makalah biokimia sip

19
MAKALAH BIOKIMIA BIOSINTESA ASAM LEMAK, BIOSINTESA TRIASILGLISEROL, DAN LIPIDA SEDERHANA Disusun oleh: Rima Novia Choirunnisa ( H0914079) Rizkina Lestari Utami P. ( H0914081) Rozalia Yossi Kurniasari ( H0914083) Suaidah (H0914088) Wanda Marisa Hartanto ( H0914089) PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Upload: rizkina-lestari-utami-puteri

Post on 17-Feb-2016

235 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Biokimia Sip

MAKALAH BIOKIMIA

BIOSINTESA ASAM LEMAK, BIOSINTESA TRIASILGLISEROL,

DAN LIPIDA SEDERHANA

Disusun oleh:

Rima Novia Choirunnisa ( H0914079)

Rizkina Lestari Utami P. ( H0914081)

Rozalia Yossi Kurniasari ( H0914083)

Suaidah (H0914088)

Wanda Marisa Hartanto ( H0914089)

PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2015

Page 2: Makalah Biokimia Sip

Lipid adalah senyawa organik berminyak atau berlemak yang tidak larut

dalam air, yang dapat diekstrak  dari sel dan jaringan oleh pelarut non polar,

seperti klorofom atau eter. Jenis lipid yang paling banyak adalah lemak atau

triasilgliserol, yang merupakan bahan utama bagi hamper semua organism. Triasil

gliserol adalah ester dari alkohol gliserl dan tiga molekul asam lemak. Struktur

molekulnya kaya akan rantai unsur karbon (-CH2-CH2-CH2-) sehingga lemak

mempunyai sifat hydrophobik.

Lipida yang dibentuk oleh hewan tingkat tinggi sebagian disimpan dalam

bentuk triasilgliserol. Biosintesa lipida ini penting sekali oleh karena

kemampuannya yang amat terbatas untuk menyimpan polisakarida. Pada hewan

tingkat tinggi kelebihan glukosa yang digunakan sebagai bahan bakar diubah

kedalam lemak melalui asetil-CoA dan asam lemak. Asam lemak ini selanjutnya

bereaksi dengan gliserol menghasilkan triasilgliserol atau dengan senyawa lain

membentuk fosfolipida, sfingolipida, dan lilin. Asetil-CoA berasal dari degradasi

lipida, karbohidrat atau asam amino dapat diubah menjadi senyawa-senyawa lain.

Asam lemak adalah asam karboksilat dengan rantai hidrokarbon yang

panjang.Asam lemak kebanyakan ditemukan secara alami dengan jumlah atom

karbon genap dan tidak bercabang karena biosintesis asam lemak adalah dari

asetat yang jumlah atom karbonnya dua.Biosintesa asam lemak jenuh berbeda

sekali dari oksidasi asam lemak senyawa yang dipergunakan untuk menambah

panjang rantai asam lemak adalah malonil-KoA, yang disintesa dari asetil-KoA.

Pada hewan tingkat tinggi sintesa asam lemak terutama terjadi dalam hati,

jaringan adipos dan dalam kelenjar susu. Ditingkat sel pembentukan asam lemak

berlangsung dalam sitosol, sebaliknya pada oksidasi asam lemak terjadi pada

mitokondria. Asam sitrat dan karbondioksida merupakan senyawa yang penting

pada biosintesa asam lemak, kemungkinan besar dua senyawa diatas bertindak

sebagai katalisator.

Page 3: Makalah Biokimia Sip

Setelah berakhirnya reaksi, CO2 yang mula-mula terlibat dalamnya, tidak

terdapat asam lemak yang dibentuk. Enzim yang mengkatalisa asam lemak

merupakan sebuah kompleks yang terdiri dari tujuh protein. Tahapan reaksi

biosintesa asam lemak diteliti dalam laboratorium F.Lynen, s. Wakil dan P. R

fagelos yang kemudian disusun dalam sebuah lingkaran.

