makalah fix kausalitas

19
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit merupakan salah satu gangguan kehidupan manusia yang telah dikenal orang sejak dahulu. Pada mulanya, konsep terjadinya didasarkan pada adanya gangguan makhluk halus atau karena kemurkaan dan yang maha pencipta. Hingga saat ini, masih banyak kelompok masyarakat di negara berkembang yang meng anut konsep tersebut. Di lain pihak masih ada gangguan kesehatan/ penyakit yang belum jelas penyebabnya, maupun proses kejadian. Pada tahap berikutnya, Hippocrates telah mengembangkan teori bahwa timbulnya penyakit disebabkan oleh pengaruh lingkungan yang meliputi air, udara, tanah, cuaca, dan lain sebagainya. Namun demikian dalam teori tidak dijelaskan bagaimana kedudukan manusia dalam interaksi tersebut, serta tidak dijelaskan tentang faktor lingkungan bagaimana yang dapat menimbulkan penyakit. Pada kehidupan masyarakat Cina dikenal pula teori terjadinya penyakit yang timbul karena adanya gangguan keseimbangan cairan dalam tubuh manusia (teori humoral). Dalam teori ini dikatakan bahwa dalam tubuh

Upload: harna

Post on 04-Aug-2015

605 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Fix Kausalitas

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit merupakan salah satu gangguan kehidupan manusia yang telah

dikenal orang sejak dahulu. Pada mulanya, konsep terjadinya didasarkan pada

adanya gangguan makhluk halus atau karena kemurkaan dan yang maha

pencipta. Hingga saat ini, masih banyak kelompok masyarakat di negara

berkembang yang meng anut konsep tersebut. Di lain pihak masih ada

gangguan kesehatan/ penyakit yang belum jelas penyebabnya, maupun proses

kejadian.

Pada tahap berikutnya, Hippocrates telah mengembangkan teori bahwa

timbulnya penyakit disebabkan oleh pengaruh lingkungan yang meliputi air,

udara, tanah, cuaca, dan lain sebagainya. Namun demikian dalam teori tidak

dijelaskan bagaimana kedudukan manusia dalam interaksi tersebut, serta tidak

dijelaskan tentang faktor lingkungan bagaimana yang dapat menimbulkan

penyakit.

Pada kehidupan masyarakat Cina dikenal pula teori terjadinya penyakit

yang timbul karena adanya gangguan keseimbangan cairan dalam tubuh

manusia (teori humoral). Dalam teori ini dikatakan bahwa dalam tubuh

manusia ada empat macam cairan, yakni cairan putih, kuning, merah, dan

hitam. Bila terjadi gangguan.

keseimbangan tersebut, akan menimbulkan penyakit tertentu,

(tergantung pada jenis cairan mania yang bersifat dominan. Hingga hunt ml,

Icon tersebut masih merupakan dasar dalam sistem pengobatan Cina

tradisional,

Kemudian berkembang teori terjadinya penyakit karena sisa makhluk

hidup yang mengalami pembusukan, sehingga meninggalkan pengotoran

udara dun lingkungan sekitarnya. Teori ini terutama pada abad pertengahan

dan pada waktu itu lebih mengarah pada kebersihan lingkungan terhadap sisa-

sisa peninggalan makhluk hidup. Contoh pengaruh teori tersebut adalah

Page 2: Makalah Fix Kausalitas

timbulnya penyakit malaria yang di kira karena sisa-sisa pembusukan binatang

dan tumbuhan yang ada di rawa-rawa (malaria artinya daerah yang jelek) dan

masih ada masyarakat yang tetap menganut teori tersebut.

Akhirnya pada abad-abad selanjutnya, terjadi perubahan yang cukup

besar dalam konsep terjadinya penyakit, dengan didapatkannya mikroskop.

sehingga konsep penyebab penyakit beralih ke jasad renik Perkembangan

selanjutnya mengantar para ahli ke arah hormonal yang semakin berkembang.

Pada saat itu, orang mulai optimis dalam menghadapi berbagai penyakit

dengan antibiotika, sistem imunitas, dan lain sebagainya.

