makalah dastran
DESCRIPTION
elmag dastrantransmisimagnet tranmisismith chartuniversitas telkommakalah dastranTRANSCRIPT
MAKALAH REKRUITASI SRG DASTRAN
“ LTE “
Nama : 1. Zillya Fatimah 1101120048
2. Rolasris 1101120217
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
LTE (Long Term Evolution) adalah sebuah nama baru dari layanan yang mempunyai
kemampuan tinggi dalam sistem komunikasi bergerak (mobile). LTE sendiri merupakan
standar komunikasi dasar nirkabel tingkat tinggi yang didasarkan pada jaringan GSM/EDGE
dan UMTS (Universal Mobile Telecommunications System) / HSDPA yang diperkenalkan
pada 3rd
Generation Partnership Project (3GPP) Release 8. LTE merupakan langkah evolusi
lanjutan dari 3G menuju generasi 4G dari teknologi radio yang dirancang untuk
meningkatkan kapasitas dan kecepatan jaringan telepon mobile.
Teknologi ini mampu mendownload sampai dengan tingkat 300mbps dan upload
75mbps. LTE disebut-sebut sebagai jaringan nirkabel tercepat saat ini, sebagai penerus
jaringan 3G. LTE yang direalisasikan saat ini belum memenuhi standar dari teknologi 4G
yang sesungguhnya, itulah sebabnya LTE yang ada saat ini
masih disebut sebagai generasi 3.9G Layanan LTE pertama kali diadopsi oleh operator
seluler Telia Sonera di Stockholm dan Oslo pada tanggal 14 desember 2009. LTE
mendukung operator bandwidthdari 20 MHz turun menjadi 1,4 MHz dan mendukung
pembagian duplex (FDD) dan waktu pembagian duplexing (TDD).
LTE sudah mulai dikembangkan oleh 3GPP sejak tahun 2004. Faktor-faktor yang
menyebabkan 3GPP mengembangakan teknologi LTE antara lain adalah permintaan dari para
pengguna untuk peningkatan kecepatan akses data dan kualitas servis serta memastikan
berlanjutnya daya saing sistem 3G pada masa depan.
LTE telah dirancang untuk mendukung packet switched services. Tujuannya untuk
memberikan konektivitas intenet protocol (IP) yang mulus antara pengguna (user equipment/
UE) dan jaringan data (packet data network (PDN) tanpa gangguan sampai UE selesai
menggunakan aplikasi selama mobilitas berlangsung.
Sistem UMTS LTE dirancang untuk menyediakan data puncak tinggi tarif, latency
rendah, peningkatan kapasitas sistem dan cakupan, dukungan sistem antena multiple dan
integrasi dengan sistem yang ada seperti WCDMA, HSUPA, CDMA2000 1X dll [2].
Time schedule
Tabel tentang LTE
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana arsitektur sederhana LTE ?
b. Bagaimana pengimplementasian LTE di Indonesia ?
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui dan mendalami arsitektur sederhana LTE
b. Untuk mempelajari mengimplementasikan jaringan LTE di Indonesia
1.4 Manfaat
a. Mendalami dan memahami jaringan LTE.
b. Mengenal bagian bagian dr sistem jaringan LTE
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Arsitektur sederhana LTE
Secara keseluruhan jaringan arsitektur LTE sama dengan teknologi GSM dan UMTS.
Secara mendasar, jaringan di bagi menjadi bagian jaringan radio dan bagian jaringan inti.
