makalah failure
DESCRIPTION
tugasTRANSCRIPT
BAB II
TEORI DASAR
2.1 Terori Kegagalan
Permasalahan yang sering dihadapi oleh para engineer adalah memilih
material yang tepat dan lebih spesifik karena berpengaruh terhadap kegagalan dari
material tersebut. Kegagalan pada material yang ulet adalah ketika permulaan dari
peluluhan material tersbut, sedangkan pada material yang getas, kegagalan dapat
disebut dengan fracture (patah).
Kegagalan pada suatu elemen mesin dapat terjadi dalam berbagai wujud
seperti misalnya yielding, retak, patah, scoring, pitting, korosi, aus, dan lain-lain.
Agen penyebab kegagalan juga bermacam-macam seperti misalnya salah desain,
beban operasional, kesalahan perawatan, cacat material, temperatur, lingkungan,
waktu, dan lain-lain. Dengan pengetahuan yang lengkap tentang kegagalan, maka
para insinyur dapat mempertimbangkan berbagai aspek penyebab kegagalan dalam
perancangan sehingga diharapkan kegagalan tidak akan terjadi selama umur
teknisnya. Dalam bab ini hanya akan dibahas kegagalan elemen mesin yang
diakibatkan oleh beban mekanis. Beban mekanis yang dimaksud adalah beban dalam
bentuk gaya, momen, tekanan, dan beban mekanis lainnya.
Gambar 2.1 Kegagalan akibat tegangan tarik uniaksial dan torsi murni
Gambar 2.1 menunjukkan lingkaran Mohr untuk spesimen yang mendapat
beban tarik uniaksial. Terlihat bahwa spesimen juga mengalami tegangan geser
dengan nilai maksimum sebesar setengah tegangan normal maksimum. Hal
sebaliknya juga terjadi pada spesimen yang mendapat beban torsi murni, ternyata
spesimen juga mengalami tegangan normal dengan nilai maksimum sama dengan
tegangan geser maksimum. Jadi tegangan manakah yang lebih berperan menimbulkan
kegagalan? Uji tarik dapat menjelaskan terjadinya kegagalan pada spesimen yang
mendapat beban uniaksial. Gambar 2.1 menunjukkan kurva tegangan-regangan pada
specimen material ulet (ductile) dan material getas (brittle). Terlihat fenomena
“yielding” pada material ulet, sedangkan pada material getas, kegagalan atau patah
terjadi tanpa adanya yielding yang signifikan. Jadi dapat disimpulkan bahwa tingkat
kegagalan untuk material ulet akan dibatasi oleh kekuatan yield, dan material getas
dibatasi oleh kekuatan ultimate.
Analisis menunjukkan bahwa untuk material ulet, kegagalan lebih ditentukan
oleh kekuatan geser, sedangkan untuk material getas, kegagalan lebih ditentukan oleh
kekuatan tensile. Hal ini mengindikasikan bahwa perlu dikembangkan teori atau
kriteria kegagalan yang berbeda antara material ulet dan material getas.
2.1.1 Teori Tegangan Geser Maksimum (TTGM) atau Tresca
Tegangan geser merupakan tegangan yang bekerja sejajar atau menyinggung
permukaan. Perjanjian tanda untuk tegangan geser sebagai berikut: Tegangan geser
yang bekerja pada permukaan positif suatu elemen adalah positif apabila bekerja
dalam arah positif dari salah satu sumbu-sumbu positif dan negatif apabila bekerja
dalam arah negatif dari sumbu-sumbu. Tegangan geser yang bekerja pada permukaan
negatif suatu elemen adalah positif apabila bekerja dalam arah negatif sumbu dan
negatif apabila bekerja dalam arah positif.
Ide tentang tegangan geser yang berperan dalam terjadinya kegagalan pertama
kali diperkenalkan oleh ilmuwan Perancis, Coulomb (1376-1806). Formula kriteria
tegangan geser maksimum dipublikasikan oleh Tresca (1864) dan Guest (1900)
membuktikannya lewat experimen. Sehingga teori ini sering disebut teori Tresca atau
Guest law. Teori ini menyatakan bahwa
“Yielding dimulai ketika tegangan geser maksimum pada suatu titik sama dengan
tegangan geser maksimum pada yield dalam ketegangan uniaksial”.
Jika tegangan geser maksimum < Y2
maka tidak terjadi failure
Secara sederhana, kegagalan terjadi apabila :
di mana Su adalah Kekuatan material pada saat uji tarik. Jadi kegagalan akan terjadi
jika salah satu persamaan di atas terpenuhi. Dalam bentuk grafik, teori tegangan geser
maksimum ditunjukkan pada gambar 2.2.
Gambar 2.2 Grafik representasi TED dalam keadaan tegangan 2 dimensi
Tegangan geser merupakan tegangan yang bekerja sejajar atau menyinggung
permukaan. Perjanjian tanda untuk tegangan geser sebagai berikut: Tegangan geser
yang bekerja pada permukaan positif suatu elemen adalah positif apabila bekerja
dalam arah positif dari salah satu sumbu-sumbu positif dan negatif apabila bekerja
dalam arah negatif dari sumbu-sumbu. Tegangan geser yang bekerja pada permukaan
negatif suatu elemen adalah positif apabila bekerja dalam arah negatif sumbu dan
negatif apabila bekerja dalam arah positif.
