makalah ekolabel

28
MAKALAH EKOLOGI INDUSTRI ECO - LABELLING DISUSUN OLEH: SZARIEN VEKA SUFTARAMA 114120012 DIAN NUAR EKAWATI 114120013 YUDDHA PASSADENA 114120026 INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA

Upload: dian-ajj

Post on 09-Jul-2016

700 views

Category:

Documents


145 download

DESCRIPTION

tell us more about principle ekolabel industries.

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah ekolabel

MAKALAH EKOLOGI INDUSTRI

ECO - LABELLING

DISUSUN OLEH:

SZARIEN VEKA SUFTARAMA 114120012DIAN NUAR EKAWATI 114120013YUDDHA PASSADENA 114120026

INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA

SERPONG

2015

Page 2: Makalah ekolabel

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Isu global lingkungan hidup yang terus menjadi referensi bagi gerakan dan

pembangunan di berbagai sector. Misalnya, dengan semakin meningkatnya pembangunan

di sektor industri dan perdagangan, maka timbullah berbagai masalah sebagai akibat dari

proses pembanguan tersebut yang berupa resiko gangguan dan kerusakan lingkungan.

Eksplorasi sumber daya alam secara besar besaran dan kegiatan ekonomi yang

tidak berpihak pada lingkungan mengakibatkan degradasi lingkungan hidup selama

beberapa dekade ini. Tonggak yang menjadi momentum adalah digelarnya Konferensi Stockholm pada tahun 1972. Bagi negara-negara industri maju,

khususnya benua di Amerika dan Eropa semakin meningkat kepeduliannya terhadap

kondisi lingkungan di seluruh bagian dunia. Sebaliknya negara-negara berkembang juga

semakin menyadari akan isu kerusakan lingkungan apabila kondisi eksplorasi ekonomi

tidak berbasis pada upaya peningkatan dalam menjaga, memelihara, dan meningkatkan

kualitas lingkungan hidup di negaranya masing-masing.

Mengetahui bahwa kegiatan pemasaran atau marketing merupakan upaya untuk

mempengaruhi konsumen atau pembeli sesuai dengan segmen agar mereka tertarik untuk

membeli produk atau jasa yang ditawarkan. Melihat perkembangan kondisi lingkungan

global yang cenderung menurun bahkan ditengarai terjadinya pemanasan global (global

warming) akibat gas rumah kaca (greenhouse gas), maka terjadilah perubahan tuntutan

konsumen/pembeli di luar negeri yang semula produk itu harus yang sesuai kebutuhan,

bermutu baik dan harga bersaing menjadi bertambah yaitu produk yang ramah

lingkungan.

Penerapan standar di bidang lingkungan dan ekolabel produk akan berperan

dalam menunjang upaya-upaya pelestarian fungsi lingkungan. Untuk menunjukkan

kepada masyarakat bahwa produk yang ditawarkan adalah produk yang ramah

lingkungan, maka diperlukan adanya tanda “ekolabel” pada suatu produk atau

Page 3: Makalah ekolabel

kemasannya untuk membedakan dengan produk lain yang sejenis yang tidak ramah

lingkungan.

Pada pandangan umum, tanggung jawab terbesar bagi produk yang ramah lingkungan adalah produsen yang memproduksi barang beserta hasil ‘ampas’ atau limbah produksi yang jika tidak ditangani dengan baik akan menjadi masalah lingkungan sendiri. Adalah suatu keharusan berupa peraturan yang dikembangkan oleh masing masing negara bagi produsen untuk mencantumkan label produk yang ramah lingkungan.

1.2 Rumusan Masalah

Berangkat dari permasalahan inti yaitu skematik antara definisi dan pemahaman konsep

eco labeling suatu produk.

1. Apakah pengertian dan prinsip Ekolabel ?

2. Bagaimana sistem Ekolabel di Indonesia dan apakah persyaratan yang harus di

penuhi oleh industry atau produsen?

3. Apakah konsep ini merupakan suatu keharusan atau boleh ditinggalkan ?

4. Adakah keuntungan sertifikasi ekolabel suatu produk?

1.3 Tujuan

1. Untuk memberikan informasi kepada konsumen agar konsumen dapat membuat

pilihan berdasarkan konsumen dapat membuat pilihan berdasarkan informasi tersebut.