Arsitektur jaringan LTE, dimana terdapat empat level utama yaitu :
1. User Equipment (UE)
2. Evolved UTRAN (E-UTRAN)
3. Evolved Packet Core Network (EPC)
4. Service domain
2.1.1 User Equipment (UE)
UE adalah device yang terdapat pada end user digunakan untuk berkomunikasi. Khususnya
sebuah device yang dapat digenggam seperti smart phone atau sebuah kartu data seperti yang
digunakan pada 2G dan 3G, atau yang dapat disimpan seperti laptop UE adalah device yang
terdapat pada end user digunakan untuk berkomunikasi. UE juga terdiri dari Universal
Subscriber Identity Module (USIM) yang memisahkan module dari UE saat off. USIM
merupakan tempat aplikasi smart card yang dapat dibuka disebut Universal Integrated Circuit
Card (UICC). USIM digunakan sebagai identifikasi dan authentikasi end user dan sebagai
kunci keamanan yang dapat bergerak untuk melindungi interface transmisi radio. UE
berfungsi sebagai platform aplikasi komunikasi, dimana sinyal dan jaringan dapat disetting,
maintenanance, dan remove link komunikasi yang diperlukan oleh end user.
2.1.2 E - UTRAN
E - UTRAN adalah antarmuka udara 3GPP Long-Term Evolution ( LTE ) jalur
upgradeuntuk jaringan mobile . Ini adalah standar jaringan akses radio dimaksudkan untuk
menjadi pengganti dari UMTS , HSDPA teknologi , dan HSUPA ditentukan dalam 3GPP rilis
5. Kecepatan data Menggunakan OFDMAakses radio untuk downlink dan SC - FDMA untuk
uplink. Arsitektur E - UTRAN terdiri dari satu node , yaitu eNodeB yang interface dengan
User Equipment ( UE ) . Semua fungsi radio terdapat pada eNodeB, contohnya eNodeB
adalah titik terakhir yang menghubungkan semua protocol radio. Sebagai sebuah jaringan,
E-UTRAN merupakan konfigurasi Mesh yang sederhana, dimana antar eNodeB dihubungkan
oleh interface X2.
E-UTRAN bertanggung jawab kepada semua fungsi radio yang terkait, antara lain :
Radio resource management (RRM) - pengelola sumber daya radio
mencakup semua fungsi yang terkait dangan pembawa radio seperti kontrol
penerimaan radio, kontrol mobilitas radio , penjadwalan (scedulling) dan alokasi
dinamis sumber daya untuk EU di kedua uplink dan downlink.
Header Compression - membantu memastikan penggunaan yang efisien dari
antarmuka radio (radio interface) dengan mengkompresi paket IP yang merupakan
overhead yang significant terutama untuk paket yg lebih kecil seperti VoIP
Security - keamanan semua data yang dikirim denkripsi
Connectivity to the EPC - konektivitas ke EPC ini terdiri dr sinyal terhadap MME dan
jalur pembawa menuju S-GW.
Pada sisi jaringan , semua fungsi berpusat pada enNodeB, masing-masing dapat
bertanggung jawab untuk mengelola beberapa sel. LTE mengintegrasi fungsi pengendali
radio ke eNodeB tersebut. Hal ini memungkinkan interaksi yang erat antara lapisan protokol
yang berbeda dari jaringan akses radio sehingga mengurangi latency dan meningkatkan
efisiensi.
Kontrol terdistribusi untuk menghilangkan ketersediaan yang tinggi, mengolah
pengkontrol secara intensif, yang berpotensi mengurangi biaya dan menghindari "single
points of failure".
Selain itu karena LTE tidak mendukung soft handover, maka tidak ada kebutuhan untuk
fungsi menggabungkan data yang terpusat pada jaringan. Konsekuensi dari kurangnya titik
pusat kontroler adalah, sebagain UE bergerak jaringan harus mentransfer semua info yang
berhubungan dengan UE yaitu konteks UE dengan buffer data dari satu eNodeB ke lainnya.
oleh karena itu , mekanisme yang diperlukan untuk menghindari kehilangan data selama
handover.
2.1.2.1 Evolved Node B (eNodeB)
Dibandingkan dengan UTRAN, struktur E-UTRAN OFDM berbasis cukup sederhana.
