makalah fungsi pajak bagi pemerintah

15
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembayaran pajak merupakan perwujudan dari kewajiban kenegaraan dan peran serta Wajib Pajak untuk secara langsung dan bersama-sama melaksanakan kewajiban perpajakan untuk pembiayaan negara dan pembangunan nasional. Sesuai falsafah undang-undang perpajakan, membayar pajak bukan hanya merupakan kewajiban, tetapi merupakan hak dari setiap warga Negara untuk ikut berpartisipasi dalam bentuk peran serta terhadap pembiayaan negara dan pembangunan nasional. Tanggung jawab atas kewajiban pembayaran pajak, sebagai pencerminan kewajiban kenegaraan di bidang perpajakan berada pada anggota masyarakat sendiri untuk memenuhi kewajiban tersebut. Hal tersebut sesuai dengan sistem self assessment yang dianut dalam Sistem Perpajakan Indonesia. Eksistensi pajak merupakan sumber pendapatan utama sebuah negara, karena itu merupakan isu strategis yang selalu menjadi pantauan masyarakat. Apalagi sekarang telah dilakukan pembahasan RUU Pajak yang baru yang akan menggantikan UU No. 16/2000 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Penduduk Indonesia sebesar 215 juta jiwa merupakan potensi pajak yang berlimpah. Ironisnya, hingga 2004 jumlah wajib pajak/ pembayar pajak hanya mencapai 3.670.060 jiwa dengan perincian 2.622.184 pembayar pajak orang pribadi dan 1.047.876 lainnya pembayar pajak badan. Hal ini menandakan bahwa kebijakan perpajakan tidak cukup kuat untuk melakukan 1

Upload: jafar-muhammad

Post on 17-Feb-2015

578 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

fungsi pajak bagi pemerintah

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Fungsi Pajak Bagi Pemerintah

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembayaran pajak merupakan perwujudan dari kewajiban kenegaraan dan peran serta

Wajib Pajak untuk secara langsung dan bersama-sama melaksanakan kewajiban perpajakan

untuk pembiayaan negara dan pembangunan nasional. Sesuai falsafah undang-undang

perpajakan, membayar pajak bukan hanya merupakan kewajiban, tetapi merupakan hak dari

setiap warga Negara untuk ikut berpartisipasi dalam bentuk peran serta terhadap pembiayaan

negara dan pembangunan nasional. Tanggung jawab atas kewajiban pembayaran pajak,

sebagai pencerminan kewajiban kenegaraan di bidang perpajakan berada pada anggota

masyarakat sendiri untuk memenuhi kewajiban tersebut. Hal tersebut sesuai dengan sistem

self assessment yang dianut dalam Sistem Perpajakan Indonesia.

Eksistensi pajak merupakan sumber pendapatan utama sebuah negara, karena itu

merupakan isu strategis yang selalu menjadi pantauan masyarakat. Apalagi sekarang telah

dilakukan pembahasan RUU Pajak yang baru yang akan menggantikan UU No. 16/2000

tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Penduduk Indonesia sebesar 215 juta

jiwa merupakan potensi pajak yang berlimpah. Ironisnya, hingga 2004 jumlah wajib pajak/

pembayar pajak hanya mencapai 3.670.060 jiwa dengan perincian 2.622.184 pembayar pajak

orang pribadi dan 1.047.876 lainnya pembayar pajak badan. Hal ini menandakan bahwa 

kebijakan perpajakan tidak cukup kuat untuk melakukan ekstensifikasi pajak di samping

proses pendataan wajib pajak yang kurang gencar dilakukan.

1.2 Perumusan Masalah

Wajib Pajak Pribadi adalah orang yang memperoleh penghasilan baik sebagai seorang

direktur dari satu, beberapa, atau bahkan ratusan perusahaan atau seorang pemegang saham

atau komisaris atau pegawai menengah atau pegawai rendah atau pekerja mandiri seperti

dokter, notaries , pengacara . Wajib Pajak Orang Pribadi memiliki resiko mengalami

pemeriksaan pajak . Namun sering kali terjadi berbagai permasalahan mengenai pembyaran

pajak pribadi itu sendiri.