2. Untuk dapat untuk mendorong konsumen agar memilih produk-produk yang

memberikan dampak lingkungan yang lebih kecil dibandingkan produk lain yang

sejenis.

3. Untuk dapat memberikan citra yang positif atau penghargaan bagi ‘brand’ produk

maupun perusahaan yang memproduksi atau mengedarkannya, yang sekaligus

menjadi investasi bagi peningkatan daya saing di pasar.

Page 4: Makalah ekolabel

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ekolabel

Pengertian Ekolabel berasal dari kata "eco" yang berarti lingkungan, dan "label"

yang berarti tanda atau sertifikat. Ekolabel dapat diartikan sebagai kegiatan- kegiatan

yang bertujuan guna pemberian sertifikat yang mengandung kepedulian akan aspek-aspek

yang berkaitan dengan unsur lingkungan hidup. Ekolabel dapat berupa simbol, label atau

pernyataan yang diterakan pada produk atau kemasan produk, atau pada informasi

produk, buletin teknis, iklan, publikasi, pemasaran, media internet. Selain itu, informasi

yang disampaikan dapat pula lebih lengkap dan mengandung informasi kuantitatif untuk

aspek lingkungan tertentu yang terkait dengan produk tersebut. Ekolabel dapat dibuat

oleh produsen, importir, distributor, pengusaha ‘retail’ atau pihak manapun yang

mungkin memperoleh manfaat dari hal tersebut.

2.2 Prinsip Ekolabel

Produk yang diberi ekolabel selayaknya adalah produk yang dalam daur hidupnya

mulai dari pengadaan bahan baku, proses produksi, pendistribusian, penggunaan, dan

pembuangan setelah penggunaan, memberi dampak lingkungan relatif lebih kecil

dibandingkan produk lain yang sejenis. Ekolabel akan memberikan informasi kepada

konsumen mengenai dampak lingkungan yang ada dalam suatu produk tertentu yang

membedakannya dengan produk lain yang sejenis.

Di Indonesia juga sudah mulai menerapkan ekolabel, meskipun belum semua

produk. Dalam GBHN 1993 sudah menganut pola pembangunan berkelanjutan

(Sustainable Development), mulai dari penggunaan bahan material indutri yang bio

degradable, atau out put industry yang bio degradable atau environmental friendly.

Green corporate dengan program Corporate social responsibility. Dilanjutkan dengan

masalah green market dan green marketing, yang ternyata masih harus disinkronkan

Page 5: Makalah ekolabel

dengan green consumerism yang masih ditempuh lagi dengan tahap green education

masyarakat pengguna untuk bisa menuju pada green society.

Bahkan dalam Forestry Agreement Indonesia memuat prinsip cut no more than

the increment growth of the forest yang dilaksanakan melalui sistem tebang pilih dan

tanam. Adapun Lembaga Ekolabel Indonesia yang menjadi lembaga sertifikasi brand

produk yang dilabeli ramah lingkungan didirikan oleh Emil Salim. Jika diperiksa maka

sertifikat Ekolabel yang dikeluarkan LEI ini masih banyak brand furniture dan produk

lain yang berasal dari sumber daya hutan.

2.3 Tipe – Tipe Ekolabel

a) Ekolabel tipe 1

Jenis ekolabel yang banyak digunakan di dunia sampai saat ini adalah ekolabel

tipe 1 yang dilaksanakan oleh pihak ketiga yang independen. Kriteria pemberian

ekolabel pada umumnya bersifat multi-kriteria, berdasarkan pertimbangan pada dampak

lingkungan yang terjadi sepanjang daur hidup produk. Setelah melalui proses evaluasi

oleh badan pelaksana ekolabel tipe 1, maka pemohon diberi lisensi untuk mencantumkan

logo ekolabel tertentu pada produk atau kemasan produknya. Keikutsertaan para pelaku

usaha dalam penerapan ekolabel tipe 1 bersifat sukarela.