Proses biokimia sintesis asam lemak pada hewan dan tumbuhan relatif

sama. Berbeda dengan tumbuhan, yang mampu membuat sendiri kebutuhan asam

lemaknya, hewan kadang kala tidak mampu memproduksi atau mencukupi

kebutuhan asam lemak tertentu. Asam lemak yang harus dipasok dari luar ini

dikenal sebagai asam lemak esensial karena tidak memiliki enzim untuk

menghasilkannya.

Biosintesis asam lemak alami merupakan cabang dari siklus Calvin, yang

memproduksi glukosa dan asetil-KoA. Proses berikut ini terjadi pada daun hijau

tumbuh-tumbuhan dan memiliki sejumlah variasi.

Biosintesis lemak dimulai dengan biosintesis asam lemak. Prekursor

biosintesis asam lemak adalah asetil KoA. Rute biosintesis asam lemak berbeda

dengan rute b-oksidasi asam lemak. Meskipun biosintesis asam lemak terjadi

setiap 2 atom C, tetapi prekursornya adalah senyawa malonil (C3). Jadi setiap

pemanjangan 2 atom C dari senyawa C3 menghasilkan karbon dioksida (CO2).

CIRI PENTING JALUR BIOSINTESIS ASAM LEMAK

Biosintesis berlangsung di sitosol, berbeda dengan pemecahan yang

berlangsung di dalam matriks mitokondria.

Zat antara pada biosintesis asam lemak berikatan kovalen dengan gugus

sulfhidril pada protein-pembawa asil (ACP), sedangkan zat antara pada

pemecahan asam lemak berikatan dengan koenzim A.

Enzim-enzim pada biosintesis asam lemak pada organisme yang lebih tinggi

tergabung dalam suatu rantai polipeptida tunggal, yang disebut sintase asam

lemak. Sebaliknya, enzim-enzim pemecahan tampaknya tidak saling

berikatan.

Page 4: Makalah Biokimia Sip

Rantai asam lemak yang sedang tumbuh, diperpanjang dengan cara

penambahan berturut-turut unit dua-karbon yang berasal dari asetil KoA.

Donor aktif unit dua-karbon pada tahap perpanjangan adalah malonil-ACP.

Reaksi perpanjangan dipacu oleh pelepasan CO.

Reduktor pada biosintesis asam lemak adalah NADPH, sedangkan oksidator

pada pemecahan asam lemak adalah NAD+ dan FAD.

Kompleks enzim sintetase asam lemak

Enzim yang mengkatalisa biosintesa asam lemak terdiri dari 7 protein.

Yang enam buah mempunyai fungsi katalitik (sebagai enzim) sedangkan protein

yang ketujuh mempunyai tugas mengkait dan membawa senyawa yang

direaksikan. Protein itu dikenal sebagai ACP (acyl carrier protein).

Kompleks enzim sintetase yang terdapat dalam ragi telah diisolasi dan

dimurnikan oleh Lynen dan kawan-kawannya. Enzim-enzim yang tergabung

dalam kompleks ini tidak bisa dipisahkan satu dari lainnya tanpa kehilangan

aktivitasnya. Nama enzim yang tergabung dalam kompleks multi-enzim tersebut

adalah : β-ketoasil-ACP sintase, ACP-malonil transferase, β-ketoasil reduktase,

enoil-ACP hidratase, enoil-ACP reduktase dan ACP-asil transferase.

TAHAP – TAHAP BIOSINTESIS ASAM LEMAK

1. Pengangkutan asetil-KoA ke dalam sitoplasma

Asetil-KoA yang terdapat dalam mitokondria berasal dari tiga sumber

yaitu: 1) dekarboksilasi asam piruvat, 2) degradasi asam amino, dan 3) β-

oksidasi asam lemak. Senyawa beratom C dua buah di atas tidak dapat keluar

menembus dinding mitokondria untuk menuju ke sitosol di mana berlangsung

sintesa asam lemak. Asetil-KoA itu dapat keluar mitokondria dengan jalan

mengubah senyawa tersebut menjadi asam sitrat atau diangkut oleh karnitin.