Hal ini hanya terdiri dari satu elemen jaringan: eNodeB (untuk berevolusi Node B.). 3G RNC
(Radio Network Controller) yang diwarisi dari 2G BSC (Base Station Controller) telah
menghilang dari E-UTRAN dan eNodeB terhubung langsung ke Jaringan Inti menggunakan
interface S1. Akibatnya, fitur yang didukung oleh RNC telah didistribusikan antara eNodeB
atau Core Network MME.
E-UTRAN Node B, juga dikenal sebagai Evolved Node B, (disingkat eNodeB atau
ENB) adalah unsur di E-UTRA LTE yang merupakan evolusi dari elemen Node B di UTRA
dari UMTS. Ini adalah perangkat keras yang terhubung ke jaringan telepon selular yang
berkomunikasi langsung dengan user equipment (UE), seperti base station transceiver (BTS)
dalam jaringan GSM. Fungsi eNodeB sebagai layer 2 adalah jembatan antara UE dan EPC,
point terminasi semua protocol radio yang mengarah pada UE, dan mengirimkan data antara
koneksi radio dan koneksi yang berbasis IP yang mengarah pada EPC.
Fungsi eNodeB adalahh sebagai titik akses WLAN - mendukung semua fitur Layer 1
dan Layer 2 yang berhubungan dengan inteface E-UTRAN OFDM secara fisik , dan mereka
langsung terhubung ke jaringan router. Tidak ada node pengendalian (seperti 2G/BSC atau
3G / RNC ). Hal ini memiliki keuntungan dari arsitektur jaringan yang lebih sederhana
(sedikit node dari berbagai jenis, yang berarti operasi jaringan yang lebih sederhana) dan
memungkinkan kinerja yang lebih baik melalui radio inteface. Dari perspektif fungsional,
eNodeB mendukung seperangkat fitur warisan, semua yang berhubungan dengan prosedur
lapisan fisik untuk pengiriman dan penerimaan melalui radio interface:
Modulasi dan de-modulasi.
Saluran coding dan de-coding.
Selain itu, eNodeB termasuk fitur tambahan, faktanya bahwa tidak ada lagi Base Station
controller dalam struktur E-UTRAN.
Radio Resource Control (Pengendalian Sumber Daya Radio): ini berhubungan
dengan alokasi, modifikasi dan pelepasan sumber daya untuk transmisi melalui
inteface radio antara pengguna terminal dan eNodeB tersebut.
Radio Mobility management : ini mengacu pada keputusan pengolahan pengukuran
dan tujuan saat handover.
Radio interface full Layer 2 protocol: pada OSI cara 'Data Link' , layer2 tujuannya
adalah untuk memastikan transfer data antara entiti jaringan. Hal ini mendeteksi dan
mengkoreksi kesalahan yang mungkin terjadi di lapisan fisik.
2.1.3 Evolved Packet Core Network (EPC)
EPC adalah core network untuk mendukung teknologi LTE dengan konsep arsitektur
All-IP,artinya jaringan tersebut menggunakan protokol IP yang berbasis packet dan tidak lagi
menggunakan TDM/ATM. Pada EPC hanya digunakan protokol berbasis paket (IP) dari
perangkat pengguna ke eNodeB, sebutan base station pada LTE, lalu ke EPC dan ke service
domain atau application domain dalam hal ini biasanya adalah IMS (IP Multimedia
Subsystem).
Elemen dari EPC terdiri dari:
Mobility Management Entity (MME)
Serving Gateway (SGW)
Packet Data Network (PDN) Gateway (PGW)
PCRF (Policy and Charging Rules Function) Server
2.1.3.1 Mobility Management Entity (MME)
MME dapat dianalogikan sebagai MSC pada jaringan GSM. MME adalah node-kontrolutama
pada jaringan akses LTE. Ia bertanggung jawab untuk prosedur paging untuk idlemode UE
termasuk retransmisi. MME juga bertanggung jawab dalam prosesaktivasi/deaktivasi dan
autentikasi user (dengan bantuan HSS). MME juga berfungsi untuk mengatur handover, yaitu
memilih MME lain untuk handover dengan MME lain, atau memilih SGSN untuk handover
dengan jaringan akses 2G/3G.
