makalah bioetik.docx
TRANSCRIPT
![Page 1: Makalah Bioetik.docx](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022072002/563db8b3550346aa9a961e3b/html5/thumbnails/1.jpg)
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Seperti yang kita ketahui saat ini teknologi semakin berkembang dan untuk mengakses informasi apa saja sekarang sudah ada, jadi pasien yang biasanya berobat ke rumah sakit mereka sudah banyak tahu mengenai penyakit dan penyebabnya yang mereka akses melalui media informasi uang semakin canggih ini, mekera pun semakin pandai dalam tata cara pengobatannya mereka pun menginginkan pengobatan yang sesuai dengan hak yang seharusnya dia peroleh.
Sebagai seorang dokter yang baik haruslah memperhatikan apa hak dari pasien dan menghargai apa yang diinginkan pasien.
Sekarang ini seorang dokter harus menerapkan kaidah bioetik karena didalam kaidah bioetik seorang dokter bisa menjalankan profesinya secara benar dan baik. Kaidah bioetik ini menyangkut tentang tata cara perlakuan dokter terhadap pasiennya di bidang medis.
Prinsip kaidah bioetik harus dipegang seorang dokter salama melayani pasien seorang dokter yang baik harus melayani pasien dengan menerapkan tata cara kaidah bioetik.
Pada kasus ini, penulis akan membahas tentang seorang dokter yang bernama dokter bagus yang mengabdikan dorinya sebagai seorang dokter didaerah terpencil.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah “ Ketaatan seorang dokter dalam pelayanannya“.
Penulis memilih rumusan masalah ini karena perumusan ini sudah mencakup berbagai aspekyang diterapkan oleh seorang dokter dalam pelayanannya sehingga mudah untuk dijabarkan lebih luas dan dapat diperdalam lagi perumusan ini.
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah supaya kita lebih memahami kaidah bioetik untuk menjadi seorang dokter. Dan untuk memenuhi tugas PBL tentang bioetk.
A. Identifikasi masalah yang tidak diketahui
Asites adalah penumpukan cairan pada rongga peritoneum. Obat Kemoterapeutik adalah istilah obat-obatanyang digunakan pada penderita
kanker.
B. Rumusan Masalah
- kekurangan sarana dan tenaga kerja
![Page 2: Makalah Bioetik.docx](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022072002/563db8b3550346aa9a961e3b/html5/thumbnails/2.jpg)
- Pasien dokter bagus sanggat banyak
- Daerah wilayah kerja dokter bagus sangat terpencil
C. Mind Map
D. Hipotesis
Dokter bagus telah menerapkan kaidah bioetik dalam menjalankan profesinya sebagai
dokter selama 25 tahun.
PEMBAHASAN
2.1 Defenisi Bioetik
Bioetika sudah begitu lama dan tentunya sudah terkenal, banyak sekali definisi bioetika menurut para ahli
Bioetika berasal dari kata bios yang berati kehidupan dan ethos yang berarti norma-
norma atau nilai-nilai moral. Bioetika merupakan studi interdisipliner tentang masalah yang
ditimbulkan oleh perkembangan di bidang biologi dan ilmu kedokteran baik skala mikro maupun
makro, masa kini dan masa mendatang. Bioetika mencakup isu-isu sosial, agama, ekonomi, dan
hukum bahkan politik. Bioetika selain membicarakan bidang medis, seperti abortus, euthanasia,
transplantasi organ, teknologi reproduksi butan, dan rekayasa genetik, membahas pula masalah
kesehatan, faktor budaya yang berperan dalam lingkup kesehatan masyarakat, hak pasien,
moralitas penyembuhan tradisional, lingkungan kerja, demografi, dan sebagainya. Bioetika
memberi perhatian yang besar pula terhadap penelitian kesehatan pada manusia dan hewan
percobaan.
Bioetik
Beneficence
Non-Maleficence
Justice
Autonomi
![Page 3: Makalah Bioetik.docx](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022072002/563db8b3550346aa9a961e3b/html5/thumbnails/3.jpg)
Menurut F. Abel, Bioetika adalah studi interdisipliner tentang masalah-masalah yang
ditimbulkan oleh perkembangan biologi dan kedokteran, tidak hanya memperhatikan masalah-
masalah yang terjadi pada masa sekarang, tetapi juga memperhitungkan timbulnya masalah pada
masa yang akan datang.
2.2 PEMBAHASAN MASALAH
Masalah bioetik pertama kali diteliti oleh Institutefor the Study of Society, Ethics and
The Life Sciences, Hosting Center, New York (Amerika Serikat) pada tahun 1969. Kini Terdapat
banyak lembaga didunia yang menekuni penelitian dan diskusi mengenai berbagi isu etika
biomedik.