Page 5: Makalah Biokimia Sip

Karnitin + asetil-KoA asil-karnitin

Asam oksaloasetat + asetil-koA sitrat + KoASH

Baik asil-karnitin maupun asam sitrat dapat menembus dinding

mitokondria dan kemudian terurai lagi menjadi bagian-bagiannya.

2. Pembentukan Malonil Koenzim A

Merupakan langkah yang menentukan pada sintesis asam lemak.

Bikarbonat diperlukan untuk biosintesis asam lemak merupakan petunjuk

penting untuk mengungkapkan proses ini. Sintesis asam lemak diawali dengan

karboksilasi asetil KoA menjadi malonil KoA. Reaksi yang ireversibel ini

merupakan tahap awal menuju sintesis asam lemak.

Sintesis malonil KoA dikatalisis oleh enzim asetil KoA karboksilase,

yang mengandung gugus prostetik biotin. Gugus karboksil biotin berikatan

kovalen dengan gugus amino pada residu lisin, seperti halnya piruvat

karboksilase. Kesamaan lainnya antara asetil KoA karboksilase dan piruvat

karboksilase ialah bahwa asetil KoA mengalami karboksilasi dalam dua tahap. Mg2+

  O                                                                                         O

             ║                                                                                         ║Biotin 

CH3 — C — SCoA + CO2 + ATP                        HO2C—CH2—C—SCoA  +  ADP  +  Pi

Page 6: Makalah Biokimia Sip

Pertama, zat-antara karboksibiotin terbentuk dengan menggunakan

ATP. Gugus CO2 aktif dalam zat-antara ini kemudian dipindahkan ke asetil

KoA membentuk malonil KoA.

Substrat berikatan dengan enzim ini dan produk dibebaskan dalam

urutan yang spesifik . Asetil KoA karboksilase menunjukkan suatu mekanisme

reaksi ping-pong, saat satu atau lebih produk dibebaskan sebelum substrat

terikat. Asetil-KoA karboksilase telah dapat dipisahkan menjadi subunit-

subunit yang dapat mengkatalisis bagian-bagian reaksi. Biotin berikatan

kovalen dengan protein kecil (22 kd) yang disebut protein pembawa karboksil

biotin. Karboksilasi unit biotin dalam protein pembawa ini dikatalisis oleh

biotin karboksilase, yang merupakan subunit kedua. Komponen ketiga dari

sistem ini adalah suatu tmnskarboksilase, yang mengkatalisis pemindahan unit

CO2 aktif dari karboksibiotin ke asetil-KoA. Panjang dan kelenturan ikatan

antara biotin dan protein pembawanya memungkinkan gugus karboksil aktif

untuk berpindah dari suatu situs aktif ke situs aktif yang lainnya di dalam

kompleks enzim, seperti pada piruvat karboksilase. Reaksi di atas merupakan

tahap yang menentukan (membatasi) kelangsungan biosintesa asam lemak.

Enzim ini bersifat allosterik yang menjadi inaktif apabila asam sitrat atau

isositrat tidak ada.

3. Transfer gugus asil ke kompleks enzim

Yang bertindak sebagai pemula rantai asam lemak adalah asetil-KoA.

Senyawa aktif yang beratom C sebanyak 2 buah ini dikait oleh ACP yang

selanjutnya dipindahkan ke enzim β-ketoasil-ACP sintase,

Asetil-S-KoA + HS-ACP asetil-S-ACP + KoASH

ACP-asiltransferase

Asetil-S-ACP + sintase-SH asetil-S-sintase + ACP-SH

Reaksi ini dikatalisa oleh ACP-asil transferase. Gugus asetil ini

sekarang berada pada enzim β-ketoasil-ACP sintase atau singkatnya sintase

(terikat pada asam amino sintein).