Secara umum, ekolabel tipe 1 terdiri dari beberapa tahap sebagai berikut:

• Pemilihan kategori produk dan jasa

• Pengembangan dan penetapan kriteria ekolabel

• Penyiapan mekanisme dan sarana sertifikasi, termasuk pengujian,

verifikasi dan evaluasi serta pemberian lisensi penggunaan logo ekolabel

b) Ekolabel tipe 2

Ekolabel tipe 2 merupakan pernyataan atau klaim lingkungan yang dibuat sendiri

oleh produsen/pelaku usaha yang bersangkutan. Ekolabel tipe 2 dapat berupa simbol,

label atau pernyataan yang dicantumkan pada produk atau kemasan produk, atau pada

Page 6: Makalah ekolabel

informasi produk, buletin teknis, iklan, publikasi, pemasaran, media internet, dll. Contoh

pernyataan atau klaim tersebut adalah recyclable, recycled material, biodegradable, CFC-

free, dll.

Keabsahan ekolabel tipe 2 sangat dipengaruhi oleh:

• Metodologi evaluasi yang jelas, transparan, ilmiah, dan terdokumentasi

• Verifikasi yang memadai

c) Ekolabel tipe 3

Ekolabel tipe 3 berbasis pada multi-kriteria seperti pada ekolabel tipe 1, namun

informasi rinci mengenai nilai pencapaian pada masing-masing item kriteria disajikan

secara kuantitatif dalam label. Evaluasi pencapaian pada masing-masing item kriteria

tersebut didasarkan pada suatu studi kajian daur hidup produk. Dengan penyajian

informasi tersebut, konsumen diharapkan dapat membandingkan kinerja lingkungan oleh

berbagai produk berdasarkan informasi pada label dan selanjutnya memilih produk

berdasarkan item kriteria yang dirasakan penting oleh masing-masing konsumen.

2.4 Acuan Potensi Ekolabel

Banyak pihak menyadari bahwa ekolabel berpotensi menjadi ‘non-tariff trade

barriers’ apabila tidak ada pedoman yang disepakati secara internasional. Berbagai

organisasi internasional telah membahas isu ini, termasuk UNEP, WTO, UNCTAD,

OECD, UNIDO, dan ISO. Di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ini telah muncul

berbagai permasalahan dalam perdagangan internasional yang dikaitkan dengan ekolabel.

Sebagai contoh: embargo kopi Lampung di Eropa karena isu penanaman kopi di

kawasan hutan lindung, pelarangan impor ikan tuna dari Indonesia oleh Amerika Serikat

karena isu konservasi penyu, persyaratan ‘oekotex 100’ oleh para pembeli di Eropa untuk

produk tekstil, dll.

Sebagai salah satu upaya untuk menghindari penggunaan ekolabel sebagai

hambatan dalam perdagangan secara tidak bertanggungjawab, ISO mengembangkan satu

seri standar internasional untuk ekolabel, yang menjadi bagian dari standar ISO seri

Page 7: Makalah ekolabel

14000 untuk Manajemen Lingkungan. Pada saat ini, standar ISO untuk ekolabel

meliputi:

ISO 14020: Prinsip Umum Ekolabel

ISO 14021: Ekolabel Tipe 2 ISO

14024: Ekolabel Tipe 1

ISO/TR 15025: Ekolabel Tipe 3

Semua standar ISO tersebut di atas berisi pedoman yang bersifat sukarela dan

tidak bersifat mengikat. Walaupun demikian, beberapa program/pelaksana ekolabel telah

mulai upaya harmonisasi dengan pedoman dalam standar ISO tersebut, walaupun pada

umumnya belum sepenuhnya tercapai.

2.5 Sistem Akreditasi dan Sertifikasi Ekolabel

Dalam mengoperasikan program ekolabel ini Indonesia telah mengembangkan

sistem akreditasi dan sertifikasi ekolabel. Setiap Lembaga Sertifikasi Ekolabel wajib

mendapatkan akreditasi dari Komite Akreditasi Nasional dengan lingkup sertifikasi

ekolabel untuk SNI kriteria ekolabel tertentu. Lembaga Sertifikasi Ekolabel yang akan

mengajukan akreditasi harus telah menerapkan ketentuan Pedoman KAN 801-2004 :

Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Ekolabel. Ketentuan lebih lanjut mengenai

akreditasi mengikuti ketentuan yang ditetapkan oleh KAN.

