makalah fix

Upload: roro-kartika-ratnasari

Post on 11-Jul-2015

139 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang berpotensi dan sangat strategis untuk mengembangkan usaha di sektor pertanian. Hal tersebut didukung dengan letak Indonesia yang berada di daerah tropis, dimana sepanjang tahun mendapatkan penyinaran sinar matahari yang cukup serta suhu dan iklim yang mendukung dalam pengembangan usaha pertanian. Oleh karenanya Indonesia dikenal sebagai negara agraris sebab sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Pertanian Indonesia mampu menghasilkan berbagai jenis produk, baik itu komoditas pangan, holtikultura, maupun komoditas perkebunan. Kegiatan tersebut tidak terlepas dari peran serta tanah dalam bidang pertanian sebagai media tanam. Peran tanah selain sebagai media tanam juga sebagai tempat tegaknya tanaman, tempat menyediakan unsur-unsur makanan dan air bagi tanaman, dan tempat menyediakan udara bagi pernafasan akar. Tanah menjalankan peranannya yang sangat rumit bagi kehidupan tanaman. Dengan demikian, kehidupan tanaman sangat ditentukan oleh sifat-sifat tanah yang merupakan lingkaran hidup sisitem perakarannya (AAK, 1981). Hasil yang optimal merupakan harapan dalam setiap usaha pertanian khususnya dalam bidang penanaman. Tanah sebagai media tanam menjadi salah satu faktor keberhasilan dalam mengoptimalkan hasil usaha pertanian tersebut. Faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi keberhasilan tersebut, diantaranya adalah kondisi suhu, kelembaban udara, intensitas penyinaran, dan hama penyakit serta gulma (faktor eksternal), serta faktor genetik dari tanaman itu sendiri (faktor internal). Faktor yang tak kalah penting dalam usaha tersebut adalah faktor penanganannya, dimana faktor ini manusialah yang paling aktif berperan dan berpengaruh dalam melakukan usaha-usaha terbaiknya untuk menghasilkan tanaman serta hasil yang seoptimal mungkin. Tanah bersama air dan udara merupakan sumber daya alam utama yang sangat mempengaruhi kehidupan. Kesetimbangan ketiganya sangat tergantung pada bagaimana kita mengelola tanahnya. Sebagai contoh penanaman tanaman

pangan di lahan-lahan miring dapat menyebabkan erosi, yang selanjutnya menyebabkan buruknya kualitas badan-badan air dan lahan unggul. Kualitas air dan tanah yang tidak baik akan berpengaruh tidak baik pada penduduk sekitarnya. Jagung merupakan komoditi yang mempunyai nilai ekonomi penting di Indonesia dan sampai saat ini luas areal penanaman mencapai 3,5 juta ha dengan produksi 9 juta ton. Produktivitas nasional masih rendah (2,5 ton ha -1 disebabkan oleh serangan hama dan penyakit, kekeringan, penggunaan pupuk yang tidak tepat dan masih tingginya penggunaan benih bermutu rendah. karena pada pertanian sekarang hasil yang didapatkan kurang optimal. Jagung merupakan komoditas palawija utama di Indonesia ditinjau dari aspek pengusahaan dan penggunaan hasilnya, yaitu sebagai bahan baku pangan dan pakan (Sarasutha, 2008). Kondisi lahan pertanian saat ini cukup memprihatinkan dimana tidak sedikit tanah pertanian yang sudah rusak oleh karena penggunaan lahan dan pupuk kimia secara terus-menerus yang menyebabkan produktivitas jagung menurun. Pemberian pupuk kimia harus diimbangi dengan pemberian pupuk organik. Pupuk kimia berperan menyediakan nutrisi dalam jumlah yang besar bagi tanaman, sedangkan bahan organik cenderung berperan menjaga fungsi tanah agar unsur hara dalam tanah mudah di manfaatkan oleh tanaman untuk menyerap unsur hara yang disediakan pupuk kimia. Penggunaan pupuk kimia dan bahan organik secara seimbang akan meningkatkan produktivitas tanah sehingga mendukung pertumbuhan tanaman jagung. Selain itu, kandungan hara pada tanah semakin lama biasanya semakin berkurang karena seringnya digunakan oleh tanaman yang hidup diatas tanah tersebut, bila keadaan seperti ini terus dibiarkan maka tanaman biasanya kekurangan unsur hara sehingga pertumbuhan dan produksi mejadi terganggu. Kekurangan unsur hara yang diperlukan oleh tanaman dapat diatasi dengan pemupukan secara organik. 1.2 Permasalahan1. Bagaimana peranan pupuk organik terhadap kesuburan tanah? 2. Bagaimana

