makalah fix

Upload: pinorinando

Post on 06-Mar-2016

218 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pino rinandp

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Manusia dikatakan mahluk sempurna karena memiliki naluri, kemampuan berpikir, akal, dan keterampilan, senantiasa berjuang mempertahankan eksistensi, pertumbuhan dan kelangsungan hidupnya, berupaya memenuhi baik materil maupun spiritual. Oleh karena itu manusia berbudaya akan selalu mengadakan hubungan- hubungan dengan: Agama, Idiologi, Politik, Ekonomi, Sosial, Seni/Budaya, IPTEK, dan Hankam (Sekar, 2012)Sekarang ini ketahanan Indonesia sedang dihadapkan pada berbagai ragam persoalan Nasional di antaranya kasus kemiskinan. Ketahanan Nasional (National Resilience) adalah kondisi dinamis suatu bangsa yang memiliki kekuatan dan keuletan serta kemampuan untuk dapat menjamin kelangsungan hidup dan mengembangkan kehidupan nasional bangsa dan negara dalam mencapai tujuan Nasional yang terdapat dalam Pancasila (Kompas, 2015)Perilaku yang dapat mengancam pertahanan dan keamanan Negara RI disebut juga peyimpangan. Penyimpangan identik dengan ketidaktaatan dan ketidaksetiaan dalam melakukan sesuatu hal. Penyimpangan bukan hanya dilakukan oleh para remaja, akan tetapi dilakukan pula oleh orang-orang dewasa. Orang yang melakukan penyimpangan haruslah diberi hukuman karena perilaku-perilaku tersebut dapat mengakibatkan hancurnya Negara. Indonesia sudah dijajah oleh bangsa-bangsa lain dengan waktu yang sangat lama. Kehancuran Negara membuktikan Indonesia masih dijajah oleh Negara lain.Tujuan pertahanan adalah melindungi keselamatan bangsa. HAM memiliki peranan penting dalam mengatasi skandal Negara. Hal ini harus dimaknai sebagai perlindungan terhadap individu maupun kelompok masyarakat yang secara politik terikat dalam negara Indonesia.Maka, penulis akan mencoba mengulas hubungan antara HAM dengan Ketahanan Nasional dari berbagai aspek terkhusus kasus kemiskinan yang terus mewabah ke seluruh sudut tanah air.

1.2 Rumusan Masalah Apa hubungan HAM dengan Ketahanan Nasional ? Mengapa HAM dapat dijadikan solusi pada Ketahanan Nasional ? Bagaimana cara HAM menyelesaikan kemiskinan dan pangan sebagai bentuk Ketahanan Nasional dalam membangun kehidupan Desa ?

1.3 Manfaat Mengetahui kaitan HAM dan Ketahanan Nasional Mengetahui solusi-solusi terbaik dalam menangani ancaman Ketahanan Nasional Membangun kehidupan Desa yang lebih baik dengan mengentaskan kemiskinan berbasis HAM

BAB IIKAJIAN PUSTAKAPengertian Ketahanan NasionaL dengan HAMKetahanan nasional sebagai istilah sebenarnya belum lama dikenal. Istilah ketahanan nasional mulai dikenal dan dipergunakan pada permulaan tahun 1960-an. Istilah ketahanan nasional untuk pertama kali dikemukakan oleh Presiden Pertama Republik Indonesia. Kemudian pada tahun 1962 mulai diupayakan secara khusus untuk mengembangkan gagasan ketahanan nasional di sekolah Staf dan Komando Angkatan darat Bandung (Armawi, 2005)Pengertian Ketahanan Nasional adalah suatu kondisi dinamis suatu bangsa, yang berisi keuletan dan ketangguhan, yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan, baik yang datang dari luar maupun dari dalam negeri, yang langsung maupun tidak langsung membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan dalam mengejar tujuan nasional indonesia.Oleh karena itu bagi bangsa indonesia ketahanan nasional dibangun di atas dasar falsafah bangsa dan negara Indonesia yaitu Pancasila. Sebagai dasar falsafah bangsa dan negara, pancasila tidak hanya merupakan hasil pemikiran seseorang raja, melainkan nilai-nilai pancasila telah hidup dan berkembang dalam kehidupan objektif bangsa Indonesia sebelum membentuk suatu persekutuan hidup yang disebut negara. Hal ini adalah menurut Notonagoro disebut sebagai kausamaterialis pancasila. Kemudian dalam proses pembentukan negara, nilai-nilai pancasila dirumuskan oleh para pendiri negara Indonesia, dan secara formal yuridis Pancasila ditetapkan sebagai dasar filsafat bangsa dan negara indonesia, dan tercantum dalam pembukaan UUD 1945. Oleh karena itu dalam pengertian ini Pancasila sebagai suatu dasar filssafat dan sekaligus sebagai landasan ideologis ketahanan nasional indonesia.Asas-Asas Ketahanan NasionalAsas ketahanan nasional adalah tata laku yang didasari nilai-nilai yang tersusun berlandaskan Pancasil, UUD 1945 dan Wawasan Nusantara. Asas-asas tersebut adalah sebagai berikut :a) Asas kesejahteraan dan keamananAsas ini merupakan kebutuhan yang sangat mendasar dan wajib dipenuhi bagi individu maupun masyarakat atau kelompok. Didalam kehidupan nasional berbangsa dan bernegara, unsur kesejahteraan dan keamanan ini biasanya menjadi tolak ukur bagi mantap/tidaknya ketahanan nasional.b) Asas komprehensif/menyeluruh terpaduArtinya, ketahanan nasional mencakup seluruh aspek kehidupan. Aspek-aspek tersebut berkaitan dalam bentuk persatuan dan perpaduan secara selaras, serasi, dan seimbang.c) Asas kekeluargaan Asas ini bersikap keadilan, kebersamaan, kesamaan, gotong royong, tenggang rasa dan tanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam hal hidup dengan asas kekeluargaan ini diakui adanya perbedaan, dan kenyataan real ini dikembangkan secara serasi dalam kehidupan kemitraan dan dijaga dari konflik yang bersifat merusak/destruktif.