Kaidah kaidah bioetik merupakah sebuah hukum mutlak bagi seorang dokter. Seorang
dokter wajib mengamalkan prinsip prinsip yang ada dalam kaidah tersebut, tetapi pada beberapa
kasus, karena kondisi berbeda, satu prinsip menjadi lebih penting dan sah untuk digunakan
dengan mengorbankan prinsip yang lain. Kondisi seperti ini disebut Prima Facie. Konsil
Kedokteran Indonesia, dengan mengadopsi prinsip etika kedokteran barat, menetapkan bahwa,
praktik kedokteran Indonesia mengacu kepada kepada 4 kaidah dasar moral yang sering juga
disebut kaidah dasar etika kedokteran atau bioetika, yaitu:
Beneficence, Non – Maleficence, Justice dan Autonomi
2.2.1 Beneficence
Sikap seorang dokter yang baik dan sangat mementingkan keselamatan pasiennya dan
dalam prinsip ini seorang dokter akan terus berusaha untuk membahagiakan pasien dan dia akan
meminimalisasi akibat buruk yang akan diperoleh pasien dan dia melihat pasien itu secara umum
dan menyeluruh. Prinsip prinsip yang terkandung didalam kaidah ini adalah;
Mengutamakan Alturisme dan Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia
Memandang pasien atau keluarga bukanlah suatu tindakan tidak hanya menguntungkan
seorang dokter dan Tidak ada pembatasan “goal based”
![Page 4: Makalah Bioetik.docx](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022072002/563db8b3550346aa9a961e3b/html5/thumbnails/4.jpg)
Mengusahakan agar kebaikan atau manfaatnya lebih banyak dibandingkan dengan suatu
keburukannya dan Paternalisme bertanggung jawab/kasih sayang
Menjamin kehidupan baik-minimal manusia dan Memaksimalisasi hak-hak pasien secara
keseluruhan dan Menerapkan Golden Rule Principle, yaitu melakukan hal yang baik
seperti yang orang lain inginkan
Memberi suatu resep berkhasiat namun murah danMengembangkan profesi secara terus
menerus dan Minimalisasi akibat buruk
Kaidah Benefince dalam kasus dokter Bagus
Dokter Bagus bertugas dari pagi hari sampai sore hari tetapi tidak menutup kemungkinan ia
harus mengobati pasien dimalam hari bila ada warga desa yang membutuhkan pertolongannya.
(Paragraf……..1).
Disini dokter bagus menunjukan bahwa ia melayani pasien tanpa mengenal batas waktu
walaupun sebenarnya ia merasakan kelelahan, tetapi hal tersebut tidak meruntuhkan niatnnya
untuk menolong pasien dokter bagus juga rela berkorban demi orang lain.
Dalam kasus ini, dokter bagus telah menjalankan prinsip altruisme dalam kaidah Beneficence.
3. Dokter Bagus memberikan beberapa macam obat dan vitamin serta nasehat agar istirahat
yang cukup ( paragraf…………2)
Disini dokter Bagus memberi perhatian penuh kepada pasien, dalam mengusahakan agar
kebaikan serta manfaatnya lebih besar dibandingkan dengan kerugian yang akan diterima pasien.
4. “Pak mantri tolong bikinkan puyer untuk anak ibu ini dan setelah itu tolong jelaskan cara
membuat air oralit pada ibu ini” kata dokter Bagus kepada pak mantri. (Paragraf 3)
![Page 5: Makalah Bioetik.docx](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022072002/563db8b3550346aa9a961e3b/html5/thumbnails/5.jpg)
Dapat dilihat jika dokter Bagus juga menjalankan prinsip Benefince yang ke 15 yaitu,
memberikan obat berkhasiat namun murah kepada pasiennya.
5. “Pak, yang hanya dapat saya lakukan adalah memberi obat obatan penunjang agar anak
bapak tidak terlalu menderita” kata dokter Bagus sambil menyerahkan obat kepada orang tua
pasien. (paragraf ………4)
Dokter bagus memberikan obat penunjang untuk meminimalisasi akibat buruk agar pasien tidak
terlalu menderita.
6. Sambil bersimbah peluh, dokter Bagus akhirnya menyelesaikan tindakan amputasi
telapak tangan pemuda yang mengalami kecelakaan tersebut. (Paragraf 5).
Disini dokter Bagus menunjukkan sisi paternalisme penuh kasih sayang dan bertanggung jawab
sebagai seorang dokter dalam menangani pasiennya.
7. Demikianlah kegiatan sehari-hari dokter Bagus dan tanpa terasa sudah 25 tahun dokter
Bagus mengabdi di desa tersebut.
Disini dokter Bagus menunjukkan sisi altruisme, ia menolong dan rela berkorban demi
kepentingan orang lain, dan tidak mementingkan dirinya sendiri.
