULIAH GELOMBANG
“GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK”
Disusun oleh:
1. Fitriyana (NIM. 06091011039)
2. Feni Kurnia (NIM. 06091011035)
3. Dwi Agustine A (NIM. 06091011
4. Indri Pratiwi (NIM. 06091011
5. Dian fatriyani Pertiwi (NIM. 06091011036)
6. Fika Nurul Hidayati (NIM. O6o91011038)
7. Revi Celviani (NIM. 06091011037)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2011
Y
X
Z
GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK
Pengertian Gelombang Elektromagnetik
Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang dapat merambat
walau tidak ada medium. Gelombang elektromagnetik merupakan gelombang
transversal yang gangguannya berupa medan listrik E dan medan magnet B saling
tegak lurus dan keduanya tegak lurus arah rambat gelombang. Karena gangguan
gelombang elektromagenik adalah medan listrik dan medan magnetik maka
gelombang elektromagnetik dapat merambat dalam vakum. Semua jenis
gelombang elektromagnetik merambat dalam vakum dengan kecepatan sama yaitu
c = 3 x 108 m/s yang disebut denan tetapan umum.
Spektrum Gelombang Elektromagnetik
Susunan semua bentuk gelombang elektromagnetik berdasarkan panjang
gelombang dan frekuensinya disebut spektrum elektromagnetik. Gambar spectrum
elektromagnetik di bawah disusun berdasarkan panjang gelombang (diukur dalam
satuan _m) mencakup kisaran energi yang sangat rendah, dengan panjang
gelombang tinggi dan frekuensi rendah, seperti gelombang radio sampai ke energi
yang sangat tinggi, dengan panjang gelombang rendah dan frekuensi tinggi seperti
radiasi X-ray dan Gamma Ray.
1. Gelombang Radio
Medan listrik
Medan Magnet
Arah Gelombang
Gelombang radio dikelompokkan menurut panjang gelombang atau
frekuensinya. Jika panjang gelombang tinggi, maka pasti frekuensinya rendah
atau sebaliknya. Frekuensi gelombang radio mulai dari 30 kHz ke atas dan
dikelompokkan berdasarkan lebar frekuensinya. Gelombang radio dihasilkan oleh
muatan-muatan listrik yang dipercepat melalui kawat-kawat penghantar. Muatan-
muatan ini dibangkitkan oleh rangkaian elektronika yang disebut osilator.
Gelombang radio ini dipancarkan dari antena dan diterima oleh antena pula.
Kamu tidak dapat mendengar radio secara langsung, tetapi penerima radio akan
mengubah terlebih dahulu energi gelombang menjadi energi bunyi.
2. Gelombang mikro
Gelombang mikro (mikrowaves) adalah gelombang radio dengan
frekuensi paling tinggi yaitu diatas 3 GHz. Jika gelombang mikro diserap oleh
sebuah benda, maka akan muncul efek pemanasan pada benda itu. Jika makanan
menyerap radiasi gelombang mikro, maka makanan menjadi panas dalam selang
waktu yang sangat singkat. Proses inilah yang dimanfaatkan dalam microwave
oven untuk memasak makanan dengan cepat dan ekonomis.
Gelombang mikro juga dimanfaatkan pada pesawat RADAR (Radio
Detection and Ranging) RADAR berarti mencari dan menentukan jejak sebuah
benda dengan menggunakan gelombang mikro. Pesawat radar memanfaatkan sifat
pemantulan gelombang mikro. Karena cepat rambat glombang elektromagnetik c
= 3 X 108 m/s, maka dengan mengamati selang waktu antara pemancaran dengan
penerimaan.
3. Sinar Inframerah
Sinar inframerah meliputi daerah frekuensi 1011Hz sampai 1014 Hz atau
daerah panjang gelombang 10-4 cm sampai 10-1 cm. jika kamu memeriksa
spektrum yang dihasilkan oleh sebuah lampu pijar dengan detektor yang
dihubungkan pada miliampermeter, maka jarum ampermeter sedikit diatas ujung
spektrum merah. Sinar yang tidak dilihat tetapi dapat dideteksi di atas spektrum
merah itu disebut radiasi inframerah.