Sifat-Sifat Ketahanan Nasional Beberapa sifat ketahanan nasional yang ada mingkin akan kami jabarkan seperti dibawah ini :a) Mandiri Maksudnya adalah percaya pada kemampuan dan kekuatan sendiri dan tidak mudah menyerah. Sifat ini merupakan prasyarat untuk menjalin suatu kerjasama. Kerjasama perlu dilandasi oleh sifat kemandirian, bukan semata-mata tergantung oleh pihak lain.b) DinamisArtinya tidak tetap, naik turun tergantung situasi dan kondisi bangsa dan negara serta lingkungan strategisnya. Dinamika ini selalu diorientasikan kemasa depan dan diarahkan pada kondisi yang lebih baik.c) Wibawa Keberhasilan pembinaan ketahanan nasional yang berlanjut dan berkesinambungan tetap dalam rangka meningkatkan kekuatan dan kemampuan bangsa. Dengan ini diharapkan agar bangsa Indonesia mempunyai harga diri dan diperhatikan oleh bangsa lain sesuai dengan kualitas yang melekat padanya. Atas dasar pemikiran diatas, maka berlaku logika, semakin tinggi tingkat ketahanan nasional, maka akan semakin tinggi wibawa negara dan pemerintah sebagai penyelenggara kehidupan nasional.d) Konsultasi dan kerjasamaHal ini dimaksudkan adanya saling menghargai dengan mengandalkan pada moral dan kepribadian bangsa. Hubungan kedua belah pihak perlu diselenggarakan secara komunikatif sehingga ada keterbukaan dalam melihat kondisi masing-masing didalam rangka hubungan ini diharapkan tidak ada usaha mengutamakan konfrontasi serta tidak ada hasrat mengandalkan kekuasaan dan kekuatan fisik semata.

Ciri Ciri Ketahanan Nasional Merupakan kondisi sebagai prasyarat utama bagi negara berkembang. Difokuskan untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan mengembangkan kehidupan. Tidak hanya untuk pertahanan, tetapi juga untuk menghadapi dan mengatasi tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan, baik yang datang dari luar maupun dari dalam, baik secara langsung maupun tidak langsung. Di dasarkan pada metode astagrata; seluruh aspek kehidupan nasional tercermin dalam sistematika astagarata yang terdiri atas 3 aspek alamiah (trigatra) yang meliputi: geografi, kekayaan alam, dan kependudukan dan lima aspek sosial (pancagatra) yang meliputi ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan. Berpedoman pada wawasan nasional; Wawasan nusantara merupakan cara pandang bangsa Indonesia terhadap diri dan lingkungannya berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945. Wawasan nusantara juga merupakan sumber utama dan landasan yang kuat dalam menyelenggarakan kehidupan nasional sehingga wawasan nusantara dapat disebut sebagai wawasan nasional dan merupakan landasan ketahanan nasional.

Kedudukan dan fungsi ketahanan ham terhadap ketahanan nasionalKedudukan dan fungsi ketahanan nasional dapat dijelaskan sebagai berikut :a) Kedudukan :Ketahanan Nasional merupakan suatu ajaran yang diyakini kebenarannya oleh seluruh bangsa Indonesia serta merupakan cara terbaik yang perlu di implementasikan secara berlanjut dalam rangka membina kondisi kehidupan nasional yang ingin diwujudkan, wawasan nusantara dan ketahanan nasional berkedudukan sebagai landasan konseptual, yang didasari oleh Pancasil sebagai landasan ideal dan UUD sebagai landasan konstisional dalam paradigma pembangunan nasional.b) Fungsi :Ketahanan nasional nasional dalam fungsinya sebagai doktrin dasar nasional perlu dipahami untuk menjamin tetap terjadinya pola pikir, pola sikap, pola tindak dan pola kerja dalam menyatukan langkah bangsa yang bersifat inter regional (wilayah), inter sektoral maupun multi disiplin. Konsep doktriner ini perlu supaya tidak ada cara berfikir yang terkotak-kotak (sektoral). Satu alasan adalah bahwa bila penyimpangan terjadi, maka akan timbul pemborosan waktu, tenaga dan sarana, yang bahkan berpotensi dalam cita-cita nasional. Ketahanan nasional juga berfungsi sebagai pola dasar pembangunan nasional. Pada hakikatnya merupakan arah dan pedoman dalam pelaksanaan pembangunman nasional disegala bidang dan sektor pembangunan secara terpadu, yang dilaksanakan sesuai dengan rancangan program.