2.5.1 Prosedur Sistem Akreditasi

Prosedur permohonan dan proses akreditasi Lembaga Sertifikasi Ekolabel

mengikuti ketentuan dengan pedoman KAN yang sesuai. Bagan alir proses

Akreditasi dapat dilihat pada Gambar 1.

Page 8: Makalah ekolabel

Gambar 1. Tata alir sistem akreditasi di Indonesia

Untuk tahap awal program ekolabel yang diterapkan baru untuk ekolabel

produk industri atau manufaktur. Untuk kedepan tidak tertutup kemungkinan

program ekolabel ini dapat diterapkan pula untuk produk jasa. Agar sistem

akreditasi dan sertifikasi ekolabel dapat dioperasikan, maka BSN telah

menetapkan 10 (sepuluh) SNI kriteria ekolabel produk sebagai berikut :

a. SNI 7188.2.1, Deterjen serbuk pencuci sintetik untuk rumah tangga

b. SNI 7188.3.1, Produk kulit jadi

c. SNI 19-7188.4.1, Tekstil dan produk tekstil

d. SNI 7188.3.2, Sepatu kasual dari kulit

e. SNI 19-7188.1.3, Kertas cetak tanpa salut

f. SNI 7188.1.4, Kertas cetak salut

g. SNI 19-7188.1.2, Kertas tisu untuk kebersihan

Survailen 8

Akreditasi Pemberian

7

Teknis Pertimbangan

6

Membentuk 5

Asesmen Laporan

4

Re-asesmen Asesmen/

3

Auditor Menunjuk

2

permohonan Mengajukan

1

KAN

AKREDITASI TEKNIS PANITIA

EKOLABEL SERTIFIKASI LEMBAGA

TIM ASESOR

Page 9: Makalah ekolabel

h. SNI 7188.1.1, Kertas kemas

i. SNI 7188.5.1, Bateri primer tipe carbon zinc dan alkaline

j. SNI 7188.6, Cat tembok

2.5.2 Kriteria Ekolabel

Rancangan Kriteria Ekolabel untuk kategori produk tertentu disusun oleh

Panitia Teknis Perumusan Standar Nasional Indonesia (SNI) Bidang Manajemen

Lingkungan. Penyusunan Kriteria Ekolabel mengacu pada ISO 14024

(Environmental labels and declarations – Type I environmental labelling –

Principles and procedures). Kriteria Ekolabel dimuat dalam Pedoman KAN.

Struktur utama Kriteria Ekolabel meliputi :

Ruang lingkup kategori produk

Kriteria dan ambang batas dengan persyaratan :

a. Penaatan peraturan perundang-undangan pengelolaan lingkungan

hidup

b. Penerapan Sistem Manajemen Lingkungan

c. Pemenuhan standar mutu produk dan atau penerapan Sistem

Manajemen Mutu

d. Kemasan yang ramah lingkungan

Metode pengujian/verifikasi

2.5.3 Sertifikasi Ekolabel

Sebagai bukti pemenuhan terhadap kriteria ekolabel ini diwujudkan dalam

bentuk pemberian sertifikat ekolabel melalui proses sertifikasi. Sertifikasi

ekolabel produk merupakan suatu cara pemberian jaminan bahwa produk yang

diberikan sertifikat atau lisensi penggunaan tanda ekolabel telah memenuhi

standar (kriteria ekolabel) yang telah ditetapkan.

Page 10: Makalah ekolabel

Lembaga Sertifikasi Ekolabel wajib memenuhi ketentuan Pedoman KAN

8012004 : Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Ekolabel serta ketentuan dan

peraturan perundangan-undangan terkait, termasuk perijinan usaha jasa sertifikasi,

yang berlaku di Indonesia.

Dalam menjalankan tugasnya, Lembaga Sertifikasi Ekolabel minimal

melaksanakan fungsi sebagai berikut :

a) Memeriksa kelengkapan administrasi pemohon termasuk lingkup varian produk

yang diajukan pemohon.

b) Mengkaji kecukupan dokumen yang disampaikan pemohon (audit kecukupan).

c) Melaksanakan audit lapangan.

d) Mengambil contoh dan menguji/menginspeksi produk pemohon.

e) Mengevaluasi pemenuhan kriteria ekolabel.

f) Memberikan atau menunda penggunaan tanda ekolabel berdasarkan

rekomendasi komite LSE.

g) Memberikan sertifikat bagi pemohon yang kualifikasinya memenuhi.

h) Memantau penggunaan tanda ekolabel.

i) Menangani permohonan, perpanjangan sertifikat tanda ekolabel, serta masalah

lain yang terkait.