Sinar infamerah dihasilkan oleh elektron dalam molekul-molekul yang
bergetar karena benda diipanaskan. Jadi setiap benda panas pasti memancarkan
sinar inframerah. Jumlah sinar inframerah yang dipancarkan bergantung pada
suhu dan warna benda.
4. Cahaya tampak
Cahaya tampak sebagai radiasi elektromagnetik yang paling dikenal oleh
kita dapat didefinisikan sebagai bagian dari spektrum gelombang elektromagnetik
yang dapat dideteksi oleh mata manusia. Panjang gelombang tampak nervariasi
tergantung warnanya mulai dari panjang gelombang kira-kira 4 x 10-7 m untuk
cahaya violet (ungu) sampai 7x 10-7 m untuk cahaya merah. Kegunaan cahaya
salah satunya adlah penggunaan laser dalam serat optik pada bidang
telekomunikasi dan kedokteran.
5. Sinar Ultraviolet
Sinar ultraviolet mempunyai frekuensi dalam daerah 1015 Hz sampai 1016
Hz atau dalam daerah panjang gelombagn 10-8 m 10-7 m. gelombang ini
dihasilkan oleh atom dan molekul dalam nyala listrik. Matahari adalah sumber
utama yang memancarkan sinar ultraviolet dipermukaan bumi,lapisan ozon yang
ada dalam lapisan atas atmosferlah yang berfungsi menyerap sinar ultraviolet dan
meneruskan sinar ultraviolet yang tidak membahayakan kehidupan makluk hidup
dibumi.
6. Sinar X
Sinar X mempunyai frekuensi antara 10 Hz sampai 10 Hz . panjang
gelombangnya sangat pendek yaitu 10 cm sampai 10 cm. meskipun seperti itu tapi
sinar X mempunyai daya tembus kuat, dapat menembus buku tebal, kayu tebal
beberapa sentimeter dan pelat aluminium setebal 1 cm.
7. Sinar Gamma
Sinar gamma mempunyai frekuensi antara 10 Hz sampai 10 Hz atau
panjang gelombang antara 10 cm sampai 10 cm. Daya tembus paling besar, yang
menyebabkan efek yang ser jika diserap oleh jaringan tubuh.
Frekuensi semakin Tinggi
Panjang gelombang semakin Besar
Gel radio gel mikro inframerah sinar tampak UV sinar X sinar γ
Sifat-Sifat Gelombang Elektromagnetik
Gelombang elektromagnetik memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
1. Gelombang elektromagnetik dapat merambat dalam ruang tanpa medium
2. Gelombang Elektromagnetik merupakan gelombang transversal.
3. Gelombang elektromagnetik tidak memiliki muatan listrik sehingga
bergerak lurus dalam medan magnet maupun medan listrik.
4. Gelombang elektromagnetik dapat mengalami pemantulan (refleksi),
pembiasan (refraksi), perpaduan (interferensi), pelenturan (difraksi),
pengutuban (polarisasi).
5. Perubahan medan listrik dan medan magnet terjadi secara bersamaan,
sehingga medan listrik dan medan magnet sefase dan berbanding lurus.
Konsep Gelombang Elektromagnetik
Keberadaan gelombang elektromagnetik didasarkan pada hipotesis
Maxwell “James Clark Maxwell ” dengan mengacu pada 3 fakta relasi antara
listrik dan magnet yang sudah ditemukan :
a. percobaan Oersted yang berhasil membuktikan : arus listrik dalam
konduktor menghasilkan medan magnet disekitarnya (jarum kompas
menyimpang bila di dekatkan pada kawat yang dialiri arus listrik)
b. percobaan Faraday yang berhasil membuktikan batang konduktor yang
menghasilkan GGL induksi pada kedua ujungnya bila memotong medan
magnet
c. percobaan Faraday yang menunjukkan perubahan fluks magnetik pada
kumparan menghasilkan arus induksi dalam kuparan tersebut
Didasarkan pada penemuan Faraday “Perubahan Fluks magnetik dapat
menimbulkan medan listrik” dan arus pergeseran yang sudah dihipotesakan
Maxwell sebelumnya, maka Maxwell mengajukan suatu hipotesa baru : “Jika
perubahan fluks magnet dapat menimbulkan medan listrik maka perubahan Fluks
listrik juga harus dapat menimbulkan medan magnet” Hipotesa ini dikenal
dengan sifat simetri medan listrik dengan medan magnet.
