makalah fix

Upload: ryanasoesantie

Post on 10-Oct-2015

16 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Tebu

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangTebu (Saccharum officinarum) termasuk keluarga rumput-rumputan. Mulai dari pangkal sampai ujung batangnya mengandung air gula. Air gula inilah yang kelak dibuat kristal gula atau gula pasir. Dari waktu ke waktu industri gula selalu menghadapi berbagai masalah, sehingga produksinya belum mampu mengimbangi besarnya permintaan masyarakat. Meningkatnya konsumsi gula dari tahun ke tahun disebabkan oleh pertambahan penduduk, peningkatan pendapatan penduduk dan bertambahnya industri yang memerlukan bahan baku berupa gula. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan gula, selama ini negara Indonesia masih mengimpornya dari negara lain. Cara ini kurang tepat untuk memecahkan masalah kekurangan gula. Cara yang terbaik adalah meningkatkan dan memantapkan produksi gula dalam negeri. Pada prinsipnya peningkatan produksi gula dapat dilaksanakan dengan perluasan areal, peningkatan bobot tebu perhektar dan peningkatan rendemen. Namun, apabila kita lihat lahan di Indonesia yang semakin sempit dari tahun ke tahun, membuat para petani lebih memilih untuk menanam tanaman pangan dibandingkan dengan tanaman perkebunan. Oleh karena itu, seorang pemulia tanaman diharuskan untuk menemukan solusi dan inovasi untuk pengembangan tanaman tebu sehingga tanaman tersebut memiliki keunggulan seperti peningkatan pada jumlah rendemen dan berumur pendek. Pilihan untuk peningkatan produksi yang lebih unggul tampaknya adalah peningkatan rendemen sendiri, dikarenakan akan meningkatkan produktivitas tanpa perlu meningkatkan kapasitas pabrik gula. Sebagai contoh, dengan kapasitas giling total seluruh pabrik gula di Indonesia lebih dari 170 ribu ton tebu per hari dan menggiling tebu lebih dari 25 juta ton hanya mampu menghasilkan hablur sebesar 1,7 juta ton. Hal ini berarti bahwa produktivitas hablur hanya sekitar 5,01 ton per hektar karena kisaran rendemen rata-rata hanya sebesar 6,9% saja. Oleh karena itu, dengan total kapasitas pabrik yang relatif tetap serta bahan baku digiling yang juga relatif tetap, jika rendemen rata-rata dinaikan menjadi 8% sampai 11% maka potensi hablur yang akan dihasilkan dapat mencapai lebih dari 2 juta ton, dan ini berarti dengan luas areal yang relatif tetap produktivitas hablur meningkat menjadi 6 ton per hektar. Dengan adanya peningkatan rendemen selain dapat menurunkan biaya tebang, transport juga dapat menurunkan biaya prosesing gula, karena dengan efisiensi yang sama hablur yang dihasilkan semakin banyak.Salah satu inovasi didalam peningkatan rendemen tebu adalah teknik rekayasa tanaman. Umumnya teknik rekayasa yang dipakai untuk tanaman tebu ini adalah dengan cara persilangan dan pembiakan vegetatif secara klonal. Untuk persilangan sendiri melibatkan organ generatif dari tanaman tebu sedangkan untuk vegetatif dengan cara grafting. Kemudian beberapa metode seleksi juga harus diterapkan yang berguna untuk menghasilkan tanaman yang keseragamannya tinggi, sehingga kualitas atau mutu juga akan berbanding lurus dengan keseragamannya. Contohnya, varietas yang memiliki persentase rendemen tinggi dengan varietas yang berumur pendek akan menghasilkan varietas yang bermutu tinggi.

