makalah etika pancasila

19
1 PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA DI INDONESIA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Etika merupakan cabang falsafah dan sekaligus merupakan cabang dari ilmu kemanusiaan (humaniora). Etika sebagai cabang falsafah membahas sistem dan pemikiran mendasar tentang ajaran dan pandangan moral. Etika sebagai cabang ilmu membahas bagaimana dan mengapa kita mengikuti suatu ajaran moral tertentu. Etika sosial meliputi cabang etika yang lebih khusus seperti etika keluarga, etika profesi, etika bisnis, etika lingkungan, etika pendidikan, etika kedokteran, etika jurnalistik, etika seksual dan etika politik. Pancasila merupakan nilai dasar yang menjadi rambu-rambu bagi politik hukum nasional. Nilai-nilai dasar itu kemudian melahirkan empat kaidah penuntun hukum yang harus dijadikan pedoman dalam pembangunan hukum. Empat kaidah itu meliputi, pertama hukum Indonesia harus bertujuan dan menjamin integrasi bangsa, baik secara teritorial maupun ideologis. Pancasila sebagai dasar negara Indonesia sebagaimana dikemukakan oleh Hans Kelsen merupakan Grundnorm ataupun menurut Teori Hans Nawiasky disebut sebagai Staatsfundamentalnorm. Dalam hal ini menurut A. Hamid S. Attamimi secara eksplisit bahwa Pancasila adalah norma fundamental negara (Staatsfundamentalnorm) Republik Indonesia.

Upload: muhamad-madani

Post on 18-Jul-2016

679 views

Category:

Documents


70 download

DESCRIPTION

pendidikan pancasila

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Etika Pancasila

1

PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA DI INDONESIA

BAB I

PENDAHULUANA. Latar Belakang

Etika merupakan cabang falsafah dan sekaligus merupakan cabang dari ilmu kemanusiaan

(humaniora). Etika sebagai cabang falsafah membahas sistem dan pemikiran mendasar tentang

ajaran dan pandangan moral. Etika sebagai cabang ilmu membahas bagaimana dan mengapa kita

mengikuti suatu ajaran moral tertentu. Etika sosial meliputi cabang etika yang lebih khusus

seperti etika keluarga, etika profesi, etika bisnis, etika lingkungan, etika pendidikan, etika

kedokteran, etika jurnalistik, etika seksual dan etika politik.

Pancasila merupakan nilai dasar yang menjadi rambu-rambu bagi politik hukum nasional. Nilai-

nilai dasar itu kemudian melahirkan empat kaidah penuntun hukum yang harus dijadikan

pedoman dalam pembangunan hukum. Empat kaidah itu meliputi, pertama hukum Indonesia

harus bertujuan dan menjamin integrasi bangsa, baik secara teritorial maupun ideologis.

Pancasila sebagai dasar negara Indonesia sebagaimana dikemukakan oleh Hans Kelsen

merupakan Grundnorm ataupun menurut Teori Hans Nawiasky disebut sebagai

Staatsfundamentalnorm. Dalam hal ini menurut A. Hamid S. Attamimi secara eksplisit bahwa

Pancasila adalah norma fundamental negara (Staatsfundamentalnorm) Republik Indonesia.

Pancasila memegang peranan dalam perwujudan sebuah sistem etika yang baik di negara ini. Di

setiap saat dan dimana saja kita berada kita diwajibkan untuk beretika disetiap tingkah laku kita.

Seperti tercantum di sila ke dua pada Pancasila, yaitu “Kemanusian yang adil dan beradab”

sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa kehadiran pancasila dalam membangun etika bangsa ini

sangat berandil besar.

Oleh karena itu, penulis akan menjelaskan kedudukan dan implementasi Pancasila sebagai

sistem etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia dalam bentuk makalah

dengan judul “Pancasila Sebagai Sistem Etika dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara di

Indonesia”.

B.  Rumusan Masalah

a. Apakah Pancasila sebagai nilai dasar Negara Republik Indonesia?

b. Bagaimana implementasi Pancasila sebagai sistem etika dalam pelaksanaan pemilu  dan

kehidupan sehari-hari?