Apabila bukti pemenuhan kriteria ekolabel berupa sertifikat, maka

sertifikat tersebut harus berasal dari skema sertifikasi yang diakreditasi atau

akreditasinya diakui oleh KAN, atau skema sertifikasi yang dapat diterima oleh

regulator/instansi teknis yang berwenang dalam pelaksanaan ketentuan

peraturan perundangundangan yang terkait.

Pengambilan contoh untuk pengujian dilakukan sesuai dengan jenis

produknya di jalur atau proses produksi dan di gudang oleh personel petugas

pengambil contoh yang memenuhi persyaratan pada Pedoman BSN No. 503-

2000 (Kriteria Petugas Pengambil Contoh). Apabila Lembaga Sertifikasi

Ekolabel tidak mempunyai petugas pengambil contoh sendiri maka pengambilan

contoh dapat disubkontrakkan kepada personel yang kompeten..

Page 11: Makalah ekolabel

Lembaga Sertifikasi Ekolabel harus menjamin bahwa contoh yang

diambil oleh pihak-pihak yang di-subkontrak dapat mewakili produk (varian

produk) yang akan disertifikasi, dan cara penanganan contoh (transportasi dan

penyimpanan) dilakukan dengan cara yang benar agar sifat asal dari contoh

tidak berubah. Contoh yang telah diambil oleh Petugas Pengambil Contoh

dilakukan pengujian dan atau evaluasi berdasarkan SNI kriteria ekolabel.

Lembaga Sertifikasi Ekolabel dapat mensubkontrakkan pelaksanaan

pengujian kepada Laboratorium/Lembaga Penguji yang sudah diakreditasi atau

akreditasinya diakui oleh Komite Akreditasi Nasional sesuai dengan ruang

lingkup akreditasi yang ditetapkan.

Apabila metode pengujian untuk parameter tertentu belum ditetapkan

secara spesifik dalam kriteria ekolabel, maka LSE harus mengajukan identitas

dan ringkasan metode pengujian yang akan dipakai kepada KAN untuk proses

verifikasi kelayakan teknis metode tersebut.

Laporan hasil pengujian, baik yang dilakukan sendiri oleh Lembaga

Sertifikasi Ekolabel maupun yang disubkontrakkan, harus dievaluasi oleh

evaluator Lembaga Sertifikasi Ekolabel.

Evaluator sertifikasi ekolabel harus mempunyai kompetensi yang

memenuhi Kriteria kompetensi evaluator sertifikasi ekolabel. Evaluator

melaksanakan evaluasi berdasarkan penugasan dari Lembaga Sertifikasi

Ekolabel.

Apabila dalam evaluasi ditemukan ketidaksesuaian, Lembaga Sertifikasi

Ekolabel memberikan kesempatan kepada pemohon untuk memperbaiki

ketidaksesuaian tersebut sebelum proses sertifikasi dilanjutkan.

Berdasarkan laporan evaluator maka selanjutnya Lembaga Sertifikasi

Ekolabel mengambil keputusan pemberian sertifikat. Tata Alir Prosedur

Sertifikasi Ekolabel dapat dilihat pada Gambar 2.

Page 12: Makalah ekolabel

Gambar 2. Tata Alir Prosedur Sertifikasi Ekolabel

2.6 Kajian Penerapan Ekolabel Produk di Indonesia

Indonesia adalah satu-satunya negara yang mengoperasikan program ekolabel

melalui sistem akreditasi. Artinya bahwa penerbitan sertifikat ekolabel atau pemberian

lisensi penggunaan tanda ekolabel produk akan diterbitkan oleh lembaga sertifikasi

ekolabel (LSE) yang telah diakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN). Hingga

saat ini KAN telah memberikan akreditasi kepada dua lembaga sertifikasi ekolabel (LSE)

yaitu LSE- MALECO dan LSE-PAPICs.

