makalah biaya produksi.docx
TRANSCRIPT
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. karena berkat limpahan rahmat
serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Solawat beserta salam
tak lupa kita junjung agungkan pada Nabi besar Muhammad SAW yang kita nantikan
syafa’atnya di yaumul kimat kelak,
Makalah dengan judul “Biaya Produksi” ini ditulis untuk memenuhi tugas mata
kuliah Ekonomi Manajerial serta untuk menambah pengetahuan kepada pembaca tentang
konsep Teori Biaya Produksi.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini. Semoga Allah SWT. senantiasa meridhoi segala
usaha kita. Amin.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Seiring dengan berkembangnya ilmu teknologi, ilmu pengetahuan, dan
bertambahnya penduduk, memaksa kebutuhan hidup terus meningkat. Pada saat ini
kebutuhan hidup tidak bisa diambil langsung dari alam, akan tetapi harus diolah dahulu
dengan cepat, efesien, dan harga terjangkau. Keadaan ini dimanfaatkan dengan baik oleh
sebagian orang untuk memperoleh keuntungan. Akan tetapi, permintaan pasar berubah-
ubah sehingga menyulitkan perusahaan untuk melakukan kegiatan produksinya, produk
apa yang akan di produksi?. Namun dalam melakukan proses produksi suatu barang,
perusahaan seharusnya memperhatikan beberapa hal sebelum melakukan produksi, salah
satunya kekuatan finansial yang mereka miliki, seperti biaya produksi. Untuk mencapai hal
tersebut, tentu pemahaman akan biaya produksi sangat diperlukan, karena biaya produksi
merupakan faktor penting yang perlu diperhatikan ketika perusahaan hendak menghasilkan
suatu produk. Pemahaman tentang biaya produksi sangat penting bagi suatu perusahaan,
karena dengan itu perusahaan dapat memperhitungkan biaya-biaya apa saja yang memang
diperlukan untuk menghasilkan suatu barang. Biaya produksi adalah beban yang harus
ditanggung oleh produsen dalam bentuk uang untuk menghasilkan suatu barang atau jasa.
Menetapkan biaya produksi berdasarkan pengertian tersebut memerlukan kecermatan
karena terkadang ada hal yang sulit diidentifikasikan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian biaya produksi
2. Apa saja jenis-jenis biaya produksi?
3. Bagaimana cara Menggambar biaya produksi?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian biaya produksi
2. Mengetahui apa saja jenis-jenis biaya produksi
3. Mengetahui cara Menggambar biaya produksi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Biaya produksi
Biaya adalah semua pengeluaran yang dapat diukur dengan uang, baik yang telah,
sedang maupun yang akan dikeluarkan untuk menghasilkan suatu produk. Biaya produksi
adalah semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-
faktor produksi dan bahan-bahan mentah yang akan digunakan untuk menciptakan barang-
barang yang diproduksikan perusahaan tersebut. Untuk menghasilkan barang atau jasa
diperlukan faktor-faktor produksi seperti bahan baku, tenaga kerja, modal, dan keahlian
pengusaha. Semua faktor-faktor produksi yang dipakai merupakan pengorbanan dari
proses produksi dan juga berfungsi sebagai ukuran untuk menentukan harga pokok barang.
Input yang digunakan untuk memproduksi output tersebut sering disebut biaya oportunis.
Biaya oportunis sendiri merupakan biaya suatu faktor produksi yang memiliki nilai
maksimum yang menghasilkan output dalam suatu penggunaan alternatif.
Biaya produksi dapat meliputi unsur-unsur sebagai berikut:
1. Bahan baku atau bahan dasar termasuk bahan setengah jadi
2. Bahan-bahan pembantu atau penolong
3. Upah tenaga kerja dari tenaga kerja kuli hingga direktur.
4. Penyusutan peralatan produksi
5. Uang modal, sewa
6. Biaya penunjang seperti biaya angkut, biaya administrasi, pemeliharaan, biaya listrik,
biaya keamanan dan asuransi.