Ketahanan Nasional sebagai kondisiDitinjau dari segi sifatnya maka sebenarnya konsepsi ketahanan nasional tersebut bersifat objeektif dan umum, oleh karena itu secara teoretis dapat diterapkan di negara manapun juga. Dalam hubungan dengan penerapan konsepsi tersebut factor situasi dan kondisi negara sangat menentukan. Oleh karena itu meskipun secara konsepsional sama, namun karena situasi dan kondisi negara berbeda-beda maka wujud ketahanan nasionalpun akakn berbeda-beda pula.Oleh karena itu berkaitan dengan kondisi ketahanan nasional indonesia, adalah kondisi dinamis bangsa dan negara indonesia. Sesuai dengan konsepsi ketahanan nasional, maka kondisi tersebut mengandung suatu kemampuan untuk menyusun kekuatan yang dimiliki oleh bangsa indonesia. Kekuatan ini diperlukan untuk mengatasi dan menanggulangi berbagai bentuk ancaman yang ditujukan terhadap bangsa dan negara indonesia. Dalam hubungan dengan ketahanan nasional indonesia dengan memperhatikan berbagai macam bahaya, gangguan yang mengancam, serta situasi dan kondisi dalam negara indonesia, maka ditentukan strategi untuk mempertahankan kelangsungan hidup negara indonesia. Bagi bangsa dan negara indonesia bahaya yang mengancam dapat berupa subversi dalam infiltrasi terhadap semua bidang kehidupan masyarakat, serta adanya kelemahan-kelemahan yang inheren dengan suatu masyarakat majemuk yang sedang membangun, maka strategi yang dipilih adalah strategi untuk mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan negara indonesia, ,maka cara yang dipilih adalah dengan memantapkan ketahanan nasional. Strategi ini ditentukan berdasarkan pengalaman sendiri, yang kemudian diolah dan disistematisir hingga menjadi doktrin. Demikianlah maka ketahanan suatu bangsa adalah merupakan suatu persoalan universal, sedang cara dan strategi yang ditentukan berbeda-beda. Terdapat berbagai istilah misalnya strategy of interdependence, strategy of limited war, sedangkan berbagai bangsa indonesia dikembangkan konsepsi strategi ketahanan nasional .

Makin kaburnya batas-batas negara (borderless) dan semakin menyatunya dunia, menjadikan saling ketergantungan antarnegara. Keadaan inilah yang disebut dengan globalisasi. Globalisasi menjadikan masa depan dipenuhi dengan ketidakpastian sehingga membuat masa depan sulit diprediksi. Tren utama globalisasi dan aspek srtategis lainnya yang berlangsung pada awal abad 21 masih berkisar pada demokrasi, individualisme, HAM, lingkungan hidup, revolusi bidang informasi, liberalisasi perdagangan dan pergeseran perimbangan kekuatan dunia.

Di satu sisi, lingkungan strategis tersebut membawa dampak positif bagi bangsa Indonesia, sehingga menjadikannya sebagai peluang. Sedangkan di sisi lain, ada pula dampak negatifnya, sehingga menjadikannya sebuah tantangan bagi pemerintah. Tiap negara, termasuk Indonesia, harus memiliki ketahanan dalam menghadapi setiap perubahan. Karena suatu bangsa yang memiliki tingkat ketahanan nasional yang tinggi makin tinggi pula nilai kewibawaan nasional yang berarti makin tinggi tingkat daya tangkal yang dimiliki bangsa dan negara Indonesia.Berkembangnya zaman menyebabkan masalah mengenai Hak Asasi Manusia semakin kompleks. Karena itulah sangat penting untuk mengetahui lebih jelas lagi mengenai Hak Asasi Manusia demi meningkatkan wawasan nusantara kita.Hak asasi manusia dalam pengertian umum adalah hak-hak dasar yang dimiliki setiap pribadi manusia sebagai anugerah tuhan yang dibawa sejak lahir. Ini berarti bahwa sebagai anugerah dari Tuhan kepada makhluknya, hak asasi tidak dapat dipisahkan dari eksistensi pribadi manusia itu sendiri. Hak asasi tidak dapat dicabut oleh suatu kekuasaan atau oleh sebab-sebab lainnya, karena jika hal itu terjadi manusia kehilangan martabat yang sebenarnya menjadi inti nilai kemanusiaan.Sementara menurut Pasal 1 angka 1 UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM, Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.Hasil amandemen UUD 1945 memberikan suatu titik terang bahwa Indonesia semakin memperhatikan dan menjunjung nilai-nilai Hak Asasi Manusia (HAM) yang selama ini kurang diperhatikan oleh pemerintah. Amandemen kedua bahkan telah menghasilkan satu bab khusus mengenai Hak Asasi Manusia yaitu pada Bab XA. Walau demikian, bukan berarti bahwa perwujudan hak asasi manusia dapat dilaksanakan secara mutlak karena dapat melanggar hak asasi orang lain. Memperjuangkan hak sendiri sampai-sampai mengabaikan hak orang lain, ini merupakan tindakan yang tidak manusiawi. Kita wajib menyadari bahwa hak-hak asasi kita selalu berbatasan dengan hak-hak asasi orang lain.

Kebebasan BerpendapatDalam konteks suatu negara, rakyat menduduki posisi penting. Posisi ini setidak-tidaknya didasarkan pada asumsi bahwa tanpa rakyat suatu negara tidak dapat menjamin kelangsungan hidupnya secara damai dan dinamis. Jika suatu negara ingin menjamin kelangsungan hidupnya secara damai dan dinamis, negara tersebut harus membuat rakyatnya betah tinggal di dalamnya. Sebagai konsekuensinya, rakyat diberikan ruang publik yang memadai agar mampu mengekspresikan dirinya.