Dalam penerapan sistem sertifikasi ekolabel di Indonesia, dari dua LSE yang telah

diakreditasi oleh KAN tersebut, hingga saat ini baru menerbitkan 5 (lima) sertifikat

ekolabel.

Ekolabel Sertifikasi Lembaga

Ya Tidak

Pemohon

Audit Kecukupan

oleh SekrCek administrasi

Pengujian Contoh dan Pengambilan

Lapangan Audit

Evaluasi

Laporan Evaluasi

Pertemuan Komite

Sertifikasi Keputusan Sertifikat

Page 13: Makalah ekolabel

Tiga sertifikat ekolabel diterbitkan oleh LSEMALECO kepada 3 (tiga) industri

yaitu :

a. PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia, Mojokerto, Jawa Timur

b. PT. Pindodeli Pulp and Paper, Karawang, Jawa Barat

c. PT. Indah Kiat Pulp and Paper, Perawang, Riau

Ketiga industri tersebut diberikan sertifikat ekolabel untuk produk ”kertas cetak

tanpa salut”. Sedangkan 2 (dua) sertifikat ekolabel diterbitkan oleh LSE-PAPICs kepada

industri yaitu

A. PT.Riau Andalan Kertas

B. PT. Anugerah Kertas Utama

Yang keduanya juga untuk produk ”kertas cetak tanpa salut”.

2. 7 Program Ekolabel dan jumlah standar dari berbagai Negara

Di tingkat internasional telah ada organisasi yang bernama Global Ecolabelling

Network (GEN) yang sampai saat ini telah mempunyai anggota 24 negara termasuk

Indonesia. Berdasarkan pada Laporan Tahunan GEN 2009, bahwa jumlah sertifikat

ekolabel yang telah diterbitkan di berbagai negara dapat dilihat pada Tabel 2 berikut.

Page 14: Makalah ekolabel

Tabel 1. Program Ekolabel dan jumlah standar dari berbagai negara

Berdasarkan data pada Tabel 1 tersebut terlihat bahwa penerapan sertifikasi

ekolabel untuk produk manufaktur di Indonesia masih belum berjalan sesuai dengan yang

diharapkan. Mengingat program ekolabel di Indonesia telah dimulai sejak tahun 2004,

dan baru ada 5 (lima) industri yang memperoleh sertifikat ekolabel yang semuanya untuk

produk “kertas cetak tanpa salut”.

Padahal LSE- MALECO dan LSE-PAPIC’s telah diberikan akreditasi oleh KAN

untuk ruang lingkup 3 (tiga) SNI yaitu SNI 19-7188.1.3 (Kertas cetak tanpa salut); SNI

19-7188.4.1 (Tekstil dan produk tekstil); SNI 19-7188.1.2, (Kertas tisu untuk

kebersihan). Sedangkan untuk ruang lingkup SNI “Tekstil dan produk tekstil” dan

“Kertas tisu untuk kebersihan”, LSE belum menerbitkan sertifikat ekolabel untuk produk

tersebut. Hal ini artinya bahwa LSE tersebut belum mempunyai klien untuk ruang

lingkup tersebut. Hal ini bisa dimaklumi karena sertifikasi ekolabel sifatnya masih

sukarela (voluntary), sehingga pelaku usaha/industri masih kurang peduli. Oleh karena itu

peran pemerintah dalam penerapan ekolabel produk di Indonesia masih perlu

ditingkatkan.

Selain itu masih ada 7 (tujuh) ruang lingkup SNI kriteria ekolabel yang belum

diberikan akreditasi kepada LSE. Sedangkan untuk 3 (tiga) ruang lingkup SNI yang

sudah diberikan saja belum semuanya mempunyai klien.

2.8 Keuntungan sertifikasi ekolabel produk

Beberapa keuntungan dalam penerapan ekolabel produk adalah:

1) Meningkatkan daya saing produk di pasar, baik pasar domestik maupun

internasional.

2) Meningkatkan image/citra perusahaan

3) Meningkatkan effisiensi produksi, penghematan sumber daya melalui program 3R

(Reduce, Reuse dan Recycle) dan pengendalian polusi.