Bila Hipotesa Maxwell benar, konsekuensinya perubahan medan listrik
akan mengakibatkan medan magnet yang juga berubah serta sebaliknya dan
keadaan ini akan terus berulang. Medan magnet atau medan listrik yang muncul
akibat perubahan medan listrik atau medan magnet sebelumnya akan bergerak
(merambat) menjauhi tempat awal kejadian. Perambatan medan listrik dan medan
magnet inilah yang disebut sebagai gelombang elektromagnetik. Kebenaran
Hipotesa Maxwell tentang adanya gelombang elektromagnetik pada akhirnya
dibuktikan oleh “ Heinrich Hertz”
Y+
x+
Z+
E dy
A
B C
D
dx
Maxwell menyatakan bahwa gangguan pada gelombang elektromegnetik
berupa meda listrik dan medang magnetik yang selalu saling tegak lurus, dan
keduanya tegak lurus terhadap arah rambatan gelombang.
Rumus cepat rambat gelombang elektromagnetik Maxwell:
c : cepat rambat gelombang elektromagnetik = 2,99792 x 108 m/s = 3 x 108 m/s
μ0 : permeabilitas vakum = 4π x 10-7 Wb A-1 m-1
ε 0 : permitivitas vakum = 8,85418 x 10-12 C2N-1m-2
Pada pembicaraan kita mengenai gelombang elektromagnetik, kita batasi
pada gelombang elektromagnetik yang mempunyai medan listrik E⃗ sejajar sumbu
Y, induksi magnetik B⃗ sejajar sumbu Z dan E⃗ tegak lurus B⃗, sedangkan sumbu x
adalah arah rambat.
c= 1
√ μ0 ε0
Vektor medan listrik dar gelombang elektromegnetik sejajar sumbu y
Sumbu x merupakan arah rambatgelombang elektromagnetik
Y+
x+
Z+
B P
Q R
S
Ambil kontur : ABCDA pada medan listrik, maka:
∮ABCDA
E⃗ .d⃗l=∫A
B
E⃗ d⃗l+∫B
C
E⃗ d⃗l+∫C
D
E⃗ d⃗l+∫D
A
E⃗ d⃗l
¿−Ey dy+0+E 'y dy+0
¿ (E 'y−Ey )dy
¿∂ Ey dy=∂ E y
∂ xdx dy , jika ∂ E y=E'
y−E y
∮ABCDA
B⃗ .⃗ dA=BZ dx dy ; maka∂∂ t∮ B⃗ d⃗A=
∂ BZ
∂ t(dxdy )
Menurut hukum Henry Farady
∮L
E⃗ . d⃗l=−∂∂t
∮ B⃗ . d⃗A
∂ Ey
∂ xdx dy=
−∂ BZ
∂ tdxdy atau
∂ Ey
∂ x=
−∂ BZ
∂ t( pers .1)
Lihat kontur PQRSP pada bidang X-Z (medan magnet) pada gambar di atas.
Vektor induksi magnetik dari gelombang elektromagnetik sejajar sumbu Z, sumbu X mrupakan arah rambat
∮PQRSP
B⃗ . d⃗l=∫P
Q
B⃗ d⃗l+∫Q
R
B⃗ d⃗l+∫R
S
B⃗ d⃗l+∫S
P
B⃗ d⃗l
¿ BZ dz+0−B'Z dz+0
¿ (BZ−B 'Z )dz=−(B'
Z−BZ )dz
¿−∂ BZ
∂ xdz dy , jika d BZ= (B 'Z−BZ )
∮PQRSP
B⃗ .⃗ dA=Ey dx dz
Menurut hukum Ampere- Maxwell:
∮L
B⃗ . d⃗l=ε 0 μ0ddt∮ E⃗ . d⃗A+μ0 I (dalam vakumi=0 ; ρ=0 ) ;
∂ BZ
∂ xdx dz=ε0 μ0
ddt
( Ey dx dz ) atau
∂ BZ
∂ x=−ε0 μ0
∂ E y
∂ t( pers .2)
Jika (pers.1) kita turunkan terhadap x:
∂∂ x ( ∂ Ey
∂ x )=−∂∂ x ( ∂ BZ
∂ t )atau∂2 Ey
∂ x2 =−∂2 B z
∂ x ∂t
Dan (pers.2) kita turunkan tehadap t:
∂∂ t ( ∂ B z
∂ x )=−ε0 μ0∂∂t ( ∂ E y
∂ t )atau∂2 B z
∂ x ∂ t=−¿−ε0 μ0
∂ ² Ey
∂ t ²
Kita peroleh:
∂ ² Ey
∂t ²= 1
ε0 μ0
∂ ² Ey
∂ x ²(pers .3)
(Pers.3) menunjukkan bahwa medan listrik merambat sepanjang sumbu x dengan
kecepatan:
c= 1
√ μ0 ε0
Jika (pers.1) kita turunkan terhadap t:
∂∂ t ( ∂ Ey