Dalam Pasal 28 I Ayat (2) UUD 1945 diterangkan mengenai kebebasan dalam mengemukakan pikiran, yaitu:Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apa pun.Bebas menyampaikan pendapat di muka umum juga merupakan salah satu Hak Asasi Manusia yang dijamin dalam Pasal 28E ayat (3) UUD 1945, yaitu:Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat.Pada rezim Soeharto, ruang publik rakyat untuk turut serta mempengaruhi kebijakan politik sangat dibatasi. Rakyat menginginkan ruang politik yang lebih luas lagi bagi dirinya karena mereka sadar bahwa dirinya merupakan sumber eksistensi negaranya. Namun, itu tidak mereka dapatkan pada saat Soeharto memerintah. Kebebasan rakyat dalam berpendapat sangat dikekang. Hal ini tentu saja merupakan pelanggaran HAM dan tidak sesuai dengan isi UUD 1945 Bab XA yang membahas mengenai Hak Asasi Manusia.Sejak reformasi bergulir, yaitu tahun 1998, perilaku politik berubah total tatkala Soeharto mengundurkan diri dari jabatan presiden, 21 Mei 1998. pers nasional seolah-olah bangkit dari keterpurukannya dan pintu kebebasan pers pun seakan terbuka lebar. Ini ditandai dengan diberlakukannya UU No. 40 Tahun 1999. Kreatifitas yang pada rezim Orde Baru begitu dikekang, kini bisa dengan bebas mewarnai dunia pers Indonesia. Selain itu, sistem sosial politik berubah. Rakyat yang sebelumnya sangat terbelenggu, menjadi bebas bahkan terkesan liar. Ibarat kuda lepas dari kandangnya. Tingkat partisipasi rakyat mencapai titik kulminasi tertinggi pada era ini. Orang-orang bebas mengemukakan pendapatnya di muka umum dengan mengatasnamakan demokrasi dan Hak Asasi Manusia.Hal ini juga dipengaruhi oleh sistem komunikasi yang pada era ini merupakan sistem komunikasi terbuka sehingga sesuai harapan ideal masyarakat. Setelah ini, justru ibarat kuda lepas dari kandang. Media massa harus diberikan ruang bebas yang cukup agar bisa mengalokasikan kepentingan masyarakat dan pemerintah secara baik. Namun apakah sesuai dengan sistem komunikasi yang dianut Indonesia, yaitu sistem komunikasi bebas bertanggung jawab dan sesuai dengan hak-hak asasi manusia? Jawabannya jelas tidak.Setiap orang berhak mengemukakan pendapatnya, karena negara kita merupakan negara yang demokratis dan karena itu merupakan hak setiap manusia yang telah diatur dalam UUD 1945 maupun dalam Deklarasi Universal tentang Hak Asasi Manusia yang telah disetujui dan diumumkan oleh Resolusi Majelis Umum PBB tanggal 10 Desember 1948. Namun pada praktiknya tetap harus bertanggung jawab terhadap apa yang telah disampaikan. Harus disesuaikan dengan batasan-batasan yang telah diberikan negara Indonesia baik menurut Pancasila, UUD 1945, UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM maupun UU Pokok Pers Nomor 40 Tahun 1999. Semuanya harus sinkron.Pada nyatanya, kini proses penegakan HAM di Indonesia masih dihadapi oleh berbagai kendala. Namun, proses demokratisasi yang terjadi setelah tumbangnya kekuasaan Orde Baru telah memberi harapan yang besar bagi kita agar pengakuan dan perlindungan terhadap hak asasi manusia dapat ditegakkan. Beberapa kejadian pelanggaran Hak Asasi Manusia di Indonesia menunjukkan perlunya pemahaman Hak Asasi Manusia tidak sebatas karena hak itu dimiliki oleh semua manusia, namun juga pelayanan terhadap hak itu perlu dilakukan oleh semua manusia. Kita dapat mencermati bahwa dalam lingkungan sosial kita terdapat beberapa hambatan yang bersifat structural. Walau demikian hambatan tersebut sepatutnya tidak membuat semangat kita untuk menegakkan hak asasi manusia menjadi surut.Dari faktor-faktor yang menjadi hambatan dalam penegakkan hak asasi manusia tersebut, mari kita upayakan sedikit demi sedikit untuk dikurangi (eliminasi), demi terwujudnya hak asasi manusia yang baik, mulailah dari diri kita sendiri untuk belajar menghormati hak-hak orang lain. Kita harus terus berupaya untuk menyuarakan tetap tegaknya hak asasi manusia, agar harkat dan martabat yang ada pada setiap manusia sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa tetap terpelihara dalam sebaik-baiknya (Sekar, 2012)

Hubungan antara hak azasi manusia dan pertahanan negara mengandung paling tidak tiga aspek:a. Seberapa jauh kepentingan pertahanan negara bertabrakan dengan hak warga negara untukmempertahankan kebebasanb. Seberapa jauh pertahanan negara melindungi HAM sebagaimana dirumuskan dalam konsep Responsibilityto Protect?c. Hubungan HAM dengan besaran pengeluaran belanjanegara untuk pertahananKasus pelanggaran HAM ini dapat dikategorikan dalam dua jenis, yaitu :a. Kasus pelanggaran HAM yang bersifat berat, meliputi : Pemukulan Penganiayaan Pencemaran nama baik Menghalangi orang untuk mengekspresikan pendapatnya Menghilangkan nyawa orang lain

HAM merupakan hak asasi manusia yang dimiliki oleh setiap umat manusia sejak lahir di dunia. Semua umat manusia terlahir dengan hak yang sama. Maka dari itu, berikut merupakan beberapa Kasus Pelanggaran HAM di Indonesia.