1.2 TujuanBerdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut, 1) Meningkatkan persentase rendemen dan bobot tebu2) Membuat tanaman tembu berumur kemasakan awal3) Mengurangi resiko terhadap keuntungan yang didapat4) Meningkatkan keanekaragaman tanaman tebu

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Penentuan TetuaKeberhasilan dalam pembuatan varietas yang sesuai dengan tujuan pemuliaan terletak pada tetua yang akan digunakan dalam pemuliaan tersebut. Adapun metode dalam seleksi tetua yaitu:a. Pemilihan tetua-tetua dengan metode genetik statistik,b. Metode-metode yang dipergunakan untuk mencirikan persilangan-persilangan mana yang diduga menghasilkan transgresif unggul.c. Metode-metode yang dipergunakan untuk mempelajari tetua-tetua sebagai galur-galur homozigot.(Nani, 2004)Ada lima kelompok sumber plasma nutfah yang dapat dijadikan tetua persilangan yaitu:a) Varietas komersial,b) Galur-galur elit pemuliaan,c) Galur-galur pemuliaan dengan satu atau beberapa sifat superior,d) Spesies introduksi tanaman dane) Spesies liarPeluang menghasilkan varietas unggul yang dituju akan menjadi besar bila tetua yang digunakan merupakan varietas-varietas komersial yang unggul yang sedang beredar, galur-galur murni tetua hibrida, dan tetua-tetua varietas sintetik. Dalam ini kami merancang persilangan tebu varietas PSCO 902 dengan tebu varietas PS 851. Dibawah ini akan dijelaskan tentang masing-masing varietas yang akan digunakan sebagai tetua dalam persilangan makalah ini sebagai berikuta. Varietas PSCO 902Tanaman tebu varietas PSCO 902 berasal dari persilangan POJ 2722 polycross tahun 1990. Varietas ini sesuai untuuk lahan sawah dan tegalan di Jawa. Sifat perkecambahan cepat serta pada awal pertunasan. Memiliki kerapatan batang dan diameter batang sedang. Pembungaan bersifat sporadis sampai sedang dengan menghasilkan rendemen 10,341,61 % pada lahan kering dan 10,881,65% pada lahan sawah.(Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia, 2006)

Gambar 2.1 Tebu Varietas PSCO 902Sumber www.sugarresearch.org

b. Varietas PS 851Varietas PS 851 merupakan asal persilangan dari antara PS 57 x B 37173 pada tahun 1985 dari nomor seleksi PS 85-21460. Varietas ini memiliki perkecambahan baik yang dimana pertumbuhan awal dan pertumbuhan tunas serempak, diameter sedang, dan berbunga jarang. Umur kemasakan pada awal tengah berkisar Juni-Agustus.Rendemen yang dihasilkan pada varietas ini cukup banyak sekitar kurang lebih 13%. Selain itu, varietas ini toleran terhadap serangan alami penggerek pucuk dan penggerek batang serta tahan terhadap mosaik dan blendok dan peka terhadap pokahbong.(Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia, 1998)