Proses mempelajari serangkaian peristiwa yang menyebabkan KLB

penyakit di dalam komunitas melibatkan pengembangan hubungan sebab

akibat yang menghasilkan kesimpulan.kausalitas/hubungan kausal  berkaitan

dengan hubungan sebab akibat yang digunakan untuk memastikan bagaimana

kejadian atau lingkungan yang berbeda berhubungan satu sama lain dan /atau

bagaimana kejadian tersebut bisa berhubungan.

B. Tujuan

1. Untuk mengetahui teori Kausalitas

2. Untuk mengetahui contoh-contoh penyakit berdasarkann teori

Page 3: Makalah Fix Kausalitas

BAB II

PEMBAHASAN

DEFINISI KAUSASI

Pada prinsipnya terdapat dua pendekatan dalam mendefinisikan kausasi

penyakit:

1. Pendekatan determinant menganggap antara variabel dependent (penyakit)

dan variabel independent (factor penelitian) berjalan sempurna, persisi

yang digambarkan dalam model matematika.

2. Pendekatan Probabilitas merupakan pemberian ruang terhadap

kemungkinan terjadinya kesalahan-kesalahan baik kesalahan random

maupunmkesalahan sistematis yang dapat mempengaruhi hasil kausalitas

dari factor kausal. Dalam pendekatan probabilitas digunakan pendekatan

statistic untuk meyakinkan apakah terdapat hubungan yang valid antara

factor penelitian dengan penyakit.

Berdasarkan definisi kausalitas epidemiologi membedakan lima definisi kausa

(weed, 2001) yaitu 1) produksi, 2) Necessary causa, 3) sufficient component

causa, 4) kausa probabilistic, 5) counter factual.

1. Produksi

Sesuatu yang menciptakan atau menghasilkan akibat. Kausa dipandang

sesuatu yang memproduksi hasil.

2. Kausa diperlukan dan kausa mencukupi

Merupakan keadaaan yang mutlak diperlukan untuk terjadinya suatu akubat.

Tanpa keadaan tersebut tidak dapat dihasilkan suatu akibat.

X diperlukan dan mencukupi untuk mengakibatkan Y

X diperlukan tetapi tidak mencukupi untuk mengakibatkan Y

X tidak selalu diperlukan tetapi mencukupi untuk mengakibatkan Y

E tidak diperlukan dan tidak mencukupi untuk mengakibatkan Y

Page 4: Makalah Fix Kausalitas

3. Sufficient component causa

Kausa komponen mencukupi terdiri dari sejumlah komponen, tak satupun

diantaranya secara dini mencukupi terjadinya suatu penyakit. Tetapi ketika

semua komponen hadir maka berbentuklah suatu mekanisme kausal yang

mencukupi.

4. Kausal probabilistic

Merupakan factor yang meningkatkan probabilitas terjadinya akibat.

Menurut definisi probabilistic kejadian suatu penyakit pada seseorang dapat

disebabkan karena kemungkinan (peluang). Definisi probalistik kausasi lebih

inklusif dari pada definisi kausa komponen mencukupi sebab mampu

menjelasakan konsep kausa yang diperlukan dan mencukupi.

5. Kontra factual

Setiap orang berbeda antara satu dan lainya dalam banyak hal. Skuen

waktu memainkan peranan yang penting untuk terjadinya perubahan.

Proses mempelajari serangkaian peristiwa yang menyebabkan KLB penyakit

di dalam komunitas melibatkan pengembangan hubungan sebab akibat yang

menghasilkan kesimpulan. Kausalitas/hubungan kausal  berkaitan dengan

hubungan sebab akibat yang digunakan untuk memastikan bagaimana kejadian

atau lingkungan yang berbeda berhubungan satu sama lain dan /atau bagaimana

kejadian tersebut bisa berhubungan.

Contoh : bagaimana satu tipe pajanan menyebabkan suatu penyakit/

bagaimana pajanan tertentu menyebabkan KLB penyakit dalam sebuah populasi.