2.2.2 Non – Malficence
Non-malficence adalah suatu prinsip yang mana seorang dokter tidak melakukan perbuatan yang
memperburuk pasien dan memilih pengobatan yang paling kecil resikonya bagi pasien yang
dirawat atau diobati olehnya. Pernyataan kuno Fist, do no harm, tetap berlaku dan harus diikuti.
Non-malficence mempunyai ciri-ciri:
![Page 6: Makalah Bioetik.docx](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022072002/563db8b3550346aa9a961e3b/html5/thumbnails/6.jpg)
Menolong pasien emergensi,Mengobati pasien yang luka dan Tidak membunuh pasien
Tidak memandang pasien sebagai objek
Tidak menghina/mencaci maki/memanfaatkan pasien, melindungi pasien dari serangan
dan Manfaat pasien lebih banyak daripada kerugian dokter
Tidak membahayakan pasien karena kelalaian ,menghindari misrepresentasi dan member
semangat hidup danTidak melakukan white collar crime
Kaidah Non maleficence dalam kasus dokter bagus
Pada pemeriksaan, dokter Bagus mendapatkan telapak tangan pemuda tersebut hancur. Dokter
Bagus bertanya kepada orang-orang yang mengantar pemuda tadi apakah diantara mereka ada
keluarga dari pemuda tersebut. Dari serombongan orang tadi keluar seorang perempuan, ia
mengatakan bahwa ia adalah istri dari pemuda tersebut. Dokter Bagus menjelaskan keadaan
telapak tangan kanan suaminya dan tindakan yang harus dilakukan adalah amputasi. (Paragraf 5).
Disini dokter Bagus menunjukkan usahanya yaitu melakukan amputasi dalam hal untuk
meminimalisasi akibat buruk yang akan merugikan pasien, seperti kehilangan nyawa akibat
pendarahan.
2.2.3 Autonomi
Dalam kaidah ini, seorang dokter wajib menghormati martabat dan hak manusia. Setiap individu
harus diperlakukan sebagai manusia yang mempunyai hak menentukan nasib sendiri. Dalam hal
ini pasien diberi hak untuk berfikir secara logis dan membuat keputusan sendiri. Autonomi
bermaksud menghendaki, menyetujui, membenarkan, membela, dan membiarkan pasien demi
dirinya sendiri. Kaidah Autonomi mempunyai prinsip – prinsip sebagai berikut:
![Page 7: Makalah Bioetik.docx](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022072002/563db8b3550346aa9a961e3b/html5/thumbnails/7.jpg)
Menghargai hak menentukan nasib sendiri,Tidak mengintervensi pasien dalam membuat
keputusan,Berterus terang menghargai privasi dan Menjaga rahasia pasien
Menghargai rasionalitas pasien, Melaksanakan Informed Consent
Membiarkan pasien dewasa dan kompeten mengambil keputusan sendiri
Tidak mengintervensi atau menghalangi autonomi pasien,mencegah pihak lain
mengintervensi pasien dalam membuat keputusan, termasuk keluarga pasien sendiri
Sabar menunggu keputusan yang akan diambil pasien pada kasus non emergensi, tidak
berbohong kepada pasien meskipun demi kebaikann pasien dan Mejaga hubungan atau
kontrak
Kaidah Autonomi dalam kasus dr. Bagus :
1. Namun ibu tersebut menolak karena tidak mempunyai uang untuk berobat. “Baiklah
kalau begitu saya akan memberi ibu obat dan oralit untuk anak ibu, nanti ibu berikan obat
tersebut sesuai dengan aturan dan usahakan anak ibu minum oralit sesering mungkin, nanti sore
setelah selesai tugas saya akan mampir kerumah ibu untuk melihat kondisi keadaan anak ibu”,
kata dokter Bagus. (Paragraf 3).
Disini dokter Bagus menunjukkan bahwa setiap keputusan itu berada di tangan pasien, dan
dokter bagus tidak mengintervensi keputusan dari ibu tersebut. Dia juga tetap menjaga hubungan
atau kontrak dengan pasien, dengan berjanji akan mengunjungi anak dari ibu tersebut
2. Dokter Bagus menjelaskan keadaan telapak tangan kanan suaminya dan tindakan yang
harus dilakukan adalah amputasi. (Paragraf 5).
![Page 8: Makalah Bioetik.docx](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022072002/563db8b3550346aa9a961e3b/html5/thumbnails/8.jpg)
Disini dokter bagus berterus terang dan tidak berbohong demi kebaikan pasien itu sendiri.
3. Melihat kondisi pasien yang baik dan stabil, akhirnya pasien diperbolehkan pulang
dengan diberi beberapa macam obat dan anjuran agar besok datang kembali untuk kontrol.
(Paragraf 5).