MME bertanggung jawab atas semua fungsi Control plane yang terkait dengan pelanggan dan
management session.
Dari sudut pandang itu, MME mendukunng hal-hal berikut:
Security procedures- ini berhubungan dengan end-user serta mengecek keaslian serta
melalui perlindungan awal dan negosiasi dengan alur pengkodean.
Terminal-to-network session handling- ini berhubungan dengan semua prosedur
sinyal yang digunakan untuk mengatur paket data konteks dan mencocokan parameter
kualitas layanan.
Idle terminal location management- ini berhubungan dengan proses tracking update
wilayah yang digunakan agar jaringan dapat bergabung dengan terminal pada saat
sesi masuk (incoming session).
MME terhubung melalui antarmuka S6 ke HSS yang mendukung database yang berisi semua
informasi pengguna langganan.
2.1.3.2 Serving Gateway (S-GW).
SGW terdiri dari dua bagian, yaitu 3GPP Anchor dan SAE Anchor. 3GPP Anchor berfungsi
sebagai gateway paket data yang berasal dari jaringan 3GPP, sedangkan SAE Anchor
berfungsi sebagai gateway jaringan non-3GPP.
Fungsin S-GW :
merutekan dan memforward paket datauser, juga berfungsi sebagai mobility anchor
saat handover antar eNodeB dan untuk menghubungkan LTE dengan jaringan lain
yang sudah ada
S- GW Melayani adalah titik terminasi dari interface paket data menuju E-UTRAN.
Ketika terminal bergerak melintasi eNodeB di E-UTRAN, S-GW berfungsi sebagai
batas mobilitas lokal, yang berarti bahwa paket-paket yang disalurkan melalui titik
ini untuk mobilitas intra E-UTRAN dan mobilitas dengan teknologi 3GPP lainnya,
seperti 2G/GSM dan 3G/UMTS
2.1.3.3 Packet Data Network (PDN) Gateway (PGW)
Ia memiliki level tertinggi pada system, dan biasanya bertindak sebagai pelengkap IP point
pada UE. Secara khusus P-GW mengalokasikan IP address ke UE, dan UE dapat melakukan
komunikasi dengan IP host lain pada external network, seperti internet.
Hampir sama dengan Serving Gateway (S-GW)., Packet Data Network gateway adalah
titik terminasi dari antarmuka paket data menuju jaringan paket data. Sebagai titik batas
untuk sesi selanjutnya yang menuju jaringan paket data eksternal , PDN GW juga mendukung
fitur Policy Enforcement (yang menerapkan aturan operator yang ditetapkan untuk alokasi
dan penggunaan sumber daya) serta memfilter paket (seperti inspeksi paket yang mendalam
untuk memndeteksi virus) dan berevolusi dukungan pengisian (seperti pengisian URL).
2.1.3.4 Home Subscriber Server (HSS)
HSS ( Home Subscriber Server ) adalah gabungan dari HLR ( Home Location
Register ) dan AuC ( Authentication Center) - dua fungsi yang sudah ada pada saat -
jaringanIMS 2G/GSM dan 3G/UMTS. HLR bagian dari HSS bertugas menyimpan dan
memperbarui database bila diperlukan yang berisi semua informasi langganan pengguna ,
termasuk ( daftar non lengkap ) :
· Identifikasi Pengguna dan pengalamatan - ini sesuai dengan IMSI ( International Mobile
Subscriber Identity ) dan MSISDN ( Mobile Subscriber ISDN Number) atau nomor telepon
seluler .