1. Bagaimanakah Perlakuan PPh atas pengalihan tanah?

2. Bagimanakah Perlakuan PPh atas kerugian yang timbul akibat terjadinya bencana alam?

1

Page 2: Makalah Fungsi Pajak Bagi Pemerintah

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian pajak

Beberapa ahli memberikan pengertian antara pajak antara yang satu dengan yang

lainnya. Diantara beberapa pengertian yang diberikan oleh para ahli adalah sebgai berikut.

1. Menurut Sommerfeld: pajak adalah suatu pengalihan sumber-sumber yang wajib

dilakukan dari sektor swasta kepada sektor pemerintah berdasarkan peraturan tanpa

mendapat suatu imabalan kemabali yang langsung dan seimbang, agar pemerintah dapat

melaksanakan tugas tugasnya dalam pemerintahan

2. Menurut Prof. DR. Rochmat Soemitro: pajak adalah pengalihan kekayaan dari pihak

rakyat kepad negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan ‘surplus’nya digunakan

untuk ‘public saving’ yang merupakan sumber utama untuk membiayai ‘public

investment’. Dari pengertian itu dapat disimpulkan unsur-unsur yang terdapat dalam

pajak ialah:

Pajak dipungut berdasarkan undang-undang serta aturan pelaksananya;

Sifatnya dapat dipaksakan, hal ini berarti bahwa pelanggaran atas iuran perpajkan dapat

dikenakan sanksi;

Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukan adanya kontra[restai secara langsung

oleh pemerintah;

Pajak dipungut oleh Negara baik pemerintah pusat maupun daerah;

Pajak diperuntukkan bagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah, yang bila dari

pemasukannya masih surplus, dipergunakan untuk membiayai public investment.

2.2 Jenis Pajak

Secara umum, pajak yang berlaku di Indonesia dapat dibedakan menjadi Pajak Pusat

dan Pajak Daerah. Pajak Pusat adalah pajak-pajak yang dikelola oleh Pemerintah Pusat yang

dalam hal ini sebagian dikelola oleh Direktorat Jenderal Pajak – Departemen Keuangan.

Sedangkan Pajak Daerah adalah pajak-pajak yang dikelola oleh Pemerintah Daerah baik di

tingkat Propinsi maupun Kabupaten/Kota. Beberapa jenis pajak dapat dibagi menjadi :

1. Pajak Penghasilan (PPh) : PPH adalah pajak langsung dari pemerintah pusat yang

dipungut atas penghasilan dari semua orang yang berada di wilayah Republik Indonesia .

2. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) PPN adalah pajak yang dikenakan atas konsumsi

Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean. Orang Pribadi,

2

Page 3: Makalah Fungsi Pajak Bagi Pemerintah

perusahaan, maupun pemerintah yang mengkonsumsi Barang Kena Pajak atau Jasa Kena

Pajak dikenakan PPN. Pada dasarnya, setiap barang dan jasa adalah Barang Kena Pajak

atau Jasa Kena Pajak, kecuali ditentukan lain oleh Undang-undang PPN.

3. PajakPenjualan atas Barang Mewah (PPn BM) Selain dikenakan PPN, atas barang-

barang kena pajak tertentu yang tergolong mewah, juga dikenakan PPn BM. Yang

dimaksud dengan Barang Kena Pajak yang tergolong mewah adalah :

a. Barang tersebut bukan merupakan barang kebutuhan pokok.

b. Barang tersebut dikonsumsi oleh masyarakat tertentu

c. Pada umumnya barang tersebut dikonsumsi oleh masyarakat berpenghasilan tinggi

d. Barang tersebut dikonsumsi untuk menunjukkan status

e. Apabila dikonsumsi dapat merusak kesehatan dan moral masyarakat, serta mengganggu

ketertiban masyarakat.