Sifat-sifat suatu bahan dalam keadaan geser dapat ditentukan secara
eksperimental dari uji-uji geser langsung (direct shear) atau puntiran (torsion). Uji-
uji yang kemudian dilakukan dengan memuntir pipa-pipa berongga, sehingga
menghasilkan suatu keadaan geser murni.
Sebagai suatu contoh dapat dilihat pada sambungan baut. Tegangan geser
pada baut diciptakan olah aksi langsung dari gaya-gaya yang mencoba mengiris
bahan. Tegangan geser dapat diperoleh dengan membagi gaya geser terhadap luas.
Gambar 2.3 Diagram Tegangan Geser
τ=FsA
Keterangan:
τ = Tegangan Geser (Mpa)
A = Luas Bidang Geser
Bagian awal dari diagram tegangan-regangan geser sebuah garis lurus, seperti
dalam keadaan tarik. Untuk daerah elastis linier, tegangan geser berbanding lurus
dengan regangan geser, jadi diperoleh persamaan berikut bagi hukum Hooke untuk
keadaan geser.
τ = Gγ
dimana, τ = Tegangan geser (MPa)
G = Modulus geser (N/m2)
γ = Regangan geser (rad)
Tegangan geser pada permukaan-permukaan yang berhadapan besarnya sama
tapi arahnya berlawanan. Tegangan geser pada permukaan-permukaan yang saling
tegak lurus besarnya sama tetapi memiliki arah-arah yang sedemikian rupa sehingga.
2.1.2 Kriterial luluh Tresca
Kriteria luluh dalam proses pembentukan logam, secara umum adalah
peristiwa penyusunan kembali atom-atom atau molekul secara permanen. Penyusunan
kembali atom-atom ditandai dengan adanya tegangan luluh, (yield) yaitu tegangan
dimana logam mulai terdeformasi plastis, yang merupakan salah satu sifat material
yang sensitive terhadap mikrostruktur. Pada logam khususnya, kekuatan luluh
tergantung pada susunan-susunan atom di dalam Kristal dan mekanisme deformasi
geser yang terjadi.
Teori Tegangan Geser Maksimum, atau Tresca berisi bahwa luluh akan terjadi
pada saat tegangan geser maksimum (terbesar) mencapai nilai kritisnya. Criteria luluh
tresca tidak semata-mata tergantung pada nilai tegangan normal, tetapi tergantung
pada tegangan geser maksimum yang dihasilkan oleh suatu system tegangan tertentu.
Kriteria luluh tresca dengan mudah dijelaskan menggunakan lingkaran Mohr
dari suatu system tegangan. Peluluhan akan tergantung pada ukuran dari lingkaran
Mohr, tidak pada posisinya.
Menurut kriteria ini, batuan mengalami failure jika tegangan geser maksimum
τmax sama dengan kuat geser batuan S.
S = τmax=σ 1−σ 32
dengan :
σ1 = tegangan prinsipal mayor
σ3= tegangan prinsipal minor
2.2 Monotonic and Cylic Deformations
Hubungan antara tegangan geser benar (τ) - regangan geser (γ) yang telah
diplot ini dijelaskan oleh persamaan Ramberg – Osgood
Dari persamaan, koefisien kekuatan geser atau material konstan, Ko dan
ketegangan pengerasan eksponen, tidak menjelaskan hubungan tegangan geser -
regangan plastik monoton. Kriteria yield umumnya menggunakan kriteria Von Mises
dan kriteria Tresca untuk memprediksi perilaku tegangan regangan geser material
dibandingkan dengan data torsi yang diperoleh dari percobaan Torsi Deformasi Dan
Perilaku Kelelahan 6061 Aluminium Alloy.
Gambar 2.4 Perbandingan antara eksperimental kurva torsi monoton dengan kriteria
Von Mises dan Tresca untuk 6061 paduan aluminium
Pada gambar 2.4 dapat dilihat bahwa baik kriteria Tresca dan Von Mises
sesuai dengan kurva eksperimental tapi estimasi Tresca menunjukkan kurva yang
sesuai dengan kurva eksperimen lebih baik daripada Von Mises. Kriteria Tresca
mengasumsikan bahwa deformasi yielding dan plastik akan terjadi ketika tegangan
geser pada bidang geser maksimum mencapai nilai kritis di mana mekanisme
deformasi plastik terjadi karena slip dari bidang Kristal.
Dari data uji kelelahan torsi, perilaku deformasi torsi siklik diperoleh.
Menggunakan jenis persamaan Ramberg-Osgood, perilaku tegangan-regangan pada
gaya geser siklik juga dapat dikarakterisasi. Dari hasil dan analisa percobaan Torsi
Deformasi Dan Perilaku Kelelahan 6061 Aluminium Alloy, estimasi Tresca
memberikan prediksi terbaik saat memprediksi perilaku torsi monoton dan siklik. Hal
ini ditunjukkan pada kurva kriteria Tresca yang sesuai dengan kurva eksperimen dan
lebih baik daripada kriteria Von Mises.