Agresi dan TerorismeAksi terorisme dalam bentuk ancaman bom dengan sasaran berbagai obyek vital di Jakarta hingga sekarang masih menjadi ancaman aktual. Perbuatan para teroris itu dapat memengaruhi kegiatan dan meresahkan masyarakat serta dapat mengganggu keamanan, dan pada akhirnya menurunkan stabilitas nasional. Munculnya berbagai bentuk kerawanan pasti ada, misalnya saja ada teror atau ancaman bom. Aksi terror terhadap obyek vital nasional yang bersifat strategis terhadap kegiatan penting berdampak terhadap keamanan negara. Lebih lanjut disampaikan ada enam ancaman aktual lain selain masalah terorisme. Yakni gerakan sparatis bersenjata di daerah konflik seperti di Aceh dan Papua serta kemungkinan akan munculnya kelompok-kelompok radikal lain yang dapat menurunkan stabilitas nasional ; pelanggaran terhadap kedaulatan wilayah udara dan laut nasional terutama di kawasan timur Indonesia dan alur laut kepulauan Indonesia; pencurian kekayaan alam; penyelundupan berbagai komoditas di wilayah NKRI, perompakan di laut, dan unjuk rasa, pemogokan buruh, serta pertikaian antar golongan etnis

Ancaman militeradalah ancaman yang menggunakan kekuatanbersenjata dan terorganisasi yang dinilai mempunyai kemampuanmembahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dankeselamatan segenap bangsa. Ancaman militer dapat berupa agresi,pelanggaran wilayah, pemberontakan bersenjata, sabotase, spionase, aksi teror bersenjata, ancaman keamanan laut dan udara, serta konflik komunal. Agresi suatu negara yang dikategorikan mengancam kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa Indonesiamempunyai bentuk-bentuk mulai dari yang berskala paling besar sampaidengan yang terendah. Invasi merupakan bentuk agresi yang berskala paling besar dengan menggunakan kekuatan militer bersenjata yangdikerahkan untuk menyerang dan menduduki wilayah Indonesia.

Invasi berlangsungsecaraeskalatif darikondisipolitikyangterus memburuk, diikuti dengan persiapan-persiapan kekuatan militer darinegara yang akan melakukan invasi. Agresi juga dapat berupa bombardemen, yakni penggunaansenjata dalam bentuk lain, blokade pelabuhan, pantai, wilayah udara atauseluruh wilayah negara, dan dapat pula berbentuk serangan bersenjatanegaralain terhadapunsursatuan darat,laut, danudara.Keberadaanatau tindakan unsur kekuatan bersenjata asing dalam wilayah NKRI yangbertentangan dengan ketentuan atau perjanjian yang telah disepakatimerupakan salah satu bentuk agresi yang mengancam kedaulatan negaradan keselamatan bangsa. Tindakan suatu negara yang mengizinkanpenggunaan wilayahnya oleh negara lain untuk melakukan agresi atauinvasi terhadap NKRI digolongkan ke dalam ancaman agresi. Pengiriman kelompok bersenjata atau tentara bayaran untuk melakukan tindakankekerasan di wilayah NKRI adalah pelanggaran kedaulatan negara yang dikategorikan sebagai bentuk agresi suatu negara.Bentuk lain dari ancaman militer yang peluang terjadinya cukuptinggi adalah tindakan pelanggaran wilayah Indonesia oleh negara lain.Konsekuensi Indonesia yang memiliki wilayah yang sangat luas dan terbukaberpotensi terjadinya pelanggaran wilayah. Ancaman militer dapat pulaterjadi dalam bentuk pemberontakan bersenjata. Pemberontakan tersebutpada dasarnya merupakan ancaman yang timbul dan dilakukan olehpihak-pihak tertentu di dalam negeri, tetapi pemberontakan bersenjatatidak jarang disokong oleh kekuatan asing, baik secara terbuka maupunsecara tertutup atau tersamar (Natha, 2013)

Berikut perilaku yang dapat mengancam pertahanan dan keamanan Negara :HAM (Hak Asasi Manusia). Sebagaimana dinyatakan dalam UU.No.3 tahun 2002 tentang pertahanan Negara salah satu tujuan pertahanan adalah melindungi keselamatan bangsa. Hal ini harus dimaknai sebagai perlindungan terhadap individu maupun kelompok masyarakat yang secara politik terikat dalam negara Indonesia. Kebijakan dan instrumen untuk melindungi keselamatan bangsa tergantung dari bentuk ancaman wabah penyakit tidak dapat dilindungi dengan kekuatan militer. Kekuatan militer hanya dibutuhkan ketika kebijakan negara untuk mengatasi wabah penyakit tersebut memerlukan langkah koersif, misalnya untuk mengontrol gerakan orang yang terkena wabah untuk membatasi penyebaran penyakit.Sementara itu hak asasi manusia (HAM) adalah hak yang melekat pada manusia sebagai makluk Tuhan, sebagai individu,terlepas dari keberadaannya baik secara fisik, sosial, ekonomi, dan budaya. Bahkan, terdapat hak yang tidak pernah dilepaskan oleh manusia ketika mereka menyepakati untuk menyerahkan sebagian aspek dari hak tersebut ke entitas yang lebih tinggi.Hak ini merupakan hak yang terus melekat pada manusia yang tidak hilang dalam keadaan apa pun. Inilah yang disebut non-derogable rights, misalnya hak untuk bebas dari ancaman kematian, penyiksaan, dan sebagainya. Hak ini universal terlepas dari perbedaan sistem sosial-politik, hukum, dan budaya.