Pada pemecahan asam lemak, unit ini merupakan bagian dari KoA,

sedangkan pada sintesis, ia berikatan dengan residu serin dari ACP. ACP ini

Page 7: Makalah Biokimia Sip

merupakan rantai polipeptida tunggal yang terdiri atas 77 residu dan dapat

dianggap sebagai suatu gugus prostetik raksasa atau “makro KoA”.

Gugus malonil terikat pada ACP

Malonil-KoA, yang dibentuk melalui reaksi karboksilasi dikait oleh ACP,

Malonil-S-KoA + HS-ACP malonil-S-ACP + KoA-SH dengan bantuan

enzim ACP-malonil transferase.

4. Daur Perpanjangan Pada Sintesis Asam Lemak

Sistem enzim yang mengkatalisis asam lemak jenuh rantai panjang dari

asetil KoA, malonil KoA, dan NADPH disebut sintase asam lemak.

Komponen-komponeti enzim sintase asam lemak pada bakteri akan terurai

apabila sel dirusak. Tersedianya enzim-enzim yang telah diisolasi ini

mempermudah penjelasan langkah-langkah sintesis asam lemak. Nyatanya,

reaksi-reaksi sintesis asam lemak pada organisme yang lebih tinggi banyak

kesamaannya dengan reaksi-reaksi pada bakteri, :

Pada reaksi kondensasi, satu unit empat-karbon terbentuk dari satu unit

dua-karbon dan satu unit tiga-karbon, dan CO2 dibebaskan. Mengapa unit

empat-karbon tidak terbentuk dari dua unit dua-karbon? Dengan lain perkataan,

mengapa yang bereaksi asetil-ACP dan malonil-ACP dan bukan dua molekul

asetil-ACP? Jawabannya adalah bahwa keseimbangan untuk sintesis

asetoasetil-ACP dari dua molekul asetil-ACP tidaklah menguntungkan.

Sebetulnya reaksi kondensasi dibantu oleh ATP, meskipun ATP tidak berperan

langsung pada reaksi kondensasi. ATP digunakan untuk karboksilasi asetil

KoA menjadi malonil KoA. Energi bebas yang tersimpan di dalam malonil

KoA dibebaskan pada saat dekarboksilasi bersamaan dengan terbentuknya

asetoasetil-ACP. Meskipun HCO ‘ diperlukan untuk sintesis asam lemak, atom

karbon dari bikarbonat tersebut tidak terdapat di dalam produk. Agaknya,

semua atom karbon pada asam lemak dengan jumlah atom karbon genap

berasal dari asetil KoA.

Tiga tahap berikutnya pada sintesis asam lemak ialah reduksi gugus

keto pada C-3 menjadi gugus metilen. Pertama, asetoasetil-ACP direduksi

menjadi D-3-hidroksibutiril-ACP. Reaksi ini berbeda dengan reaksi yang

Page 8: Makalah Biokimia Sip

sesuai pada pemecahan asam lemak dalam dua hal: (1) yang terbentuk di sini

adalah epimer D bukan L dan (2) NADPH merupakan reduktor, sedangkan

NAD* adalah oksidator pada oksidasi-/3. Perbedaan ini menggambarkan

prinsip-prinsip umum bahwa NADPH digunakan pada reaksi-reaksi biosintesis,

sedangkan NADH iihasilkan pada reaksi-reaksi yang menghasilkan energi.

Selanjutnya, D-3-hidroksibutiril-ACP mengalami dehidrasi membentuk

krotonil-ACP, yang merupakan suatu mz«.s-A2-enoil-ACP. Langkah akhir

daur adalah reduksi krotonil-ACP menjadi butiril-ACP. NADPH lagi-lagi

berlaku sebagai reduktor sedangkan oksidator pada reaksi yang sesuai dalam

oksidasi-/3 adalah FAD. Ketiga reaksi terakhir ini—reduksi, dehidrasi, dan

reduksi keduanya—mengubah asetoasetil-ACP menjadi butiril -ACP, yang

menyempurnakan daur perpanjangan pertama.