Page 2: Makalah Etika Pancasila

2

C. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

a. Menjelaskan eksistensi Pancasila sebagai philosophishce groondslag Negara Indonesia;

dan

b. Menganalisis sejauh mana implementasi Pancasila sebagai etika dalam kehidupan

bernegara berkaitan dengan pelaksanaan pemilu di Indonesia.

D. Manfaat Penulisan

Di samping itu, penulisan ini diharapkan memberikan nilai manfaat, baik dari segi teoretis

maupun praktis, yaitu:

a. Dalam tataran teoretis, diharapkan penulisan ini mampu merekonstruksi pemikiran

tentang Pancasila sebagai etika dalam kehidupan bernegara di Indonesia;

b. Dalam tataran praktis, penulisan ini diharapkan dapat menjelaskan mengenai sejauh mana

implementasi Pancasila sebagai etika dalam kehidupan bernegara di Indonesia.

Page 3: Makalah Etika Pancasila

3

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

a. Etika dan Norma Sosial

i. Pengertian Etika

Sebagai suatu usaha ilmiah, filsafat dibagi, menjadi beberapa cabang menurut lingkungan

masing-masing. Cabang-cabang itu dibagi menjadi dua kelompokbahasan pokok yaitu filsafat

teoritis dan filsafat praktis. Filsafat pertama berisi tentang segala sesuatu yang ada sedangkan

kelompok kedua membahas bagaimana manusia bersikap terhadap apa yang ada tersebut.

Misalnya hakikat manusia, alam, hakikat realitas sebagai suatu keseluruhan, tentang

pengetahuan, tentang apa yang kita ketahui dan tentang yang transenden.

Etika termasuk kelompok filsafat praktis dan dibagi menjadi. dua kelompok yaitu etika umum

dan etika khusus. Etika merupakan suatu pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran-ajaran

danpandangan-pandangan moral. Etika adalah suatu ilmu yang membahass tentang bagaimana

dan mengapa kita mengikuti suatu ajaran moral tertentu, atau bagaimana kita  harus menggambil

sikap yang bertanggung jawab berhadapan dengan berbagai ajaran moral (Suseno, 1987). Etika

umum merupakan prinsip- prinsip yang berlaku bagi setiap tindakan manusia sedangkan etika

khusus membahas prinsip-prinsip itu dalam hubungannya dengan berbagai aspek kehidupan

manusia (Suseno, 1987). Etika khusus dibagi  menjadi etika individu yang membahas kewajiban

manusia terhadap diri sendiri dan etika sosial yang membahas tentang kewajiban manusia

terhadap manusia lain dalamhidup masyarakat, yang merupakan suatu bagian terbesar dari etika

khusus.

Etika berkaitan dengan berbagai masalah nilai karena etika pada pada umumnya membicarakan

masalah-masalah yang berkaitan dengan predikat nilai "susila" dan "tidak susila", "baik" dan

"buruk". Kualitas-kualitas ini dinamakan kebajikan yang dilawankan dengan kejahatan yang

berarti sifat-sifat yang menunjukan bahwa orang yang memilikinya dikatakan orang yang tidak

susila. Sebenarnya etika banyak bertangkutan dengan Prinsip-prinsip dasar pembenaran dalam

hubungan  dengan, tingkah laku manusia (Kattsoff, 1986). Dapat juga dikatakan bahwa etika

berkaitan dengan dasar-dasar filosofis dalam hubungan dengan tingkah laku manusia.

Page 4: Makalah Etika Pancasila

4

ii. Nilai, Norma dan Moral dalam Kehidupan Bernegara di Indonesia

Nilai (value) adalah kemampuan yang dipercayai yang ada pada suatu benda untuk memuaskan

manusia. Sifat dari suatu benda yang menyebabkan menarik minat seseorang atau kelompok.