7. Biaya pemasaran seperti biaya iklan.
8. Pajak.
Biaya produksi dapat dibagi menjadi dua, yaitu
1. Biaya Eksplisit ( Biaya nyata )
Biaya Eksplisit ialah biaya yang nyata-nyata dikeluarkan dalam memperoleh faktor
produksi (nilai dan semua input yang dibeli untuk produksi). Pembayarannya berupa uang
untuk mendapatkan faktor-faktor produksi dan bahan mentah yang dibutuhkan perusahaan.
Contoh: biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya sewa gedung, dll.
2. Biaya Implisit ( Biaya tidak nyata )
Biaya implisit disebut juga imputed cost (ongkos tersembunyi), ialah taksiran biaya
atas faktor produksi yang dimiliki sendiri oleh perusahaan dan ikut digunakan dalam
proses produksi yang dimiliki oleh perusahaan.
Contoh: biaya penyusutan alat.
Teori biaya produksi berdasarkan jangka waktunya, biaya produksi di bedakan menjadi
2 yaitu :
1. Biaya Jangka Pendek.
Dalam jangka pendek perusahan adalah jangka waktu di mana sebagian faktor produksi
tidak dapat di tambah jumlahnya.
teori – teori biaya produksi dalam jangka pendek, Yakni:
a. Biaya Total (Total Cost / TC)
Keseluruhan biaya yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan yang terdiri dari biaya
Variabel dan Biaya Tetap. TC= TVC + TFC
b. Biaya Variabel Total (Total Variabel Cost / TVC)
Keseluruhan biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam faktor produksi dan bersifat
Variabel atau dapat berubah – ubah sesuai dengan hasil produksi yang akan
dihasilkan.
Semakin banyak produk yang dhasilkan, maka semakin besar pula biaya yang harus
dikeluarkan.
Contoh : Biaya bahan baku , upah tenaga kerja, bahan bakar,dll.
TVC= TC-TFC
c. Biaya Tetap (Total Fixed Cost / TFC)
Biaya yang tidak berubah mengikuti tingkat produksi.
Artinya biaya ini besarnya tidak dipengaruhi oleh jumlah Output yang dihasilkan.
Contoh: biaya abonemen Telepon, Biaya Pemeliharaan Bangunan,biaya
penyusutan, dls.
TFC=TC-TVC
d. Biaya Total Rata-rata (Average Total Cost / ATC)
BiayaTotal (TC) untuk memproduksi sejumlah barang tertentu dibagi dengan
jumlah Produksi tertentu oleh perusahaan tersebut (Q).
ATC =TC/Q
Q= jumlah Output yang dihasilkan
Biaya total rata-rata juga dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
ATC = AVC+AFC
e. Biaya Variabel rata-rata (Average Variabel Cost / AVC)
Biaya Variabel Total (TVC) untuk memproduksi sejumlah barang tertentu dibagi
dengan jumlah produksi tertentu(Q).
AVC= TVC/Q
Atau dapat juga dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
AVC=ATC-AFC
f. Biaya tetap Rata –rata (Average Fixed Cost / AFC)
Biaya tetap (TFC) untuk memproduksi sejumllah barang tertentudibagi dengan
jumlah produksi tertentu (Q).
AFC=TFC/Q
Atau dapat juga dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
AFC=ATC-AVC
g. Biaya Marginal (Marginal Cost / MC)
Kenaikan biaya produksi yang dikeluarkan untuk menambah satu satuan output.
2. Biaya Produksi Jangka Panjang.
Sedangkan jangka waktu panjang merupakan segala faktor produksi yang masih dapat
berubah – ubah.
Teori – teori biaya jangka panjang yakni diantaranya ialah :
Biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan seluruh output dan bersifat Variabel.
Biaya total sama dengan perubahan biaya Variabel. LTC=∆LVC
Dengan LTC= biaya total jangka panjang (Long Run Total Cost)
∆LVC= Perubahan Biaya Variabel jangka panjang.
a. Biaya Marjinal jangka panjang
Tambahan biaya karena menambah produksi sebanyak 1 unit.
Perubahan biaya total sama dengan perubahan biaya variable.