5. Asam Lemak Disintesis Pada Sel Eukariot Oleh Kompleks Enzim Multifungsi

Sintase asam lemak pada eukariot, tidak seperti pada E. coli merupakan

komplek muhienzim. Pada ragi kompleks multienzim tersebut mempunyai

massa 2400 kd dan dalam mikrograf elektron tampak sebagai elipsoid dengan

panjang 25 nm dan diameter melintang 21 nm. Kompleks multienzim ini terdiri

dari dua jenis rantai polipeptida dengan susunan subunit b. Rantai a

mengandung protein pembawa asil, enzim penggabung, dan/3-ketoasiI

reduktase, sedangkan rantai bmengandung asetil transasilase, malonil

transasilase,/3-hidroksiasii dehidratase, dan enoil reduktase.

Sintase asam lemak mamalia merupakan suatu dimer identik dengan

subunit masing-masing bermassa 260-kd yang identik. Tiap rantai melipat

menjadi tiga bagian yang digabungkan oleh daerah yang lentur. Bagian 1, yaitu

tempat masuk substrat dan unit kondensasi, mengandung asetil transferase,

malonil transferase, dan b-ketoasil sintase (enzim penggabung). Bagian 2, yaitu

unit reduksi, mengandung protein pembawa asil. b-ketoasil reduktase,

dehidratase, dan enoil reduktase. Bagian 3, yaitu unit pembebas palmitat

mengandung tioesterase Jadi, terdapat tujuh situs katalitik yang berlainan pada

satu rantai polipeptida.

Page 9: Makalah Biokimia Sip

Perlu diketahui bahwa banyak di antara kompleks multienzim

eukariotik adalah protein multifungsi dengan sejumlah enzim berikatan secara

kovalen. Keuntungan susunan seperti ini ialah bahwa sintesis enzim-enzim

tersebut terkoordinasi. Selain itu, suatu kompleks multienzim yang terdiri atas

enzim-enzim yang terikat secara kovalen lebih stabil daripada enzim-enzim

dengan ikatan nonkovalen. Lagi pula, zat-zat antara dapat disalurkan dari satu

situs aktif ke situs aktif lainnya tanpa meninggalkan kompleks enzim. Waktu

difusi sangat berkurang dan reaksi sampingan dapat ditekan sesedikit mungkin.

Rupanya enzim multifungsi seperti sintase asam lemak timbul pada evolusi

eukariot melalui pengacakan ekson.

6. Pemanjangan Rantai Palmitat

Pemanjangan rantai palmitat dilakukan dengan cara penambahan ACP

(Acyl Carrier Protein) atau protein pembawa asil pada setiap unit 2 karbon.

ACP terdiri dari dua gugus prostetik yaitu senyawa 4-fosfopantetein (pn) dan

residu sistein spesifik (sis). Gugus fosfopantetein-SH ACP adalah tempat

masukan gugus malonil, sementara gugus Sistein spesifik–SH ACP merupakan

tempat masuknya gugus asil.

Pada reaksi yang pertama, dikatalisis oleh ACP-transferase, gugus asetil

pada asetil-S-CoA dipindahkan ke gugus sistein-SH pada sintase. Pada reaksi

yang kedua, gugus malonil pada malonil-S-CoA dipindahkan kegugus

fofopanteteinsulfihidril ACP, dalam reaksi yang dikakatilis oleh ACP malonil

transferase. Hasil kedua reaksiini adalah bahwa enzim sintase sekarang

memiliki dua gugus asil yang terikat secara kovalen, satu gugus asetil pada

gugus sistein-SH dan satu gugus malonil pada gugus fosfopantetein-SH.