Nilai bersumber pada budi yang berfungsi mendorong dan mengarahkan (motivator) sikap dan

perilaku manusia. Nilai sebagai suatu sistem merupakan salah satu wujud kebudayaan di

samping sistem sosial dan karya. Alport mengidentifikasikan nilai-nilai yang terdapat dalam

kehidupan masyarakat pada enam  macam, yaitu : nilai teori, nilai ekonomi, nilai estetika, nilai

sosial, nilai politik dan nilai religi. Hierarkhi nilai sangat tergantung pada titik tolak dan sudut

pandang individu – masyarakat terhadap sesuatu obyek. Menurut Notonagoro membedakan

menjadi tiga yaitu nilai material, nilai vital dan nilai kerohanian.

1. Nilai material

yaitu segala sesuatu yang berguna bagi kehidupan jasmani manusia, atau kebutuhan

material ragawi manusia

2. Nilai vital

yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan kegiatan atau

aktivitas

3. nilai keberohanian

yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia. Nilai kerohanian dapat dibedakan

menjadi empat macam:

1. nilai kebenaran, yang bersumber pada akal (ratio, budi, cipta) manusia.

2. nilai keindahan atau nilai estetis, yang bersumber pada unsure perasaan (esthetis,

gevoel, rasa) manusia.

3. nilai moral atau nilai kebaikan, yang bersumber pada  unsure kehendak (will, wollen,

karsa) manusia.

4. nilai religious, yang merupakan nilai kerokhanian tertinggi dan mutlak. Nilai religious

ini bersumber kepada kepercayaan atau keyakinan manusia.

Dalam pelaksanaanya, nilai-nilai dijabarkan dalam wujud norma, ukuran dan kriteria sehingga

merupakan suatu keharusan anjuran atau larangan, tidak dikehendaki atau tercela. Oleh karena

itu, nilai berperan sebagai pedoman yang menentukan kehidupan setiap manusia.

Keterkaitan nilai, norma dan moral merupakan suatu kenyataan yang seharusnya tetap

terpelihara di setiap waktu pada hidup dan kehidupan manusia. Keterkaitan itu mutlak

digarisbawahi bila seorang individu, masyarakat, bangsa dan negara menghendaki fondasi yang

kuat tumbuh dan berkembang. Sebagaimana tersebut di atas maka nilai akan berguna menuntun

Page 5: Makalah Etika Pancasila

5

sikap dan tingkah laku manusia bila dikongkritkan dan diformulakan menjadi lebih obyektif

sehingga memudahkan manusia untuk menjabarkannya dalam aktivitas sehari-hari.

iii. Nilai Dasar, Nilai Instrumental dan Nilai Praktis

1. Nilai Dasar

Sekalipun nilai bersifat abstrak yang tidak dapat diamati melalui panca indra manusia,

tetapi dalam kenyataannya nilai berhubungan dengan tingkah laku atau berbagai aspek

kehidupan manusia dalam prakteknya. Setiap nilai memiliki nilai dasar yaitu berupa

hakikat, esensi, intisari atau makna yang dalam dari nilai-nilai tersebut. Nilai dasar itu

bersifat universal karena menyangkut kenyataan obyektif dari segala sesuatu, contoh,

hakikat Tuhan, manusia, atau mahluk lainnya.

Apabila nilai dasar itu berkaitan dengan hakikat Tuhan,  maka nilai dasar itu bersifat

mutlak karena Tuhan adalah kausa prima (penyebab pertama). Segala sesuatu yang

diciptakan berasal dari kehendak Tuhan. Nilai dasar yang menjadi sumber etika bagi

bangsa Indonesia adalah nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.

Di samping itu terdapat nilai instrumental sebagai nilai yang menjadi pedoman

pelaksanaan dari nilai dasar. Apabila nilai instrumental itu berkaitan dengan tingkah laku

manusia dalam kehidupan sehari-hari maka nilai itu akan menjadi norma moral. Namun

jika nilai instrumental itu berkaitan dengan suatu organisasi atau negara, maka nilai

instrumental itu merupakan suatu arahan, kebijakan, atau strategi yang bersumber pada

nilai dasar sehingga dapat juga dikatakan bahwa nilai instrumental itu merupakan suatu

eksplisitasi dari nilai dasar.