Secara garis besar, tiap gatra atau aspek kehidupan masyarakat tidak bisa dikelola secara terpisah tetapi harus komprehensif mengingat problem atau masalah yang muncul dalam satu gatra terkait dengan gatra lainnya. Contoh, masalah paham dan gerakan fundamentalis-radikal yang mengancam ideologi Pancasila ternyata berkaitan pula dengan lemahnya pengawasan wilayah perbatasan (geografi), kurang pedulinya masyarakat, adanya problem pendidikan (sosial-budaya) dan merupakan ancaman nyata bagi pertahanan-keamanan (Hankam). Lainnya, desakan jumlah penduduk dan ketimpangan penyebarannya (demografi) berkaitan dengan tingginya angka kemiskinan, rendahnya tingkat pendidikan masyarakat, merebaknya penyakit sosial (ekonomi, sosbud), perusakan hutan dan penambangan liar yang menimbulkan bencana alam, dan munculnya gangguan keamanan. Pendeknya, problem satu gatra bisa berpengaruh pada gatra lainnya secara berantai maupun bersamaan (Ary, 2012)Kompleksitas ancaman, perspektif, lingkup, dan sifatAncaman militer hanya merupakan sebagian dari dimensi ancaman. Belakangan muncul perspektif baru: human security. Berbeda dari perspektif sebelumnya yang cenderung melihat negara sebagai unsur yang paling penting, "human security" yang melihat pentingnya keamanan manusia. Mereka dapat menghadapi ancaman dariberbagai sumber, bahkan termasuk dari aparatur represif negara, epidemi penyakit, kejahatan yang meluas, sampai dengan bencana alam maupun kecelakaan.Diskursus kontemporer yang memberikan definisi keamanan secara fleksibel dan longgar, dengan memasukkan unsur dan perspektif yang tidak terdapat dalam diskursus tradisional. Bagi Caroline Thomas dan Jessica Mathews, misalnya, keamanan bukan hanya berkaitan dengan nexus military-external tetapi juga menyangkut dimensi-dimensi lain. Keamanan, menurut Thomas dan Mathews, bukan hanya terbatas pada dimensi militer, seperti sering diasumsikan dalam diskusi tentang konsep keamanan, tetapi merujuk pada seluruh dimensi yang menentukan eksistensi negara.... (termasuk di dalamnya) upaya memantapkan keamanan internal melalui bina-bangsa, ketersediaan pangan, fasilitas kesehatan, uang, dan perdagangan, maupun melalui pengembangan senjata nuklir.Thomas dan Mathews mungkin mulai mengakui keberadaan ancaman non militer, namun mereka berdua tidak sepenuhnya meninggalkan tradisi yang menganggap negara sebagai entitas yang paling penting. Kontribusi mereka berdua terutama terletak pada ruang lingkup keamanan yang tidak lagi terbatas pada dimensi militer. Istilah-istilah yang kemudian muncul misalnya keamanan lingkungan (environmental security), keamanan pangan (food security), keamanan energi (energy security), dan keamanan ekonomi (economic security) menunjukkan bahwa suatu entitas sosial dan/atau politik dapat menghadapi ancaman di berbagai bidang kehidupannya.Tentu, ancaman itu dapat berasa dari dalam maupun luar negeri. Belakangan muncul berbagai terminologi; misalnya ancaman transnasional (lintas nasional) sebagai ancaman yang berasal dari luar negara dan bergema di dalam suatu negara. Pada prinsipnya, ancaman ini berasal dari luar tapal batas tetapi dapat menimbulkan masalah- masalah serius di dalam wilayah nasional suatu negara. Mereka dapat mengancam komponen keamanan seperti yang diidentiflkasi sebelumnya landasan fisik, landasan ideasional, dan landasan institusional.Revolusi Iran (1979), misalnya, membawa serta gagasan fundarnentalisme dan rezim teokratik yang dapat mengancam beberapa negara konservatif di Timur Tengah. Kekerasan etnik Rwanda bergema di Burundi sehingga mengancam bukan hanya orang- orang Huttu tetapi juga pemerintahan Burundi. Revolusi teknologi informasi menghapus jarak fisik, sehingga kejadian di suatu tempat membawa demonstration effect yang mempengaruhi sikap politik masyarakat tertentu dan oleh karenanya mengudang respons negara dimana masyarakat itu berada. Penyelundupan senjata gelap dapat rnemperkuat gerakan separatis yang mengancam suatu negara maupun meningkatkan kriminalitas yang mengancam ketenteraman masyarakat.Pembangunan InstitusionalMelihat kompleksitas seperti itu, penataan kembali kebijakan dan aturan perundangan yang berkaitan dengan keamanan nasional menjadi penting. Kebijakan itu harus berupa dokumen, dengan upaya pengkajian ulang secara berkala sesuai dengan perkembangan, yang dengan jelas mengidentifikasi ancaman terhadap keamanan nasional dan bagaimana ancaman itu harus dihadapi. Di dalamnya perlu tertuang dengan jelas perkiraan tentang apa yang dimaksud dengan ancaman terhadap keamanan nasional,keamanan dalam negeri dan ketertiban umum dan pada saat yang sama juga mengenai sumberdaya dan strategi yang akan digunakan untuk menghadapinya. Sebagai contoh adalah penggunaan kekuatan militer untuk menghadapi ancaman bersenjata dan penegakan hukum untuk menghadapi gangguan terhadap ketenteraman umum.Persoalan kedua yang tidak kalah pentingnya adalah delegasi kewenangan pada instansi-institusi tertentu yang akan bertindak sebagai pelaku utama untuk melindungi keamanan nasional, baik ketika keamanan itu ditempatkan dalam kerangka keamanan negara maupun ketertiban umum. Polisi, misalnya, bertindak selaku pelaksana utama kebijakan di bidang ketenteraman umum dengan menggunakan penegakan hukum sebagai strategi pokok. Tentara berperan sebagai alat utama negara untuk menghadap ancaman bersenjata. Sebagai instrumen negara, baik tentara maupun polisi berkewajiban untuk melaksanakan kebijakan yang disusun oleh negara dengan kewenangan menyusun strategi operasi.Perlu diakui bahwa ancaman-ancaman tertentu bisa terjadi secara tiba-tiba. Kapasitas instansi tertentu untuk menghadapi ancaman mungkin juga tidak memadai baik karena ketidaktepatan perencanaan, eskalasi ancaman, maupun karena keterbatasan sebaran kapasitas tersebut. Karena itu perlu jembatan yang membuka kerjasama antar instansi-institusi, disamping diperlukan juga strategi dan/atau institusi yang mampu menjawab persoalan-persoalan mendesak dengan tepat dan cepat (Kusnanto, 2003)BAB IIIANALISIS TEORI Berdasarkan kajian pustaka di atas dapat disiasati bahwa akibat dari masuknya bangsa asing melalui PBB karena masalah kemanusiaan dan HAM, merupakan salah satu bentuk ancaman potensial yang dihadapi bangsa Indonesia ke depan. Contohnya terjadi di Papua jika persoalan keamanan tak dapat diselesaikan dengan baik. Bentuk ancaman potensial lainnya ialah masalah perbatasan dan aktivitas lintas batas, serta masuknya gerakan asing dengan berbagai alasan. Selain itu yang harus diantisipasi adalah penyelundupan senjata di daerah perbatasan dan ancaman bencana alam yang sewaktu-waktu muncul tak terduga.