∂ x )=−∂∂t ( ∂ B z
∂ t )atau∂ Ey
∂ x ∂ t=
∂ ² B z
∂ t ²
Dan (pers.2)kita turunkan terhadap x:
∂∂ x ( ∂ B z
∂ x )=−μ0 ε0∂
∂ x ( ∂ E y
∂t )atau
∂2 B z
∂ x2 =−μ0 ε0
∂2 E y
∂ x ∂ t, atau
∂ ² B z
∂ t ²= 1
ε0 μ0
∂ ² B z
∂ x ²( pers .4 )
(Pers.4) menunjukkan bahwa mwwdan magnet merambat sepanjang sumbu x
dengan kecepatan c=1
√ μ0 ε0
1
√μ0 ε0
diberi notasi c (cepat rambat cahaya dalam vakum), karena secara
eksperimen, henry Hertz mandapatkan bahwa 1
√μ0 ε0
=2,9279 x 108 m /s, sama
denagn cepat rambat cahaya dalam vakum. (Pers.3) dan (pers.4) mempunyai
solusi umum :
E y=E sin k ( x−ct )=E sin (kx−ωt) (per. 5)
Bz=Bsin k (x−ct )=B sin(kx−ωt) (pers.6)
Gelombang dari medan listrik E⃗dan medan magnet B⃗ mempunyai fase sama, E
dan B adalah amplitudo dari masing-masing gelombang dan mempunyai
hubungan sebagai berikut.
Apabila (pers.5) dan (pers.6) masing-masing kita turunkan terhadap x dan t:
∂ Ey
∂ x=k E cos k (x−ct )
∂ B z
∂ t=k c B cos k (x−ct)
Sedangkan menurut (pers.1) :
∂ Ey
∂ x=
−∂ B z
∂t
k E cos k (x−ct )=−( k c B cosk ( x−ct ) ) atau
Hubungan Antara Amplitudo Kuat Medan Listrik dan Amplitudo Kuat
Medan Magnet
Berdasarkan persamaan maxwell, solusi terbaik dari gelombang bidang
elektromagnetik adalah suatu gelombang E dan B berubah terhadap x dan t seusai
dengan persamaan:
Untuk mendapatkan hubungan antara Em dan Bm maka ∂ E∂ x
=∂ B∂ t
∂ E∂ x
=∂ B∂ t
B B
CC
E E
Y
X
Z
E = Em cos (kx-ωt) ; dengan c=ωk
=λf
B = Bm cos (kx-ωt)
Ket : Em = Nilai maxsimum amplitudo kuat medan
listrik
Bm = Nilai maxsimum amplitudo kuat medan
magnetik
|E|=c|B|
90°S
B
E
∂(Emcos (kx−ωt ))∂ x
=∂(Emcos ( kx−ωt ))
∂ t
−k Emsin (kx−ωt )=−ωBmsin ( kx−ωt )
k Em=ω Bm
Persamaan Vektor Pointing (S)
Laju energi yang dipindahkan melalui gelombang elekrtomagnetik disebut
poynting ( lambang S ). Dan didefinisikan oleh persamaan vektor:
S= 1μ0
E x B sin θ
S= 1μ0
E x B sin 90 °
S= 1μ0
E x B= EBμ0
S=E ( E
c)
μ0
=( B . c ) B
μ0
EmBm
=c=v
E dan B saling tegak lurus
EB
=c makaEc=B ;E=B . c
S= E2
μ0 c=B2 c
μ0
Karena E2=Em2 sin2(ωt−kx)
B2=Bm2 sin2(ωt−kx )
sin2(ωt−kx )=12
S= E2
μ0 c=B2 c
μ0
S=Em
2 sin2 (ωt−kx )μ0 c
=c . Bm
2 sin2 (ωt−kx )μ0
S=Em
2 (12)
μ0c=
c .Bm2 ( 1
2)
μ0
S=Em(Bm c)
2 μ0 c=
c . Bm(Em /c)2 μ0
S= E2
μ0 c=B2 c
μ0
Dimana S=¿ vektor poynting P = daya
Em= kuat medan listrik A = luas penampang
Bm = kuat medan magnet
Intensitas Gelombang Elektromagnetik
Kita ketahui rapat energi listrik:
EL=12
ε0|⃗E|²
Rapat energi magnet:
EB=12
ε 0|B⃗|2=1
21μ0
1
c2|E⃗|2
=12
ε 0|E⃗|2
Jadi rapat energi total (rapat energi elektromagnetik):
ETotal=EL+ EB=ε0|E⃗|2
Intensitas gelombang elektromagnetik;
I=cE=c ε0|E⃗|2
Intensitas rata-rata gelombang elektromagnetik adalah;
I rata−rata=cE=c ε0|E⃗|2rata−rata
Dalam hal gelombang elektromgnetik harmonik, maka;