peranan

pupuk

organik

terhadap

pertumbuhan

dan

produktifitas tanaman jagung?

3. Bagaimanakah peran pupuk organik terhadap keuntungan petani?

1.3 Tujuan dan Manfaat 1.3.1 Tujuan1. Untuk mengetahui peran pupuk organik terhadap kesuburan tanah 2. Untuk mengetahui peran pupuk organik terhadap pertumbuhan dan

produktifitas tanaman jagung3. Untuk mengetahui peran pupuk organik terhadap keuntungan petani

1.3.2 12

Manfaat

Dapat mengetahui peran pupuk organik terhadap kesuburan tanah Dapat mengetahui peran pupuk organik terhadap pertumbuhan dan produktifitas tanaman jagung Dapat mengetahui peran pupuk organik terhadap keuntungan petani

3

BAB 2. PEMBAHASAN Tanah adalah produk tranformasi mineral dan bahan organic yang terletak di permukaan sampai kedalaman tertentu yang dipengaruhi oleh faktor-faktor genetis dan lingkungan, yakni bahan induk, iklim, organism hidup (mikro dan makro), topografi dan waktu yang berjalan selama kurun waktu yang sangat panjang yang dapat dibedakan dari cirri-ciri bahan induk asalnya baik secara fisik, kimia, biologi, maupun morfologinya (Winarso, 2005). Jagung (Zea mays L) adalah tanaman semusim dan termasuk jenis rumputan/graminae kemungkinan yang mempunyai cabang batang pada tunggal, beberapa meski terdapat dan munculnya anakan genotipe

lingkungan tertentu. Batang jagung terdiri atas buku dan ruas. Daun jagung tumbuh pada setiap buku, berhadapan satu sama lain. Bunga jantan terletak pada bagian terpisah pada satu tanaman sehingga lazim terjadi penyerbukan silang. Jagung merupakan tanaman hari pendek, jumlah daunnya ditentukan pada saat inisiasi bunga jantan, dan dikendalikan oleh genotipe, lama penyinaran, dan suhu. Secara umum jagung mempunyai pola pertumbuhan yang sama, namun interval waktu antar tahap pertumbuhan dan jumlah daun yang berkembang dapat berbeda. Pertumbuhan jagung dapat dikelompokkan ke dalam tiga tahap yaitu (1) fase perkecambahan, saat proses imbibisi air yang ditandai dengan pembengkakan biji sampai dengan sebelum munculnya daun pertama; (2) fase pertumbuhan vegetatif, yaitu fase mulai munculnya daun pertama yang terbuka sempurna sampai tasseling dan sebelum keluarnya bunga betina (silking), fase ini diidentifiksi dengan jumlah daun yang terbentuk; dan (3) fase reproduktif, yaitu fase pertumbuhan setelah silking sampai masak fisiologis (Subekti, 2009). Syarat tumbuh Jagung secara umum dibagi menjadi beberapa antara lain: a. Curah Hujan Jumlah curah hujan yang diperlukan untuk pertumbuhan jagung yang optimal adalah 1.200 1.500 mm per tahun dengan bulan basah (> 100 mm/bulan) 7-9 bulan dan bulan kering (