Contoh ancaman terbesar dari dalam negeri adalah kemiskinan. Kemiskinan yang sudah mencapai angka 28.55 juta (11.47%) penduduk Indonesia, menurut laporan BPS per September 2013 merupakan ancaman terbesar dalam negeri terhadap ketahanan nasional.Tapi benarkah demikian?Benar, memang ada hubungan fungsional antara kemiskinan dan ketahanan nasional.Semakin miskin penduduk suatu negara, semakin rentan ketahanan nasionalnya.Tapi bukan kemiskinan itu sendiri yang jadi penyebab langsung melainkan dampak kemiskinan itulah yang menyebabkan kerentanan ketahanan nasional.Tak lain karena kemiskinan menyebabkan rendahnya akses terhadap pangan, kesehatan, dan pendidikan.Akibatnya penduduk miskin tumbuh menjadi komponen bangsa yang paling lemah dalam segala aspek. Beberapa kelemahan aspek tersebut seperti :Secara fisik mereka kekurangan atau lapar kalori dan protein.Karena itu tenaga,daya pikir, imunitas mereka terhadap penyakit menjadi lemah. Akibatnya produktivitas kerja mereka menjadisangat rendah. Berartikontribusi terhadap ketahanan ekonomi nasional juga rendah.Secara psikis mereka rendah diri.Mereka cenderung takluk pada kelompok sosial yang lebih kaya, berpendidikan, dan berkuasa.Merekatumbuh menjadi kelompok sosial dengan mentalitas orang kalah.Orang bermental seperti itu jelas tidak bisa diharapkan mampu melawan ancaman kedaulatan dari dalam dan luar negeri.Secara sosial mereka terpinggirkan di arena ekonomi, politik, dan budaya.Mereka lalu membentuk sub-kultur kemiskinan, yaitu sistem nilai yang adaptif terhadap kondisi dan dampak kemiskinan,sebagai strategi bertahan (coping strategy) terhadap ragam tekanan hidup. Jelas bahwa sub-kultur itu tidak membebaskan mereka dari kemiskinan, tapi sebaliknya justru mereproduksi kemiskinan dari generasi ke generasi. Menjadi miskin dengan demikian berarti menjadi lapar, kalah, dan terpinggirkan.Kondisi fisik, psikis, dan sosial serba lemah ini berpotensi sebagai pintu masuk bagi kekuatan-kekuatan idiologis yang bertujuan menghancurkan ketahanan nasional.Misalnya kelompok-kelompok separatis, ekstrimis, dan teroris yang mungkin mengaku sebagai Ratu Adil.Kondisi lapar-kalah-terpinggirkan itu dieksploitasi pertama-tama sebagai isu ketidakadilan sosial, lalu ditransformasikan menjadi keresahan dan akhirnya kemarahan atau amuk sosial. Itulah proses mentransformasi kelompok miskin dari pecundang menjadi penentang radikal yang dapat merusak ketahanan nasional. Dapat kita lihat dalam sejarah nasional di awal 1960-anPKI telah menggerakkan petani/buruh tani miskin di pedesaan untuk mengganyang Tujuh Setan Desa (tuan tanah, lintah darat, tukang ijon, kapitalis birokrat, tengkulak, bandit desa, penguasa desa) yang diposisikansebagai representasi kapitalisme.Klimaks perlawanan itu semua sudah tahu, yaitu Peristiwa 30 September 1965 dengan segala kontroversinya.Jadi kemiskinan sebenarnya bukan ancaman langsung melainkantitik lemah dalam ketahanan nasional.Sebagai titik lemah, ia bukan hanya tidak menyumbang terhadap ketahanan nasional, tapi lebih buruk lagi ia menjadi pintu masuk bagi kekuatan radikal yang bermaksud menghancurkan ketahanan nasional dari luar dan dalam.Tapi penduduk miskin tidak dapat dipersalahkan atas masalah ini. Mereka adalah korban ketidakadilan struktural khususnya dalam distribusi hak-hak ekonomi dan politik.Karena itu tidak etis juga mengatakan kemiskinan sebagai ancaman terbesar ketahanan nasional. Telunjuk harus diarahkan kepada negara yang belum mampu menghilangkan rintangan-rintangan struktural penyebab kemiskinan itu. Langkah Struktural Dapat Dijelaskan Sebagai Berikut :Jelas bahwa penghapusan kemiskinan absolut akan memperkuat ketahanan nasional.Tapi bagaimana strateginya?Prabowo dan Jokowi, secara spesifik belum menyampaikan gagasanmendasarterkait masalah ini. Mengingat kemiskinan adalah hasil konstruksi sosial yang bersifat struktural, maka langkah penanggulangannya juga harus struktural. Secara spesifik langkah tersebut harus difokuskan pada pencapaian keadilan khususnya dalam alokasi sumber daya ekonomi. Sumber daya ekonomi utama yang tidak dikuasai golongan miskin terutama di Desa adalah tanah, modal kerja, dan infrastruktur pendukung. Akses penduduk miskin terhadap dua jenis sumber daya itulah yangharus ditingkatkan dengan cara-cara mendasar.Pertama, akses terhadap tanah