Erata−rata=|E⃗|2sin ² k (x−ct )rata−rata=
12|E⃗|2
Jadi intensitas rata-ratanya adalah:
S=Em Bm
2 μ0
= PA
ETotal=ε0|E⃗|2
y1
y1
L
d
Sedangkan momentum persatuan volumenya p= Ec
, jadi;
|p⃗|2=
ε0 E2
c
Difraksi Cahaya
Difraksi maksimum
n = 0,1,2,3,…
Difraksi merupakan pembelokan gelombang di sekitar suatu penghalang atau pinggir celah.
Cahaya yang melewati sebuah celah sempit yang seukuran dengan panjang gelombang cahaya, mengalami lenturan atau Difraksi. Utuk difraksi celah tunggal yang kita amati adalah pita gelap. Pita gelap ke – n terjadi jika,
Difraksi minimum
𝑑sin𝜃 = 𝑛 𝜆 ; 𝜆= 𝑑sin𝜃𝑛
n = 1,2,3,…
n = 1 untuk pita gelap ke – 1, n = 2 untuk pita gelap ke – 2,….
d sin θ=(n+ 12) λ
I rata−rata=cE=12
cε 0|E⃗|2
|p⃗|2=ε0|E⃗|x|⃗B|
n = 0 untuk pita terang pusat, n = 1 untuk pita terang ke – 1,….
θ = sudut simpang (Sudut Deviasi).
d= lebar celah
Lebar pita terang pusat = 2y1, dengan y1 adalah jarak pita gelap ke - 1 dari titik tengah terang pusat , dihitung sebagai berikut :
Dengan L adalah jarak celah tunggal ke layar.
Perbesaran Sistem Alat Optik dibatasi oleh Difraksi
Suatu kriteria yang menyatakan bagaimana bayangan dari dua dua benda titik yang masih dapat dipisahkan dengan baik oleh suatu lensa, pertama diusulkan oleh Lord Rayleigh (1887-1905), disebut kriteria Rayleigh, yang berbunyi sebagai berikut:
“Dua benda titik tepat akan dapat pisahkan jika pusat dari pola difraksi benda titik pertama berimpit dengan minimum pertama dari pada difraksi benda titik dua”
Ukuran sudut pemisahan agar dua benda titik masih dapat dipisahkan secara tepat brdasarkan kriteria Rayleigh disebut batas sudut resolusi atau sudut resolusi minimum (lambang θm), dinyatakan oleh:
sin θm=1,22 λd
Karena sudut θm sangat kecil maka sin θm ≈ θm , sehingga persamaan menjadi
θm=1,22λd
Jarak pisah terpendek dari dua benda titik dimana bayangan yang dihasilkannya masih dapat ditampilkan sebagai dua titik terpisah yang disebut btas resolusi atau daya urai alat optik (dm)
Karena sudut θm sangat kecil maka tan θm ≈ θm ≈ dm
L
d y1
L=λ atau y1=
L λd
Sumber cahaya
dS1
S2 R
P
y
L
Layar
o
dm
L=1,22
λd
Dengan : θm = sudut resolusi minimum (radian)
λ = Panjang gelombang (m)
d = Diameter bukaan alat optik (m)
dm = batas resolusi atau daya urai lensa (m)
L = jarak benda dari lensa (m)
Interferensi Cahaya
Ketika kedua gelombang yang berpadu sefase (beda fase 0, 2𝞹, 4 𝞹,..../ 0, 𝞹, 2 𝞹, 3 𝞹,....) maka yang terjadi adalah interferensi konstruktif9 saling menguatkan) dan gelombang memiliki amplitudo maksimum. Sedangkan ketika
gelombang yang berpadu berlawanan fase ( beda fase: 𝞹, 3 𝞹, 5 𝞹, .../ ½ 𝞹, 1 ½ 𝞹,...) maka yang terjadi adalah interferensi destruktif ( saling melemahkan) an gelombang memiliki amplitudo nol.