Gambar 2.2 Tebu Varietas PS 851Sumber www.sugarresearch.org

2.2 Rancangan PersilanganTujuan utama suatu program pemuliaan tanaman tebu ini adalah untuk mendapatkan kombinasi genotip baru untuk diseleksi lebih lanjut sampai menghasilkan varietas baru yang lebih unggu dengan meiliki rendemen gula tinggi dan umur pendek (genjah). Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan kegiatan persilangan antara tetua jantan dan betina yang memiliki gamet yang diinginkan yang disebut dengan hibridisasi. Hasil persilangan tersebut merupakan fase penting dalam program pemuliaan tanaman. Dengan demikian hibridisasi dapat diartikan sebagai upaya untuk mendapatkan kombinasi genetik yang diinginkan melalui persilangan dua atau lebih tetua yang berbeda komposisi genetiknya. Keturunan hasil hibridisasi ini akan mengalami segregasi pada F1bila kedua tetuanya heterozigot, atau pada F2bila kedua tetuanya homozigot. Akibat terjadinya segregasi ini akan menimbulkan keragaman genetik yang selanjutnya dilakukan seleksi dan evaluasi terhadap karakter tanaman yang diinginkan.Pada saat persilangan, ada baiknya kita memperhatikan beberapafaktor yang mempengaruhinyaapakah persilangan tersebut akan berhasil atau gagal, diantaranya:a. Pemilihan tetua, ada lima kelompok sumber plasma nutfah yang dapat dijadikan tetua persilangan yaitu: (a) varietas komersial, (b) galur-galur elit pemuliaan, (c) galur-galur pemuliaan dengan satu atau beberapa sifat superior, (d) spesies introduksi tanaman dan (e) spesies liar. Peluang menghasilkan varietas unggul yang dituju akan menjadi besar bila tetua yang digunakan merupakan varietas-varietas komersial yang unggul yang sedang beredar, galur-galur murni tetua hibrida, dan tetua-tetua varietas sintetik. Dalam ini kami merancang persilangan tebu varietas PSCO 902 dengan tebu varietas PS 851.b. Waktu tanaman berbunga, dalam melakukan persilangan harus diperhatikan: (1) penyesuaian waktu berbunga. Waktu tanam tetua jantan dan betina harus diperhatikan supaya saat anthesis dan reseptif waktunya bersamaan, (2) waktu emaskulasi dan penyerbukan. Pada tetua betina waktu emaskulasi harus diperhatikan, seperti pada bunga kacang tanah, padi harus pagi hari, bila melalui waktu tersebut polen telah jatuh ke stigma. Juga waktu penyerbukan harus tepat ketika stigma reseptif. Jika antara waktu antesis bunga jantan dan waktu reseptif bunga betina tidak bersamaan, maka perlu dilakukan singkronisasi. Caranya dengan membedakan waktu penanaman antara kedua tetua, sehingga nantinya kedua tetua akan siap dalam waktu yang bersamaan. Untuk tujuan sinkronisasi ini diperlukan informasi tentang umur tanaman berbunga. (Syukur, 2009)2.3 Metode Pemuliaan SeleksiTebu merupakan tanaman biennual yang dapat berkembang biak secara vegetatif bisa berbunga dan dapat menyerbuk silang. Dalam hal ini kami melakukan persilangan biasa dengan antar spesies dengan cara seperti megawinkan bunga. Diharpakan, dari persilangan ini akan muncul sifat unggul baru dan memberikan solusi pada masalah tanamn tebu.Persilangan antar spesies yang akan kami lakukan diharapkan akna menghasilkan genetic baru dan memperbesar keragaman.PersilanganBack Cross

P1Fenotipe:Rendemen Tinggi dan Kemasakan LambatX Rendemen Rendah dan Kemasakan Awal

Genotipe:RRkk

rrKK

Gamet:R,k

r,K

F1

:RrKk (100% Remenden Tinggi dan Kemasakan Awal)

Back cross

P2 Fenotipe: Remenden Tinggi dan Kemasakan AwalX Rendemen Rendah dan Kemasakan Awal

Genotipe:RrKk

rrKK

Gamet:R,r,K,k

r,K

F2RrKK (Rendemen Tinggi dan Kemasakan Awal)hasilback cross100%

RrKk (Rendemen Tinggi dan Kemasakan Awal)