Maka, LMC=∆LTC/∆Q
Dengan LMC= Biaya marjinal jangka panjang (Long Run Marjinal Cost)
∆LTC= Perubahan Biaya Total jangka Panjang
∆Q= Perubahan Output
b. Biaya Rata – rata
Biaya total dibagi Jumlah Output. LRAC=LTC/Q
Dengan LRAC=Biaya Rata – Rata Jangka panjang (Long Run Average Cost)
Q = Jumlah output.
B. Jenis-jenis biaya produksi
Jenis-jenis biaya produksi menurut perilakunya dalam hubungannya dengan volume
kegiatan. Keberhasilan dalam perencanaan dan pengendalian biaya tergantung pada
pemahaman yang menyeluruh mengenai hubungan antara terjadinya biaya dan
kegiatan bisnis. Telaah dan analisis yang cermat, yang mempengaruhi kegiatan bisnis
terhadap biaya umumnya akan menghasilkan penggolongan setiap jenis pengeluaran
ke dalam biaya tetap, variable, atau semi variable.
1. Biaya Tetap atau Fixed Cost (FC)
biaya tetap adalah biaya yang sifatnya tetap walaupun kegiatan produksi berubah-ubah.
Meskipun beberapa jenis biaya tampak tetap, namun dalam jangka panjang semua
biaya adalah variable. Jika semua kegiatan bisnis menurun sampai nol dan tidak ada
prospek bagi kegiatan tersebut untuk meningkat, perusahaan akan melakukan likuidasi,
dengan demikian perusahaan akan menghindari semua biaya. Jika kegiatan diharapkan
meningkat sampai melebihi kapasitas yang ada saat ini, biaya tetap harus ditingkatkan
untuk mengimbangi kelebihan volume tersebut. Contoh biaya tetap : beban penyusutan,
beban sewa, asuransi kekayaan, pajak bumi dan bangunan, dan lain-lain.
C. Jika manajemen mengharapkan permintaan atas produk perusahaan
akan meningkat sampai melebihi kapasitas dari fasilitas produksi saat ini, maka
manajemen harus mengupayakan tambahan pabrik dan peralatan, dan mungkin tenaga
kerja. Akibatnya, perusahaan akan mengalami peningkatan biaya tetap untuk itu jenis
pengeluaran tertentu harus digolongkan sebagai biaya tetap hanya dalam rentang
kegiatan yang terbatas. Rentang kegiatas yang terbatas ini disebut rentang yang
relevan. Total biaya tetap akan berubah di luar rentang kegiatan yang relevan.
Perubahan biaya tetap pada tingkat kegiatan yang berbeda dan rentang yang relevan
digambarkan dalam gambar berikut ini.
2. Biaya Variabel atau Variable Cost (VC)
D. Menurut Carter dan Usry yang dialihbahaskan oleh Krista (2004; 59) disebutkan bahwa
:
E. “ Biaya variabel didefinisikan sebagai biaya yang secara total meningkat secara
proposional terhadap peningkatan dalam aktivitas, dan menurun secara proposional
terhadap penurunan dalam aktivitas.”
F. Sedangkan menurut Hansen & Mowen yang dialihbahaskan oleh Ancella A.
Hermawan (2000; 85) disebutkan bahwa :
G. “biaya variabel adalah biaya yang meningkat dalam total seiring dengan peningkatan
keluaran kegiatan dan menurun dalam total seiring dengan penurunan keluaran
kegiatan.”
H. Jadi, dari pengertian di atas penulis simpulkan bahwa biaya variabel adalah biaya yang
secara total berubah proposional seiring dengan perubahan kegiatan produksi.
I. Biaya variabel meliputi biaya bahan langsung, pekerja langsung, bahan penolong
tertentu, biaya pengerjaan ulang. Biasanya biaya variabel dapat secara langsung
diidentifikasikan dengan kegiatan yang mengakibatkan adanya biaya tersebut. Contoh
biaya variabel : bahan material, bahan bakar, upah buruh langsung, biaya energi,
reklamasi, biaya lembur.