2. Nilai Instrumental

Nilai instrumental ialah nilai yang menjadi pedoman pelaksanaan nilai dasar, nilai dasar

belum dapat bermakna sepenuhnya bila nilai dasar tersebut belum memiliki formulasi serta

parameter atau ukuran yang jelas dan nyata. Bagi kehidupan manusia merupakan nilai

moral. Bagi negara Pasal-pasal dalam UUD 1945 merupakan nilai instrumental dari

Pancasila.

3. Nilai Praktis

Nilai praktis merupakan penjabaran lebih lanjut dari nilai instrumental dalam kehidupan

yang lebih nyata dengan demikian nilai praktis merupakan pelaksanaan secara nyata dari

nilai-nilai dasar dan nilai-nilai instrumental.. Undang-undang organik adalah wujud dari

Page 6: Makalah Etika Pancasila

6

nilai praktis, dengan kata lain, semua perundang-undangan yang berada di bawah UUD

sampai kepada peraturan pelaksana yang dibuat oleh pemerintah.

B. Kerangka Berpikir

Makalah ini mengungkapkan Peranan Pancasila sebagai etika politik dalam kehidupan politik

berbangsa dan bernegara khususnya dalam pemilu yang akhir-akhir ini carut marut serta

implementasi nilai dan moral kehidupan masyarakat.

Page 7: Makalah Etika Pancasila

7

BAB III

PEMBAHASAN

A. Pancasila Sebagai Nilai Dasar dan Sistem Etika Negara Indonesia

a. Makna Nilai Dasar Pancasila

Makna nilai dasar pancasila dikaji dalam perspektif filosofis yaitu, Pancasila sebagai dasar

filsafat negara serta sebagai filsafat hidup bangsa Indonesia pada hakikatnya merupakan

suatu nilai yang bersifat sistematis. Fungsi filsafat berkaitan dengan Pancasila yaitu

mempertanyakan dan menjawab apakah dasar kehidupan berrpolitik dalam berbangsa dan

bernegara.

Sangat tepat kiranya pertanyaan yang diajukan oleh Ketua BPUPKI, Dr. Radjiman

Wediodiningrat di hadapan rapat BPUPKI bahwa negara Indonesia yang akan kita bentuk itu

apa dasarnya? Kemudian Soekarno menafsirkan pertanyaan tersebut  sebagai berikut;

“Menurut anggapan saya yang diminta oleh Paduka tuan Ketua yang mulia ialah dalam

Bahasa Belanda yaitu philosiphische grondslag dari pada Indonesia Merdeka.

Philosophische grondslag itulah fundamen, filsafat, pikiran yang sedalam-dalamnya, jiwa,

hasrat yang sedalam-dalamnya untuk di atasnya didirikan gedung Indonesia Merdeka”.

Pengertian Pancasila harus dimaknai kesatuan yang bulat, hirarkhis dan sistematis. Dalam

aka Pancasila merupakansuatu  sistem filsafat sehingga kelima silanya memiliki esensi

makna yang utuh. Dasar pemikiran filosofisnya yaitu Pancasila sebagai filsafat bangsa dan

negara Republik Indonesia mempunyai makna bahwa dalam setiap aspek kehidupan

kebangsaan, kemasyarakatan serta kenegaraan harus berdasarkan nilai-nilai Ketuhanan,

Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan Keadilan. Titik tolaknya pandangan itu adalah

negara adalah suatu persekutuan hidup manusia atau organisasi kemasyarakatan manusia.

Hal demkian dapat dijelaskan sebagai berikut :

i. Nilai-nilai Pancasila timbul dari bangsa Indonesia sehingga bangsa Indonesia sebagai

kausa materialis. Nilai-nilai itu sebagai hasil pemikiran, penilaian kritik serta hasil

refleksi filosofis bangsa Indonesia.

ii. Nilai-nilai Pancasila merupakan filsafat (pandangan hidup) bangsa Indonesia sehingga

merupakan jati diri bangsa, yang diyakini sebagai sumber nilai atas kebenaran, kebaikan,

keadilan dan kebijaksanaan dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Page 8: Makalah Etika Pancasila

8

iii. Nilai-nilai Pancasila didalamnya terkandung ketujuh nilai-nilai kerohanian yaitu nilai-nilai

kebenaran, keadilan, kebaikan, kebijaksanaan, estetis dan religius yang manifestasinya

sesuai dengan budi nurani bangsa Indonesia karena bersumber pada kepribadian bangsa.