Sudut OQP = sudut S2 S1R karena di depan sudut θ adlah 90° (sama) sehingga θnya juga sama.
sin θ=S2 R
S1 S2
=S2 R
d; dimana S1 S2=d
S2 R=d sin θ
dm=1,22λd
L
Q
Intensitas cahaya di P adaah resultan intensitas cahaya datang dari S1 dan S2.
Lintasan S1P lebih pendek daripada lintasan S2P. Selisihnya disebut beda lintasan.
Apabila S2P dipotong di titik R maka lintasan S1P= RP∆ S=¿ S2P- S1P = S2R
∆ S=d sin θ
Interferensi maksimum terjadi jika fase sama, karena sefase maka ini terjadi pada pita terang ( interferensi konstruktif) sehingga beda lintasannya;
Interferensi minimum terjadi jika berlawana fase (Destruktif) atau beda lintasannya ½ λ, 1 ½ λ, 2 ½ λ,...
Jarak pita terang dan gelap ke ke-n ke terang pusat
Kisi Difraksi
Kisi difraksi merupakan alat yang digunakan untuk menghasilkan pola interferensi yang lebih tajam pada layar yang memiliki celah dengan lebar sama dan jarak antar celah yang berdekatan juga sama.
Tetapan kisi garis terang
d= 1N
;d sin θ=n λ ;n=0,1,2 , …
n= 0 menyatakan maksimum orde ke nol atau pusat terang, n =1 menyatakan maksimum orde ke-1(garis terang ke-1), dan seterusnya.
Polarisasi Cahaya
∆ S=d sin θ=n λ
n= 0, 1,2,3,...
∆ S=d sin θ=(2 n−1 )1/2 λ
n = ½ λ, 1 ½ λ, 2 ½ λ,...
Untuk pita terang
d sin θ=n λ, sin θ≈ tan θ ≈ yL
d ( yL)=n λ
y=n λ Ld
Untuk pita gelap
d sin θ=(n+1) λ
y=(n+1)λ L
d
Bahan polarisasi Intensitas cahaya terpolarisasi (I1)
Sumbub transmisiArah rambat gelombang
Intensitas cahaya terpolarisasi (I0)
90°
Sinar datang
Sinar bias (terpolarisasi sebagian)
Sinar pantul (terpolarisasi sempurna)
Polarisasi cahaya yaitu merupakan terserapnya sebagian arah getar cahaya. Cahaya yang mempunyai satu arah getar saja disebut cahaya terpolarisasi linear. Polarisasi hanya terjadi pada gelombang transversal. Ada empat cara untuk memperoleh cahaya terpolarisasi:
1. Penyerapan selektif2. Pemantulan3. Pembiasan ganda4. Hamburan
Polarisasi dengan penyerapan selektif,
Menurut hukum malus:
Maka intensitas cahaya yang diteruskan oleh sistem polaroid mencapai maksimum kedua sumbu transmisi atau polarisasi adaah sejajar (θ= 0°/ 180°) dan mencapai minimum jika kedua sumbu polarisasi saling tegak lurus (θ= 90°).
Polarisasi dengan pemantulan
Malus menemukan cahaya terpolarisasi akibat pemantulan yaitu melalui dua medium. Ada tiga keungkinan yang terjadi pada cahaya yang dipantulkan yaitu:
1. Cahaya pantul tak terpolarisasi ( sudut datang 0°/90°)2. Cahaya pantul terpolarisasi sebagian (sudut datang 0°<θ <90°)3. Cahaya pantul terpolarisasi sempurna.