J. Jenis biaya variabel dapat dibedakan sebagai berikut:
K. 1. Biaya Variabel Total atau Total Variable Cost (TVC)
L. Biaya variabel total merupakan seluruh biaya yang harus dikeluarkan selama masa
produksi output dalam jumlah tertentu untuk memperoleh faktor produksi yang dapat
diubah jumlahnya. Dimisalkan bahwa faktor produksi yang dapat berubah jumlahnya
adalah tenaga kerja. Setiap tenaga kerja yang digunakan memperoleh pendapatan
sebesar Rp 50.000. Bahan-bahan mentah merupakan variabel yang berubah jumlah dan
nilainya dalam proses produksi. Semakin tinggi produksi, semakin banyak bahan
mentah yang yang diperlukan. Oleh sebab itu, biaya berubah biasanya merupakan
perbelanjaan untuk membayar tenaga kerja yang digunakan.
M.
N. 2. Biaya Variabel Rata-Rata atau Average Variable Cost (AVC)
O. Biaya variable rata-rata merupakan nilai biaya yag diperoleh dari perhitungan biaya
variable dibagi dengan jumlah produksi.
P. Perhitungan Biaya Variabel Rata-rata
Jumlah Produksi (Q)(Unit)
Biaya Variabel (TVC)(Rp)
Biaya Variabel Rata-rata(AVC=TVC:Q) (Rp)
102030
550650750
5532,525
405060708090100
85095010551150125013501450
21,251917,516,415,61514,5
Q.
R. Dalam praktiknya, hubungan antara kegiatan produksi dan biaya variabel yang
ditimbulkannya biasanya dianggap seakan-akan bersifat linear. Total biaya variabel
dianggap meningkat dalm jumlah yang konstan untuk peningkatan setiap unit kegiatan.
Namun, hubungan yang sebenarnya sangat jarang bersifat linear secara sempurna pada
seluruh rentang relevan yang memungkinkan. Misalnya, pada saat volume kegiatan
meningkat sampai ke tingkat tertentu, barangkali manajemen akan menambah mesin
produksi yang baru. Akibatnya, biaya kegiatan per unit akan berbeda-beda pada
berbagai tingkat kegiatan. Meskipun demikian, dalam rentang relevan tertentu,
hubungan antara kegiatan dan biaya variabelnya kurang lebih bersifat linear. Hubungan
ini ditunjukan dalam gambar 2.2 dibawah ini. Garis B menggambarkan biaya variabel
aktual pada semua tingkat kegiatan, dan garis A menunjukan biaya produksi variabel
yang dihitung pada semua tingkat kegiatan yang ditentukan berdasarkan observasi pada
rentang relevan.
S.
T.
U.
V.
W.
X.
Y.
Z.
AA.
BB.
CC.
DD.
EE. Adapun sifat-sifat biaya variabel adalah sebagai berikut:
FF. 1) Biaya ini mudah digunakan oleh bagian-bagian perusahaan yang bersangkutan.
Penggolongan biaya berdasarkan hubungan dengan masa pembukuan adalah sebagai
berikut:
GG. a. Pengeluaran Penghasilan (Revenue Expenditure). Pengeluaran yang dilakukan
untuk memperoleh penghasilan dalam masa pembukuan perusahaan yang bersangkutan
dan dibebankan sebagai biaya.
HH. b. Pengeluaran Modal (Capital Expenditure). Pengeluaran modal ini tidak
seluruhnya dibebankan sebagai biaya dalam masa pembukuan di mana pengeluaran
biaya terjadi.
II. Pada waktu pengeluaran modal itu terjadi, maka pengeluaran tersebut dimasukkan
sebagai kekayaan dalam bentuk harta (aktiva). Sedangkan penyusutan dari harta ini
secara bertahap setiap tahun pembukuan dibebankan sebagai unsur biaya.
JJ.
KK. 2) Besarnya biaya berubah-ubah sesuai dengan perubahan kegiatan perusahaan.
LL.a. Proporsional atau sebanding. Besarnya kegiatan usaha naik, maka jumlah biaya
variabel juga naik. Kenaikan ini sama besarnya. Misalnya, besarnya kegiatan
perusahaan naik 10%, maka besarnya biaya variabel juga naik 10%.
MM. b. Progresif atau semakin besar. Jika kegiatan usaha meningkatkan biaya variabel
juga meningkat, tetapi juga peningkatan kegiatan usaha lebih kecil dari peningkatan
biaya variabel. Misalnya besarnya kegiatan perusahaan naik 10%, sedangkan besarnya
biaya variabel naik 12%
NN. c. Degresif atau semakin kecil. Jika kegiatan usaha meningkat, maka biaya
variabel juga meningkat. Namun, besarnya kenaikan kegiatan usaha lebih besar dari
pada besarnya kenaikan biaya variabel.