Gugus asetil dan gugus malonil yang berikatan secara kovalen dengan

gugus SH pada sintase mengalami reaksi kondensasi untuk membentuk suatu

gugus asetoasetil yang terikat pada gugus fosfopantetein-SH, dalam waktu

yang bersamaan dibebaskan molekul CO2. Reaksi ini dikatalisisi oleh 3-

ketoasil-ACP sintase. (Tahap Kondensasi)

Selanjutnya pada tahap reduksi, molekul Asetoasetil-S-ACP lalu

mengalami reduksi pada gugus karbonil dengan mempergunakan NADPH

Page 10: Makalah Biokimia Sip

sebagai pembawa elektron untuk membawa 3-hidroksibutiril-S-ACP di dalam

reaksi yang dikatalisisoleh 3-ketoasil-ACP reduktase. Kemudian 3-hidroksi

butiril ACP diubah menjadi krotonil ACP dengan pengeluaran molekul air

(dehidrasi). Enzim yang bekerja pada reaksi ini adalah 3-hidroksi asil ACP

dehidratase. Reaksi terakhir  dalam sintesis asam lemak adalah pembentukan

butiril ACP dari krotonil ACP dengan katalis enoil ACP reduktase. Jadi

putaran pertama proses perpanjangan rantai C ini telah mengubah asetil

koenzimA menjadi butiril ACP.

Untuk memulai putaran reaksi selanjutnya, dalam hal untuk

memperpanjang rantai dengan unit 2-karbon lainnya, gugus malonil

selanjutnya dipindahkan dari malonil KoA ke gugus fosfopantetin –SH pada

ACP. Gugus butiril lalu meninggalkan gugus SH-Sis dan menggantikan CO2

dari gugus malonil pada gugus ACP-SH. Gugus 3-ketonya direduksi pada

ketiga tahap selanjutnya pada siklus sintase untuk menghasilkan gugus asil 6-

karbon jenuh. Lalu gugus heksanoil dipindahkan dari fosfopantetein –SH ke

gugus sistein –SH. Dari siklus tersebut dihasilkan Palmitoil-S-ACP sebagai

produk akhir. Proses perpanjangan ini berhenti pada karbon 16, dan asam

palmitat bebas dilepaskan dari molekul ACP oleh aktivitas enzim hidrolitik.

7. Unit Fosfopanteteinil ACP Yang Lentur Membawa Substrat Dari Satu Situs

Aktif Ke Situs Aktif Lainnya

Sintesis asam lemak pada dimulai dengan pengikatan gugus asetil pada

asetil KoA ke atom oksigen pada rantai samping serin di situs aktif pada asetil

transferase. Gugus malonil pada malonil-KoA juga berikatan O pada situs aktif

malonil transferase. Reaksi dengan ini berlangsung di bagian 1 sintase.

 Selanjutnya unit asetil dipindahkan ke sulfur sistein di situs aktif enzim

penggabung dan unit malonil dipindahkan ke atom belerang gugus

fosfopanteteinil pada protein pembawa asil (ACP) yang terdapat pada rantai

lain dari dimer. Bagian 1 tiap rantai pada dimer ini berinteraksi dengan bagian

2 dan 3 rantai yang lain. Jadi, setiap dua unit fungsional pada sintase terdiri

dari bagian-bagian yang dibentuk oleh rantai yang berbeda. Memang, daerah

Page 11: Makalah Biokimia Sip

kegiatan katalitik terdapat pada permukaan antardaerah bagian pada rantai

yang berseberangan.

Pemanjangan dimulai dengan penggabungan unit asetil pada enzim

penggabung dengan bagian dua-karbon dari unit malonil pada ACP. C02

dibebaskan dan unit asetoasetil-S-fosfopanteteinil terbentuk pada ACP. Situs

aktif sulftiidril pada enzim penggabung bebas kembali. Gugus asetoasetil

selanjutnya dibawa ke tiga situs aktif di bagian 2 pada rantai yang

berseberangan untuk mereduksinya menjadi unit butiril. Unit C4 jenuh ini

kemudian pindah dari sulfur fosfopanteteinil pada ACP ke atom sulfur sistein

pada enzim penggabung. Sintase kini siap untuk daur pemanjangan berikutnya.