· Informasi profil pengguna - ini termasuk langganan layanan negara dan Kualitas - pengguna
berlangganan informasi Layanan (seperti bit rate maksimum yang diperbolehkan atau
diperbolehkan jalur yang digunakan) .
The AuC bagian dari HSS bertugas menghasilkan informasi keamanan dari kunci identitas
pengguna . Keamanan informasi ini disediakan untuk HLR dan selanjutnya dikomunikasikan
kepada entiti lain dalam jaringan . Informasi keamanan terutama digunakan untuk :
Ontetikasi jaringan - terminal Mutual .
jejak pengkodean radio dan perlindungan, untuk memastikan data dan pensinyalan
ditransmisikan antara jaringan dan terminal yang dirahasiakan.
3.5 The PCRF (Policy and Charging Rules Function) Server
PCRF (Policy and Charging Rules Function) Server mengelola kebijakan layanan dan
mengirimkan pengaturan informasi QoS untuk setiap sesi pengguna dan menghitung aturan
informasi . PCRF (Policy and Charging Rules Function) Server menggabungkan dua fungsi
node UMTS berikut:
1. The Policy Decision Function (PDF)
PDF adalah wujus jaringan di mana pengambilan keputusan atas kebijakan
yang dibuat. Sebagai sesi IMS sedang diatur, SIP pensinyalan yang
mengandung persyaratan media yg dipertukarkan antara terminal dan P-CSCF.
Pada beberapa waktu dalam proses pembentukan session, PDF menerima
persyaratan dari P-CSCF dan membuat keputusan berdasarkan aturan operator
jaringan, seperti:
Mengijinkan atau menolak permintaan media.
Menggunakan konteks PDP baru atau yang sudah ada untuk permintaan media
yang masuk.
Memeriksa alokasi sumber daya baru terhadap yang berwenang.
1. The Charging Rules Function (CRF)
Peran Charging Rules Function (CRF) adalah untuk menyediakan pengisian
aturan operator berlaku untuk setiap data layanan. CRF memilih aturan pengisian
yang relevan berdasarkan informasi yang diberikan oleh P-CSCF, sepertiaplikasi
pendeteksi , Streaming (audio, video, dll), aplikasi data rate dll
2.1.4 Service domain
Service Domain merupakan variasi sub-system, yang termasuk dalam pelayanan node
logic.
2.2 Pengimplementasian LTE di Indonesia
LTE adalah pintu masuk untuk beragam layanan menarik. Sebut saja Voice Over IP,
Multi-User Gaming Over IP, High Definition Video On Demand dan Live TV. Diyakini LTE
mampu menghadirkan seluruh layanan yang ada di internet ke dalam sebuah perangkat
mobile.
LTE akan sangat meningkatkan pengalaman konsumen untuk aplikasi-aplikasi data
layanan bergerak dengan waktu respon yang lebih cepat dan throughput yang lebih baik,
latency turun menjadi 10-20 ms dan kecepatan puncak mencapai 173/58 Mbps
(downlink/uplink). LTE mendukung akses layanan mobile broadband untuk berbagai aplikasi
seperti browsing, email, tukar menukar video, download music dan banyak aplikasi lainnya
untuk merespon dengan cepat tanpa penundaan.
LTE ditargetkan hadir pada tahun 2012 sepertinya meleset dari jadwal. LTE dapat
digunakan di wilayah hot zone. LTE juga bisa diimplementasikan operator GSM ataupun
CDMA. Perkembangan LTE di Indonesia nantinya akan bersamaan dengan kehadiran
WiMAX. Salah satu operator di Indonesia, Telkomsel, memilih menerapkan teknologi LTE.
XL juga menyatakan ketertarikannya pada LTE karena cocok untuk jaringan 3G dan HSDPA
XL. Banyaknya operator GSM di Indonesia yang berencana mengimplementasi LTE karena
LTE dianggap lebih mudah dibandingkan WiMAX yang membutuhkan perubahan besar-
besaran pada infrastruktur operator GSM.