OO. Misalnya besarnya kegiatan perusahaan naik 10%, sedangkan besarnya variabel
hanya naik 8% (makin kecil).
PP. 3. Biaya Semi VariabelQQ. Menurut Carter dan Usry yang dialihbahasakan oleh Krista (2004;60) disebutkan
bahwa :
RR. “Biaya semi variabel didefinisikan sebagai biaya yang memperlihatkan baik
karakteristik dari biaya tetap maupun biaya variable.”
SS. Sedangkan menurut Hansen & Mowen yang dialihbahasakan oleh Ancella A.
Hermawan (2000; 85) disebutkan bahwa :
TT.“ biaya semi variabel (campuran) adalah biaya yang memiliki komponen biaya tetap
dan variabel.”
UU. Dari pengertian di atas penyusun simpulkan bahwa biaya semi variabel merupakan
biaya yang mengandung sifat biaya tetap dan variabel. Misalnya, bahan bakar,
pemeliharaan, biaya pensiun, pajak atas upah, dan perjalanan serta hiburan.
VV. Biaya semivariabel digambarkan dalam gambar 2.3 dibawah ini. Garis C
pada gambar tersebut menunjukkan biaya actual pada semua tingkat produksi. Dalam
gambar ini, garis biaya aktual (garis C) tidak linier. Ini bisa terjadi karena penggunaan
teknik atau peralatan produksi yang berbeda dan atau karena tingkat penggunaan
kapasitas yang berbeda pada tingkat produksi yang berbeda. Garis putus-putus
merupakan garis lurus dan menunjukkan jumlah unsur tetap dan variabel dari semi
variabel ( garis A dan B) pada semua tingkat kegiatan yang ditentukan berdasarkan
observasi dalam rentang relevan. Apabila garis B dan garis C yang tidak terputus
terhimpit, maka asumsi linier sangat mendekati hubungan yang sebenarnya. Daerah
yang berhimpitan ini merupakan rentang yang relevan. Penggunaan biaya tetap dan
tariff biaya variabel yang telah dihitung untuk memperkirakan biaya pada setiap tingkat
kegiatan diluar rentang yang relevan akan menghasilkan estimasi yang tidak dapat
diandalkan.
WW.Cara menggambarkan biaya produksi
cara penggolongan biaya yaitu diantaranya sebagai berikut:
1. Penggolongan biaya menurut objek pengeluaran:Merupakan dasar penggolongan biaya yang terdiri dari:
a. Biaya bahan bakub. Biaya tenaga kerja langsungc. Biaya overhead
2. Penggolongan biaya menurut fungsi pokok dalam perusahaan:
a. Biaya produksi. Merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual.
b. Biaya pemasaran. Merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk.
c. Biaya administrasi dan umum. Merupakan biaya-biaya untuk mengkoordinasikan kegiatan produksi dan pemasaran produk.
3. Penggolongan biaya menurut hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayainya:
a. Biaya langsung. Biaya langsung adalah biaya yang terjadi, yang penyebab satu-satunya adalah karena adanya sesuatu yang dibiayainya. Jika sesuatu yang dibiayainya tersebut tidak ada, maka biaya langsung ini tidak akan terjadi.
b. Biaya tidak langsung. Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadinya tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayainya. Biaya tidak langsung dalam hubungannya dengan produk disebut dengan istilah biaya produksi tidak langsung atau biaya overhead pabrik (factory overhead costs).
4. Penggolongan biaya menurut perilakunya dalam hubungannya dengan perubahan volume aktivitas:
a. Biaya variabel.Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan
b. Biaya semivariabel. Biaya semivariabel adalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan.
c. Biaya semifixed. Biaya semifixed adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi tertentu.
d. Biaya tetap. Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar volume kegiatan tertentu.
- See more at: http://referensiakuntansi.blogspot.com/2012/10/konsep-biaya-dan-cara-penggolongan-biaya.html#sthash.dohNUspc.dpuf