Oleh karena itu, Pancasila yang diambil dari nilai-nilai luhur bangsa Indonesia pada

dasarnya bersifat religius, kemanusiaan, persatuan, demokrasi dan keadilan. Disamping itu

Pancasila bercirikan asas kekeluargaan dan gotong royong serta pengakuan atas hak-hak

individu.

b. Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Nilai Fundamental Terhadap Sistem Etika Negara

Nilai-nilai Pancasila bersifat universal yang memperlihatkan nafas humanisme. Oleh karena

itu, Pancasila dapat dengan mudah diterima oleh siapa saja. Meskipun Pancasila mempunyai

nilai universal tetapi tidak begitu sajadengan mudah diterima oleh semua bangsa.

Perbedaannya terletak pada fakta sejarah bahwa nilai Pancasila secara sadar dirangkai dan

disahkan menjadi satu kesatuan yang berfungsi sebagai basis perilaku politik dan sikap

moral bangsa.

Adapun Pembukaan UUD 1945 yang didalamnya memuat nilai-nilai Pancasila mengandung

empat pokok pikiran yang merupakan derivasi atau penjabaran dari nilai-nilai Pancasila itu

sendiri. Pokok pikiran pertama menyatakan bahwa negara Indonesia adalah negara

persatuan, yaitu negara yang melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah

Indonesia, mengatasi segala paham golongan maupun perseorangan.

Ketentuan dalam pembukaan UUD 1945 yaitu, ”…..maka disusunlah kemerdekaan

kebangsaan Indonesia dalam suatu Undang- Undang Dasar Negara Indonesia”

menunjukkan sebagai sumber hukum. Nilai dasar yang fundamental dalam hukum

mempunyai hakikat dan kedudukan yang kuat dan tidak dapat berubah mengingat

pembukaan UUD 1945 sebagai cita-cita negara (staatsidee) para pediri bangsa sekaligus

perumus konstitusi (the framers of the constitution). Di samping itu, nilai-nilai Pancasila

juga merupakan suatu landasan moral etik dalam kehidupan kenegaraan yang ditegaskan

dalam alinea keempat Pembukaan UUD 1945 bahwa negara berdasar atas Ketuhanan Yang

Maha Esa berdasar atas kemanusiaan yang adil dan beradab. Konsekuensinya dalam

penyelenggaraan kenegaraan antara lain operasional pemerintahan negara, pembangunan

negara, pertahanan-keamanan negara, politik negara serta pelaksanaan demokrasi negara

harus senantiasa berdasarkan pada moral ketuhanan dan kemanusiaan.

Pancasila sebagai dasar filsafat bangsa dan Negara Republik Indonesia merupakan nilai yang

tidak dapat dipisah-pisahkan dengan masing-masing silanya. Untuk  lebih memahami nilai-

Page 9: Makalah Etika Pancasila

9

nilai yang terkandung dalam masing-masing sila Pancasila, makadapat diuraikan sebagai

berikut:

i. Ketuhanan Yang Maha Esa, meliputi dan menjiwai keempat sila lainnya. Dalam sila ini

terkandung nilai bahwa negara yang didirikan adalah pengejawantahan tujuan manusia

sebagai mahluk Tuhan Yang Maha esa.

ii. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Kemanusian berasal dari kata manusia yaitu mahluk

yang berbudaya dengan memiliki potensi pikir, rasa, karsa dan cipta. Potensi itu yang

mendudukkan manusia pada tingkatan martabat yang tinggi yang menyadari nilai-nilai dan

norma-norma. Kemanusiaan terutama berarti hakikat dan sifat-sifat khas manusia sesuai

dengan martabat.

iii. Persatuan Indonesia. Persatuan mengandung pengertian bersatunya bermacam-macam

corak yang beraneka ragam menjadi satu kebulatan. Persatuan Indonesia dalam sila ketiga

ini mencakup persatuan dalam arti ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan keamanan.