Unit butiril pada enzim penggabung selanjutnya menjadi terikat kepada bagian

dua-karbon dari unit malonil pada ACP untuk membentuk unit C& pada ACP

yang selanjutnya mengalami reduksi. Lima lagi daur kondensasi dan reduksi

diperlukan untuk menghasilkan rantai palmitoil (C ) pada CE yang dihidrolisis

menjadi palmitat oleh tioesterase pada bagian 3 rantai yang berseberangan.

Perpindahan rantai asil lemak yang sedang memanjang bolak-balik antara ACP

dan enzim penggabung pada tiap daur pemanjangan penting untuk

diperhatikan. Translokasi yang analog terjadi pada perpanjangan rantai peptida

pada sintesis protein.

Subunit enzim tidak memerlukan penataan ulang struktural yang besar

untuk berinteraksi dengan substrat. Substrat terdapat pada lengan yang panjang

dan lentur, dan dapat mencapai tiap-tiap situs aktif yang banyak jumlahnya.

Ingat bahwa biotin dan lipoamida juga terdapat pada lengan yang panjang dan

lentur di dalam kompleks multienzimnya. Susunan sintase asam lemak pada

ragi danorganisme yang lebih tinggi meningkatkan efisiensi keseluruhan proses

karena zat-zat antara dapat langsung dipindahkan dari satu situs aktif ke situs

aktif berikutnya.

Reaktan-reaktan tidak diencerkan dalam sitosol dan tidak perlu

berdifusi secara acak untuk dapat bereaksi. Keuntungan lain kompieks

multienzim ialah bahwa zat antara yang terikat secara kovalen akan dipisahkan

dan dilindungi terhadap reaksi-reaksi kompetitif.

Page 12: Makalah Biokimia Sip

8. Sitrat Membawa Gugus Asetil Dari Dalam Mitokondria Ke Sitosol Untuk

Sintesis Asam Lemak

Sintesis palmitat memerlukan 8 molekul asetil KoA, 14 NADPH, dan 7

ATP. Asam lemak disintesis di sitosol, sedangkan asetil KoA terbentuk dari

piruvatdi mitokondria. Dengan demikian, asetil KoA harus dipindahkan dari

mitokondria ke sitosol. Akan tetapi, mitokondria tidak permeabel bagi asetil

KoA. Ingat bahwa karnitin hanya membawa asam lemak rantai panjang.

Rintangan bagi asetil KoA dapat diatasi oleh sitrat, yang mengangkut gugus-

gugus asetil melintasi membnn bagian dalam mitokondria. Sitrat terbentuk di

dalam matriks mitokondria dari kondensasi asetil KoA dengan oksaioasetat.

Apabila kadarnya tinggi, sitrat diangkut ke sitosol, tempat ia akan dipecah oleh

ATP-sitrat liase. Jadi, asetil KoA dan oksaloasetat dipindahkan dari dalam

mitokondria ke sitosol dengan menggunakan ATP.

9. Sumber NADPH Untuk Sintesis Asam Lemak

Oksaloasetat yang terbentuk pada perpindahan gugus asetil ke sitosol

kini harus dikembalikan ke mitokondria. Membran bagian dalam mitokondria

tidak permeabel bagi oksaioasetat. Dengan demikian, diperlukan serangkaian

reaksi pintas. Yang terpenting, reaksi-reaksi ini banyak menghasilkan NADPH,

yang diperlukan untuk sintesis asam lemak. Pertama, oksaioasetat direduksi

menjadi malat oleh NADH. Reaksi ini dikatalisis oleh malat dehidrogenase di

sitosol.