Sir Austin Bradford Hill pada tahun 1965 menerbitkan 9 faktor yang dapat

digunakan untuk mengkaji kausalitas penyakit dan KLB penyakit. Berikut sepuluh

konsep kausalitas penyakit yang sudah dikembangkan dan diperbaharui.

1.    Konsistensi

Jika variabel,faktor/peristiwa yang sama muncul dan muncul lagi dalam

keadaan yang berbeda dan memiliki hubungan yang berulang yang sama dengan

penyakit. Konsistensi membantu dalam perlindungan dari munculnya kesalahan

Page 5: Makalah Fix Kausalitas

atau artefak. Tetapi hasil yang diobservasi dengan konsisten tidak langsung bebas

dari bias, terutama dalam sejumlah kecil kajian, dan hasil dalam populasi yang

berbeda akan sama sekali berbeda jika hubungan kausal dipengaruhi olhe ada atau

tidak adanya variabel-variabel pemodifikasi. Artinya, jika sebuah hubungan

menjadi sebab akibat, maka kita akan mengharapkan untuk menemukannya secara

konsisten (tetap) dalam studi yang berbeda dan dalam populasi yang berbeda.

Inilah sebabnya mengapa percobaan harus banyak dilakukan terlebih dahulu,

sebelum laporan yang berarti dibuat tentang hubungan sebab akibat antara dua

faktor.

Sebagai contoh, diperlukan ribuan penelitian yang sangat teknis dari

hubungan antara merokok dan kanker sebelum kesimpulan yang pasti bisa dibuat

bahwa merokok meningkatkan risiko (tetapi tidak menyebabkan) kanker.

2.    Kekuatan

Jika hubungan menunjukkan faktor tertentu menyebabkan beberapa

penyakit atau KLB penyakit lebih mungkin terjadi akibat keberadaan satu faktor

dibandingkan keberadaan faktor atau peristiwa lain dan penyakit itu terjadi dalam

tahap yang lebih parah/dalam jumlah yang lebih besar. (hasil pengamatan dr.john

snow dalam epidemi kolera tahun 1854 memperlihatkan bahwa semakin banyak

bakteri kolera yang ada, semakin parah penyakit yang diderita atau semakin besar

kemungkinan terkena penyakit.

Hal ini didefinisikan oleh ukuran dasar yang diukur dengan tes statistik

yang sesuai. Semakin kuat asosiasi, semakin besar kemungkinan bahwa hubungan

dari "A" ke "B" adalah kausal.

Sebagai contoh :

A. semakin tinggi hubungan hipertensi dengan diet sodium, semakin kuat

hubungan antara sodium dan hipertensi.

B. Semakin tinggi hubungan penyakit Jantung dengan intake kolesterol,

semakin kuat hubungan antara kolesterol dengan PJK.

Page 6: Makalah Fix Kausalitas

3.    Spesifitas

Jika hubungan sebab akibat dari suatu KLB berhubungan secara khusus

dengan satu atau dua penyakit  yang saling berkaitan. Hubungan sebab akibat itu

memang memiliki kemampuan untuk mengahasilkan hubungan negatif sejati,

yang dalam sebuah KLB, pengkajian sebab akibat difokuskan pada mereka yang

tidak terjangkit penyakit. Kelompok masyarakat dalam populasi selama KLB

berlangsung tampaknya termasuk dalam mereka yang tidak terkena penyakit dan

dikategorikan sebagai populasi yang tidak terkena penyakit.

Dalam sebuah studi tentang kanker paru, hampir semua bukan perokok ditetapkan

tidak mengidap kanker paru.

Ketika ditemukan kekhususan antara dua faktor yang berhubungan, maka

akan menyediakan dukungan tambahan untuk hubungan sebab akibat. Namun,

tidak adanya kekhususan sama sekali tidak meniadakan hubungan kausal. Karena

hasil (apakah itu penyebaran penyakit, kejadian perilaku sosial tertentu manusia

atau perubahan suhu global) yang cenderung memiliki beberapa faktor yang

mempengaruhi mereka, sangat mungkin bahwa kita akan menemukan satu per

satu penyebab pengaruh hubungan antara dua fenomena. Hubungan sebab akibat

itu sangat banyak. Oleh karena itu, perlu untuk menguji hubungan sebab akibat

tertentu dalam cara pandang sistematik yang lebih besar.