4. Bea Meterai Bea Meterai adalah pajak yang dikenakan atas dokumen, dengan

menggunakan benda materai atau benda lainya contohnya dengan menggunakan mesin

teraan, pemeteraian, kemudian dan surat setoran pajak bentuk KPU 35 Kode 006.

5. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) PBB adalah atas harta tak bergerak yang terdiri atas

tanah dan bangunan (property tax).

6. Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) BPHTB adalah pajak yang

dikenakan atas perolehan hak atas tanah dan atau bangunan. Seperti halnya PBB,

walaupun BPHTB dikelola oleh Pemerintah Pusat namun realisasi penerimaan BPHTB

seluruhnya diserahkan kepada Pemerintah Daerah baik Propinsi maupun Kabupaten/Kota

sesuai dengan ketentuan.

Selain pajak-pajak yang dikelola pemerintah daerah diatas juga terdapat pajak yang

dipungut oleh Pemerintah Daerah baik Propinsi maupun Kabupaten/Kota antara lain:

1. Pajak Propinsi

a. Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan Diatas Air,

b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan Diatas Air,

c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor,

d. Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan,

2. Pajak Kabupaten Kota

a. Pajak Hotel

b. Pajak Restoran

c. Pajak Hiburan,

3

Page 4: Makalah Fungsi Pajak Bagi Pemerintah

d. Pajak Reklame,

e. Pajak Penerangan Jalan,

f. Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C,

g. Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan,

Selain yang dibahas diatas, dalam parktek sering dikenakan pungutan yang disebut

sumbangan wajib. Sumbangan wajib biasanya tidak memiliki kejelasan balas jasa maupun

imabalanya. Sumbangan atau sumangan wajib yang didasarkan atas ketentuan yang sah dan

hasilnya masuk ke kas negara maka pungutan tersebut merupakan pungutan yang legal.

2.3 Manfaat Pajak

Sebagaimana halnya perekonomian dalam suatu rumah tangga atau keluarga,

perekonomian negara juga mengenal sumber-sumber penerimaan dan pos-pos pengeluaran.

Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara. Tanpa pajak, sebagian besar kegiatan

negara sulit untuk dapat dilaksanakan. Penggunaan uang pajak meliputi mulai dari belanja

pegawai sampai dengan pembiayaan berbagai proyek pembangunan. Pembangunan sarana

umum seperti jalan-jalan, jembatan, sekolah, rumah sakit/puskesmas, kantor polisi dibiayai

dengan menggunakan uang yang berasal dari pajak. Uang pajak juga digunakan untuk

pembiayaan dalam rangka memberikan rasa aman bagi seluruh lapisan masyarakat. Setiap

warga negara mulai saat dilahirkan sampai dengan meninggal dunia, menikmati fasilitas atau

pelayanan dari pemerintah yang semuanya dibiayai dengan uang yang berasal dari pajak.

Dengan demikian jelas bahwa peranan penerimaan pajak bagi suatu negara menjadi sangat

dominan dalam menunjang jalannya roda pemerintahan dan pembiayaan pembangunan.

Disamping fungsi budgeter (fungsi penerimaan) di atas, pajak juga melaksanakan

fungsi redistribusi pendapatan dari masyarakat yang mempunyai kemampuan ekonomi yang

lebih tinggi kepada masyarakat yang kemampuannya lebih rendah. Oleh karena itu tingkat

kepatuhan Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya secara baik dan benar

merupakan syarat mutlak untuk tercapainya fungsi redistribusi pendapatan. Sehingga pada

akhirnya kesenjangan ekonomi dan sosial yang ada dalam masyarakat dapat dikurangi secara

maksimal.

4

Page 5: Makalah Fungsi Pajak Bagi Pemerintah

2.4 Fungsi & Peranan Pajak bagi Negara

Berikut ini adalah fungsi dan peranan pajak dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara.