Dapat dilihat bahwa dokter Bagus sepenuhnya memberikan keputusan kepada pasien,
apakah dia mau dirawat atau tidak, dan dokter Bagus pun tetap menjaga hubungannya dengan
pasien melalui kontrol rutin yang dilakukannya.
4. Setelah menerima penjelasan tentang kemungkinan penyakit yang dideritanya, pasien
pulang dengan membawa surat rujukan tersebut. (Paragraf 6)
Dapat kita lihat juga dalam paragraph ini, bahwa dokter Bagus selalu menerapkan prinsip
prinsip yang ada didalam kaidah Autonomi. Dalam kasus ini, dokter Bagus menerapkan prinsip
ke 3, yaitu berterus terang kepada pasiennya.
2.2.4 Justice
Keadilan atau Justice adalah suatu prinsip dimana seorang dokter wajib memberikan
perlakuan sama rata serta adil untuk kebahagiaan dan kenyamanan pasien tersebut. Perbedaan
tingkat ekonomi, pandangan politik, agama, kebangsaan, perbedaan kedudukan sosial,
kebangsaan, dan kewarganegaraan tidak boleh mengubah sikap dan pelayanan dokter terhadap
pasiennya. Justice mempunyai ciri-ciri :
Memberlakukan segala sesuatu secara universal, Mengambil porsi terakhir dari proses
membagi yang telah ia lakukan,Memberikan kesempatan yang sama terhadap pribadi
dalam posisi yang sama dan Menghargai hak sehat pasien
![Page 9: Makalah Bioetik.docx](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022072002/563db8b3550346aa9a961e3b/html5/thumbnails/9.jpg)
Menghargai hak hukum pasien,Menghargai hak orang lain dan Menjaga kelompok rentan
Tidak membedakan pelayanan terhadap pasien atas dasar SARA, status social, dan
sebagainya dan Tidak melakukan penyalahgunaan
Memberikan kontribusi yang relatif sama dengan kebutuhan pasien
Meminta partisipasi pasien sesuai dengan kemampuannya, kewajiban mendistribusikan
keuntungan dan kerugian secara adil, mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat
yang tepat dan kompeten,Tidak memberi beban berat secara tidak merata tanpa alasan
sah atau tepat,Menghormati dan hak populasi yang sama sama rentan penyakit atau
gangguan kesehatan,Bijak dalam makroalokasi
Kaidah Justice dalam kasus dr. Bagus :
1. Pada suatu pagi hari, ketika ia datang ke puskesmas sudah ada 4 orang pasien yang
sedang mengantri. Dokter bagus memeriksa pasien sesuai nomor urut pendaftaran, hal ini
dilakukannya agar pemeriksaan pasien berjalan tertib teratur. (Paragraf 2).
Disini dokter Bagus menunjukkan keadilannya dalam menangani pasien, ia memeriksa
pasiennya secara teratur menurut nomor urut agar pemeriksaan berjalan dengan tertib, lancar dan
tidak membeda-bedakan pasien.
2. “Pak mantri tolong bikinkan puyer untuk anak ibu ini dan setelah itu tolong jelaskan cara
membuat air oralit pada ibu ini” kata dokter Bagus kepada pak mantri. (Paragraf 3)
Dari percakapan dokter bagus diatas, dapat dilihat jika dokter Bagus menjalankan prinsip
Justice yang ke sepuluh, yaitu memberikan kontribusi yang relatif sama dengan kebutuhan
pasien
![Page 10: Makalah Bioetik.docx](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022072002/563db8b3550346aa9a961e3b/html5/thumbnails/10.jpg)
3. Dokter Bagus meminta kesediaan pasien keempat untuk menunggu diluar karena ia akan
terlebih dahulu memberi pertolongan pada pemuda tersebut. (Paragraf 5).
Di sini dokter bagus menjalankan prinsip Justice yang ketiga, yaitu memberi kesempatan
yang sama terhadap pribadi dalam posisi yang sama.
PENUTUP
3. Kesimpulan
Dalam kasus dokter bagus ini terdapatbeberapa contoh yang sesuai dengan prinsip
bioetika kedokteran. Dan perilaku dokter bagus ini patut dicontohi oleh kita semua dan semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa dalam menjalankan kaidah dasar bioetiknya dan
diterapkan nanti setelah menjadi seorang dokter.
Daftar Pustaka
1.Budi S, Zulhasmar S, Tjetjepn DS. Bioetik dan Hukum kedokteran. Ed 1. Jakarta : Pustaka
Dwipar, 2005.h.29-31
2. Hanafiah, J, Amri amir. 2009. Etika Kedokteran dan Hukum\Kesehatan (4th ed). Jakarta: EDC
3.Hartono, Budiman., Salim Darminto. 2012. Modul Blok 1 Who Am I? Bioetika, Humaiora
dan Profesoinalisme dalam Profesi Dokter. Jakarta: UKRIDA.