Misalnya., Schildkraut dan Thompson (Am J Epidemiol 1988; 128:456)

mempertimbangkan bahwa pengumpulan familial yang mereka amati untuk

kanker rahim tampaknya bukan karena bias informasi keluarga sebab dari

spesifisitas hubungan dalam kontrol-kasus berbeda dalam sejarah keluarga (a)

melibatkan penularan tetapi tidak merupakan batas penyakit dan (b) lebih besar

kemungkinan untuk rahim dibanding untuk kanker.

Tetapi adanya fakta bahwa satu agen berkontribusi terhadap banyak

penyakit bukan merupakan bukti yang menyanggah perannya dalam setiap

penyakit. Sebagai contoh, rokok dapat menyebabkan banyak penyakit.

Page 7: Makalah Fix Kausalitas

4.    Hubungan Waktu

Jika hubungan sebab akibat suatu kejadian atau pajanan secara logis terjadi

sebelum penyakit atau kondisi berkembang, faktor waktu dipertimbangkan.

Paparan selalu mendahului hasilnya. Jika faktor "A" adalah diyakini

menyebabkan penyakit, maka jelas bahwa faktor "A" tentu harus selalu

mendahului terjadinya penyakit. Kriteria ini meniadakan validitas dari semua

penjelasan fungsional yang digunakan dalam ilmu sosial.

Contoh :

a. Gigitan nyamuk terjadi sebelumnya dan mengakibatkan malaria.

b. Timbunan kolesterol yang berlebihan dan dalam waktu yang lama dalam

tubuh akan menyebabkan terjadinya arterosklerosis.

5.    Koherensi

Jika suatu hubungan sebab akibat dicurigai, apakah hubungan tersebut

sesuai dengan pengetahuan yang ada dan apakah observasi dan pengkajian yang

logis secara ilmiah masuk akal. Apakah interpretasi kausal cocok dengan fakta

yang diketahui dalam sejarah alam dan biologi dari penyakit, termasuk juga

pengetahuan tentang distribusi dari bukaan dan penyakit (orang, tempat, waktu)

dan hasil dari eksperimen laboratorium. Apakah semua “potongan telah cocok

tempatnya”

Contoh :

a. Koherensi dalam istilah yang ada pada awalnya dipakai untuk

menunjukkan hubungan dan bagaimana hubungan itu seharusnya sejalan

dengan riwayat alamiah penyakit dan fakta yang diketahui tentang

penyakit misalnya makan daging ayam mentah yang secara alamiah sering

terjadi kontaminasi bakteri salmonella menyebabkan keracunan makanan

salmonellosis.

6.    Sensivitas

Jika terjadi KLB, apakah analisis sebab akibat mengandung kebenaran dan

apakah pengkajian memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi dengan benar

Page 8: Makalah Fix Kausalitas

bahwa mereka yang sakit karena penyakit pada kenyataannya memang sakit

akibat penyebab yang dicurigai.

Contoh : kelompok buruh menjalani screening kanker paru. Sejumlah 50% kasus

mengidap kanker paru dan disimpulkan bahwa kanker paru berhubungan dengan

merokok. Investigasi selanjutnya mengungkap bahwa 80% pekerja yang

mengidap kanker paru bekerja dalam sebuah gedung yang terisolasi oleh asbestos

selama 3 tahun. Setelah menjalani pemeriksaan asbestosis, dipastikan bahwa

kanker paru berhubungan dengan pajanan asbestos.

7.    Biologis/Medis

Jika hubungan didasarkan pada virilitas patogen atau faktor risiko dan

pada kemampuannya untuk menyebabkan penyakit atau suatu kondisi (hubungan

respon dosis) serta tingkat kerentanan pejamu, hubungannya adalah kausal (orang

yang tidak divaksinasi dipajankan pada poliovirus dan kemudian akan

memperlihatkan gejala awal penyakit).