Dengan demikian, dapat kita ketahui bahwa back cross merupakan persilangan antara keturunan F1 yang heterozigot dengan induknya (baik jantan atau betina) yang homozigot dominan.2.3.1 Teknik PersilanganPada dasarnya persilangan adalah menyatukan sel gamet dari tanaman tetua yang di kehendaki. Jadi proses persilangan di awali dengan pengambilan tepung sari dari tanaman yang akan di serbuki. Pengambilan tepung sari ini bertujuan untuk mencegah terjadinya penyerbukan sendiri pada bunga. Oleh Karena itu, proses ini dilakukan sebelum kepala putik matang. Proses pengambilan tepung sari ini disebut dengan istilah emaskulasi.Cara mengambil tepung sari dari bunga terdiri dari:a. Cara mekanis: Gunakan Penjepit untuk mengambil dan memisahkan kepala sari dari bunga. Potong ujung bunga agar dapat mengambil kepala sari di dalam bunga. Kantung kertas yang berfungsi untuk melindungi hasil dari persilangan yang masih rentan terbawa angin. Sementara bunga tebu mekar pukul 5-6 pagi dengan masa membuka bunga anatar 7-14 hari. dengan melihat waktunya, pemulia di harpkan dapat bekerja secara optimal.Dari persilangan tersebut maka menghasilkan F1 yang unggul, maka di perlukan evaluasi hasil persilangan dengan metode seleksi single seed descent.Seleksi Single Seed Descent, yaitu satu keturunan satu biji. Pada prinsipnya, individu tanaman terpilih dari hasil suatu persilangan pada F2 dan selanjutnya ditanam cukup satu biji satu keturunan. Cara ini dilakukan sampai generasi yang ke-5 atau ke-6 (F5 atau F6). Bila pada generasi tersebut sudah diperoleh tingkat keseragaman yang diinginkan maka pada generasi berikutnya pertanaman tidak dilakukan satu biji satu keturunan tetapi ditingkatkan menjadi satu baris satu populasi keturunan, kemudian meningkat lagi menjadi satu plot satu populasi keturunan.Prosedur Single Seed Descent (SSD) mempunyai tujuan mempertahankan keturunan dari sejumlah besar tanaman F2, dengan mengurangi hilangnya genotip selama generasi segregasi. Hanya satu biji yang dipanen dari masing-masing tanaman, perkembangan tanaman optimum dari generasi F2 sampai dengan F4. Metode seleksi Single Seed Descent (SSD) banyak dilakukan dalam pemuliaan tanaman kedelai di Amerika Serikat (Fehr, 1978). Metode SSD Descent mempunyai beberapa keuntungan, sebagi berikut : Karena yang ditanam setiap generasi satu biji satu keturunan, dengan sendirinya luas lahan yang diperlukan jauh lebih sempit. Waktu dan tenaga yang diperlukan pada saat panen lebih sedikit, karena populasinya lebih kecil. Pencatatan dan pengamatan lebih mudah dan sederhana. Seleksi untuk karakter-karakter yang heritabilitasnya tinggi, misalnya tinggi tanaman, umur, penyakit dan beberapa aspek kualitas dapat dikerjakan dengan efektif berdasarkan satu tanaman tunggal. Tiap tahun dapat ditanam beberapa generasi, bila keadaan lingkungan dapat dikuasai. Hanya diperlukan sedikit usaha dalam memperoleh tipe homozigot untuk karakter-karakter yang pewarisannya sederhana. Keadaan homozigot cepat tercapai. Penanganan persilangan dapat lebih banyak.Ciri lain dari metode SSD, adalah adanya kemungkinan untuk menghasilkan sejumlah besar galur murni pada areal yang sempit dan tenaga kerja yang terbatas (Fehr, 1987, dikutip dari Ai Komariah).Dengan cara ini, ia dapat mencapai generasi F6 2 tahun, sebagai lawan 5 tahun sebagai dengan metode silsilah. Setelah tingkat yang diinginkan homozigositas dicapai, garis kemudian bisa diuji untuk karakteristik yang diinginkan. Benih tunggal Prosedur Ini adalah prosedur klasik memiliki benih tunggal dari setiap tanaman, bulking benih individu, dan penanaman keluar generasi berikutnya.1. Musim 1: F 2 tanaman tumbuh. Satu F 3 biji per tanaman dipanen dan semua benih bulked. Kumpulkan sampel cadangan 1 benih / tanaman. Penuh disarankan panen kedelai pod 2-3 seeded dan menggunakan 1 benih untuk masa tanam dan 1-2 untuk cadangan.2. Musim 2: Massal dari F 3 biji ditanam. Satu F 4 biji per tanaman dipanen dan semua benih bulked. Kumpulkan sampel cadangan 1 benih/tanaman.3. Musim 3: Ulangi.4. Musim 4: Tumbuh besar dari F 5 benih dan panen tanaman individu secara terpisah.5. Musim 5: Tumbuh F 5: 6 baris dalam baris, pilih baris antara baris dan panen yang dipilih secara massal.6. Musim 6: Mulailah pengujian ekstensif dari F 5 baris berasal.

BAB IIIPENUTUP

3.1 Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

Nani, H. 2004. Diklat Dasar Pemuliaan Tanaman. Fakultas Pertanian. Universitas Padjadjaran. Bandung

Perakitan Tanaman Tebu Dengan Hasil Rendemen Tinggi dan Kemasakan AwalPage 3