4) Membantu upaya pemerintah dalam upaya pelestarian fungsi lingkungan hidup

Page 15: Makalah ekolabel

BAB III

PENUTUP

3..1 Kesimpulan

1. Penerapan konsep eko labeling yang masih bersifat suka rela. Dan

karena rumitnya prosedur untuk bisa mendapatkan label ramah lingkungan harus

melalui proses analisis siklus from cradle to the grave yang lebih rumit dari

analisis amdal. Karenanya, dukungan brand produk yang ramah lingkungan masih

tergolong mahal, dan menjadi permissive untuk tidak dilakukan karena sifatnya

yang masih volunteer ( sukarela ).

2. Konsep green marketing, green branding corporate and product, dan

penanaman kesadaran brand tersebut kepada masyarakat konsumen selaras

dengan perkembangan kebijakan dan standarisasi lembaga yang memiliki

otorisasi uji sertifikasi. Masalah penerapan green marketing yang pada gilirannya

akan berdampak pada strategi green branding sebagai konsep ekonomi dan

penggairahan aktivitas ekonomi bisnis pada suatu Negara. Erat kaitannya dengan

kredibilitas dan akreditasi sebuah lembaga yang memberi sertifikasi eko labeling

sebagai pendukung brand produk. Penerapan di Indonesia belum dapat dipastikan

tingginya tingkat partisipasi.

3. Penerapan ekolabeling juga terkait dengan prilaku konsumen. Gaya

hidup dan pola konsumerisme yang lebih menjunjung tinggi nilai keadilan dalam

ekosistem, ekologi dan lingkungan. Pergeseran paradigma prilaku konsumen ini

patut disiasati dengan menciptakan brand yang benar benar sesuai dengan

permintaan pasar.

3..2 Saran

1. Perlunya meningkatkan sosiallisasi tentang manfaat dan pentingnya

ekolabel produk kepada masyarakat khususnya di kalangan pelaku

usaha/industri.

Page 16: Makalah ekolabel

2. Mengusulkan kepada pemerintah agar dalam Perpres 54/2010 tentang

pengadaan barang dan jasa pemerintah juga dimasukkan persyaratan

mengenai SNI kriteria ekolabel produk.

3. Pemerintah melalui instansi teknis terkait dapat memberikan insentif

kepada pelaku usaha/industri untuk menerapkan persyaratan SNI kriteria

ekolabel produk.

4. BSN melalui panitia teknis terkait perlu terus melakukan perumusan SNI

kriteria ekolabel. Hal ini dapat dilakukan dengan mengadopsi dari standar-

standar ekolabel yang sudah dibuat oleh negara lain.

Page 17: Makalah ekolabel

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, H. 2010. Manfaat ekolabel bagi industri kertas. SNI Valuasi

Christantyawati, Nevrettia. 2012. Penerapan Konsep Eco Labelling dan Green Marketing Sebagai Strategi Branding Komunikasi dalam Image Produk Ramah Lingkungan : Surabaya

Daugbjerg, Carsten and Sonderskov, Kim Mannemar. 2010. Eco-Labelling, the State and Consumer Confidence. Department of Political Science, Aarhus University : Denmark

GEN. 2009. Annual Report

ISO Focus. 2010 . International Organization for Standardization. vol.1, No.5.

KLH-JICA. (2006). Sekilas Info tentang Ekolabel Indonesia

Ottman, Jacquelyn A. 2011. The New Rules of Green Marketing: Strategies, Tools and

Inspiration for Sustainable Branding : New York

Pedoman KAN 800-2004. Pedoman Umum Akreditasi dan Sertifikasi Ekolabel : KAN

Suminto. 2011. Kajian Penerapan Ekolabel Produk di Indonesia. Pusat Penelitian dan

Pengembangan Standardisasi – BSN

Page 18: Makalah ekolabel

LAMPIRAN

Di bawah ini disajikan beberapa gambar yang berhubungan dengan ekolabel, yakni sebagai berikut :

Gambar 1. Logo Lembaga Ekolabel Indonesia

Gambar 2. Logo yang menunjukkan produk tidak

merusak hutan

Gambar 3. Logo yang menunjukkan produk

ramah lingkungan.

Gambar 4. Logo Ekolabel

1.1. Contoh Logo Ekolabel dari berbagai Negara.

Page 19: Makalah ekolabel

1.2. Contoh sertifikat ekolabel