Perubahan yang meningkat dalam konjungsi dengan perubahan kecocokan

dalam penularan verifikasi terhadap hubungan dosis-respon konsisten dengan

model konseptual yang dihipotesakan. Peningkatan jumlah paparan meningkatkan

risiko. Jika hubungan dosis-respon muncul, maka akan menjadi bukti kuat untuk

menjadi hubungan sebab akibat.

Contoh: hubungan antara pertumbuhan penduduk dan intensifikasi

pertanian. Jika pertumbuhan penduduk merupakan penyebab intensifikasi

pertanian, maka peningkatan jumlah penduduk dalam suatu daerah tertentu harus

menghasilkan peningkatan yang sepadan dalam jumlah energi dan sumber daya

yang diinvestasikan dalam produksi pertanian. Sebaliknya, bila penurunan

populasi terjadi, kita harus melihat pengurangan sepadan dalam investasi energi

dan sumber daya per hektar.

8.   Plausabilitas (Kelogisan)

Hubungan harus dibuktikan sebagai hubungan kausal dan didasarkan pada

ilmu pengetahuan biologis, kedokteran, epidemiologi dan pengetahuan

Page 9: Makalah Fix Kausalitas

ilmiah.analisis logis yang didasarkan pada pengetahuan yang baru jangan sampai

mencampuri atau membatasi kesimpulan kausal yang jelas dan masuk akal.

Contoh :

1. konsumsi air yang mengandung bibit penyakit kolera akan menyebabkan

munculnya penyakit kolera.

2. Estrogen dan kanker endometrial, estrogen dan kanker payudara,

kontrasepsi oral dan kanker payudara.

9.    Eksperimen dan Penelitian

Pengetahuan dan kesimpulan tentang hubungan sebab akibat yang

didasarkan pada penelitian dan eksperimen menambah bukti pendukung

subtansial dan bobot sifat kausal dari hubungan tersebut. Beberapa tipe desain

kajian dapat memberikan bukti yang lebih meyakinkan dibanding desain kajian

jenis lainnya. Kajian-kajian intervensi dapat menyediakan dukungan yang terkuat,

terutama ketika bukaan dapat dilakukan secara acak. Karena tidak etis dan/atau

tidak praktis untuk menentukan banyak bukaan sebagai kajian epidemiologis. Satu

alternatif yang mungkin adalah dengan menghilangkan bukaan dan melihat

apakah penyakit menurun, kecuali jika proses kausal dianggap tidak dapat lagi

dibalikkan. Misalnya, pellagra, kudis, HDFP, LRC-CPPT, MRFIT.

Contoh : demonstrasi ekperimental yang memperlihatkan bahwa cacar dapat

dicegah melalui imunisasi.

10.  Faktor Analogi

Jika hubungan yang sama ternyata bersifat kausal dan memperlihatkan

hubungan sebab akibat, transfer pengetahuan harus berguna dan secara analogis

hubungan tersebut dapat dievaluasi sebagai hubungan kausal. Contoh :

pengamatan historis bahwa vaksinasi dengan cowpox dapat mencegah smallpox.

Pengecualian bagi temporalitas, tidak ada kriteria yang absolut, karena asosiasi

kausal dapat sangat lemah, relatif non-spesifik, diobservasi tidak konsisten, dan dalam

Page 10: Makalah Fix Kausalitas

konflik dengan pengungkapan penmahaman biologis. Tetapi, setiap kriteria yang

memperkuat jaminan kami dalam mencapai penilaian kausalitas.

Beberapa dari kriteria (misalnya, koherensi, tahapan biologis, spesifisitas, dan

mungkin juga kekuatan) dapat dirumuskan dalam bentuk isu yang lebih umum dari

konsistensi data yang diobservasi dengan model hipotesisasi etiologis (biasanya

biologis). Sebagai contoh, tahapan biologis tidak harus monoton, seperti dalam kasus

dosis radiasi tinggi yang mana akan mengarah kepada pembunuhan sel-sel dan karena

itu menurunkan kemungkinan perkembangan tumor. Serupa dengan itu, spesifisitas

dapat dipakai pada situasi-situasi tertentu tetapi tidak untuk situasi lain, tergantung

pada proses patofisiologis yangdihipotesiskan.