θB
Sudut datang yang menghasilkan sinar pantul terpolarisasi sempurna disebut sudut polarisasi atau sudut Brewster (θB ¿.
θB+90 °+θ2=180 °
θ2=90 °−θB
I 2=I 1cos2θ=12
I 0 cos2θ
I 1=12
I0
Gunakan persamaan dasar pembiasan:
n1 sin θ1=n2sin θ2
n1 sin θB=n2 sin θ2
sin θB
sinθ2
=n2
n1
sin θB
cosθ2
=n2
n1
Jika cahaya datang dari udara (n1=1) menuju ke bahan dengan indeks bias n maka;
tanθB=n1
tanθB=n
Persamaan ini disebut dengan hukum Brewster.
Efek Dopler Pada Gelombang Elektromagnetik
Efek dopler pada gelombang elektromagnetik misalnya cahaya adalah
perubahan frekuensi jika sumber cahaya bergerak. Frekuensi akan menjadi rendah
jika sumber cahaya menjauhi pengamat, berarti 𝝀 menjadi besar. Untuk cahaya
tampak, 𝝀 besar berada pada daerah warna merah, berarti jika terjadi pergerakan sumber cahaya yang menjauh maka spektrum cahaya akan bergeser ke arah warna merah. Misal:
Sudut datang yang menghasilkan sinar pantul terpolarisasi sempurna disebut sudut polarisasi atau sudut Brewster (θB ¿.
θB+90 °+θ2=180 °
θ2=90 °−θB
tanθB=n2
n1
sebuah bintang di langit yang bergerak menjauhi bumi,maka warna bintang akan beralih ke warna merah.Dalam efek Doppler untuk gelombang bunyi, kecepatan bunyi
berperan penting dan kecepatan ini bergantung pada medium sebagai acuan.
Misalnya, kecepatan bunyi terhadap acuan udara bergerak berbeda dengan
kecepatan bunyi terhadap acuan udara diam. Kontras dengan gelombang bunyi,
kecepatan rambat gelombang elektromagnetik juga sama, baik diukur relatif
terhadap pengamat bergerak maupun relatif terhadap pengamat yang bergerak
dengan kecepatan tetap.
Ketika gelombang elektromagnetik, sumber gelombang, dan pengamat
bergerak sepanjang garis lurus yang sama melalui vakum, maka untuk vrell << c
fp = frekuensi yang di terima pengamat (Hz)
fs = frekuensi yang dipancarkan sumber gelombang (Hz)
vrel = kecepatan antara sumber dan pengamat saling relatif.
c = kecepatan cahaya dalam vakum
efek Doppler terutama digunakan untuk menentukan laju gerak
kendaraan. Radar adalah suatu detektor yang dapat mengukur jarak
denganmenggunakan gelombang mikro (𝝀= 3 cm), yaitu dengan mengukur waktu gema pada saat gelombang dipantulkan kembali. Berikut adalah contoh aplikasi radar.1. Radar untuk menentukan kecepatan gerak (radar Doppler)2. Menentukan posisi pesawat udara atau benda-benada
lain(mengukur jarak).3. Mengamati lalu lintas untuk kendaraan yang melebihi kecepatan
maksimum yang diizinkan.
f p=f s ±vrell
c
Daftar Pustaka
Sarajo, Abi Ganijanty. 2011. Gelombang dan Optika untuk Universitas. Jakarta: Salembateknika.
Riyn. 2010. Gelombang elektromagnetik. http://riyn.multiply.com/journal/item/48/Gelombang_elektromagnetik. diakses pada tanggal 22 oktober 2011
Syafira.2011. gelombang elektromagnetik. http://www.slideshare.net/ruypudjo/a1-gel-elektromagnetik-syafira/download. diakses pada tanggal 22 oktober 2011.
Mohtar. 2011. Gelombang elektromagnetik ppt. http://www.uns.ac.id. diakses pada tanggal 22 oktober 2011.
Nurwani. 2010. Gelelektromagnetikppt. http://www.slideshare.net/nurwani/gelombang-elektromagnetik/download. diakses pada tanggal 22 oktober 2011.
kanginan, marthen. 2002. Fisika untuk SMA Kelas XII. Jakarta : Erlangga.