1. Fungsi Stabilitas

Pajak memberi kesempatan pada pemerintah untuk dapat menjalankan kebijakan yang

berhubungan dengan stabilitas harga sehingga dapat mengendalikan laju inflasi. Fungsi

stabilitas ini dapat berjalan dengan cara mengatur peredaran uang di masyarakat, pemungutan

pajak, dan penggunaan pajak seefisien mungkin.

2. Fungsi Budgeeter ( Anggaran )

Dalam fungsi budgeter, pajak menjalankan fungsinya untuk membiayai pengeluaran

negara, baik pengeluaran yang bersifat rutin maupun pembangunan, seperti belanja pegawai,

belanja barang, pemeliharaan dan lain- lain.

3. Fungsi Retribusi Pendapatan

Pajak dipungut untuk digunakan membiayai semua kepentingan umum. Salah satunya

adalah untuk peningkatan lapangan kerja yang bermanfaat meningkatkan pendapatan dan

kesejahteraan masyarakat luas.

4. Fungsi Regulatif ( Mengatur )

Melalui kebijaksanan pajak, pemerintah memiliki peluang yang lebih baik untuk

mengatur pertumbuhan ekonomi. Disini pajak dapat digunakan sebagai alat untuk mencapai

suatu tujuan, seperti kebijakan pengurangan pajak dalam hal penanaman modal.

3. Fungsi Retribusi Pendapatan

Pajak dipungut untuk digunakan membiayai semua kepentingan umum. Salah satunya

adalah untuk peningkatan lapangan kerja yang bermanfaat meningkatkan pendapatan dan

kesejahteraan masyarakat luas.

4. Fungsi Regulatif ( Mengatur )

Melalui kebijaksanan pajak, pemerintah memiliki peluang yang lebih baik untuk

mengatur pertumbuhan ekonomi. Disini pajak dapat digunakan sebagai alat untuk mencapai

suatu tujuan, seperti kebijakan pengurangan pajak dalam hal penanaman modal.

5

Page 6: Makalah Fungsi Pajak Bagi Pemerintah

2.5 Pajak Penghasilan

Pajak penghasilan adalah pajak langsung dari pemerintah pusat yang  dipungut pada

seseorang atas pengahsilan dari semua orang yang berda di wilayah Indonesia. Pajak

Penghasilan merupakan pajak yang dipungut setiap akhir tahun atau setelah tahun pajak

berakhir.

Dalam Undang-Unadang Pajak Penghasilan sendiri tidak dijelaskan apa yang dimaksud

dengan subjek PPh, namun secara umum pengertian Subjek Pajak adalah siapa yang

dikenakan pajak. UU PPh menegaskan ada tiga kelompok yang menjadi Subjek PPh yaitu:

1. Orang pribadi dan warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan yang

berhak.

2. Badan yang terdiri dari Perseroan Terbatas, Perseroan Komanditer, perseroan lainya,

BUMN dan BUMD dengan nama dan dalam bentuk apapun, Persekutuan, Perkumpulan,

Firma, Kongsi, Koperasi Yayasan atau organisasi yang sejenis, lembaga dana pensiun,

dan Bentuk Badan Usaha lainnya.

3. Bentuk Usaha Tetap (BUT).

BUT adalah bentuk usaha yang dikenakan orang pribadi yang tidak beretempat

tinggal di Indonesia atau bertempat tinggal di Indonesia kurang dari 183 hari dalam jangka

waktu 12 bulan atau badan yang tidak didirikan atau tidak bertempat kedudukan di Indonesia,

untuk menjalankan usaha atau melakukan kegiatan di Indonesia.

6

Page 7: Makalah Fungsi Pajak Bagi Pemerintah

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Perlakuan PPh atas keuntungan dari pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan

terhadap wajib pajak orang pribadi menimbulkan ketidakadilan bagi wajib pajak orang

pribadi biasa. Yang dimaksud dengan wajib pajak orang pribadi biasa adalah mereka yang

tidak melakukan kegiatan usaha jual-beli hak atas tanah dan/atau bangunan. Wajib pajak

kelompok ini akan memikul beban pajak yang lebih besar dari pada mereka yang mempunyai

usaha pokok jual beli hak atas tanah dan/atau bangunan.