Kausalitas dalam penyebaran penyakit dapat bersifat langsung maupun tidak

langsung. Penyebab langsung adalah penyebab yang terlihat jelas. Jika seorang saat

piknik, memakan salad kentang yang didiamkan beberapa jam di tempat bersuhu

kamar dan terkontaminasi stafilokokus, peluangnya untuk mengalami keracunana

makanan akibat mengkonsumsi salad kentang tersebut cukup besar. Akan tetapi, tidak

untuk kasus kanker paru pada pekerja asbestos penyebab langsung tidak begitu jelas.

Penyebab tidak langsung sering kali jauh lebih kompleks dalam penyebaran

dan pengenalannya. Pada kasus kanker kandung kemih, penyebabnya tidak tampak dan

tidak jelas. Kanker kandung kemih dikaitkan dengan banyak sumbermulai dari terlalu

banyak minum kopi sambil mengkonsumsi vitamin C secara berlebihan.

Pada penderita kelumpuhan yang  harus memakai kursi roda, angka kanker

kandung kemih lebih tinggi dibanding populasi normal. Beberapa ahli urologi

menduga bahwa kanker  kandung kemih pada penderita lumpuh yang memakai kursi

roda akibat mereka suka menahan buang air kecil dalam periode waktu yang lama

sehingga urine menjadi pekat.

Penyebab tidak langsung kanker kandung kemih mungkin disebabkan oleh

cacat karena lumpuh dan karena harus menggunakan kursi roda. Atau hal itu mungkin

akibat kombinasi dari terlalu banyak minum kopi dan tidak mampu berkemih secara

sering atau kopi dibuat terlalu kental atau konsentrasi pekat dari suatu substansi

sederhana berada terlalu lama dalam kandung kemih.

Page 11: Makalah Fix Kausalitas

Ahli epidemiologi harus berhati-hati dalam mengkaji semua variabel pada

kausalitas penyakit dan mencari kedua penyebab penyakit baik yang langsung maupun

tidak langsung

Page 12: Makalah Fix Kausalitas

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan kausal sangat penting secara fundamental untuk memajukan

pengetahuan ilmiah. Pendirian Popper adalah dalam sifat akhirnya, setiap teori itu

tentatif. Setiap teori dapat secara potensial dapat dijatuhkan oleh data yang tidak

cocok yang tidak mungkin dijadikan pertanyaan. Maka berbagai sudut pandang,

pengetahuan ilmiah dan kemajuannya selalu melalui beragam percoban untuk

menyangkal teori-teori yang telah ada.

Dengan memperhatikan isu-isu dalam kesimpulan kausal dalam epidemiologi,

walaupun, akan sangat berguna untuk membuat pembedaan antara kesimpulan

yang ditujukan untuk mendirikan etiologi dan kesimpulan yang ditujukan untuk

mendapatkan keputusan tindakan atau keputusan tidak ada tindakan. Pendirian

Popper kurang bisa dialikasikan dalam kesimpulan kausal untuk mendukung

pembuatan-keputusan, karena pentingnya tindakan sesuai dengan waktu.

Walaupun keputusan individual dan kolektif seringkali didasarkan pada

konsiderasi selain dari pengetahuan ilmiah, dan bahkan tanpa data kausal valid

sekalipun, kesimpulan kausal sangat fundamental dalam pembuatan-keputusan.

Lebih jauh lagi, penilaian kausalitas-akhirnya oleh kewenangan pemerintah dan

publik yang lebih besar-merupakan basis kritis untuk resolusi dari isu-isu

kontroversial, misalnya, pembatasan produk-produk seperti tembakau, saccharin,

kopi, kontrasepsi oral, senjata genggam; kontrol polusi dan seterusnya.

B. Saran

Untuk memperdalam lagi ilmu tentang kausalitas, sebaiknya digunakan

dalam dunia epidemologi.