Persatuan Indonesia ialah persatuan bangsa yang mendiami seluruh wilayah Indonesia.

Persatuan Indonesia merupakan faktor yang dinamis dalam kehidupan.

iv. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksaaan dalam

Per-musyawaratan/Perwakilan Kerakyatan. Rakyat merupakan sekelompok manusia yang

berdiam dalam satu wilayah negara tertentu. Dengan sila ini berarti bahwa bangsa

Indonesia menganut sistem demokrasi yang menempatkan rakyat di posisi tertinggi dalam

hirarki kekuasaan.

v. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Keadilan sosial berarti keadilan yang

berlaku dalam masyarakat di segala bidang kehidupan, baik materiil maupun spiritual.

Seluruh rakyat Indonesia berarti untuk setiap orang yang menjadi rakyat Indonesia.

Adapun makna dan maksud istilah beradab pada sila kedua, “Kemanusiaan yanga dil dan

beradab” yaitu terlaksananya penjelmaan unsur-unsur hakikat manusia, jiwa raga, akal, rasa,

kehendak, serta sifat kodrat perseorangan dan makhluk Tuhan Yang Maha Esa sebagai causa

prima dalam kesatuan majemuk-tunggal. Hal demikian dilaksnakan dalam upaya

penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernagara yang bermartabat tinggi.

B. Pancasila Sebagai Etika Politik di Indonesia

a. Pancasila Sebagai Etika dalam Pemilu

Pelaksanaan pemilu merupakan wujud dari negara yang berkedaulatan rakyat (demokrasi).

Pelaksanaan pemilu diatur dalam Pasal 22E UUD 1945 Pasca perubahan. Pelaksanaan

pemilu, termasuk pemilu kepala daerah (pemilukada) harus senantiasa didasarkan pada

Page 10: Makalah Etika Pancasila

10

prinsip-prinsip Pancasila, yaitu proses demokrasi harus dilaksanakan dengan menjunjung

tinggi prinsip kemanusiaan yang beradab sehingga terwujud keharmonisan dan pemerintahan

negara yang demokratis.

Selanjutnya, pencasila mengatur kehidupan berdemokrasi dalam batang tubuh UUD 1945.

Hal yang perlu diperhatikan agar pelaksanaan pemilihan umum yang demokratis yaitu harus

senantiasa memegang teguh prinsip konstitusionalisme sebagaimana diatur dalam Pasal 2

ayat (2) UUD 1945, yaitu “Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut

Undang-Undang Dasar”.

Prinsip demikian merupakan wujud enguatan berdemokrasi dan pembangunan sistem etika,

terutama dalam pelaksanaan pemilu. Artinya, apabila pelaksanaan pemilu telah menyimpang

dari ketentuan sebagaimana diatur dalam UUD 1945 maka pelaksanaan hasil pemilu perlu

ditinjau ulang sehingga sesuai dengan prinsip berdemokrasi yang dibangun dalam UUD

1945 sebagai generalisasi dari Pancasila yang berkedudukan sebagai hukum tertinggi dalam

sistem hukum di Indonesia. Upaya untuk mengatasi berbagai kecurangan dalam pemilu,

UUD 1945 mengatur pelaksanaan pemilu demokratis, yaitu untuk menjaga konsistensi

prinsip konstitusionalisme agar pelaksanaan pemilu tetap berdasarkan pada koridor hukum

yang senantiasa menjunjung tinggi etika berpolitik, ditangani oleh lembaga peradilan tata

negara yaitu Mahkamah Konstitusi (MK) sebagai lembaga pengawal konstitusi (the

guardian of the constitution). Implikasinya, pelaksanaan pemilu mengarah pada prinsip

sebagaimana diatur dalam UUD 1945 termasuk Pancasila.

b. Implementasi Nilai dan Moral Kehidupan Bermasyarakat

Dalam kehidupan kita akan selalu berhadapan dengan istilah nilai dan norma dan juga moral

dalam kehidupan sehari-hari. Dapat kita ketahui bahwa yang dimaksud dengan nilai sosial

merupakan nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, mengenai apa yang dianggap baik dan

apa yang dianggap buruk oleh masyarakat. Sebagai contoh, orang menanggap menolong

memiliki nilai baik, sedangkan mencuri bernilai buruk. Demikian pula, guru yang melihat

siswanya gagal dalam ujian akan merasa gagal dalam mendidik anak tersebut. Bagi manusia,

nilai berfungsi sebagai landasan, alasan, atau motivasi dalam segala tingkah laku dan

perbuatannya.