ditingkatkan melalui reforma agraria yang masih tinggal janji selama dua periode pemerintahan Presiden SBY.Reforma agraria tidak harus berupa redistribusi tanah yang tidak disukai para tuan tanah.Tetapi ia dapat berupa pembukaaan areal pertanian baru pengelolaannya diorganisasasi dalam bentuk Badan Usaha Milik Petani (BUMP) yang beranggotakan petani/buruh tani miskin.BUMP ini dapat digandengkan dengan BUMD/BUMN dalam skema jaringan bisnis yang menjamin kelangsungan perkembangan BUMP.Kedua, akses penduduk miskin terhadap permodalan ditingkatkan melalui pembentukan Bank Desa, semacam Grameen Bank di Bangladesh,yang melayani kebutuhan kredit mikro bagi golongan penduduk miskin pedesaan. Dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan PNPM Mandiri dapat diintegrasikan sebagai produk jasa pada Bank Desa ini. Agar penduduk miskin layak-bank (bankable), mereka dapat diorganisir untuk menjalankan kegiatan bisnis tertentu di bawah binaan BUMD/BUMN. Ketiga, dengan berlakunya UU No. 6/2014 tentang Desa, penggunaan dana alokasi APBN dan APBD sebesar Rp 800 juta-Rp 1,4 miliar per desa sebaiknya diprioritaskan pada pembangunan infrastruktur sosial-ekonomi pedesaan yang mendukung peningkatan produktivitas dan pendapatan golongan miskin di pedesaan.Dengan demikian total dana pembangunan yang dialokasikan untuk penanggulangan kemiskinan akan berlipat ganda.Tentu saja ketiga langkah mendasar tersebut harus didukung oleh suatu kebijakan pembangunan yang berorientasi penanggulangan kemiskinan.Kebijakan semacam ini belum terbacajelas dalam visi dan misi pemerintah yang bersikap adil.Kebijakan Strategis Berbasis HAM di Desa Melalui OtonomiMenurut hemat penulis, untuk menangani beragam masalah Ketahanan Nasional yang muncul pada tiap gatra atau aspek membutuhkan satu kebijakan strategis yang tepat. Kebijakan strategis adalah satu kebijakan yang menjadi simpul utama untuk mengurai beragam persoalan dan menyediakan jalan atau menjadi fasilitator bagi terlaksananya konsep solusi atas sebuah persoalan dengan baik.Kebijakan strategis dimaksud dalam konteks mewujudkan Ketahanan Nasional yang tangguh adalah penguatan otonomi daerah secara proporsional dengan desentralisasi asimetris. Penguatan otonomi daerah secara proporsional berarti otonomi daerah diletakkan dalam bingkai untuk memperkuat pemerintahan nasional dan tercapainya Tujuan Nasional secara efektif. Urusan yang menjadi kewenangan pusat seperti moneter, peradilan, hubungan luar negeri, agama, dan pertahanan-keamanan, efektifitasnya tidak boleh terganggu oleh penerapan kebijakan otonomi daerah. Bahkan, sebaliknya, penerapan otonomi daerah harus memperkuat efektifitas urusan pemerintah pusat tersebut. Sementara desentralisasi asimetris adalah penerapan kebijakan desentralisasi yang tidak seragam antara satu daerah dengan daerah lain. Penerapannya disesuaikan dengan karakterisrik potensi masing-masing daerah, baik potensi peluang, hambatan, ancaman, dan tantangannya. Jumlah urusan atau kewenangan yang didesentralisasikan antara satu daerah dengan daerah lain juga bisa berbeda sesuai dengan potensi dan kebutuhan daerah. Di Indonesia, kebijakan desentralisasi asimetris baru terlaksana secara terbatas dalam wujud Otsus Papua, Otsus Aceh, dan Otsus DKI Jakarta. Otonomi daerah semacam tersebut di atas, yang dapat mempercepat pemerataan pembangunan daerah yang berkeadilan, dan menyejahterakan masyarakat daerah sehingga mereka bangga menjadi bangsa Indonesia. Pada saat itulah, Pemerintah memiliki mitra yang kuat di daerah dalam membangun Ketahanan Nasional yang tangguh.

BAB IV5.1 KESIMPULAN5.2 SARAN

DAFTAR PUSTAKAhttp://camilla-zahra.blogspot.co.id/2012/04/tugas-5-upaya-pemerintah-mengatasi.htmlhttp://www.kompasiana.com/daryani2029/mewujudkan-ketahanan-nasional-yang-tangguh-dari-daerah_54f5cddca333111e1f8b4618https://sekaranindya.wordpress.com/2012/06/11/ketahanan-nasional/Armawi. 2005. HAM. Pustaka Ilmu : Jakartahttp://nathaniashareein.blogspot.co.id/2013/03/perilaku-yang-mengancam-pertahanan-dan.html http://ary-amoeba.blogspot.com/2012/06/pengaruh-aspek-ketahanan-nasional-di_05.htmlDr. Kusnanto Anggoro. Makalah Pembanding Seminar Pembangunan Hukum Nasional VllI. diselenggarakan oleh Badan Pembinaan Hukum Nasional, Departemen Kehakiman dan HAM RI Hotel Kartika Plaza, Denpasar, 14 Juli 200324