Menurut GSMA (asosiasi yang mewakili para operator di seluruh dunia), kesulitan
penerapan teknologi LTE ini di Indonesia disebabkan oleh keadaan alam yang berpulau,
sehingga menyulitkan untuk menerapkan jaringan mobile dengan kapasitas yang setara.
"Indonesia merupakan negara yang memiliki topografi kepulauan, sehingga penerapan
Fixed Line tidak akan cocok disini. Oleh karena itu, teknologi 4G LTE pada spektrum
700MHz merupakan pilihan tepat untuk negara seperti Indonesia," Ujar Senior Director
Spectrum Policy & Regulatory Affairs Asia Pacific, Chris Perera.
GSMA sendiri sebetulnya mengharapkan Indonesia mampu menerapkan teknologi ini
secepatnya. Hal ini dikarenakan kehadiran teknologi 4G LTE akan memberikan banyak
keuntungan, baik dari sisi ekonomi maupun kualitas hidup dari pengguna.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Elemen utama dalam jaringan LTE yaitu :
1. User Equipment (UE)
2. Evolved UTRAN (E-UTRAN)
3. Evolved Packet Core Network (EPC)
Masing-masing elemen saling berkaitan sehingga menghasilkan jaringan LTE yang
memiliki kelebihan dibandingkan generasi sebelumnya, yang dapat mempermudah user
menggunakan aplikasi yang disediakan dengan kecepatan akses yang lebih cepat dan
jangkauan yang lebih luas.
Perkembangan jaringan LTE di Indonesia belum begitu berkembang karena banyak
faktor-faktor yang belum bisa dipenuhi untuk mencapai pembuatan jaringan LTE di
Indonesia.
3.2 Saran
Bagi mahasiswa hendaknya melakukan penelitian lebih dalam lagi terkait Long Term
Evolution (LTE) karena tidak akan di hindarkan lagi, teknologi LTE akan berkembang pesat
di dunia telekomunikasi kedepannya. Sebab fitur dan keuntungan yang di berikan oleh LTE
sangat besar. Hal ini bertujuan agar mahasiswa atau ahli telekomunikasi siap untuk ikut serta
mengembangkan LTE terkhusus di Indonesia.
Daftar pustaka
[1] https://sites.google.com/site/lteencyclopedia/lte-network-infrastructure-and-elements
[2] http://10111070.blog.unikom.ac.id/lte-layanan-baru.6fy
[3] http://cahmbanyumas.blogspot.com/2009/03/lte-long-therm-evolution.html
[4] http://babakhalid.com/prinsip-kerja-sistem-4g-lte
[5] http://www.slideshare.net/mayaayunanda/lte-14778851
[6] http://ikabuh.files.wordpress.com/2013/10/makalah-klmpok-3-tja_lte.pdf
[7] http://id.scribd.com/doc/50085496/LTE
[8] http://oktavianus94.blogspot.com/2013/10/perkembangan-teknologi-lte-di-indonesia.html
[9] http://techno.okezone.com/read/2013/05/23/54/811694/alasan-indonesia-sulit-hadirkan-
teknologi-4g
[10] Journal Understanding LTE and its Performance_2011_2
[2] Abed Ghassan A. , Ismail Mahamod , Jumari Kasmiran, August 2013, " A Realistic
Model and Simulation Parameters of LTE-Advanced Networks". Volume 1,
www.researchgate.net/publication/256871810_A_Realistic_Model_and_Simulation_Paramet
ers_of_LTE-Advanced_Networks/file/72e7e524063701459f.pdf., 7 january 2014.
[3] Parikh Jolly, January 2011,"LTE Advanced: The 4G Mobile Broadband Technology",
Volume 13– No.5,
http://citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/download?rep=rep1&type=pdf&doi=10.1.1.206.5595, 7
january 2014