Nilai mencerminkan kualitas pilihan tindakan dan pandangan hidup seseorang dalam

masyarakat. Itu adalah yang dimaksud dan juga contoh dari nilai. Oleh karena itu dapat

disimpulkan bahwa norma sosial adalah patokan perilaku dalam suatu kelompok masyarakat

tertentu. Norma sering juga disebut dengan peraturan sosial. Norma menyangkut perilaku-

Page 11: Makalah Etika Pancasila

11

perilaku yang pantas dilakukan dalam menjalani interaksi sosialnya. Keberadaan norma

dalam masyarakat bersifat memaksa individu atau suatu kelompok agar bertindak sesuai

dengan aturan sosial yang telah terbentuk. Pada dasarnya, norma disusun agar hubungan di

antara manusia dalam masyarakat dapat berlangsung tertib sebagaimana yang diharapkan.

Tingkat norma dasar didalam masyarakat dibedakan menjadi 4 (empat) yaitu cara,

kebiasaan, tata kelakuan, dan adat istiadat. Misalnya orang yang melanggar hukum adat akan

dibuang dan diasingkan ke daerah lain.

Page 12: Makalah Etika Pancasila

12

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas, kiranya dapat disimpulkan beberapa kesimpulan, yaitu:

a. Pancasila merupakan sebuah nilai dasar Negara Indonesia. Pancasila diambil dari nilai-

nilai luhur bangsa Indonesia pada dasarnya bersifat religius, kemanusiaan, persatuan,

demokrasi dan keadilan. Di samping itu Pancasila bercirikan asas kekeluargaan dan

gotong royong serta pengakuan atas hak-hak individu.

b. Implementasi Pancasila sebagai sistem etika harus senantiasa terwujud prinsip-prinsip

sebagai nilai luhur termasuk sila kedua dari Pancasila, yaitu “Kemanusiaan yang adil dan

beradab”. Eksistensi pancasila sebagai sistem etika dapat ditegakkan dengan

mengimplementasikan prinsip konstitusionalisme dalam penyelenggaraan pemerintahan 

Negara Indonesia.

B. Saran

Berdasarkan pembahasan di atas, kiranya dapat diuraikan beberapa saran, yaitu:

a. Pancasila harus senantiasa diaktualisasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di

Indonesia sehingga ciri kekeluargaan dan gotong royong senantiasa dapat terwujud dalam

kehidupan di Indonesia.

b. Implementasi pancasila harus senantiasa tertuang dalam setiap kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara, termasuk dalam penyelenggaraan hak berpolitik seperti pemilu

dan kehidupan sehari-hari sehingga terwujud perilaku atau etika yang sesuai dengan

karakter Bangsa Indonesia.

Page 13: Makalah Etika Pancasila

13

DAFTAR PUSTAKA

Achmad Ali. 2009. Menguak Teori Hukum (Legal Theory), Teori Peradilan (Judicialprudence)

Termasuk Interpretasi Undang-Undang (Legisprudence). Jakarta: Prenada Media Group

Jazim Hamidi. Kedudukan Hukum Naskah Proklamasi 17 Agustus 1945 dalam Sistem

Ketatanegaraan Republik Indonesia. Jurnal Konstitusi Volume 3 Nomor 1, Februari 2006:

Setjen dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi

Kaelan. 2008. Pendidikan Pancasila.Yogyakarta: Paradigma

Mahkamah Konstitusi. 2009. Kongres Pancasila: Pancasila dalam Berbagai Perspektif. Jakarta:

Setjen dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi

Notonagoro. 1971. Pancasila Secara Ilmiah Populer. Jakarta: Bumi Aksara