Undang-undang PPh hanya mengatur bahwa kerugian yang boleh dibebankan sebagai

biaya adalah:

1. kerugian karena penjualan atau pengalihan harta yang dimiliki dan digunakan dalam

perusahaan atau yang dimiliki untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara

penghasilan (Pasal 6 ayat (1) huruf d)

2. kerugian dari selisih kurs mata uang asing (Pasal 6 ayat (1) huruf e)

3. piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih sepanjang memenuhi persyaratan

tertentu  Pasal 6 ayat (1) huruf h

Ketentuan diatas belum mencakup hak wajib pajak untuk membebankan kerugian

yang diderirta karena bencana alam oleh karena itu perlu dipertimbangkan untuk memperluas

cakupan Pasal 6 sehingga mencakup kerugian yang diderita karena bencana dimaksud.

Pengertian-pengertian dan pemahaman mengenai pajak seperti diatas yang perlu terus

disosialisasikan kepada masyarakat lewat kampanye sadar pajak dalam berbagai bentuknya,

seperti seminar, diskusi, penataran, lokakarya, simulasi, dan bentuk aktifitas lainnya Dengan

upaya ini diharapkan tumbuhnya apresiasi positif masyarakat terhadap pajak yang pada

akhirnya sampai pada suatu keinsyafan bahwa sadar pajak merupakan kunci pembangunan.

3.2 Saran

Sebaiknya perlakuan pajak atas pengalihan harta dimaksud diubah dengan

mengenakan pajak final terhadap wajib pajak orang pribadi yang tidak mempunyai usaha,

sedangkan wajib pajak orang pribadi yang kegiatan usahanya adalah pengalihan hak atas

tanah dan/atau bangunan dikenai pajak dengan tarif umum.

7

Page 8: Makalah Fungsi Pajak Bagi Pemerintah

DAFTAR PUSTAKA

Soemitro, Rochmat. 1992. Pengantar Singkat Hukum Pajak, PT Eresco, Bandung

Muqodim, 2000. Perpajakan Buku Satu, UII Press dan Ekonesia , Jogyakarta

Brotodiharjo Santoso R, 1993. Pengantar Ilmu Hukum Pajak, PT Eresco, Bandung

Burton, Richard dan Ilyas Wirawan B. 2001. Hukum Pajak, Salemba Empat, Jakarta

Alrasid,Harun. Naskah UUD 1945, 2003. Universitas Indonesia, UII Press

Hostaritua, Situmorang. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan

Pandiangan, Liberti. 2002. Undang-Undang Perpajakan Indonesia,Erlangga,

Soemitro, Rocmat.1991. Pajak Ditinjau Dari SegiHukum, PT Eresco, Bandung

8

Page 9: Makalah Fungsi Pajak Bagi Pemerintah

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan

makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Allah SWT mungkin penyusun

tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui proses kpemecahan dan

pengayakan yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di

susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun

maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan

dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.

Makalah ini memuat tentang “ Fungsi Pajak Bagi Pemerintah ” dan sengaja dipilih

karena menarik perhatian penulis untuk dicermati dan perlu mendapat dukungan dari semua

pihak yang peduli terhadap dunia pendidikan. Penyusun juga mengucapkan terima kasih

kepada guru pembimbing yang telah banyak membantu penyusun agar dapat menyelesaikan

makalah ini.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.

Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran

dan kritiknya.

Wassalm

Penulis

9i

Page 10: Makalah Fungsi Pajak Bagi Pemerintah

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang............................................................................................ 1

1.2 Perumusan Masalah.................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian pajak.......................................................................................... 2

2.1 Jenis Pajak.................................................................................................. 2

2.3 Manfaat Pajak............................................................................................. 4

2.4 Fungsi & Peranan Pajak bagi Negara......................................................... 5

2.5 Pajak Penghasilan....................................................................................... 6

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan................................................................................................. 7

3.2 Saran .......................................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 8

10ii